UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella
Sativa) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Shigella
dysenteriae
Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
SARJANA KEDOKTERAN
Oleh:
SALMA ABDUL WADUD K.A.
NIM: 1111103000087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H/ 2014 M
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 15 September 2014
Salma Abdul Wadud K.A.
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan banyak sekali nikmat. Nikmat Iman, Islam, dan Ihsan. Nikmat akal
yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman
terang benderang yang seperti kita rasakan saat ini, serta kepada keluarga dan
sahabatnya.
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini yang berjudul “Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam (Nigella sativa)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai dengan pada penyusunan laporan penelitian ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd selaku dekan dan kepada dr.
Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Pembimbing yang saya hormati Bu Yuliati, S.Si, M.Biomed dan dr. Lucky
Brilyantina, M.Biomed yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan
pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, serta nasihat kepada penulis
selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Mba Novi selaku laboran Laboratorium Mikrobiologi yang telah banyak
membantu dan memberikan arahan selama penelitian di laboratorium.
4. Pak satpam kampus II UIN Syarif Hidayatullah, yang telah memberikan
kunci labroratorium di luar jam kerja, serta pada hari Sabtu dan Minggu.
v
5. Kedua orang tua yang tercinta Ayahanda Abdul Wadud dan Ibunda Ummu
Hana yang telah memberikan motivasi terbesar serta kasih sayang yang
lebih kepada penulis selama melakukan penelitian ini.
6. Teman-teman seperjuangan riset Maya, Niken, Lintang, Arif, dan Fahrul
yang telah bahu membahu menyiapkan alat dan bahan selama di
laboratorium, dan saling memotivasi.
7. Teman-teman PSPD 2011 yang juga turut memberikan perhatian dan
dukungan, serta motivasi.
8. Pak Dedi, yang telah memudahkan saya dalam mencari biji jintan hitam.
Semoga Tuhan membalas segala kebaikannya.
Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan seluruh
pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan
penelitian ini tidak luput dari kesalahan, maka dari itu segala kritik dan saran
penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan penelitian ini. Semoga laporan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, 15 September 2014
Penulis
vi
ABSTRAK
Salma Abdul Wadud K.A. Program Studi Pendidikan Dokter. Uji Efektifitas Biji
Jintan Hitam (Nigella sativa) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae.
Biji jintan hitam telah lama digunakan untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan
beberapa penyakit, khususnya di daerah Timur Tengah dan Asia Tenggara. Ekstrak biji
jintan hitam mengandung daya hambat antibakteri yang terdiri dari Nigellone,
Thymoquinone, dan fixed oil serta turunannya yang mampu menghambat pertumbuhan
berbagai macam bakteri. Bakteri Shigella dysenteriae merupakan penyebab tersering dan
terpenting dalam kasus disentri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak
biji jintan hitam terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae. Ekstrak jintan hitam
dibuat dalam empat konsentrasi yaitu 1%, 1,25%, 1,5%, dan 1,75% dengan metode disc
difussion. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dan
dilanjutkan uji Post Hoc dengan menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan adanya
perbedaan daya hambat yang bermakna (p<0,05) antara berbagai konsentrasi ekstrak biji
jintan hitam terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae. Hasil yang didapatkan
dari penelitian ini pada keempat konsentrasi 1%, 1,25%, 1,5%, dan 1,75% secara
berturut-turut didapatkan zona hambat yaitu 27,3 mm; 29,7 mm, 34,3 mm, 39,7 mm.
Berdasarkan klasifikasi Greenwood, daya hambat yang dihasilkan oleh ekstrak ini
termasuk dalam klasifikasi kuat. Seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak biji
jintan hitam menunjukkan adanya peningkatan dari daya hambat terhadap pertumbuhan
bakteri Shigella dysenteriae..
Kata Kunci: ekstrak biji jintan hitam, Shigella dysenteriae, disc diffusion
ABSTRACT
Salma Abdul Wadud K.A. Medical Education Study Program. Antibacterial
Effectiveness Test of Black Seed (Nigella sativa) Extract Against The Growth of
Shigella dysenteriae
Black seed has been used to promote health and fight disease for centuries especially in
the Middle East and Southeast Asia. Black seed extract contains antibacterial inhibition
consist of Nigellone, Thymoquinone, and fixed oil and its derivatives are able to inhibit
the growth of various bacteria. Shigella dysenteriae are the most important cause of acute
bloody diarrhea (dysentery). The aim of this study is to observe the inhibitory effect of
black seed extract against the growth of Shigella dysenteriae. Black seed extracts is
diluted into four concentrations 1%, 1.25%, 1.5%, and 1.75% wich is tested using disc
diffusion method. Based on data were analyzed using the Kruskal-Wallis test followed by
Post Hoc test using the Mann-Whitney test showed a significant differences in inhibiting
potention (p <0.05) between different concentrations of black seed extract towards the
growth of bacteria Shigella dysenteriae. The results obtained from this study at four
concentrations of black seed 1%, 1.25%, 1.5%, and 1.75% respectively obtained the
inhibition zone of 27.3 mm; 29.7 mm, 34.3 mm, 39.7 mm. Based on a Greenwood
classification, the inhibition produced by these extracts are included in a strong
classification. The research also showed Black seed extract inhibit the growth of Shigella
dysenteriae concentration dependent manner.
Keywords: Black seed extract, Shigella dysenteriae, disc diffusion method
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................................2
1.3.1. Tujuan Umum ...................................................................................2
1.3.2. Tujuan Khusus ..................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................4
2.1. Landasan Teori .............................................................................................4
2.1.1. Jintan Hitam (Nigella sativa) .............................................................4
2.1.1.1. Morfologi dan Klasifikasi ......................................................4
2.1.1.2. Kandungan Kimiawi Biji Jintan Hitam .................................6
2.1.1.3. Manfaat Biji Jintan Hitam .....................................................8
viii
2.1.2. Shigella dysenteriae ..........................................................................8
2.1.2.1. Morfologi dan Klasifikasi .....................................................8
2.1.2.1. Patogenesis Diare oleh Shigella dysenteriae..........................10
2.1.3. Metode Pengujian Antibakteri ...........................................................12
2.1.4. Mekanisme Kerja Antibakteri ............................................................14
2.2. Kerangka Teori.............................................................................................16
2.3. Kerangka Konsep .........................................................................................16
2.4. Definisi Opersional ......................................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................18
3.1. Desain Penelitian ..........................................................................................18
3.2. Waktu dan Tempat .......................................................................................18
3.3. Bahan yang Diuji..........................................................................................18
3.4. Sampel Bakteri .............................................................................................18
3.5. Identifikasi Variabel .....................................................................................18
3.5.1. Variabel Bebas ....................................................................................18
3.5.2. Variabel Terikat ..................................................................................19
3.6. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................19
3.6.1. Alat Penelitian .....................................................................................19
3.6.2. Bahan Penelitian..................................................................................19
3.7. Cara Kerja Penelitian ...................................................................................19
3.7.1. Tahap Persiapan ..................................................................................19
3.7.1.1. Tahap Sterilisasi Alat dan Bahan ...........................................19
3.7.1.2. Persiapan Determinasi Biji Jintan Hitam ...............................20
3.7.1.3. Proses Ekstraksi Biji Jintan Hitam .........................................20
3.7.1.4. Pembuatan Stok Variabel .......................................................20
3.7.1.5. Pembuatan Nutrient Agar .....................................................21
3.7.1.6. Pembuatan Kulur Bakteri .......................................................21
3.7.1.7. Proses Identifikasi Bakteri Shigella dysenteriae ....................22
ix
3.7.2. Tahap Pengujian ..................................................................................22
3.7.2.1. Uji Penghambatan Pertumbuhan Bakteri ...............................22
3.8. Alur Penelitian .............................................................................................23
3.9. Analisis Data ................................................................................................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................25
4.1. Hasil .............................................................................................................25
4.1.1. Ekstraksi Biji Jintan Hitam ................................................................25
4.1.2. Hasil Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Shigella dysenteriae ..............................................................26
4.1.3. Uji Statistik Kebermaknaan Konsentrasi Biji Jintan Hitam
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae .......................29
4.2. Pembahasan ..................................................................................................29
4.3. Hambatan Penelitian ....................................................................................35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................36
5.1. Simpulan ......................................................................................................36
5.2. Saran .............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................37
LAMPIRAN .......................................................................................................41
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kandungan Kimiawi Biji Jintan Hitam ...........................................7
Tabel 2.2. Klasifikasi Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri .............................13
Tabel 2.3. Definisi Operasional .......................................................................17
