1
MODUL 2
HUKUM KIRCHOFF & OHM
LAPORAN PRAKTIKUM TME 142 -Praktikum Fisika
Nama : Mathias Jatiworo
NIM : 2014-041-115
Shift/Kelompok : Kelompok 3
Tanggal Praktikum : 21 Februari 2015
Asisten : Joevierdi
LABORATORIUM FISIKA
PRODI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2015
2
I. TUJUAN
1. Mempelajari Hukum Kirchoff dan Hukum Ohm.
2. Menentukan tegangan dan arus pada setiap nodal.
3. Menentukan resistensi ekivalen pada sebuah rangkaian seri dan paralel.
3
II. TEORI DASAR
Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
(5)
di mana :
adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere.
adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt.
adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.
Hubungan Paralel
Dalam hubungan paralel, besarnya arus dari masing-masing resistor sama. Jadi
besarnya I1 = I2 =I3 = …= Iekivalen. Sehingga dalam hubungan paralelbesarnya resistansi
ekivalennyadapatdihitungandenganmenggunakanrumus :
(6)
Hubungan Seri
Dalam hubungan seri, besarnya tegangan dari masing-masing resistor sama. Jadi
besarnya V1 = V2 =V3 = …= Vekivalen. Sehingga dalam hubungan seri, besarnya resistansi
ekivalennya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
(7)
4
Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahana seri. Yang di maksud dengan
rangkaian tahanan seri adalah tahanan di hubungkan ujung tahanan yang ada pada
rangkaian ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada
rangkaian seri dengan tahanan lebih dar satu, diperlukan jumalah total nilai tahanan
tahanan tersebut. Hal ini dapat di mengerti karena setiap tahanan yang ada pada
rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir (rusdianto,1999:19).
Resistor merupakan elemen pasif yang paling sederhana. Kita akan memulai bahasan
kita dengan memperhatikan hasil kerja fisikawan jerman, georg simon ohm, yang pada
tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari usahanya
mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika di antara keduanya. Salah satu
hasil yang diperoleh adalah pernyatan tentang relasi fundamental yang saat ini kita sebut
sebagai hukum ohm. Meskipun hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di inggris
oleh henry cavendish. Pamflet yang dipublikasikan oleh georg simon ohm banyak
menerima kritik yang tak pantas dan menjadi bahan tawaan selama beberapa tahun
setelah di publikasi pertamanya akhirnya karya itu diterima beberapa tahun setelahnya.
Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar
berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara matematika hal
ini dirumuskan sebagai,
Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahana seri. Yang di maksud dengan
rangkaian tahanan seri adalah tahanan di hubungkan ujung tahanan yang ada pada
rangkaian ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada
rangkaian seri dengan tahanan lebih dar satu, diperlukan jumalah total nilai tahanan
tahanan tersebut. Hal ini dapat di mengerti karena setiap tahanan yang ada pada
rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir (rusdianto,1999:19).
Resistor merupakan elemen pasif yang paling sederhana. Kita akan memulai bahasan
kita dengan memperhatikan hasil kerja fisikawan jerman, georg simon ohm, yang pada
tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari usahanya
mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika di antara keduanya. Salah satu
hasil yang diperoleh adalah pernyatan tentang relasi fundamental yang saat ini kita sebut
5
sebagai hukum ohm. Meskipun hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di inggris
oleh henry cavendish. Pamflet yang dipublikasikan oleh georg simon ohm banyak
menerima kritik yang tak pantas dan menjadi bahan tawaan selama beberapa tahun
setelah di publikasi pertamanya akhirnya karya itu diterima beberapa tahun setelahnya.
Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar
berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara matematika hal
ini dirumuskan sebagai,
Untuk membuktikan hubungan ini, kita meninjau hasil-hasil percobaan yang telah
dilakukan. Salah satu hukum fisika yang mungkin paling dikenal oleh para mahasiswa
adalah hukum ohm, yang menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu
konstan, perbandingan antara perbedaan antara perbedaan potensial ∆V antara dua titik
dari konduktor dengan arus listrik I yang melaui konduktor tersebut adalah konstan.
