TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 40-45 TAHUN TERHADAP
PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI
DESA CANDIREJO NGAWEN KLATEN
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
AYU OKTAVIYANI
NIM B11 066
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Kecemasan Terhadap Perubahan
Psikologis Wanita Usia 40-45 Tahun Di Desa Candirejo Ngawen Klaten Tahun
2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapakan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari,SST, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ika Budi Wijayanti,SST.,M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah
melimpahkan waktu memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Ir. Irwanto, selaku Kepala Desa Candirejo Ngawen Klaten yang telah
memberi izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh ibu-ibu yang bersedia di wawancarai untuk pengambilan data guna
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 2014
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah
Ayu Oktaviyani
B11 066
TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-45 TAHUN TERHADAP
PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI
DESA CANDIREJO NGAWEN KLATEN
TAHUN 2014
ix + 46 Halaman + 11 Lampiran + 2 Tabel + 3 Gambar
ABSTRAK
Latar belakang : Menopause merupakan akhir proses biologis dari menstruasi,
yang di karenakan terjadinya penurunan hormone esterogen yang di hasilkan
ovarium. Kecemasan adalah perasaan tidak jelas tentang keprihatinan dan
khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang. Studi
pendahuluan yang peneliti lakukan terdapat 18 orang wanita usia 40-45 tahun 10
orang mengalami ketakutan dalam menghadapi perubahan fisiologis menopause,
sedangkan 8 orang lainnya tidak merasa takut dalam menghadapi perubahan
fisiologis menopause.
Tujuan ; untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap
perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo Ngawen
Klaten tahun 2014. Dalam kategori tidak ada kecemasan, kecemasan ringan,
kecemasan sedang, kecemasan berat, kecemasan berat sekali.
Metode Penelitian : desain penelitian ini menggunakan deskriftif kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan di Desa Candirejo Ngawen Klaten pada tanggal 22 januari
2014. Populasi dalam penelitian ini adalah 45 responden menggunakan teknik
total sampling/ sampling jenuh. Instrument penelitian ini adalah angket terdiri dari
14 pernyataan dengan skala ordinal dan penelitian ini hanya menggunakan
variable tunggal yaitu kecemasan wanita menghadapi perubahan fisiologis
menopause. Analisa menggunakan univariat.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan tingkat kecemasan wanita usia 40-
45 tahun dalam menghadapi perubahan fisiologis menopause dapat di kategorikan
tidak ada kecemasan sebanyak 6 responden (13,4%), kecemasan ringan sebanyak
12 responden (26,7%), kecemasan sedang sebanyak 19 responden (42,3%),
kecemasan berat sebanyak 8 responden (17,8%), dan kecemasan berat sekali
sebanyak 0 responden (0%).
Kesimpulan : tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun dalam menghadapi
perubahan fisiologis menopause dapat di kategorikan kecemaan sedang yaitu
sebanyak 19 responden (42,3%).
Kata kunci : Kecemasan, Menopause, Fisiologis
Kepustakaan : 12 literatur (2003-2013)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Berangkat dengan penuh keyakinan , Berjalan dengan penuh keikhlasan,
istiqomah dalam menghadapi cobaan
Sesuatu yang belum di kerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau
sudah berhasil melakukannya dengan baik
Apapun yang tidak akan menjadikan kuat dan mandiri di masa depan,
tinggalkanlah
Kesakitan membuat Anda berfikir, pikiran membuat anda bijaksana,
kebijaksanaan membuat kita bertahan hidup
(john patrtrick)
PERSEMBAHAN
Karya Tulis ilmiah ini penulisan persembahan kepada :
1. Bapak dan ibu tercinta, motivator terbesar dalam
hidupku yang selalu mendo’akan dan menyangiku,
atas semua kesabaran dan pengorbanan sampai detik
ini, terimakasih telah menjadikanku jagoan bukan
boneka kayu yang harus di jaga karena kerapuhannya.
2. Kedua adikku yang kusayangi terimakasih untuk
segala hiburan saat hati dan fikiran mulai kacau.
3. Laki-laki hebatku terimakasih atas segala
dampinganmu, semangat dan kasih tulus itu
membuatku kuat .
4. Saudara saya Dewi lestari yang sudah banyak
membantu selama ini, semoga kita menjadi manusia
yang berkualitas di masa yang akan datang.
viii
CURICULLUM VITAE
Nama : Ayu Oktaviyani
Tempat/ Tanggal Lahir : Sukoharjo, 24 Oktober 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Letjnan Tukiran No. 69 Kecamatan Manna
Kabupaten Bengkulu Selatan
Riwayat Pendidikan
1. SDN 02 Manna Bengkulu Selatan LULUS TAHUN 2005
2. SMPN 04 Manna Bengkulu Selatan LULUS TAHUN 2008
3. SMAN 05 Manna Bengkulu Selatan LULUS TAHUN 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2011/2012
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 6
F. Sistematika Penelitian ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................ 8
1. Kecemasan ........................................................................ 8
2. Menopause ........................................................................ 15
B. Kerangka Teori ........................................................................ 27
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 31
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 32
x
D. Variabel Penelitian ................................................................. 32
E. Definisi Operasional............................................................... 33
F. Instrumen Penelitian .............................................................. 34
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 35
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................. 36
I. Etika Penelitian ..................................................................... 38
J. Jadwal Penelitian ................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 41
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 41
C. Pembahasan .......................................................................... 43
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 45
B. Saran ...................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 33
Tabel 3.2. Hasil Penelitian .............................................................................. 41
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori ............................................................................ 27
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 28
Gambar 2.3. Diagram Tingkat Kecemasan Wanita Menghadapi perubahab
Fisiologis Menopause ............................................................... 42
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Responden
Lampiran 5. Surat Persetujuan Responden
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampitan 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian
Lampiran 9. Data Distribusi
Lampiran 10. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menoupause merupakan akhir proses biologis dari siklus menstruasi, yang
dikarenakan terjadinya perubahan hormon yaitu penurunan produksi hormon
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Penurunan hormone esterogen
menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Menoupose juga dapat
diartikan sebagai haid terakhir. Terjadinya menoupose ada hubungannya
dengan menarche (petama haid), makin dini menarche terjadi maka makin
lambat atau lama menoupose timbul (Mulyani, 2013).
