UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM
MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CONCEPT SENTENCE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS IV MI NW KARANG BATA, ABIAN TUBUH
Oleh
LAILY FITRIANI NIM. 151.14.9062
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2018
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM
MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CONCEPT SENTENCE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS IV MI NW KARANG BATA, ABIAN TUBUH
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk
melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
LAILY FITRIANI NIM. 151.14.9062
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2018
iii
iv
vi
vii
MOTTO
بالق الذي عArtinya : Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
(QS. Al-Alaq Ayat 4)1
1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV
PENERBIT Al -Mizan Publishing House, 2011), hlm. 170.
viii
PERSEMBAHAN
Ku persembahakan karya sederhana ini kepada :
Ibunda tercinta Mariah dan ayahanda
Mulinah S.Sos. yang telah memberikan
sebagian hidupnya untuk membesarkan
dan mendidik kami dengan penuh kasih
sayangyang ikhlas dan untuk kedua kakak-
kakakku Lina Mardianti, Amd.Keb. dan Dedi
Kurniawan Amd.Am. yang telah
memberikan motivasi dan dukungan
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena hanya dengan Rahmat dan
HidayahNya-lah skripsi yang berjudul “Upaya meningkatkan keterampilan
siswa dalam menulis paragraf dengan menggunakan metode concept sentence
pada pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI NW Karang Bata, Abian
Tubuh” dapat terselesaikan.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini tidak akan selesai tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, peneliti mengucapkan
terimakasih atas bantuan yang telah diberikan. Ucapan terimakasi diberikan
kepada:
1. Bapak Drs. H. Nujumudin, M.Pd. selaku pembimbing I dan Ibu Nani
Husnaini, M.Pd. selaku pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan
dan motivasi dalam proses penyusunan proposal penelitian ini, sehingga
dapat terselesaikan tepat waktu.
2. Bapak Ar. Rasikh, M.Fil.I. serta Bapak/Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan yang telah memberikan banyak sekali pembelajaran selama
mengenyam pendidikan di UIN Mataram.
3. Bapak Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd. sebagai ketua jurusan yang telah
memberikan arahan kepada kami semua.
4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
5. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram.
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................ii i
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .......................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
ABSTRAK .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Sasaran Tindakan ............................................................................ 4 C. Rumusan Masalah .......................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4 E. Manfaat dan Hasil Penelitian .......................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 6
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 23
A. Setting Penelitian ........................................................................... 23 B. Sasaran Penelitian .......................................................................... 26 C. Rencana Penelitian ........................................................................ 27 D. Jenis Instrumen dan cara penggunaannya ..................................... 29 E. Pelaksanaan tindakan ..................................................................... 33 F. Cara pengamatan (Monitoring) ..................................................... 34 G. Analisis data dan Refleksi ............................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 38
A. Deskripsi Setting Penelitian........................................................... 36 B. Hasil Penelitian .............................................................................. 46
xii
C. Pembahasan ................................................................................... 60 PENUTUP ..................................................................................................... 64
A. Simpulan ........................................................................................ 64 B. Saran .............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 66
LAMPIRAN
DAFRTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Keadaan sarana dan prasarana di MI NW Karang Bata tahun
pelajaran 2017/2018, 42.
Tabel 4.2 Data jumlah iswa di MI NW Karang Bata tahun pelajaran
2017/2018, 43.
Tabel 4.3 Keadaan guru dan pegawai di MI NW Karang Bata tahun pelajaran
2017/2018, 44.
Tabel 4.4 Hasil analisis observasi aktivitas siswa siklus I, 48.
Tabel 4.5 Hasil analisis observasi aktivitas guru siklus I, 49.
Tabel 4.6 Hasil evaluasi pembelajaran siklus I, 50
Tabel 4.7 Hasil analisi observasi aktivitas siswa siklus II, 54.
Tabel 4.8 Hasil analisis observasi aktivitas guru siklus II, 55.
Tabel 4.9 Hasil evaluasi pembelajaran siklus II, 56.
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 siklus Penelitian Tindakan Kelas model Hopkins
Gambar 4.1 struktur organisasi MI NW Karang Bata
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf
Lamppira 3 RPP Siklus I
Lampiran 4 Lembar observasi aktivitas siswa siklus I
Lampiran 5 Lembar observasi aktivitas guru siklus I
Lampiran 6 Hasil evaluasi belajar siswa siklus I
Lampiran 7 RPP Siklus II
Lampiran 8 Lembar observasi aktivitas siswa siklus II
Lampiran 9 Lembar observasi aktivitas guru siklus II
Lampiran 10 Hasil evaluasi belajar siswa siklus II
Lampiran 11 Dokumentasi
xvi
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM
MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CONCEPT SENTENCE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS IV MI NW KARANG BATA, ABIAN TUBUH
Oleh:
Laily Fitriani NIM: 151.14.9062
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode concept
sentence dapat meningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas IV MI NW Karang Bata, Abian Tubuh. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, satu siklus terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari penemuan masalah, tahapan yang pertama yaitu perencanaan tindakan, kedua pelaksanaan tindakan, ketiga observasi tindakan, dan yang keempat refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif untuk menentukan ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual siswa dan data kualitatif untuk mengukur keaktifan siswa, antusias siswa, dan mutu diskusi.
Dengan menggunakan metode concept sentence mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 52,44 dengan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 15 orang dan yang tuntas sebanyak 10 orang. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan 78,28 dengan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 orang dan yang tuntas sebanyak 20 orang. Pada ketuntasan klasikal siswa juga sudah terjaddi peningkatan pada siklus II, dimana siklus pertama siswa memperoleh nilai sebesar 40% dan pada siklus II siswa memperoleh nilai sebesar 80%, sehingga pada siklus II sudah terlaksana dengan sangat baik.
Kata Kunci : metode concept sentence, keterampilan menulis paragraf
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar bagaimana
berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
pembelajaran bahasa memiliki tujuan tersendiri yaitu untuk meningkatkan
keterampilan dalam berbahasa atau meningkatkan terampilan dalam
berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat macam
keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam bukunya yang berjudul “Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak” menjelaskan bahwa sejak dilahirkan anak langsung dikondisikan dengan mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh orang di sekelilingnya. Dari hal itulah anak mulai belajar bahasa termasuk di dalamnya kata-kata, nyanyian, dan lirik ninabobo yang biasa diperdengarkan oleh ibu (pendendang) yang dapat dikategorikan sebagai sastra anak.2
Lewat cerita yang diperolehnya kemudian ketika perbendaharaan
kata-kata sudah lebih banyak, anak tidak saja belajar memahami dunia
melainkan juga kata-katanya itu sendiri. Anak akan belajar cepat karena
bahasa yang diperolehnya langsung berada dalam konteks pemakaian yang
sesungguhnya.
Berangkat dari hal tersebut perlu dilakukan pengembangan lebih
luas lagi terhadap pembendaharaan kata yang sudah dimiliki oleh anak.
Dalam pengembangan tersebut guru memiliki peran penting untuk
2Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2013), Cet. III, hlm. 43.
2
menujang keteramapilan anak dalam mengolah kata-kata yang sudah
dimilikinya untuk menjadi suatu karya yang diciptakan oleh anak tersebut.
Namun, fenomena pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-
sekolah saat ini adalah siswanya lebih banyak diam atau guru lebih aktif di
dalam kelas, seolah-olah kurikulum 2013 ini tidak menitikberatkan
pembelajaran pada siswa. Seharusnya dalam proses pembelajaran siswa
harus lebih aktif daripada gurunya. Dan seringkali dalam proses
pembelajaran yang diajarkan oleh guru itu tidak menunjang keterampilan
siswa dalam berbahasa, melainkan hanya untuk mengejar teori saja, jadi
dalam kasus ini tujuan pembelajaran tersebut tidak terpenuhi atau tidak
mampu dicapai oleh siswa.
Ada banyak metode pembelajaran yang berkembang untuk
membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Bagi guru, metode-
metode tersebut sangat penting guna menunjang proses pembelajaran di
dalam kelas maupun di luar kelas. Berkaitan dengan hal tersebut,
pembelajaran perlu dikondisikan sedemikian rupa sehingga siswa belajar
dengan asik atau menyenangkan. Waktu yang diluangkan oleh siswa di
bangku pelajaran juga terbilang panjang. Dalam kurun waktu tersebut
diharapkan siswa tidak merasa terpenjara atau sekolah sebagai penjara yang
penuh siksaan-siksaan psikologisnya.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di kelas IV pada tanggal 13
Oktober 2017 di MI NW Karang Bata, Abian Tubuh, terlihat bahwa pada
proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, masih
3
menggunakan metode pembelajaran tradisional seperti ceramah dan
pemberian tugas. Pada dasarnya metode pembelajaran tersebut sudah cukup
bagus, akan tetapi lebih bagus lagi jika metode yang digunakan lebih
bervariasi dan menggunakan metode terbaru sehingga menarik minat belajar
siswa. Karena pemakaian metode yang kurang bervariasai dan kurang up-to
date dengan metode sekarang ini banyak siswa masih belum mampu
memahami isi materi dan kurang aktif dalam pembelajaran. Selain itu dapat
juga dilihat dari hasil nilai ulangan harian siswa kelas IV MI NW Karang
Bata, Abian Tubuh, yang banyak belum tuntas pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia jika dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dimana
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran Bahasa Indonesia di MI NW
Karang Bata, Abian Tubuh, yaitu 70.3
Metode concept sentence memiliki kelebihan yang begitu banyak,
salah satunya adalah metode ini mudah untuk dipraktikkan di dalam kelas
dan metode ini juga tidak membutuhkan biaya yang banyak sehingga guru
tidak akan susah dalam mengimplementasikannya dan juga siswa tidak akan
membutuhkan waktu yang lama dalam memahaminya.
Berdasarkan uraian diatas, jika di biarkan terus menerus maka akan
berdampak buruk bagi siswa, guru, dan sekolah tentunya. Maka dari itu
permasalahan tersebut cukup menarik untuk diteliti, oleh karena itu
penelitian ini mengangkat judul “upaya meningkatkan keterampilan siswa
3Marzuki, Wawancara, Abian Tubuh, 13 Oktober 2017.
4
dalam menulis paragraf dengan menggunakan metode concept sentence pada
pelajaran bahasa Indonesia kelas IV MI NW Karang Bata, Abian Tubuh.”
B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan penelitian ini adalah siswa kelas IV MI NW
Karang Bata, Abian Tubuh, yang terdiri atas 27 orang, 13 siswa laki-laki
dan 14 siswa perempuan dengan maksud meningkatkan keterampilan
menulis paragraf.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana metode concept sentence mampu
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf pada pelajaran
Bahasa Indonesia kelas IV MI NW Karang Bata, Abian Tubuh ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam menulis paragraf pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MI
NW Karang Bata, Abian Tubuh.
E. Manfaat dan Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka
penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dan kegunaan dalam
pendidikan. Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
5
1. Manfaat secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah hazanah
keilmuan kaitannya dengan meningkatkan keterampilan siswa dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Selain itu, dapat menambah
pengetahuan dalam mengembangkan model serta metode pembelajaran
di sekolah.
2. Manfaat secara praktis
a. Manfaat bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi menulis.
b. Manfaat bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam
meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Manfaat bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi
sekolah untuk memperbaiki metode pembelajaran yang selama ini
digunakan guru, agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga
meningkatkan kualitas lulusan.
d. Manfaat bagi peneliti
Dimana hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
tentang manfaat metode concept sentence dan mampu meberikan
pengetahuan tentang cara-cara meneliti.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Menulis
Menulis seperti halnya kegiatan berbahasa lainnya, merupakan
suatu keterampilan yang dimiliki oleh setiap orang. Setiap keterampilan
hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang giat dalam berlatih, berlatih
secara sistematis, terus-menerus, dan disiplin.
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu. 4 Seperti di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
“keterampilan” berasal dari kata terampil, yaitu cakap dalam menyelesaikan
tugas, mampu dan cekatan sedangkan keterampilan yaitu kecakapan untuk
menyelesaikan tugas. keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan,
yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.
Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu psikomotorik dan
intelektual. Contoh dari keterampilan psikomotorik antara lain,
mencangkok, menanam, bersepeda, mengajar, berenang, dan lain
sebagainya. Sedangkan contoh dari keterampilan intelektual adalah
4 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahas, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 248.
7
merumuskan masalah, mengadakan penelitian. Menyimpulkan, dan masih
banyak lagi.5 Keterampilan juga biasanya memerlukan latihan terlebih
dahulu, keterampilan tidak langsung dimiliki oleh seseorang melainkan
melalui berbagai tahapan terlebih dahulu.
Menulis merupakan segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan informasi melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Dengan keterampilan menulis seseorang akan akan dapat melaporkan, memberitahukan, dan meyakinkan orang lain.6 Menulis merupakan kegiatan menuangkan gagasan, pikiran, dan
perasaan ke dalam bentuk tulisan, kegiatan menulis ini tidak bisa terlepas
dari tiga kemampuan berbahasa lainnya, yaitu mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Dalam setiap kegiatan menulis terdapat suatu tujuan yang hendak
dicapai oleh penulisnya. Salah satunya adalah memberikan gambaran
tentang suatu objek tertentu kepada pembacanya. Tujuan tersebut mengacu
pada kegiatan menulis paragraf deskripsi.
Sedangkan menulis menurut Mulyono Abdurrahman dalam
bukunya yang berhjudul “Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar”
Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi yang mampu
menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang-
lambang atau dalam bentuk grafis yang dilakukan untuk keperluan mencatat
dan komunikasi. 7 Ide atau pikiran tersebut digunakan sebagai media untuk
5 Muhammad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2015). hlm. 331. 6Nazarudin, Bahasa Indonesia, (Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Mataram, 2015), hlm. 163. 7 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2003), Cet. II, hlm. 224.
8
berkomunikasi dengan pembaca, selanjutnya dari media tersebut digunakan
sebagai informasi bagi pembacanya
Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan
pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Kegunaan
kemampuan menulis bagi para siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan
mengerjakan sebagian besar tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan
untuk menulis. Pelajaran menulis mencakup tiga macam, yaitu
1. Menulis dengan tangan atau menulis permulaan
Sejak awal masuk sekolah anak harus belajar menulis tangan
karena kemampuan ini merupakan prasyarat bagi upaya belajar
berbagai bidang studi yang lain. Kesulitan menulis dengan tangan
tidak hanya menimbulkan masalah bagi anak tetapi juga bagi guru.
Faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis yaitu
motorik, prilaku persepsi, memori, kemampuan melaksanakan cross
modal, penggunaan tangan yang dominan, dan kemampuan
memahami instruksi. Hingga saat ini ada dua pendapat tentang bentuk
tulisan yang harus dipelajari pada awal anak belajar menulis. Ada
yang berpendapat bahwa anak harus belajar huruf cetak terlebih
dahulu sebelum belajar huruf sambung dan ada pula yang
menyarankan agar anak langsung belajar huruf sambung.
Pengalaman menunjukkan, bahwa untuk menentukan jenis
tulisan yang harus diajarkan pada saat anak belajar menulis permulaan
bukan perkerjaan yang sederhana. Guru harus melakukan observasi
9
cukup lama lebih dulu untuk menentukan jenis tulisan yang pertama
harus diajarkan. Jika hasil observasi menununjukkan bahwa anak telah
memiliki kematangan motorik. Memiliki kematangan koordinasi
mata-tangan yang baik, memiliki kemamapuan untuk melihat
keseluruhan (gestalt) dengan baik, dan memiliki kemampuan analisis
yang baik pula, maka guru dapat langsung mengajarkan huruf
sambung kepada anak. Tetapi, jika sebaliknya guru harus mengajarkan
huruf cetak terlebih dulu kepada anak.
2. Mengeja
Mengeja adalah suatu bidang yang tidak memungkinkan adanya
kreativitas atau berfikir devergen. Hanya ada satu pola susunan huruf-
huruf untuk suatu kata yang dapat dianggap benar, tidak ada
kompromi. Sekelompok huruf yang sama akan memiliki makna yang
berbeda jika disusun secara berbeda. Kelompok huruf “b”, “i”, dan
“u” misalnya, dapat disusun menjadi “ibu”, “ubi”, “bui”, “iub”: tiga
susunan pertama mengandung makna yang berbeda sedang susunan
terakhir tidak mengandung makna. Oleh karena itu, mengeja pada
hakikatnya adalah memproduksi urutan huruf yang benar baik dalam
bentuk ucapan atau tulisan dari suatu kata. Perbedaan urutan huruf
akan menghasilkan kata yang berbeda makna atau mungkin tidak
bermakna.
3. Menulis eksresif
10
Yang dimaksud menulis ekresif adalah mengungkapkan pikiran
atau perasaan ke dalam suatu bentuk tulisan, sehingga dapat dipahami
oleh orang lain yang sebahasa. Menulis eksresif disebut juga
mengarang atau komposisi. Kesulitan menulis eksresif mungkin yang
paling banyak dialami baik oleh anak maupun oleh orang dewasa.
Agar dapat menulis eksresif seseorang harus lebih dulu memiliki
kamampuan bebahasa ujaran, membaca, mengeja, menulis dengan
jelas, dan memahami bebagai aturan yang berlaku bagi suatu jenis
penulisan.8
Tidak semua tulisan dapat dikatakan sebagai alat komunikasi yang
baik. Untuk itulah beberapa persyaratan harus dipenuhi agar sebuah tulisan
dikatakan bermutu. Adapun ciri-ciri tulisan yang baik sebagai berikut :
a. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis dalam
mempergunakan nada serasi. Ini berkaitan dengan keahlian penulis
menggunakan istilah, kata, kalimat dalam setiap tulisannya. Apabila
pemakaian unsur-unsur tersebut tepat, keserasian tulisan mudah
diperoleh.
b. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila mampu menyatakan sesuatu
yang bermakna bagi pembaca. Makna sangat penting bagi pembaca.
Tulisan bisa bermakna jika dibaca oleh sasaran pembaca yang tepat.
Manfaat tulisan akan timbul jika tulisan itu bisa bermakna bagi
8Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi…, hlm. 224.
11
pembaca. Untuk itu, penulis harus memperhitungkan sasaran pembaca
saat membuat tulisan.
c. Tulisan yang baik harus mencerminkan kemampuan menulis dalam
menyusun bahan-bahan yang tersedia sehingga menjadi keseluruhan
yang utuh. Bahan-bahan ini merupakan segala informasi yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Terkadang ada
penulis yang memiliki informasi, tetapi tidak mengolahnya menjadi
satu-kesatuan. Sebuah tulisan memang harus mencerminkan kesatuan
yang bulat dan utuh. Artinya, kalimat topik dan penjelas dalam sebuah
tulisan harus koheren agar mengacu kepada satu inti yang
menyeluruh. Tidak adanya kesatuan dalam tulisan dapat mengaburkan
makna sebenarnya tulisan tersebut.
d. Sebuah tulisan harus jelas, singkat, dan padat. Tulisan yang jelas
adalah tulisan yang komunikatif. Artinya, sebuah tulisan hendaknya
mudah diikuti dan dimengerti oleh pembaca. Kejelasan suatu tulisan
akan memudahkan pembaca dalam memahaminya. Salah satu
pendukung tulisan adalah ketepatan memilih ungkapan. Penulis harus
berhati-hati dalam memilih ungkapan yang umum agar mudah
dimengerti oleh pembaca. Disamping itu, penulis juga tidak boleh
berbelit-belit dalam penyampaian gagasan. Maka dari itu, sebuah
gagasan harus singkat dan padat. Artinya, penulis hanya memaparkan
apa yang disampaikan.
12
e. Tulisan yang baik harus mencerminkan kemampuan penulis dalam
menggunakan ejaan sebelum tulisan itu disajikan kepada pembaca.
Sebuah tulisan harus memenuhi kaidah-kaidah gramatika. Biasanya
seseorang lebih ketat dalam menilai kaidah-kaidah suatu gramatika
dibandingkan suatu bahasa lisan. Meskipun suatu tulisan sudah cukup
rapi dan maknanya bisa diperoleh, tetapi karangan tertulis harus tepat
dituntut sesuai dengan kaidah gramatika, seperti ejaan dan tata bahasa.
9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan
suatu pola kegiatan yang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi
terhadap pembaca melalui tulisan, memerlukan manipulasi dan koordinasi
informasi yang dipelajari untuk memberikan informasi berupa teks atau
bacaan hasil dari pemikiran seseorang. Keterampilan menulis dapat
diperoleh di sekolah maupun di luar sekolah. Namun keterampilan menulis
sering kita jumpai di dalam pembelajaran di sekolah. Di dalam
pembelajaran terutama dalam pembelajaran bahasa, siswa dituntut untuk
terampil menulis agar dapat mengungkapkan pikiran, ide, pengalaman, serta
perasaan mereka.
B. Paragraf
1. Pengertian paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dari
bahasa Inggris “paragraph”, sedangkan kata “alinea” dari bahasa
9Ibid., hlm. 163-167.
13
Belanda dari kata latin “a linea” yang berarti “ mulai dari garis baru”.
Kata “paragraph” terbentuk dari kata Yunani, “para” yang berarti
“sebelum” dan “grafein” yang berarti “menulis atau menggores”.
Dulu kata ini hanya sebuah nama untuk tanda yang diletakkan di
depan garis sebagai ciri awal paragraf.
Paragraf didefinisikan secara bermacam-macam, mulai dari
pengertian yang sangat sederhana sampai dengan pengertian yang
sangat luas. Secara sederhana paragraf yaitu satuan bahasa tulis yang
terdiri dari beberapa kalimat yang disusun secara runtun dan
sistematis yang didalammnya memuat tentang karangan mini.
Sedangkan paragraf secara luas, Zaenal Arifin berpendapat Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan pokok atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.10 Sedangkan menurut pendapat lain, paragraf merupakan seperangkat kalimat yang tersusun logis sistematis yang mengandung satu alur pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam karangan.11 Jadi, dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah kalimat-
kalimat yang tersususn secara koherensif yang didalamnya terdapat
ide pokok atau gagasan yang saling bertautan antara kalimat yang satu
dengan kalimat yang lainnya.
10E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), hlm. 115. 11Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 78.
14
2. Jenis-jenis paragraf
Dalam sebuah karangan terdapat berbagai macam jenis
paragraf, jika dilihat dari segi jenisnya.
a. Paragraf pembuka adalah Paragraf yang mengawali sebuah
penulisan karangan dengan mengantarkan pokok masalah dalam
bagian pendahuluan karangan.
b. Paragraf isi atau pengembangan adalah jenis paragraf yang
berfungsi menguraikan atau memperjelas pokok masalah yang
akan diuraikan dalam karangan.
c. Paragraf penutup merupakan pernyataan kembali gagasan yag
diurakan atau merupakan jawaban pertanyaan yang terdapat
pada paragraf pembuka.12
Sedangkan menurut pendapat lain, berdasarkan fungsi
paragraf, paragraf dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
1) Perbandingan dan pertentangan
Perbandingan adalah yang berusaha memperjelas paparannya
dengan jalan membandingkan atau mempertentangkan hal-hal
yang dibicarakan. Dalam perbandingan maupun persamaan
masing-masing objek (bahasan) yang dibandingkan. Sedangkan
pertentangan merupakan proses argumentasi dengan melakukan
penolakan, oleh karena itu, pertentangan ditargetkan menolak
12R. Kunjana Rahardi, Bahasa… hlm. 102.
15
eksistensi objek atau bahasan dengan disertai pembuktian yang
akurat, faktual dan jitu.
2) Analogi paragraf digunakan biasanya untuk membandingkan
sesuatu yang dikenal umum dengan yang kurang dikenal. Satu
contoh untuk membuktikan eksistensi Allah kita dapat
menganalogikan dengan seorang pembuat jam yang ruwet.
