Proyek pemasangan pipa jumper tersebut dimulai dari ORF Pertamina di Desa
Permisan menuju ke Saluran Semambung di Desa Plumbon
Soal :
Dari Uraian kegiatan Proyek dibawah ini :
Identifikasi dampak positif dan negatif potensial dari pekerjaan tersebut untuk setiap
tahapnya (pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi/operasi)
Tentukan dampak apa saja yang penting dan bagaimana menganalisa dampak tersebut.
Rencanakan pengelolaan dampak negatif penting agar kerugian yang ditimbulkan dapat
dimininalisir.
Buat laporan dan presentasi
Uraian Kegiatan :
PT. PETROKIMIA GRESIK (PKG) adalah produsen pupuk terlengkap di
Indonesia, yang berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan pupuk khususnya di
Jawa Timur dan mendukung Program Swasembada Pangan Nasional.
Sejak pecahnya pipa 28 inch milik PERTAMINA pada bulan November 2006
yang lalu akibat semburan lumpur di Sidoarjo, pasokan gas bumi ke PT. Petrokimia
Gresik menjadi terbatas. Sampai dengan saat ini PT. Petrokimia Gresik hanya
mendapat pasokan gas + 42 MMSCFD yang berasal dari :
- Kangean Energi Indonesia dan melalui pipa Wunut sebesar 20-22 MMSCFD
- Kodeco sebesar 10-12 MMSCFD.
Dikarenakan hal tersebut pabrik amoniak hanya bisa berproduksi 85%, urea 90%
dan kehilangan produksi amonia 50.000 ton, urea 30.000 ton. PKG telah
membangun pipa gas dan dioperasikan sejak akhir tahun 2006 di daerah Wunut
Sidoarjo, namun berpotensi terjadi kerusakan pipa akibat adanya semburan lumpur.
Kondisi tersebut dapat mengakibatkan terhentinya pasokan gas.
Dalam rangka meningkatkan dan menjaga pasokan gas bumi ke PT.
Petrokimia Gresik (PKG) maka direncanakan dibangun pipa Jumper 12 inch
sepanjang 10,5 kilometer mulai dari ORF Pertamina Porong hingga ke pipa 28 inchi
EJGP KM 35-200. Pembangunan pipa jumper ini diharapkan dapat menggantikan
pipa gas yang dibangun di Wunut Sidoarjo apabila terjadi kondisi emergency. Selain
itu bisa mengalirkan seluruh gas dari Kangean Energi Indonesia (KEI) guna
mempercepat peningkatan suplai gas ke PT. Petrokimia Gresik.
Rencana lokasi pemasangan pipa jumper tersebut dimulai dari ORF
Pertamina di Desa Permisan menuju ke Saluran Semambung di Desa Plumbon. Alur
pipa searah dengan aliran Saluran Semambung melewati desa Sentul lalu ke Desa
Penatarsewu. Di Desa Penatarsewu Saluran bermuara di Kali Sangangewu. Di
pertemuan saluran dan sungai tersebut pipa dibelokkan mengarah sepanjang
Sungai Sanggangewu ke arah hulu melewati Desa Kalidawir. Kemudian pipa
diteruskan ke Kali Rowogedek melewati Desa Gempolsari, Desa Kalitengah, Desa
Kalisampurno dan Desa Kludan. Jadi jalur pipa mengikuti alur Saluran Semambung,
Kali Sangangewu dan Kali Rowogedek.
Kegiatan pemasangan dan pengoperasian pipa Gas Jumper ini berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Menyadari akan pentingnya
pembangunan yang berwawasan lingkungan, dan sejalan dengan makin
meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan hidup, PT. Petrokimia Gresik
menganggap perlu melakukan studi UKL-UPL untuk kegiatan pemasangan dan
pengoperasian pipa gas Jumper.
RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pemasangan jalur pipa gas
jumper mulai dari ORF Pertagas Porong ke pipa gas Pertamina 28” di KM 35-200.
Panjang pipa jumper ini adalah 10,5 km dengan diameter pipa adalah 12” dan tebal
9,5 mm. Tekanan desain pipa adalah 700 psi dan tekanan operasi 450 psi. Tie in
pipa di jembatan layang tol di Km 35-200.