Konstan ini disebut tahanan listrik R dari konduktor antara dua titik. Jadi hukum ohm
bisa dinyatakan sebagai:
∆V = R atau I = ∆V
I R
Dari persamaan kelihatan bahwa R dinyatakan dalam satuan SI sebagai volt ampere
atau m2
kg s-1
C-2
, dan disebut ohm (Ω). Jadi satu ohm adalah tahanan suatu konduktor
yang dilewati arus satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt diujung-
ujung konduktor tersebut (alonso, 1992:76)
6
III. PERALATAN PERCOBAAN
1. 2 buahresistor/ capacitor/ inductor network
2. Kabelpenghubung
3. Catudaya 24 Volt
4. 2 buahmultitester digital
7
IV. PROSEDURPERCOBAAN
PercobaanHukum Ohm
1. Hubungkan resistor dengan hubungan seri sesuai yang telah ditentukan.
2. Ukur resistansi ekivalen pada rangkaian tersebut.
3. Hubungkan rangkaian dengan power supply.
4. Ukur tegangan pada masing – masing resistansi.
5. Lakukan langkah 1-4 sebanyak 7 kali.
6. Lakukan langkah yang sama untuk rangkaian paralel.
8
V. TUGAS DANPERTANYAAN
1. Buktikan rumus Hukum Ohm ( 6 ) dan ( 7 )!
2. Hitung resistansi ekuivalen dari masing-masing rangkaian seri dan paralel!
3. Bandingkan hasil percobaan dengan perhitungan rangkaian seri dan paralel!
Jelaskan!
4. Hitunglah arus pada masing-masing komponen dan arus ekuivalennya!
5. Hitung ralat absolut dan relatif dari nomor 4!
9
VI. LEMBARDATA, PERHITUNGAN DANANALISIS
Pembuktian Hukum Ohm
Dari data pengamatan menunjukkan ada hubungan yang menarik antara kuat arus dan
hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat arus akan menurun untuk beda
potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,
Persaman di atas menunjukkan bahwa hambatan berbanding terbalik dengan kuat arus.
Dan ditunjukkan bahwa jika nilai hambatan konstan maka hubungan antara kuat arus dan
beda potesial adalah berbanding lurus, dengan kata lain semakin besar beda potensial
makin besar kuat arusnya, secara matematika dapat ditulis,
Penggabungan kedua persamaan dapat ditulis,
Persamaan di atasdisebuthukum Ohm, dengan R adalahhambatan yang dinyatakan
dalamsatuan ohm ditulis dalam simbol Ω (omega). Berdasarkan hukum Ohm, 1 ohm
didefinisikan sebagai hambatan yang digunakandalam suatu rangkaian yang dilewati.
Kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat
mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan
kuatarus.
10
Menghitung rangkaian Seri:
Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun deri, maka dapat diperoleh nilai resistor
totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut.
Hal ini mengacu pada pengertian bahwa Nilai kuat arus disemua titik pada rangkaian
seri selalu sama
R1 R2
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = R1 + R2 +… + Rn
Menghitung rangkaian Paralel:
Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel, perhitungan nilai resistor
totalnya mengacu pada pengertian bahwa Besar kuat arus yang masuk ke percabangan
sama dengan besar kuat arus yang keluar dari percabangan (I in= Iout)
R1
R2
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
𝑅1+
1
𝑅2+ ⋯ +
1
𝑅𝑛
Dengan mengacu pada perhitungan Hukum Ohm, maka dapat diperoleh rumus sbb:
V = I.R
11
Rangkaian Seri dan parallel
Seri
R1 R2
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = R1 + R2 +… + Rn
a. R1 = 1 KΩ, R2 = 1 KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 1KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 2KΩ
b. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 3,3KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 4,3KΩ
c. R1 = 1 KΩ, R2 =47 KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 47KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 48KΩ
d. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 1KΩ+ 3,3KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 5,3KΩ
e. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ, R3 =47 KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 3,3KΩ+ 47KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 51,3KΩ
f. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ, R4 =47 KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1KΩ+ 1KΩ+ 3,3KΩ+ 47KΩ
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 52,3KΩ
12
Paralel
R1
R2