Bumi dan sekitarnya dianggap sebagai jam, dan tentunya jam
ada yang membuat. 13
3. Syarat-syarat paragraf yang baik
Setiap paragraf yang baik akan memperhatikan banyak hal,
diantaranya yaitu kesatuan paragraf, keefektifan kalimat, dan
kejelasan.
a. Kesatuan paragraf
Tiap paragraf hanya mengadung satu gagasan pokok atau satu
topik. Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik tersebut.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat
dalam paragraf hanya membicarakan satu topik.
b. Keefektifan kalimat
Kalimat-kalimat harus disusun secara logis dan mengikuti
rencana tertentu untuk pengembangannya. Kalimat dalam
paragraf harus efektif, kalimat yang efektif adalah kalimat yang
memiliki unsur subjek dan predikat yang jelas.
13Susilo Mansurudin, Mozaik Bahasa Indonesia Materi Bahan Ajar Bernuansa “Ulum
Albab”, ( Malang: UIN-Malaka Press (Anggota IKAPI, 2010), Cet. I, hlm. 141-143.
16
c. Kesepadanan
Keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa
yang dipakai
1) Keparalelan
Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu
2) Ketegasan
Suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok untuk
membentuk penekanan dalam kalimat
3) Kehematan
Hemat mengunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu
4) Kecermatan
Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat
dalam pilihan kata
5) Kepaduan
Kepaduan dalam pernyataan kalimat itu sehingga
informasi yang diperoleh tidak terpecah-pecah
6) Kelogisan
Ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannyaa
sesuai dengan ejaan yang berlaku
17
7) Kejelasan
Setiap gagasan yang didiskusikan harus dijelaskan dengan
cukup dan didukung oleh fakta perincian yang secara
bersama-sama menjelaskan gagasan pokok.14
4. Fungsi paragraf
Paragraf yang merupakan himpunan kalimat saling terkait
dalam mengemukakan-mengemukakan gagasan utama berfungsi
penting bagi penulis paragraf dan bagi pembaca paragraf dalam teks.
Adapun bungsi paragraf bagi penulis, yaitu :
a. Paragraf memudahkan mengerti dan pemahaman dengan
menceraikan satu tema dari tema yang lain dalam teks.
b. Paragraf merupakan wadah untuk mengungkapkan sebuah ide
atau pokok pikiran secara tertulis.
c. Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang berupa ide,
sehingga tidak terjadi percampuran diantara unit pikiran penulis.
d. Penulis tidak cepat lelah dalam menyelesaikan sebuah karangan
dan termotivasi masuk ke dalam paragraf berikutnya.
e. Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai batas antara bab karangan
dalam satu kesatuan yang koherensi: bab pendahuluan, bab isi,
dan bab simpulan.
14Dalman, Menulis…, hlm. 90-92.
18
Fungsi paragraf bagi pembaca, yaitu :
1) Dengan memisahkan atau menegaskan erhentian secara wajar dan
formal, pembaca dengan jelas memahami gagasan utama paragraf
penulis.
2) Pembaca dengan mudah “menikmati” karangan secara utuh,
sehingga memperoleh informasi penting dan kesan yang kondusif.
3) Pembaca sangat tertarik dan bersemangat membaca paragraf per
paragraf karena tidak membosankan atau tidak melelahkan.
4) Pembaca dapat belajar bagaimana cara menarik untuk
menyampaikan sebuah gagasan dalam paragraf tulis
5) Pembaca merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan
paragraf tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dapat juga dengan
gambar, bagan, diagram, grafik, dan kurva.15
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Dr. H. Dalman, M.Pd. yang berjudul “menulis karya ilmiah” funsi paragraf yaitu, 1) sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan, 2) memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang, 3) alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis, 4) pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang, 5) sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca, 6) sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai, ; dan 7) dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).16
C. Metode Concept Sentence
Metode concept sentence terdiri dari dua suku kata yaitu “concept”
dan “sentence”, yang jika diartikan kata “concept” artinya konsep atau
15 Nazarudin, Bahasa…, hlm. 100-101. 16Dalman, Menulis...hlm. 80.
19
rencana, dan “sentence” yaitu kalimat. Metode concept sentence seperti
games dimana siswa telebih dahulu dibentuk menjadi beberapa kelompok
kemudian diberikan kata kunci untuk dikembangkan menjadi beberapa
paragraf.
Concept sentence merupakan salah satu teknik dari Cooperative
Learning, dimana siswa belajar dengan kelompoknya untuk membuat
beberapa kalimat sesuai dengan kata kunci yang telah diberikan oleh guru
kepada siswa. Pembentukan kelompok didasarkan pada kartu kata yang
dimiliki oleh setiap siswa dan setiap siswa membentuk satu kalimat atau
paragraf yang telah dipelajari sebelumnya.
Concept sentence pada hakikatnya merupakan pengembangan dari concept attainment dikembangkan dari pakar psikologi kognitif, Jerome Bruner (1967). Intinya dari concept attainment adalah bagaimana siswa mampu mencari dari mendaftar atribut-atribut yag dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dari yang tidak tepat. Dalam praktiknya, concept sentence merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf-paragraf. 17
Concept sentence ini dibuat seperti games sehingga siswa
bersemangat untuk memenangkan games ini. Setiap kelompok akan
membahas pola kalimat yang telah diberikan oleh guru, setelah diberikan
batas waktu tertentu, maka setiap kelompok harus mengirim wakil dari
masing-masing kelompok sebanyak dua orang kedepan. Wakil dari
kelompok diharuskan membuat beberapa dari kata kunci yang ada
berdasarkan kata kunci yang telah diberikan.
17Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), cet. ke VII, hlm. 315-316.
20
Model pembelajaran concept sentence adalah model pembelajaran
yang sederhana dimana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum
sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia.18 Model
pembelajaran ini sebenarnya mempermudah guru namun terkadang guru
kurang inovatif dan kreatif dalam membuat soalnya. Dan siswa kurang
terpacu untuk mencari jawabannya karna hanya tinggal menebak kata-kata
yang rumpang yang jawabannya telah disediakan.
Langkah-langkah pembelajaran concept sentence yang bisa
diterapkan dengan cara berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai yang sudah
termuat dalam RPP dan Silabus.
2. Guru menyajikan materi pembelajaran.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih ±4 orang
secara heterogen.
4. Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan
menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang
dipandu oleh guru.
7. Kesimpulan.19
18Imas Kurniasih & Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk
Meningkatkan Profesionalisme Guru, (Kata Pena, 2015), Cet. II, hlm. 104-105. 19Agus Suprijono, cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. IV,
hlm. 132.
21
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran
concept sentence. Kelebihan strategi concept sentence20 yaitu :
a. Meningkatkan semangat belajar siswa
b. Membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif
c. Memunculkan kegembiraan dalam belajar
d. Mendorong dan mengembangkan proses berfikir kreatif
e. Mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan yang
berbeda
f. Memunculkan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik
g. Memperkuat kesadaran diri
h. Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran
i. Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan strategi pembelajaran ini adalah
1) Hanya untuk mata pelajaran tertentu
Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang, tidak semua
metode pembelajaran bisa digunakan pada semua mata pelajaran.
Memilih metode sama halnya dengan memilih kendaraan yang akan
kita gunakan untuk mencapai tujuan, jika kita hendak memilih metode
maka yang pertama harus diperhatikan adalah karakteristik dari mata
pelajarang, kemudian keadaan siswa dan terakhir adalah kondisi
sekolah atau fasilitas yang tersedia di sekolah yang dapat digunakan
dalam pembelajaran.
20Miftahul Huda,… , hlm. 316-317.
22
2) Kecenderungan siswa-siswa yang pasif untuk mengambil jawaban
dari temannya.
Di dalam kelas ada berbagai macam karakter yang akan kita
temui, ada yang pintar, ada yang kurang pintar, ada yang aktif, ada
juga yang kurang aktif atau pasif. Disini tugas guru sangat besar
dalam menyeimbangi siswa yang aktif dan yang kurang pasif. Pada
saat pembelajaran sedang berlangsung guru harus mampu
mendampingi siswa yang pasif tersebut sehingga siswa yang aktif
tersebut mampu menyeimbangi siswa-siswa lainnya.
D. Evaluasi Keterampilan Menulis
Evaluasi sangat berguna untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Pentingnya evaluasi dalam pembelajaran, dapat dilihat dari
tujuan dan fungsi evaluasi ataupun sistem pembelajaran, evaluasi tidak
dapat dipisahkan dari pembelajaran, sehingga harus melakukan evaluasi
pembelajaran.
Beranjak dari evaluasi tersebut, dalam menulis banyak kriteria yang
harus diperhatikan, salah satunya adalah tulisan terdiri dari beberapa
paragraf yang runtun. Dalam paragraf tersebut ada beberapa yang harus
diperhatikan, diantaranya yaitu :
1. Kesatuan paragraf
Tiap paragraf hanya mengadung satu gagasan pokok atau satu
topik. Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Paragraf
23
dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf
hanya membicarakan satu topik.
2. Keefektifan kalimat
Kalimat-kalimat harus disusun secara logis dan mengikuti
rencana tertentu untuk pengembangannya. Kalimat dalam paragraf
harus efektif, kalimat yang efektif adalah kalimat yang memiliki unsur
subjek dan predikat yang jelas.
3. Kejelasan paragraf
Pada setiap paragraf yang baik harus memiliki unsur-unsur
paragraf yang lengkap dan jelas diantaranya adalah
a. Gagasan utama atau gagasan pokok
Gagasan utama adalah topik utama atau permasalahan yang
sedang dibahas dalam suatu paragraf.
b. Kalimat utama
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan
utama. Kalimat ini memaparkan apa yang akan dibahas pada
paragraf tersebut. Letak kalimat utama di dalam sebuah paragraf
bervariasi ada yang terletak di awal yang disebut dengan
paragraf deduktif, di akhir yang disebut paragraf induktif
maupun di awal dan akhir yang disebut paragraf campuran.
c. Kalimat penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang mendukung
gagasan utama. Kalimat penjelas perlu untuk ditulis karena
24
kalimat inilah yang akan memberikan alasan yang kuat pada
gagasan utama. Kalimat-kalimat ini harus mengandung data
berupa fakta, contoh maupun alasan yang jelas.21
21 Dalman, Menulis…, hlm. 90-91.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Setting penelitian menjelaskan tentang lokasi dan gambaran siswa
atau subjek tindakan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research
(CAR). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu untuk
memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran.22 Praktik yang
dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran dilakukan
oleh guru kelas dengan melakukan kolaborasi dengan peneliti.
Penelitian Tidakan Kelas (PTK), merupakan salah satu upaya yang
dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung
jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui PTK, guru
dapat meningkatkan kinerjanya secara terus-menerus, dengan cara
melakukan refleksi diri (self reflection), yakni upaya menganalisis untuk
menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran yang
dilakukannya, kemudian merencanakan untuk proses perbaikan serta
mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran sesuai dengan
program pembelajaran yang telah disusunnya, dan diakhiri dengan
melakukan refleksi. Oleh karena itu pentingnya PTK untuk proses
perbaikan, maka PTK merupakan bagian dari kemampuan profesional guru.
22I Made Sujana, Workshop Penelitian Tidakan Kelas, (Lombok: Arga Puji Press,
2010), hlm., 7.
26
PTK merupakan kegiatan ilmiah yakni proses berpikir yang sistematis dan
empiris dalam upaya memecahkan masalah yaitu masalah, proses
pembelajaran yang dihadapi oleh guru itu sendiri dalam melaksanakan tugas
utamanya yaitu mengajar.23
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI NW Karang Bata, Abian
Tubuh.
2. Gambaran siswa
Subjek penelitian ini adalah kelas IV MI NW Karang Bata,
Abian Tubuh, dimana siswa-siswi kelas IV MI NW Karang Bata terdiri
atas 27 orang, 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Dimana
siswa-siswanya terdiri dari berbagai macam karakteristik dan tingkat
kecerdasan yang beragam, ada siswa yang cepat dalam menerima
pembelajaran ada juga yang lambat menerima pembelajaran yang
diberikan oleh gurunya.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan siswa
dalam menulis paragraf dilaksanakan di MI NW Karang Bata, Abian Tubuh,
pada kelas IV dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
C. Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan akan
dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat
23Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), cet.
ke-6, hlm., 13.