2.2. LOKASI / RUTE PERPIPAAN
Rencana pemasangan jalur pipa gas jumper ini akan melalui sungai milik
Dinas Pengairan Kabupaten Sidoarjo dan melintasi 3 Kecamatan di Kabupaten
Sidoarjo yaitu Kecamatan Jabon, Kecamatan Porong, dan Kecamatan Tanggulangin.
Di Kecamatan Jabon desa yang dilalui adalah Desa Permisan sedangkan di
Kecamatan Porong desa yang dilalui adalah Desa Plumbon. Di Kecamatan
Tanggulangin, jalur pipa akan melintasi 7 (tujuh) desa yaitu: Desa Sentul, Desa
Penatarsewu, Desa Kalidawir, Desa Gempolsari, Desa Kalitengah, Desa Kludan dan
Desa Kedensari.
Jalur pipa dimulai dari ORF Pertamina di Desa Permisan menuju ke saluran
Semambung di Desa Plumbon. Alur pipa searah dengan aliran saluran Semambung
melewati Desa Sentul lalu ke Desa Penatarsewu. Di Desa Penatarsewu saluran
bermuara di Kali Sangangewu. Di pertemuan saluran dan sungai tersebut pipa jalur
pipa membelok searah dengan aliran sungai Sanggangewu melewati Desa
Kalidawir. Jalur pipa selanjutnya diteruskan ke Kali Rowogedek melewati Desa
Gempolsari, Desa Kalitengah, Desa Kludan dan Desa Kedensari. Lokasi / rute jalur
pipa diberikan dalam.
2.3. UMUR/JADWAL KEGIATAN
Umur/jadwal kegiatan pemasangan pipa gas jumper ini dilakukan selama
254 hari dan dimulai pada Maret 2008. Untuk tahap prakonstruksi meliputi kegiatan
pengukuran lapangan, disain / drawing, perijinan, tender pipa. Tahap ini
diprakirakan memerlukan waktu 4 bulan mulai Maret 2008 sampai Juli 2008
Dokumen Perijinan yang sudah ada sampai studi ini dilakukan
Pekerjaan konstruksi pemasangan pipa Gas Jumper direncanakan
dilaksanakan selama 5 (lima) bulan dan akan dilaksanakan mulai Juni 2008 sampai
Nopember 2008.
Umur operasi pipa atau kegiatan pengoperasian pipa gas jumper ini adalah 5
tahun mulai Desember 2008 sampai Desember 2013 dan tahap pasca operasi
adalah setelah tahun 2013
2.4. URAIAN PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN
Pelaksanaan rencana kegiatan pemasangan dan pengoperasian pipa gas
jumper ini dibagi dalam empat tahapan kegiatan yaitu pra konstruksi, konstruksi,
operasi dan pasca operasi. Uraian dari masing-masing tahapan kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Tahap Prakonstruksi
Pada tahap pra konstruksi kegiatan yang potensial menimbulkan dampak
adalah sebagai berikut:
Publikasi rencana kegiatan
Publikasi rencana kegiatan merupakan kegiatan pemberian informasi
tentang tahapan kegiatan rencana pemasangan dan pengoperasian pipa gas
jumper kepada masyarakat yang diprakirakan terkena dampak dari rencana
kegiatan. Publikasi pemasangan pipa gas jumper ini dilakukan di 3 (tiga) Kecamatan
Yaitu :
- Tanggal 16 April 2008 Di Balai Desa Permisan Kecamatan Jabon
- Tanggal 21 April 2008 di Balai Desa Plumbon Kecamatan Porong
- Tanggal 22 April 2008 di Kantor Kecamatan Tanggulangin.
Dari hasil sosialisasi di Balai Desa Permisan atas usul warga dilakukan
perubahan jalur. Jalur semula dari ORF Porong langsung masuk saluran drainase
Desa Permisan dan Desa Kebo Guyang, namun lokasi tersebut dekat dengan
pemukiman penduduk. Penduduk memberikan usul agar dipindahkan ke arah utara
melalui sawah dan tambak lalu masuk saluran Semambung Desa Permisan. Usulan
tersebut dipenuhi oleh PT. Petrokimia Gresik, mengingat jalur tersebut lebih
pendek dan tidak melalui pemukiman penduduk. Sehingga rencana jalur pipa yang
dipakai dalam studi ini telah mengakomodir aspirasi dari masyarakat.