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
𝑅1+
1
𝑅2+ ⋯ +
1
𝑅𝑛
a. R1 = 1 KΩ, R2 = 1 KΩ
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
1+
1
1
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
2
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 0,5KΩ
b. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
1+
1
3,3
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
4,3
3,3
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,767 KΩ
c. R1 = 1 KΩ, R2 =47 KΩ
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
1+
1
47
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
48
47
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,979 KΩ
d. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
1+
1
1 +
1
3,3
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
7,6
3,3
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,434 KΩ
13
e. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ, R3 =47 KΩ
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
1+
1
3,3 +
1
47
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
205,4
155,1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,755 KΩ
f. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ, R4 =47 KΩ
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
1+
1
1 +
1
3,3 +
1
47
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
360,5
155,1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,430 KΩ
Seri & parallel
R1 R2
R3 R4
R5
R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =1 KΩ, R4 =1 KΩ, R5 =3,3 KΩ
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
𝑅1 + 𝑅2+
1
𝑅3 + 𝑅4 +
1
𝑅5
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
1
1 + 1+
1
1 + 1 +
1
3,3
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛=
8,6
6,6
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,434 KΩ
14
Perbandingan perhitungan matematis x aktual pengukuran
Rangkaian Seri & parallel:
N
o
R1
(KΩ
)
R2
(KΩ
)
R3
(KΩ
)
R4
(KΩ
)
R
seriperhitunga
n (KΩ)
R
seripengukura
n (KΩ)
R parallel
perhitunga
n (KΩ)
R parallel
pengukura
n (KΩ)
1 1 1 - - 2 1,964 0,5 0,491
2 1 3,3 - - 4,3 4,25 0,767 0,753
3 1 47 - - 48 47,4 0,979 0,959
4 1 1 3,3 - 5,3 5,23 0,434 0,427
5 1 3,3 47 - 51,3 50,5 0,755 0,741
6 1 1 3,3 47 52,3 51,6 0,430 0,423
RangkaianCampuran:
No R1 (KΩ) R2 (KΩ) R3 (KΩ) R4 (KΩ) R5 (KΩ) R total
perhitungan
(KΩ)
R total
pengukuran
(KΩ)
1 1 1 1 1 3,3 0,434 0,755
Dalam pengukuran aktual dan matematis ada beberapa perbedaan hasil, hal tersebut bisa
dikarenakan :
1. Alat ukur yang digunakan memiliki nilai toleransi pengukuran
2. Faktor lingkungan
3. Hambatan / faktor x yang ada dalam kabel penghubung
4. Kesalahan penulis dalam penulisan hasil
Namun, secara keseluruhan nilai yang dihasilkan dalam perbandingan tidak terlalu jauh
dan dapat dikatakan bahwa nilainya sebanding dengan rumus:
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑟𝑖 = R1 + R2 +… + Rn
1
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙=
1
𝑅1+
1
𝑅2+ ⋯ +
1
𝑅𝑛
15
Perhitunganarus
V = 24VDC
𝐼 =𝑉
𝑅
a. R1 = 1 KΩ, R2 = 1 KΩ
VR1 = 4,48 V , VR2 = 4,5 V
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 2KΩ
IR1 = 0,0045 A, IR2= 0,0045A
𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0045 A
b. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ
VR1 = 2,071V ,VR2 = 6,91 V
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 4,3KΩ
IR1 = 0,0021A, IR2 = 0,0021A
𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0021A
c. R1 = 1 KΩ, R2 =47 KΩ
VR1 = 0,185V ,VR2 = 8,8 V
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 48KΩ
IR1 = 0,0002A, IR2 = 0,0002 A
𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0002 A
d. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ
VR1 = 1,68 V , VR2 = 1,69 V, VR2 = 5,61 V
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =5,3KΩ
IR1 = 0,0017A, IR2 = 0,0017A, IR2 = 0,0017 A
𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0017 A
e. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ, R3 =47 KΩ
VR1 = 0,173V ,VR2 = 0,58 V, VR2 = 8,23 V
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 51,3KΩ
IR1 = 0,0002A, IR2 = 0,0002 A, IR2 = 0,0002 A
𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0002 A
f. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ, R4 =47 KΩ
VR1 = 4,48 V , VR2 = 4,5 V, VR2 = 4,5 V, VR2 = 4,5 V
𝑅 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =52,3KΩ
IR1 = 0,0045A, IR2 =0,0045 A, IR2= 0,0045A, IR2 = 0,0045 A
𝐼 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 =0,0045 A
16
Ralat absolut & ralat relatif:
Dengan persamaan I :
𝐼 =𝑉
R
𝑆𝐼 = 𝜕𝐼
𝜕𝑉
2
𝑆𝑉2 +
𝜕𝐼
𝜕𝑅
2
𝑆𝑅2
𝑆𝐼 = 1
𝑅
2
𝑆𝑉2 + 𝑉 2𝑆𝑅
2
Sv = ½*nilai min alat ukur
Sv = ½*1mV
Sv = 0,5mV
SR = ½*nilai min alat ukur
SR = ½*1mΩ
SR = 0,5mΩ
a. R1 = 1 KΩ, R2 = 1 KΩ
VR1 = 4,48 V , VR2 = 4,5 V
𝑆𝐼 = 1
1000
2
0,00052 + 4,48 20,00052
𝑆𝐼 = 2,24 x 10-3
b. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ
VR1 = 2,071V ,VR2 = 6,91 V
𝑆𝐼 = 1
1000
2
0,00052 + 2,071 20,00052
𝑆𝐼 = 1,03 x 10-3
c. R1 = 1 KΩ, R2 =47 KΩ
VR1 = 0,185V ,VR2 = 8,8 V
𝑆𝐼 = 1
1000
2
0,00052 + 0,185 20,00052
𝑆𝐼 = 9,25 x 10-5
17
d. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ
VR1 = 1,68 V , VR2 = 1,69 V, VR2 = 5,61 V
𝑆𝐼 = 1
1000
2
0,00052 + 1,68 20,00052
𝑆𝐼 = 8,4 x 10-4
e. R1 = 1 KΩ, R2 =3,3 KΩ, R3 =47 KΩ
VR1 = 0,173V ,VR2 = 0,58 V, VR2 = 8,23 V
𝑆𝐼 = 1
1000
2
0,00052 + 0,173 20,00052
𝑆𝐼 = 8,65 x 10-5
f. R1 = 1 KΩ, R2 =1 KΩ, R3 =3,3 KΩ, R4 =47 KΩ
VR1 = 4,48 V , VR2 = 4,5 V, VR2 = 4,5 V, VR2 = 4,5 V
𝑆𝐼 = 1
1000
2
0,00052 + 4,48 20,00052
𝑆𝐼 = 2,24 x 10-3
Kesalahan relatifnya =%100x
x
S
x
x x
a. I = 0,0045, 𝑆𝐼 = 2,24 x 10
-3
Ralat Relatif = 2,24 𝑥 10−3
0,0045 𝑥 100 % = 49 %
b. I = 0,0021A, 𝑆𝐼 = 1,03 x 10-3
Ralat Relatif = 0,00103
0,0021 𝑥 100 % = 49 %
c. I = 0,0002 A, 𝑆𝐼 = 9,25 x 10-5
Ralat Relatif = 0,0000925
0,0002 𝑥 100 % = 46 %
d. I = 0,0017 A, 𝑆𝐼 = 8,4 x 10-4
Ralat Relatif = 0,00084
0,0017 𝑥 100 % = 49 %
e. I = 0,0002 A, 𝑆𝐼 = 8,65 x 10-5
Ralat Relatif = 0,0000865
0,0002 𝑥 100 % = 43 %
f. I = 0,0045 A, 𝑆𝐼 = 2,24 x 10-3
Ralat Relatif = 0,00224
0,0045 𝑥 100 % = 49 %
18
Analisis
Pada pratikum ini ada hubungan sangat penting antara tegangan, arus dan hambatan.
Hubungan tersebut disebut hukum ohm. Hubungan dalam hukum ohm ini yaitu Besarnya
arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan). Untuk
sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara
konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan
kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal
dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah
tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm). Selain itu
perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang
disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
Ketika catudaya dihubungkan ke rangkaian melalui kabel penghubung lalu
dihidupkan, maka didapatkan nilai kuat arus dan tegangan. Besarnya tegangan dapat
dilihat dari angka yang ditunjukkan oleh Voltmeter. Dimana voltmeter dirangkai secara
paralel. Pada pratikum ini, sumber tegangan yang digunakan yaitu 24 volt.
Padahasil pengukuran didapat tegangan voltmeter nilainya mendekati tegangan
sumber. Hal ini terjadi kemungkinan ada hambatan alat yang terdapat pada voltmeter,
sehingga hasil pengukuran yang didapat tidak sama dengan tegangan sumber, tetapi
nilainya mendekati.
Pada percobaan ini, data hasil pengamatan kurang akurat. Adapun kesalahan-
kesalahan dalam percobaan dapat disebabkan karena :
1. Alat yang digunakan untuk percobaan memiliki toleransi nilai
2. Kurangnya ketelitiandalam membaca alat ukur
3. Kesalahan praktikan dalam pengukuran dan penghitungan
4. Faktor lingkungan
19
VII. SIMPULAN
1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial
(Tegangan)
2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan
yang disebut hambatan listrik. ( R= V/I )
3.Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan.
4.Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus yang disebut hambatan listrik
merupakan bilangan konstan
5.Hukum Ohm dapat digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus
serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa
menggunakan Ohmmeter
20
VIII. DAFTARPUSTAKA
Alonso, dkk. 1979. Dasar-dasar fisika universitas. Jakarta: Erlangga
Durbin, dkk. 2005. Rangkaian listrik. Jakarta: Erlangga
Rusdianto, eduard. 1999. Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Yogyakarta: kanisius
21
IX. LAMPIRAN