27
tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap
refleksi. Adapun bentuk spiral dari siklus ke siklus dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
1) Menyiapkan Silabus/RPP
2) Menyiapkan skenario (rencana) pembelajaran sesuai dengan
materi.
3) Memilih materi pembelajaran Bahasa Indonesia.
4) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas
siswa dan guru.
b. Tahap tindakan
Pada tahap ini, guru dan peneliti mengimplementasikan
kegiatan yang telah direncanakan yaitu melaksanakan skenario
pembelajaran dengan menggunakan metode consept sentence
dengan teknis pelaksanaan sebagai berikut:
1) Guru penyampaikan tujuan
2) Guru menyajikan materi secukupnya
3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4
orang secara heterogen
28
4) Menyajikan beberapa kata kunci sesuai meteri/topik yang
disajikan
5) Tiap kelompok disuruh membuat beberapa paragraf dengan
menggunakan kata kunci setiap paragraf.
6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang
dipandu guru, dan setelah itu guru mengakhiri pelajaran
seperti biasanya.24
c. Tahap observasi
Observasi atau pengamatan dilaksanakan pada saat proses
belajar berlansung. Observer akan mengamati kegiatan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, semua aktivitas
siswa dengan guru yang tampak dicatat dilembar observasi.
Pada tahap ini juga peneliti dan guru memberikan tes
evaluasi berupa tes tulis kepada siswa pada setiap akhir siklus. Tes
ini dikerjakan secara individual untuk mengetahui pemahaman
siswa setelah belajar. Melalui pengunaan metode concept sentence.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah observasi dan evaluasi
dilaksanakan dan dijadikan sebagai acuan. Pada tahap ini guru dan
siswa mengkaji hasil yang diperoleh dan pemberian tindakan pada
siklus awal. Hasil refleksi ini dijadikan sebagai dasar untuk
24Imas Kurniasih & Berlin Sani, Ragam … hlm. 106-107.
29
menyempurnakan serta memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan
tindakan pada tahap berikutnya.
2. Siklus II
Hasil refleksi analisis data pada siklus I digunakan sebagai acuan
untuk merencanakan siklus II, dengan memperbaiki kelemahan-
kelemahan pada siklus I.
3. Siklus selanjutnya
Dilakukan apabila pada siswa belum memenuhi KKM.
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) banyak sekali jenis
instrumen yang dapat digunakan namun disini peneliti hanya akan
menggunakan jenis instrument observasi dan tes.
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.
Dalam PTK observasi bisa dilakukan untuk memantau kegiatan guru,
observasi digunakan untuk mencatat setiap tindakan yang dilakukan
guru sesuai dengan masalah dalam PTK itu sendiri. Misalnya
mengamati dan mencatat setiap tindakan guru dalam setiap siklus atau
tindakan pembelajaran sesuai dengan fokus masalah. Dari hasil
pengamatan itu dapat ditemukan berbagai kelemahan sehingga dapat
ditindaklanjuti untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
30
Peneliti menggunakan pedoman ini dengan cara membuat
format atau belangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang
disusun berisi item-item tentang aktivitas atau tingkah laku peserta
didik maupun guru dalam proses pembelajaran.
Peneliti menggunakan observasi untuk mengamati dan
mencatat langsung terhadap pelaksanaan metode concept sentence
dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
a. Aktifitas guru yang akan menjadi acuan dalam lembar observer
yaitu :
1) Cara guru dalam membuka pembelajaran
2) Cara guru dalam mengulang kembali pembelajaran minggu
lalu
3) Kejelasan guru dalam menjelaskan kompetensi yang ingin
dicapai yang sudah termuat dalam RPP dan slabus.
4) Bagaimna guru menyajikan materi pembelajaran
5) Bagaimana guru membentuk kelompok
6) Bagaimana guru menyajikan kata kunci kepada masing-
masing kelompok
7) Bagaimana guru membimbing siswa dalam membuat
beberapa kalimat berdasarkan kata kunci yang telah
diberikan
8) Bagaimana guru mendiskusikan kembali hasil kerja siswa
9) Bagaimana guru menyimpulkan pembelajaran tersebut
31
b. Aktifitas siswa yang akan menjadi acuan dalam lembar observer
yaitu :
1) Bagaiamana kesiapan siswa dalam pembelajaran
2) Bagaimana sikap siswa dalam memperhatikan pembelajaran
3) Bagaimana proses siwa dalam proses pembelajaran
4) Bagaimana bagaimana siswa dalam berdiskusi kelompok
5) Bagaimana siswa dalam siswa dalam mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya
6) Bagaimna siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan
pembelajaran
Di samping itu, observasi juga dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi atau data tentang keadaan atau kondisi tertentu,
kondisi ruang kelas, kantor, sekolah, dan lain sebagainya, maka
menggunakan observasi merupakan teknik yang tepat, sebab peneliti
dapat melihat secara langsung objek yang ingin diteliti tanpa melalui
perantara yang mungkin bisa melebih-lebihkan atau mengurangi data
yang sebenarnya.
2. Tes
Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan
siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi
pembelajaran. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus
memiliki kriteria yaitu kriteria validitas dan reliabilitas. Tes sebagai
suatu alat ukur dikatakan memiliki tingkat validitas seandainya dapat
32
mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya seandainya guru ingin
mengukur tingkat kepahaman siswa tentang materi pelajaran “A”, maka
soal-soal tes harus berisikan item-item tentang “A”, dan seadainya guru
ingin mengukur kemampuan siswa dalam mengoprasikan suatu produk
teknologi, maka alata yang digunakan adalah tes keterampilan
menggunakan produk teknologi tersebut, tidak dikatakan tes memiliki
tingkat validitas seandainya yang hendak diukur kemahiran
mengoperasikan sesuatu akan tetapi yang digunakan adalah tes tertulis
yang mengukur keterpahaman suatu konsep. 25
Tes adalah suatu alat pengumpulan data yang bersifat resmi
karena penuh dengan batasan-batasan. Tes pada umumnya digunakan
untu mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penugasan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi, tes juga dapat digunakan untuk
menilai hasil belajar bidang efektif dan psikomotorik.
Disamping itu, terdapat dua jenis tes, yakni tes uraian atau tes
esai dan tes objektif. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tes
uraian atau tes esai untuk mengetahui apakan metode concept sentence
yang digunakan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis
paragraf.
Tes ini digunakan karena pada lembar kerja siswa, siswa
dituntut untuk menjawab dalam bentuk menguraikan atau menjelaskan
25Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), cet.
Ke-6, hlm. 85.
33
gambar yang sudah disediakan oleh guru tersebut dalam lembar
observasi. Dalam tes tersebut ada beberapa aspek yang harus terpenuhi
untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Dari bebrapa aspek tersebut
kemudian di rincikan lagi menjadi beberpa indikator. Dari indikator-
indikator inilah guru dapat menilai karangan yang dibuat oleh siswa.
Skor maksimal yang dapat diperoleh oleh siswa pada setiap
indikatornya yaitu sebesar 4 skor, dan skor minimum yang dapat
diperoleh siswa yaitu 1 skor. Skor penilaian yang digunakan yaitu 4 3 2
dan 1. Dimana skor 4 untuk sangat baik, skor 3 untuk baik, 2 untuk
cukup, dan 1 untuk kurang.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ada banyak data data yang dapat diperoleh, data
yang diperoleh tersebut juga melalui berbagai macam metode yang
dapat digunakan, contohnya observasi, tes, wawancara, dokumentasi
dan masih banyak lagi. Dokumentasi adalah salah satu teknik
pengumpulan data dengan melihat atau mengambil dokumen-dokumen
yang ada pada tempat penelitian yang mampu menunjang proses
penelitian
34
E. Pelaksanaan Tindakan
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Hopkins26
Menurut Hopkins (1993) dalam buku Wina Sanjaya yang berjudul “Penelitian Tindakan Kelas”, pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan melakukan observasi mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan, dan seterusnya.27 Dalam Penelitian Tidakan Kelas (PTK) biasanya terdiri dari empat
tahapan, yaitu perencanaan, tidakan observasi dan yang terakhir refleksi. 28
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis
untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Perencanaan disusun
berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang diuji secara empirik
26Ibid., hlm. 54. 27Ibid., hlm.53. 28Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), cet. ke-
6, hlm. 71-75.
35
sehingga perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil
PBM, sekaligus mengukap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
tindakan.
Selanjutnya tindakan, tindakan atau aksi yang dimaksud disini
adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang
merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Praktik diakui sebagai
gagasan tindakan yang digunakan sebagai pijakan untuk memperbaiki
keadaan berdasarkan dengan skenario yang sudah dibuat.
Kemudian observasi, observasi berfungsi untuk mendokumentasi
pengaruh tindakan terkait. Objek observasi adalah seluruh proses tindakan
terkait, pengaruhnya (yang disengaja dan tidak disengaja), keadaan dan
kendala tindakan direncanakan pengaruhnya, serta persoalan lain yang
timbul dalam konteks terkait.
Dan yang terakhir refleksi, refleksi adalah mengingat dan
merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan
kendala yang nyata dalam strategis.
F. Cara Pengamatan (Monitoring)
Setelah peneliti melaksanakan tindakan, kemudian peneliti
melakukan pengamatan (monitoring) terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran berdasarkan skenario dengan menggunakan instrumen yang
telah disediakan berupa lembar observasi maupun dokumentasi, sehingga
diperoleh data empiris dalam pelaksanaan pembelajaran.
36
Data yang akan dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes, dan nilai tugas sedangkan data
kualitatif berupa keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi, yang
dilakukan jika menggunakan diskusi kelompok dan lain-lain.
G. Analisis Data dan Refleksi
1. Analisis data
Data yang telah diperoleh dideskripsikan dan dianalisis dengan
menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan kriteria sebagai
berikut:
a) Mencari kemampuan rata-rata siswa (ketuntasan individu)
Ketuntasan belajar secara individu dikatakan tuntas
apabila siswa memperoleh nilai ≥ 70. Untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar tersebut, maka hasil evaluasi akan
dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
X = Ʃ �
Keterangan :
X = Mean atau nilai rata-rata
Ʃ f(x) = Jumlah seluruh skor atau seluruh nilai siswa
N = Jumlah siswa
37
b) Ketuntasan klasikal
Untuk mengeahui hasil belajar yang diperoleh siswa secara
klasikal selama poses pembelajaran yaitu dengan menggunakan rumus :
P = Ʃ Ʃ
� %
Keterangan :
P : ketuntasan klasikal
c) Data aktivitas guru dan aktivitas siswa
Dalam proses observasi, observer tinggal memberikan
tanda pada kolom lembar observasi yang telah disediakan sesuai
dengan indikator yang dinilai. Adapun secara garis besar mengenai
indikator aktivitas siswa dan guru yang termuat dalam lembar
observasi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Lembar observasi untuk aktivitas guru
Lembar observasi aktivitas guru dalam penelitian ini,
disesuaikan dengan skenario yang telah dirancang oleh
peneliti, sesuai tindakan pembelajaran yang akan dilakukan
guru selama proses pembelajaran berlangsung.
� = ∑ �∑ � � %
Keterangan :
P = presentase aktivitas guru
∑A = jumlah aspek yang teramati
38
∑N = jumlah keseluruhan aspek yang teramati29
Setelah menghitung persentase aktivitas guru dapat
diberikan penilaian patokan penilaian sebagai berikut :
P = 75- 100% terlaksana dengan sangat baik
P = 50-74% terlaksana baik
P = 25-49% terlaksana kurang
P = 0- 24% tidak terlaksana
2) Lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa
Dalam proses observasi, observer tinggal memberikan
tanda pada kolom lembar observasi yang telah disediakan
sesuai dengan indikator yang dinilai.
