PENDAHULUAN• Transfusi darah adalah pemindahan
darah atau komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).
• Manfaat transfusi sangat jelas namun prosedur transfusi tetap mengandung berbagai resiko .
• Reaksi transfusi darah adalah reaksi yang dapat terjadi saat transfusi darah berlangsung ataupun beberapa saat setelah transfusi darah
• Reaksi transfusi tdd:
a. Reaksi Ringan
b. Reaksi Sedang
c. Reaksi Berat
• Uji silang serasi (cross match) adalah reaksi silang invitro antara darah pasien yang akan ditransfusi dengan darah donor yang akan ditransfusikan.
• Uji silang serasi (cross match) terdiri dari dua metode yaitu teknik metode tabung (metode konvensional) dan metode gel
• Kekurangan metode tabung:a. Waktu lamab. Hasil subyektif c. Pencucian kurang sempurna -> false (-)d. Perlu mikroskop
e. Tidak dapat didokumentasikan secara visual
• Uji silang serasi (cross match) dengan metode gel merupakan metode dengan tahapan yang terstandarisasi, sederhana, cepat, serta memberikan hasil yang obyektif.
• Metode gel pertama kali ditemukan oleh Y.Lapierre pada tahun 1990 di Regional Blood Transfusion Center of Lyon
METODE• A. PRA ANALITIK
1.Persiapan pasien :
Tidak ada persiapan khusus
2. Persiapan sampel :
a. Tes dilakukan menggunakan sampel serum/plasma EDTA
b. Cek gol.darah ABO dan Rhesus
c. Sampel darah pasien dan donor disentrifus dgn kecepatan 3000rpm selama 3 menit.
ALAT
a. b. c.
d.
e. f. g. h.
a. ID-Centrifuge ; b. ID- Incubator ; c. Yellow tip ; d. Tabung reaksie. ID- Working Table ; f. ID- Dispensor ; g. Mikropipet 5, 25, 50 µlh. ID- LISS/Coombs Card
• PRINSIP TES• Antigen + antibodi → sentrifugasi
terkontrol pada microtube yang mengandung gel dextran-acrylamide dan coombs serum → agglutinasi
• Reaksi (+) → agglutinat terperangkap dalam gel untuk berbagai derajat berdasarkan tingkat aglutinasi
• Reaksi (-) →antibodi tidak menempel pada sel darah merah dan sel darah merah secara bebas melewati gel dan butiran ke bagian bawah microtube
2. CARA KERJA
a. b. c.
d.
e. f. g. h.a. Menyiapkan diluent ; b. Membuat suspensi sel pasien 1 % ; c. Menyiapkan LISS Coombs Card; d-e. Mencampurkan suspensi sel donor / pasien dengan serum donor / pasien ; f. Sampel di inkubasi ; g. Sampel di sentrifus ; h. Pembacaan hasil
Negatif : Terbentuknya endapan eritrosit yang jelas di dasar
microtube. Gel di atas endapan eritrosit jernih dan bebas
aglutinat.
+1 : Aglutinat eritrosit mendominasi di bagian setengah bawah
kolom gel dengan terdapat juga di dasar microtube.
+2 : Aglutinat eritrosit terpencar di sepanjang kolom gel
dengan sedikit aglutinat di dasar microtube. Aglutinat
terdistribusi di setengah bagian atas dan bawah kolom gel.
+3 : Aglutinat eritrosit mendominasi di bagian atas kolom gel
dengan sedikit aglutinat berada di bawah pita tebal.
Sebagian besar aglutinat terletak di setengah atas kolom gel.
+4 : Aglutinasi eritrosit berbentuk pita solid di bagian atas
kolom gel. Tidak terdapat endapan di dasar microtube.
Mixed-field reaction : lapisan aglutinasi eritrosit pada bagian atas
gel disertai dengan adanya endapan sel di bagian dasar
microtube.
No. Mayor Minor AC / DCT Kesimpulan
1. - - - Darah Keluar
2. + - - Ganti Darah Donor
3. - + - Ganti Darah Donor
4. - + + Darah keluar bila minor lebih kecil atau sama dg AC→ inform concent
5. + + + Cek ulang golda, bandingkan derajat positif AC dgn minor, positif mayor → ganti darah donor
1. Crossmatch Mayor, Minor dan AC = negatif • Darah pasien kompatibel dengan darah donor • Darah boleh dikeluarkan
2. Crossmatch Mayor = positif, Minor = negatif, AC = negatif • Periksa ulang golda Os dan donor → DCT → jk DCT (+) :
- Artinya ada Irregular Antibody pada Serum Os
- Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil cross negatif pada mayor dan minor
- Screening dan Identifikasi Antibody pada Serum Os
3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Negatif • Ada Irregular Anti Body pada Serum / Plasma Donor. • Solusi : Ganti dengan darah donor yang lain, lakukan
crossmatch lagi
4. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Positif • Derajat (+) pd Minor ≤ derajat positif AC,darah boleh
dikeluarkan • Derajat (+) pada Minor > derajat (+) pd AC, darah tidak boleh
dikeluarkan. • Ganti darah donor
5. Mayor, Minor, AC = Positif • Periksa ulang golongan darah Os dan donor • Lakukan DCT → jk (+) → Bandingkan derajat (+) AC dg Minor
→ Derajat (+) pd Minor ≤ derajat positif AC,darah dapat diabaikan, artinya positif tersebut berasal dari autoantibody.