Tabel 4.1. Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan uji
Mann-Whitney ..................................................................... 29
Table 4.2. Diameter Zona Hambat Ekstrak Nigella Sativa Menggunakan
Pelarut Metanol Pada Beberapa Bakteri..................................31
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tanaman Nigella sativa ..............................................................4
Gambar 2.2. Biji Jintan Hitam .........................................................................5
Gambar 2.3. Struktur Kimia Thymoquinone ....................................................6
Gambar 2.4. Pewarnaan Gram Shigella dysenteriae ........................................10
Gambar 2.5. Patogenesis Molekular Shigella dysenteriae ...............................11
Gambar 4.1. Hasil Ekstraksi Biji Jintan Hitam ................................................25
Gambar 4.2. Ekstrak Biji Jintan Hitam Pada Berbagai Konsentrasi ................25
Gambar 4.3. Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam Konsentrasi 1% terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ..................................26
Gambar 4.3. Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam Konsentrasi 1,25% terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ..................................27
Gambar 4.3. Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam Konsentrasi 1,5% terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ..................................27
Gambar 4.3. Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam Konsentrasi 1,75% terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae ..................................28
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Kerangka Teori ..............................................................................16
Bagan 2.2. Kerangka Konsep ...........................................................................16
Bagan 3.1. Alur Penelitian ...............................................................................23
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Grafik Rata-Rata Diameter Zona Hambat .....................................28
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan .............................................41
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan ...........................................42
Lampiran 3 Tabel Rata-Rata Zona Hambat Ekstrak Jintan Hitam .................43
Lampiran 4 Pembuatan Stok Variabel .............................................................44
Lampiran 5 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................45
Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup ...................................................................46
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Nigella sativa atau biasa dikenal dengan sebutan jintan hitam
merupakan tanaman yang digunakan sebagai obat untuk berbagai macam
penyakit. Biji jintan hitam telah digunakan sebagai obat herbal sejak
zaman Rasulullah SAW sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhori dalam kitab hadits Bukhori -volume 007, No.Hadits 592-
bahwasanya biji jintan hitam dapat menyembuhkan semua penyakit,
kecuali kematian. Biji jintan hitam tumbuh di Negara Asia Barat, namun
sekarang dibudidayakan di berbagai negara termasuk Indonesia.1
Biji jintan hitam memiliki banyak kandungan kimiawi yang
bermanfaat bagi tubuh. Komposisi nutrisi diantaranya adalah Protein 21%,
Karbohidrat 35%, dan Lemak 35-38%. Senyawa aktif dalam Jintan hitam
adalah Nigellone, Thymoquinone, dan fixed oil. Sehingga memiliki
kemampuan sebagai anti-inflamasi, anti-kanker, anti-jamur, analgesik,
aktifitas antidiabetik, dan antibakteria.2,3
Sebagian besar efek antibakteri pada biji jintan hitam adalah karena
biji jintan htam mengandung Alkaloid, Saponin, Timokuinon, dan
Flavonoid. Senyawa Flavonoid dan Saponin dapat mendenatrurasikan
protein pada dinding sel bakteri.4
Khasiat jintan hitam sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh Asniyah
(2009) bahwa ekstrak biji jintan hitam dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli dengan metode disc diffusion pada konsentrasi
50%, 75%, dan 100% yang menghasilkan zona hambat secara berturut-
turut 8,8±0,75 mm, 10,05 ± 1,14 mm, dan 12,05±0,83 mm.5 Juga telah
dibuktikan oleh Alawiyah et al (2009), ekstrak jintan hitam dengan
pelarut etanol menggunakan metode dilusi dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dengan Kadar Hambat Minimal
(KHM) 7%.6
2
Shigella dysenteriae merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk
batang pendek yang berhabitat di saluran cerna manusia. Infeksi Shigella
dysenteriae pada saluran cerna dapat menyebabkan diare berdarah atau
disentri, khususnya pada yang terjadi pada anak.7 Di negara berkembang,
Shigella dysenteriae merupakan salah satu agen penyebab yang paling
berperan dalam epidemik diare pada anak.8
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui efektifitas antibakteri ekstrak biji jintan hitam terhadap
Shigella dysenteriae yang merupakan salah satu penyebab dari disentri.
Penelitian ini meliputi uji efektifitas biji jintan hitam (Nigella sativa)
dalam berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysenteriae dengan metode disc diffusion.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana efektifitas ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa)
terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui zona hambat yang terbentuk pada media Agar
Shigella dysenteriae dengan pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella
sativa) pada konsentrasi 1%, 1,25%, 1,5%, dan 1,75%
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan
selama menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan
Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3
Memperkaya wawasan peneliti terhadap penerapan beberapa
ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan.
Sebagai syarat kelulusan dari pendidikan pre-klinik Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan,
khususnya di bidang mikrobiologi klinik.
Ikut serta dalam memajukan PSPD FKIK-UIN Syarif
Hidayatullah melaui publikasi penelitian ini
c. Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh ekstrak biji
jintan hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan bakteri
Shigella dysenteriae.
Sebagai sumber referensi bagi praktisi kesehatan yang tertarik
dalam penelitian mikrobiologi klinik.
Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh ekstrak biji jintan hitam (Nigella
sativa) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.
d. Bagi Sosial
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai senyawa alam
yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Sebagai rujukan untuk pemanfaatan ekstrak biji jintan hitam
(Nigella sativa) dalam upaya peningkatan kesehatan
masyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Jintan Hitam (Nigella sativa)
2.1.1.1 Morfologi dan Klasifikasi
Tumbuhan herbal jintan hitam berasal dari Mediterania. Namun
saat ini telah dikembangbiakan di berbagai negara, termasuk Arab Saudi,
Afrika Utara, dan sebagian Asia. Tanaman herbal jintan hitam merupakan
spesies tumbuhan semak rendah yang termasuk dalam famili
Raucunculaceae 2
Gambar 2.1. Tanaman Nigella sativa
(Sumber: Rajsekhaar, 2011)
Klasifikasi ilmiah biji jintan hitam adalah sebagai berikut: 2
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranunculales
5
Famili : Ranunculaceae
Genus : Nigella
Spesies : Nigella sativa
Tanaman jintan hitam merupakan tumbuhan herbal yang tumbuh
dalam kala tahunan, biasanya ditanam di daerah pegunungan atau sengaja
ditanam sebagai rempah-rempah. Berbatang halus, daunnya berbau segar,
bunganya berwarna biru lembut, memiliki 5-10 kelopak bunga, yang
masing-masing berisi beberapa biji.2
Gambar 2.2. Biji jintan hitam (Nigella sativa)
Bentuk bijinya kerucut kecil dan berserabut, panjangnya berukuran
tidak lebih dari 3mm. Memiliki tinggi 45 cm. Panjang daun 2,5-5,0 cm,
linear-lanceolate. Bijinya hitam kecil dengan ukuran panjang 0,2 cm dan
lebar 0,1 cm. Tampak luar berwarna hitam, dan tampak putih dalamnya.
Memiliki aroma, bentuk sama dengan biji wijen, namun berwarna hitam.
Bijinya digunakan untuk rempah-rempah dan obat-obatan. Biji jintan
hitam tumbuh dengan tinggi sekitar 20-30 cm. Buahnya berbentuk kapsul
menggembung, terdiri dari 3-7 folikel tumbuh dan berbuah sekitar bulan
Januari hingga April dan bijinya dapat diambil sekitar 10 hingga 15 hari
setelah berkecambah 2
6
2.1.1.2 Kandungan Kimiawi Biji Jintan Hitam
Komposisi biji jintan hitam (Nigella sativa) terdiri dari volatile oil
(0,5 1,6%), fixed oil (35,6- 41,6 %), protein (22,7 %), asam amino seperti:
Albumin, Globulin, Lisin, Leusin, Isoleusin, Valin, Glisin, Alanin,
Fenilalanin, Argini, Asparagin, Sistin, Asam Glutamat, Asam Aspartat,
Prolin, Serin, Threonin, Trytophan, Tyrosin, gula reduksi, Alkaloid, asam
organik, Tanin, Resin, Methabin, Melathin, serat, serta mineral seperti :
Fe, Na, Cu, Zn, P, Ca, dan Vitamin seperti Askorbat, Tiamin, Niasin,
Piridoksin, Asam Folat. Selain itu mengandung asam lemak seperti Asam
Linoleat (50%), Asam Miristat (0,35%). Berdasarkan pada kandungan
asam amino dan asam lemaknya, dapat dikatakan kandungan zat gizi biji
jintan hitam (Nigella sativa) cukup tinggi. 2,11
Biji jintan hitam mengandung 8 jenis dari 10 asam amino esensial,
7 jenis dari 10 asam amino non esensial. Selain itu biji jintan hitam
mengandung asam lemak esensial, yaitu Asam Linoleat dan Asam
Linilenat yang penting untuk pembentukan Prostaglandin E1 yang
menyeimbangkan dan memperkuat sistem imun 2,11
Gambar 2.3. Struktur Kimia Thymoquinon
(Sumber: Rajsekhaar, 2011)
7
Bahan aktif yang terkandung dalam biji jintan hitam antara lain
Thymoquinone, Thmohdroquinone, Dithymoquinone, Thymol,
Nigellicine, Nigellimine-N-oxide, Carvacrol, Nigellidine, dan Alpha-
Hedrin. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Thymoquinone,
komponen utama dalam minyak esensial biji jintan hitam, memiliki efek
anti-inflamasi, analgesik, antipiretik, antimikroba, serta dapat menurunkan
tekanan darah. 2,12
Tabel 2.1. Kandungan Kimiawi Jintan Hitam (Nigella sativa)
Fundamental Oil Composition (1,4%) Nigella sativa
Carvone 21,1%
Alfa-Pinene 7,4%
Sabinene 5,5%
Beta-Pinene 7,7%
P-cymene 46,8%
Fatty Acid
Myristic Acid (C14:0) 0,5%
Palmitic Acid (C16:0) 13,7%
Palmitoleic Acid (C16:1) 0,1%
Stearic Acid (C18:0) 2,6%
Oleic Acid (C18:1) 23,7%
Linoleic Acid (C18:2) (Omega-6) 57,9%
Linoleic Acid (C18:3n-3) (Omega-3) 0,2%
Arachidic Acid (C20:0) 1,3%
Saturated and Unsaturated Fatty Acid
Saturated Acid 18,1%
Monounsaturated Acids 23,8%
Polyunsaturated Acids 58,1%
Nutrional Value
Protein 208 ug/g
Thiamin 15 ug/g
Ribovlafin 1 ug/g
Pyridoxine 5 ug/g
Niacin 57 ug/g
Folacin 610 ug/g
Calcium 1,859 ug/g
Iron 105 ug/g
Copper 18 ug/g
Zinc 60 ug/g
Phosphorus 5,265 ug/g
Nutrional composition
Protein 21%
Carbohydrates 35%
Fats 35-38%
(Sumber: Rajsekhaar, 2011)
8
2.1.1.3 Manfaat Biji Jintan Hitam
Biji jintan hitam juga telah dibuktikan memiliki efek positif
terhadap imunitas tubuh. Selain itu jintan hitam terbukti meningkatkan
paroduksi IL-3 pada sel limfosit, serta IL-1β yang merangsang aktivitas
makrofag. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Al-Jabre (2005)
terbukti bahwa ekstrak biji jintan hitam dapat menghasilkan efek
stimulator pada sistem imun tubuh sebanding dengan efek supressornya.