P = jumlah skor yang diperolehjumlah skor ideal � %
Setelah menghitung persentase aktivitas siswa dapat
diberikan penilaian patokan sebagai berikut:
P = 75- 100% terlaksana dengan sangat baik
P = 50-74% terlaksana baik
P = 25-49% terlaksana kurang
P = 0- 24% tidak terlaksana
29Muhammad Rudini, “penerapan strategi pembelajaran learning start with A question
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ips kelas III di MI Riadhussolihin thoir yasin kamasan monjok mataram tahun pelajaran 2015/2016, (skripsi, FITK IAIN Mataram, 2016), h. 47.
39
2. Refleksi
Refleksi dilakukan pada tiap akhir siklus. Pada tahap ini
peneliti, guru, dan teman sejawat mengkaji pelaksanaan dan hasil yang
diperoleh dalam pemberian tindakan tiap siklus. Refleksi dilakukan dari
data kualitatif dan data kuantitatif sebagai dasar untuk memperbaiki
serta menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya MI NW Karang Bata Abian Tubuh
Madrasah Ibtidaiyah NW Karang Bata merupakan salah satu
lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Ponpes Hijraturrasul
NW Karang Bata. Madrasah ini di dirikan oleh TGH. Muhammad
Aminullah pada tanggal 16 Juni 1964 dengan luas bangunan 540 m2 di
atas 2.360 m2. Madrasah ini memiliki kualitas yang baik dalam hal
membentuk watak dan kepribadian siswa. Pada awal berdirinya
madrasah ini hanya sedikit masyarakat yang mendukung sehingga
sedikit yang mempercayakan pendidikan putra-putri mereka di
madrasah ini. Hal ini dikarenakan letak madrasah yang kurang strategis
dan faktor lain yang menjadikan madrasah ini sedikit diminati karena
banyaknya lembaga pendidikan yang ada di sekitar lingkungan Abian
Tubuh. Salah satunya adalah adanya SDN 12 Cakra yang lokasinya
masih dalam satu lingkungan dengan madrasah. Akan tetapi seiring
berjalannya waktu dan dengan adanya pergantian kepala madrasah dan
semangat baru dari dewan guru maka madrasah ini semakin
berkembang dan maju dalam berbagai bidang salah satunya di bidang
tahfizul Qur’an, sehingga masyarakat banyak berminat untuk
41
mempercayakan pendidikan putra-putri mereka di Madrasah Ibtidaiyah
NW Karang Bata.30
Kepercayaan masyarakat terhadap madrasah, diwujudkan
melalui prestasi-prestasi yang diraih peserta didik dalam berbagai
bidang akademik dan non akademik dari tingkat kecamatan maupun
kota. Diantara perayaan-perayaan yang pernah diikuti siswa-siswi
Madrasah Ibtidaiyah NW Karang Bata diantaranya: juara 1 lomba bulu
tangkis tingkat KKM Tahun 2013, juara 1 lomba baris berbaris putri se-
kecamatan Dasan Ceremen, juara 1 lomba kasidah tingkat SD/MI
Tahun 2006, juara 2 lagu Islami (PAMI III) se-kota Mataram tahun
2015, lomba marathon se-KKN Sandubaya, lomba yel-yel antar
sekolah, juara II Putra lomba LKBB se-kota Mataram dan Lombok
Barat, juara I tahfiz se-kota Mataram yang diadakan di Al Amin
Ampenan.31
Pada umumnya murid-murid di Madrasah Ibtidaiyah NW
Karang Bata berasal dari satu wilayah yang ada di kecamatan
Sandubaya kota Mataram, yakni Karang Bata Utara, Karang Bata
Tengah, Karang Bata Selatan, Karang Parwa, dan Karang Pande.
2. Visi dan Misi serta Tujuan Madrasah Ibtidaiyah NW Karang Bata
a. Visi
“Terwujudnya madrasah yang unggul dalam menghasilkan
siswa yang beriman, beramal, kreatif dan berdaya saing”.
30 Muzakki, Wawancara, Abian Tubuh, 13 April 2018. 31 Muzakki, Wawancara, Abian Tubuh, 13 April 2018.
42
b. Misi
1) Terbinanya spiritual sebagai wujud penghambaan kepada
Allah SWT.
2) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali
potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
3) Mengembangkan sikap kewirausahaan dan kemandirian.
4) Menciptakan suasana madrasah yang kondusif, agamis dan
disiplin tinggi bagi wrarga madrasah.32
c. Tujuan
1) Setelah menamatkan pendidikan di madrasah, siswa-siswi
diharapkan dapat menerapkan ilmunya dalam kehidupan
sehari-hari, terbiasa melaksanakan ajaran agama baik
hubungan dengan Allah, hubungan sesama insan, serta
senantiasa terdorong mengerjakan perbuatan yang terpuji.
2) Siswa dan siswi secara berkesetaraan dapat meraih hasil
belajar yang optimal dengan standar nilai rata-rata 75,00
dengan mengikutsertakan lomba mata pelajaran tingkat
gugus.
3) Siswa-siswi membiasakan hidup disiplin dengan mematuhi
tata tertib madrasah yang berlaku. Menjadi sekolah yang
selalu memberikan Akses, Partisipasi, Manfaat, dan Kontrol
yang sama kepada siswa dan siswi sehihingga menjadi
32 Observasi, Buku Leger MI NW Karang Bata, tanggal 13 April 2018.
43
sekolah yang diminati masyarakat dan mempunyai daya saing
yang tinggi.
4) Membangkitkan kesadaran masyarakat lingkungan madrasah
untuk ikut serta terlibat dalam keberhasilan meningkatkan
mutu dan kualitas hasil belajar sesuai dengan kebutuhan
pembangunan yang ingin dicapai oleh masyarakat.33
33 Observasi, Buku Leger MI NW Karang Bata, tanggal 13 April 2018.
44
v
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MI NW Karang Bata34
34 Observasi, Papan Struktur Organisasi MI NW Karang Bata, tanggal 13 April 2018.
Ketua Yayasan Drs. Jauhari Khalid
Kepala Madrasah Muzakki, S.Pd.I.
Bendahara Wahidah, S.Pd.I. Komite Madrasah
H. Ushuluddin, S.Ag.
Kep. Perpustakaan Abdul muis, S.Pd.I.
Wali Kelas
Kelas VI Uswatun Hasanah S.Pd.
Kelas V Ahmad Roja’I, S.Pd.I.
Kelas IV Marzuki, S.Pd.I
Kelas III Musafirah, S.Pd.
Kelas II
Kelas I
Kelas II B Mariatun Kibtiah, S.Pd.I
Kelas II A Halimah, S.Pd.I.
Kelas IA Satirah, S.Pd.I.
Kelas IB Wahidah, S.Pd.I
45
3. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah NW Karang Bata
MI NW Karang Bata terletak di jalan Jl. Praburangkasari Abian
Tubuh Baru Kec. Sandubaya Kota Mataram NTB. Lokasi MI NW
Karang Bata berada pada lokasi yang cukup strategis, karena berada
pada posisi di tengah-tengah rumah penduduk dan mudah dijangkau
dengan kendaraan dengan batas-batas bagunan sebagai berikut :
a. Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk
Pada bagian timur MI NW Karang Bata Abian tubuh terdapat
rumah-rumah warga, rumah-rumah warga dengan MI NW Karang
Bata di selingi oleh jalan masuk ke kelurahan Karang Bata.
b. Sebelah barat berbatasan dengan sawah dan sungai
Pada sebelah barat MI NW Karang Bata terdapat sungai Abian
Tubuh dimana sebelah barat sungai terdapat hamparan sawah milik
warga sekitar.
c. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk
Sebelah utara terdapat rumah warga dan terdapat pula tempat
produksi tempe dan tahu disalahsatu rumah penduduk tersebut.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk.
Sama halnya dengan sebelah utara dan sebelah timur MI NW
Karang Bata terdapat rumah warga.35
35 Observasi tanggal 13 April 2018.
46
4. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah NW Karang
Bata
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar keberadaan sarana
dan prasarana pada suatu lembaga pendidikan sangat menunjang
tercapainya program pengajaran dan pendidikan, karena tanpa adanya
sarana dan prasarana tersebut mustahil suatu lembaga pendidikan bisa
berjalan dengan baik. MI NW Karang Bata didirikan di atas tanah milik
yayasan/ lembaga dengan luas tanah 2360 m2 dan luas bangunan 540
m2, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 “Keadaan Sarana dan prasarana di Madrasah Ibtidaiyah NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2017/2018”36
Nama Bangunan atau Ruang
Jumlah Kondisi
Rusak berat Rusak ringan Baik Kelas 6 - - 6 Labolatorium / KIT 1 - - 1 Perpustakaan 1 - - 1 Ruang kepala sekolah 1 - - 1 Ruang guru 1 - - 1 Ruang TU 1 - - 1 Ruang keterampilan - - - - Ruang ibadah 1 - - 1 Ruang UKS 1 - - 1 Kantin 1 - - 1 Kamar mandi guru 2 - - 2 Kamar mandi siswa 6 2 - 4 Gudang 1 - - 1 Kursi siswa 170 - 170 Meja siswa 80 - 80 Papan tulis 8 - - 8 Lemari kelas 6 - 6 Papan pengumuman 6 - - 6 Meja guru 8 - - 8 Kursi guru 8 - - 8
36 Observasi, Buku Leger MI NW Karang Bata, tanggal 13 April 2018.
47
Tempat sampah 6 - - 6 Jam dinding 6 - - 6 Tempat Olahraga 1 - - 1
Ditinjau dari fasilitas yang ada, semangat menunjang
pelaksanaan proses belajar mengajar di MI NW Karang Bata pada
keadaan sarana dan prasarana di atas, dapat dilihat bahwa jumlah
ruang/lokal cukup memadai, demikian pula alat-alat peraga lainnya juga
sudah cukup.37
5. Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah NW Karang Bata
Adapun jumlah siswa MI NW Karang Bata secara keseluruhan
tahun ajaran 2017/2018 berjumlah 178 orang siswa, dengan jumlah
siswa laki-laki 99 dan jumlah siswa perempuan 79. Untuk lebih
jelasnya keadaan siswa MI NW Karang Bata pada papan data keadaan
siswa MI NW Karang Bata Tahun Ajaran 2018/2019 dapat diperoleh
pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Data jumlah siswa di MI NW Karang Bata Tahun Pelajaran
2017/201838
Kelas Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
IA 15 6 21 IB 14 6 20 IIA 13 13 22 IIB 10 13 23 III 11 14 25 IV 14 13 27 V 16 10 26 VI 6 4 10
37 Observasi, Buku Leger MI NW Karang Bata, tanggal 13 April 2018. 38 Observasi, Buku Leger MI NW Karang Bata, tanggal 13 April 2018.
48
Jumlah 99 79 178 6. Keadaan Guru dan Pegawai Madrasah Ibtidaiyah NW Karang
Bata
Dalam suatu lembaga pendidikan formal seperti madrasah
diperlukan guru-guru dan pegawai yang berkualitas dan profesional
untuk mewujudkan visi dan misi dari madrasah tersebut dan
mewujudkan tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi dan misi yang
telah dibuat oleh madrasah tersebut maka kompetensi guru, pegawai
dan staf lainnya sangat menentukan keberhasilan suatu pendidikan
dalam proses belajar mengajar. Adapun guru-guru yang mengajar di MI
NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2018 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.3 “Keadaan Guru dan Pegawai di Madrasah Ibtidaiyah NW
Karang Bata Tahun Pelajaran 2017/2018”39
No NAMA JABATAN
1. Muzakki, S.Pd.I. Kepala Madrasah dan guru pelajaran Fiqih
2. Huswatun hasanah, S.Pd. Wali kelas VI
3. Ahmad Roja’I, S.Pd.I. Koordinator imtaq / Wali Kelas V
4. Marzuki, S.Pd.I. Urusan Kurikulum / Wali Kelas IV
5. Musafira S.Pd. Koordinator tahfiz / Wali Kelas III
6. Halimah, S.Pd.I. Koordinator Uks / Wali Kelas IIA
7. Mariatun Kibtiah, S.Pd.I. Wali Kelas IIB
8. Wahidah, S.Pd.I Bendahara / Wali Kelas IA
9. Satirah, S.Pd.I. KAUR Kesiswaan /Wali Kelas IB
10. A. Zahid Maqdumi, S.Pd.I. Guru pelajaran Bahasa Arab 11. Abdul Muis, S.Pd.I. Guru pelajaran Olahraga 12. Selamet Penjaga Madrasah.