• (+) pd Mayor → Irregular Anti Body pada Serum Os → ganti donor baru
Direct Coombs Tes :
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi antibodi atau komplemen yang menyelimuti
sel darah merah pasien
1. Buat Suspensi Sel Darah 1%
2. Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien.
3. Masukkan 50 ul Suspensi Sel Pasien.
4. Putar di Centrifuge ( tekan tombol Start )5. Baca Reaksi
Pemeriksaan uji silang serasi metoda manual :
Minor Test
May
or T
est
DarahDonor
SuspensiSel Donor 5%
SuspensiSel Pasien 5%
Plasma Donor
Serum Pasien
DarahPasien
AutoKontrol
Perbandingan metode tabung & gel1. Buat suspensi sel (cuci
3X)2. 1 tetes suspensi sel ke tab3. 2 tetes serum/plasma ke
tab4. Putar 1000 RPM5. Baca hasil Rx6. Teteskan 2 tts BA 22%7. Inkubasi 15 menit8. Putar 1000 RPM9. Baca hasil Rx10. Cuci 3X11. Teteskan 2 tts Coombs ser12. Putar 1000 RPM13. Baca hasil Rx (makro/
mikroskopis)14. Rx (-) : + CCC
1. Buat suspensi sel (tanpa cuci)
2. Pipet suspensi sel ke ID-card
3. Pipet serum/plasma ke ID-card
4. Inkubasi 15 menit
5. Putar di ID-centrifuge 10 mnt
6. Baca hasil Rx (makroskopis
Kekurangan Metode Konvensional
Perlu banyak orang / tenaga pelaksana Hasil subyektif tergantung pengalaman
operator Hasil reaksi tidak stabil Pencucian kurang sempurna -> false (-) Pengerjaan tidak sempurna, skor reaksi
dapat turun / negatif Perlu mikroskop Perlu menggunakan CCC untuk cek reaksi
negatif Waktu lama
Kelebihan Metode GelStandard, semuanya terukurSederhana, mudah dan cepatHasil reaksi stabil -> disimpan / foto copy /
scan / foto“Tanpa pencucian sel dan suspensi sel”Volume Sampel ±0,5 mLPembacaan reaksi makroskopisMasa kadaluarsa reagen panjangMengurangi limbah Meningkatkan keamanan laboratorium
Perbandingan Metoda Konvensional & Gel
No Spesifikasi Uji Silang Serasi Tabung Gel1 Alat - Centrifuge - ID Centrifuge - Incubator - ID Incubator - Pipet plastik 1 ml - ID Dispenser - Tabung reaksi - Mikropipet - Rak tabung - Yellow tip - Labu semprot - Tabung reaksi - Wadah limbah -Working table 2 Reagensia - Bovine albumine 22% - Liss coombs card - AHG - Diluent 2 - Saline/NaCl 0,9% -Aquadest -CCC
3 Jenis Sampel - Darah Beku (tanpa Koagulan) - Darah Beku (tanpa Koagulan) - WB/Darah dengan Koagulan - WB/Darah dengan Koagulan 4 Volume Sampel - 1 mL - 0,5 mL 5 Persiapan Sampel - Pemutaran Sampel - Pemutaran Sampel - Pemisahan Sampel - Pembuatan suspensi sel - Pencucian Sel - Pencucian Suspensi Sel - Pembuatan Suspensi sel 6 Waktu - Persiapan Sampel 11' / sampel 3' / sampel - Proses Pemeriksaan 45' / test 25' / test 7 Pembacaan - Mata (makroskopis) - Mata (makroskopis) Hasil - Mikroskopis - Hasil dapat disimpan
- Subyektif (tergantung petugas) - Obyektif - Derajat aglutinasi tidak stabil - Derajat aglutinasi stabil
AUTO POOLING
A. Potong selang pada kantong donor yang akan di Pooling.
B. Teteskan pada 2 tabung kosong masing-masing sel darah merah donor yang akan di-pool dan serum/plasma donor yang akan di-pool dengan jumlah yang sama .
C. Homogenkan sel darah merah pada tabung yang berisi pooling sel darah merah donor, buat suspensi 1% dengan Diluent 2
D. Lakukan Cross Match seperti biasa :
INTER CROSS : 50 ul pool Suspensi Sel Donor + 25 ul pool serum Donor