Terjadi produksi TNF α, aktivasi sel-sel limfosit, serta peningkatan IL-1β.
13
Menurut Al- Ghamdi (2001), kandungan biji jintan hitam antara
lain minyak Atsiri, minyak lemak, melantin (Saponin), zat pahit Nigelin,
Nigelon, dan Timoquinon. Minyak atsiri mempunyai aktivitas sebagai
anti alergi, anti asma, dan anti inflamasi.14
Thymoquinone yang terkandung dalam biji jintan hitam dapat
menghambat jalur siklooksigenase dan lipooksigenase dari metabolisme
arakidonat. Thymoquinone juga dapat menghambat peroksidasi non
enzimatik. Asam lemak tidak jenuh yang tidak lazim yang mirip dengan
asam arakhidonat juga berperan menghambat substrat. Hal ini mendukung
fakta bahwa biji jintan hitam berperan sebagai anti inflamasi. 14
Selain itu, aktifitas thymoquinone pada ekstrak biji jintan hitam
juga dapat sebagai antioksidan15
, anti-kanker16
, spasmolitik dan
bronkodilator17
2.1.2. Shigella dysenteriae
2.1.2.1. Morfologi dan Klasifikasi
Habitat asli Shigella terbatas pada saluran cerna manusia, tempat
organisme ini menimbulkan disentri basilar. Shigella adalah bakteri batang
pendek Gram negatif yang ramping, berbentuk kokobasil ditemukan pada
biakan yang muda. 10, 18
9
Klasifikasi ilmiah Shigella adalah sebagi berikut: 19
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella boydii
Shigella dysenteriae
Shigella flexneri
Shigella sonnei
Shigella bersifat fakultatif anaerob tetapi tumbuh paling baik
secara aerob. Koloni berbentuk konveks, bulat, transparan dengan tepi
yang utuh dan mencapai diameter sekita 2 mm dalam 24 jam. Shigella
dapat tumbuh subur pada suhu optimum 370 C.
10
Semua Shigella memfermentasikan glukosa. Kecuali Shigella
sonnei, Shigella tidak memfermentasikan laktosa. Ketidakmampuannya
memfermentasikan laktosa membedakan Shigella pada medium diferensial
10
Gambar 2.4. Pewarnaan Gram Shigella dysenteriae
Shigella membentuk asam dari karbohidrat tetapi jarang menghasilkan
gas. Organisme ini juga dapat diklasifikasikan berdasarkan
kemampuannya dalam memfermentasikan manitol dengan organisme yang
tidak dapat memfermentasikan manitol. 10
Shigella memiliki struktur antigen yang kompleks. Terdapat
banyak tumpang tindih pada sifat serologik berbagai spesies, dan sebagian
besar organisme memiliki antigen O yang sama dengan basil enterik lain.
Antigen O somatik Shigella adalah hipopolisakarida. Spesifitas
serologiknya bergantung pada polisakarida. Ada lebih dari 40 serotipe.
Klasifikasi shigella berdasarkan pada karteristik biokimiawi dan
antigennya. 10
2.1.2.2. Patogenesis Diare oleh Shigella dysenteriae
Infeksi Shigella hampir selalu terbatas pada saluran cerna, jarang
terjadi invasi ke aliran darah. Shigella sangat menular, dosis infektifnya
adalah 103
organisme (sedangkan pada Salmonella, dan Vibrio biasanya
11
105-10
8). Proses patologi yang penting adalah invasi ke sel epitel mukosa
(misal, sel M), dengan menginduksi fagositosis, keluar dari vakuola
fagositik, bermultiplikasi dan menyebar di dalam sitoplasma sel epitel, dan
menyebar ke sel yang ada di dekatnya. Mikroabses yang terjadi di dinding
usus besar dan ileum terminal menyebabkan nekrosis membran mukosa,
ulserasi superfisial, perdarahan, dan pembentukan pseudomembran pada
daerah ulserasi. Psedomembran ini terdiri dari fibrin, leukosit, debris sel,
membran mukosa yang nekrotik, dan bakteri. Saat proses mereda, jaringan
granulasi mengisi ulkus dan terbentuk jaringan parut. 10
Shigella dysenteriae dapat menyebabkan tiga bentuk diare, yaitu
disentri klasik dengan tinja konsisten lembek disertai darah, mukus, dan
pus. Kedua, watery diarrhea atau diare cair. Ketiga, kombinasi antara
disentri klasik dengna tinja konsistensi lembek disertai darah, mukus, pus,
dengan watery diarrhea.19
Gambar 2.5. Patogenesis molekular Shigella dysenteriae
(Sumber: Gunnar N, 2008)
Shigella sp menghasilkan toksin yang disebut dengan Shigatoksin
dan melakukan multipikasi tanpa invasi di dalam jejunum kemudian
memproduksi toksin. Toksin ini kemudian berikatan dengan reseptor dan
menyebabkan aktivasi proses sekresi sehingga terjadi diare cair ( watery
diarrhea) yang tampak pada awal penyakit, hal ini merupakan tanda dari
12
sifat enterotoksik Shigatoksin. Selanjutnya, perjalanan penyakit
melibatkan usus besar dan invasi jaringan dimana aksi Shigatoksin akan
memperberat gejalanya. Efek enterotoksik Shigatoksin lebih pada
penghambatan absorpsi elektrolit, glukosa, dan asam amino dari lumen
interstisial. 20,21
Shigella dysenteriae tipe 1 (basil Shiga) menghasilkan eksotoksin
yang tidak tahan panas yang dapat mengenai usus sistem saraf pusat.
Eksotoksin ini adalah protein yang bersifat antigenik (merangsang
antitoksik) dan bersifat mematikan untuk hewan percobaan sebagai
enterotoksin juga menghambat absorbsi gula dan asam amino di usus
halus. Sebagai “neurotoksin” material ini dapat menyebabkan infeksi
Shigella dysentriae yang sangat berat dan fatal serta minimbulkan reaksi
susunan saraf pusat yang berat. Toksin dapat menyebabkan diare diawal
tidak berdarah, encer, dan banyak kemudian menginvasi usus besar
mengakibatkan disentri lanjut dengan feses yang disertai dengan darah dan
nanah. 10,21
2.1.3 Metode Pengujian Antibakteri
Metode pengujian antibakteri biasanya dilakukan secara in vitro
dengan menggunakan dua metode, yakni metode difusi dan metode
dilusi.22
a. Metode Difusi
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan. Dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu metode difusi cakram kertas, metode
lubang, dan metode parit 23
1. Metode Difusi Carkram Kertas
Prinsip dari metode difusi cakram adalah bahan atau sampel yang
akan dijadikan antimikroba direndam dalam cakram kemudian cakram
tersebut ditaruh di atas media perbenihan agar padat yang telah dioleskan
13
dengan bakteri yang akan diuji, setelah itu diinkubasi pada suhu 370
C
selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati zona jernih di sekitar cakram uji
yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba.22
Efektifitas
antibakteri didasarkan pada klasifikasi respon penghambatan pertumbuhan
bakteri menurut Greenwood (1995)
Tabel 2.2. Klasifikasi Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri
Diameter Zona Hambat Daya Hambat Pertumbuhan
>20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
<10 mm Tidak ada
(Sumber: Greenwood, 1995)
2. Metode Lubang
Pada lempeng agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat
suatu lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji. Cara ini
dapat diganti dengan meletakkan cawan porselin kecil yang biasa disebut
fish spines di atas medium agar. Kemudian cawan tersebut diisi dengan zat
uji. Setelah diinkubasi pada suhu 370
C selama 18-24 jam dilakukan
pengamatan dengan melhat ada atau tidaknya zona hambat disekeliling
lubang atau cawan.23,25
3. Metode Parit
Lempeng agar yang telah dilakukan inokulasi dengan bakteri uji
dibuat sebidang parit. Parit tersebut diisi dengan zat antimikroba,
kemudian diinkubasi pada waktu dan suhu optimum yang sesuai dengan
mikroba uji. Hasil pengamatan yang akan diperoleh adalah ada tidaknya
zona hambatan di sekitar parit. 25
b. Metode Dilusi
Metode ini digunakan untuk menentukan kadar hambat minimun
(KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM) dari bahan sampel antibakteri
yang akan dilakukan uji.22
14
Prinsip dari metode dilusi itu sendiri yaitu menggunakan suatu seri
tabung rekasi yang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel-sel bakteri
yang diuji. Kemudian masing-masing tabung diisi dengan bahan sampel
antimikroba yang akan diuji yang sebelumnya telah dilakukan
pengenceran secara serial. Setelah itu, seri tabung diinkubasi pada suhu
370
C selama 18-24 jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada tabung.