39 Observasi, Buku Leger MI NW Karang Bata, tanggal 13 April 2018.
49
B. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, dipaparkan hasil penelitian berdasarkan proses
pembelajaran didalam kelas yang meliputi beberapa tahap, yaitu tahap
pertama perencanaan tindakan, kedua pelaksanaan tindakan, ketiga
observasi dan keempat refleksi, yang terdiri dari dari dua siklus.
Adapun hasil penelitian yang dimaksud akan dipaparkan secara
berurutan sesuai dengan urutan pelaksanaan tiap sikusnya.
1. Siklus I
a. Perencanaan tindakan
Tahapan ini dilakukan pada hari senin dan hari selasa pada
tanggal 2-3 April 2018. Pada tahap perencanaan ini, sebelum
tindakan penelitian dilakukan, peneliti berkolaborasi dengan guru
melakukan persiapan atau perencanaan yang baik antara lain: guru
menentukan tema pembelajaran. Selanjutnya guru dan peneliti
membuat skenario yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), mempersiapkan fasilitas dan sarana sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran dan bahan ajar yang mendukung
proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, merancang format penilaian yang sesuai dengan standar
kompetensi dan indikator keterampilan menulis paragraf, dan
menyiapkan format observasi terhadap kegiatan siswa dan guru
selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah perencanaan
50
dilaksanakan dengan baik barulah dilanjutkan dengan pelaksanaan
tindakan. Selain itu guru dan peneliti juga menentukan waktu untuk
peneliti melakukan penelitian.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan pada hari rabu tanggal 4
April 2018. Pada pelaksanaan tindakan tersebut pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan skenario yang sudah
dibuat oleh peneliti dan guru kelas. Dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan metode ini guru mengikuti langkah-langkah
yang termuat di dalam RPP. Langkah-langkah tersebut mulai dari
kegiatan awal yaitu apersepsi dengan bertanya kesiapan sisiwa
dalam menerima pembelajaran dan bertanya tentang materi yang
sudah diajarkan yang sesuai dengan pengalaman masing-masing
siswa yang menunjang materi yang akan dibahas yaitu menulis
paragraf. Kegiatan ini dilakukan guru bertujuan agar menciptakan
suasana yang lebih akrab dan dan terbuka antara siswa dengan guru
sehingga terjadi interaksi segala arah, dimana bukan hanya guru
yang aktif menjelaskan didalam kelas tetapi siswa juga aktif
menanggapi apa yang gurunya jelaskan dan tanyakan. Waktu
apersepsi selama 10 menit, dimana guru harus mampu mengatur
waktunya.
Masuk ke dalam kegiatan inti, dimana di kegiatan inti ini
guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini, setelah menjelaskan
51
tujuan pembelajaran guru memberikan arahan kepada siswa untuk
membaca teks bergambar yang ada di dalam buku siswa secara
bersama-sama, setelah siswa selesai membaca teks yang ada di
buku siswa kemudian guru meminta siswa untuk menjawab
bersama pertanyaan yang ada di dalam buku siswa ini bertujuan
untuk menstimulus rasa ingin tahu siswa tentang topik
pembelajaran yang akan dibahas. Setelah itu siswa kembali
diarahkan untuk mebmaca teks yang lain yang ada didalam buku
siswa, setelah siswa selesai membaca teks tersebut, guru kembali
mengarahkan siswa untuk menulis daftar kata-kata sulit yang
mereka temukan didalam teks yang sudah mereka baca didalam
buku siswa kemudian mencari arti didalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Setelah itu guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok
secara heterogen kemudian membagikan tugas kepada masing-
masing kelompok, awalnya mereka antusias dalam membentuk
kelompok karena guru jarang sekali menggunakan metode seperti
ini, guru hanya menggunakan metode ceramah, dimana metode ini
bersifat monoton, hanya guru yang aktif didalam kelas dan terjadi
interaksi satu arah dimana siswa hanya sebagai pendengar. Hal ini
yang membuat pembelajaran didalam kelas seperti memenjarakan
siswa karena siswa tidak aktif mengeluarkan pendapatnya.
Guru mendampingi siswa dalam berdiskusi, memberikan
arahan jika ada siswa yang bertanya tentang tugas yang diberikan
52
oleh guru tersebut, guru bertanya kepada masing-masing kelompok
apakah sudah selesai mengerjakan tugas yang diberikan. Guru
menunjuk siswa untuk maju dan mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya, setelah semua perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya kemudian guru memberikan
LKS kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan.
Pada kegiatan penutup, guru bertanya kepada siswa
mengenai materi yang sudah dibahas apakah ada yang belum
dimengerti. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah
dibahas.
c. Observasi
1) Aktivitas siswa
Data aktivitas peserta didik pada siklus I selama proses
belajar dapat di lihat pada (Lampiran 3). Secara lengkap, hasil
observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.4 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aspek yang diukur Hasil 1. Jumlah siswa 25
2. Jumlah skor ideal aktivitas siswa yang diukur
40
3. Jumlah skor yang diperoleh 10 4. Presentase aktivitas siswa 25 %
5. Katergori aktivitas siswa Terlaksana
kurang � = Jumlah skor yang diperolehJumlah skor ideal aktivitas siswa yang diukur � %
53
= x 100%
= 25%
Dari hasil observasi pada siklus I tentang aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
aktivitas pembelajaran masih kurang aktif dimana jumlah
presentasi aktivitas siswa sebanyak 25 % ini dikarenakan
karena masih banyak aktivitas siswa yang belum terlakasana
dengan baik.
2) Aktivitas guru
Selain hasil observasi prilaku siswa, kagiatan guru juga
diobservasi oleh observer (peneliti). Berdasarkan hasil
observasi kegiatan guru yaitu dengan mengikuti scenario yang
sudah dibuat, pada siklus I lampiran 4 terlihat bahwa setiap
indikator sudah terlaksana dengan sangatbaik. Ringkasan hasil
observasi kegiatan guru dapat dilihat pada table ibawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Analisis Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No. Aspek yang diukur Hasil
1. Jumlah aspek yang teramati 11
2. Jumlah skor aktivitas guru yang
diukur
12
3. Total skor aktivitas guru 91 %
Kategori aktivitas guru yang diukur Terlaksana
dengan sangat
54
baik
P = ∑ �∑ � x 100%
= x 100%
= 91%
Dari hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran siklus I sudah terlaksana deangan sangat baik
karena guru tersebut melaksanakan pembelajaran yang sesuai
dengan skenario yang sudah dibuat.
3) Hasil evaluasi
Selain penilaian aktivitas guru dan siswa, penilaian
terhadap hasil evaluasi setelah proses pembelajaran juga sangat
penting karena kita akan mengetahui apakah peneliti dan guru
akan melanjutkan ke siklius selanjutnya, metode yang
digunakan menunjang proses pembelajaran tersebut dan tidak
memberatkan semua pihak dalam pelaksanaannya.
Tabel 4.6
Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus I
No. Aspek yang diukur Hasil 1. Jumlah siswa 25 orang 2. Jumlah siswa yang tidak tuntas 15 orang 3. Jumlah siswa yang tuntas 10 orang 4. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa 52,44 % 5. Ketuntasan klasikal 40%
Katergori ketuntasan siswa Belum memenuhi
55
KKM • Ketuntasan rata-rata siswa
X = Ʃ �
=
= 52,44%
• Ketuntasan klasikal
P = Ʃ Ʃ
= X 100%
= 40%
Pada siklus I ini jumlah siswa yang tidak tuntas lebih
banyak karena banyak faktor yang mempengaruhinya
diantaranya yaitu penggunaan metode yang masih kurang.
Perbandingan siswa yang tidak tuntas dengan yang tuntas yaitu
5:2 sehingga menyebabkan kategori ketuntasan siswa masih
terlaksana dengan kurang atau tidak memenuhi KKM.
d. Refleksi
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan siklus I ini belum mencapai indikator kerja dari
penelitian pada peserta didik karena metode ini ditujukan untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf. Dengan
56
demikian perlu diadakan perbaikan tindakan pada siklus berikutnya
yaitu siklus II.
Dilihat dari analisis siklus I, terlihat bahwa rata-rata skor
yang diperoleh siswa dalam kegiatan proses belajar yaitu 25 %
nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 52,44 % dan ketuntasan
klasikal siswa sebesar 40 % berada pada kategori kurang aktif
sedangkan skor yang diperoleh guru dalam kegiatan proses belajar
yaitu sebesar 91 % berada pada kategori terlaksana dengan sangat
baik. Aktivitas siswa masih dalam kategori kurang aktif. Hal ini
menunjukkan bahwa belum mencapai indikator kerja dalam
penelitian. Oleh karena itu harus dilaksanakan siklus ke II.
Adapun kekurangan–kekurangan yang terjadi adalah :
1) Siswa belum terbiasa dengan metode yang digunakan,
sehingga pada saat pembelajaran siswa lebih banyak diam
dan guru lebih banyak menjelaskan atau guru lebih aktif pada
saat pembelajaran.
2) Pada saat diskusi siswa kurang aktif karena belum teralu
mengerti dengan cara berdiskusi
3) Guru membutuhkan waktu yang banyak untuk menjelaskan
dan membuat siswa agar terbiasa dengan metode yang
digunakan.
4) Siswa lebih bnyak bermain pada saat diskusi berlangsung
5) Siswa belum mengerti langkah-langkah pembelajaran
57
Perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II adalah :
1) Menjelaskan lebih mendetail lagi tentang metode yang
digunakan agar siswa mengerti dan tahu apa yang akan
mereka kerjakan.
2) Guru harus mengatur waktu sebaik mungkin.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan dari kekurangan-kekurangan yang ditemukan
pada siklus I maka peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) kedua pada hari selasa tanggal 10 April 2018,
pada perencanaan kedua ini menekankan pada perbaikan proses
pembelajaran dan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
secara teliti sebagaimana tertulis dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), sehingga kekurangan pada siklus I diperbaiki
pada siklus ke II. Sebelum memulai pembelajaran guru dan peneliti
menyiapkan beberapa hal di antaranya:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah diperbaiki.
2) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk
mengamati tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan
dilihat dari kesiapan siswa dalam menerima materi
pembelajaran, antusisme siswa dalam mengikuti pelajaran,
58
aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS, dan interaksi
siswa dengan guru selama proses pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati
penampilan mengajar guru dan siswa selama proses
pembelajaran.
4) Menyiapkan instrumen evaluasi hasil belajar siswa berupa
LKS.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan kedua dilaksanakan pada hari senin
tanggal 16 April 2018. Pada pelaksanaan tindakan yang kedua ini
guru lebih memperhatikan waktu dan scenario yang sudah dibuat
oleh peneliti dan guru. Sama seperti pelaksanaan tindakan pada
siklus pertama pada kegiatan awal yaitu apersepsi dengan bertanya
kesiapan sisiwa dalam menerima pembelajaran dan bertanya
tentang materi yang sudah diajarkan yang sesuai dengan
pengalaman masing-masing siswa yang menunjang materi yang
akan dibahas yaitu menulis paragraf.