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia saat ini termasuk ke dalam
lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia
yakni 18,1 juta jiwa atau 9,6% dari jumlah penduduk. Berdasarkan proyeksi
Bappenas, jumlah penduduk lansia 60 tahun atau lebih diperkirakan akan
meningkat dari 18,1 juta (2010) menjadi 29,1 juta (2020) dan 36 juta (2025).
Dengan meningkatnya jumlah lanjut usia, tentunya akan diikuti dengan
meningkatnya permasalahan kesehatan pada lanjut usia, salah satunya adalah
masalah menopause (Depkes RI,2012).
Umur harapan hidup waktu lahir penduduk Indonesia dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan yang bermakna terutama pada periode pada
tahun 1980-1995. Estimasi UHH yang sebesar 52,41 tahun 1980 (SP 1980)
meningkat menjadi 63,48 tahun 1995 (SUPAS 1995), dan diperkirakan
2
menjadi 66,2 tahun pada 2002 (SDKI 2002-2003). Pada tahun 2002 provinsi
dengan UHH waktu lahir tertinggi adalah DI Yogyakarta (72,4 tahun), DKI
Jakarta (72,3 tahun), dan Sulawesi utara (70,9 tahun). Sedangkan UHH waktu
lahir terendah di Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun), Kalimantan Selatan (61,3
tahun), dan Banten (62,4 tahun) (Depkes RI, 2007).
Umur harapan hidup wanita lebih panjang di banding umur harapn hidup
laki-laki. Pada tahun 1995 umur harapan hidup wanita adalah 66 tahun
sedangkan umur harapan hidup laki-laki 62,9 tahun, sedangkan pada tahun
2005 umur harapan hidup wanita 68,2 tahun sedangkan umur harapan hidup
laki-laki 64,3 tahun. Diperkirakan pada tahun 2010 usia harapan hidup wanita
mencapai usia 70 tahun. Walaupun usia harapan hidup wanita lebih tinggi
daripada usia harapan hidup laki-laki, tetapi kenyataannya proses biologis
penuaan lebih cepat daripada laki-laki. Kenyataan ini di sebabkan karena
beban proses reproduksi wanita lebih komplek (Riskesdas dalam Mulyani,
2013).
Sebagian wanita dihantui dengan istilah menopause, berfikir ketika suatu saat
nanti menopause menghampirinya. Seorang wanita ditengah-tengah tahun
kehidupannya dikelilingi oleh mitos-mitos yang berkembang dikalangan
wanita tentang menopause. Mitos-mitos ini dapat menimbulkan banyak
ketakutan dan kecemasan dalam kehidupan wanita. Terutam wanita paruh
baya ketika mereka mendekati masa menopause padahal belum tentu mitos itu
benar (Mulyani, 2013).
3
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Candirejo Ngawen
Klaten pada tanggal 23 November 2013, terdapat wanita sebanyak 125 orang,
wanita yang berumur 40 - 45 tahun berjumlah 45 orang (36%), wanita yang
berumur lebih dari 45 tahun ada 32 orang (25,6 %), dan wanita yang berumur
kurang dari 40 tahun ada 48 orang (38,4 %), dari jumlah 45 orang tersebut
penulis melakukan wawancara pada 18 orang ibu umur 40 - 45 tahun tentang
kecemasan menghadapi perubahan fisiolgis menopause. Dari studi
pendahuluan diperoleh 10 orang mengalami ketakutan dalam menghadapi
perubahan fisiologis menopause, sedangkan 8 orang lainnya tidak merasa
takut dalam menghadapi perubahan fisiologis menopause. Maka dari itu
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul "Tingkat kecemasan
wanita umur 40 - 45 tahun terrhadap perubahan fisiologis dalam Menghadapi
Menopause di Desa Candirejo Ngawen Klaten Tahun 2014".
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah “Bagaimana tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap
perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo
Ngawen Klaten Tahun 2014?”.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap
perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo
Ngawen Klaten Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap
perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo
Ngawen Klaten Tahun 2014 pada tingkat kecemasan tidak ada
kecemasan.
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap
perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo
Ngawen Klaten Tahun 2014 pada tingkat kecemasan ringan.
c. Untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap
perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo
Ngawen Klaten Tahun 2014 pada tingkat kecemasan sedang.
d. Untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap
perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo
Ngawen Klaten Tahun 2014 pada tingkat kecemasan berat.
e. Untuk mengetahui tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap
perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo
Ngawen Klaten Tahun 2014 pada tingkat kecemasan berat sekali.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya tentang tingkat kecemasan wanita terhadap
perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause.
2. Bagi diri sendiri
Sebagai pengalaman belajar dan menambah pengetahuan dalam penelitian
sehingga dapat dijadikan pedoman dalam penelitian selanjutnya dan
sebagai pengalaman yang nyata.
3. Bagi Institusi
a. Institusi lahan penelitian
Dari penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya ibu-ibu di
Desa Candirejo Ngawen Klaten agar bisa mengatasi kecemasan
sebelum menghadapi menopause karena menopause merupakan hal
fisiologis yang pasti akan di alami setiap wanita pada umumnya.
b. Institusi Akademik
Menambah referensi perpustakaan dan sumber bacaan tentang tingkat
kecemasan wanita terhadap perubahan fisiologis dalam menghadapi
menopause.