Konsentrasi terendah bahan sampel antibakteri yang diuji pada tabung
yang ditunjukkan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih ( tidak
tampak pertumbuhan mikroba) adalah KHM dari sampel tersebut.
Kemudian biakan dari semua tabung yang jernih diinokulasikan pada
media agar padat, diinkubasi pada suhu 370
C selama 24 jam dan diamati
ada tidaknya koloni bakteri yang tumbuh. Konsentrasi terendah biakan
padat yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan koloni bakteri adalah
KBM dari sampel bahan antibakteri yan diuji.22
2.1.4. Mekanisme Kerja Antibakteri
Mekanisme daya kerja suatu bahan antibakteri terhadap sel dapat
dibedakan atas beberapa kelompok yaitu menghambat sintesis dinding sel,
menghambat fungsi membran sel, menghambat sintesis protein, dan
menghambat sintesis asam nukleat. 26,27
1. Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki lapisan luar yang kaku, yaitu dinding sel. Dinding
sel mempertahankan bentuk dan ukuran mikroorganisme yang
memiliki tekanan osmotik internal tinggi. Dinding sel mengandung
polimer kompleks peptidoglikan yang terdiri dari polisakarida dan
polipeptida. Lapisan peptidoglikan lebih tebal pada dinding sel bakteri
Gram positif daripada bakteri Gram negatif. Senyawa yang dapat
menghambat sintesis dinding sel adalah Basitrasin, Teikoplanin,
Vankomisin, Ristosetin, dan Novobiosin dengan cara menghambat
biosintesis dari peptidoglikan. 26,27
15
2. Menghambat Fungsi Membran Sel
Membran sitoplasma bekerja sebagai barier permeabilitas selektif
yang berfungsi sebagai transpor aktif, sehingga mengontrol komposisi
internal sel. Jika integritas fungsional membran sitoplasma terganggu,
makromolekul dan ion dapat keluar dari sel sehingga dapat
menyebabkan kerusakan atau kematian sel. 26,27
3. Menghambat Sintesis Protein
Protein merupakan penyusun utama struktur sel. Semua reaksi
metabolisme dikatalisis oleh enzim yang terbuat dari protein. Reaksi
metabolisme ini merupakan reaksi biosintesis zat-zat penting dan
reaksi penting lainnya yang menghasilkan energi. Suhu tinggi dan
konsentrasi yang tinggi dari suatu senyawa antibakteri dapat
menyebabkan koagulasi dan denaturasi terhadap protein dan asam
nukleat. 26,27
4. Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Beberapa senyawa kimia sintetik dan alami merupakan inhibitor
dalam sintesa RNA dan DNA. Senyawa-senyawa yang menghambat
sintesa asam nukleat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
senyawa-senyawa yang menghambat pembentukan komponen
penyusun asam nukleat, yaitu Purin dan Pirimidin; dan senyawa yang
menghambat polimerisasi nukleotida menjadi asam nukleat. DNA dan
RNA merupakan komponen penting dalam sintesa asam nukleat
karena dapat menghambat pertumbuhan sel atau menyebabkan
kematian sel. 26,27
16
2.2 Kerangka Teori
2.3. Kerangka Konsep
Variabel bebas: Pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae di media Nutrient
Agar (NA), diukur dengan diameter zona hambatan yang terbentuk dalam
milimeter (mm)
Variabel terikat: Ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) dengan konsentrasi
1%; 1,25%; 1,5%; 1,75% serta kontrol positif berupa cakram antibiotik
Chloramphenicol 30µg dan kontrol negatif berupa etanol 96%.
Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa)
Senyawa aktif diperoleh melalui proses ekstraksi
dengan pelarut etanol 96%
Alkaloid, Flavonoid, Saponin, Protein
Merusak senyawa asam amino yang menyusun dinding
sel bakteri dan DNA bakteri
Pertumbuhan bakteri terhambat
Ekstrak biji Jintan
Hitam (Nigella
sativa) dengan
konsentrasi 1%;
1,25%; 1,5%; dan
1,75%
Biakan Shigella
dysentreriae
Pertumbuhan
bakteri
normal
Pertumbuhan
bakteri
terhambat
Bagan 2.1. Kerangka Teori
Bagan 2.2. Kerangka Konsep
17
2.4 Definisi Operasional
Tabel 2.3. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
1. Zona hambat
Shigela
Dysenteriae
Zona bersih di
sekitar cakram pada
media Agar yang
telah ditanami
Shigela Dysentriae
Penggaris
(mm)
Diameter
zona bersih
(clear zone)
Numerik
2. Konsentrasi
ekstrak biji
jintan hitam
(Nigella sativa)
Ekstrak biji Jintan
Hitam (Nigella
sativa) yang telah
tentukan (1%;
1,25%; 1,5%; dan
1,75%)
Mikro pipet
(1000 µL)
Jumlah
ekstrak
sesuai
dengan
berbagai
konsentrasi
Kategorik
3. Larutan kontrol
negatif
Larutan kontrol
negatif yaitu etanol
96%
Mikro pipet
(1000 µL)
Cakram uji
berisi Etanol
96%
Kategorik
4. Kontrol posistif Kontrol positif
berupa cakram
antibiotik
Chloramphenicol
Tidak ada Cakram
antibiotik
Chloramphe-
nicol
Kategorik
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode disc
diffusion secara triplo yakni dibuat tiga rangkaian pada tiap kali percobaan pada
masing-masing konsentrasi untuk melihat efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella
sativa) terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Proses determinasi tanaman dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Bogor, sedangkan proses ekstraksi biji jintan hitam (Nigella
sativa) dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)
Bogor. Kemudian, penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2014 di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.3. Bahan yang Diuji
Biji jintan hitam yang didapatkan di BALITRO, yang kemudian dilakukan
determinasi di LIPI Bogor, yang selanjutnya dilakukan ekstraksi di BALITRO
menggunakan pelarut Etanol 96%.
3.4. Sampel Bakteri
Bakteri Shigella dysenteriae diisolasi di media Nutrient Agar, dan
diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.
3.5. Identifikasi Variabel
3.5.1. Variabel Bebas
Pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae di media Nutrient Agar (NA),
diukur dengan diameter zona hambatan yang terbentuk dalam milimeter (mm)
19
3.5.2. Variabel Terikat
Ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) dengan konsentrasi 1%; 1,25%;
1,5%1,75% serta kontrol positif berupa cakram antibiotik Chloramphenicol 30µg
dan kontrol negatif berupa etanol 96%.
3.6. Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, mikropipet
(1000μl), mikrotip, vortex, bunsen, korek api, ose, cawan petri, penggaris, rak
tabung, timbangan digital, autoclave, baki, swab kapas steril, stopwatch,
inkubator, penggaris, laminar air flow, tisu, pinset, hot plate, tabung reaksi,
tabung erlenmeyer, gelas ukur 1000 mL, stirer, plastik anti panas, dan karet
gelang.
3.6.2. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pertumbuhan
bakteri Nutrient Agar , aquades, larutan Mc Farland 0.5, ekstrak biji jintan hitam,
pelarut etanol 96%, NaCl steril, alkohol 70%, biakan Shigella dysentriae , cakram
antibiotik Chloramphenicol 30μg, dan cakram uji kosong (blank disc).
3.7. Cara Kerja Penelitian
3.7.1. Tahap Persiapan
3.7.1.1. Tahap Steilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang digunakan disterilisasi di dalam autoclave selama 15
menit dengan mengatur tekanan 1,5 atm pada suhu 1210
C setelah sebelumnya
dicuci bersih, dikeringkan, dibungkus dengan kertas, dan kemudian dibungkus
dengan plastik anti panas.
20
3.7.1.2. Persiapan dan Determinasi Biji Jintan Hitam
Biji jintan hitam didapatkan dari BALITRO sebanyak 1000 gram.
