Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 62-81 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
62
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN
LIKUIDITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DAN NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Firlana Akbar1, Irham Fahmi2
1)Mahasiwa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UniversitasSyiah Kuala 2)Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Syiah Kuala
1)e-mail: [email protected]
Abstract:This study aims to determine the effect of company size, profitability and liquidity on
dividend policy and company value in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange (IDX). This study uses a purposive sampling technique with several criteria to obtain 21
samples from companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the 2013-2017 period. The
analytical method used in this study is multiple linear regression analysis. The results showed that
company size had a positive and not significant effect on dividend policy, profitability had a positive
and significant effect on dividend policy, liquidity had a positive and not significant effect on
dividend policy, company size had a positive and not significant effect on firm value, profitability
had a positive and significant effect on firm value, Liquidity has a negative and significant effect on
firm value, and dividend policy has a positive and not significant effect on firm value.
Keywords: Dividend policy, Firm value, Firm size, Profitability, and Liquidity.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan
likuditas terhadap kebijakan dividen dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
dengan beberapa kriteria sehingga diperoleh 21 sampel dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2013-2017. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, Profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, Likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen, Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan, Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan Kebijakan dividen
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Kebijakan dividen, Nilai perusahaan, Ukuran perusahaan, Profitabilitas, dan
Likuiditas.
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, pasar
modal mulai di incar oleh para investor
yang ingin menginvestasikan dananya
pada perusahaan-perusahaan yang sudah
go-public di pasar modal Indonesia.
Karena tujuan utama dari para investor
untuk menginvestasikan dananya adalah
untuk memperoleh laba atau tingkat
pengembalian investasi, baik berupa
capital gain(laba ditahan) maupun
dividen yang akan dibagikan oleh pihak
perusahaan kepada para investor. Bahkan,
para investor mengharapkan tingkat
pengembalian dividen dalam jumlah yang
besar atau minimal relatif stabil untuk
setiap tahunnya. Menurut Darmadji dan
Fakhruddin (2012: 140) dividen adalah
pembagian sisa laba bersih perusahaan
yang didistribusikan kepada pemegang
saham atas persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Dividen yang
63
dibagikan dapat berbentuk tunai (cash
dividend) atau saham (stock dividend).
Dividen tunai mengacu pada dividen yang
diberikan emiten ke pemegang saham
dalam bentuk uang tunai.
Menurut Harmono (2011: 12)
kebijakan dividen adalah persentase laba
yang dibayarkan kepada para pemegang
saham dalam bentuk dividen tunai,
penjagaan stabilitas dividen dari waktu ke
waktu, pembagian dividen saham, dan
pembelian kembali saham. Semakin besar
dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham, maka semakin kecil
laba yang ditahan, dan jika semakin kecil
dividen dibayarkan kepada pemegang
saham, maka semakin besar pula laba
yang ditahan oleh perusahaan (Sudana,
2015: 191). Bahkan menurut Nasser et al
(2013) menyatakan bahwa kebijakan
dividen juga sebagai mekanisme untuk
memberikan sinyal informasi perusahaan
ke dunia luar tentang prospek stabilitas
dan pertumbuhan perusahaan.
Signaling theory merupakan suatu
teori yang menyatakan bahwa investor
menganggap perubahan dividen sebagai
pertanda bagi perkiraan manajemen atas
laba (Hartanto dkk, 2018). Penjelasan di
atas sesuai dengan penelitian Miller dan
Modigliani (1961) dalam Hartanto dkk
(2018) yang menyatakan bahwa suatu
kenaikan dividen yang lebih besar
daripada yang diperkirakan merupakan
sinyal bagi para investor bahwa
manajemen perusahaan memperkirakan
peningkatan laba dimasa mendatang
sedangkan penurunan dividen merupakan
perkiraan laba yang rendah.
Menurut Jensen dan Meckling
(1976) teori keagenan pada manajemen
perusahaan menunjukkan hubungan
keagenan atau agency relationship,
dimana pemegang saham adalah principal
yang memberikan wewenang kepada
manajer sebagai agent untuk mengelola
perusahaan atas nama pemegang saham.
Akan tetapi, manajer memiliki tujuan
pribadi yang bersaing dengan tujuan
memaksimalkan kesejahteraan pemegang
saham. Margaretha (2011: 7) Hubungan
agensi lain yang bisa terjadi dalam
perusahaan salah satunya adalah
hubungan antara pemilik dan peminjam.
Menurut Sudana (2015: 26)
Dividen payout ratio (DPR) merupakan
rasio yang mengukur seberapa besar
bagian laba bersih setelah pajak yang
dibayarkan sebagai dividen kepada
pemegang saham. Semakin besar rasio ini
berarti semakin sedikit laba yang ditahan
untuk membelanjai investasi yang
dilakukan perusahaan. Nilai perusahaan
menggunakan proksi Price to Book Value
(PBV). Menurut Brigham dan Houston
(2011: 152), PBV adalah perbandingan
antara harga saham dengan nilai buku
perusahaan. Dimana nilai buku
perusahaan (book value share) adalah
perbandingan antara total ekuitas saham
perusahaan dengan jumlah saham yang
beredar.
Ukuran perusahaan di
indikatorkan sebagai Logaritma natural of
Total assets (Jabbouri, 2016). Menurut
Gultom dkk (2013) ukuran perusahaan
menunjukkan aktivitas perusahaan yang
dimiliki perusahaan. Semakin besar
ukuran perusahaan berarti semakin besar
aktiva yang bisa dijadikan jaminan untuk
memperoleh hutang sehingga hutang akan
meningkat. Perusahaan besar biasanya
mampu membayarkan rasio dividen yang
lebih tinggi dibandingkan perusahaan
kecil dan menaikkan nilai perusahaan
sehingga banyak investor yang tertarik
64
untuk berinvestasi di perusahaan yang
memiliki prospek yang baik.
Menurut Sudana (2015: 25) untuk
profitabilitas digunakan proksi Returnon
Assets (ROA). ROA menunjukkan
kemampuan perusahaan dengan
menggunakan seluruh aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba setelah
pajak. Rasio ini penting bagi pihak
manajemen untuk mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi manajemen
perusahaan dalam mengelola seluruh
aktiva perusahaan. Menurut Sudana
(2015: 24) likuditas memiliki tiga
pengukuran, yaitu current ratio, quick
ratio atau acid test ratio, dan cash ratio.
Indikator dari likuiditas adalah current
ratio. Current ratio mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar
utang lancar dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio
ini berarti semakin likuid perusahaan.
Dalam penelitian ini objek yang
diambil adalah perusahaan manufaktur.
Perusahaan manufaktur adalah
perusahaan industri yang mengelola
bahan baku menjadi barang setengah jadi
ataupun barang jadi. Perusahaan
manufaktur identik dengan pabrik yang
mengaplikasikan mesin-mesin, peralatan,
teknik rekayasa dan tenaga kerja. Di
Indonesia terdapat banyak sekali
perusahaan manufaktur. Berikut ini
adalah sektor-sektor perusahaan
manufaktur yang sudah go public di Bursa
Efek Indonesia seperti Industri dasar dan
Kimia, Aneka Industri dan Industri barang
konsumsi (SahamOk.com).