E. Keaslian Penelitian
Belum ada keaslian penelitian tentang “Tingkat Kecemasan Wanita Usia 40-
45 tahun Terhadap Perubahan FIsiologis Dalam Menghadapi Menopause”.
6
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 Bab secara
berurutan meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori masalah yang diteliti, kerangka teori, kerangka konsep
penelitian.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sample, instrument penelitian,
devinisi operasional, metode pengolahan dan analisi data, etika
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum tempat penelitian,
hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan
saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah kondisi yang paling langka dilaporkan karena
tidak dianggap penting merupakan hasil dari proses psikologi dan
proses fisiologi dalam tubuh manusia terhadap bahaya sesungguhnya
yang mungkin menimbulkan bencana. Kecemasan lebih sering dialami
wanita daripada pria (Ramaiah 2003).
Menurut Hanari (2011) secara klinis gejala kecemasan di bagi
dalam beberapa kelompok yaitu : gangguan cemas (anxiety disorder),
gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD),
gangguan panik (panic disorder), gangguan phobik (phobic disorder),
dan gangguan obesif-kompulsif (obsessive-conpulsive disorder).
Menurut Mulyani (2013) ada beberapa hal yang dapat
menimbulkan kecemasan antara lain : keluarga misalnya hubungan
dengan suami apakah suami menerima keadaan istri dengan baik, hal
ini akan berdampak pada kondisi psikologis.
8
Menurut Ramiah (2003) ada empat faktor yang mempengaruhi
perkembangan pola dasar yang menunjukan reaksi rasa cemas :
1) Lingkungan : Lingkungan atau sekitar tempat tinggal Anda
mempengaruhi cara berfikir Anda tentang diri sendiri dan orang
lain. Kecemasan wajar timbul jika Anda merasa tidak aman
terhadap lingkungan Anda.
2) Emosi yang ditekan : Kecemasan bisa terjadi jika Anda tidak
mampu menemukan jalan keluar untuk perasaan Anda dalam
hubungan personal. Ini benar terutama jika Anda menekan rasa
marah dan frustasi dalam jangka waktu yang lama sekali.
3) Sebab-sebab fisik : Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi
dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan . ini biasanya
terlihat dalam kondisi seperti kehamilan, semasa remaja dan
sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi
ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan.
4) Keturunan : sekalipun gangguan emosi ada yang ditemukan dalam
keluarga-keluarga tertentu, ini bukan merupakan penyebab dari
kecemasan.
b. Gangguan Cemas
Symptom-simptom psikolosgis adanya kecemasan bila ditinjau dari
beberapa aspek (Mulyani 2013).
9
1) Pikiran, dimana keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti:
khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, memandang diri
sebagai sangat sensitive, dan merasa tidak berdaya.
2) Reaksi biologis yang tidak dapat dikendalikan, seperti: berkeringat,
gemetar, pusing, jantung berdebar-debar, mual, mulut kering.
3) Perilaku gelisah, keadaan diri yang tidak terkendali, seperti: gugup,
kewaspadaan yang berlebihan, serta sangat sensitive.
4) Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai situasi, rasa
ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari
kenyataan.
Menurut Hanari (2011) seorang akan menderita gangguan cemas
manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor
psikososial yang dihadapinya. Secara klinis selain gejala cemas yang
biasa, disertai dengan kecemasan yang menyeluruh dan menetap
(paling sedikit berlangsung selama 1 bulan) dengan manifestasi 2 dari
4 kategori gejala berikut :
1) Rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang
(apprehensive expectation) :
a) Cemas, khawatir, takut
b) Berfikir berulang (rumination)
c) Membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya
atau orang lain.
10
2) Kewaspadaan berlebihan :
a) Mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga
mengakibatkan perhatian mudah teralih.
b) Sukar konsentrasi.
c) Sikar tidur
d) Merasa ngeri
e) Mudah teresinggung
f) Tidak sabar
c. Pengukuran kecemasan
Menurut Hawari (2011) untuk mengetahui sejauh mana derajat
kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat, atau berat sekali
orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama
Hamilton rating for anxiety (HRS-A). penilaian angka (score) antara 0-
4, yang artinya adalah :
Nilai : 0 = tidak ada gejala (keluhan)
1 = gejala ringan
2 = gejala sedang
3 = gejala berat
4 = gejala berat sekali
Masing-masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gejala
tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat
diketahui derajat kecemasan, yaitu :
11
a. < 14 = tidak ada kecemasan
b. 14-20= kecemasan ringan
c. 21-27= kecemasan ringan
d. 28-41= kecemasan berat
e. 42-56= kecemasan berat sekali.
2. Menopause
a. Pengertian
Menopause adalah periode menstruasi terakhir yang wanita
alami (Brown, 2007).
Klimakterik merupakan peiode peralihan dari fase reproduksi
menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi
generative ataupun endokrinologik dari ovarium. Penurunan reproduksi
hormon esterogen menimbulkan berbagai keluhan pada seorang
wanita, sedangkan penurunan infertilitas sangat tergantung pada usia
wanita tersebut, dan jarang menimbulkan keluhan yang berarti
(Baziad, 2003).
Masa menopause yaitu jika tidak ada lagi menstruasi atau haid
terakhir, diagnose menopause dapat ditegakkan jika berhentinya
menstruasi sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya menstruasi
dapat didahului terjadinya siklus menstruasi yang lebih panjang,
dengan perdarahan yang berkurang. Umur untuk terjadinya masa
menopause dipengaruhi oleh keterunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan (Mulyani, 2013).