Kemudian biji jintan hitam tersebut dilakukan determinasi di Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Kebun Raya Bogor untuk memastikan kebenaran dari
tanaman yang digunakan. Dengan cara mencocokkan morfologi yang ada pada
biji jintan hitam terhadap kepustakaan dan dibuktikan dibidang Botani Pusat
Penelitian Biologi LIPI Kebun Raya Bogor.
3.7.1.3. Proses Ekstraksi Biji Jintan Hitam
Biji jintan hitam dilakukan ekstraksi di Balai Penelitian Tanaman Rempah
dan Obat (BALITRO) Bogor. Biji jintan hitam sebanyak 1000 gram dalam
keadaan kering dihaluskan dengan menggunakan mesin penggiling (grinder).
Kemudian, biji jintan hitam yang telah halus direndam dalam pelarut etanol 96%
sebanyak 5000mL dengan perbandingan 1000gr : 5000mL pelarut etanol 96%.
Biji jintan hitam yang telah direndam dalam pelarut etanol 96% dikocok
menggunakan mixer selama 2-3 jam, kemudian diamkan selma 24 jam. Setelah
itu, sampel disaring menggunakan penyaring. Hasil filtrat penyaringan kemudian
dirotavapor. Saat di dalam rotator evaporator, pelarut etanol 96% divakum lalu
didestilasi sehingga menjadi cair. Cairan pelarut etanol 96% dari hasil destilasi
ditampung. Jika pelarut etanol 96% sudah menguap semua, akan didapatkan
ekstrak kental biji jintan hitam.
3.7.1.4. Pembuatan Variabel Konsentrasi Ekstran Biji Jintan
Hitam
Konsentrasi yang akan divariasikan adalah 1%; 1,25%; 1,5%; dan 1,75%.
Pelarut etanol 96% digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik
Chloramphenicol sebagai kontrol positif, sehingga seluruhnya berjumlah 6
variabel.
21
Volume zat terlarut konsentrasi 1% didapatkan dengan cara N (Volume zat
terlarut) dibagi dengan jumlah dari vaolume zat terlarut dan volume pelarut, yang
pada penelitian ini dibuat menjadi 4mL kemudian dikalikan 100%. Sehingga
didapatkan volume zat terlarut untuk konsentrasi 1% adalah 0,04 mL.
Volume zat terlarut konsentrasi 1,25% didapatkan dengan cara N (Volume
zat terlarut) dibagi dengan jumlah dari vaolume zat terlarut dan volume pelarut,
yang pada penelitian ini dibuat menjadi 4mL kemudian dikalikan 100%. Sehingga
didapatkan volume zat terlarut untuk konsentrasi 1,25% adalah 0,05 mL.
Volume zat terlarut konsentrasi 1,5% didapatkan dengan cara N (Volume
zat terlarut) dibagi dengan jumlah dari vaolume zat terlarut dan volume pelarut,
yang pada penelitian ini dibuat menjadi 4mL kemudian dikalikan 100%. Sehingga
didapatkan volume zat terlarut untuk konsentrasi 1% adalah 0,06 mL.
Volume zat terlarut konsentrasi 1,75% didapatkan dengan cara N (Volume
zat terlarut) dibagi dengan jumlah dari vaolume zat terlarut dan volume pelarut,
yang pada penelitian ini dibuat menjadi 4mL kemudian dikalikan 100%. Sehingga
didapatkan volume zat terlarut untuk konsentrasi 1% adalah 0,07 mL.
3.7.1.5. Pembuatan Nutrient Agar
Nutrient Agar (NA) dalam bentuk serbuk ditimbang 10 gram pada
timbangan digital. Kemudian memasukkan NA ke dalam tabung erlenmeyer
500ml, dan menambahkan aquades sebanyak 500ml. Masukkan stirer sebagai
pengaduk. Setelah itu, memanaskannya diatas hotplate dengan api sedang
hingga homogen (terlihat bening). Tutup tabung dengan menggunakan
buntalan kapas. Setelah homogen, media disterilkan dalam autoclave dengan
tekanan 1,5 atm pada suhu sebesar 1210
C selama 15 menit. Setelah itu, tuang
NA yang telah disterlikan ke dalam cawan petri kemudian memasukkannya
kedalam lemari pendingin pada suhu ± 30C, tunggu hingga agar mengeras.
3.7.1.6. Pembuatan Kultur Bakteri
Pembuatan suspensi bakteri dilakukan untuk perbanyakan stok, dengan
cara menginokulasi 1 ose biakan murni bakteri Shigella dysenteriae ke dalam
22
media agar nutrien yang telah dibuat, kemudian diinkubasi pada suhu 370
C
selama 24 jam dalam inkubator.
3.7.1.7. Proses Identifikasi Bakteri Shigella dysenteriae
Sebelum dilakukan penelitian, bakteri Shigella dysenteriae yang akan
digunakan terlebih dahulu dilakukan proses identifikasi ulang. Identifikasi yang
dilakukan adalah dengan metode pewarnaan Gram. Tampak dibawah mikroskop
dengan perbesaran 100x bentuk batang pendek, ramping, Gram negatif .
3.7.2. Tahap Pengujian
3.7.2.1. Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam Terhadap
Pertumbuhan Bakter Shigella dyseteriae
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose suspensi bakteri Shigella
dysenteriae ke dalam lautan pengencer NaCl. Kemudian dikocok menggunakan
vortex dan dibandingkan kekeruhannya dengan larutan standar 0.5 mF. Suspensi
bakteri Shigella dysenteriae dioleskan menggunakan swab kapas steril pada media
pertumbuhan Nutrient Agar. Cakram uji kosong (blank disc) yang telah direndam
ke dalam variabel konsentrasi ekstrak jintan hitam tadi diletakkan diatas
permukaan agar secara steril di dalam Laminar air flow.
Kemudian media diinkubasi ke dalam inkubator pada suhu 370 C selama
18-24 jam, kemudian diukur diameter zona bening (clear zone) dalam milimeter
(mm) dengan menggunakan penggaris .
23
3.8. Alur Penelitian
Kultur bakteri Shigella dysenteriae di
media Agar nutrien
Pembuatan inokulum, 1 ose Shigella
dysenteriae dalam larutan NaCl
Larutan inokulum NaCl dan Shigella
dysenteriae divortex hingga homogen
Kekeruhan inokulum distandarisasi
dengan menggunakan larutan
standarisasi konsentrasi 0,5 Mc
Farland
Usapkan bakteri ke media Agar
nutrien dengan swab kapas steril
Disc diletakkan di media Agar nutrien
yang telah ditanami Shigella
dysenteriae
Inkubasi selama 24 jam
Hitung diameter zona bening di
sekeliling cakram
Ekstrak biji jintan hitam divortex hingga
homogen
Pembuatan konsentrasi ekstrak biji jintan
hitam 1%; 1,25%; 1,5%; dan 1,75%
Konsentrasi ekstrak yang telah homogen
dengan pelarut etanol 96% kemudian
dipindahkan ke cawan petri
Rendam blank disc ke dalam konsentrasi
ekstrak homogen dalam cawan petri selama
15 menit
Kontrol positif cakram
Chloramphenicol
Rendam blank disc ke
dalam etanol 96 % di
dalam cawan petri
selama 15 menit
Pembuatan
kontrol
negatif.
Bagan 3.1. Alur Penelitian
24
3.9. Analisis Data
Data hasil penelitian efek ekstrak biji jintan hitam pada Shigella
dysenteriae dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 untuk melihat apakah ada
perbedaan efektifitas yang bermakna dari masing-masing cakram uji yang
mengandung kontrol negatif berupa etanol 96%, berbagai variabel konsentrasi
ekstrak biji jintan hitam (1%; 1,25%; 1,5%; 1,75%) dan kontrol positif (Antibiotik
Chloramphenicol 30 μg) dalam menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae.
Data pada penelitian ini berupa variabel kategorik-numerik lebih dari 2
kelompok tidak berpasangan sehingga menggunakan uji one way ANOVA jika
distribusi normal. Jika distribusi data tidak normal maka menggunakan uji
nonparametrik yaitu uji Kruskall-Walls. Analisis Post Hoc menggunakan uji
Mann-Whitney dilakukan untuk menentukan pada variabel mana yang memiliki
kebermaknaan.
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Ekstraksi Biji Jintan Hitam
Biji jintan hitam didapatkan di BALITRO, yang kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor, sehingga dipastikan bahwa biji
tersebut adalah Nigella sativa. Selanjutnya 1000 gram biji jintan hitam
dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi di BALITRO menggunakan
pelarut etanol 96% sehingga didapatkan ekstrak sebanyak 32,8 gram.
Gambar4.1. Hasil ekstraksi biji jintan hitam
Gambar4.2. Ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) pada berbagai konsentrasi
KONTROL (-) 1% 1,25% 1,5% 1,75%
26
4.1.2. Hasil Uji Efektifitas Biji Jintan Hitam Terhadap Pertumbuhan
Shigella dysenteeriae
Berdasarkan hasil uji efektifitas ekstrak biji jintan hitam
didapatkan adanya zona hambat yang terbentuk pada berbagai konsentrasi ekstrak
jintan hitam seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar4.3. Efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) konsentrasi 1%
terhadap perumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
Penelitian ini menggunakan uji metode disc diffusion secara triplo
dengan konsentrasi biji jintan hitam 1%, 1,25%, 1,5%, dan 1,75%. Agar
nutrien yang telah terinokulasi bakteri Shigella dysenteriae diletakkan blank
disc yang telah direndam selama 15-30 menit pada berbagai konsentrasi biji
jintan hitam. Setelah diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 370C, akan
terbentuk zona jernih (clear zone) disekeliling blank disc yang menunjukkan
adanya respon penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh suatu
senyawa antibakteri yang terdapat pada ekstrak biji jintan hitam.