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa rata-rata untuk
ukuran perusahaan Manufaktur pada
tahun 2013 sampai dengan 2017
mengalami kenaikan untuk setiap
tahunnya. Yang dimana pada tahun 2013
sampai 2017 kenaikannya sebesar
29,85%, 29,98%, 30,07%, 30,15% dan
30,22%. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar suatu ukuran perusahaan
maka semakin besar pula total aset
perusahaan dan semakin besar pula
ukuran suatu perusahaan. Rata-rata
profitabilitas yang diukur dengan
menggunakan return on assets (ROA)
pada perusahaan Manufaktur pada tahun
2013 hingga 2017. Rata-rata profitabilitas
perusahaan pada tahun 2013 dan 2015
mengalami penurunan dari
15,56%,13,89% dan 12,21%.
Tabel 1. Rata- Rata Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Dividend Payout
Ratio, dan Nilai Perusahaan
Variabel Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Ukuran Perusahaan
(Ln Total Aset) 29,85 29,98 30,07 30,15 30,22
Profitabilitas (%)
(ROA) 15,56 13,89 12,21 12,44 12,67
Likuiditas (%)
(Current Ratio) 249,39 256,92 265,95 237,66 240,53
DPR (%) 47,71 34,50 43,86 56,57 61,88
Nilai Perusahaan
(PBV) 7,38 8,33 6,49 7,42 8,35
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan (Data diolah, 2018)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 62-81 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
65
Pada tahun 2016 sampai 2017
mengalami kenaikan sebesar 12,44% dan
12,67%. Rata-rata likuiditas yang diukur
dengan menggunakan current ratio (CR)
pada perusahaan Manufaktur pada tahun
2013 sampai 2015 mengalami kenaikan
yang cukup signifikan sebesar 249,39%,
256,92%, dan 265,95%. Dan pada tahun
2015 dan 2016 mengalami penurunan dari
265,95% ke 237,66% dan pada tahun
2017 naik sebesar 240,53%.
Berdasarkan tabel diatas rata-rata
kebijakan dividen yang diukur dengan
menggunakan dividend payout ratio
(DPR) pada perusahaan Manufaktur pada
tahun 2013 sampai 2017 mengalami
fluktuasi untuk setiap tahunnya. Pada
tahun 2013 dan 2014 terjadi penurunan
dari 47,71% ke 34,50%. Pada tahun 2015,
2016 dan 2017 mengalami kenaikan dari
43,86% , 56,57%, dan 61,88%. Rata-rata
nilai perusahaan dapat diukur dengan
price to book value (PBV) pada
perusahaan Manufaktur pada tahun 2013
sampai dengan 2017 terjadinya fluktuasi.
Pada tahun 2013 dan 2014 mengalami
kenaikan dari 7,38 menjadi 8,33. Pada
tahun 2014 dan 2015 mengalami
penurunan dari 8,33 ke 6,49 dan pada
2015 sampai 2017 mengalami kenaikan
secara bertahap setiap tahunnya dari 6,49,
7,42, dan 8,35.
Fenomena yang terjadi pada
perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk
mengeluarkan dividen tahun buku 2015
senilai Rp. 5,84 triliun atau Rp. 766 per
saham. Angka itu naik Rp. 14 per saham
atau hampir 2% dibandingkan dividen
tahun 2014. Meski laba tahun 2015
menurun, besaran dividen PT Unilever
Indonesia Tbk tetap naik. Pada tahun
2015, laba bersih UNVR menurun sebesar
1,92% menjadi Rp. 5,85 triliun. UNVR
kerpa menetapkan hampir seluruh labanya
menjadi dividen. Payout ratio dividen
tahun ini nyaris 100%. Sebagian dividen
sudah dibagikan sebagian dividen interm
pada Desember 2015, yakni Rp. 342 per
saham atau senilai total Rp. 2,61 triliun.
Bahkan untuk di kuartal I 2016,
pendapatan UNVR tumbuh 6% (yoy)
menjadi Rp. 10 triliun. Namun, laba bersih
masih menyusut 1,3% menjadi Rp. 1,35
triliun (Investasi.Kontan.Co.Id).
Labhane dan Mahkud (2016)
menyimpulkan bahwa likuiditas yang di
proksikan dengan current ratio
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen. Diantini dan
Badjra (2016) menemukan bahwa
likuditas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Nilai current ratio yang tinggi
menunjukkan kemampuan pemanfaatan
aktiva lancar perusahaan serta
kemampuan likuidasi kewajiban lancar
yang optimal sehingga terdapat
keuntungan yang diperoleh perusahaan
yang biasa dibagikan dalam bentuk
dividen. Rachman (2016) menyimpulkan
bahwa likuiditas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, Wati dan
Darmayanti (2013) menyimpulkan juga
bahwa likuiditas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang dan
fenomena diatas, maka sangat menarik
untuk melakukan penelitian dengan judul
pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas dan likuiditas terhadap
kebijakan dividen dan nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di bursa efek Indonesia dengan
tujuan: 1) Untuk mengetahui pengaruh
ukuran perusahaan terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur yang
66
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2)
Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas
terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. 3) Untuk
mengetahui pengaruh likuiditas terhadap
kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. 4) Untuk mengetahui pengaruh
ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5)
Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. 6) Untuk
mengetahui pengaruh likuiditas terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. 7) Untuk mengetahui pengaruh
kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
TELAAH PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Ukuran perusahaan akan
menentukan pencapaian profitabilitas dan
stabilitas, akses yang lebih mudah ke
pasar modal, dan biaya transaksi yang
lebih kecil jika dibandingkan dengan
perusahaan kecil dan baru (Weston dan
Copeland, 1992). Perusahaan besar
cenderung menilai dividen yang lebih
tinggi daripada perusahaan kecil dan baru.
Lloyd et al. (1985) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berperan untuk
menjelaskan rasio pembayaran dividen
perusahaan. Akses mudah ke berbagai
pendanaan eksternal, profitabilitas, dan
stabilitas dicatat yang dimiliki oleh
perusahaan besar. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mehta (2012), Awad
(2015), Labhane dan Mahakud (2016) dan
Yusof dan Ismail (2016) menyimpulkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pembayaran dividen.
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Dividen adalah bagian dari laba
bersih perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Semakin tinggi
profitabilitas, semakin tinggi arus kas
perusahaan, dan perusahaan diharapkan
untuk membayar dividen yang lebih tinggi
(Jensen et al., 1992). Fama dan French
(2001) menemukan bahwa perusahaan
yang lebih besar dan lebih
menguntungkan membayar lebih banyak
dividen dibandingkan dengan perusahaan
yang lebih kecil dan menguntungkan
karena dividen dibayarkan dari laba
setelah pajak. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nurhayati (2013), Alber
(2017), Labhane dan Mahakud (2016),
dan Junita, Erwin dan Bastari (2018)
menyimpulkan bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen.