12
Menopause terjadi ketika jumlah folikel-folikel menurun
dibawah suatu ambang rangsang yang kritis, kira-kira jumlahnya hanya
1.000 folikel dan tidak tergantung umur (Proverawati, 2009).
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak
arti. Men dan pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan
untuk menggambarkan berhentinya haid (Kasdu, 2002).
b. Tanda dan gejala menopause
Pada masa menopause wanita akan mengalami perubahan-perubahan.
Perubahan yang di rasakan oleh wanita tersebut adalah
(Mulyani, 2013):
1) Perubahan pola menstruasi (perdarahan)
Perdarahan yaitu keluarnya darah dari vagina. Gejala ini biasaya
akan terlihat pada awal permulaan menopause. Perdarahan akan
terlihat beberapa bulan dan akhirnya akan berhenti sama sekali.
Gejala ini sering disebut dengan gejala peralihan.
2) Rasa panas (Hot flush)
Gejala ini akan dirasakan mulai dari wajah sampai keseluruh
tubuh. Selain rasa panas juga disertai dengan warna kemerahan
pada kulit dan berkeringat. Rasa panas ini akan mempengaruhi
pola tidur wanita menopause yang akibatnya seringkali wanita
menopause kekurangan tidur. Masing-masing wanita menderita
masalah ini dalam tingkat yang berbeda-beda. Hot flush
berlangsung selama 30 detik sampai 15 menit. Keluhan hot fluses
13
berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar esterogen
yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25% penderita masih
mengeluh hal ini sampai lebih dari 5 tahun. Rasa panas ini
biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Selain itu,
juga berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alcohol, atau
makanan pedas.
3) Keluar keringat di malam hari
Keluarnya kerinagt di malam hari disebebkan oleh hot flushes.
Semua wanita akan mengalami gejala panas ini. Gejolak panas
mungkin sangat ringandan sama sekali tidak di perhatikan oleh
orang lain. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat
secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat
yang mengucur diseluruh tubuh anda. Rasa panas ini tidak
membayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya adalah tidak
nyaman tapi tidak pernah disertai dengan rasa sakit.
4) Susah tidur (insomnia)
Masalah insomnia atau susah tidur akan dialami oleh bebrapa
wanita menopause. Selain itu wanita menopauseakan terbangun
pada malam hari dan sulit untuk tidur kembali. Masalah insomnia
ini juga dikarenakan kadar serotonin yang menurun sebagai akibat
jumlah esterogen yang kadarnya juga menurun. Serotonin
mempengaruhi suasana hati seseorang, jika kadar serotonin dalam
tubuh menurun, hal ini akan menyebabkan depresi dan sulit tidur.
14
5) Kerutan pada vagina
Pada vagina terlihat adanya perubahan yang terjadi pada lapisan
dinding vagina, pada menopause vagina akan terlihat menjadi lebih
kering dan kurang elastis. Hal ini dikarenakan adanya penurunan
kadar esterogen. Efek dari gejala ini maka akan timbul rasa sakit
pada saat melakukan hubungan seksual. Selain rasa sakit saat
melakukan hubungan seksual gejala lain yang dirasakan adalah
terasa gatal-gatal pada vagina. Adanya perubahan ini akan
mengakibatkan wanita menopause mudah terserang infeksi pada
vagina, sehingga wanita menopause hendaknya hati-hati dalam
menjaga kesehatan vagina. Gejala ini timbul karena pada lapisan
dinding vagina berkurang yaitu lebih tipis, lebih kering, dan kurang
elastis. Semua ini berhubungan dengan menurunnya kadar
hormone esterogen.
6) Gejala gangguan motorik
Pada masa menopause aktifitas yang akan dikerjakan semakin
berkurang, hal ini dikarenakan wanita menopause akan mudah
merasakan rasa lelah sehingga tidak sanggup untuk melakukan
pekerjaan yang terlalu berat.
7) Sembelit
Proses metabolisme dalam tubuh akan menurun seiring dengan
bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan tubuh akan berusaha untuk
beradaptasi dengan kadar esterogen yang baru. Adanya gejala ini
15
akan mengakibatkan sering sekali wanita menopause mengalami
sembelit. Selain itu juga sembelit juga di pengaruhi oleh
penambahan kalsium.
8) Gejala gangguan system perkemihan
Kadar esterogen yang rendah akan mengakibatkan penipisan pada
jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya penurunan kontrol dari kandung kemih
sehingga sulit untuk menahan buang air kecil. Gejala yang timbul
karena adanya atropi urogenetalis yang sering dirasakan kering
pada vagina, rasa perih, keputihan, rasa panas pada vagina, selalu
ingin kencing, dispareunia, dan nokturia.
9) Gejala gangguan somatik
Pada masa menopause detak jantung akan berdetak lebih kencang
pada saat merasa gelisah, cemas, takut, khawatir dan grogi. Selain
itu juga menopause sering kali merasakan kesemutan pada bagian
tangan dan juga kaki. Pada wanita menopause volume detak
jantung akan lebih kencang ketika dalam keadaan cemas, takut,
grogi sama halnya dengan tangan dan kaki yang ikut gemetaran.
10) Penurunan libido
Penelitian menyatakan, wanita menopause akan berkurang
keinginan seksualnya. Keringat malam dapat mengganggu tidur
dan kekurangan tidur dapat mengurangi enaergi utuk yang lainnya,
termasuk dalam aktivitas seksualnya. Hal ini juga terjadi karena
16
adanya perubahan pada vagina, seperti kekringan yang akan
membuat daerah genetalia sakit dan selain itu juga terjadi
perubahan hormonal sehingga dapat menurunkan gairah seks.
Libido yang rendah juga bisa disebabkan karena masalh psikologis,
biologis, atau sosial. Selain itu juga libido yang menurun juga bisa
disebabkan karena depresi, kegelisahan, atau citra tubuh yang tidak
baik serta adanya penurunan neorotransmiter di otak yang akan
dipengaruhi perilaku seksual.