Pembebasan lahan :
Lahan rencana jalur pipa gas yang digunakan sebagian besar merupakan
sungai atau saluran dibawah kewenangan Dinas Pengairan Kabupaten Sidoarjo.
Khusus untuk jalur dari ORF Pertamina Porong sebelum masuk saluran Semambung
di Desa Sentul melalui tanah milik Pertamina yang digarap oleh masyarakat sebagai
lahan pertanian Lokasi yang berada di sungai atau saluran berada dibawah
kewenangan Dinas Pengairan Kabupaten Sidoarjo. Sewa lahan milik Pertamina
dilakukan dengan membuat kesepakatan tersendiri yang mana saat studi ini
disusun sedang dalam proses. Sedangkan tanaman milik masyarakat yang ada di
lahan pertamina akan diganti oleh PT. Petrokimia secara langsung kepada
masyarakat.
b. Tahap Konstruksi.
Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja atau pengadaan tenaga kerja untuk
kegiatan konstruksi pemasangan pipa jumper berpotensi menimbulkan dampak
peluang kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tahap konstruksi berjumlah
sekitar 50 orang. Seluruh tenaga kerja konstruksi disiapkan oleh kontraktor
pelaksana pekerjaan. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja, kontraktor harus
mengutamakan penggunaan tenaga kerja setempat, sesuai dengan standar
kompetensi yang dipersyaratkan.
Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Material.
Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan merupakan
kegiatan transportasi pengadaan peralatan dan material seperti pipa untuk
rencana kegiatan pemasangan pipa gas jumper.
Material yang digunakan diantaranya adalah pipa, valve dan fitting, casing
pipa, coating, pipeline marking, sign post. Sedangkan peralatan yang digunakan
diantaranya adalah bulldoser, backhoe, grader, mesin las dan excavator .
Peralatan dan material tersebut direncanakan di datangkan dari
Cilegon dengan truk pengangkut kapasitas 10 ton dimana untuk sementara
dikumpulkan di 3 (tiga) tempat/Lay down area. Lay down area tersebut meliputi
tanah kosong warga dan lahan Desa Permisan(sewa); lapangan desa Penatar Sewu
(masih dalam negoisasi) dan lahan kosong milik Developer Perumahan Permata
Regency. Dari Lay down area peralatan dan material dibawa ke lokasi
sepanjang jalur pipa. Karena lokasi jalur pipa ini sebagian besar adalah di sungai
atau saluran dimana tidak semua section jalur pipa ini tersedia jalan maka
pengangkutan material ini dilakukan secara manual melalui jalan darat dan sungai.
Untuk pengangkutan di darat mengunakan gerobak sedangkan di sungai
menggunakan ponton. Rute lokasi pengangkutan material dan peralatan tersebut
dapat dilihat pada Lampiran 2 Gambar 2.12.
Pembersihan Lahan.
Kegiatan pembersihan lahan meliputi pembersihan lahan yang akan
digunakan untuk rencana kegiatan dari tumbuhan, dan material lain yang
tidak diperlukan. Kegiatan pembersihan lahan ini dilakukan di lokasi dari ORF
Pertamina Porong sampai sebelum masuk saluran Semambung di Desa Permisan.
Pembersihan lahan ini dilakukan di lokasi persawahan dan pertambakan.
Selanjutnya dilakukan pembersihan di pinggir saluran atau sungai yang dipakai
untuk rencana jalur pipa. Untuk lokasi jalur pipa yang berada dijalur intake air maka
akan dilakukan pemompaan.
Penggelaran Fisik Pipa.
Kegiatan penggelaran fisik pipa meliputi: Penumpukan pipa, Penggalian
dan penumpukan material galian, Penjajaran dan Penyambungan,
Pelapisan, Pengujian lapisan pelindung, serta Peletakan pipa dan
penggelaran utilitasnya. Pelaksanaan Penggelaran Pipa ini dilakukan
sesuai dengan KepMen Pertambangan dan Energi No. 300.K/38/M.PE/1997.