H2 : Profitabilitas berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Menurut Jariah (2016) likuiditas
menggambarkan kamampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Likuiditas menjadi perhatian serius pada
perusahaan karena likuiditas memainkan
peranan penting dalam kesuksesan
perusahaan (Owolabi, 2012). Perusahaan
yang memiliki likuiditas yang baik maka
67
akan dianggap memiliki kinerja yang baik
oleh investor. Jika semakin besar jumlah
kas yang tersedia maka dianggap baik
likuiditas perusahaan, dan semakin besar
pula kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen (Sudana, 2015: 195).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Maladjian (2014), Junita, Erwin dan
Bastari (2018), Mui dan Mazlina (2016),
Diantini dan Ida (2016), Mehta (2012),
Labhane dan Mahkud (2016)
menyimpulkan bahwa likuiditas yang di
proksikan berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen.
H3: Likuiditas berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Rizqia dkk (2013) menyimpulkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Karena, Secara teoritis, itu
didasarkan pada kemudahan akses
perusahaan besar untuk mendapatkan
pendanaan eksternal. Biaya transaksi yang
dikeluarkan akan lebih sedikit jika
dibandingkan dengan perusahaan kecil
(Mollah, 2011). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Anggraini (2014),
Pardiyanto (2016), Putra dan Lestari
(2016), Eko dkk (2014) dan Wahyuni
(2013) menyimpulkan hal yang sama,
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Rizqia dkk (2013) jika perusahaan
dapat menghasilkan laba yang stabil dan
lebih tinggi, maka itu dilihat sebagai
sinyal positif oleh investor terkait dengan
kinerja perusahaan. Laba yang tinggi
memberikan indikasi prospek perusahaan
yang baik sehingga dapat memicu investor
untuk ikut meningkatkan permintaan
saham. Permintaan saham yang
meningkat menyebabkan nilai perusahaan
ikut meningkat juga (Nurhayati, 2013).
Rizqia dkk (2013), Nurhayati (2013),
Pardiyanto (2016), Mulyani (2017) Putra
dan Lestari (2016) Gamayuni (2015) dan
Anggraini (2014) menyimpulkan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
H5 : Profitabilitas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Menurut Jariah (2016) likuiditas
menggambarkan kamampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Likuiditas menjadi perhatian serius pada
perusahaan karena likuiditas memainkan
peranan penting dalam kesuksesan
perusahaan (Owolabi, 2012). Perusahaan
yang memiliki likuiditas yang baik maka
akan dianggap memiliki kinerja yang baik
oleh investor. Tingginya likuiditas dapat
menunjukkan dana yang tersedia untuk
membayar dividen, membiayai operasi
perusahaan dan investasi sehingga
persepsi investor pada kinerja perusahaan
semakin baik. Hal ini di sebabkan
perusahaan yang memiliki tingkat
likuiditas yang tinggi mempunyai dana
internal yang besar, sehingga perusahaan
juga menggunakan dana internalnya
terlebih dahulu untuk membiayai
investasinya sebelum menggunakan
pembiayaan eksternal melalui hutang.
Bahkan dapat meningkatkan permintaan
68
investor terhadap harga saham perusahaan
meningkat. Peningkatan permintaan
saham akan meningkatkan nilai
perusahaan tersebut (Putra dan Lestari,
2016). Hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Putra dan Lestari (2016),
Wati dan Darmayanti (2013), Rahcman
(2016) menyatakan bahwa likuiditas
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
H6 : Likuiditas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Myron Gordon (1959) dan Lintner
(1956), berdasarkan Bird in The Hand
theory, kebijakan dividen berpengaruh
positif terhadap harga pasar saham atau
nilai perusahaan.Setiap kebijakan yang
dibuat dapat mencerminkan informasi
tentang kondisi dan kinerja perusahaan
(Miller dan Rock, 1985). Rizqia dkk
(2013) sinyal arus kas dan prospek
pendapatan masa depan terkandung dalam
informasi kebijakan dividen yang
menyebabkan kenaikan nilai
perusahaan.Putra dan Lestari (2016)
pembagian dividen yang dilakukan
perusahaan dianggap menjadi sinyal
positif oleh para investor untuk
menanamkan modal, karena investor lebih
suka pada return yang pasti pada
investasinya. Perusahaan yang
membagikan dividen akan menarik minat
investor untuk menanamkan modalnya.
Naser et al (2013) menyatakan bahwa
kebijakan dividen juga sebagai
mekanisme untuk memberikan sinyal
informasi perusahaan ke dunia luar
tentang prospek stabilitas dan
pertumbuhan perusahaan. Dengan
banyaknya investor yang membeli saham
maka akan menaikkan harga saham
sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Rizqia dkk (2013), Putra dan Lestari
(2016), Wati dan Darmayanti (2013),
Wahyuni dkk (2013), Herawati (2013),
Sukirni (2012) dan Rachman (2016),
menyatakan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
H7 : Kebijakan dividen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Kerangka konseptual dalam
penelitian ini akan menjelaskan hubungan
antara masing-masing variabel dapat
dilihat pada Gambar 1.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada Bursa
Efek Indonesia, dengan objek penelitian
sektor manufaktur periode 2013 sampai
dengan 2017. Penelitian ini penarikan
sampel dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling, dimana
peneliti memberikan kriteria tertentu
dalam penarikan sampel. Adapun kriteria-
kriteria yang harus dipenuhi sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI), 2) Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013 sampai dengan
2017, dan 3) Perusahaan yang
mempublikasi laporan keuangan lengkap
dan membagikan dividen selama periode
2013 sampai 2017. Serta variabel yang
terkait dalam penelitian yaitu ukuran
perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan
nilai perusahaan. Sehingga berdasarkan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 62-81 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
69
H4
H1
H2 H7
H3
H6
H5
Gambar 1. Model Kerangka Teoritis
kriteria-kriteria diatas, maka jumlah
sampel yang didapatkan berjumlah 21
perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut Sugiarto (2017: 202) Data
sekunder merupakan data primer yang
diperoleh oleh pihak lain atau data primer
yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pengumpul data
primer atau oleh pihak lain dalam bentuk
tabel-tabel atau diagram-diagram.Data
tersebut didapatkan dari laporan keuangan
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada Periode 2013-
2017 yang memenuhi kriteria sampel
penelitian.Data laporan keuangan
diperoleh sebagai berikut 1) Indonesia
Stock Exchange (IDX) yang
dipublikasikan di www.idx.co.id, 2)
Saham Ok www.sahamok.com, 3) Yahoo
finance, dan 4) Profil perusahaan-
perusahaan yang mempublikasikan
laporan tahunan dan laporan keuangan
setiap tahunnya.
