0
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS)
Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (Revisi)
Case 4 JetBlue and the Veterans Administration:
The Critical Importance of IT Processes
Oleh:
Renaldo Prima P056101541.46
MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, manusia dituntut untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. Dalam
lingkup perusahaan, teknologi informasi sangat diperlukan untuk
mengembangkan usahanya. Apalagi jika melihat persaingan usaha yang semakin
sengit, setiap perusahaan perlu membuat sistem teknologi informasi yang tepat
untuk dapat mempertahankan usahanya. Penggunaan teknologi informasi dan
sistem yang terintegrasi bertujuan untuk memudahkan cara kita berkomunikasi
antara pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan dan pelanggan perusahaan.
Penggunaan teknologi informasi dapat dirasakan perlu oleh perusahaan
JetBlue, perusahaan maskapai penerbangan dan Veterans Administration,
perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan dan rumah sakit. Setiap perusahaan
tersebut telah menerapkan sistem teknologi informasi yang saling terintegrasi
antar setiap departemen untuk memudahkan menjalankan aktivitas operasionalnya
dan terutama bagi pelayanan kepada setiap pelanggannya. Namun pada proses
berjalannya sistem tersebut, terkadang perusahaan perlu waspada jika terjadi
kegagalan sistem yang mungkin disebabkan oleh perangkat lunak maupun faktor
human error sebagai operator yang terhubung dengan sistem tersebut.
Kasus proses dalam teknologi informasi yang akan dibahas pada makalah
ini memberikan gambaran kepada pembaca bagaimana tindakan suatu perusahaan
jika mengalami kendala di dalam suatu sistem yang menjadi dasar kegiatan
operasional perusahaan.
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui betapa pentingnya
peran sistem teknologi informasi dalam menjalankan aktivitas perusahaan dan
memberikan pemahaman dalam menjalankan proses teknologi informasi yang
sewaktu-waktu dapat mengalami kendala serta memberikan solusi atas kendala
tersebut.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu
organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi
semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini
menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah, dan mengkomunikasikan
informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan
sistem lainnya.
Menurut O’Brien (1996) dalam Wijayanto (2003) di dalam sistem
informasi terdapat 4 (empat) komponen utama. Keempat komponen utama
tersebut adalah:
1. Sumber daya manusia
Yang termasuk dalam sumber daya manusia dalam sistem informasi
adalah end user dan IT specialist. End user adalah orang-orang yang
menggunakan sistem informasi, sedangkan IT specialist adalah orang-
orang yang mengembangkan dan mengoperasikan. Yang termasuk dalam
kalangan ini adalah system analyst, programer, operator komputer dan staf
sistem informasi yang lainnya. Secara singkat, system analyst merancang
sistem informasi berdasar permintaan informasi dari end user. Programer
menyiapkan program komputer berdasarkan spesifikasi dari system
analyst, sedangkan operator komputer mengoperasikan sistem informasi.
2. Sumber daya perangkat keras
Perangkat keras meliputi semua perangkat fisik dan material yang
digunakan dalam pemrosesan informasi. Secara khusus, perangkat keras
tidak hanya meliputi mesin-mesin seperti komputer, tetapi juga semua
3
media penyimpanan data. Contoh dari perangkat keras dalam sebuah
sistem informasi yang berbasis komputer adalah:
a. Sistem komputer, misalnya komputer personal, mainframe dan server.
b. Periperal komputer, misalnya alat input seperti mouse dan keyboard
serta perangkat output seperti monitor, printer dan media penyimpanan
data seperti disket dan harddisk.
c. Jaringan telekomunikasi, meliputi komputer, kartu jaringan dan
perangkat lain yang saling terhubung oleh berbagai media telekomunikasi
dalam sebuah organisasi.
3. Sumber daya perangkat lunak
Sumber daya perangkat lunak meliputi semua kumpulan perintah-perintah
pemrosesan informasi. Konsep ini tidak hanya meliputi suatu kumpulan
perintah bernama program yang mengatur dan mengontrol perangkat keras
komputer, tetapi juga kumpulan perintah pemrosesan informasi untuk
sumber daya manusianya. Hal tersebut disebut dengan prosedur. Contoh
dari perangkat lunak antara lain:
a. Perangkat lunak sistem, Berfungsi untuk mengontrol dan mendukung
operasi dari sebuah sistem komputer. Misalnya sistem operasi (Linux,
Windows dan lain-lain).
b. Perangkat lunak aplikasi, hal ini meliputi program-program yang secara
langsung mengatur penggunaan komputer untuk keperluan tertentu oleh
end users. Contohnya antara lain software pengolah data, spreadsheet, dan
pengolah gambar.
c. Prosedur, adalah instruksi-instruksi kepada pengguna sistem informasi.
Contohnya petunjuk penggunaan sebuah perangkat lunak.
4. Data
Data lebih dari sekedar bahan mentah dari sebuah sistem informasi.
Konsep dari data telah menjadi luas bagi manajer dan profesional sistem
informasi. Mereka menyadari bahwa sumber daya berharga bagi
organisasinya. Sumber daya data dari sebuah sistem informasi biasanya
dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Database, memproses dan mengorganisasi data.
4
b. Knowledge bases, terdiri dari berbagai macam bentuk seperti fakta dan
aturan tentang sebuah subyek tertentu.
Komponen sistem informasi sangat tergantung kepada proses di masing-
masing perusahaan. Komponen yang paling utama adalah teknologi komunikasi,
teknologi komputasi dan teknologi informasi. Teknologi komunikasi digunakan
untuk mengirim data dari satu tempat ke tempat yang lain atau alat ke alat yang
lain. Teknologi komputasi adalah berbagai perangkat yang digunakan untuk
mengolah data-data.Teknologi informasi adalah berbagai metode untuk
menyajikan berbagai bentuk informasi ke berbagai pihak yang memerlukan.
Menurut M. Fakhri Husein dan Amin Wibowo (1999:8) sistem informasi adalah
seperangkat komponen yang saling berhubungan yang fungsinya mengumpulkan,
memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Selain mendukung
pembuatan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi dapat
membantu manajer dalam menganalisa masalah, membuat masalah-masalah
kompleks dan menciptakan produk-produk baru.
