BIBLIOGRAFI KESEPAKATAN FK TKI VIII MAI, PADANG „84
I. KESEPAKATAN KOMISI ORGANISASI 1. Bentuk Kegiatan 2. Pelaksanaan
3. Disiplin Administrasi 4. Temu Karya Ilmiah 5. Rumusan Kerja Sama
6. Laporan Penyelenggaraan T.K.I 7. Masalah Keanggotaan
8. Regenerasi 9. Tata Cara Sidang Resmi F.K. M.A.I 10. Persyaratan S.C dan Pembicara
11. Pengamat 12. Pangamat Khusus F.K. 13. Team Perumusan
14. Program Khusus Asasia 15. Penutup
II. KESEPAKATAN KOMISI PENDIDIKAN 1. Lingkup Bidang Komisi Pendidikan 2. Thema
3. Program Pertukaran Informasi Pendidikan 4. Media Komunikasi 5. Paket Ilmiah
6. Paket Pendidikan 7. Penulisan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa 8. Pusat Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
9. Kepustakaan
III. KESEPAKATAN KOMISI PENGABDIAN MASYARAKAT 1. Pengertian 2. Sasaran
3. Model dan Sistem Operasional
HASIL KESEPAKATAN KOMISI ORGANISASI
I. Pengertian Komisi Organisasi
Komisi Organisasi adalah komisi yang dibentuk untuk merumuskan masalah-masalah yang berkembang pada TKI, dalam kaitannya dengan organisasi.
II. Mengingat kesatuan pendapat mahasiswa Arsitektur se Indonesia di Jakarta tanggal
3 Oktober 1982, yang berbunyi : “ Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan mendengar niat yang luhur serta sikap penuh tanggung jawab sebagai insane akademis dalam menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi, kami Mahasiswa Arsitektur se Indonesia telah sepakat dan berhasil melahirkan suatu kesatuan pendapat dalam menghadapi tantangan yang berkaitan dengan ruang lingkup Arsitektur. 1. Latar Belakang
Mengingat perkembangan dunia arsitektur se Indonesia dengan berbagai masalah serta tantangan yang harus dihadapi. Peranan maupun tanggung jawab bersama semua pihak di lingkungan disiplin ilmu dalam perguruan tinggi di
tuntut secara nyata untuk turun aktif dalam menghadapi masalah-masalah dan tantangan tersebut. Dan dapat cepat, mudah dan tanggap memahami
permasalahan, dirasakan sudah saatnya dirintis. Kemudian sejalan dengan pemikiran itu, maka mahasiswa arsitektur se Indonesia telah bersepakat untuk mengadakan suatu kerjasama.
2. Tujuan
2.1 Sadar akan tersebut diatas, mahasiswa Arsitektur se Indonesia telah sepakat untuk Meningkatkan komunikasi dengan saling memperkuat
tukar-menukar pendapat antara mahasiswa Arsitektur se Indonesia. 2.2 Memperkenalkan pendidikan arsitektur di Indonesia pada masyarakat. 2.3 Menyumbangkan pemikiran khususnya bagi dapur pendidikan arsitektur
dan dalam masyarakat luas umumnya. 2.4 Mencari masukan-masukan dari masyarakat guna menunjang pendidikan
arsitektur di Indonesia.
III. Mengingat belum semua kesepakatan Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur
seluruh Indonesia dapat direalisasikan baik itu di TKI, rayon maupun masing-masing
institusi maka perlu adanya satu kesatuan pandangan umum terhadap realisasi Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur seluruh Indonesia.
Pandangan umum Atas dasar kesadaran yang tinggi tentang perlunya Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur
seluruh Indonesia akan menjadi taggung jawab moral bagi setiap insan Mahasiswa Arsitektur Indonesia, untuk itu perlu adanya rasa memiliki Forum Kounikasi Mahasiswa Arsitektur se Indonesia sebagai suatu jiwa.
Pengertian jiwa Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur se Indonesia
a. Kebersamaan dan kekeluargaan b. Saling menghargai c. Rasa tanggung jawab
Maka Forum Komunikasi TKI VIII Mahasiswa Arsitektur se Indonesia menyepakati :
1. Bentuk Kegiatan Utama. Untuk mencapai tujuan tersebut mahasiswa-mahasiswa Arsitektur se Indonesia telah sepakat untuk mengadakan suatu pertemuan tahunan dalam bentuk suatu program
kegiatan dengan nama : ”TEMU KARYA ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR se INDONESIA “ .
Program kegiatan terdiri dari : 1.1. Program kegiatan utama
Merupakan kegiatan yang harus selalu diadakan dalam setiap pertemuan
tahunan dengan materi acara sebagai berikut : 1.1.1. Sidang Forum Komunikasi antara wakil-wakil mahasiswa Arsitektur se
Indonesia untuk mengevaluasi segala program dan kegiatan yang telah dilaksanakan maupun yang akan dilaksanakan.
1.1.2. Paket-paket kegiatan pendidikan, adalah paket-paket kegiatan yang
berhubungan dengan disiplin ilmu Arsitektur.
1.1.2.1. Paket Kegiatan utama Paket-paket kegiatan yang harus dilaksanakan pada setiap
pertemuan tahunan. 1.1.2.1.1. Pameran. Pada prinsipnya merupakan pameran
yang ada kaitannya dengan disiplin ilmu
Arsitektur. 1.1.2.1.2. Diskusi dan ceramah ilmiah 1.1.2.1.3. Media komunikasi / media TKI, merupakan
suatu media ilmiah yang terbit pada saat pertemuan tahunan akan diadakan, yang
penjabarannya tercantum pada hasil sidang komisi pendidikan Forum Komunikasi TKI VII.
1.1.2.2. Paket Kegiatan Tambahan. Paket-paket kegiatan yang dianggap perlu diadakan oleh rayon penyelenggara.
1.1.3. Paket Kegiatan Utama Pengabdian Masyarakat 1.1.3.1. Paket-paket kegiatan utama
1.1.3.1.1. Paket Klinik Arsitektur 1.1.3.1.2. Pengabdian Masyarakat
1.1.3.2. Paket Kegiatan Tambahan
1.2. Program Kegiatan Tambahan
Merupakan program kegiatan diluar program kegiatan utama yang diadakan pada prtemuan tahunan tersebut. Materi program ini diserahkan pada panitia pelaksana. Hendaknya kegiatan ini disesuaikan dengan kelayakan peserta dan
tidak mngikat seluruh peserta. Paket kegiatan pendidikan meliputi paket-paket kegiatan umum, yang harus selalu dilaksanakan dan paket-paket kegiatannya diserahkan kepada rayon
panitia pelaksana pertemuan tahunan. Paket-paket kegiatan pendidikan dievaluasi dan dimonitor oleh komisi pendidikan sebagai komisi yang dibentuk
dalam FK untuk mewujudkan dan membahas masalah yang berkembang pada TKI MAI dalam kaitannya dalam pendidikan arsitektur pada umumnya. Paket-paket kegiatan pengabdian masyarakat meliputi paket-paket kegiatan
utama yang harus selalu dilaksanakan pada setiap pertemuan tahunan dan paket-paket kegiatan tambahan yang materi kegiatannya diserahkan pada rayon panitia pelaksana pertemuan tahunan. Paket-paket kegiatan pengabdian
masyarakat yang dibentuk dalam FK. Paket-paket kegiatan pengabdian masyarakat mengacu pada model dan system operasional yang telah disepakati oleh komisi pengabdian masyarakat. System monitoring dan peninjauan
tersebutdapat dilaksanakan pada saat sidang komisi yang bersangkutan berlangsung sesuai dengan keperluan dan panitia berkewajiban mengkoordinasikan pelaksanaannya bersama komisi tersebut.
1.3 Hymne Mahasiswa Arsitektur se Indonesia
Tujuan : 1.1. Menunjukan rasa bersyukur mahasiswa arsitektur dalam bentuk
kekeluargaan tingkat nasional. 1.2. Membangkitkan kreatifitas mahasiswa arsitektur se Indonesia. 1.3. Menggugah semangat mahasiswa arsitektur se Indonesia.
1.4. Sebagai salah satu sarana ikatan moral dan semangat mahasiswa arsitektur se Indonesia secara ritmik.
FK TKI MAI VIIImenyepakati hymne hasil seleksi nasional sesuai
kesepakatan FK TKI MAI V sebagai hymne Mahasiswa Arsitektur se Indonesia.
Hymne disini bukan merupakan suatu perangkat organisasi.
Hymne wajib diperdengarkan pada pembukaan sidang pleno institusi FK TKI MAI.
Hymne bias diperdengarkan pada paket-paket TKI MAI serta kegiatan-kegiatan formal maupun non formal mahasiwa Arsitektur se
Indonesia. Catatan :
FK TKI MAI meminta rayon I untuk melihat kembali syair hymne tersebut apakah ada perkataan TKI kemudian secepatnya
menginformasikan kepada rayon-rayon lainnya.