Metode Analisis
Metode analisis data melalui
regresi linier berganda dengan
menggunakan SPSS 22. Model pada
penelitian ini mengacu pada model regresi
data panel yang diperkenalkan oleh
Howles pada tahun 1950 (Winarno, 2009)
untuk menyelidiki pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas dan likuiditas
terhadap kebijakan dividen dan nilai
perusahaan sebagai berikut:
DPR = α + β1 Sizeit + β2 ROAit +β3 CRit + e (1)
PBV = α + β1 Sizeit + β2 ROAit +β3 CRit + β4
DPRit+ e (2)
Keterangan:
DPR = Dividend Payout Ratio
PBV = Price to Book Value
i = 1,2,3,…,20 (jumlah perusahaan
manufaktur)
t = 1,2,3,4,5 (tahun 2013-2017)
α = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi tiap variabel
independen
Size = Ukuran Perusahaan
ROA = Profitabilitas
CR = Likuiditas
Nilai Perusahaan Kebijakan Dividen Profitabilitas
Likuiditas
Ukuran Perusahaan
70
Variabel Operasional
Dalam penelitian ini variabel
operasional yang digunakan adalah:
1. Variabel Dependen
- Kebijakan Dividen
Rumus untuk menghitung kebijakan
dividen sebagai berikut:
SharePerEarning
ShareperDividenRatioPayoutDeviden
- Nilai Perusahaan
Rumus untuk menghitung nilai
perusahaan sebagai berikut:
SahamPerlembarBukuNilai
SahamLembarPerPasaraHValueBooktoice
argPr
BeredarSahamJumlah
SahamPemegangEkuitasSahamPerlembarBukuNilai
2. Variabel Independen
- Ukuran Perusahaan
Rumus untuk menghitung ukuran
perusahaan sebagai berikut:
Size = Log Total Assets
- Profitabilitas
Rumus untuk menghitung
profitabilitas sebagai berikut:
AssetsTotal
TaxesAfterEarningAssetOnturn Re
- Likuiditas
Rumus untuk menghitung likuditas
sebagai berikut:
LancargHu
LancarAktivaioCurrentRat
tan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 dapat
diketahui hasil perhitungan mean, standar
deviasi, serta nilai maksimum, dan
minimum dari setiap variabel. Dalam hasil
pengujian statistik deskriptif, rata-rata
(mean) dari variabel dividend payout ratio
(DPR) menunjukkan bahwa pembayaran
dividen rata-rata yang diperoleh investor
adalah sebesar 0.521869 (52,18%).
Pembayaran dividen tertinggi adalah
4.1354 (413.54%) yang terjadi pada
perusahaan Charoen Pokphand Indonesia
Tbk sedangkan pembayaran dividen yang
terendah adalah sebesar -0,6047 (-0.60%)
yang terjadi pada perusahaan Indomobil
Sukses Internasional Tbk. Variabel
dividend payout ratio (DPR) memiliki
nilai mean yang lebih kecil dari nilai
standar deviasinya yang sebesar
0,5918362 (59.18%). Hal ini
menunjukkan persebaran data yang
kurang baik.
Pada variabel price to book value
(PBV) memiliki rata-rata sebesar 7,5981,
standar deviasi sebesar 13,96299, karena
nilai rata-rata lebih kecil daripada standar
deviasinya, menunjukkan bahwa rata-rata
perolehan price to book value tidak
terdistribusi secara baik.
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Sumber: Data diolah dengan SPSS (2019)
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Size 150 26.56274840 33.32018391 30.0491322145 1.72746899114
ROA 150 .0009 .5300 .133585 .1187631
CR 150 .5100 12.9900 2.500945 1.9280080
DPR 150 -.6047 4.1354 .521869 .5918362
PBV 150 .10 82.44 7.5981 13.96299
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 62-81 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
71
Adapun nilai maksimum yang
dihasilkan oleh variabel PBV adalah
sebesar 82,44, dan nilai minimumnya
sebesar 0,10. Nilai rata-rata PBV sebesar
7,5981. Variabel sizememperoleh nilai
minimumnya sebesar26,56274840, dan
nilai maksimumnya sebesar
33,32018391dengan rata-rata sebesar
30,04913221. Nilai rata-rata ini lebih
besar daripada nilai standar deviasinya
yang sebesar 1,72746899. Hal ini
menunjukkan data terdistribusi dengan
baik.
Variabel Return on Assets (ROA)
memperoleh nilai minimum sebesar
0,0009 (0,09%) dan nilai maksimumnya
sebesar 0,5300 (53,00%) dengan rata-rata
yang dihasilkan sebesar 0,133585
(13,35%). Nilai rata-rata ini lebih besar
daripada nilai standar deviasinya yang
sebesar 0,1187631 (11,87%). Hal ini
menunjukkan data terdistribusi dengan
baik.
Variabel Current Ratio (CR)
memperoleh nilai minimunya sebesar
0,5100 (51.00%) dan nilai maksimumnya
sebesar 12.9900 (1299,00%) dengan nilai
rata-rata sebesar 2,500945 (250,09%).
Nilai rata-rata ini lebih besar daripada
nilai standar deviasi yang sebesar
1.9440426 (194.40%). Hal ini
menunjukkan bahwa data terdistribusi
dengan baik.
Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan metode
analisis regsresi linear berganda (Multiple
Linear Regression). Analisis ini dilakukan
untuk membuktikan apakah ada pengaruh
antar variabel bebas terhadap variabel
dengan persamaan kuadrat terkecil
(Ordinary Least Square). Pengujian
parsial bertujuan untuk melihat apakah
variabel independen berpengaruh dan juga
signifikan atau tidak secara parsial, maka
dapat dilihat dengan t parsial (pada tabel
ditunjukkan dengan t-Statistic).
Tabel 2 Hasil Pengujian t Statistik Persamaan I
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constants) -0.115 0.402 -0.286 0.775
Lag_Size 0.012 0.017 0.065 0.747 0.978
Lag_ROA 1.580 0.231 0.585 6.826 0.000
Lag_CR 0.001 0.014 0.003 0.037 0.971
Tabel 3 Hasil Pengujian t Statistik Persamaan I
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error Beta
2
(Constants) -4.532 3.797 -1.193 0.236
Lag_Size 0.274 0.213 0.049 1.287 0.202
Lag_ROA 86.824 3.717 0.891 23.359 0.000
Lag_CR -2.063 0.208 -0.378 -9.907 0.000
Lag_DPR 0.233 0.415 0.021 0.561 0.576 Sumber: Data diolah dengan SPSS (2019)
72
Berikut adalah hasil pengujian t
dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Hubungan ukuran perusahaan terhadap
kebijakan dividen menunjukkan bahwa
nilai koefisiennya sebesar 0,012 yang
arahnya positif. Nilai signifikansinya
sebesar 0,978 > 0,05 menyatakan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan.
Sehingga hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa hubungan antara
size dengan dividend payout ratio (DPR)
berpengaruh positif dan tidak signifikan.