Mengacu pada peraturan tersebut, penggelaran pipa transmisi gas ini memiliki
klasifikasi kelas 2 karena tekanan operasi adalah 450 psi (+ 31 bar), Untuk pipa
diameter 12 inch dan tekanan antara 16 – 50 Bar) maka hak lintas pipa atau ROW
nya adalah 3,5 meter dengan klasifikasi kelas 4 serta faktor desain tidak lebih dari
0,3. Rencana jalur pipa gas jumper di lokasi sawah dan pertambakan ini akan
digelar pada kedalaman 1,5 -2 meter dari permukaan tanah.
Penggelaran pipa di saluran atau sungai adalah dengan ditanam di dasar
sungai dengan kedalaman minimal 2 meter dibawah dasar normalisasi sungai atau
saluran.
Penumpukan Pipa
Dari laydown area, pipa dibawa ke pinggir jalan yang terdekat dengan
lokasi penggelaran pipa menggunakan gerobak. Di lokasi yang tidak tersedia
jalan maka material pipa ini ditumpuk di bahu sungai
Penggalian Tanah / Penumpukan Material Galian
Kegiatan penggalian untuk penggelaran pipa di lokasi darat (areal
sawah dan tambak) dilakukan dengan kedalaman galian sekitar 1,5 – 2 meter
dengan lebar galian yang dibuat adalah 2 meter. Rencana jalur pipa yang digali
di lokasi darat kurang lebih sepanjang 500 m. Tanah hasil galian akan ditumpuk
di pinggir galian untuk kemudian digunakan kembali untuk penimbunan
pipa.
Untuk penggalian dasar sungai atau saluran dilakukan dengan cara terlebih
dahulu membendung sebagian penampang sungai atau saluran tersebut baru
dilakukan penggalian dengan kedalaman minimal 2 meter.
.
Penjajaran dan Penyambungan
Sebelum dilakukan kegiatan penyambungan, dilakukan kegiatan penjajaran
pipa. Beberapa batang pipa yang sudah dijajar dilas untuk dilakukan
penyambungan, kemudian dilakukan uji radiography. Apabila hasilnya
baik, sambungan yang telah dilas dibungkus dengan isolator (wrapping),
lalu ditanam pada galian yang telah disiapkan.
Peletakan Pipa
Alat yang digunakan untuk meletakan pipa pada lubang galian adalah chain
block, dimana pada bagian yang terkena rantai chain block dialasi dengan
kain agar lapisan pelindung pipa tidak rusak. Dasar galian pipa telah
dialasi dengan material sehingga rata dan padat, sehingga pipa tidak
melengkung atau mudah bergeser setelah dipasang. Pada bagian tertentu
dipasang blok penahan pipa, terutama dekat sambungan dan tikungan,
serta pada peralatan pipa seperti valve. Setelah pipa dilengkapi dengan
cover beton terpasang, dilakukan pemasangan utilitas pipa pada bagian yang
diperlukan. Pipa ditimbun dengan pasir dan kemudian ditimbun dengan
tanah hasil galian, lalu dilakukan pemadatan kembali. Sedangkan untuk
lokasi sungai atau aliran setelah pipa tertanam maka dilakukan pemulihan aliran
sungai atau saluran. Peletakan pipa di dasar galian untuk lokasi sawah atau tambak
dilakukan pada jarak 1-3 meter dari poros pipa ke tepi tanggul. Sedangkan
Peletakan pipa di dasar galian untuk lokasi sungai atau saluran dilakukan pada jarak
1-2 meter dari poros pipa ke tepi tanggul sungai atau saluran.
Kegiatan penggelaran pipa ini sebagian besar adalah melalui sungai atau
saluran dimana diatas sungai atau saluran tersebut di beberapa tempat terdapat
jembatan baik jembatan orang, jembatan kendaran, dan jembatan tol. Secara
umum metode pemasangan dan peletakan pipa untuk lokasi – lokasi tersebut
adalah sama seperti didasar sungai. Gambar peletakan dan pemasangan pipa di
sepanjang jalur pipa telah diberikan dalam Lampiran 2 Gambar 2.2 s/d 2.10.