Ekstrak biji jintan hitam diketahui memberikan efek menghambat
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae yang terlihat adanya zona hambat
di sekitar blank disc.
1%
Kontrol (+)
Kontrol (-)
27
Gambar4.4. Efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) konsentrasi 1,25%
terhadap perumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
Gambar4.5. Efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) konsentrasi 1,5%
terhadap perumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
Kontrol (+)
Kontrol (-)
1,25 %
Kontrol (+)
Kontrol (-)
1,5 %
28
Gambar4.6. Efek ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) konsentrasi 1,75%
terhadap perumbuhan bakteri Shigella dysenteriae
Rata-rata zona hambat yang terbentuk pada berbagai konsentrasi ekstrak
biji jintan hitam, kontrol positif (Chloramphenicol), dan kontrol negatif (etanol
96%), sebagai berikut:
Grafik 4.1. Grafik Rata-Rata Diameter Zona Hambat
Berdasarkan grafik 4.1. tampak bahwa zona hambat paling tinggi
didapatkan pada ekstrak biji jintan hitam dengan konsentrasi tertinggi yakni
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
1 1,25 1,5 1,75 K(+) K(-)
ZON
A H
AM
BA
T (m
m)
KONSENTRASI EKSTRASK JINTAN HITAM (%)
Kontrol (+)
Kontrol (-)
1,75 %
29
1,75% dengan rata-rata zona hambat 35,66 mm. Sedangkan zona hambat paling
rendah didapatkan pada ekstrak biji jintan hitam dengan konsentrasi terendah
yakni 1% dengan rata-rata diameter zona hambat 27,33 mm . Seiring dengan
meningkatnya konsentrasi ekstrak biji jintan hitam menunjukkan adanya
peningkatan dari diameter zona hambat. Hal ini juga menyatakan bahwa
pertambahan konsentrasi ekstrak biji jintan hitam berbanding lurus dengan
bertambah kuatnya zona hambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae.
4.1.3. Uji Statistik Kebermaknaan Konsentrasi Ekstrak Biji Jintan
Hitam Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae
Berdasarkan analisis statistik Pos Hoc melalui uji Mann-Whitney
didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antar
konsentrasi dan kontrolnya. Dapat dikatakan bahwa ekstrak biji jintan hitam
efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae pada semua
konsentrasi uji (Tabel 4.1)
Tabel 4.1.Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan uji Mann-whitney
Konsentrasi 1% 1,25% 1,5% 1,75% Kloramfenikol Etanol
96%
1% 0,043 0,046 0,043 0,043 0,034
1,25% 0,046 0,043 0,043 0,034
1,5% 0,046 0,043 0,037
1,75% 0,043 0,034
Kloramfenikol 0,034
Etanol 96%
4.2. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk menegtahui efektifitas antibakteri dari
ekstrak biji jintan hitam terhdap bakteri Shigella dysenteriae. Metode yang
digunakan yaitu adalah metode disc diffusion. Ekstrak biji jintan hitam terbukti
kuat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae pada variabel
konsentrasi 1%, 1,25%, 1,5% dan 1,75% menurut klasifikasi Greenwood (1995).
30
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Alawiyah et al (2009) yang juga membuktikan bahwa perubahan konsentrasi
ekstrak biji jintan hitam memiliki efek terhadap terhadap pertumbuhan Shigella
dysenteriae5. Pada penelitian tersebut menggunakan metode dilusi agar. Sampel
bakteri Shigella dysenteriae dengan empat kali pengulangan. Variabel bebas pada
penelitian tersebut yaitu ekstrak biji jintan hitam dengan konsentrasi 4%, 5%, 6%,
7%, 8%. Adapun proses ekstraksi biji jintan hitam sebanyak 100 gram dengan
metode maserasi menggunakan pelarut murni (etanol 100%), sehingga didapatkan
25 mL hasil ekstrak biji jintan hitam. Penelitian Alawiyah et al (2009)
menggunakan metode dilusi agar, sehingga bertujuan untuk mengetahui Kadar
Hambat Minimal (KHM).
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Alawiyah et al (2009)
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi variabel ekstrak biji jintan hitam
maka semkin sedikit pertumbuhan koloni yang dapat dilihat pada tiap spot
penetesan inokulasi bakteri Shigella dysensetriae. Konsentrasi terendah ditandai
dengan tidak adanya pertumbuhan koloni bakteri disebut sebagi Kadar Hambat
Minimal (KHM). Berdasarkan data yang didapatkan pada penelitian tersebut
disimpulkan pada konsentrasi 7% merupakan KHM terhadap bakteri Shigella
dysenteriae.5
Pada penelitian ini menguji efektivitas ekstrak biji jintan hitam terhadap
bakteri Shigella dysenteriae dengan metode disc diffusion. Sampel yang
digunakan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Selain itu ekstrak biji jintan
hitam yang dibuat pada penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan
menggunakan etanol 96% sebagai pelarutnya. Sehingga senyawa aktif di dalam
ekstrak pada penelitian ini lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Alawiyah et al (2009). Dari hasil penelitian ini didapatkan
konsentrasi ekstrak biji jintan hitam terkecil yaitu 1% dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dengan kategori hambatan kuat.
Hambatan pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae lebih besar seiring dengan
lebih besarnya konsentrasi ekstrak biji jintan hitam yang digunakan, dan tergolong
kategori kuat.
31
Penelitian lain yang menggunakan ekstrak biji jintan hitam dalam
pengaruhnya terhadap suatu bakteri adalah Zuridah et al (2008) mengenai uji
aktifitas Nigella sativa sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae,
Escherichia coli, dan Bacillus cereus. Variabel bebas pada penelitian tersebut
adalah ekstrak biji jintan hitam dengan konsentrasi 25 mg/20 µL, 50 mg/20 µL,
dan 100 mg/20 µL. Adapun media agar yang digunakan adalah Mueller Hinton
Agar sebagai media pertumbuhan bakteri. Pada penelitiannya proses ekstraksi
menggunakan pelarut metanol dan menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO)
10% pada saat pembuatan pembagian konsentrasi dan sebagai kontrol negatif.29
Dengan metode disc diffusion penelitian yang dilakukan Zuirah et al
(2008) didapatkan hasil sebagai berikut:
Table 4.2. Diameter Zona Hambat Ekstrak Nigella Sativa Menggunakan
Pelarut Metanol Pada Beberapa Bakteri
Bakteri Uji Konsentrasi 25
mg/20 µL
Konsentrasi 50
mg/20 µL
Konsentrasi 100
mg/20 µL
S. aureus 14mm 17mm 25mm
E. coli - 8mm 9mm
K. pneumoniae 8mm 10mm 13mm
P. aeruginosa 8mm 9mm 10mm
Bacillus cereus 10mm 18mm 21mm
Sumber: Zuridah, et al. 2008
Dalam penelitiannya Zuridah et al (2008) menyatakan bahwa ekstrak biji
jintan hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, dan Pseudomonas aeruginosa menunjukkan respon penghambatan
yang lemah. Sedangkan ekstrak biji jintan hitam dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus menunjukkan respon
penghambatan yang kuat. Hal ini disebabkan karena faktor jenis pelarut yang
digunakan saat ekstraksi yaitu metanol serta sifat bakteri Gram negatif dan Gram
positif dari bakteri yang diuji. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
telah dilakukan Zuridah et al (2008) adalah saat pembuatan ekstraksi jintan hitam
32
dimana penelitian tersebut menggunakan metanol sebagai pelarutnya dan
menggunakan DMSO 10% pada saat pembuatan pembagain konsentrasi variabel
bebas.29
Penelitian serupa yang telah dilakukan oleh Aishah et al (2013) dalam
menggunakan ekstrak biji jintan hitam dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, dan
Proteus vulgaris. Ekstrak biji jintan hitam dengan menggunakan pelarut metanol
pada variabel konsentrasi 100 mg/mL menunjukkan sensitifitas terhadap semua
bakteri yang diuji yang menghasilkan zona hambat ≥ 15 mm. Sedangkan pada
variabel konsentrasi 50 mg/mL bakteri Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella
pneumoniae, dan Proteus vulgaris menghasilkan zona hambat ≤ 15 mm dan
Stretococcus pyogenes tetap menghasilkan zona hambat ≥ 15 mm. Pada
konsentrasi 1mg/mL, 5 mg/mL, 10 mg/mL, dan 20 mg/mL tidak menghasilkan
zona hambat kecuali pada konsentrasi variabel 20 mg/mL pada bakteri
Stretococcus pyogenes menghasilkan zona hambat ≤15 mm. 3
Aishah et al (2013) juga membandingkan ekstrak biji jintan hitam dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes, Pseudomonas
aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, dan Proteus vulgaris dengan menggunakan
pelarut aqudes. Didapatkan pada konsentrasi 100 mg/mL bakteri Klebsiella
pneumoniae, dan Proteus vulgaris menghasilkan zona hambat ≤ 15 mm, dan
bakteri Streptococcus pyogenes, Pseudomonas aeruginosa menghasilkan zona
hambat ≥15 mm. Pada variabel konsentrasi 50 mg/mL semua bakteri uji
menghasilkan zona hambat ≤15 mm. Dan pada variabel konsentrasi 1 mg/mL, 5
mg/mL, 10 mg/mL, dan 20 mg/mL tidak meghasilkan zona hambat kecuali pada
konsentrasi variabel 20 mg/mL pada bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Stretococcus pyogenes menghasilkan zona hambat ≤15 mm. 3
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Aishah et
al (2013) adalah saat pembuatan ekstraksi jintan hitam dimana penelitian tersebut
menggunakan metanol dan aquades sebagai pelarutnya, serta perbedaan pada
bakteri yang diuji. Sedangkan metode yang digunakan adalah sama, yaitu dengan
metode disc diffusion.