Sehingga, H1 ditolak. Hal ini bertolak
belakang dengan penelitian Mehta (2012),
Awad (2015), Labhane (2016), dan Yusof
dan Ismail (2016) yang menemukan
hubungan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen.
Sinabutar dan Anggoro (2015)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
yang diproksikan dengan log natural of
total asset berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap dividend payout
ratio. Alasan mengapa ukuran perusahaan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap rasio pembayaran dividen karena
dalam industri barang konsumen total aset
perusahaan tidak menjadi masalah dalam
menentukan rasio pembayaran dividen.
Ini didukung secara empiris di mana ada
perusahaan dengan total aset kecil yang
mampu membayar dividen dalam rasio
tinggi. Sehingga ukuran perusahaan tidak
berpengaruh besar pada rasio pembayaran
dividen yang dilakukan oleh perusahaan.
Karena dalam menetapkan kebijakan
dividen perusahaan tidak terlalu
mempertimbangkan total asset yang
dimiliki. Melainkan mempertimbangkan
laba yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam mendistribusikan pembayaran
dividen atau laba ditahan.
Hubungan profitabilitas terhadap
kebijakan dividen menunjukkan bahwa
nilai koefisiennya sebesar 1,580 dengan
arahnya positif, sedangkan nilai
signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05.
Sehingga hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa hubungan antara
return on asset (ROA) dengan dividend
payout ratio (DPR) berpengaruh positif
dan signifikan pada tingkat signifikansi
5%. H2 diterima. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati
(2013), Awad (2015), Labhane (2016),
Putri (2017), Arif dan Fatima (2013),
Imran (2011), dan Junita, Erwin dan
Bastari (2018) yang menemukan bahwa
hubungan profitabilitas berpengaruh
positif signifikan terhadap kebijakan
dividen. Hasil ini sesuai dengan teori
sinyal, yang dimana (Bhattacharya, 1979)
mengatakan bahwa semakin besar laba
yang dihasilkan oleh perusahaan maka
semakin besar pula dividen dibagikan
perusahaan kepada para pemegang saham.
Sehingga perusahaan dapat mengirimkan
sinyal positif kepada para investor melalui
laba bersih yang dihasilkan dan dividen
yang dibagikan kepada para pemegang
saham bahwasanya perusahaan tersebut
stabil secara finansial dan tetap
menguntukan untuk para investor. Miller
dan Modigliani (1961) menyatakan bahwa
suatu kenaikan dividen yang lebih besar
daripada yang diperkirakan merupakan
sinyal positif bagi para investor bahwa
manajemen perusahaan memperkirakan
peningkatan laba dimasa yang akan
mendatang.
Likuiditas yang diproksikan
sebagai current ratio (CR) memiliki
73
pengaruh positif terhadap kebijakan
dividen karena nilai coefficient sebesar
0,001 dengan tingkat signifikansi yang
bernilai 0,971 > 0,05. Sehingga H3
ditolak. Hasil ini tidak sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Junita, Erwin dan Bastari (2018),
Mui dan Mazlina (2016), Diantini dan Ida
(2016), Mehta (2012), Labhane dan
Mahkud (2016) dan Sinabutar dan
Anggoro (2015) yang menyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Maladjian (2014)
menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
kebijakan dividen. Jensen dkk (1992),
Rozeff (1982) dan Easterbrook (1984)
berpendapat bahwa perusahaan dengan
likuiditas tinggi harus membayar dividen
yang lebih tinggi untuk mengurangi
konflik keagenan antara manajer dan
pemegang saham. Akan tetapi, pada
penelitian ini likuiditas tidak salah satu
penentu dalam pembayaran dividen.Hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Sinabutar
dan Anggoro, 2015) menyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Karena current ratio hanya untuk
mengukur kemampuan perusahaaan untuk
membayar hutang jangka pendeknya.
Hubungan positif berarti bahwa jika
pertumbuhan rasio saat ini meningkat,
maka nilai rasio pembayaran dividen akan
cenderung meningkat. Karena hasilnya
menunjukkan bahwa likuiditas tidak
memiliki hubungan yang signifikan, maka
perubahan nilai likuiditas tidak banyak
berpengaruh pada rasio pembayaran
dividen. Hubungan yang tidak signifikan
dari pertumbuhan rasio lancar karena pada
dasarnya pertumbuhan rasio lancar tidak
secara langsung terkait dengan rasio
pembayaran dividen. Rasio lancar
mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar liabilitas saat ini dengan aset
lancar.
Ukuran perusahaan memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan karena nilai
coefficient sebesar 0,274 dengan tingkat
signifikansi yang bernilai 0,202 > 0,05.
Sehingga H4 ditolak. Hal ini bertolak
belakang dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rizqia dkk (2013),
Nurhayati (2013), Anggraini (2014),
Pardiyanto (2016) dan Putra dan Lestari
(2016) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh
(Patricia, Primsa dan Malem, 2018) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan yang besar belum bisa
menjamin nilai perusahaannya tinggi,
karena perusahaan yang besar memiliki
tanggungjawab financial dan pembuat
kematangan rencana keuangan yang harus
dibuat dengan memperhatikan aspek
mikro dan makro ekonomi, termasuk
persoalan sumber dana yang akan
digunakan oleh perusahaan.
Profitabilitas memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan karena nilai coefficient
sebesar 86,824 dengan tingkat
signifikansi yang bernilai 0.000 < 0,05.
Sehingga H5 diterima. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rizqia dkk (2013),
Nurhayati (2013), Anggraini (2014),
74
Pardiyanto (2016) dan Putra dan Lestari
(2016) yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Rizqia, Aisjah dan Sumiati, 2013)
menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hubungan
antara profitabilitas dan nilai perusahaan
didasarkan pada teori pensinyalan, jika
perusahaan dapat menghasilkan laba yang
stabil dan lebih tinggi, maka itu dilihat
sebagai sinyal positif oleh investor terkait
dengan kinerja perusahaan.Hasil ini
menunjukkan efek positif dari
profitabilitas pada nilai perusahaan.
Temuan ini mendukung Chen dan Steiner
(2000) dan Iturriaga dan Sanz (2001)
dalam (Rizqia dkk, 2013) yang
menyatakan profitabilitas yang lebih
tinggi (pengembalian aset) dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Likuiditas memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan karena nilai coefficient
sebesar -2,063 dengan tingkat signifikansi
yang bernilai 0,000 < 0,05. Sehingga H6
ditolak. Hasil ini tidak sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Putra dan Lestari (2016), Wati dan
Darmayanti (2013), Rahcman (2016)
yang menyatakan bahwa likuiditas
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Siddik dan
Mochammad (2017) menyatakan bahwa
terdapat hubungan current ratio terhadap
PBV yang negatif dan signifikan. Karena
likuiditas yang tinggi tidak memberikan
sinyal yang positif kepada investor.