2. Pelaksanaan
2.1. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut dibentuk rayon-rayon yang terdiri dari perguruan tinggi yang hadir pada forum komunikasi yang pertama di Jakarta dan yang disahkan pada FK TKI V Surabaya.
Sedangkan wilayah rayon yang akan didasarkan pada kedudukan perguruan tinggi yang bersangkutan. Pembagian rayon tersebut adalah sebagai berikut :
Rayon I, DKI Jakarta 1. Universitas Muhamaddiyah Jakarta
2. Universitas Kristsn Indonesia, Jakarta 3. Universitas Pancasila, Jakarta 4. Universitas Trisakti, Jakarta
5. Universitas Indonesia, Jakarta 6. Universitas Tarumanegara, Jakarta
7. Universitas Jakarta, Jakarta 8. Universitas Krisnadwipayana, Jakarta 9. Institut Sains dan Tekhnologi, Jakarta
10. Universitas Teknologi Indonesia, Jakarta 11. Universitas Borobudur, Jakarta 12. Universitas Mpu Tantular, Jakarta
Rayon888 II, Jawa Barat 1. Akademi Teknik Pekerjaan Umum, Cirebon
2. IKIP Bandung, Bandung 3. Universitas Katholik Parahyangan, Bandung 4. Universitas Teknologi Bandung, Bandung
5. Universitas Teknologi Nasional, Bandung 6. Universitas Langlang Buana, Bandung 7. Akademi Teknologi Pekerjaan Umum, Bandung
8. Institut Teknologi Adityawarman, Bandung
Rayon III, Jawa Tengah 1. Universitas Tunas Pembangunan, Surakarta 2. Universitas Katholik Soegijapranata, Semarang
3. Universitas Sebelas Maret, Surakarta 4. Universitas Diponegoro, Semarang 5. Universitas Tujuh Belas Agustus 1945, Semarang.
Rayon IV, daerah Istimewa Jogjakarta
1. Akademi Teknik Arsitektur YKPN, Jogjakarta 2. Universitas Gajah Mada, Jogjakarta 3. Universitas Atmajaya, Jogjakarta
4. Universitas Widya Mataram, Jogjakarta 5. Universitas Kristen Duta Wacana, Jogjakarta 6. Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta
Rayon V, Jawa timur
1. Universitas Merdeka, Surabaya 2. Unversitas Kristen Petra, Surabaya 3. Institut Tekhnologi 10 November, Surabaya
4. Institut Tekhnologi Nasional, Surabaya 5. Universitas Brawijaya, Malang 6. Universitas Merdeka, Malang
7. Universitas Muhammadyah, Malang 8. Universitas Tujuh belas Agustus, Surabaya 9. Institut Teknologi Adhi Thama, Surabaya
10. Universitas Widya Kartika, Surabaya
Rayon VI, Bali
1. Universitas Dwijendra, Denpasar 2. Universitas Ngurah Rai, Denpasar 3. Universitas Udayana, Denpasar
4. Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang 5. Universitas Warmadewa, Denpasar
Rayon VII, Sulawesi 1. Universitas Hasannudin, Ujung pandang
2. Universitas Sam Ratulangi, Manado 3. Universitas PEPABRI, Ujung Pandang 4. Universitas Tadulako, Palu
5. IKIP Ujung Pandang Rayon VIII, Sumatera Barat
1. Universitas Bung Hatta, Padang
Rayon IX, Riau
1. Universitas Lancang Kuning, Pekan baru Catatan :
Pada TKI-MAI VIII dengan hadirnya : Rayon VIII : 1. Universitas Sisingamangaraja, Medan
2. Universitas Medan Area, Medan 3. Universitas Katholik St. Thomas, Medan
4. Institut Teknologi Medan 5. Institut Teknologi TD. Pardede, Medan
Diterima menjadi anggota FK MAI dengan pertimbangan berperan aktifnya institusi-institusi tersebut dalam kegiatan TKI-MAI XI maka diusulkan pada sidang pleno Institusi Forum Komunikasi TKI-MAI VIII, untuk menjadi anggota
FK TKI-MAI yakni dengan petimbangan telah ikut berperan aktifnya institusi-intitusi tersebut dalam kegiatan TKI XI.
Sedangkan berdasarkan kepada sidang komisi organisasi FK XI diketahui terdapat perguruan tinggi yang belum menjadi anggota yaitu RayonI : Universitas Mercubuana, Jakarta
Universitas Jayabaya, Jakarta Sekolah Tinggi Teknologi, Jakarta
Rayon II : Institut Teknologi Nasional (INTEN), Bandung
Rayon III : Universitas Dharma Candika, Surabaya Universitas Islam Surabaya
Rayon IX : Universitas Muhammadiyah, Pekan Baru 2.2 Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala yaitu satu kali dalam satu tahun dengan
teknis pelaksanaan dilakukan secara bergilir dan berurutan sesuai dengan urutan
yang telah disepakati. Tanggal penyelenggaraan TKI diserahkan kepada penyelenggara TKI, tapi pelaksanaannya diharapkan sekitar bulan September dengan pertimbangan
bahwa bulan September kegiatan akademis baru dimulai, sehingga diharapkan kegiatan TKI tidak mengganggu kegiatan akademis peserta.
2.3 Setiap institusi peserta wajib mengirimkan kalender akademis dan kalender
kegiatan ITA, KMA atau HMA atau KMTA ata SMTA, dll kepada calon penyelenggara TKI, apabila diperlukan rayon penyelenggaran TKI.
2.4 Mengenai tempat lokasi :
a. Calon penyelenggara wajib memberi informasi mengenai lokasi-lokasi kepada seluruh perguruan tinggi.
b. Kota yang disusulkan sebaiknya letaknya strategis.
c. Pada akhirnya penetapan lokasi tersebut sepenuhnya adalah hak dari penyelenggara TKI, dengan tidak lupa memperhatikan dari tujuan utama kebersamaan perguruan tinggi seluruh Indonesia. Dan penentuan ditentukan
pada sidang Pleno TKI yang sedang berlangsung. d. Kesepakatan ini mulai berlaku sejak TKI V di Surabaya 1986.
2.5 Dengan dilaksanakan pameran mahasiswa Arsitektur se Indonesia, pendidikan wawasan dan terapan arsitektur 1982 yang diselenggarakan Universitas Indonesia maka kegiatan tersebut telah disepakati sebagai pelaksana I dari
pertemuan tahunan tersebut sebagai wakil Rayon I, sehingga pelaksanaan berikutnya untuk periode tahun 1983 akan dilaksanakan oleh Rayon II Jawa Barat dan demikian seterusnya.
3 Disiplin Administrasi
3.1. Rayon calon penyelenggara TKI selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum
pelaksanaan TKI sudah harus mengirim surat yang berisikan : a. Thema yang pasti. b. Paket-paket kegiatan (minimal sesuai dengan program kegiatan utama)
disertai perincian kegiatan. c. Penunjukan-penunjukan panelis-panelis. d. Formulir kesediaan.
3.2. Bahwa selambat-lambatnya 6 minggu sebelum tanggal TKI dilaksanakan, setiap institusi harus menerima proposal dan buku panduan pelaksanan.
3.3. Jika sampai batas yang ditentukan calon penyelenggara TKI, calon peserta belum mengembalikan formulir kesediaan Institusi tersebut masih berhak dalam Forum Komunikasi.
3.4. Bila calon penyelenggara tidak memiliki petunjuk pelaksanaan, maka wajib mengadakan pertemuan informil yang dihadiri 9 rayon, 6 bulan sesudah pelaksanaan TKI.
3.5. Bila ada institusi yang belum menjadi anggita FK MAI dan tidak diketahui oleh calon penyelenggara atau calon peserta lainnya, tapi hadir dalam TKI, maka
institusi terseubt berhak menjadi peninjauan.
4. Temu Karya Ilmiah
4.1. Berdasarkan evaluasi sistem kerjasama TKI II, maka dirasa pula belum perlu adanya wadah formal.
4.2. Bentuk kerjasama Rayon II dalam kepanitiaan TKI II dapat dijadikan bentuk
kerjasama rayon pada kepanitiaan TKI, dengan perbaikan yang dirasa perlu disesuaikan dengan kondisi rayon penyelenggara. Adanya bentuk kerjasama
tersebut adlaah bentuk kerjasama yang tidak mengikat secara resmi dan mempunyai hubungan horizontal sederajat antara ketua-ketua HMA/IMA/KMA/SMTA/KMTA dan lain-lain.
Ketua-ketua HMA/IMA/KMA/SMTA/KMTA, dll duduk dalam bagian badan yang disebut sebagai komisariat yang bekerja sama (konsultatif-informatif)
kepada FK Rayon. Dibawah badan komisariat terdapat sebuah badan yang disebut Badan
Pengkerja yang terdiri dari satu orang wakil dari masing-masing perguruan
tinggi dilingkungan rayon tersebut yang secara bersama-sama bertanggung jawab melaksanakan TKI.