Pada kegiatan inti, sama halnya dengan siklus pertama
dimana di kegiatan inti ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran
hari ini, setelah menjelaskan tujuan pembelajaran guru memberikan
arahan kepada siswa untuk membaca teks bergambar yang ada di
dalam buku siswa secara bersama-sama, setelah siswa selesai
membaca teks yang ada di buku siswa kemudian guru meminta
59
siswa untuk menjawab bersama pertanyaan yang ada di dalam buku
siswa ini bertujuan untuk menstimulus rasa ingin tahu siswa
tentang topik pembelajaran yang akan dibahas. Setelah itu siswa
kembali diarahkan untuk membaca teks yang lain yang ada didalam
buku siswa, setelah siswa selesai membaca teks tersebut, guru
kembali mengarahkan siswa untuk menulis daftar kata-kata sulit
yang mereka temukan didalam teks yang sudah mereka baca
didalam buku siswa kemudian mencari arti didalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Setelah itu guru membentuk siswa menjadi 6
kelompok secara heterogen kemudian membagikan tugas kepada
masing-masing kelompok, karena pada siklus pertama metode ini
sudah digunakan jadi siswa sudah mengerti dan tahu alur
pembelajarannya, ini yang membuat guru lebih mudah dalam
mengontrol siswa-siswa tersebut. Setelah berdiskusi, guru tersebut
pun menunjuk satu orang untuk mewakili kelompoknya untuk
menjelaskan hasil diskusinya. Setelah itu siswa dan guru
membahas atau meluruskan tugas yang diberikan secara
berkelompok tersebut. Kemudian guru memberikan lagi LKS untuk
dikerjakan oleh masing-masing siswa, guru membatasi waktu untuk
siswa dalam mengerjakan LKS tersebut.
Pada kegiatan penutup, guru bertanya kepada siswa
mengenai materi yang sudah dibahas apakah ada yang belum
60
dimengerti. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah
dibahas.
c. Observasi
1) Aktivitas siswa
Data aktivitas siswa pada siklus II selama proses
belajar dapat di lihat pada (Lampiran 3). Hasil observasi
aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.7 Hasil Analisis Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No. Aspek yang diukur Hasil 1. Jumlah siswa 25 orang 2. Jumlah skor ideal aktivitas siswa yang
diukur 40
3. Jumlah skor yang diperoleh 36 4. Presentase aktivitas siswa 90 %
Presentase aktivitas siswa Terlaksana
dengan sangat baik
� = Jumlah skor yang diperolehJumlah skor ideal aktivitas siswa yang diukur � %
= x 100%
= 90%
Dari hasil observasi pada siklus ke II tentang aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
61
aktivitas pembelajaran terlaksana dengan sangat baik atau
sudah terjadi peningkatan.
2) Aktivitas guru
Hasil observasi kegiatan guru pada siklus II ini yaitu
terlihat bahwa setiap indikator sudah terlaksana dengan sangat
baik (lampiran 4). Ringkasan hasil observasi kegiatan guru
dapat dilihat pada tabel ibawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Analisis Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No. Aspek yang diukur Hasil
1. Jumlah aspek yang teramati 12
2. Jumlah skor aktivitas guru yang
diukur
12
3. Total skor aktivitas guru 100%
Kategori aktivitas guru yang diukur
Terlaksana
dengan sangat
baik � = ∑ �∑ � � %
= x 100%
= 100%
Dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus ke dua
ini sudah sesuai dengan skenario yang sudah dibuat oleh
peneliti dan guru.
4) Hasil evaluasi siswa
62
Sama halnya dengan siklus I peneliti dan guru
membagikan LKS untuk mengevaluasi siswa apakah sudah
terjadi peningkatan atau tidak, berikut hasil evaluasi siklus II.
Tabel 4.9
Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus II
No. Aspek yang diukur Hasil 1. Jumlah siswa 25 orang 2. Jumlah siswa yang tidak tuntas 5 orang 3. Jumlah siswa yang tuntas 20 orang 4. Jumlah nilai rata-rata yang diperoleh 5. Niai klasikal siswa 80 %
Katergori ketuntasan siswa Memenuhi
KKM • Ketuntasan rata-rata siswa
X = Ʃ �
= 9
= 78,28%
• Ketuntasan klasikal
P = Ʃ Ʃ
= X 100%
= 80%
Seperti yang sudah tertera di dalam tabel 4.9 di atas,
dimana siswa yang tuntas lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah siswa yang tidak tuntas, perbandingannya yaitu 1:4.
63
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus II, dapat
dikatakan bahwa sudah terjadi peningkatan dibandingkan siklus I.
Dimana ketuntasan klasikal siswa pada siklus pertama yaitu sebesar
40 % dan terjadi peningkatan pada siklus ke II yaitu sebesar 80%.
Sama halnya dengan ketuntasan klasikal siswa, jumlah rata-
rata yang diperoleh siswa juga sudah terjadi peningkatan pada
siklus yang kedua yakni pada siklus I sebesar 52,44%, sedangkan
pada siklus ke II yaitu sebesar 78,28%. Sehingga tidak diperlukan
lagi untuk melakukan siklus ke III.
C. Pembahasan
Pada siklus I aktivitas belajar siswa masih dalam kategori terlaksana
kurang, total skor yang didapat yaitu sebanyak 10 skor dari 40 sehingga
nilai yang diperoleh sebesar 25% (setelah dikalkulasikan) dan nilai rata-rata
yang diperoleh oleh siswa sebesar 52,44%, hal ini menunjukkan bahwa nilai
rata-rata siswa belum memenuhi KKM, dengan jumlah siswa yang tidak
tuntas sebanyak 15 orang dan yang tuntas sebanyak 10 orang. Berbeda
dengan aktivitas siswa, aktivitas guru sudah terlaksana dengan sangat baik,
total skor yang diperoleh pada siklus I ini sebanyak 91%.
Pada siklus II aktivitas belajar siswa sudah mengalami peningkatan,
dimana skor yang diperoleh siswa sebanyak 36 skor dari 40, hal ini
menyebabkan presentase juga meningkat menjadi 90%, dan siswa sudah
mampu memenuhi KKM yang sudah ditentukan. Pada siklus II ini aktivitas
64
guru juga mengalami penyempurnaan dimana skor yang diperoleh pada
siklus I sebesar 91% dan pada siklus II sebesar 100%.
Perubahan positif didapatkan dari penerapan metode concept sentence
dan maasalah siswa yang berkaitan dengan keterampilan menulisnya juga
teratasi dengan metode ini. Hal ini dikarenakan tahapan metode concept
sentence selaras dengan tahapan menulis. Menurut Tompins (dalam
Djuanda, 2008), tahapan menulis itu terdiri atas tahap pramenulis
(prewriting), konsep (drafting), merevisi (revising), penyuntingan (editing),
dan penerbitan (publishing)40. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa penggunaan metode concept sentence dapat menunjang keterampilan
siswa dalam menulis pragraf.
40Rizki Fajriani, dkk, “Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Concept Sentence Dengan Permainan Detective Sherlock Holmes And The Adventure Book”, Vol. 2, Nomor 1, November 2017, hlm. 167.
65
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang disajikan dalam pembahasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode concept sentence dapat meningkatkan
keterampilan menulis paragraf siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas IV di MI NW Karang Bata Abian Tubuh tahun Pelajaran 2017/2018.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal
dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh siswa
sebesar 52,44% dengan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 15 orang
dan yang tuntas sebanyak 10 orang. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
siswa mengalami peningkatan 78,28% dengan jumlah siswa yang tidak tuntas
sebanyak 5 orang dan yang tuntas sebanyak 20 orang. Pada ketuntasan
klasikal siswa juga sudah terjaddi peningkatan pada siklus II, dimana siklus
pertama siswa mendapatkan nilai sebanyak 40% dan pada siklus II siswa
mendapatkan nilai sebesar 80%, sehingga pada siklus II sudah terlaksana
dengan sangat baik.
B. Saran-Saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan hasil
penelitian ini diantaraya yaitu:
1. Diharapkan kepada pihak sekolah agar hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran sebagai bentuk inovasi pembalajaran
yang mendukung sistem pembalajaran yang telah ada.
66
2. Diharapkan kepada guru untuk dapat menggunakan metode terbaru dan
tidak monoton sehingga pembelajaran didalam kelas tidak membosankan
bagi siswa.
3. Kepada pembaca yang ingin meneliti lebih lanjut diharapkan dapat
mencoba sehingga akan menghasilkan yang lebih baik lagi.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. II. 2003.
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. Cet. XII. 2010.
Dalman. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafndo Persada. 2012.
Fajriani, Rizki dkk, “Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Melalui Penerapan Model Pembelajaran Concept Sentence Dengan Permainan Detective Sherlock Holmes And The Adventure Book”, Vol. 2, Nomor 1, November 2017.
Huda, Miftahul. Model-model Pengajaran dan Pembelajara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. V. 2015.
Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Cet. ke-VI. 2010.
Made Sujana, I. Workshop Penelitian Tindakan Kelas. Lombok: Arga Puji Press. Cet. I. 2010.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. V. 2016.
Mansurudin, Susilo. Mozaik Bahasa Indonesia Materi Bahan Ajar Bernuansa “Ulul Albab”. Malang: UIN-Malaka Press (Anggota IKAPI). Cet. I. 2010.
Nazarudin.. Bahasa Indonesia, Mataram: Institut Agama Islam Negri (IAIN) Mataram. 2015
Nurgiyantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Cet. III. 2013.
Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Erlangga. 2009.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenadamedia Group. Cet. VI. 2015.
68
Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet. IV. 2010.
Sutikno, Sobry. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica. 2013.
Syarif Sumantri, Muhammad. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2015.
Yaumi, Muhammad dan Muljono Damopolii. Action Research. Jakarta: Prenadamedia Group. Cet. I. 2014.
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MI NW Karang Bata
Kelas / Semester : 4 / II
Tema : Indahnya Keberagaman di Negeriku (Tema 7)
Sub Tema : Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya di Negeriku (Sub Tema
1)
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 2 x 35
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR 3.7 Mengamati pengetahuan baru yang terdapat pada teks
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa
sendiri
C. INDIKATOR ➢ Siswa mampu menuliskan informasi baru berdasarkan teks bacaan ➢ Siswa mampu mampu menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan ➢ Siswa mampu menyampaikan pendapat kepada orang lain
D. TUJUAN 1. Setelah membaca teks bacaan yang disajikan, siswa mampu menemukan informasi
tentang suku bangsa di Indonesia dengan benar 2. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan informasi baru mengenai suku
bangsa Indonesia dengan tepat 3. Setelah berdiskusi, siswa mampu menuliskan kata sulit dalam bacaan dan mampu
menjelaskan artinya dengan tepat 4. Setelah berdiskusi, siswa mampu menjelaskan dan menuliskan pokok pikiran setiap
paragraf dalam bacaan dengan benar
E. PENDEKATAN & METODE Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning Metode : Concept centence, penugasan, Tanya Jawab, dan Diskusi
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
➢ Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a
➢ Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
➢ Guru menanyakan keadaan siswa
➢ Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak
➢ Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
10
menit
Kegiatan
Inti
➢ Siswa membaca teks dan mengamati gambar pada buku siswa sebagai pembuka kegiatan pembelajaran
➢ Guru meminta beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan pada buku siswa
➢ Siswa menjawab pertanyaan tersebut bertujuan untuk menstimulus rasa ingin tahu siswa tentang topik yang akan dipelajari
➢ Siswa membaca teks tentang suku bangsa yang ada di Indonesia
➢ Siswa membuat daftar kata sulit dari teks bacaan, selanjutnya mencari artinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia lalu menuliskan dalam buku catatannya
➢ Guru membentuk kelompok menjadi beberapa kelompok secara heterogen
➢ Guru memberikan tugas kelompok untuk dikerjakan secara berkelompok oleh siswa
➢ Guru mengawasi siswa pada saat proses pembelajaran
➢ Guru menunjuk siswa untuk membacakan hasil diskusi
50
menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
kelompok mereka di depan kelas
➢ Guru memberikakn LKS kepada masing-masing siswa
Kegiatan
Penutup
➢ Guru memberikan LKS untuk dikerjakan oleh siswa
➢ Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa
➢ Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan berdasarkan panduan yang terdapat pada lampiran buku guru
➢ Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran
10 menit
H. SUMBER DAN MEDIA
• Diri anak dan Lingkungan sekolah.
• Buku Pedoman Guru Tema 7 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 7 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
• Buku Pengembangan Diri Anak. • LKS
I. PENILAIAN
Beri tanda centang () sesuai pencapaian siswa
No. Aspek
Penilaian Indikator
Skor Kriteria
4 3 2 1
1.
Kesatuan
Paragraf
Membuat satu gagasan pokok
atau satu topik
Pengembangan kata kunci
menjadi paragraf
Menghubungkan beberapa
kalimat menjadi satu paragraf
2.