Tujuan utama sistem informasi adalah untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh semua penggunanya, baik internal maupun eksternal. Wilkinson
(1992) mengemukakan ada tiga sasaran utama yang ingin dicapai organisasi
dalam pengembangan sistem informasi. Ketiga sasaran tersebut adalah:
1. menyediakan informasi untuk mendukung operasional harian,
2. menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan pihak internal,
3. menyediakan informasi untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan
kekayaan organisasi.
2.2. Jenis Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005), secara konsep aplikasi sistem informasi yang
diimplementasikan dalam dunia bisnis saat ini dapat diklasifikasikan dalam
beberapa cara. Contohnya, beberapa jenis sistem informasi dapat diklasifikasikan
sebagai sistem informasi operasi atau manajemen seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.
5
Gambar 1. Jenis Sistem Informasi
Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa O’Brien (2005)
mengklasifikasikan sistem informasi ke dalam dua kelompok besar, yaitu :
a) Sistem Pendukung Operasi (Operations Support System)
Sistem informasi selalu dibutuhkan untuk memproses data yang dihasilkan
oleh dan digunakan dalam operasi bisnis. Sistem pendukung operasi semacam
ini menghasilkan berbagai produk informasi yang paling dapat digunakan oleh
para manajer. Pemrosesan lebih jauh oleh sistem informasi manajemen
biasanya dibutuhkan. Peran dari sistem pendukung operasi perusahaan bisnis
adalah untuk secara efisien memproses transaksi bisnis, mengendalikan proses
industrial, mendukung komunikasi dan kerjasama perusahaan, serta
memperbarui database perusahaan. sistem pendukung operasi ini dibagi
menjadi empat bagian, yaitu :
1) Sistem Pengolahan Khusus atau Specialized Processing System.
2) Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Systems)
Merupakan bagian yang penting dari sistem pendukung operasi yang
bertugas mengolah dan merekam data laporan dari transaksi bisnis, dengan
dua prinsip dasar, yakni in batch processing dan in real-time (or online)
processing.
3) Sistem Pengendalian Proses (Process Control Systems)
6
Merupakan sistem yang bertugas mengawasi dan mengendalikan berbagai
proses industrial. Contoh pada penyulingan minyak bumi, pembangkit
listrik, dan sistem produksi baja.
4) Sistem Kerjasama Perusahaan (Enterprise Collaboration Systems)
Merupakan sistem informasi yang berkaitan dengan tim pendukung,
kelompok kerja, peningkatan komunikasi dan produktivitas perusahaan
dan kolaborasi mengenai bentuk aplikasinya, dan otomatisasi pekerjaan.
Misalnya memfasilitasi dalam elektronik mail untuk mengirim dan
menerima pesan elektronik, dan termasuk menggunakan videoconference
dan lain-lain.
b) Sistem Pendukung Manajemen (Management Support System)
Sistem ini pada hakekatnya muncul ketika aplikasi sistem informasi berfokus
pada penyediaan informasi dan dukungan dalam pengambilan keputusan
yang efektif oleh para manajer. Karena menyediakan informasi dan
memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan oleh semua level
manajer dan profesional bisnis adalah tugas yang cukup sulit, maka
diperlukan suatu sistem pendukung operasi yang disebut dengan sistem
pendukung manajemen. Sistem Pendukung Manajemen dibagi empat bagian
yaitu:
1) Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems)
Sistem Informasi ini menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan
tampilan kepada para manajer dan professional bisnis. Contohnya kepada
manajer penjualan yang dapat menggunakan informasi melalui jaringan
komputer, dan mengakses tampilan tentang keadaan hasil penjualan
produk mereka dan dapat mengakses intranet perusahaan mengenai
laporan analisis penjualan harian, dan sekaligus mengevaluasi hasil
penjualan yang dibuat oleh masing-masing staf penjualan.
2) Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems)
Merupakan suatu sistem yang memberikan dukungan komputer secara
langsung kepada seorang manajer dalam proses pengambilan/pembuatan
keputusan. Seorang manajer produksi dapat menggunakan DSS untuk
menentukan berapa banyak produk yang akan diproduksi seperti pada
7
perusahaan manufaktur, dengan didasarkan pada perkiraan penjualan
dikaitkan dengan promosi yang akan dilakukan, lokasi dan ketersediaan
bahan baku yang diperlukan dalam memproduksi suatu produk.
3) Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems)
Merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan informasi penting
dari berbagai sumber internal dan eksternal yang mudah digunakan oleh
para eksekutif dan manajer. Contohnya eksekutif puncak dapat
menggunakan terminal layar sentuh untuk segera melihat dan atau
menampilkan teks dan grafik yang mencakup bidang-bidang utama dari
suatu organisasi dan daya saing kinerjanya.
4) Sistem Pengolahan Khusus atau Specialized Processing Systems.
Menurut O’Brien (2005), selain jenis sistem informasi di atas, terdapat
beberapa jenis sistem informasi lainnya, yaitu sebagai berikut:
1) Sistem Pakar
Sistem berbasis pengetahuan yang menyediakan saran pakar dan bertindak
sebagai konsultan pakar bagi para pemakai. Contoh : penasihat aplikasi
kredit, pengawasan proses, dan sistem pemeliharaan diagnosis
2) Sistem Manajemen Pengetahuan
Sistem berbasis pengetahuan yang mendukung perbuatan, pengaturan, dan
penyebaran pengetahuan bisnis dalam perusahaan. contoh: akses intranet
ke praktik-praktik bisnis terbaik, strategi proposal penjualan, dan sistem
pemecah masalah pelanggan.
3) Sistem Informasi Strategis
Mendukung operasi dan proses manajemen yang memberi perusahaan
produk, layanan, dan kemampuan strategis sebagai keunggulan kompetitif.
Contoh : perdagangan saham online, penelusuran pengiriman, dan sistem
web e-commerce.
4) Sistem Bisnis Fungsional
Mendukung berbagai aplikasi operasional dan manajerial atas berbagai
fungsi bisnis perusahaan. Contoh: sistem informasi yang mendukung
aplikasi akuntansi, keuangan, pemasaran, manajemen operasi, dan
manajemen sumber daya manusia.