11) Depresi
Depresi atau stes sering terjadi pada wanita menopause. Hal ini
terkait dengan adanya penurunan hormone esterogen. Dengan
adanya penurunan kadar hormone esterogen menyebabkan
berkurangnya neurotransmitter di dalam otak, dimana
neurotransmitter di dalam otak tersebut akan mempengaruhi
suasana hati sehingga apabila neurotransmitter kadarnya rendah,
maka akan menimbulkan perasaan cemas yang merupakan
penyebab terjadinya depresi.
12) Fatigue (mudah lelah)
Mudah lelah sering muncul pada wanita menopause, hal ini terjadi
karena perubahan hormonal pada wanita yaitu penurunan kadar
esterogen.
13) Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung
17
Adanya penurunan kadar esterogen akan berpengaruh terhadap
neutransmiter yang ada di dalam otak. Neurotransmitter tersebut
antara lain : serotonin akan mempengaruhi suasana hati dan
aktivitas istirahat. Endorphin akan menjalankan fungsi yang
berhubungan dengan ingatan dan perasaan seperti rasa nyeri, sakit.
Produksi endorphin pada masa menopause akan mengalami
penurunan yang disebabkan karena kadar esterogen dalam darah
juga mengalami penurunan. Dopamine memiliki fungsi yang
mempngaruhi emosi, system kekebalan tubuh dan seksual. Kadar
dopamine dipengaruhi oleh esterogen.
14) Perubahan berat badan
Menopause seringkali dijadikan sebagai penyebab peningkatan
berat badan, hal ini disebabkan karena berkurannya kemampuan
tubuh untuk membakar energy akibat menurunya efektivitasnya
proses dinamika fisik pada umumnya.
15) Perubahan kulit
Sebagai besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa
menopause adalah kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain
meliputi kulit kering, banyak berkeringat, pengerutan, dan
penerunan penyembuhan luka. Lemak di bawah kulit juga
berkurang sehingga kulit juga menjadi kendor, kulit menjadi
mudah terbakar sinar matahari dan akan mengalami pigmentasi
serta hitam bahkan pada kulit timbul bintik-bintik hitam.
18
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi menopause
Menurut Mulyani (2013) faktor yang mempengaruhi menopause
adalah sebagai berikut
1) Faktor psikis
Keadaan psikis seorang wanita akan mempengaruhi terjadinya
menopause. Menurut beberapa penelitian, wanita akan mengalami
waktu menopause yang lebih muda atau cepat di bandingkan yang
menikah dan tidak bekerja atau bekarja dan tidak menikah.
2) Cemas
Kecemasan yang dialami akan sangat menentukan waktu kecepatan
atau bahakan keterlambatan masa-masa menopause. Ketika
seorang perempuan lebih sering merasakan cemas dalam
kehidupannya, maka bisa di perkirakan bahwa dirinya akan
mengalami menopause lebih dini, sebaliknya juga, jika seorang
wanita yang lebih santai dan rileks dalam menjalani hidup biasanya
masa-masa menopausenya akan lebih lambat.
3) Usia pada saat pertama haid (menarche)
Semakin muda seorang wanita mengalami menstruasi pertama
kalinya, maka akan semakin yua atau lama untuk memasuki atau
mengalami masa menopausenya. Sedangkan wanita yang haid
lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai pada
usianya mencapai 50 tahun.
4) Usia melahirkan
19
Penelitian yang dilakukan oleh Beth Israel Deaconess Medcal
Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih
melahirkan di atas umur 40 tahun akan mengalami usia menopause
yang lebih lama atau tua.
5) Merokok
Seorang wanita yang merokok akan lebih cepat mengalami
menopause. Pada wanita perokok diperoleh usia menopause lebih
awal, sekitar 1,5 tahun. Merokok mempengaruhi cara tubuh
memproduksi atau membuang hormone esterogen. Disamping itu
juga, beberapa peneliti meyakini bahwa komponen tertentu dari
rokok juga berpotensi membunuh sel telur.
20
6) Pemakaian kontrasepsi
Konrasepsi dalam hal ini yaitu kontrasepsi hormonal. Hal ini
dikarenakan cara kerja kontrasepsi yang menekan kerja ovarium
atau indung telur. Pada wanita menggunakan alat kontrasepsi
hormonal akan lebih lama atau tua memasuki masa menopause.
7) Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi seseorang akan mempengaruhi faktor
fisik, kesehatan, dan pendidikan. Bila faktor tersebut cukup baik,
akan mempengaruhi beban fisiologis. Kesehatan akan faktor
klimakterium sabagai faktor fisiologis.
8) Budaya dan Lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat
mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan
diri dengan klimakterium dini.
9) Diabetes
Penyakit autonium seperti diabetes mellitus menyebabkan
terjadinya menopause dini. Pada penyakit autoinum, antibody yang
antibody yang terbentuk akan menyerang FSH.
10) Status gizi
Faktor yang juga mempengaruhi menopause lebih awal biasanya
dikarenakan konsumsi yang sembarangan. Jika ingin mencegah
menopause lebih awal dapat dilakukan dengan menerapkan pola
hidup sehat seperti berhenti merokok, serta mengkonsumsi
21
makanan sehat seperti kedelai, kacang merah, bengkoang, atau
papaya.
11) Strees
Seperti halnya cemas mempengaruhi menopause, stress juga
merupakan salah satu faktor yang bisa menentukan kapan wanita
akan mengalami menopause. Jika seseorang merasa strees maka
sam halnya dengan cemas, wanita tersebut akan lebih cepat
mengalami menopause.