Kepanitiaan terbagi atas paket-paket kegiatan.
5. Rumusan Sistim Kerjasama
5.1. a. Perlu adanya kegiatan antar rayon dalam bentuk Forum Komunikasi secara berkala.
b. Perlu adanya kegiatan intern rayon dengan bagan seperti dibawah ini. Bentuk kegiatan Rayon diserahkan sepenuhnya pada masing-masing rayon.
c. Untuk suatu masalah yang bersifat prinsip dan yang berdifat nasional (kasus khusus) maka rayon penyelenggara TKI MAI diwajibkan membentuk suatu forum secara informasi yang dihadiri oleh wakil-wakil
dari 9 rayon yang membantu pemecahan masalah yang timbul pada calon penyelenggara masing-masing rayon/institusi yang masih berhubungan dengan TKI MAI sebelumnya.
5.2. Bentuk kerjasama dengan media komunikasi/media informasi dengan catatan : a. Perlu adanya media tambahan yang isinya menyangkut dunia arsitektur dan
laporan kegiatan intern /anta rayon yang dikelola oleh masing-masing rayon.
Dengan batasan waktu penerbitan minimal satu kali per tahun dan teknis pelaksanaannya diserahkan kepada rayon masing-masing. Pada saat berlangsungnya TKI panitia penyelenggara berfungsi sebagai pusat informasi
secara nasional. b. Perlu adanya komunikasi tahunan yang wajib terbit pada waktu pelaksanaan
TKI yang isinya sesuai dengan thema TKI ataupun bentuk-bentuk kegiatan
yang adanya selama TKI berlangsung. Rayon penyelenggara TKI bertanggung jawab terhadap terselenggaranya media informasi tersebut.
c. Dipandang perlunya setiap institusi dapat menyebarluaskan acara-acara kegiatan yang diselenggarakan pada semua institusi yang ada berupa buletin/pemberitahuan. Dalam hal ini penyampaian informasi dapat antar
rayon, dengan catatan setiap institusi yang menerima tersebut dapat mewakili rayon untuk menyebar luaskan informasi kepada institusi lainnya dirayon tersebut.
6 Laporan Penyelenggara TKI 6.2 Panitia penyelenggara berkewajiban membuat laporan kegiatan. Laporan
kegiatan (berita acara) disusun pada saat TKI berlangsung dengan tujuan membantu penyelenggara menyusun laporan kegiatan keseluruhan dan meningkatkan rasa memiliki kegiatan TKI diantara rayon-rayon.
6.2.1 Laporan tiap paket kegiatan disusun bersama pada akhir acara tiap-tiap paket tersebut oleh wakil-wakil rayon dan dikoordinir oleh wakil dari rayon penyelenggara.
6.2.2 Laporan kegiatan (berita acara) berisikan antara lain : Waktu kegiatan
Tempat kegiatan Acara
Jalannya acara
Hasil-hasil kegiatan Kesimpulan dan saran
6.2.3 Laporan kegiatan (berita acara) masih harus dilengkapi oleh panitia. 6.3 Laporan tersebut disampaikan kepada penyelenggara TKI berikutnya dan seluruh
peserta selambat-lambatnya empat bulan setelah pelaksanaan TKI.
6.4 Laporan tersebut dimaksudkan untuk informasi model administratif penyelenggara berikutnya.
7 Masalah Keanggotaan 7.2 Calon anggota dapat berperan serta pada TKI kecuali kegiatan FK, status mereka
sebagai peninjau. 7.3 Calon anggota yang statusnya peninjau diusulkan untuk diterima pada sidang
pleno FK sebagai anggota FK MAI.
7.4 Institusi yang belum mempunyai rayon, pembentukan rayon berdasarkan pertimbangan kemudahan informasi serta kedudukannya untuk sementara institusi tersebut dapat bergabung dengan rayon terdekat.
7.5 Institusi yang ingin membentuk rayon tersendiri, kepastian pembentukan rayonnya dikembalikan kepada institusi yang bersangkutan dan disahkan pada sidang pleno FK MAI.
Catatan : Pada TKI MAI VIII dengan hadirnya : Rayon VIII : Universitas Sisingamangaraja, Medan
Universitas Medan Area, Medan Universitas Khatolik St. Thomas, Medan Institut Teknologi Medan
Institut Teknologi TD. Pardede, Medan Diterima sebagai anggota Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur se Indonesia
denbgan pertimbangan berperan aktifnya institusi-institusi tersebut dalam kegiatan TKI MAI VIII. Maka diusulkan pada sidang pleno FK TKI MAI VIII untuk menjadi anggota FK
MAI yakni dengan pretimbangan telahikut berperan aktifnya institusi –institusi tersebut dalam kegiatan TKI MAI VIII.
8 Regenerasi 8.2 Untuk menjaga kesinambungan TKI dirasakan wajib adanya usaha regenerasi
pada setiap lembaga kemahasiswaan Arsitektur maupun rayon.
8.3 Teknis pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing lembaga mahasiswa arsitektur maupun rayon tersebut.
9 Tata Cara Sidang Resmi Forum Komunikasi MAI 1. Sidang Pleno (I)
Peserta : Seluruh Institusi a. Pembukaan masa sidang b. Pembacaan agenda sidang dan tata cara sidang
c. Pengesahan agenda sidang 2. Sidang Pleno Rayon (II)
Peserta : Rayon-Rayon
a. Inventarisasi maslaah dari tiap-tiap rayon b. Penempatan masalah pada sidang komisi yang bersangkutan
c. Penentuan batasan-batasan pembahasan masalah yang dilakukan sidang komisi, terutama pada masalah yang harus dibahas pada lebih dari satu komisi.
3. Sidang Komisi (III)
Peserta : Rayon-Rayon a. Pembahasan masalah seperti yang telah diinventarisasi ditentukan skala prioritas
serta batasan pembahasannya.
b. Pada sidang komisi, jalur informasi antar sidang-sidang komisi satu dan yang lainnya tetap dibuka (lihat garis infomasi pada diagram).
4. Sidang Pleno Komisi (IV)
Peserta : Komisi-Komisi a. Menyeleraskan /mengkonfirmasikan secara resmi rancangan kesepakatan
dengan cara-cara komisi dengan catatan terbatas dalma hal redaksional.
b. Team perumus (khusus paket pendidikan) menginformasikan hasil monitoring (perincian lihat hasil kesepakatan komisi pendidikan) sebagai bahan evaluasi /informasi untuk lebih meningkatkan mutu rancangan kesepakatan komisi
pendidikan. 5. Sidang Pleno (V)
Peserta : Institusi
a. Mengkomunikasikan hasi ldari sidang pleno komisi yang dalam hal ini adalah rancangan Forum Kominikasi kepada institusi-institusi.
b. Pengesahan hasil kesepakatan. Catatan : Komisi menunjuk 1 (satu) orang juru bicara yang akan berhak berbicara pada
sidang pleno. Komisi disertai 2 (dua0 pendamping untuk menginformasikan hal-hal yang dianggap penting.
10 Persyaratan SC dan Pembicara
Pembicara : Sudah pernah mengikuti Forum Komunikasi
SC : Diprioritaskan kepada mereka yang sudah dua kali mengikuti
Forum Komunikasi, minimal satu kali mengikuti Forum Komunikasi.
Catatan : Untuk kasus tertentu melihat kondisi.
11 Pengamat
a. Latar Belakang :
1. Mengingat kuranya informasi kepada masyarakat luas atas kegiatan tahunan mahasiswa arsitektur seluruh Indonesia dalam bentuk TKI.
2. Mengingat bahwa mahasiswa Arsitektur itu sendiri merupakan bagian dari sistem
masyarakat, dimana pengamat diberi kesempatan untuk terlibat didalam kegiatan mahasiswa ini.
b. Tujuan : 1. Untuk menyebarluaskan informasi kegiatan tahunan mahasiswa Arsitektur se
Indonesia. c. Pengertian Pengamat :
Pengamat adalah pihak-pihak dari kalangan : a. Pendidikan b. Penyebarluasan informasi atau pers
c. Organisasi profesi d. Lembaga ilmiah (LIPI, dll)
e. Mahasiswa
12 Pengamat Khusus Forum Komunikasi
a. Tujuan : Untuk menjaga idealisme Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur se Indonesia.
b. Pengertian Pengamat Khusus :
Pengamat khusus adlaah mahasiswa senior uang pernah ikut terlibat didalam Forum Komunikasi yang bertugas mengamati segala persoalah dan hasil dalam sidang FK.
c. Kriteria Pengamat Khusus Forum Komunikasi :
1. Minimal pernah mengikuti 3 kali Forum Komunikasi diharapkan 1 kali diantaranya menjadi pembicara rayon atau menguasai kasus khusus.