8
2.3. Aktivitas Sistem Informasi
Adapun beberapa aktivitas pemrosesan informasi dasar yang terjadi dalam
sistem informasi, adalah:
- Input Sumber Daya Data
Data mengenai transaksi bisnis dan kegiatan lainnya harus ditangkap dan
disiapkan untuk pemrosesan untuk aktivitas input. Input biasanya
berbentuk aktivitas entry data seperti pencatatan dan pengeditan. Para
pemakai akhir biasanya memasukan data secara langsung ke dalam sistem
komputer, atau mencatat data mengenai transaksi dari beberapa jenis
media fisik seperti formulir kertas. Hal ini biasanya meliputi berbagai
aktivitas edit untukmemastikan bahwa mereka telah mencatat data dengan
benar. Begitu dimasukkan, data bisa dipindahkan ke dalam media yang
dapat dibaca mesin, seperti magnetic disk hingga dibutuhkan untuk
pemrosesan.
- Pemrosesan Data Menjadi Informasi
Data biasanya tergantung pada aktivitas pemrosesan seperti perhitungan,
perbandingan, pemilahan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran.
Aktivitas-aktivitas ini mengatur, menganalisis, dan memanipulasi data,
hingga mengubahnya ke dalam informasi bagi para pemakai akhir.
Kualitas data apapun yang disimpan dalam sistem informasi juga harus
dipelihara melalui proses terus-menerus dari aktivitas perbaikan dan
pembaruan.
- Output Produk Informasi
Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai akhir dan
disediakanuntuk mereka dalam aktivitas output. Tujuan dari sistem
informasi adalah untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi
para pemakai akhir. Produk informasi umum meliputi pesan, lapora,
formulir, dan gambar grafis yang dapat disediakan melalui tampilan video,
respons audio, produk kertas,dan multimedia.
9
- Penyimpanan Sumber Daya Data
Penyimpanan adalah komponen dasar sistem informasi. Penyimpanan
adalah aktivitas sistem informasi tempat data dan informasi disimpan
secara teratur untuk digunakan kemudian
- Pengendalian Kinerja Sistem
Aktivitas sistem informasi yang penting adalah pengendalian kinerja
sistem. Sistem informasi harus menghasilkan umpan balik menggenai
aktivitas input, pemrosesan, output, dan penyimpanan. Umpan balik ini
harus diawasi dan dievaluasi untuk menetapkan apakah sistem dapat
memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. Kemudian, aktivitas
sistem yang tepat harus disesuaikan agar produk informasi yang tepat
dihasilkan bagi para pemakai akhir.
2.4. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system)
adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat,
tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para
manajer. Konsep SIM adalah meniadakan pengembangan yang tidak efisien dan
penggunaan komputer yang tidak efektif. Konsep SIM sangat penting untuk
sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena:
- Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari
pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan
keputusan manajemen (management decision making).
- Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan
untuk mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi
pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak
sebagai proses yang berdiri sendiri.
Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam yakni:
a. Information Reporting Systems
Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi
manajerial end users untuk membantu mereka dalam pengambilan
keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS berisi informasi tentang
10
operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction
processing systems. Informasi produk memberi gambaran dan laporan
yang dapat dilengkapi (1) berdasarkan permintaan, (2) secara periodik,
atau (3) ketika terjadi situasi pengecualian. Sebagai contoh, manajer
penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan setiap minggunya
untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
b. Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dari information
reporting systems dan transaction processing systems. DSS adalah
interaktif, sistem informasi berbasis computer yangmenggunakan model
keputusan dan database khusus untuk membantu proses pengambilan
keputusan bagi manajerial end users. Sebagai contoh, program kertas kerja
elektronik memudahkan manajerial end user menerima respon secara
interaktif untuk peramalan penjualan atau keuntungan.
c. Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk
kebutuhan informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem
informasi eksekutif berbasis komputer adalah menyediakan akses yang
mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci
dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas. Jadi
EIS harus mudah untuk dioperasikan dan dimengerti (O’brien, 2000).
2.5. Peran Sistem Informasi Dalam Bisnis
Sistem informasi, baik mulai pada tahap operasional (pemrosesan
transaksi) hingga penggunaan internet (e-commerce/e-business) mempunyai tiga
peran utama:
1. Mendukung proses bisnis dan operasional
2. Mendukung pengambilan keputusan oleh karyawan dan manajemen
3. Mendukung strategi untuk memperoleh keunggulan kompetitif
Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level
manajemen dan pihak non-manajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh
karena itu, sistem informasi yang dibangun atau dipakai dalam sebuah organisasi
11
perlu mengakomodasi kebutuhan pemakai berdasarkan level manajemen. Namun
sebelum membicarakan sistem informasi seperti itu, berbagai level manajemen
dalam suatu organisasi akan dibahas terlebih dulu.
Di dalam organisasi tradisional umumnya terdapat 4 kelompok, yaitu
manajemen tingkat atas, manajemen tingkat menengah, manajemen tingkat
bawah, dan pegawai non-manajemen. Keempat kelompok tersebut sering
digambarkan dalam bentuk piramida sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Level Manajemen dan Organisasi
Manajemen tingkat atas (atau sering disebut manajemen strategis) adalah
manajemen pada level paling atas yang menangani keputusan-keputusan strategis.
Keputusan strategis adalah keputusan yang sangat kompleks dan jarang sekali
menggunakan prosedur yang telah ditentukan. Keputusan strategis melibatkan
pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi.
Termasuk dalam hal ini yaitu penentuan sasaran organisasi dalam jangka panjang,
pengevaluasian sumber-sumber daya keuangan di masa mendatang, dan
perumusan tanggapan terhadap tindakan-tindakan para pesaing. Manajemen
tingkat menengah .(atau disebut manajemen. taktis) adalah manajemen yang
bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan taktis, yaitu keputusan-
keputusan yang mengimplementasikan sasaran-sasaran strategis suatu organisasi.
Manajemen tingkat bawah adalah manajemen yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan-kegiatan operasional dalam suatu organisasi. Fokus utama kejadian-
kejadian sehari-hari, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi jika sewaktu-
12
waktu dibutuhkan. Para pegawai non-manajemen adalah semua pegawai yang
tidak termasuk dalam manajemen.