Keefektifan
Kalimat
Membuat kalimat dari
beberapa kata kunci
Mampu menggunakan
kalimat yang efektif
Mampu mengembangkan
kalimat
3.
Kejelasan
Paragraf
Mampu membuat gagasan
pokok atau topik utama
Mampu menguraikan gagasan
pokok atau topik
Mampu mengurutkan kalimat
Penilaian (Penskoran) : T a i ai i waT a i ai a i a x 100 %
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama : ……………..
Indahnya rumahku
Buatlah sebuah paragraf berdasarkan gambar dibawah ini !
Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus I
No. Nama Skor yang diperoleh
Kriteria
1. Ahmad Firzi Agustin 30 Tidak tuntas 2. Ahmad Habib Shaleh 25 Tidak tuntas 3. Ahmad Paolan Huda 47 Tidak tuntas 4. Ahmad Rizanul Ihsan 25 Tidak tuntas 5. Ahsani Takwim 33 Tidak tuntas 6. Anggita Dwi Adelia 70 Tuntas 7. Apriadi 25 Tidak tuntas 8. Atisya Amalia F. 88 Tuntas 9. Devina Sardianis 58 Tidak tuntas 10. Habiburrahman El S. 27 Tidak tuntas 11. Hidayatul Ummah 41 Tidak tuntas 12. Khaliq Syukri Am. 88 Tuntas 13. Lulu Latifah 38 Tidak tuntas 14. M. Roghib Firdaus 36 Tidak tuntas 15. M. Ali Hamzah 33 Tidak tuntas 16. M. Ari Sudays Afif 41 Tidak tuntas 17. M. Fairuz Nadir 58 Tidak tuntas 18. M. Fairuz Zainurrasid - - 19. Metha Santiyarani 58 Tidak tuntas 20. Nadira Shahibati 83 Tuntas 21. Najli Hariatun 75 Tuntas 22. Ridho Ardiansyah 25 Tidak tuntas 23. Salma Hayati 70 Tuntas 24. Salama Humaira 88 Tuntas 25. Septia Amrina 77 Tuntas 26. Siti Risma Mawaddah 72 Tuntas 27. Tuti Alawiyah 70 Tuntas
TOTAL NILAI SISWA 1311 JUMLAH SISWA YANG TUNTAS 10
JUMLAH SISWA YANG TIDAK TUNTAS 15 KETUNTASAN RATA-RATA SISWA 52,44 KETUNTASAN KLASIKAL SISWA 40%
Ketuntasan rata-rata siswa Ketuntasan klasikal siswa
X = Ʃ � P =
Ʃ Ʃ
= = X 100%
= 52,44 =40%
PENILAIAN SIKLUS I
No Nama
Kriteria penilaian
Kesatuan paragraf Keefektifan kalimat Kejelasan paragraf
Membuat satu gagasan pokok atau satu topik
Pengembangan kata kunci
menjadi paragraf
Menghubungkan
beberapa kalimat
menjadi satu paragraf
Membuat kalimat dari
beberapa kata kunci
Mampu menggunaka
n kalimat yang efektif
Mampu mengembangk
an kalimat
Mampu membuat
gagasan pokok atau topik
utama
Mampu menguraikan
gagasan pokok atau topik
Mampu menguraikan
kalimat
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Ahmad Firzi A. √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Ahmad Habib S. √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Ahmad Paolan H. √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Ahmad Rizanul I. √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Ahsani Takwim √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Anggita Dwi A. √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Apriadi √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Atisya Amalia F. √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Devina Sardianis √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Habiburrahman E √ √ √ √ √ √ √ √ √
11. Hidayatul U. √ √ √ √ √ √ √ √ √
12. Khaliq Syukri A. √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Lulu Latifah √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. M. Roghib F. √ √ √ √ √ √ √ √ √
15. M. Ali Hamzah √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. M. Ari Sudays A. √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. M. Fairuz Nadir √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. M. Fairuz Z.
19. Metha Santiyarani
√ √ √ √ √ √ √ √ √
20. Nadira Shahibati √ √ √ √ √ √ √ √ √
21. Najli Hariatun √ √ √ √ √ √ √ √ √
22. Ridho Ardiansyah
√ √ √ √ √ √ √ √ √
23. Salma Hayati
24. Salama Humaira √ √ √ √ √ √ √ √ √
25. Septia Amrina √ √ √ √ √ √ √ √ √
26. Siti Risma M. √ √ √ √ √ √ √ √ √
27. Tuti Alawiyah √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nilai = ℎ ℎ x 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MI NW Karang Bata
Kelas / Semester : 4 / II
Tema : Indahnya Keberagaman di Negeriku (Tema 7)
Sub Tema : Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya di Negeriku (Sub Tema
1)
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu : 2 x 35
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR 3.7 Mengamati pengetahuan baru yang terdapat pada teks
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa
sendiri
C. INDIKATOR ➢ Siswa mampu menuliskan informasi baru berdasarkan teks bacaan ➢ Siswa mampu mampu menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan ➢ Siswa mampu menyampaikan pendapat kepada orang lain
D. TUJUAN 5. Setelah membaca teks bacaan yang disajikan, siswa mampu menemukan informasi
tentang suku bangsa di Indonesia dengan benar 6. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan informasi baru mengenai suku
bangsa Indonesia dengan tepat 7. Setelah berdiskusi, siswa mampu menuliskan kata sulit dalam bacaan dan mampu
menjelaskan artinya dengan tepat 8. Setelah berdiskusi, siswa mampu menjelaskan dan menuliskan pokok pikiran setiap
paragraf dalam bacaan dengan benar
E. PENDEKATAN & METODE Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning Metode : Concept sentence, penugasan, Tanya Jawab, dan Diskusi
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
➢ Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a
➢ Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
➢ Guru menanyakan keadaan siswa
➢ Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak
➢ Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
10
menit
Kegiatan
Inti
➢ Siswa membaca teks dan mengamati gambar pada buku siswa sebagai pembuka kegiatan pembelajaran
➢ Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan pada buku siswa
➢ Siswa menjawab pertanyaan tersebut untuk menstimulus rasa ingin tahu siswa tentang topik yang akan dipelajari
➢ Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban siswa
➢ Siswa membaca teks bacaan yang sudah tersedia di buku paket siswa
➢ Siswa membuat daftar kata sulit dari teks bacaan, selanjutnya mencari artinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia lalu menuliskan dalam buku catatannya
➢ Siswa dan guru mengoreksi daftar kata sulit yang sudah dibuat
➢ Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen
➢ Guru memberikan tugas kelompok untuk dikerjakan secara berkelompok oleh siswa
50
menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
➢ Guru mengawasi siswa pada saat proses pembelajaran
➢ Guru menunjuk siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas
➢ Guru dan siswa membahas tugas kelompok yang sudah dikerjakan
Kegiatan
Penutup
➢ Guru memberikan LKS untuk dikerjakan oleh siswa
➢ Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa
➢ Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan berdasarkan panduan yang terdapat pada lampiran buku guru
➢ Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran
10 menit
K. SUMBER DAN MEDIA
• Diri anak dan Lingkungan sekolah.
• Buku Pedoman Guru Tema 7 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 7 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
• Buku Pengembangan Diri Anak.
• LKS
L. PENILAIAN Beri tanda centang () sesuai pencapaian siswa
No. Aspek
Penilaian Indikator
Skor Kriteria
4 3 2 1
1.
Kesatuan
Paragraf
Membuat satu gagasan pokok
atau satu topik
Pengembangan kata kunci
menjadi paragraf
Menghubungkan beberapa
kalimat menjadi satu paragraf
2.
Keefektifan
Kalimat
Membuat kalimat dari
beberapa kata kunci
Mampu menggunakan
kalimat yang efektif
Mampu mengembangkan
kalimat
3.
Kejelasan
Paragraf
Mampu membuat gagasan
pokok atau topik utama
Mampu menguraikan gagasan
pokok atau topik
Mampu mengurutkan kalimat
Penilaian (Penskoran) : T a i ai i waT a i ai a i a x 100 %
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama : ……………..
Bersihnya Kelasku
Buatlah sebuah paragraf berdasarkan gambar dibawah ini !
Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus II
No. Nama Skor yang diperoleh Kriteria
1. Ahmad Firzi Agustin 88 Tuntas 2. Ahmad Habib Shaleh 63 Tidak Tuntas 3. Ahmad Paolan Huda 80 Tuntas 4. Ahmad Rizanul Ihsan 63 Tidak Tuntas 5. Ahsani Takwim 75 Tuntas 6. Anggita Dwi Adelia 75 Tuntas 7. Apriadi 61 Tidak Tuntas 8. Atisya Amalia F. 91 Tuntas 9. Devina Sardianis 80 Tuntas 10. Habiburrahman El S. 75 Tuntas 11. Hidayatul Ummah 75 Tuntas 12. Khaliq Syukri Am. 94 Tuntas 13. Lulu Latifah 72 Tuntas 14. M. Roghib Firdaus 61 Tidak Tuntas 15. M. Ali Hamzah 83 Tuntas 16. M. Ari Sudays Afif 75 Tuntas 17. M. Fairuz Nadir 91 Tuntas 18. M. Fairuz Zainurrasid - - 19. Metha Santiyarani 91 Tuntas 20. Nadira Shahibati 88 Tuntas 21. Najli Hariatun 75 Tuntas 22. Ridho Ardiansyah 63 Tidak Tuntas 23. Salma Hayati - -
24. Salama Humaira 94 Tuntas 25. Septia Amrina 94 Tuntas 26. Siti Risma Mawaddah 75 Tuntas 27. Tuti Alawiyah 75 Tuntas
TOTAL NILAI SISWA 1957 JUMLAH SISWA YANG TUNTAS 20
JUMLAH SISWA YANG TIDAK TUNTAS 5 KETUNTASAN RATA-RATA SISWA 78,28 KETUNTASAN KLASIKAL SISWA 80%
Ketuntasan rata-rata siswa Ketuntasan klasikal siswa
X = Ʃ � P =
Ʃ Ʃ
= 9
= X 100%
= 78,28 =80%
PENILAIAN SIKLUS II
No Nama
Kriteria penilaian
Kesatuan paragraf Keefektifan kalimat Kejelasan paragraf
Membuat satu gagasan pokok atau satu topik
Pengembangan kata kunci
menjadi paragraf
Menghubungkan
beberapa kalimat
menjadi satu paragraf
Membuat kalimat dari
beberapa kata kunci
Mampu menggunaka
n kalimat yang efektif
Mampu mengembangk
an kalimat
Mampu membuat
gagasan pokok atau topik
utama
Mampu menguraikan
gagasan pokok atau topik
Mampu menguraikan
kalimat
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Ahmad Firzi A. √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Ahmad Habib S. √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Ahmad Paolan H. √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Ahmad Rizanul I. √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Ahsani Takwim √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Anggita Dwi A. √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Apriadi √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Atisya Amalia F. √ √ √ √ √ √ √ √ √
9. Devina Sardianis √ √ √ √ √ √ √ √ √
10. Habiburrahman E √ √ √ √ √ √ √ √ √
11. Hidayatul U. √ √ √ √ √ √ √ √ √
12. Khaliq Syukri A. √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Lulu Latifah √ √ √ √ √ √ √ √ √
14. M. Roghib F. √ √ √ √ √ √ √ √ √
15. M. Ali Hamzah √ √ √ √ √ √ √ √ √
16. M. Ari Sudays A. √ √ √ √ √ √ √ √ √
17. M. Fairuz Nadir √ √ √ √ √ √ √ √ √
18. M. Fairuz Z.
19. Metha Santiyarani
√ √ √ √ √ √ √ √ √
20. Nadira Shahibati √ √ √ √ √ √ √ √ √
21. Najli Hariatun √ √ √ √ √ √ √ √ √
22. Ridho Ardiansyah
√ √ √ √ √ √ √ √ √
23. Salma Hayati
24. Salama Humaira √ √ √ √ √ √ √ √ √
25. Septia Amrina √ √ √ √ √ √ √ √ √
26. Siti Risma M. √ √ √ √ √ √ √ √ √
27. Tuti Alawiyah √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nilai = ℎ ℎ x 100