Ditambahkan oleh Proverawati (2010)
1) Faktor lain
Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah
atau belum berumah tangga, menarch (menstuasi pertama)
yang terlambat berpengaruh terhadap keluhan-keluhan
klimakterium yang riang.
Menurut Baziad (2003) faktor yang mempengaruhi menopause
merupakan saat masuknya seseorang dalam fase menopause
sangat berbeda-beda. Wanita di Eropa tidak sama usia
menopausenya dengan wanita di Asia. Factor genetik
kemungkinan berperan terhadap usia menopause. Baik usia
pertama haid (menars), melahirkan pada usia muda, maupun
berat badan tidak terbukti mempercepat datangnya menopause.
Wanita kembar di zigot atau wanita dengan siklus haid
memendek memasuki usia menopause lebih awal jika
22
dibandingkan dengan wanita yang memiliki siklus haid normal.
Memasuki usia menopause lebih awal di jumpai juga pada
wanita nulipara, wanita dengan diabetes militus, perokok berat,
kurang gizi, wanita vegetarian, wanita dengan sosial ekonomi
rendah, dan pada wanita yang hidup pada ketinggian >4000 m.
wanita multipara dan wanita yang banyak mengkonsumsi
daging, atau minum alcohol akan mengalami menopause lebih
lambat.
23
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : modifikasi Hawari (2011) dan Mulyani (2013)
Kecemasan Menopause
Tanda Gejala Menopause:
1) Perubahan pola menstruasi
(perdarahan)
2) Rasa panas (Hot flush)
3) Keluar keringat di malam hari
4) Susah tidur (insomnia)
5) Kerutan pada vagina
6) Gejala gangguan motorik
7) Sembelit
8) Gejala gangguan system
perkemihan
9) Gejala gangguan somatic
10) Penurunan libido
11) Depresi
12) Fatigue (mudah lelah)
13) Penurunan daya ingat dan mudah
tersinggung
14) Perubahan berat badan
15) Perubahan kulit
Perubahan Fisiologi
Menopause:
1) Perubahan organ
reproduksi
2) Perubahan hormone
3) Perubahan fisik
4) Perubahan Emosi
24
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Kecemasan Wanita Usia 40 - 45 tahun terhadap perubahan
fisiologis dalam menghadapi
menopause
Tidak ada Kecemasan
Kecemasan Berat
Sekali
Kecemasan Ringan
Kecemasan Berat
Kecemasan Sedang
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan di capai, penelitian ini
menggunakan penelitian diskriptif kuantitatif. Diskriptif adalah yang
disarankan untuk mendiskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam
suatu komunitas atau masyarakat (Notoatmojo, 2012). Kuantitatif adalah data
yang dipaparkan dalam bentuk angka-angaka (Riwidikdo, 2013)
Penelitian ini menggambarkan tingkat kecemasan wanita usia 40 – 45
tahun terhadap perubahan fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa
Candirejo Ngawen Klaten.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan
dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian
tersebut (Notoatmojo, 2012). Penelitian ini dilakukan di lokasi yang
dijadikan objek penelitian yaitu di Desa Candirejo Ngawen Klaten.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut dilakukan
(Notoatmojo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 22 Januari
tahun 2014
26
C. Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmojo, 2012 ). Populasi yang diteliti adalah semua ibu usia
40 – 45 tahun yang bertempat tinggal di Desa Candirejo Ngawen Klaten
sebanyak 45 responden.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang telah digunakan pada penelitian
ini adalah wanita usia 40 – 45 tahun yang berada di desa candirejo ngawen
klaten. Menurut Riwidikdo (2013), apabila jumlah populasi atau
subjeknya besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% tergantung
pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota
populasi menjadi sampel. Pada penelitian ini sampel yang digunakan
dengan jumlah 45 wanita usia 40 – 45 tahun. Tekhnik pengambilan sampel
ini dengan mengguanakn total sampling / sampling jenuh.
Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh / total sampling adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati.
Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu
27
(Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian menggunakan variabel tunggal yaitu
Tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi perubahan fisologis
menopause.
E. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati (Notoatmodjo, 2012).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Nama
Variabel
Definisi
Opersional Parameter Alat ukur
Skor
Tingkat
kecemasan
wanita usia
40 – 45
tahun
terhadap
perubahan
fisiologis
menopause.
Kekhwatiran
dan rasa
takut wanita
menghadapi
menopause.
1. Perasaan cemas
2. Ketegangan
3. ketakutan
4. Gangguan tidur
5. Gangguan
kecerdasan
6. Perasaan depresi
(murung)
7. Gejala somatik
(fisik otot)
8. Gejala sensorik
9. Gejala
kardiovaskuler
(jantung dan
pembuluh darah)
10. gejala respiratori
(pernafasan)
11. gejala
gastrointestinal
(pencernaan)
12. gejala urogenital
(perkemihan dan
kelamin)
13. gejala autonom
14. tingkah laku
sikap
Angket 1) < 14 : tidak
ada kecemasan
2) 14-20 :
kecemasan
ringan.
3) 21-27 :
kecemasan
sedang
4) 28-41 :
kecemasan
berat
5) 42-56 :
kecamasan
berat sekali
(Hawari, 2011)
Sumber: Data Primer, Desember 2013
28
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner. Kuesioner
adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden. Jenis pengukuran data menggunakan skala Guttman,
yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataanya dan tidak,
positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Jenis kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner tertutup adalah kuesioner dibuat sedemikian
rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pernyataan
yang sudah ada atau disediakan jawabannya (Notoatmodjo, 2012).