Di dalam organisasi, arus informasi dalam perusahaan mengalir secara
vertikal dan horisontal. Arus informasi vertikal dibedakan menjadi arus informasi
vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Arus informasi vertikal ke bawah berupa
strategi, sasaran, dan pengarahan. Arus informasi vertikal ke atas berupa
ringkasan kinerja organisasi.
2.6. Kegagalan dan Keberhasilan Teknologi Informasi
Penerapan sistem teknologi informasi mempunyai kemungkinan gagal atau
berhasil. Ada beberapa aspek dalam keberhasilan dan kegagalan penerapannya.
Kegagalan dapat disebabkan oleh:
1. Institusi tidak mampu mempertahankan investasi teknologi informasi.
Jika institusi memandang penerapan teknologi informasi hanya satu kali
jadi, maka itu adalah kesalahan besar. Teknologi informasi berkembang
dari waktu ke waktu. Sangat dimungkinkan ada titik usang sebuah
teknologi informasi yang telah diterapkan institusi. Jika hal seperti ini
dibiarkan, dan muncul institusi lain yang tanggap pada perkembangan
teknologi sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
dan tuntutan pengguna, maka justru pesaing inilah yang akan bertahan.
2. Waktu penerapan yang tidak tepat. Waktu penerapan teknologi
informasi yang terlalu cepat, memakan biaya yang banyak atau kurang
efisien. Hal ini selain karena biaya penerapan teknologi baru masih
mahal, dimungkinkan kematangan analisis dalamm pengembangannya
kurang optimal. Namun penerapan yang terlambat juga akan berakibat
fatal. Selain dimungkinkan ketinggalan pesaing, juga tidak akan
menajdi yang pertama.
3. Kualitas sumber daya dan sistem teknologi informasi yang kurang
memadai. Kegagalan sistem teknologi informasi, sebagian besar justru
disebabkan oleh fakto non-teknis. Dalam hal ini sumber daya manusia
dan bahan yang akan diolah oleh sistem teknologi informasi.
13
4. Perbedaaan kultur. Perbedaan teknologi, seringkali hanya didasarkan
pada aspek kebutuhan. Sistem seperti apa yang dibutuhkan, itulah yang
akan digunakan atau diterapkan. Pihak manajemen sering mengajukan
kriteria-kriteria berikut untuk penggunaan teknologi (Kling,1999)
- Menggunakan teknologi yang lebih canggih (apakah lebih cepat
atau lebih mudah digunakan)
- Menggunakan “teknologi yang lebih baik” (meskipun ada
kriteria yang berbeda untuk “lebih baik”, seperti lebih murah
atau yang kompatibel dengan peralatan lainnya)
- Sistem yang akan mengatur sehingga lebih efisien
Namun ternyata ada aspek kultur, sosial, ekonomi, dan dimungkinkan
aspek politis yang kurang dipertimbangkan. Hal ini akan mengakibatkan gagalnya
penerapan sistem teknologi informasi.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka mencapai
kesuksesan penerapan sistem teknologi informasi:
1. Lembaga harus mempunyai visi tentang teknologi informasi. Hal ini
dikarenakan teknologi informasi berkembang dengan cepat.
2. Penerapan sistem teknologi informasi harus sesuai dengan rencana
strategis dan mendukung pelayanan.
3. Berusaha menjadi yang pertama dalam implementasi sistem teknologi
informasi. Namun demikian tetap harus memperhatikan sisi tepatnya
waktu dan kematangan analisis dalam pengembangannya.
4. Kreatif dalam pengembangan dan jangkauan.
2.7. Kegagalan Penerapan Sistem Informasi dalam Suatu Organisasi
Kegagalan dalam penerapan sistem informasi di perusahaan bukan merupakan
hal yang baru lagi, bahkan proyek sistem informasi yang gagal memiliki presentase
lebih tinggi dibanding penerapan sistem informasi yang sukses. Mawrey dalam
www.computerweekly.com (2004) menyebutkan bahwa penyebab terbesar
kegagalan penerapan sistem informasi adalah tidak adanya pembicaraan antara
berbagai divisi yang ada dalam perusahaan selama proses pembuatan
sisteminformasi. Direktur IT dan manajer dan pengacara perusahaan tidak
14
memiliki kesepakatan mengenai apa yang mereka inginkan dari sistem informasi
tersebut. Orang-orang TI dengan sederhana memandang proyek secara fungsional,
orang-orang bisnis memandang proyek dari segi bisnis dan para pengacara ada untuk
memastikan proyek tersebut beroperasi secara pantas dalam kerangka kerja, namun
mereka tidak menyatukan ketiga hal tersebut. Dengan begitu produk informasi yang
dihasilkan akan memenuhi semua kebutuhan secara teknis namun pengoperasiannya
tidak cocok dengan cara kerja orang-orang di perusahaan.
Lyytinen and Hirschheim’s (1987) dalam Goulielmos (2003)
menyebutkan beberapa faktor kegagalan penerapan sistem informasi, yaitu:
Correspondence failure, sistem informasi tidak mampu memenuhi tujuan
dari desainnya.
Interaction failure. Pengguna jarang atau tidak merawat sistem informasi
yang ada
Process failure. Sistem informasi melebihi budget yang direncanakan
atau melewati batas waktu penelesaian yang ditentukan.
Expectation failure. Sistem informasi tidak mampu memenuhi harapan
dari para stakeholder.
Heru Prasetyo, mantan Country Managing Director Accenture dalam
Gani (2003), berpendapat bahwa kegagalan sistem informasi bisa terjadi karena TI
adalah bagian dari program besar menata strategi, proses, sumber daya manusia
dan sistem yang perlu dilakukan secara terpadu untuk dapat memperoleh manfaat
sehingga proyek jadi sangat besar, menyangkut hal non-TI yang cakupannya luas dan
kompleks. Hal tersebut sulit diterima perusahaan karena cara berpikir mereka
yang umumnya berangkat dari organisasi manajemen yang fungsional.
Meskipun rekomendasi sistem informasi diterima dan CEO mencoba
menerapkan, pelaksanaannya sangat sulit karena maslahnya timbul dari kultur
manajemen yang harus berubah.