Likuiditas yang tinggi dapat menjadi salah
satu indikasi sebuah perusahaan memiliki
aset lancar yang menganggur dan tidak
digunakan. Ditambah dengan objek
perusahaan properti, yang seharusnya
memiliki tingkat aset total yang tinggi.
Maka dari itu, investor melihat
peningkatan likuiditas sebagai sinyal
negatif atas tidak efektifnya pengelolaan
aset yang terlalu banyak menganggur.
Begitupun sebaliknya, likuiditas yang
rendah menandakan aset tetap yang lebih
tinggi, dan akan memberikan sinyal
positif kepada investor.
Kebijakan dividen memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan karena nilai
coefficient sebesar 0,233 dengan tingkat
signifikansi yang bernilai 0,576 < 0,05.
Sehingga H7 ditolak. Hal ini bertolak
belakang dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Wahyuni (2014), Wati dan Darmayanti
(2013), Rachman (2016) dan Herawati
(2013) yang menyatakan bahwa kebijakan
dividen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori
Dividend Irrelevant, yang dimana Miller
dan Modigliani (1961) menyatakan bahwa
kebijakan dividen tidak memengaruhi
nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan
hanya ditentukan oleh kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan (earning power) dan resiko
bisnis, sedangkan bagaimana cara
membagi arus pendapatan menjadi
dividen dan laba ditahan tidak
memengaruhi nilai perusahaan. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nurhayati (2013) yang menyatakan
bahwa kebijakan dividen berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hubungan yang tidak
signifikan konsisten dengan penelitian
75
yang dilakukan oleh Modigliani dan
Miller (1958) mengatakan bahwa
kebijakan dividen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Mereka
berpendapat bahwa nilai perusahaan
hanya ditentukan oleh kemampuan
dasarnya untuk menghasilkan laba serta
risiko bisnisnya. Nurhayati (2013)
karenanya, nilai perusahaan lebih
bergantung pada kebijakan investasinya
(pendapatan yang dihasilkan oleh
aktivanya) dibandingkan dengan
bagaimana keuntungan dipisah antara
dividen dan laba ditahan. Perusahaan bisa
saja membagikan dividen yang besar
ataupun kecil asalkan dimungkinkan
pendapatan yang diperoleh bisa menutup
kekurangan sumber dana eksternal.
Pengujian koefisien determinasi (R2)
dilakukan untuk melihat seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependen dalam model regresi.
Nilai R2 yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independennya
memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Ghozali,
2013).
Hasil perhitungan koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel 4.
Diketahui bahwa R2 sebesar 0.338,
menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas dan likuiditas
menjelaskan variabel kebijakan dividen
sebesar 33,80%, sedangkan sisanya
sebesar 66.20% dijelaskan oleh variabel –
variabel lain diluar model yang dianalisis.
Pada persamaan 2 dapat dilihat pada Tabel
5 yang menunjukkan bahwa R2 sebesar
0.882, artinya bahwa variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan
kebijakan dividen menjelaskan variabel
nilai perusahaan sebesar 88,20%,
sedangkan sisanya sebesar 11,80%
dijelaskan oleh variabel – variabel lain
diluar model yang dianalisis.
PENUTUP
Penelitian ini menguji pengaruh
ukuran perusahaan, profitabilitas dan
likuiditas terhadap kebijakan dividen dan
nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama
periode 2013-2017. Berdasarkan
penelitian dan pembahasan yang sudah
dilakukan, maka peneliti dapat
memberikan kesimpulan dan saran seperti
dibawah ini:
1. Ukuran perusahaan berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
kebijakan dividen. Artinya, semakin
besar ukuran suatu perusahaan
maka semakin besar dividend
payout ratio yang dibagikan
perusahaan, namun tidak signifikan.
Tabel 4. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Persamaan I
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0.581a 0.338 0.316 .22818
Tabel 5. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Persamaan II
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
2 0.939a 0.882 0.876 2.43307 Sumber: Data diolah dengan SPSS (2019)
76
2. Profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan
dividen. Artinya, semakin besar laba
bersih yang dihasilkan oleh
perusahaan maka semakin besar pula
dividend payout ratioyang akan
dibayarkan kepada para pemegang
saham. Dengan begitu, perusahaan
dapat memberikan sinyal positif
untuk para investor di luar sana akan
prospek kinerja perusahaan yang
semakin meningkat. Sesuai dengan
teori information content or signaling
hypothesis Modigliani dan Miller
(1958) yang menyatakan bahwa
kenaikan dividen merupakan suatu
sinyal kepada para investor bahwa
manajemen meramalkan suatu
penghasilan yang baik di masa yang
akan datang. ROA mengalami
peningkatan karena laba yang
dihasilkan berupa earning after tax
juga mengalami kenaikan, sehingga
berpengaruh terhadap kenaikan ROA.
3. Likuiditas berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap kebijakan
dividen. Artinya, semakin besar
likuiditas perusahaan maka semakin
besar dividend payout ratioyang
dibayarkan oleh perusahaan untuk
para pemegang saham. Namun tidak
berpengaruh signifikan terhadap
dividend payout ratio.
4. Ukuran berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Artinya, semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin besar juga
nilai perusahaan tersebut. Namun
tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
5. Profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Artinya, semakin tinggi rasio return
on asset yang dihasilkan oleh
perusahaan maka semakin meningkat
pula nilai perusahaan. Hubungan
antara profitabilitas dan nilai
perusahaan didasarkan pada teori
pensinyalan, jika perusahaan dapat
menghasilkan laba yang stabil dan
lebih tinggi, maka itu dilihat sebagai
sinyal positif oleh investor terkait
dengan kinerja perusahaan. Dengan
rasio ROA yang tinggi akan menarik
minat para investor untuk
menanamkan modalnya di
perusahaan dan selanjutnya akan
mengakibatkan nilai perusahaan
(PBV) akan meningkat. Para analis
sekuritas dan pemegang saham
umumnya sangat memperhatikan
rasio ini. Semakin tinggi return yang
dihasilkan sebuah perusahaan, akan
semakin tinggi nilai perusahaan.
6. Likuiditas berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Artinya, semakin besar likuiditas
maka semakin menurun nilai
perusahaan.Namun berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
likuiditas yang rendah dapat
berdampak pada penurunan harga
saham perusahaan namun jika terlalu
tinggi dapat mengurangi kemampuan
laba perusahaan karena banyaknya
dana yang menganggur. Adanya
piutang tak tertagih dan persediaan
yang belum dijual dapat
menyebabkan tingginya likuiditas.
Jika hal tersebut lebih mendominasi
komponen aktiva lancar lainnya
tentunya ini berdampak pada
likuiditas perusahaan akan tinggi dan
seolah-olah perusahaan berada dalam
kondisi yang likuid.