Intrument yang dapat digunakan untuk mengukur skala kecemasan
adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang terdiri dari kelompok 14
yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih
spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka skore antara
0-4, yang artinya adalah sebagai berikut :
a. 0 = tidak ada gejala jika tidak ada gejala
b. 1 = gejala ringan jika terdapat 1 dari gejala yang ada
c. 2 = gejala sedang jika terdapat separuh dari gejala yang ada
d. 3 = gejala berat jika terdapat lebih dari sepuluh gejala yang ada
Masing-masing nilai (Skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan
dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan
seseorang, yaitu :
a. <14 : tidak ada kecemasan
29
b. 14-20 : kecemasan ringan
c. 21-27 : kecemasan sedang
d. 28-41 : kecemasan berat
e. 42- 56 : kecemasan berat sekali
Hamilton Anxiety rating scale (HARS. Hawari D. 2011)
G. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dengan kuesioner. Metode pengumpulan data
merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Sebelum
melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar
dapat memperkuat hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012). Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh dari jawaban
responden (Riwidikdo, 2013). Jawaban responden kecemasan wanita usia
40 – 45 tahun terhadap perubahan fisiologis menopause
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak
langsung diperoleh dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data
sekunder pada penelitian ini yaitu wanita kurang dari usia 40 – 45 tahun
dan lebih dari 40 – 45 tahun di Desa candirejo ngawen klaten. Data
sekunder diperoleh dari data wanita usia 40 – 45 tahun di desa candirejo
ngawen klaten.
30
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Metode Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, dari hasil pengumpulan data kemudian
dilakukan pengolahan data langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengolahan data meliputi (Notoatmodjo, 2012):
a. Editing
Tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
adalah lengkap.
b. Coding
Tiap hasil dari pengamatan dan wawancara diberikan nomor kode pada
lembar pedoman untuk memudahkan pada waktu memasukkan
data.
c. Entry Data
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukan ke dalam program
atau “software” computer.
d. Cleaning
Pembersihan data dengan melihat apakah seluruh data variabel sudah
benar atau belum.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariate yaitu menganalisa terhadap tiap variabel
31
dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Hawari (2011), instrumaen yang dapat digunakan untuk
mengukur skala kecemasan adalah Hamiton Anxiety Rating Scale (HARS).
Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing
kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Masing-
masing kelompok gejala diberi penilaian angaka skor antara 0-4, yang
artinya adalah sebagai berikut :
a. 0 = tidak ada gejala jika tidak ada gejala.
b. 1 = gejala ringan jika terdapat 1 dari gejala yang ada
c. 2 = gejala sedang juka terdapat separuh dari gejala yang ada
d. 3 = gejala berat jika terdapat lebih dari separuh gejala yang ada
e. 4 = gejala berat sekali jika terdapat semua gejala ada
Masing-masing nilai (Skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut
dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecamasan seseorang, yaitu :
a. <14 : tidak ada kecemasan
b. 14-20 : kecemasan ringan.
c. 21-27 : kecemasan sedang
d. 28-41 : kecemasan berat
e. 42-56 : kecamasan berat sekali
32
Menurut Silalahi (2012), untuk menghitung distribusi frekuensi
kecemasan dengan menggunakan rumus persentase, rumus untuk distribusi
frekuensi yaitu :
Persen = x 100%
Keterangan :
fi = frekuensi jumlah responden yang mengalami kecemasan
n = jumlah seluruh responden
I. Etika Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012), masalah etika penelitian kesehatan
merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat
penelitian kesehatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika
penelitian harus diperhatikan. Setiap penelitian yang menggunakan objek
manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapa
terlindungi, kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan
menekankan pada masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan
pada masalah etika yang meliputi:
1. Informed Consent
Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian.
Informedconsent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud
dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika
33
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan
tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar
persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)
Anonimity berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak
akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data.
3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)
Sub bab ini menjelaskan masalah - masalah responden yang
harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Jadwal
penelitian (Tabel terlampir).
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Candirejo kecamatan Ngawen
kabupaten Klaten provinsi Jawa Tengah. Ngawen adalah desa di kecamatan
ngawen, klaten, jawa tengah, Indonesia. Berada di pusat kecamatan ngawen
dan ada di sebalah utara kota klaten, kurang lebih 4 km ke arah utara melalui
jalur alternatif ke kota semarang. Penduduk desa ngawen rata-rata sebagian
besar sebagai petani dan pekerja proyek bangunan. Pisat perdagangan desa
ngawen berada di pasar totogan. Terletak di sepanjang jalur alternative ke
semarang Desa Ngawen Klaten makin berkembang sebagai kota kecamatan.
Luasnya 16,97 km2, jumlah penduduknya 2.318 per km.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat kecemasan wanita menghadapi
perubahan fisiologis menopause di Desa Candirejo Ngawen Klaten”.
Responden dalam penelitian ini terdiri dari 45 wanita.
Tabel 3.2 Hasil Penelitian
No. Pengetahuan Jumlah Presentasi (%)
1 Tidak kecemasan 6 13,4 %
2 Kecemasan ringan 12 26,7 %
3 Kecemasan sedang 19 42,3 %
4 Kecemasan berat 8 17,8 %
5 Kecemasan berat
sekali
0 -
Sumber: Data Primer, Januari 2013
35
Berdasarkan tabel 3.2 di atas dapat dikategorikan tingkat kecemasan
responden yaitu sebanyak 19 responden ( 42,3 %) dengan tingkat
kecemasan sedang, sebanyak 12 responden ( 26,7 %) dengan tingkat
kecemasan ringan, sebanyak 8 responden ( 17,8%) dengan kecemasan
berat, sebanyak 6 responden (13,7 %) tidak ada kecemasan. Sedangkan
kecemasan berat sekali tidak ada. Berdasarkan tingkat kecemasan wanita
usia 40-45 tahun dalam menghadapi perubahan fisiologis menopause
mengalami kecemasan sebanyak 19 respnden (42,3%) dengan tingkat
kecemasan sedang.