Faktor lainnya dapat disebabkan karena tidak terjadi perubahan meskipun
sistem informasi sudah terpasang karena prosesnya hanya berubah sedikit, dan
organisasinya tidak menyesuaikan. Sehingga sistem informasi yang ada menjadi
tidak terpakai, atau strateginya tidak terdukung, lalu menolak sistemnya.
Meskipun proyek TI-nya sendiri bisa dinyatakan sukses tapi bila tidak memperoleh
15
dukungan eksekutif dan pengguna tidak kompeten dalam teknologi maka
penerpan sistem informasi tersebut tidak akan efektif.
Kurangnya input dari user pada saat pembuatan sistem informasi sehingga
pihak TI tidak mengerti kebutuhan dan spesifikasi apa saja yang diinginkan dari
sistem akan menyebabkan produk informasi yang dihasilkan tidak mampu
mendukung kegiatan perusahaan. Kebutuhan perusahaan yang senantiasa
berubah-ubah seiring dengan perkembangan perusahaan tanpa diiringi
dengan proes review secara berkala terhadap sistem informasi perusahaan dan
tidak meng-update sistem sesuai dengan perubahan kebuthuan, maka informasi
yang terkandung di dalam sistem tersebut tidak akan berfungsi sebagaimana
mestinya.
Ketidaksempurnaan informasi juga bisa menjadi penyebab kegagalan
penerapan sistem informasi di perusahaan. Ketidak sempurnaan informasi
tersebut bisa berupa informasiyang tidak praktis dan terlalu mahal, informasi yang
ada tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak mampu memberikan dukungan secara
akurat, serta informasi berada dalam format yang salah.
Sedangkan menurut Rosemary Cafasaro dalam O’Brien (2005) kegagalan
sistem informasi adalah kurangnya dukungan dari manaejemen eksekutif dalam artian,
pada tahap evaluasi dan pengambilan keputusan berdasarkan sistem informasi.
Manajemen ekskutif dapat dikatakan kurang mempercayai informasi-informasi
dan tidak mengawasi jalannya sistem tersebut. Sistem informasi yang
dikembangkanadalah bertujuan untuk mempermudah penggunaan akhir (end user).
Akan tetapi sistem informasi yang dikembangkan akan mengalami kegagalan
bilamana pemakai akhir tidak memberikan balasan dari apa yang telah digunakan
dan dilaksanakan. Karena hal ini dibutuhkan untuk mengevaluasi dari sistem
informasi yang digunakan.
16
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus 4
JetBlue dan Veterans Administration: Titik kritis dalam Proses TI.
Ketika kebanyakan orang berpikir tentang teknologi informasi, perangkat
lunak, dan perangkat keras segera datang ke dalam pikiran kita. Sementara ini
tentu penting, baik dalam proses TI tersebut, terutama bagi mereka yang perlu
keluar dari situasi bencana, juga penting. Yang terpenting, ini harus dilihat dalam
sebelumnya, dan tidak setelahnya, mereka dibutuhkan. Sebagai contoh, kembali
ke Februari 2007, ketika JetBlue Airways terpaksa membatalkan lebih dari 1.000
penerbangan setelah badai es.
"Untuk itu, kami tidak memiliki cukup dari rumah-kantor kami karyawan
atau anggota kru yang dilatih pada sistem reservasi kami, jadi sementara kami
mengirim orang ke bandara untuk membantu, yang kami rasa baik, namun mereka
tidak dilatih untuk benar-benar menggunakan sistem komputer. Jadi kita akan
melalui proses sekarang di mana kita secara aktif pelatihan para anggota kru,
"kata juru bicara Eric Brinker. Maskapai yang memberikan diskon juga
merupakan suatu proses memperluas kemampuan anggota awaknya untuk
menerima pemesanan sehingga mereka dapat menerima panggilan yang lebih
banyak. "Kami pada dasarnya tidak tahu," kata Brinker. "Kami sedang bekerja
pada sebuah sistem untuk dapat secara otomatis memberitahukan mereka lebih
baik untuk melakukan panggilan telepon."
Di tengah krisis, departemen TI JetBlue mengembangkan sebuah database
yang memungkinkan tim penjadwalan perusahaan penerbangan untuk
meningkatkan multitasking. "Mereka menerima ribuan panggilan telepon dari
anggota kru kami, dan kami menciptakan sebuah database untuk masuk dalam
keberadaan anggota kru kami. Maka informasi yang akan sinkron dengan
informasi tentang anggota kru yang berada di sistem utama, "kata Brinker.
"Sekarang, selama situasi cuaca, penerbangan kami dan awak penerbangan dapat
menghubungi kami dan memberi kami lokasi di mana mereka berada, dan kita
17
dapat mulai membangun kembali agar maskapai penerbangan segera
menggunakan alat ini. Kami melakukannya dengan referensi silang dimana
anggota kru mengatakan mereka dibandingkan tempat komputer mengatakan
mereka, yang tidak selalu sinkron. "
Brinker mengatakan maskapai itu pernah mengalami krisis penuh
sebelumnya, jadi itu tidak diperlukan untuk menggunakan jenis database.
"Sistem, yang dikembangkan dalam 24 jam dan diimplementasikan di tengah
krisis JetBlue, kini telah diimplementasikan sebagai full-time system," katanya.
"Itu merupakan peningkatan di balik layar yang nyata bagi kedua anggota kru
kami dan pelanggan," katanya. JetBlue juga meningkatkan cara berkomunikasi
dengan pelanggan, termasuk mendorong peringatan penerbangan otomatis kepada
pelanggan melalui e-mail dan perangkat mobile.
Bahkan tampaknya proses yang lebih kecil dan kurang kritis dapat
memiliki konsekuensi dari besarnya di dunia yang saling terkait di mana kita
hidup. Pada bulan September 2007, dalam sidang House Committee on Veterans’
Affairs, anggota parlemen belajar tentang kegagalan sistem terjadwal yang
mencatat aplikasi kunci di 17 Veterans Administration (VA) fasilitas medis untuk
sehari. Dr Ben Davoren, direktur informatika klinis untuk San Francisco VA
Medical Center, menandainya sebagai "Ancaman teknologi yang paling signifikan
untuk keselamatan pasien VA yang pernah dimiliki.” Namun bertumbuh dari
perubahan sederhana dalam prosedur manajemen yang tidak perlu diikuti.