77
7. Kebijakan dividen berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan. Artinya,
Meningkatnya nilai dividen tidak
selalu diikuti dengan meningkatnya
nilai perusahaan. Karena nilai
perusahaan ditentukan oleh
kemampuan perusahaan yang
menghasilkan laba dari aset-aset
perusahaan atau kebijakan
investasinya. Sesuai dengan teori
Dividend Irrelevant, yang dimana
Miller dan Modigliani (1961)
menyatakan bahwa kebijakan dividen
tidak memengaruhi nilai perusahaan.
Karena nilai perusahaan hanya
ditentukan oleh kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan (earning power) dan
resiko bisnis, sedangkan bagaimana
cara membagi arus pendapatan
menjadi dividen dan laba ditahan
tidak memengaruhi nilai perusahaan.
Hubungan yang tidak signifikan
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Modigliani dan Miller
(1958) mengatakan bahwa kebijakan
dividen tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Mereka
berpendapat bahwa nilai perusahaan
hanya ditentukan oleh kemampuan
dasarnya untuk menghasilkan laba
serta risiko bisnisnya.
Guna kepentingan lebih lanjut, ada
beberapa saran yang diajukan oleh penulis
yang dapat dipertimbangkan oleh peneliti
selanjutnya dan pihak perusahaan, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagi investor, disarankan untuk
memperhatikan ukuran perusahaan,
profitabilitas, likuiditas dan nilai
perusahaan serta mempertimbangkan
rasio-rasio keuangan lainnya dalam
menginvestasikan modalnya agar
investor mendapatkan keuntungan
yang optimal.
2. Bagi akademisi dan penelitian
selanjutnya, disarankan agar
melakukan penelitian terhadap
kebijakan dividen dan nilai
perusahaan dengan faktor-faktor
lainnya seperti leverage, business
risk, PER dan growth dan sebagainya.
Sehingga untuk penelitian
selanjutnya lakukan masa
penelitiannya di atas 5 tahun agar
mendapatkan hasil yang bagus.
3. Bagi Emiten, disarankan sebelum
menentukan kebijakan dividen yang
akan dibagikan kepada pemegang
saham, sebaiknya memperhatikan
ukuran perusahaan, profitabilitas dan
likuiditas sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan
tersebut. Akan tetapi, yang paling
utama yang harus diperhatikan adalah
profitabilitas yang dihasilkan dari
laba sesudah pajak.
REFERENSI
Alber, N., & Alhabtour, A. (2017).
Determinants of dividend policy in
Saudi listed companies. Available
at SSRN 2909270.
Anggraini, Ratih. (2014). Analisis
Pengaruh Price Earning Ratio
(Per), Debt To Equity Ratio (Der),
Return On Asset (Roa), Current
Ratio (Cr) Dan Firm size Terhadap
Nilai Perusahaan (Pbv) Pada
Perusahaan Sektor Property, Real
Estate & Building Construction
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2008-
2012.
78
Awad, Bahaa. (2015). Determinants Of
Dividend Policy in Kuwait Stock
Exchange. International Journal of
Business and Management
Review. Vol.3(7), 72-78.
Bhattacharya, S. (1979). Imperfect
Information, Dividend Policy, and
‘The Bird in The Hand’ Fallacy.
Bell Journal of Economics, Vol.
10(1), 259-270.
Brigham, E.F, dan Houston, J.F. (2011).
Essentials of Financial
Management, Edisi 11. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Chen, C.R. & Steiner, T. L. (2000).
Tobin’s q, managerial ownership,
and analyst coverage : a non linear
simultaneous equations model.
Journal of Economics and
Business, Vol. 52, 365-382.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin,
Hendy M. (2012). Pasar Modal di
Indonesia: Pendekatan Tanya
Jawab Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Diantini, Olivia dan Badjra, Ida Bagus.
(2016). Pengaruh Earning Per
Share, Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan dan Current Ratio
Terhadap Kebijakan Dividen”. E-
Jurnal Manajemen Unud, Vol.
5(11), 6795-6824
Easterbrook, F. H. (1984). Two Agency-
Cost Explanations On Dividends.
American Economic Review, 74,
650– 659.
Eko Prasetia, Ta’dir, Parengkuan Tommy,
Ivone S. Taerang. (2014). Struktur
Modal, Ukuran Perusahaan dan
Risiko Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan Otomotif yang
terdaftar di BEI. Jurnal EMBA.
Vol. 2(2), 879-889.
Fahmi, Irham. (2014). Manajemen
Keuangan Perusahaan Dan Pasar
Modal. Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media.
Fama, E. F., & French, K. R. (2001).
Disappearing dividends: Changing
firm characteristics or lower
propensity to pay. Journal of
Financial economics, Vol. 60(1),
3–43.
Gamayuni, Rindu Rika. (2015).The Effect
Of Intangible Asset, Financial
Performance And Financial
Policies On The Firm Value.
International Journal Of Scientific
& Technology Research. Vol. 4(1)
Gordon, M. J. (1959). Dividens, Earnings
and Stock Prices. Review of
Economics and Statistics, Vol. 35
(2), 223-334.
Gultom, R, Agustina dan Sri Widia
Wijaya. (2013). Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan
Farmasi di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil,
Vol. 3, No. 1.
Harmono. (2011). Manajemen Keuangan:
Berbasis Balanced Scorecard,
Edisi 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartanto, Heru K, Diana, P dan Fathoni,
Aziz. (2018). The Effect Of
Profitability, Leverage, and
Liquidity to Dividend Policy With
Good Corporate Governance As
Intervening Variables ( In Textil
and Garment Company Listed in
BEI Period of 2012-2016).
Journal of Management, Vol.4 (4)
Herawati, Titin. (2013) Pengaruh
Kebijakan Dividen, Kebijakan
Hutang Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan.
79
Universitas Negeri Padang. Jurnal
Manajemen. Vol. 2(2), 1-18.
Hermuningsih, S. (2012). Pengaruh
Profitabilitas, Size Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Sub-Sektor Industri
Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal siasat bisnis
Vol. 16(2)
Issa, Ayman I. F. (2015). The
Determinants of Dividend Policy:
Evidence from Malaysian Firms.
Research Journal of Finance and
Accounting,Vol.6(1)
Iturriaga, F.J.L. & Sanz, J.A.R. (2001).
Ownership structure, corporate
value, and firm investment : a
simultaneous equations analysis of
spanish companies. Journal of
Management and Governance,
Vol. 5, 179-204.
Jabbouri, Imad. (2016). “Determinants of
Corporate Dividend Policy in
Emerging Markets: Evidence
From MENA Stock Markets”.
Research in International
Business and Finance. Vol. 37,
283-298.
Jariah, Ainun. (2016). Likuiditas,
Leverage, Profitabilitas
Pengaruhnya Terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur Di
Indonesia Melalui Kebijakan
Dividen. Riset Akuntansi dan
Keuangan Indonesia.
Jensen, M. C. dan W. Meckling. (1976).
The Theory of The Firm:
Managerial Behavior, Agency
Cost and Ownership Structure.
Journal of Financial Economics,
Vol. 3, 305-360.