Uji Hidrostatik Pipa
Kegiatan uji hidrostatik dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kebocoran pada pipa. Rangkaian kegiatan uji hidrostatik terdiri dari beberapa
langkah, yaitu langkah pembersihan pipa dari kotoran, pengisian pipa dengan air,
penekanan air sampai 150 % dari tekanan desain, pengeluaran air, serta
pembersihan pipa dari air yang tersisa. Tahap inti dari uji hidrostatik
meliputi:
Pembersihan pipa
Proses pembersihan pipa (pigging) dilakukan setelah seluruh pipa
selesai dipasang. Pigging pertama ditujukan untuk membersihkan
berbagai kotoran pekerja saat pelaksanaan penyambungan pipa,
sedangkan pigging kedua dilakukan setelah uji hidrostatik, dan
bertujuan untuk membersihkan kotoran serta sisa-sisa air yang
belum terbuang pada hasil uji hidrostatik. Pigging pertama
menggunakan tiga jenis pig, yang pertama foam pig, selanjutnya
brush pig dan diakhiri dengan cup pig. Dengan proses pigging
pertama ini, maka diharapkan bagian dalam pipa menjadi bersih
sehingga tidak mengotori air bekas uji hidrostatik yang akan
dibuang. Pada pigging kedua dimasukkan foam pig berkali-kali ke
dalam ruas jalur pipa, sampai pig yang keluar dalam keadaan kering.
Uji hidrostatik
Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat kelaikan pipa,
terutama untuk mendeteksi adanya kebocoran dan juga ketahanan
terhadap tekanan. Uji hidrostatik dimulai dengan memasukkan air ke
ruas dalam pipa. Setelah ruas pipa terisi penuh, kemudian ditekan
sebesar 150 % dari tekanan desain pipa 700 psi dengan menggunakan
pompa selama 24 jam. Pada titik awal dan akhir pipa, tekanan
dipantau dengan alat pressure gauge dan pressure recorder, untuk
melihat kestabilan tekanan di setiap titik pengamatan. Jika terjadi
perbedaan tekanan, maka patut diduga terjadi kebocoran. Air yang
digunakan untuk uji hidrostatik pipa berupa air bersih ( air PDAM).
Pengeringan pipa
Untuk menghilangkan sisa-sisa air dilakukan pigging kedua setelah
pengujian tekanan selesai. Foam pig diluncurkan dari ujung segmen
pipa dan keluar dari ujung lainnya. Jika pig keluar dalam keadaan
basah, maka proses pigging diulangi sampai didapatkan pig yang
keluar dalam keadaan kering. Pada saat tersebut pembersihan sudah
dapat diselesaikan.
Limbah Uji Hidrostatik Pipa
Limbah yang dihasilkan oleh aktifitas penggelaran pipa adalah air
bekas uji hidrostatik dan padatan, baik yang berasal dari dalam pipa
maupun di luar pipa.
Limbah cair hasil uji hidrostatik pipa
Volume limbah cair hasil uji hidrostatik sama dengan jumlah air yang
dimasukkan yang diperkirakan volumenya adalah + 765 m3. Limbah
cair hanya sekali dikeluarkan selama proyek berlangsung. Uji
hidrostatik ini ditahan minimal 1 x 24 jam. Dalam pelaksanaan uji
hidrostatik tidak ada aditif yang ditambahkan dan air yang dipakai
adalah air bersih. Limbah ini direncanakan akan dibuang ke Kali
Rowogedek.
Limbah padat hasil pembersihan pipa.
Limbah yang dihasilkan dari proses pigging ini adalah berupa
kotoran hasil pekerjaan penyambungan pipa, berupa benda-benda
padat seperti: kain lap, sarung tangan, potongan besi, dan berbagai
kotoran sisa proses pekerjaan saat penyambungan pipa dilakukan.
Limbah ini diperkirakan jumlahnya 1,2 m3, limbah padat ini direncanakan
akan dikumpulkan TPA yang kemudian dikelola bersama dengan limbah
padat domestik lainnya.
Rehabilitasi di SekitarJalur pipa.
Langkah rehabilitasi yang dilakukan adalah :
Penimbunan kembali lubang galian diikuti dengan pemadatan
Pembersihan lahan disekitar pipa dari tanah dan sampah yang
tercecer.
Pengembalian aliran sungai atau saluran
Rehabilitasi ini menjadi satu paket proyek yang menjadi tanggung jawab
kontraktor utama penggelaran pipa, dan diawasi langsung oleh pihak
PETROKIMIA GRESIK.
Pada jalur inspeksi pipa (ROW/Right of Way) selebar minimal 3,5
meter, masing-masing 1,75 meter di kanan dan kiri pipa dipasang rambu
dan marka sebagai tanda bahwa terdapat pipa gas tertanam di dalam
tanah.
Demobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi.
Setelah masa konstruksi berakhir, tenaga kerja dengan keahlian
yang hanya dibutuhkan pada masa konstruksi akan dilepas. Aktivitas
pelepasan tenaga kerja yang menangani tahap konstruksi dilakukan oleh
pihak Kontraktor. Proses pelepasan akan dijelaskan dalam dokumen
kontrak, dan dipahami bersama oleh Kontraktor dan tenaga kerja yang
bersangkutan.
c. Tahap Operasi
Pengoperasian Pipa Penyalur.
Penyaluran Gas dilakukan dengan pengaliran Gas dari KODECO ORF
Pertamina Porong ke ke pipa gas Pertamina 28” di KM 35-200. Tekanan dari gas
adalah 700 psi desain dan tekanan operasi 450 psi. Komposisi gas sebagian besar
adalah methana (CH4). Selengkapnya spesifikasi gas diberikan dalam Lampiran
51 Tabel 2.2.
Tidak ada rekruiting tenaga kerja untuk untuk operasional pipa gas ini.
Kebutuhan tenaga kerja dipenuhi oleh tenaga yang telah ada di PT PKG.
Pengoperasian pipa penyalur mengacu prosedur tertulis yang akan dibuat seperti :
o Prosedur pengoperasian dalam keadaan operasi normal dan dalam
keadaan reparasi.
o Program khusus operasi dalam perubahan tekanan.
Pemeliharaan Pipa.
Perawatan pipa terdiri dari perawatan bagian dalam (internal) dan perawatan
bagian luar. Perawatan internal dilakukan untuk mengetahui keperluan perawatan
luar yang didasarkan atas permasalahan yang ada. Pemeliharaan pipa penyalur
mengacu prosedur tertulis yang telah dibuat seperti :
o Program persyaratan inspeksi berkala dalam operasi;
o Program pengawasan pipa penyalur secara periodik;
Pemeliharaan ROW.
Ruang untuk Hak Lintas Pipa (Right of Way/ROW) yang disediakan selebar +
3,5 meter. Lahan pada ROW tidak boleh ada bangunan atau pohon yang tumbuh
diatasnya, oleh sebab itu ROW pipa dijaga dari kemungkinan timbulnya bangunan
liar diatasnya, tumbuhnya pohon, dan penggunaan lahan yang tidak sesuai,
misalnya sebagai tempat pembuangan sampah. Sehingga diatas lahan disekitar
ROW tersebut akan dipasang rambu-rambu. Marka dan rambu peringatan yang
telah dipasang dipelihara agar tetap dapat terlihat dengan jelas.
Sistem Penangan Keadaan Darurat.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan keadaan darurat adalah suatu kejadian
kebakaran, peledakan dan/atau kebocoran gas dalam skala besar yang
menimbulkan kerusakan dahsyat didaerah sekitar tempat kejadian dan dapat
mengancam keselamatan jiwa karyawan serta masyarakat disekitarnya. Penerapan
sistem penanganan keadaan darurat pada jalur pipa terintegrasi dengan penerapan
keadaan darurat pabrik yang mengacu pada prosedur tertulis, yaitu:
o Prosedur PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PABRIK PR-28-0017
o Prosedur SISTEM KOMUNIKASI KEADAAN DARURAT PABRIK DI PETROKIMIA
GRESIK PR-28-0018
o Prosedur PENANGGULANGAN PELEDAKAN CAIRAN DAN GAS DAN/ATAU
KEBAKARAN PR-02-0059
o Prosedur PENANGGULANGAN KEBOCORAN CAIRAN DAN GAS PR-02-0060
d. Tahap Pasca Operasi
Umur/masa pemakaian pipa pemakaian pipa dan instalasinya adalah selama
5 tahun, yaitu sampai dengan pipa permanen milik PT Pertamina Gas dapat
dioperasikan. Pipa dikosongkan, diisi dengan gas N2 (blanket) dan ditutup untuk
ditinggalkan sesuai dengan standar perpipaan MIGAS yang berlaku. Sedangkan
lahan bekas jalur pipa akan dikembalikan ke fungsi asalnya seperti sebelum
penggelaran jalur pipa.
LAPINDO BLAST