Hasil penelitian dapat dilihat pada diagram di bawah ini
Gambar 4.1 Diagram Tingkat Kecemasan wanita menghadapi perubahn
fisiologi menopause
6
(13,4%)
12
(26,7%)
19
(42,3%)
8
(17,8%)
0
(0%)
Tidak kecemasanKecemasan ringanKecemasan sedangKecemasan beratKecemasan berat sekali
36
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian diatas menunjukan tingkat kecemasan wanita
dalam menghadapi perubahan fisiologis menopause di desa candirejo ngawen
klaten tahun 2014 adalah sebanyak 19 responden ( 42,3 %) dengan tingkat
kecemasan sedang, berdasarkan alat ukur Hamilton Rating Scale For Anxiety
nilai 21 – 27 adalah kecemasan sedang yang disebabkan karena ibu belum
pernah mendapat pendidikan mengenai menopause, dan ibu selalu berfikiran
bahwa menopause adalah hal yang mengerikan, hal tersebaut rterarah pada
gejala cemas, ketegangan, ketakutan, dan gejala autonom. Tingkat kecemasan
ringan yaitu 12 responden (26,7%), berdasrkan dari alat ukur Halmiton Rating
Scale For Anxiety nilai 14 - 20 adalah kecemasan ringan, hal ini disebabkan
karena ibu belum pernah mengetahui tentang menopause, dan menganggap
bahwa menopause merukan hal yang normal yang akan di alami semua
wanita, kecemasan ini hanya disebabkan karena ibubelum pernah
mendapatkan pengalaman mengenai menopause, hal tersebaut lebih terarah
pada gejala perasaan cemas dan ketegangan. Tingkat kecemasan berat yaitu
17,8% (8 responden), berdasarkan alat ukur Hamilton Rating Scale For
Anxiety nilai 28-41 adalah kecemasan berat, kecemasan ini hamper sama
dengan kecemasan sedang tetapi kecemasan berat ini lebih pada ketakutan
psikis dan tingkah laku ibu yang akan menghadapi menopause, kecemasan
berat terarah pada gejala perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gejala
autonom dan tingkah laku.
37
Cara mengatasi kecemasan adalah menghi dari cerita-cerita yang
mengerikan mengenai menopause, belajar untuk rileks, meditasi, pernafasan
dalam-dalam, yoga, dan pengendalian khayalan, beri dukungan dan
pendamping, karna kehadiran dan support akan membuat mereka lebih
percaya diri.
D. Keterbatasan penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu :
1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variable penelitian ini variable
tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat kecemasan.
2. Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuisioner
responden kurang memahami bahasa khususnya bahasa ilmiah dalam
kesehatan yang digunakan dalam kuisioner, sehimgga berpengaruh pada
jawaban tentang kecemasan.
38
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang di harapkan oleh peneliti yaitu untuk
mengetahui “Tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap perubahan
fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo Ngawen Klaten tahun
2013 dengan 45 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengambil judul “ Tingkat kecemasan wanita
usia 40-45 tahun terhadap perubahan fisiologis dalam menghadapi
menopause di Desa Candirejo Ngawen Klaten tahun 2013” dapat disimpulkan
bahwa :
1. Tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap perubahan
fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo Ngawen
Klaten tahun 2013 sebanyak 6 Responden (13,4%) tidak ada kecemasan.
2. Tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap perubahan
fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo Ngawen
Klaten tahun 2013 sebanyak 12 Responden (26,7%) dengan tingkat
kecemasan ringan.
3. Tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap perubahan
fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo Ngawen
39
Klaten tahun 2013 sebanyak 19 Responden (42,3%) dengan tingkat
kecemasan sedang.
4. Tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap perubahan
fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo Ngawen
Klaten tahun 2013 sebanyak 8 Responden (17,8%) dengan tingkat
kecemasan berat.
5. Tingkat kecemasan wanita usia 40-45 tahun terhadap perubahan
fisiologis dalam menghadapi menopause di Desa Candirejo Ngawen
Klaten tahun 2013 sebanyak 0 Responden (0%) dengan tingkat
kecemasan berat sekali.
B. Saran
1. Bagi Diri Sendiri
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah
wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian,
khususnya tingakat kecemasan wanita terhadap perubahan fisiologis dalam
menghadapi menopause.
2. Institusi pendidikan
Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai
kecemasan menghadapi perubahan fisiolgis dalam menghadapi menopause
dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan utuk
penelitian selanjutnya.
40
3. Bagi Pre Menopause
Diharapkan dapat menambah informasi kepada masyarakat khususnya
wanita yang akan menghapi menopause agar wanita pre menopause tidak
berfikir negative tentang menopause sehingga akan mengurangi
kecemasan menghadapi perubahan saat menopause nanti, khusunya
perubahan fisiologis menopause.
4. Bagi Lahan Penelitian
Diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi ibu-ibu di Desa
Candirejo Ngawen Klaten agar bisa mengatasi kecemasan sebelum
menghadapi menopause.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Baziad, A, 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Sarwono Pawirohardjo
Brown, P, 2007. Menopause. Jakarta: Erlangga
Depkes RI, 2012. Angka Harapan Hidup (AHH). Jakarta:
Hawari, D, 2011. Managemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Mulyani, S, N, 2013. Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia
Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika
Notoatmodjo, S. 2012. Mentodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Proverawati, A, 2009. Menopause dan Sindrome Premenopause. Purwokerto:
Muha Medika
Ramaiah, S, 2003. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta:
Pustaka Populer Obor
Riwidikdo, H, 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS.
Yogyakarta: Rohima Press
Silalahi, DKK. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono, DKK. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan Dan Kedokteran.
Jakarta: Bursa Ilmu