Perubahan kecil tercatat berakhir menjatuhkan aplikasi pasien primer di 17 pusat
medis VA di California utara.
Rinciannya terkena betapa menantang itu adalah untuk efek perubahan
besar dalam organisasi yang kompleks dari ukuran kantor VA bagian Informasi &
Teknologi (OI & T). Dimulai pada Oktober 2005 dan awalnya dijadwalkan akan
selesai pada Oktober 2008, "reformasi" dari organisasi TI di VA yang terlibat
beberapa tujuan substansial. Sebagai bagian dari upaya reformasi, VA berupaya
mengalihkan kontrol lokal dari infrastruktur operasional TI untuk daerah pusat
pengolahan data.
18
Secara historis, masing-masing dari 150 atau lebih pusat-pusat medis
dijalankan oleh VA memiliki sendiri layanan TI, otoritas anggaran sendiri, dan
staf sendiri, serta kemandirian berkaitan dengan bagaimana infrastruktur TI
berevolusi. Semua keputusan tentang TI dibuat antara seorang pejabat TI
kepemimpinan lokal dan direktur bahwa pusat medis tertentu. Sementara yang
dibuat di tempat staf TI responsif terhadap kebutuhan lokal, itu membuat
standardisasi di situs hampir mustahil di berbagai bidang seperti administrasi
keamanan, infrastruktur dan pemeliharaan, dan pemulihan bencana.
Pada pagi hari tanggal 31 Agustus 2007, staf di pusat-pusat medis di
seluruh California utara memulai hari kerja mereka dengan cepat menemukan
bahwa mereka tidak bisa masuk ke sistem pasien mereka. Aplikasi pasien primer,
Vista dan CPRS, tiba-tiba menjadi tidak tersedia. Vista, yang merupakan
singkatan dari Veterans Health Information Systems and Technology Architecture
(Sistem Informasi Kesehatan Veteran dan Arsitektur Teknologi), adalah sistem
VA untuk menjaga catatan kesehatan elektronik. CPRS, Computerized Patient
Record System (Sistem Komputerisasi Rekam Pasien), adalah Seperangkat
aplikasi klinis yang memberikan pandangan antar departemen dari setiap catatan
kesehatan masing-masing pasien. Ini termasuk real-time untuk pengecekan sistem,
sistem pemberitahuan untuk memperingatkan dokter dari peristiwa penting, dan
sistem pengingat klinis. Tanpa akses ke Vista, dokter, perawat, dan lain-lain tidak
mampu untuk menarik catatan pasien.
"Ada banyak perhatian pada tanda-tanda dan gejala dari masalah dan
sangat sedikit perhatian pada apa yang sangat sering langkah pertama yang Anda
miliki dalam mendahulukan sebuah insiden TI, yang adalah, 'Apa hal terakhir
yang harus diubah dalam lingkungan ini "Direktur Eric Raffin katanya.
Fasilitas medis yang terkena dampak langsung diimplementasikan pada
rencana kontingensi lokal mereka, yang terdiri dari tiga tingkatan: yang pertama
dari mereka adalah mengalihkan data dari Data Center Sacramento ke Denver
Data Center, menurut Bryan D. Volpp, kepala asosiasi staf dan klinis informatika.
Volpp berasumsikan bahwa data center di Sacramento akan pindah ke tingkat
pertama dari cadangan-beralih ke pusat data Denver. Itu tidak terjadi.
19
Pada hari itu, situs Denver tidak pernah tersentuh oleh pemadaman sama
sekali. Ke-11 situs yang berjalan di daerah yang mempertahankan operasi normal
mereka sepanjang hari. Jadi mengapa tidak tim Raffin membuat keputusan untuk
gagal ke Denver? "Apa tim di Sacramento ingin menghindari penempatan risiko
pada 11 lokasi yang tersisa di lingkungan Denver, fasilitas yang masih beroperasi
tanpa gangguan. Masalahnya bisa saja terkait dari perangkat lunak, "kata Raffin.
Dalam hal ini, masalahnya mungkin telah menyebar ke fasilitas VA Denver, juga.
Karena kelompok Sacramento tidak bisa mencari titik masalah, mereka membuat
keputusan untuk tidak mengalihkan data tersebut.
Greg Schulz, analis senior di The Storage I/O Group, mengatakan
kerentanan utama dengan mirroring adalah persis apa Raffin ditakuti. "Jika saya
merusak salinan utama saya, maka saya adalah cermin rusak. Jika saya memiliki
salinan di St Louis dan salinan di Chicago dan mereka mereplikasi secara real
time, mereka berdua rusak, mereka berdua dihapus. "Itulah mengapa salinan
point-in-time diperlukan, Schulz melanjutkan. "Saya memiliki semua yang saya
butuhkan untuk mendapatkan kembali ke negara yang dikenal."
Menurut Volpp, "gangguan sangat mengganggu operasi normal kami,
terutama dengan perawatan rawat jalan dan tidak sabar dan farmasi." Kurangnya
catatan elektronik mencegah penduduk di sekitar mereka untuk mengakses data
grafik pasien untuk meninjau hasil hari sebelum atau tambahkan perintah. Perawat
tidak bisa menyerahkan dari satu beralih ke lain melalui Vista, karena mereka
terbiasa. Pembuangan harus ditulis dengan tangan, sehingga pasien tidak
menerima daftar normal instruksi atau obat, yang biasanya diproduksi secara
elektronik.
Volpp mengatakan bahwa dalam beberapa jam berhenti kerja, "sebagian
besar pengguna mulai merekam dokumentasi mereka di atas kertas," termasuk
resep, pesanan laboratorium, formulir persetujuan, dan tanda-tanda vital dan
pemutaran. Ahli jantung tidak bisa membaca EKG, karena mereka biasanya
ulasan online, juga tidak bisa mereka memesan, update, atau menanggapi
konsultasi.