Jensen, G.R., Solberg, D.P. & Zorn, T.S.
(1992). Simultaneous
determination of insider
ownership, debt, dan dividend
policies. Journal of Financial and
Quantitative Analysis, Vol. 27(2),
247-263.
Junita, Rahel, Erwin Abubakar dan
Bastari. (2018). Effect Of
Profitability, Liquidity, Leverage,
Growth And Measurement Of
Companies On Devidend Policy
On Manufacturing Company That
Registered On Idx 2014-2016.
Universitas Sumatra Utara.
Labhane, N. B., & Mahakud, J.
(2016). Determinants of Dividend
Policy of Indian Companies.
Paradigm, Vol. 20(1), 36–55.
Lloyd, W. P, Jahera, J. S dan Page, D. E.
(1985). Agency Costs and
Dividend Payout Ratios.
Quarterly Journal of Business and
Economics, Vol. 24, 19-29.
Mahendra Dj, Alfredo, Luh Gede Sri
Anita dan A.A Gede Suarjaya.
(2012). Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen,
Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan, Vol. 6(2)
Maladjian, Christopher, dan El Khoury,
Rim. (2014). Determinants Of the
Dividen Policy: An Empirical
Study on the Lebanese Listed
Banks. International Journal of
Economics and Finance, Vol.6 (4)
Margaretha, Farah. (2011). Manajemen
Keuangan Untuk Manajer
NonKeuangan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
80
Mehta, Anupam. (2012). An Empirical
Analysis of Determinants of
Dividend Policy-Evidence from
the UAE Companies. Global
Review of Accounting and
Finance, Vol.3(1), 18-31.
Modigliani, F dan Merton H. Miller.
(1958). The Cost of Capital,
Corporation Finance, And The
Theory of Investment. The
American Economic Review, Vol.
48(3), 261-297.
Miller, M. H, dan Modigliani, F. (1961).
Dividend Policy, Growth and the
Valuation of Shares. Journal of
Business, Vol. 34(4), 411-433.
Miller, Merton H. dan Kevin Rock.
(1985). Dividend Policy Under
Asymetric Information. The
Journal of Finance & Accounting,
1031-1051.
Mulyani, S., Amboningtyas, D., &
Fathoni, A. (2017). The Influence
Of Liquidity, Profitability,
Leverage On Firm Value With
Capital Structure As Intervening
Variable (In Plantation Sub Sector
Company 2012-2016 Listed In
Bei). Journal of Management,
Vol. 3(3).
Mui, Yong Teck dan Mazlina Mustapha.
(2016). Determinants Of Dividend
Payout Ratio: Evidence From
Malaysian Public Listed Firms.
Journal Of Applied Environmental
And Biological Sciences, Vol,
6(1S)48-54
Nasser, Ali, Tabari, Yadollah Z and
Shahrokh Shirazi. (2013).
Examining The Determinants of
Dividend Policy in Listed
Companies in Tehran Stock
Exchange. Indian Journal of
Fundamental and Applied Life
Sciences ,Vol. 5 (3), 2375-2382.
Nurhayati, Mafizatun. (2013).
Profitabilitas, Likuiditas Dan
Ukuran Perusahaan Pengaruhnya
Terhadap Kebijakan Dividen Dan
Nilai Perusahaan Sektor Non Jasa.
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol.
5(2)
Owolabi, Ademola, B. (2012). Effect of
Organizational Justice and
Organizational\Environment on
Turn-Over Intention of Health
Workers in Ekiti State, Nigeria.
Journal of Research in World
Economy.Vol. 3(1)
Putra, AA Ngurah D.A, dan Lestari, Putu
V. (2016). Pengaruh Kebijakan
Dividen, Likuiditas, Profitabilitas,
dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 5(7),
4044-4070
Patricia, Primsa Bangun dan Malem Ukur
Tarigan. (2018). Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Kinerja
Keuangan Sebagai Variabel
Intervening (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Manajemen
Bisnis, Vol.13(1)
Rachman, Nur Aidha. (2016). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan PadaSektor Industri
Food And Beverages Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Pada Tahun 2011-2015.
Jurnal Pendidikan dan Ekonomi,
Vol. 5(5)
81
Rizqia, Dwita Ayu, Aisjah, Siti, dan
Sumiati. (2013). Effect of
Managerial Ownership, Financial
Leverage, Profitability, Firm Size,
dan Investment Opportunity on
Dividend Policy and Firm Value.
Research Journal of Finance and
Accounting, Vol. 4(11)
Rozeff, M.S. (1982). Growth, Beta, And
Agency Costs As Determinants Of
Dividend Payout Ratios. The
Journal Of Financial Research,
5(3), 249-259.
Sartini, Luh Putu Novita dan Ida Bagus
Anom Purbawangsa. (2014).
Pengaruh Keputusan Investasi,
Kebijakan Dividen, Serta
Keputusan Pendanaan Terhadap
Nilai Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen, Strategi Bisnis dan
Kewirausahaan, Vol. 8(2)
Siddik, Muhammad Hafiz dan
Mochammad Chabachib. (2015).
Pengaruh Roe, Cr, Size, Dan
Kepemilikan Institusional
Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Struktur Modal Sebagai
Variabel Intervening. Diponegoro
Journal Of Management, Vol. 6(4)
Sinabutar, Alexander dan Anggoro Budi
Nugroho. (2015). Dividend
Payout Ratio In Indonesian
Consumer Goods Industry: Panel
Analysis And Determinant Factors
In 2004-2013. Journal Of
Business And Management Vol.
4(4)
Sudana, I Made. (2015). Manajemen
Keuangan Perusahaan Teori dan
Praktik Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Sugiarto. (2017). Metodologi Penelitian
Bisnis Edisi 1. Yogyakarta: ANDI.
Sugiyono, Arif. (2012). Manajemen
Keuangan untuk Praktisi
Keuangan. Jakarta : PT Grasindo.
Sukirni, Dwi. (2012). Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Deviden
Dan Kebijakan Hutang Analisis
Terhadap Nilai Perusahaan.
Accounting Analysis Journal
Journal 1 (2)
Wahyuni, Tri, Endang Ernawati dan
Werner R. Murhadi. (2013).
Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan
Di Sektor Property, Real Estate
and Building Contruction Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2008-
2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol. 2(1)
Wati, Ni Kadek Ari Lina dan Ni Putu Ayu
Darmayanti. (2013). Pengaruh
Kepemilikan Manajerial Dan
Kinerja Keuangan Terhadap
Kebijakan Dividen Dan Nilai
Perusahaan. Jurnal Universitas
Udayana.
Winarno, Wing Wahyu. (2009). Analisis
Ekonometrika dan Statistika
dengan Eviews. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Yusof, Y., & Suhaiza Ismail. (2016).
Determinants of dividend policy
of public listed companies in
malaysia. Review of International
Business and Strategy, Vol. 26.
https://www.idx.co.id
https://www.sahamok.com/perusahaan-
manufaktur-di-bei/