33
Biji jintan hitam telah digunakan sebagai obat tradisional sejak dahulu
untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Senyawa-senyawa aktif dalam biji
jintan hitam yang diduga berperan sebagai antimikroba yang diperoleh melalui
proses ekstraksi dingin (maserasi) dengan etanol 96% adalah alkaloid, flavonoid,
sapononin, dan protein. Kemampuan senyawa alkaloid bereaksi dengan senyawa
asam amino penyusun dinding sel bakteri dan DNA bakteri. Reaksi ini
mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan susunan asam amino bakteri
karena sebagian besar asam amino telah beraksi dengan gugus basa dari senyawa
alkaloid. Perubahan susunan rantai asam amino pada DNA akan mengakibatkan
perubahan keseimbangan genetik pada asam amino DNA sehingga DNA bakteri
akan mengalami kerusakan. Kerusakan pada DNA inti sel bakteri akan
mendorong terjadinya lisis pada inti sel bakteri. Dengan demikian bakteri akan
menjadi inaktif dan lisis.5
Aktifitas biologis senyawa flavonoid terhadap bakteri dilakukan dengan
merusak dinding sel dari bakteri yang terdiri atas lipid dan asam amino yang akan
bereaksi dengan gugus alkohol pada senyawa flavonoid sehingga dinding sel akan
rusak dan senyawa tersebut dapat masuk kedalam inti sel bakteri. Selanjutnya
senyawa ini juga akan berkontak dengan DNA inti sel bakteri dan dengan adanya
perbedaan kepolaran antara lipid penyusun DNA dengan gugus alkohol pada
senyawa flavonoid dapat terjadi reaksi dan merusak struktur lipid dari DNA
bakteri sehingga inti sel bakteri juga akan lisis dan bakteri akan mati.5
Saponin termasuk dalam fitokimia yang memiliki spektrum aktivitas
sebagai anti jamur dan mikroba. Hal ini didasarkan pada kemampuannya untuk
membentuk kompleks dengan protein dan dinding sel sehingga terjadi denaturasi
protein dan rusaknya dinding sel yang berakibat sel menjadi lisis.5
Kemampuan ekstrak biji jintan hitam sebagai antibakteri disebabkan
karena zat kimia yang terkandung didalamnya yaitu Timokuinon, Ditimokuinon,
Timohidrokuinon, Timol, dan Tanin. Timokuinon diduga dapat membentuk
komplek yang irreversibel dengan asam amino nukleofilik pada protein bakteri,
sehingga menyebabkan inaktivasi protein. Sedangkan Tanin bekerja dengan
mengadakan komplek hidrofobik dengan protein, menginaktivasi adhesin, enzim,
34
dan protein transport dinding sel, sehingga mengganggu pertumbuhan
mikroorganisme.6
Penggunaan etanol 96% sebagai pelarut ekstrak biji Jintan Hitam karena
mempunyai kelarutan yang relatif tinggi dan bersifat inert sehingga tidak akan
bereaksi dengan komponen lainnya. Etanol memiliki titik didih yang rendah
sehinga memudahkan pemisahan minyak dari pelarutnya dalam proses destilasi.
Penggunaan etanol sebagai pelarut dengan konsentrasi 96% ditujukan supaya
dapat menarik komponen senyawa polar, non polar, dan senyawa semi polar.
Sehingga dapat menarik bahan atau zat aktif yang terkandung dalam tanaman
lebih banyak. Selain itu, penggunaaan etanol sebagai pelarut dikarenakan
toksisitasnya lebih rendah dibandingkan dengan pelarut metanol.30,31
Etanol merupakan senyawa yang memiliki kemiripan sifat fisik dan kimia
dengan Alkohol. Dalam agama Islam, alkohol sebagai salah satu bahan yang
menyebabkan efek serupa dengan khamr, yakni memabukkan, memiliki ketentuan
khusus dalam penggunaannya. Majelis Ulama Indonesia sendiri memperbolehkan
(Mubah) penakaian etanol sebagai pelarut apabila dalam produk akhir tidak
terkandung residu alkohol. Alkohol yang digunakan pun tidak boleh merupakan
prosuk samping industri minuman keras. Mengingat hal ini, pada proses akhir
ekstraksi menggunakan metode maserasi, dilakukan destilasi dengan tujuan
menguapkan pelarut yang digunakan sehingga menghasilkan ekstrak jintan hitam
yang kental.32
Penggunaan antibiotik Chloramphenicol sebagai kontrol positif karena
Chloramphenicol merupakan penghambat sintesis protein mikroba yang poten.
Senyawa ini berikatan dengan secara reversibel pada sub unit 50S ribosom bakteri
dan menghambat tahapan peptidil transferase dalam sintesis protein.
Chloramphenicol adalah antibiotik bakterostatis berspektrum luas yang aktif
terhadap bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif, baik aerob maupun
anaerob.27
Berdasarkan uraian diatas, membuktikan bahwa biji jintan hitam
mempunyai peran sebagai antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae
35
dengan efektifitas yang kuat karena mengandung alkaloid, flavonoid, sapononin,
dan protein yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri . Kandungan antibakteri
Thymoquinon dan Thymohydroquinone yang terdapat pada biji jintan hitam
memiliki aktifitas yang sinergis dengan antibiotik Chloramphenicol sebagai
antibakterial. 33
Oleh karena itu, terbukti bahwa ekstrak biji jintan hitam mempunyai dasar
kuat untuk digunakan sebagai bahan obat alam alternatif untuk mengatasi kejadian
resistensi bakteri terhadap antibiotik.
4.3. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, didapatkan beberapa hambatan dalam proses persiapan
hingga akhir, yaitu:
1. Zona hambat yang dihasilkan ekstrak jintan hitam terhadap bakteri
Shigella dysenteriae memiliki zona yang sangat besar. Sehingga sering
kali saat pengambilan data, zona dari satu konsentrasi dengan
konsentrasi lainnya bertabrakan, dan sulit untuk menghitung diameter
zona hambatnya. Sehingga penelitian ini menggunakan satu cawan
petri yang berisi 3 disc, kontrol negatif, kontrol positif, dan konsentrasi
uji untuk memudahkan penghitungan zona hambat.
2. Antibiotik yang digunakan sebagai kontrol positif pada awalnya
menggunakan antibiotik Ciprofloksasin, karena merupakan antibiotik
lini pertama pada infeksi Shigella dysenteriae. Namun, zona yang
dihasilkan terlalu besar yakni 60 mm sehingga mempersulit bagi
peneliti untuk mengukur zona hambat konsentrasi uji. Karena zona
yang tampak bertabrakan antara kontrol positif dengan konsentrasi uji.
Sehingga peneliti mengganti kontrol positif dengan antibiotik
Kloramfenikol yang merupakan antibiotik spektrum luas dan memiliki
aktifitas sinergis dengan biji jintan hitam sebagai anti bakteri.
3. Tidak diukur jumlah kadar bahan aktif pada ekstrak jintan hitam yang
digunakan pada penelitian ini.
36
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan:
1. Ekstrak biji jintan hitam pada konsentrasi 1%, 1,25%, 1,5% dan
1,75% dengan metode disc diffusion secara signifikan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dengan
efektifitas kuat.
2. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji jintan hitam, maka
semakin kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella
dysenteriae
5.2. Saran
Setelah dilakukan penelitian mengenai efektifitas ekstrak biji jintan hitam
(Nigella sativa) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae, maka
disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut, yaitu:
1. Melakukan penelitian uji toksikologi ekstrak biji jintan hitam (Nigella
sativa) sebagai antibakteri terhadap Shigella dysenteriae.
2. Melakukan uji efektivitas ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa)
terhadap spesies Shigella lainnya.
3. Uji aktivitas bakteri ekstrak jintan hitam terhadap Shigella dysenteriae
secara in vivo
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Gray, Jerry D. Rasulullah is My Doctor, Cetakan pertama. Sinergi
Publishing, Jakarta. 2010. Hal: 84-88
2. Rajasekhar, Saha and Bhupendar Kuldeep. A Review-Pahrmacognosy and
pharmacology of Nigella Sativa. International Research Journal of
Pharmacy, 2(11), 36-39. 2011
3. Nor; Aishah Hasan; Mohd. Zain Nawahwi; Haslinda AB Malek.
Antimicrobial Activity of Nigella sativa Seed Extract. Sains Malaysiana.