2. Berstatus sebagai individu, dalam arti tidak membawa nama kelembagaan,
instansi dan organisasi profesi pada saat menjadi pengamat khusus. d. Hak dan Kewajiban Pengamat Khusus Forum Komunikasi :
1. Pengamat khusus diharapkan kehadirannya dalam sidang komisi maupun sidang
pleno Forum Komunikasi TKI MAI. 2. Pengamat khusus berstatus sebagai peninjau tidak mempunyai hak bicara, dapat
memberikan informasi apabila diminta.
13 Tim Perumus
1. Pengertian Tim Perumus Tim Perumus adalah tim yang dibentuk untuk merumuskan masalah-masalah ilmiah
selama TKI berlangsung, kemudian mematangkan menjadi usulan ilmiah .
2. Mengingat kesatuan pendapat Mahasiswa Arsitektur se Indonesia di Jakarta tanggal 3 Oktober 1982 yang berbunyi : “Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan dengan niat yang baik, luhur, serta sikap penuh tanggung jawab sebagai insan akademis
dalam menjunjung Tri Dharma Perguruan Tinggi”. 1.1. Latar Belakang
a. Mengingat perkembangan dunia arsitektur se Indonesia dengan berbagai
masalah serta tantangan yang harus dihadapi peran maupun tanggung jawab semua pihak dilingkungan disiplin ilmu dalam perguruan tinggi dituntut secara nyata untuk terus aktif menghadapi masalah dan
tantangan tersebut. b. Mengingat tanggung jawab diatas, dirasakan perlunya suatu tim yang
sifatnya khusus untuk menjawab tantangan ilmiah tersebut.
2.2. Tujuan : 1.1. Sebagai hasi lkonkrit dari TKI MAI dengan harpaan hasil-hasil ini
akan menjadi sumbangan ilmiah dari mahasiswa arsitektur se Indonesia, kepada pemerintah dan masyarakat ilmiah pada khususnya.
2.2. Sebagai barometer temu karya ilmiah itu sendiri didalam ruang lingkup disiplin ilmu arsitektur.
2.3. Tugas Tim Perumus : 1. Mengamati jalannya paket-paket kegiatan.
2. Membantu kelancaran jalannya paket kegiatan. 3. Mengetahui permasalah paket yang akan dirumuskan. 4. Merumuskan jalannya kegiatan paket secara objektif dengan data-data
yang konkrit sejalan dengan jiwa TKI MAI. 5. Melaporkan hasil rumusan / monitoring pada sidang pleno komisi (lihat
penjelasan tata kerja sidang FK TKI MAI).
2.4. Mekanisme a. Kasus Khusus
Jika paket pengabdian akan dibuat dalam paket-paket yang lebih kecil. Contoh : Seperti paket-paket yang dibuat Rayon IV. Tahapan pertama :
1. Setiap institusi diwajibkan mengirimkan wakil-wakilnya yang kualified.
2. Setiap institusi membuat laporan dan analisa masalah dilapangan
(belum merupakan kesimpulan). 3. Setiap rayon diwakili oleh sebuah institusi 4. Dalam setiap lokasi pengabdian terdapat unsur rayon.
5. Wakil-wakil dari setiap lokasi pengabdian tidak boleh berasal dari rayon yang sama dan wakil dari tiap rayon mewakili setiap lokasi.
b. Kasus Umum
Jika paket pengabdian tidak dibuat dalam paket-paket yang lebih kecil, maka ketentuan yang berlaku adalah ketentuan 1, 2, 3. Tahapan Kedua :
1. Masing-masing paket mengumpulkan data-data dari paket kegiatannya yang berupa kesimpulan.
2. Masing-masing paket menentukan 2 orang wakil untuk duduk
sebagai tim perumus. Tahapan Ketiga :
Tim Perumus bersidang untuk merangkum usulan-usulan yang dibuat oleh paket kegiatan.
Tahapan Keempat :
1. Tim perumus bersidang dalam sidang pleno FK TKI bersama-sama dengan komisi lain mengusulkan hasil kerja dari tim perumus untuk
disahkan sebagai usulan ilmiah mahasiswa arsitektur se Indonesia. 2. Rumusan usulan dibawa kesidang pleno FK TKI oleh tim perumus
dengan koordinatornya adalah wakil dari rayon penyelenggara TKI.
Keterangan Lampiran :
I. - Istitusi-institusi mengadakan survey lapangan.
- Pencarian permasalahan dari data lapangan - Solusi - Konklusi
II. Hasil usulan/konklusi III. Tim perumus merangkum hasil klasifikasi usuan ilmiah menjadi satuan
usulan ilmiah
IV. Tim perumus maju kesidang pleno komisi dengan mambawa usulan ilmiah.
14 Program Khusus ASAsia 1. FK TKI MAI VIII mengakui keberadaan ASAsia Indonesia
2. Hubuangan ASAsia dengan FK MAI terbatas pada hubungan informal. Hubungan secara teknis : Bagan :
3. Sikap FK MAI :
1. Pengiriman delegasi. Wakil TKI MAI adalah satu orang wakil rayon secara bergantian dan satu oranghasil
kompetisi sebagai wakil institusi TKI MAI.
2. dana pengiriman delegasi sementara bekerjasama dengan LAI dan usaha rayon yang bersangkutan.
Kriteria Wakil Kebersamaan :
1. WNI dan masih berstatus Mahasiswa dari institusi yang diakui TKI. 2. Organisatoris dan dapat bekerjasama/berkomunikasi dengan baik.
3. Menguasai Forum Pendidikan Arsitektur dan mempunyai wawasan yang menunjang (profesionalisme).
4. Dapat memahami dan membawakan aspirasi FK untuk di bawa ke Jambore ASAsia.
5. Dapat menginformasikan kegiatan Jambore. 4. Komisi Organisasi FK TKI MAI VII menunjuk rayon II sebagai wakil delegasi FK yang
akan dikirim ke Jambore ASAsia Seoul ’88 sebagai wakil kebersamaan.
5. Petunjuk pelaksanaan dan sistem pemilihan wakil kebersamaan akan diatur oleh rayon yang ditunjuk.
Catatan : Rayon yang ditunjuk tidak menutup kemungkinan adanya partisipasi rayon-rayon yang diatur oleh rayon yang ditunjuk.
KESEPAKATAN PANDANGAN MAHASISWA ARSITEKTUR se INDONESIA MENGENAI TEMU KARYA ILMIAH.
Menimbang :
- Bahwasanya TKI yang merupakan kegiatan Mahasiswa Arsitektur se Indonesia telah berlangsung dengan baik pada setiap tahun sejak tahun 1982.
- Bahwsanya kegiatan TKI MAI diharapkan dapat berlangsung secara
berkesinambungan.
Mengingat : Mengingat kesatuan pendapat Mahasiswa Arsitektur se Indonesia di Jakarta tanggal 3
oktober 1982, yang berbunyi : “ Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan mendengar niat yang luhur serta sikap penuh tanggung jawab sebagai insan akademis dalam menjunjung tinggi Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Kami Mahasiswa Arsitektur se Indonesia telah sepakat dan berhasil melahirkan suatu kesatuan pendapat dalm menghadapi tantangan yang berkaitan dengan ruang lingkup Arsitektur “.
1. Latar belakang
Mengingat perkembangan Arsitektur se Indonesia dengan berbagai masalah dan tantangan yang harus dihadapi. Peranan maupun tanggung jawab bersama semua pihak
dilingkungan disiplin ilmu dalam perguruan tinggi dituntut secara nyata untuk turut aktif dalam menghadapi masalah-masalah dan tantangan tersebut. Dan untuk itu komunikasi yang teratur antar Mahasiswa Arsitektur di Indonesia untuk
dapat cepat, mudah dan tanggap memahami masalah, dirasakan sudah saatnya dirintis. Kemudian sejalan dengan pemikiran itu, maka Mahasiswa Aesitektur se Indonesia telah sepakat untuk mengadakan suatu kerjasama.
2. Tujuan :
Sadar akan tersebut diatas, mahasiswa Arsitektur se Indonesia telah sepakat untuk : Meningkatkan komunikasi dengan saling memperkuat tukar menukar pendapat antara mahasiswa Arsitektur se Indonesia.
Memperkenalkan pendidikan Arsitektur di Indonesia kepada masyarakat. Menyumbang pemikiran khusus bagi dapur pendidikan Arsitektur dan
dalam masyarakat luas umumnya. Mencari masukan-masukan dari masyarakat guna menunjang
pendidikan Arsitektur di I ndonesia. PANDANGAN UMUM
Atas dasar kesadaran yang tinggi tentang perlunya Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur se Indonesia akan menjadi suatu tanggung jawab moral bagi setiap insan mahasiswa Arsitektur Indonesia, untuk itu perlu adanya rasa memiliki Forum Komunikasi
Mahasiswa Arsitektur se Indonesia sebagai suatu jiwa. Pengertian jiwa Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur se Indonesia :
a. Kebersamaan dan kekeluargaan b. Saling menghargai c. Rasa tanggung jawab
Memperhatikan : - Sidang komisi organisasi Forum Komunikasi MAI pada tanggal 17-19 November 1986
di kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya. - Temu Wicara antar Forum Komunikasi MAI dengan wakil-wakil dari Dirmawa Dirdikti
Depdikbud pada tanggal 17 dan 18 November 1986 di kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya.
Menyepakati :
- Forum komunikasi mengingatkan kerjasama dan hubungan yang baik antara mahasiswa Arsitektur se Indonesia dengan Dirmawa Dirdikti Depdikbud.
- Bahwasanya mahasiswa Arsitektur se Indonesia menginginkan kebebasan
mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab dalam kaitannya dengan kegiatan TKI.
- Bahwa kemungkinan tercapainya kesepakatan mengenai pola atau aturan permainan
sangat lami harapkan yaitu dengan saling keterbukaan dari kedua belah pihak.
Setiap hasil kesepakatan Forum Komunikasi yang sudah disyahkan bersama-sama, harus ditanda tangani pada akhir acara Forum Komunikasi dan secepatnya disebarluaskan kepad aseluruh institusi yang ikut serta.
PENUTUP Segala sesuatu yang menyangkut pengembangan program kerjasama diatas akan di
tinjau dan disempurnakan dalam Forum Komunikasi TKI berikutnya, bila perlu. RANCANGAN KESEPAKATAN SIDANG FORUM KOMUNIKASI KOMISI ORGANISASI
1. Membakukan kesepakatan Forum Komunikasi TKI MAI VII dan dapat ditinjau kembali
bila dianggap perlu dan disetujui oleh seluruh peserta FK MAI. Pada saat akan
disepakati harus dihadiri minimal 2/3 jumlah anggota FK MAI.
Catatan :
Kesepakatan yang dibakukan ini diharapkan menjadi dasar/landasan dalam pembahasan masalah yang berkembang dalam FK MAI.
2. TKI MAI IX dilaksanakan di rayon I dan Badan Pekerja Rayon I sebagai panitia pelaksana.
Latar belakang kesepakatan ini : a. Tidak untuk melanggar kesepakatan yang telah dibuat.
b. Agar persiapan di Rayon IX lebih matang lagi. c. Adanya kegiatan peringatan 40 th Pendidikan Arsitektur Indonesia di Bandung.
3. MEDIA KOMUNIKASI
Pada dasarnya kegiatan ini dibuat untuk lebih memperjelas kesepakatan yang sudah
ada, khususnya dikesepakatan Komisi Pendidikan. Bentuk dan sistemnya adalah sebagai berikut : X1. Informasi dari Badan Pekerja Rayon / institusi dalam konteks TKI yang akan
diselenggarakan, misalnya : - Materi Pameran Akademis
- Isi dari Ceramah Diskusi Ilmiah dalam ilustrasi materi.
X2. Hasil-hasil dari pelaksanaan paket kegiatan yang telah diselenggarakan pada TKI yang bersangkutan.
Isinya : - Liputan kegiatan paket-paket dalam TKI yang bersifat teknis pelaksanaan.
Liputan ini dikerjakan oleh team peliput yang terdiri dari panitia
penyelenggara dan calon penyelenggara.
- Rumusan hasil-hasil paket kegiatan yang memerlukan rumusan atau kesepakatan. Rumusan ini dilakukan oleh panitia pelaksana dibantu oleh
peserta paket-paket. Y. Adalah informasi lanjutan
Berisi a1 :
- Laporan hasil paket kegiatan yang belum diselesaikan. - Dibuat oleh peserta ditambah calon penyelenggara.
Mekanisme Pendistribusian Media Y
Dikordinir oleh calon penyelenggara TKI berikutnya, kemudian didistribusikan ke masing-masing rayon.
3. MEKANISME PENINJAUAN
Catatan : - Peninjauan diadakan setelah komisi perlu mengadakan peninjauan. - Sifat peninjauan diserahkan kepada komisi yang bersangkutan.
- Waktu peninjauan disesuaikan dengan sidang tergantung kebijaksanaan komisi yang bersangkutan.
Mekanisme Jalur Laporan Peninjauan Komisi ke Paket kegiatan. A. Pengertian peninjauan paket oleh komisi FK TKI MAI.
1. Mengunjungi, melihat dan mengamati secara langsung paket-paket kegiatan ditempat kegiatan.
2. Mencari dan menyimpulkan informasi yang akurat berkaitan dengan paket kegiatan dalam bentuk media komunikasi.
B. Batasan Materi Peninjauan oleh komisi. 1. Komisi Organisasi
Dengan adanya garis informasi antar komisi, maka komisi organisasi berhak mencari
informasi yang sifatnya organisasional terhadap paket-paket kegiatan melalui komisi yang bersangkutan.
2. Komisi Pendidikan Mengadakan peninjauan dalam bidang materi, proses pelaksanaan dan kemungkinan hasilnya yang sesuai dengan tema pada paket-paket kegiatan pendidikan.
3. Komisi Pengabdian Masyarakat
Mengadakan peninjaun dalam bidang model dan sistem operasional yang mengarah
pada sasaran di TKI yang sedang berlangsung.
LAPORAN SEMENTARA PENYELENGGARA - Laporan Badan Pekerja pada sidang Pleno I Institusi tidak diadakan.
- Pemahaman mengenai rencana persiapan TKI diperoleh dari Proposal, Juklah atau informasi yang lain.
- Laporan sementara penyelenggara masuk pada akhir sidang Pleno Komisi.
Laporan sementara penyelenggara adalah memadukan perbandingan rencana kegiatan dengan
pelaksanaan kegiatan antara penyelenggara dengan komisi. PENDING MASALAH UNTUK TAHUN DEPAN
1. Team perumus 2. Jalur ususlan ilmiah 3. Sterring Comitte
4. Legalisasi MAI dalam bentuk lembaga 5. Hymne MAI
6. Informasi beberapa hasil FK Rayon IV 7. Laporan Badan Pekerja Rayon 8. Logo TKI MAI
9. Status masalah yang ditangguhkan PERNYATAAN KOMISI ORGANISASI
TENTANG FORUM KOMUNIKASI KHUSUS
A. DASAR PEMIKIRAN
1. Bahwa agenda sidang komisi organisasi FK MAI VIII tentang :
Penentuan sikap FK MAI pada 40 th PAI. Tanggapan FK MAI terhadap ASAsia dan kejelasan laporan wakil kebersamaan
FK MAI.
Dirasa sangat penting dan harus diselesaikan sebelum pelaksanaan kedua moment
berlangsung.
2. Bahwa berhubung dengan kondisi yang ada didalam FK MAI VIII, maka komisi organisasi FK MAI VIII belum mampu menyelesaikan masalah tersebut diatas.
3. Mengingat kepentingan yang sangat mendesak, maka perlu diadakan Forum Komunikasi
Khusus untuk menyelesaikannya. B. ISI KESEPAKATAN
1. Komisi Organisasi FK MAI VIII mengusulkan akan diadakan FK - Khusus untuk
membahas :
Penentuan sikap FK MAI pada peringatan 40 th PAI. Tanggapan FK MAI terhadap ASAsia dan kejelasan laporan wakil kebersamaan
FK MAI. Sebelum kedua momen yang bersangkutan berlangsung.
2. Kesepakatan yang dihasilkan dalam FK Khusus pada dasarnya mempunyai kekuatan yang
sama dengan kesepakatan FK TKI dan tidak dijadikan satu dengan kesepakatan FK TKI yang lain.
P E R N Y A T A A N FORUM KOMUNIKASI KHUSUS MAHASISWA ARSITEKTUR
SE INDONESIA PADANG, TANGGAL 24 SEPTEMBER 1989 Di UNIVERSITAS BUNG HATTA
Karena tidak dihadiri 2/3 anggota Forum Komunikasi mahasiswa Arsitektur se Idonesia, maka
Forum Komunikasi Khusus memutuskan untuk mengundurkan sidang Forum Komunikasi Khusus sebelum tanggal 20 Oktober 1989 di Bandung, dengan Rayon II sebagai penyelenggaranya. Surat undangan dikirimkan kepada setiap institusi se Indonesia, yang terdiri dari :
- Surat undangan - Lampiran :
Surat kesediaan setiap institusi Surat tidak ikut serta institusi
Catatan :
Kalau tidak hadir……………. Kami menyerahkan sepenuhnya kepercayaan terhadap kesepakatan yang dihasilkan oleh FK Khusus kepada forum.
Catatan : Mohon surat undangan ini dibalas sebelum tanggal……………
Jika ternyata surat balasan anda belum kami terima sampai pada hari…………. Maka dianggap institusi anda, menyerahkan suara anda kepada forum (apapun hasilnya dianggap institusi anda menyetujui hasilnya).
PERSETUJUAN INSTITUSI PESERTA FK KHUSUS No. Institusi Nama wakil
1. universitas katholik parahyangan 2. universitas indonesia 3. universitas hasannudin
4. universitas tadulako 5. ikip bandung
6. universitas diponegoro 7. universitas bung hatta 8. universitas ugayana
9. universitas kristen duta wacana 10. universitas islam indonesia 11. universitas widya mataram
12. universitas borobudur 13. universitas soegijapranata 14. institut teknologi bandung
15. universitas brawijaya 16. universitas jakarta 17. akademi teknik ykpn jogjakarta
18. institut teknologi indonesia 19. ikip ujung pandang 20. universitas lancang kuning
21. universitas sisingamangaraja XII 22. universitas sebelas maret surakarta 23. i.s.t.n
24. atpu-sttpu. Bandung 25. institut teknologi t.d. pardede
26. universitas medan area
Moderator Notulen
TTD TTD Ahmad Djuhara R. Dwini Andridianto
HASIL KESEPAKATAN KOMISI PENDIDIKAN
I. LINGKUP BIDANG KOMISI PENDIDIKAN
Pengertian : Komisi yang dibentuk untuk mewujudkan dan membahas masalah yang berkembang pada
TKI MAI, dalam kaitannya dengan pendidikan Arsitektur pada umumnya. II. THEMA
A. Konsep Dasar
Sesuai dengan sifatnya, konsepsi akan terus dipergunakan dan berlaku pada setiap
pemilihan thema TKI, yang terdiri dari : 1. Harus sesuai dengan disiplin ilmu Arsitektur 2. Mempunyai dampak positif bagi masyarakat tempat berlangsungnya TKI
3. Harus komunikatif untuk masyarakat dan lingkungan Arsitektur 4. Harus dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan secara nyata dalam paket
TKI.
5. Harus terbuka, tapi tidak rancu/campur.
B. Konsep Thema Umum
Konsep thema umum ini digunakan untuk mencari thema umum dalam mencapai
mekanisme thema khusus yang akan digunakan pada TKI berikutnya. 1. Pedoman Penelitian
a. Forum harus meninjau thema umum yang telah disepakati pada setiap awal sidang komisi pendidikan.
b. Jika dirasa thema umum tersebut tidak aktual lagi, maka dapat dirubah
berdasarkan kesepakatan forum. c. Jika dirasa thema umum masih aktual maka dapat dipergunakan. d. Pihak yang merasa thema umum tersebut tidak relevan lagi harus mengajukan
usulan thema umum yang baru pada forum.
2. Perubahan Kriteria
a. Harus ada kesinambungan dengan thema TKI sebelumnya. b. Dimungkinkan adanya tindak lanjut kegiatan setelah berlangsungnya kegiatan
TKI MAI. c. Merupakan permasalahan aktual. d. Merangsang setiap peserta untuk dapat menampilkan masalah Arsitektur
daerahnya. e. Kemungkinan untuk dapat diwujudkan oleh tiap-tiap institusi.
3. Team Khusus Thema Umum
Kriteria orang yang duduk didalam team khusus thema umum : a. Harus mengetahui permasalahan b. Mampu bekerjasama
c. Bertanggung jawab d. Pernah mengikuti paket ilmiah di TKI ini
e. Pada saat TKI berlangsung tidak mengikuti salah satu paket dari TKI tersebut sampai pada keputusan tersebut dilaksanakan
f. Team khusus dipilih oleh masing-masing Rayon. Catatan :
Hubungan antara team khusus dan Forum dilakukan melalui jalur informal didepan forum.
C. Konsep Thema Khusus
Konsep thema ini merupakan kerangka dalam mencari thema khusus bagi penyelenggara TKI yang akan datang.
1. Pedoman Pemilihan :
a. Forum menugaskan pada Rayon penyelenggara TKI yang akan datang untuk
mempersiapkan thema yang akan di bahas.
Catatan :
Setidaknya Rayon penyelenggara TKI yang akan datang menyelenggarakan study kelayakan di daerahnya tentang kemungkinan suatu thema.
b. Rayon penyelenggara TKI yang akan datang memberikan alternatif usulan thema khusus pada team perumus thema khusus.
Catatan : Team perumus adalah wakil-wakil setiap rayon yang terlibat langsung dalam paket-paket kegiatan ilmiah.
c. Team perumus thema khusus membahas thema yang akan diajukan dan menyusun
varian usulan thema khusus pada TKI yang sedang berlangsung.
Catatan :
Hubungan antara team perumus thema khusus dan forum dilakukan melalui jalur informasi di depan forum.
d. Varian usulan thema khusus diajukan ke forum untuk dibahas didalam komisi pendidikan.
Catatan : Hubungan antara Rayon penyelenggara TKI yang akan datang dengan team perumus thema khusus dilakukan melalui jalur informasi.
e. Setelah forum menetapkan varian thema khusus, forum meminta kepada Rayon
penyelenggara TKI yang akan datang untuk menetapkan thema khusus.
f. Thema khusus diinformasikan ke setiap institusi disertai dengan penjabarannya.
2. Team Perumus Thema Khusus
a. Jumlah ( komposisi 1;1 )
b. Waktu
Catatan :
Point a yang dimaksud adalah perbandingan jumlah personil dari Paket Ilmiah dan Pengabdian Masyarakat.
D. Kesepakatan Thema TKI MAI :
1. Thema Umum
Thema umum yang akan digunakan adalah “ pemukiman “ dengan pertimbangan “
Pemukiman “ masih merupakan masalah yang aktual untuk dibicarakan dan sesuai dengan pertmbangan kriteria.
2. Usulan Thema Khusus
Usulan thema khusus ini untuk TKI IX yang akan diselenggarakan oleh Rayon I. Usulan Themanya antara lain :
- Peranan Arsitektur dalam upaya pengendalian dan perlindungan pemukiman terhadap dampak aktifitas perdagangan.
- Pengendalian perubahan pemukiman sebagai akibat dari aktifitas perdagangan.
- Peranan Arsitektur dalam menciptakan pemukiman yang tanggap terhadap perkembangan aktifitas perdagangan.
IV. PROGRAM PERTUKARAN INFORMASI PENDIDIKAN
A. Antar Institusi
1. Maksud dan tujuan :
a. Memupuk ikatan emosional yang dilandasi suatu idealisme dan objektifitas. b. Antar institusi diharapkan dapat slaing mengisi pengetahuan .
c. Untuk mengetahui dan mengenal kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak-pihak institusi khususnya bidnag pendidikan.
d. Dapat mewujudkan kesatuan pandangan mahasiswa Arsitektur se Indonesia
secara umum dengan tidak menghilangkan kekhususan masing-masing institusi. e. Dapat mempererat kerjasama antar institusi di Indonesia. f. Menyatukan pandangan mahasiswa Arsitektur dalam membentuk pendidikan
Arsitektur di Indonesia.
2. Kriteria
a. Menyangkut pendidikan Arsitektur di Indonesia b. Kesatuan pandangan mahasiswa Arsitektur se Indonesia
Catatan : Kriteria ini berlaku untuk semua bentuk pertukaran informasi
3. Jenis Informasi
a. Akademik :
- Sistem pendidikan Arsitektur tiap institusi - Hasil seminar, diskusi, riset. - Pertukaran informasi akademik lainnya.
b. Non akademik
- Pertukaran program/kalender kegiatan khususnya bidang pendidikan - Pertukaran media Arsitektur
- Pertukaran informasi akademik lainnya.
4. Bentuk :
a. Buku-buku, laporan, slide b. Kunjungan-kunjungan delegasi
c. Surat menyurat d. Media informasi e. Dan lain-lain
5. Cara Pelaksanaan :
a. Setiap Institusi wajib menyerahkan 1 buku yang berisi informasi akademik dan non akademik dari institusi yang bersangkutan kepada panitia penyelenggara.
b. Panitia penyelenggara menyusun rangkuman informasi akademis dan non
akademis dari setiap institusi, kemudian memperbanyak lalu membagikan kepada setiap institusi peserta TKI sebelum kegiatan berakhir.
c. Pelaksanaannya dapat disatukan dengan paket kepustakaan.
d. Apabila memungkinkan Rayon penyelenggara dapat menyediakan tempat tersendiri untuk program pertukaran informasi pendidikan.
Catatan : Format bukunya ditentukan oleh calon penyelenggara TKI yang akan datang.
B.Antar Rayon
1. Maksud dan tujuan : a. Lebih memupuk ikatan institusional yang dilandasi idealisme dan objektifitas b. Untuk memancing dan mewujudkan kerjasama yang erat antar rayon
c. Diharapkan antar Rayon dapat saling mengisi pengetahuan
2. Jenis Informasi :
Pertukaran informasi lebih dikhususkan pada kegiatan non akademis, yang meliputi : - Hasil kegiatan riset, ceramah, diskusi yang diselenggarakan tiap rayon - Program kegiatan/kalender kegiatan tiap rayon
- Pertukaran literatur dan media komnikasi
3. Bentuk
a. Buku-buku, laporan, slide b. Kunjungan-kunjungan delegasi
c. Surat menyurat d. Media informasi
e. Dan lain-lain
4. Pelaksanaan :
Pelaksanaan disatukan dengan program pertukaran informasi pendidikan antar institusi.
C. Dengan Lembaga Pemerintah/Swasta/Masyarakat Umum
1. Maksud dan Tujuan :
a. Menjalin hubungan kerjasama yang konkrit dengan pemerintah/swasta/masyarakat
umum. b. Mengetahui secara mendalam maksud kebijaksanaan pemerintah, khususnya
menyangkut bdang Arsitektur
2. Jenis Informasi :
a. Akademis :
Sistem Pendidikan Arsitektur di Indonesia
b. Non akademis - Kebijaksanaan dan program pemerintah dalam permasalahan yang menyangkut
bidang Arsitektur di Indonesia.
- Kesempatan turut sertanya mahasiswa Arsitektur dalam memecahkan permasalahan yang bekaitan dengan bidang Arsitektur di Indonesia.
3. Bentuk a. Media brosur, laporan, film, slide. b. Ceramah, diskusi, seminar, penelitian.
c. Pengabdian masyarakat. d. Dan lain-lain.
V. MEDIA KOMUNIKASI Media komunikasi merupakan perwujudan dari idealisme TKI ( dasar dan tujuan
pencetusan TKI ). Media komunikasi merupakan usahapelaksanaan program pertukaran
informasi, media komunikasi dapat dibagi menjadi dua : a. Media intern
b. Media ekstern
A. Media intern dapat dibagi dua :
1. Media Rayon 2. Media TKI
1. Media Rayon
a. Pengertian
- Media yang dikelola oleh Rayon
- Media komunikasi antar institusi dalam rayon
b. Isi
Tentang kegiatan akademis dan non akademis meliputi : Akademik :
- Sistem pendidikan. - Kegiatan ilmiah yang menunjang. - Dan lain-lain
Non akademik : - Program kerja dan kalender kegiatan IMA/FMA/SMA, dan lain-lain.
- Ceramah, riset, penelitian. - Dan lain-lain.
c. Bentuk :
Masalah bentuk dan media kerjasama kegiatan maupun hal-hal pelaksanaan
ditentukan oleh rayon masing-masing sesuai dengan kondisinya.
2. Media temu karya ilmiah Arsitektur Indonesia :
a. Pengertian,
Media komunikasi antar rayon pada tingkat nasional.
b. Isi :
1. Kriteria : singkat, padat, jelas, dan umum. 2. Isi :
- Liputan dari TKI yang lalu disertai dengan laporan TKI yang lalu. - Artikel-artikel penujang yang berlangsung.
- Informasi antar institusi. - Informasi kesiapan penyelenggara TKI yang akan datang.
c. Bentuk : majalah d. Pelaksanaan : Rayon berikut dari rayon pelaksanaan TKI yang sedang berlangsung. e. Mekanisme dan teknik penyusunan : lihat bagan
3. Waktu :
Pelaksanaan media komunikasi dilaksanakan pada awal penyelenggaraan TKI ( pra TKI ), setelah TKI berlangsung ( pasah TKI ) dan diantara penyelenggara dua TKI ( antay TKI )
Catatan : Mengenai waktu pelaksanaan media TKI pada saat kesepakatan di rumuskan belum dapat
ditetapkan, mengingat belun adanya kesepakatan dari masing-masing rayon.
Keterangan :
1. Bulan informasi I ditetapkan bulan November. Isi informasi :
- Evaluasi TKI yang baru berlangsung.
- Laporan kesediaan dan kesiapan rayon penyelenggara TKI berikutnya. - Rencana kegiatan setiap rayon.
- Informasi tentang penentuan bulan informasi II dan III.
2. Bulan informasi II ( belum ditetapkan pada saat kesepakatan dirumuskan ). Isi informasi
:
- Laporan informasi yang telah dan akan dilalaksanakan disetiap rayon.
- Penetapan thema khusus dan rencana kegiatan TKI dari rayon penyelengara TKI berikutnya.
3. Bulan informasi III ( belum dapat ditetapkan pada saat kesepakatan dirumuskan ), isi
informasi :
- Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan tiap rayon. - Laporan kegiatan/persiapan TKI dari setiap rayon.
Catatan :
Pembahasan mengenai bulan informasi ditangguhkan untuk segala agenda pelaksanaan TKI yang akan datang.
VI. PAKET ILMIAH
Definisi : Sebuah paket yang membahas peembangan ilmiah yang berhubungan
dengan thema khusus TKI MAI yang sedang berlangsung. Paket ini terdiri dari dua sub paket : 1. Pameran ilmiah
a. Definisi :
- Pameran yang merupakan media prementasi darui karya-karya ilmiah mahasiswa Arsitektur dari rayon-rayon seluruh Indonesia. Yang disesuaikan dengan kondisi rayon-rayon tersebut dan berkaitan dengan thema yang telah ditentukan.
- Pameran ilmiah merupakan media presentasi dari makalah yang akan di ajukan dalam diskusi ilmiah.
- Pameran ilmiah merupakan media informasi yang jelas dan komunikatif dengan
demikian orang-orang diluar disiplin ilmu Arsitektur mampu menyerap dengan baik.
b. Sifat : Informatif, komunikatif, dan edukatif. c. Bentuk : Presentasi dari solusi permasalahan yang diangkat dari thema, dengan
sarana ( bentul dan luas panil ) yang ditentukan oleh panitia, dengan batasan yang jelas dalam menghias dan mengembangkannya.
d. Media : sketsa/gambar, foto-foto, maket, brosur, dan media lainnya.
Catatan : Tata cara yang perlu dipertimbangkan oleh panitia :
a. Waktu yang ditentukan panitia untuk mempersiapkan stand. b. Sarana dan prasarana yang dimiliki rayon penyelenggara. c. Jika ada rayon peserta yang tidak mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan
oleh penyelenggara, maka panitia berhak meminta kepada rayon tersebut untuk merubah sesuai dengan ketentuan.
2. Diskusi ilmiah
a. Definisi :
- Diskusi yang membahas hal-hal ilmiah yang berkembang dalam TKI yang
berkaitan dengan thema yang telah disepakati.
- Diskusi ini mendiskusikan masalah-masalah ilmiah yang timbul dari pembahasan study kasus masing-masing rayon serta perkembangannya yang sesuai dengan
thema.
b. Mekanisme :
- Rayon peserta menyiapkan diri menjadi panelis, pembahas, dan moderator. - Moderator pembahas memperhatikan kesesuaian thema.
VII.PAKET PENDIDIKAN
Definisi : Paket yang membahas dan menyajikan karya-karya mahasiswa dan masalh pendidikan
Arsitektur pada masing-masing peserta TKI MAI. Paket ini terdiri dari dua sub paket : 1. Pameran akademis :
a. Definisi : Pameran akademis sebagai sarana informasi tentang pendidikan Arsitektur
yang ada pada setiap institusi peserta TKI MAI dalam bentuk penyajian karya-karya
akademis mahasiswa, kurikulum, sistem pendidikan, dan informasi lain yang berhubungan dengan akademis.
b. Sifat : Informatif dan akademis.
c. Bentuk : Tugas –tugas pokok selama pendidikan : Karya-karya orisinil mahasiswa. Karya tulis/paper/tugas akhir.
Maket. Dan lain-lain yang menyangkut akademis. Dengan sarana ( bentuk dan luas
panil, dsb ) yang ditentukan oleh panitia dengan batasan yang jelas dalam
menghas dan mengembangkannya.
d. Media : Sketsa/gambar, foto-foto, maket, brosur, dan media lainnya.
Catatan :
Tata cara yang perlu dipertimbangkan oleh panitia : a. Waktu yang ditentukan panitia untuk mempersiapkan stand. b. Sarana dan prasarana yang dimiliki rayon penyelengara.
c. Jika ada institusi peserta yang tidak mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara, maka panitia berhak meminta kepada institusi tersebut merubahnya sesuai ketentuan.
2.Diskusi Pendidikan
a. Definisi : Diskusi pendidikan adalah diskusi yang membahas mengenai masalah-
masalah pendidikan Arsitektur yang berkembang pada masing-masing rayon peserta TKI MAI.
b. Mekanisme :
Rayon peserta menyiapkan diri menjadi panelis, pembahas, dan moderator.
Moderator pembahas memperhatikan kesesuaian thema.
VIII. PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA
A. Latar belakang
1. Pentingnya buku sebagai media penulisan karya tulis ilmiah yang dihasilkan dalam Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur Indonesia.
2. Pentingnya buku-buku ilmiah Arsitektur sebagai penunjang pendidikan Arsitektur. 3. Kurangnya karya tulis yang bersifat ilmiah yang dihasilkan oleh mahasiswa
Arsitektur.
4. Mengigat pentingnya penulisan karya tulis ilmiah dalam suatu proses pengembangan ilmu Arsitektur.
5. Perlunya meningkatkan kemampuan secara ilmiah atau manganalisis dalam
permasalahan Arsitektur.
B. Tujuan
1. Menjadikan sarana informasi pemikiran tentang Arsitektur pada masyarakat
umum dan masyarakat Arsitektur. 2. Pentingnya informasi karya tulis ilmiah bidang Arsitektur kepada masyarakat
luar.
3. Mendorong minat tulis pada mahasiswa Arsitektur.
C. Sasaran
Perlunya dirintis pengadaan pusat informasi karya tulis ilmiah mahasiswa dalam TKI.
D. Materi
1. Merupakan hasil penulisan ilmiah bidang Arsitektur. 2. Memenuhi standard kriteria penulisan ilmiah dalam bidang Arsitektur maupun
yang ada kaitannya dengan ilmu Arsitektur. Catatan : Ilmiah disini dalam pengertian standar bidang Arsitektur saja.
E. Alternatif bentuk penulisan
1. Lomba antar mahasiswa Arsitektur 2. Non lomba yang dapat diikuti oleh rayon, institusi, mahasiswa Arsitektur.
F. Teknis Pelaksanaan
Teknis pelaksanaan diserahkan kepada panitia penyelenggara oleh rayon penyelenggara TKI.
G. Alternatif panitia penyelenggara
1. Rayon penyelenggara TKI
2. Rayon bukan penyelenggara TKI 3. Institusi
Catatan : Pusat informasi karya tulis ilmiah diatas merupakan rintisan dari paket pusat
informasi karya tulis ilmiah yang lebih utuh dalam TKI. IX. PUSAT INFORMASI KARYA TULIS ILMIAH
A. Latar belakang
a. Perlunya menginventarisir karya-karya tulis ilmiah yang pernah dibuat oleh mahasiswa Arsitektur.
b. Pentingnya karya tulis ilmiah Arsitektur sebagai penunjang pendidikan Arsitektur. c. Kurang efektifnya penyebaran informasi pemikiran tentang Arsitektur kepada
masyarakat umum dan masyarakat Arsitektur khususnya.
B. Tujuan
a. Membantu mahasiswa untuk mendapatkan data lengkap mengenai karya tulis yang pernah dibuat.
b. Menjadi sarana informasi tentang Arsitektur kepada masyarakat umum dan masyarakat Arsitektur.
c. Efektifitas penyebaran informasi pemikiran tentang Arsitektur kepada masyarakat
umum dan masyarakat Arsitektur khususnya.
C. Sasaran
Memperluas wawasan pemikiran mahasiswa Arsitektur dalam memecahkan permasalahan-permasalahan Arsitektur yang mungkin dicapai.
D. Materi
a. Merupakan hasil penulisan karya tulis ilmiah mahasiswa Arsitektur dalam ilmu Arsitektur.
b. Memenuhi standar kriteria penulisan karya tulis ilmiah secara umum dalam
penyajiannya.
Catatan :
Mengingat kesamaan sifat materi untu memudahkan pelaksanaan, maka pusat informasi Karya Tulis Ilmiah dan kepustakaan dalam TKI disatukan dalam sebuah paket kegiatan.
X. KEPUSTAKAAN
A. Latar belakang
a. Pentingnya tulisan pendidikan Arsitektur sebagai penunjang pendidikan Arsitektur.
b. Perlunya usaha menunjang dan menambah kepekaan mahasiswa Arsitektur terhadap suatu masalah pendidikan Arsitektur.
c. Perlunya sarana pengetahuan untuk memperluas wawasan mahasiswa Arsitektur
yang dapat meningkatkan potensi dikalangan Arsitektur pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
B. Tujuan
a. Saling menunjang, mengisi kekurangan-kekurangan literatur pada setiap institusi.
b. Meningkatkan kualitas mahasiswa Arsitektur melalui sarana kepustakaan.
C. Sasaran
a. Mempermudah mahasiswa Arsitektur dalam pemecahan masalah yang berkaitan
dengan pendidikan Arsitektur. b. Dapat memberikan informasi secara tidak langsung kepada masyarakat.
D. Materi
a. Literatur. b. Laporan-laporan. c. Karya tulis.
d. Informasi-informasi akademis instansi-instansi. e. Dan lain-lain.
E. Paket kegiatan kepustakaan diusulkan untuk menjadi paket utama pada kegiatan pokok TKI pada sidang pleno FK TKI MAI VI.
LAMPIRAN RANCANGAN KESEPAKATAN
SIDANG KOMISI PENDIDIKAN SIDANG KOMISI PENDIDIKAN
Dari hasil penentuan prioritas masalah maka dapat disepakati agenda acara sidang komisi pendidikan. Adapun acuan yang dipakai dalam agenda sidang komisi pendidikan, adalah :
“ Pembakuan kesepakatan forum komunikasi TKI MAI VII di Ujung Pandang dapat ditinjau kembali bila perlu, dan disetujui oleh seluruh peserta dimana kesepakatannya dihadiri 2/3
anggota.” Agenda acara sidang komisi pendidikan :
1. Team khusus thema umum dan team perumus thema khusus. 2. Status masalah yang ditangguhkan dalam TKI MAI VII. 3. Struktur paket-paket dalam komisi pendidikan untuk efisiensi.
4. Study eskursi dan diskusi ilmiah. 5. Media komunikasi.
6. Bulan informasi. 7. Masuknya laporan komisi pendidikan ( tata cara sidang ). 8. Pernyataan sikap komisi pendidikan terhadap 40 th pendidikan Arsitektur Indonesia.
1. Team khusus thema umum dan team perumus thama khusus.
Latar belakang : Dirasakan perlu penambahan personil dari paket pengabdian masyarakat yang merupakan paket yang juga turut melaksanakan tema khusus.
Penambahan : Kriteria orang yang duduk dalam team perumus thema khusus a. Harus mengetahui permasalahan.
b. Mampu bekerja sama. c. Bertanggung jawab. d. Orang yang sedang mengikuti paket ilmiah dan pernah mengikuti paket pengabdian
masyarakat di TKI secara tuntas. e. Orang tersebut pada saat TKI berlangsung tidak mengikuti salah satu paket dari TKI
tersebut sampai pada keputusan itu dilaksanakan. f. Anggota team perumus thema khusus dipilih oleh masing-masing rayon.
2. Status masalah yang ditangguhkan dalam TKI VII
Agenda ini dicabut dari agenda sidang dengan latar belakang bahwa dengan melihat kesepakatan yang lalu tidak ada masalah yang ditangguhkan.
3. Struktur paket-paket dalam komisi pendidikan untuk diefisiensi
Latar belakang permasalahan : - Untuk lebih memperjelas dan agar lebih efisien. - Karena selama ini tidak ada atau adanya kerancuan dalam penentuan arahan thema bagi
paket-paket yang berhubungan dengan thema dan yang tidak berhubungan langsung dengan thema.
- Untuk efisiensi kerja dan hasil yang lebih optimal, sehingga timbul pemikiran untuk memilahkan antara paket-paket ilmiah dan pendidikan.
Hasil pembahasan : Paket ilmiah adalah sebuah paket yang membahas perkembangan ilmiah yang berhubungan dengan thema khusus TKI MAI yang sedang berlangsung.
Terdiri dari dua sub paket : - Paket ilmiah - Diskusi ilmiah
Paket pendidikan adalah paket yang membahas dan menyajikan karya-karya mahasiswa dan maslah pendidikan Arsitektur pada masing-masing peserta TKI MAI.
Tediri dari dua sub paket : - Sub paket pameran akademis - Sub paket diskusi pendidikan
Diagram :
Keterangan : PI = Pameran Ilmiah DI = Diskusi Ilmiah
PA = Pameran Akademis DP = Diskusi Ilmiah
4. Study ekskursi dan diskusi ilmiah : Agenda sidang study ekskursi dicabut pelontar masalah karena kesalahan dalam menginterpretasikan study ekskursi.
Latar belakang permasalahan diskusi ilmiah : Adanya suatu keinginan untuk meningkatkan hasil rumusan diskusi bukan hanya sebagai suatu rumusan teori abstrak tapi mengarah pada suatu yang konkrit.
Masalah ini di “pending” sampai tahun depan pada TKI IX karena tidak ditemukannya kesamaan pandangan dan persepsi.
5. Media komunikasi
Ada dua alternatif dari FK komisi organisasi yaitu : a. Usulan mekanisme media komunikasi sama dengan kesepakatan TKI VII. b. Ada tiga media komunikasi :
- Sebelum TKI
- Diakhir pelaksanaan TKI ( paska TKI ) - Antar TKI
Hasil keputusan sidang : Daimbil keputusan untuk memilih alternatif 2, dengan catatan pusat informasi tidak mengalami perubahan apapun.
Recommended