20
Di Sacramento, kelompok perusahaan akhirnya dapat mengatasi atas apa
yang terjadi yang menyebabkan penghentian kerja ini. "Satu tim meminta
perubahan harus dibuat oleh tim lain, dan tim lainnya membuat perubahan," kata
Raffin. Ini melibatkan konfigurasi port jaringan, tetapi hanya sejumlah kecil orang
tahu tentang hal itu. Lebih penting, kata Raffin. "Permintaan perubahan yang
sesuai belum selesai. "Masalah prosedural berada di titik masalah. "Kami tidak
memiliki dokumentasi yang kami harus memiliki," katanya. Jika dokumentasi
untuk mengubah port telah ada, Raffin mencatat, "bahwa akan menyebabkan kita
untuk sangat cepat memberikan beberapa korelasi acara: Lihatlah jam, perhatikan
ketika sistem mulai menurunkan, dan kemudian berhenti dan menyadari apa yang
kita benar-benar perlukan untuk melakukan perubahan-perubahan kembali keluar,
dan sistem akan memiliki kemungkinan dikembalikan sendiri dalam waktu
singkat. "
Menurut Evelyn Hubbert, seorang analis di Forrester Research Inc,
pemadaman yang melanda VA tidak jarang. "Mereka tidak membuat berita
halaman depan karena itu memalukan." Lalu, ketika sesuatu terjadi, katanya, "Ini
adalah efek domino lengkap. Sesuatu turun, sesuatu yang lain turun. Itu
sayangnya merupakan kekhasan untuk banyak organisasi. "Schulz setuju. "Anda
dapat memiliki semua software terbaik, semua hardware terbaik, ketersediaan
tertinggi, Anda dapat memiliki orang-orang terbaik," kata Schulz. "Namun, jika
Anda tidak mengikuti latihan terbaik, Anda dapat membuat semua itu tidak
berguna."
Pertanyaan Studi Kasus
1.Eric Brinker dari JetBlue mencatat bahwa database yang dikembangkan selama
krisis tersebut belum diperlukan sebelumnya karena perusahaan belum pernah
mengalami kehancuran. Apa risiko dan manfaat yang terkait dengan pendekatan
ini untuk perencanaan TI? Berikan beberapa contoh dari masing-masing.
Jawaban:
Database merupakan sekumpulan data dalam bentuk record yang
disimpan dan digunakan oleh perusahaan untuk mengelola dan mengembangkan
usahanya dalam berbagai kepentingan usaha. Bagi perusahaaan seperti JetBlue,
21
masalah database menjadi sangat kompleks karena ada berbagai macam data yang
harus digunakan dalam layanan penerbangan. Seperti masalah cuaca menjadi
penting untuk dipertimbangkan dalam layanan penerbangan yang melibatkan
awak penumpang dan awak penerbangan. Resiko dari ketidakmampuan
perusahaan dalam memanfaatkan database dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan layanan penerbangan, misalnya kasus pembatalan lebih dari 1000
penerbangan akibat badai es dan sistem reservasi pelanggan yang mengalami
overload trafik data pelanggan. Namun pihak perusahaan dapat langsung
mengantisipasi dengan cara manual. Melalui kerja sama dengan pihak operator
yang memiliki informasi yang up-to-date dan sistem dispatcher yang tepat,
kondisi overload sistem dapat segera ditangani. Adapun manfaat perusahaan
dalam pembuatan database yang tepat adalah dapat memberikan kemudahan
dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Melalui sistem database
yang terintegrasi, perusahaan dapat berkomunikasi dengan berbagai pihak yang
terkait, termasuk pelanggan yang menggunakan layanan penerbangan perusahaan.
Pembelian dan perawatan sistem memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit,
namun investasi jangka panjang memang membutuhkan biaya tinggi dengan
tingkat kegunaan yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi
perusahaan, misalnya informasi mengenai cuaca yang berujung pada kesiapan
jadwal penerbangan dan sistem otomatis untuk mengingat pelanggan mengenai
jadwal penerbangan.
2.Dengan melihat ke belakang, kita sekarang tahu bahwa keputusan yang dibuat
oleh Eric Raffin dari VA untuk tidak mengalihkan data ke situs Denver adalah
yang benar. Namun, kegagalan terjadi untuk mengikuti prosedur cadangan
ditetapkan. Dengan informasi yang ia miliki saat itu, alternatif lain apa yang dia
bisa pertimbangkan? Kembangkan setidaknya dua dari alternatif tersebut.
Jawaban:
Kelancaran sistem menjadi kewajiban perusahaan dalam menjalankan
aktivitas operasional perusahaan. Perusahaan yang menggunakan sistem yang
terintegrasi harus dapat melakukan maintenance terhadap sistem yang menjadi
inti penggerak jalannya aktivitas operasional perusahaan. Adapun berbagai
22
prosedur yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi untuk menjaga sistem agar dapat
berjalan dengan baik. Prosedur tersebut biasanya dicatat dalam catatan standard
operation prosedure yang lekat dengan sistem yang digunakan. Dalam kasus ini,
Eric Raffin selaku direktur perusahaan, memutuskan untuk tidak mengalihkan
data ke server lain, yaitu Denver karena masalah kegagalan sistem yang menerpa
perusahaan layanan kesehatan VA belum dapat dipastikan secara tepat. Sistem
tersebut berhubungan dengan tiap database perusahaan yang digunakan untuk
berbagai kepentingan. Raffin tidak ingin mengorbankan dan membuat sistem di
cabang lain mengalami gangguan lanjutan dari cabang di California Utara. Tiap
cabang memiliki database yang berbeda-beda, sehingga Raffin tidak mau
mengambil resiko dari gagalnya sistem back-up ke cabang lain. Apalagi data yang
ingin di back-up memiliki file error yang tidak dibaca oleh sistem dan akan
mempengaruhi kelancaran sistem di cabang lain.
Adapun alternatif tindakan yang dapat menjadi pertimbangan Eric Raffin
untuk menghadapi kegagalan sistem yang terjadi di cabang California Utara yaitu
dengan memback-up system error di dalam server baru yang memang menjadi
server cadangan perusahan dalam menjalankan operasionalnya. Pelacakan system
error dapat segera dilakukan perusahaan melalui evaluasi system record dari
setiap tindakan yang dicatat dalam sistem. Database yang tercatat dalam server
dapat diperiksa dan segera diperbaiki jika terjadi kegagalan maupun kesalahan
input data yang tidak sesuai dengan prosedur. Setelah diperbaiki, sistem harus
diperbaiki agar masalah serupa tidak terulang kembali.
3.Sebuah perubahan kecil didokumentasikan mengakibatkan runtuhnya sistem
VA, terutama karena keterkaitan yang tinggi antara aplikasi. Apa sisi positif dari
tingkat tinggi interkoneksi, dan bagaimana hal ini memberikan manfaat bagi
pasien? Berikan contoh-contoh dari kasus ini untuk membenarkan jawaban Anda.
Jawaban:
Manfaat positif dari interkoneksi yang tinggi antar aplikasi, untuk
memudahkan perputaran data dan informasi yang diperlukan bagi setiap sistem
yang terhubung. Pasien juga dapat merasakan manfaat dari sistem yang
terintegrasi melalui kecepatan dan ketepatan layanan rumah sakit, baik doktor
23
maupun perawat dalam menangani setiap keluhan maupun penyakit yang berbeda
satu sama lain antar pelanggan. Contoh melalui sistem aplikasi Vista dan CPRS,
doktor, perawat, dan orang lain yang terhubung untuk melayani pelanggan dapat
mengetahui informasi pelanggan yang telah ada pada setiap bagian departemen
rumah sakit, yang termasuk sistem order-checking secara real-time, sistem
peringatan atas kejadian pelanggan yang signifikan, dan sistem pengingat yang
berhubungan dengan klinikal.
Adapun manfaat lain dari sistem yang memiliki interkoneksi yang tinggi
yaitu memudahkan penyesuaian sistem dengan data yang dibutuhkan pada
departemen lain. Database yang tercatat dalam sistem utama dapat segera
digunakan pada sistem lain yang berhubungan dengan server utama sehingga
dapat segera digunakan dan dapat diberikan hak untuk menambahkan informasi
pada data tersebut. Sistem yang memiliki interkoneksi tinggi dapat melakukan
sistem back-up yang cepat dan tepat. Pencatatan record dapat segera dideteksi dan
direkam dalam sistem back-up yang dapat digunakan jika terjadi kegagalan
sistem.
24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Persoalan pada proses berjalannya sistem teknologi informasi akan terjadi
apabila setiap perusahaan tidak mengelola sistem tersebut dengan baik.
Perusahaan maskapai penerbangan, JetBlue, telah belajar dari suatu pengalaman
yang memberikan peringatan atas betapa pentingnya kapasitas memory dari suatu
sistem, dan mengembangkan menjadi sistem yang lebih baik. Apalagi faktor
cuaca menjadi faktor utama dalam kegiatan penerbangan yang menjadi penentu
kelancaran aktivitas operasionalnya. Sifat dari layanan penerbangan yang tidak
berwujud dalam bentuk fisik, mengharuskan perusahaan mengedepankan service
quality yang baik pada setiap pelanggannya agar nama baik perusahaan dan
loyalitas pelanggan akan tetap terjaga.
Veterans Administration yang bergerak pada perusahaan kesehatan dan
rumah sakit telah menerapkan sistem teknologi informasi pada kegiatan
operasional usahanya. Bahkan mereka telah mengintegrasikan setiap informasi
pelanggan yang ada pada customer database di dalam sistem aplikasi utama
mereka, Vista dan CPRS. Namun adanya perubahan sistem teknologi informasi
yang menuntut perubahan pada prosedur menjalankan sistem tersebut menjadi
penyebab fatal yang berujung pada aktivitas operasional perusahaan. Pengalaman
ini sangat penting untuk menjadi perhatian bagi perusahaan agar selalu
memperhatikan manajemen prosedural dalam transisi sistem.
5.2. Saran
Setiap perusahaan yang telah menggunakan sistem teknologi informasi
wajib mengelola sistem tersebut secara proaktif. Data dan informasi yang telah
dicatat dalam database yang terintegrasi dengan sistem menjadi data penting bagi
perusahaan. Prosedural sistem yang berbasis teknologi informasi harus menjadi
perhatian bagi setiap penggunanya dan hendaknya setiap departemen mengontrol
aktivitas pada sistem agar jika terjadi kendala, dapat langsung segera diatasi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Deris. 2010. Kegagalan Penerapan Sistem Informasi dalam Suatu Organisasi.
deris.blogstudent.mb.ipb.ac.id/.../Kegagalan-Sistem-Informasi-_UAT...Diakses
pada tanggal 22 Desember 2011
Goulielmos, Markos. 2003. Outlining Organizational Failure in Information
System Development. Disaster prevention and Management, Vol. 12 No.
4, pp. 319-327. www.homepages.strath.ac.uk
Magaline F, Mahamudu B. N, Ho E. Sistem Informasi, apr1l-si.comuf.com/SI.pdf
diakses pada tanggal 20 November 2011
O’Brien, J. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan
Manajerial. Edisi 12. Terjemahan: Introduction to Information Systems,
12th
Ed. Palupi W. (editor), Dewi F. dan Deny A. K. (penerjemah).
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Harsono D. 2009. Implementasi Kebijakan Sistem Informasi dan Manajemen
Pertahanan Nasional (Simtanas) di Kantor Pertanahan Kabupaten Jepara,
Universitas Diponegoro, Semarang.
eprints.undip.ac.id/25116/1/DJATI__HARSONO.pdf diakses pada tanggal 20
November 2011
Sudaryatno B. Sistem Informasi Manajemen, Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer, Yogyakarta.
http://www.scribd.com/doc/57504550/32/AKTIVITAS-SISTEM-INFORMASI
diakses pada tanggal 20 November 2011.
Purwoko. 2010. Perencanaan dan Pengelolaan Sistem Teknologi Informasi pada
Perpustakaan. Tesis. Program Pascasarjana Manajemen Informasi dan
Perpustakaan, Yogyakarta.
Sani A. 2011. Pelaksanaan E-Business Pada PT. Giant Supermarket Padjajaran
Bogor. Magister Bisnis dan Manajemen Institut Pertanian Bogor: Bogor.
www.computerweekly.com. 2004. Projects are failing because firms expect them
to, warns IT barrister. Diakses pada tanggal 26 Desember 2010.