2013.
4. Najah A, Mohammed. Effect Of Nigella sativa L. extract Against
Streptococcus mutans and Streptococcus mitis in Vitro. J. Bagh Collage
Dentistry. Vol24(3), 2013
5. Asniyah. Efek Antimikroba Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli In Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran,
Universitas Muhammaditah Surakarta. Surakarta. 2009
6. Muhammad Kuddah, Alawiyah; Roekistiningsih; Ruhana, Amalia. Uji
Anti Mikroba Ekstrak Biji Jintan Hitam ( Nigella sativa) Terhadap Bakteri
Shigella dysenteriae dengan Metode Dilusi Agar. Skripsi. PS Pendidikan
Dokter dan PS Ilmu Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya, Malang. 2009
7. Buletin Jendela: Data dan Informasi Kesehtan. Situasi Diare di Indonesia.
2011. Kementrian Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf
www.depkes.go.id (diakses pada 5 januari 2014)
8. Juffrie, Mohammad; Oswari, Hanifah, dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-
Hepatologi, Jilid 1. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010. Hal: 90
9. Venkatesan, Malabi M, et al. Construction, Characterization, and Animal
Testing of WRSd1, a Shigella dysenteriae 1 Vaccine. Journals.asm.org
2002
38
10. Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC halaman 258-259
11. Bessedik Amina; Allem Rachida. Molecular Composition and
Antibacterial Effect of essential oil of Nigella sativa. African Journal of
Biotechnology. Laboratory of Local natural Bioressources, Faculty of
Science, Hassiba Benbouali University of Chlef, Algeria. Vol
12(20),pp.3006-3012. 15 May 2013
12. A Najmi; SF Haque; M. Naseeruddin; R.A. Khan. Effect of Nigella sativa
oil on various clinical and biochemical parameters of metabolic
syndrome. Departements of oharmacology and medicine, JN Medical
College AMU Aligarh, India. 2008 16:85-87
13. Aljabre, S.H.M., M.A. Randhawa, N. Akhtar, O.M. Antidermophyte
activity of ether extract of Nigella sativa and its active principle,
thymoquinone. Journal of Ethnopharmacology, 101:3116-119. 2005
14. Al-Ghamdi, M.S. Anti-Inflamatory, analgesic and anti-pyretic activity of
Nigella sativa. Journal of Ethnopahrmacology, 76: 45-48. 2001
15. Daba, M.H. and M.S. Abdulrahmen. Hepatoprotective activity of
thymoquinone ini isolated rat hepatocytes. Toxicology Letters, 95: 23-29.
1998
16. Badary, O.A. and A.M. Gamal El-Din. Inhibitory Effect of Thymoquinone
Against 20-Methylchlolanthrene-induced Fibrosarcoma Tumorrigenesis.
Cancer Detection and Prevention Journal, 25:362-368. 2001
17. Gilani, A.H., N, Aziz. et al. Bronchodilator, spasmolytic and calcium
antagonistic activities of Nigella sativa seed (Kalonji): A Traditional
Herbal Product with Multiple Medicinal Uses. Journal Pakistan Medical
Association, 51: 115-20. 2001
18. Johnson, Arthur.G; Ziegler, Richard.J; Hawley, Louise. 2011. Essential
Mikrobiologi dan Imunologi. Pamulang: Binarupa Aksara publisher
19. R.Dodd, Christine, and Jones, Dorothy. A Numerical Taxonomic Study of
the Genus Shigella. Departement of Microbiology, The University
Leicester 128. February 1982.
39
20. Schroeder, Gunnar N and Hilbi, Hubert. Molecular Pathogenesis of
Shigella spp: Controlling Host Cell Signaling, Invasion, and Death by
Type III Secretion. Institute of Microbiology, ETH Zurich, Switzerland.
January 2008. P 134-156
21. Venkatesan, Malabi M. et al. Infection and immunity: Construction,
Characterization, and Animal testing of WRSd1, a Shigella dysenteriae 1
Vaccine. American Society for Microbiology. 2002
22. Tim Mirobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Bakteriologi Medik. Malang: Bayumedia Publishing. 2003
23. B.Coyle, Marie. Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing. USA:
Amrican Society for Microbiology. 2005; p 39
24. Greenwood. Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test, Antimicrobial and
Chemotheraphy, USA: Mc Graw Hill. 1995
25. Pratiwi, S.T. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Airlangga. 2008.
Hal: 22-42; 188-189
26. Hardman, Joel.G; Limbird, Lee.E; Gilman, Alfred Goodman. 2001.
Goodman and Gilman The Pharmacological Basis of Therapeutics 10th
edition. McGraw-Hill Companies
27. Katzung,G. Bertram. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta: EGC.
2010 ;775
28. Sopiyudin Dahlan, Muhammad. Statistik untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. 2011
29. Zuridah, H; Fairuz, A.R.M; Zakri, H.Z; Rahim, M.N.A. In vitro
Antibacterial Activity of Nigella sativa Against Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, and
Bacilus cereus. Faculty of Health Science, University Teknologi MARA,
Selangor, Malaysia. 331-333. 2008
30. Diana Susanti, Ari. dkk. Polaritas Pelarut Sebagai Pertimbangan Dalam
Pemilihan Pelarut Untuk Ekstraksi Minyak Bekatul Dari Bekatul Varietas
Ketan. Fakultas Teknik Kimia, UNS. Surakarta.2012
31. Bimakr M,Rahman RA, Taip FS,Ganjloo A, Salleh LM, Selamat J, et al.
Comparison of different extraction methods for the extraction of major
40
bioactive flavonoid compounds from spearmint (Mentha spicata L.)leaves.
Elsevier. 2011;89:67-72
32. Ranasasmita, Raafqi dan Roswiem, Anna P. Kehalalan Produk Obat-
Obatan , Terutama Obat Herbal. Prosiding Simposium Penelitian Bahan
Obat Alami XIV
33. Halawani, Eman. Antibacterial Activity Of Thymoquinone and
Thymohydroquinone of Nigella Sativa L. and Their Interaction With Some
Antibiotics. Departement of Biology, Faculty of Science, Thaif University,
Saudi Arabia. 2009
41
LAMPIRAN 1
(Surat Hasil Determinasi Biji Jintan Hitam)
42
LAMPIRAN 2
(Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan)
43
LAMPIRAN 3
(Rata-Rata Diameter Zona Hambat Ekstrak Biji Jintan Hitam Terhadap
Perumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae)
Perlakuan Rata-rata Diameter
Zona Hambat (mm)
Standar Deviasi
Konsentrasi ekstrak biji Jintan
Hitam 1%
27,33 0,57
Konsentrasi ekstrak biji Jintan
Hitam 1,25%
29,66 0,57
Konsentrasi ekstrak biji Jintan
Hitam 1,5%
34,00 2,08
Konsentrasi ekstrak biji Jintan
Hitam 1,75%
39,66 0,57
Kontrol positif ( Kloramfenikol) 35,66 0,57
Kontrol negatif (Etanol 96%) 0 0
44
LAMPIRAN 4
(Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi)
Konsentrasi yang akan divariasikan adalah 1%; 1,25%; 1,5%; dan 1,75%.
Pelarut Etanol 96% digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik
Chloramphenicol sebagai kontrol positif, sehingga seluruhnya berjumlah 6
variabel.
Keterangan: n= Volume zat terlarut
Volume zat terlarut konsentrasi 1%
1% = n/ 4 mL x 100%
N= 0,04 mL
Volume zat terlarut konsentrasi 1,25%
1,25% = n/ 4 mL x 100%
N= 0,05 mL
Volume zat terlarut konsentrasi 1,5%
1,5% = n/ 4 mL x 100%
N= 0,06 mL
Volume zat terlarut konsentrasi 1,75%
1,75% = n/ 4 mL x 100%
N= 0,07 mL
45
LAMPIRAN 5
(Alat dan Bahan)
1. Alat dan Bahan
Vortex Autoclave Isolasi Bakteri
Nutrient Agar Laminar Air Flow
Timbangan Digital Inkubator Persiapan Alat
46
LAMPIRAN 6
(Daftar Riwayat Hidup)
Nama : Salma Abdul Wadud K.A.
Tempat, Tanggal Lahir : Kairo, 31 Juli 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. MPR X No. 15, Cilandak Barat, Jakarta Selatan
Email : [email protected]
No. Telepon : 082125889587
Riwayat Pendidikan :
1997-1998 : RA Al Mu’awanah, Jakarta
1998-1999 : SDI Al Hikmah, Jakarta
1999-2001 : SD ‘Ain Jalut, Kuwait
2001-2004 : Sekolah Indonesia Riyadh
2004-2005 : SDIT Al Hikmah, Jakarta
2005-2008 : SMPIT Darul Hikmah, Bekasi
2008-2011 : SMAIT Al Kahfi, Bogor
2011- sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, FKIK
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta