TINJAUAN YURIDIS PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ISTRI YANG DILAKUKAN SUAMI
(STUDI PUTUSAN NO. 132/PID.SUS/2015/PN.SMN)
JURNAL ILMIAH
Oleh :
NURFAIZI RAHMAND1A015204
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH
TINJAUAN YURIDIS PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ISTRI YANG DILAKUKAN SUAMI
(STUDI PUTUSAN NO. 132/PID.SUS/2015/PN.SMN)
Oleh :
NURFAIZI RAHMAND1A015204
Menyetujui,
Pada tanggal,__________________
Pembimbing Pertama,
(Dr. H. Muhammad Natsir, SH., M.Hum.)
NIP : 19590126 198703 1 001
iii
TINJAUAN YURIDIS PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP ISTRI YANG DILAKUKAN SUAMI.”
(Studi Putusan Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn)
Nurfaizi RahmanD1A015204
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Pembunuhan Berencana adalah pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu untuk menghilangkan nyawa orang lain. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisa penerapan hukum pidana materiil serta menganalisa pertimbangan hakim dalam memutus perkara pembunuhan berencana dan faktor-faktor yang memberatkan atau meringankan terdakwa dalam Putusan Pengadilan Negeri Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif dengan menggunakan studi kepustakaan dan mengumpulkan bahan hukum seperti peraturan perundangan-undangan, putusan kasus terkait dan bahan non-hukum seperti buku, internet dan kamus bahasa. Hasil penelitian yaitu penerapan hukum pidana materiil menggunakan Pasal 340 KUHP tidak sesuai karena terdapat unsur yang tidak terpenuhi dan pertimbangan hakim sudah tepat menggunakan pertimbangan yuridis dan non-yuridis namun pada putusan tidak sesuai karena belum secara jelas menerangkan tentang unsur “direncanakan terlebih dahulu”.
Kata Kunci : Pembunuhan berencana terhadap istri
“JURIDICAL REVIEW OF PREMEDITATED MURDER OF WIFE COMMITTED BY A HUSBAND”
(Study of Decision Number 132/Pid.Sus/2015/Pn.Smn)
ABSTRACT
Premeditated Murder is a term that is used to describe a murder that was planned in advance and was carried out willfully to eliminate human’s. The purpose of this study to analyze the application of material penal law and analyze the judge’s consideration in order to decide criminal act about premediated murder and describe all factors that possibly could relieve or worsen the defendant in District Court Decision Number 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn. This research using legal normative research with library research methods to inventories and examine legal materials such as rules, court decisions and non-legal materials such as books, internet etc. The result of this research is application of Pasal 340 KUHP in this case is not accordance because all the elements of Pasal 340 KUHP not fulfilled and the decision still not accordance because of lack explanation about “planned” element.
Keywords : Premeditated Murder against wife
iv
I. PENDAHULUAN
Pembunuhan diartikan sebagai tindakan untuk menghilangkan nyawa
orang lain dengan cara yang melanggar hukum maupun yang tidak melawan
hukum.1 Dalam hal terjadinya peristiwa pembunuhan, yang perlu diperhatikan
adalah ketentuan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan biasa dan Pasal 340
KUHP tentang pembunuhan berencana Perbedaan mendasar antara pembunuhan
biasa (doodslag) dan pembunuhan berencana (moord) yaitu pada unsur
“direncanakan” perbuatan tersebut. Direncanakan terlebih dahulu (voorbedachte
rade) dalam tindak pidana pembunuhan berencana berarti adanya tempo atau
jarak waktu antara timbulnya niat dengan pelaksanaan bagi si pembuat untuk
berpikir dengan tenang bagaimana melakukan pembunuhan tersebut.2
Dalam Putusan Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn., Terdakwa yang
bernama Arie Soebianto berusia 53 tahun didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum
dengan dakwaan berbentuk Subsidaritas Alternatif (Primair Pasal 340 KUHP,
Subsidair Pasal 338 KUHP, Lebih Subsidair Pasal 351 ayat (3) KUHP, atau kedua
Primair Pasal 44 ayat (3) UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga) karena telah melakukan tindak pidana pembunuhan
berencana terhadap Maria Christina Sriani Pudji Rahayu Trisno yaitu istrinya
sendiri.
Berawal pada tanggal 14 November 2014 ketika terdakwa akan berangkat
meninggalkan rumahnya, terjadi selisih pendapat antara terdakwa dengan korban.
1 Wikipedia, Pembunuhan, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan, diakses pada tanggal 2 November 2018
2 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, Politeia, Bogor, 1988, hlm. 241
v
Karena adanya perselisihan tersebut terdakwa emosi/marah kepada korban dan
melakukan pemukulan terhadap korban secara berulang-ulang terhadap tubuh
korban sampai korban terlihat tidak dapat bergerak lagi. Melihat kondisi korban
yang sudah terbaring tak berdaya, terdakwa kemudian pergi meninggalkan
kediamannya. Akibat dari kekerasan yang dilakukan terdakwa mengakibatkan
korban mengalami luka serius dan akhirnya meninggal dunia.
Di dalam dakwaan kesatu primair, tuntutan, serta pertimbangan hakim
diuraikan bahwa terdakwa memenuhi unsur-unsur Pasal 340 KUHP. Dalam hal
ini penyusun menemukan adanya unsur yang tidak terpenuhi yaitu unsur “dengan
rencana” yang menjadi esensi dari Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan
berencana. Karena dalam pembuktian persidangan dibuktikan bahwa pemukulan
tersebut murni dilakukan terdakwa karena emosi dan melihat korban bukan
sebagai istrinya melainkan sebagai pimpinan perusahaan tempat terdakwa bekerja
dan pemukulan tersebut dilakukan secara spontan tanpa adanya perencanaan
apapun sebelumnya khususnya tidak dengan niat untuk menghilangkan nyawa
korban yaitu istrinya sendiri. Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
mendorong penyusun untuk melakukan penelitian hukum mengenai pengkajian
kembali kesesuaian aturan yang diterapkan dalam putusan dengan penelitian
hukum yang berjudul: “TINJAUAN YURIDIS PEMBUNUHAN
BERENCANA TERHADAP ISTRI YANG DILAKUKAN SUAMI.” (Studi
Putusan Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn).
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan hukum pidana materiil dalam
vi
pembunuhan berencana terhadap istri yang dilakukan suami (Studi Putusan
Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn)?; 2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan berat ringannya putusan pada kasus pembunuhan berencana
tersebut?.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai ; 1. Untuk
mengetahui dan menganalisa penerapan hukum pidana materiil pada Putusan
Nomor 132/Pid.Sus/2015/PN.Smn; 2. Untuk mengetahui dan menganalisa
pertimbangan hakim pada kasus pembunuhan berencana dan faktor-faktor yang
dapat memberatkan/meringankan terdakwa.
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam pengembangan
hukum, khususnya hukum pidana kasus pembunuhan berencana; 2. Manfaat
praktis, penelitian ini ini dapat dijadikan pertimbangan dalam menangani kasus
pembunuhan berencana..
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan
pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan pendekatan kasus.
Sumber bahan hukum yang digunakan adalah data kepustakaan dan jenis bahan
hukum berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang dikumpulkan
dengan cara inventarisasi dan identifikasi bahan hukum yang sesuai dengan
penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode penafsiran hukum berdasarkan bahan hukum dan fakta hukum.
II. PEMBAHASAN
vii
Penerapan Hukum Pidana Materiil Dalam Pembunuhan Berencana
Terhadap Istri Yang Dilakukan Suami (Studi Putusan Nomor
132/Pid.Sus/2015/PN.Smn)
Dalam penerapan hukum Pidana materiil, tentu faktor kesalahan menjadi
krusial dalam menentukan peran terdakwa dalam perkara yang diajukan. Setelah
segala proses hukum acara dijalankan antara lain pembacaan dakwaan, tuntutan,
pembuktian dan mendengarkan pembelaan dari terdakwa/kuasa hukumnya, maka
untuk menentukan seseorang tersebut bersalah atau tidak dlihat dari pemenuhan
segala unsur yang terdapat dalam pasal-pasal dalam dakwaan yang diancamkan
pada terdakwa.
Dalam Pembunuhan Berencana yang dilakukan terhadap istri oleh suami
dalam Putusan Nomor: 132/Pid.Sus/PN.SMN, Terdakwa telah didakwa oleh
Penuntut Umum dipersidangan dengan dakwaan berbentuk SUBSIDAIRITAS
ALTERNATIF. Sehingga untuk mengetahui kesesuaian unsur-unsur pasal yang
terdapat dalam dakwaan penuntut dengan fakta-fakta yang terjadi dalam
persidangan, penyusun melakukan analisis khususnya pada Pasal 340 KUHP
sebagai pasal yang terdapat dalam Dakwaan KESATU Primair dan komparasi
dengan Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT) sebagai pasal yang
digunakan dalam Dakwaan KEDUA oleh penuntut umum.
Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana
viii
Untuk dapat membuktikan dakwaan dari Penuntut Umum bahwa
terdakwa telah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana yang
terdapat dalam Pasal 340 KUHP maka unsur-unsur dari Pasal 340 KUHP
harus dibuktikan secara kumulatif. Untuk membuktikan unsur-unsur Pasal
340 KUHP telah terpenuhi atau tidak marilah kita kaji kesesuaiannya
dengan fakta-fakta persidangan yang terbuka sebagai berikut:
Barang Siapa
Dalam kasus ini yang dimaksud dengan barang siapa ini adalah
terdakwa ARIE SOEBIANTO, laki-laki berusia 53 tahun, sehat secara
jasmani dan rohani. Berdasarkan keterangan saksi-saksi ditambah
pengakuan dari terdakwa dalam keterangannya di persidangan yang
terbuka maka unsur barang siapa telah terpenuhi;
Dengan Sengaja
Unsur dengan sengaja merujuk pada dolus dan culpa yang dikenal
sebagai kesengajaan dan kealpaan dalam tindak pidana;
Dalam kasus ini unsur dengan sengaja berdasarkan keterangan
terdakwa yang mengakui telah melakukan pemukulan secara bertubi-tubi
ke tubuh korban kemudian mencekik serta membanting kepala Korban ke
lantai sampai tergeletak tak berdaya merupakan suatu perbuatan yang
sudah melewati batas yang diizinkan yaitu suatu perbuatan yang walau
memberikan rasa sakit kepada orang lain namun dengan maksud tidak
melakukan penganiayaan.3 Hal ini juga didukung oleh keterangan saksi
ARDYANTA SUHU selaku tetangga korban dengan saksi lain seperti 3 Ibid, hlm. 245
ix
saksi SUTARWOTO selaku Ketua RT dan dr. SWANNY ELIZABETH
oeh karena itu dapat disimpulkan bahwa unsur dengan sengaja ini telah
terpenuhi.
Direncanakan Terlebih Dahulu
R. Soesilo menjelaskan bahwa pembunuhan berencana adalah
pembunuhan biasa (doodslag) akan tetapi dilakukan dengan rencana
terlebih dahulu. Direncanakan terlebih dahulu maksudnya ada tempo bagi
si pelaku untuk dengan tenang memikirkan misalnya dengan cara seperti
apa pembunuhan tersebut akan dilakukan4;
Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana unsur dengan
sengaja dan direncanakan terlebih dahulu dapat mengandung arti yang
kompleks dan sulit untuk dibuktikan. Dalam kasus ini jika melihat dari
keterangan saksi keterangan saksi MAYA DEWI ARYANI dan saksi
CITRA DEWI ARYANI yaitu anak dari korban dan terdakwa yang dalam
keterangannya mengatakan bahwa Terdakwa memiliki perempuan
selingkuhan yang menyebabkan hubungan antara Korban dan Terdakwa
tidak lagi harmonis.
Keterangan yang diajukan juga merupakan keterangan minor dan
tidak dapat membuktikan secara pasti bahwa ada perencanaan yang
dilakukan oleh Terdakwa untuk menghilangkan nyawa Terdakwa. Pada
keterangan lain yakni saksi MYRA HELTYANI, SE.MM. Binti Abdul
Rasim mengatakan bahwa pada sekira bulan lupa tahun 2014 ketika Saksi
bertemu dengan Terdakwa, Terdakwa sempat berfikir untuk membunuh 4 Ibid, hlm. 241.
x
istrinya dengan meminta bantuan kepada orang lain, Terdakwa berencana
akan membunuh istrinya tersebut dengan alasan karena tidak bisa
menyelesaikan gugatan cerai dengan istrinya, hal inijuga tidak dapat
dibuktikan oleh Penuntut Umum secara jelas mengenai keterangan yang
disampaikan tersebut.
Sehingga berdasarkan uraian fakta-fakta tersebut dapat
disimpulkan bahwa unsur direncanakan terlebih dahulu dalam perkara ini
tidak terpenuhi.
Merampas Nyawa Orang Lain
Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana adalah delik
materiil artinya bahwa tindakan tersebut barulah dikatakan sempurna
apabila sudah terjadi akibat, dan akibat yang dimaksudkan adalah matinya
seseorang karena perbuatan atau sikap orang lain.
Dalam kasus ini telah terbukti matinya Korban yang dilakukan
oleh Terdakwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan pengakuan
terdakwa serta fakta-fakta lain yang dibuktikan oleh Penuntut Umum.
Sehingga unsur merampas nyawa orang lain ini telah terpenuhi. Namun
yang menjadi persoalan yaitu teori dalam perbuatan menghilangkan nyawa
orang lain terdapat 3 hal syarat penting yaitu; perbuatan tersebut harus
dilakukan dengan sengaja dan timbul seketika itu juga; melenyapkan
nyawa seseorang harus perbuatan positif walau sekecil apapun; serta
perbuatan tersebut harus mengakibatkan kematian seketika itu juga
atau tidak lama dari perbuatan tersebut.
xi
Sebagai pertimbangan penyusun menganalisa bahwa berdasarkan
dakwaan Penuntut Umum bahwa pemukulan tersebut dilakukan sekitar
pukul 13.15 WIB tanggal 14 November 2014, sedangkan berdasarkan
keterangan saksi ARDYANTA SUHU, SAKSI SUTARWOTO (Ketua
RT), dan saksi dr. SWANNY ELIZABETH KASENDA yang datang
mengecek kondisi Korban di hari yang sama pada pukul 16.00 WIB bahwa
yang dilakukan saksi saat itu adalah memeriksa nadinya masih ada denyut
tetapi sangat lemah kemudian menelpon ambulance RS Panti Rapih.
Sehingga dapat pula diartikan bahwa Korban tidak mati seketika itu juga
namun masih ada waktu sebenarnya bagi Korban untuk mendapatkan
pertolongan medis yang secara teori kasus ini tidak hanya dapat sebagai
suatu tindak pidana pembunuhan berencana namun dapat pula dikaitkan
sebagai suatu tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan matinya
korban sehinga perlu dibuktikan dengan dakwaan lain oleh Penuntut
Umum yang lebih relevan.
Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Berat Ringannya Putusan Pada
Kasus Pembunuhan Berencana
Pertimbangan hakim yang jelas dan cermat dapat mencerminkan rasa
keadilan yang dimiliki oleh hakim dalam menangani suatu perkara sebelum
mengambil keputusan, maka semakin bagus pertimbangan hukum yang digunakan
xii
oleh hakim, semakin jelas terlihat keobjektifan yang dimilikinya. Jika argumen
hukum itu tidak benar dan tidak sepantasnya (proper), maka orang kemudian
dapat menilai bahwa putusan itu tidak benar dan tidak adil.5 Secara umum hakim
dalam menjatuhkan putusan perlu memperhatikan antara lain :
Pertimbangan Yuridis
Pertimbangan yang bersifat yuridis adalah pertimbangan Hakim yang
didasarkan pada faktor-faktor yang terungkap di dalam persidangan dan oleh
undang-undang telah ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat dalam putusan.
Pertimbangan Hakim yang bersifat yuridis diantaranya yaitu : a. Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum; b. Keterangan saksi; c. Keterangan terdakwa; Barang-barang
bukti.6
Faktor ini berkaitan dengan ketentuan-ketentuan pidana yang ada di dalam
dakwaan serta tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang dalam kasus ini adalah Pasal
340 KUHP tentang pembunuhan berencana sebagai hukum positif. Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara menyatakan bahwa unsur “barangsiapa”
dan unsur “dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu
menghilangkan jiwa orang lain” telah terbukti secara sah dan meyakinkan.
Beberapa pertimbangan hakim yang membuktikan “unsur dengan rencana”
telah terpenuhi pada pokoknya antara lain adanya hubungan mesra antara
Terdakwa dengan seorang wanita bernama MIRA dan adanya komitmen untuk
melanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius yaitu perkawinan maka cara
mewujudkannya adalah dengan melenyapkan nyawa korban; adanya harta gono 5 S.M. Amin, Hukum Acara Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta, 2009, hlm. 41
6 Marlina, Hukum Penitensier, Cet-1, Refika Aditama, 2011, Bandung, hlm. 146-147
xiii
gini yang ingin dikuasai terdakwa secara penuh yang caranya adalah dengan
membunuh korban, hal ini dianggap sebagai salah satu motif tindak pidana oleh
hakim; saksi a de charge yang dihadirkan Terdakwa memberikan keterangan yang
tidak relevan dengan perkara.
Berdasarkan pertimbangan tersebut penyusun mencoba merekonstruksi
ulang bahwa Terdakwa berdasarkan fakta-fakta yang terbukti dalam persidangan
melakukan pemukulan terhadap Korban karena emosi yang memuncak atau dapat
dikatakan tidak dalam keadaan suasana yang tenang. Selain itu pemukulan
tersebut dilakukan dengan cara yang spontan terlepas dari bagaimana cara
Terdakwa melakukan perbuatan tersebut sehingga penyusun berpendapat ketiga
unsur perencanaan sebelumnya dalam perkara ini menurut pertimbangan hakim
belum terbukti secara konkret;
Pertimbangan Non-yuridis
Pertimbangan ini adalah pertimbangan yang digunakan oleh hakim di luar
aturan hukum normatif yang berlaku demi kemanfaat dan keadilan. Pertimbangan
non-yuridis biasanya lebih melihat ke sisi sosiologis dari suatu perbuatan pidana.
Maksudnya yaitu memperhatikan pandangan masyarakat terhadap perbuatan atau
tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa.
Selain itu pertimbangan non-yuridis juga memperhatikan bagaimana
keadaan dan sikap Terdakwa (subjektifitas) dalam segala proses hukum yang
berjalan ditambah juga dengan memperhatikan tujuan pemidanaan yang tidak
semata-mata untuk membalas dendam (represif) namun juga sebagai sarana untuk
memberikan edukasi serta pembinaan kepada terdakwa agar dapat kembali
xiv
menjadi bagian dalam masyarakat. Namun menurut penyusun apabila melihat
faktor subjektifitas dalam pertimbangan non-yuridis terdakwa telah memberikan
keterangan yang jujur dan mengakui perbuatannya yang membuat aparat penegak
hukum lebih terbuka dalam mengadili perkara ini sehingga menurut penyusun
terdakwa dapat dijatuhi sanksi yang lebih ringan.
III. PENUTUP
Simpulan
1. Penerapan hukum pidana materiil dalam pembunuhan berencana pada
Putusan Nomor: 132/Pid.Sus/2015/PN.SMN adalah Pasal 340 KUHP tentang
Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman penjara 20 tahun. Karena
dalam pasal tersebut terdapat unsur yang tidak terpenuhi yaitu unsur adanya
perencanaan terlebih dahulu maka dakwaan dan tuntutan yang lebih tepat
xv
digunakan adalah Pasal 44 ayat (3) UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT); 2. Pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan berat atau ringannya pidana dalam Putusan Nomor:
132/Pid.Sus/2015/PN.SMN majelis hakim telah mempertimbangkan unsur yuridis
yaitu dakwaan Jaksa Penuntut Umum, keterangan saksi, keterangan terdakwa dan
barang bukti serta pertimbangan non-yuridis yaitu melihat aspek sosiologis dari
suatu perkara pidana dan subjektifitas Terdakwa. Dalam pertimbangan tersebut
majelis hakim lebih didominasi pada interpretasi dan berpendapat semua unsur
pidana dalam Pasal 340 KUHP telah terpenuhi namun masih terdapat unsur yang
tidak terpenuhi secara komprehensif sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai
pembunuhan berencana.
Saran
1. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan Amar Putusan Majelis Hakim
tidak sesuai dengan aturan materiil karena semua unsur dalam Pasal 340 KUHP
belum terpenuhi, maka Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
tepatnya mengabulkan dakwaan kedua dari penuntut umum yaitu Pasal 44 ayat (3)
UU No.23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga
(PKDRT) dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun; 2.
Penuntut Umum dan Majelis Hakim agar kedepannya penjelasan mengenai unsur
“dengan rencana” dalam Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dapat
dibuktikan lebih rinci dengan melihat fakta perkara secara objektif serta diperinci
pertimbangan yuridis maupun non-yuridis dalam pertimbangan hakim agar tidak
menimbulkan ambiguitas atau multitafsir dalam penafsiran unsur tersebut.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Leden Marpaun, 2012, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta
Marlina, 2011, Hukum Penitensier Cet-1, Refika Aditama, Bandung
Martiman Prodjihamidjojo, 1997, Memahami dasar-dasar Pidana Indonesia, Pradya Paramitha, Jakarta
Moeljatno, 2008, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta
xvii
P.A.F. Lamintang, 2013, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
R. Soesilo, 1988, Kitab Undang-undang Hukum Pidana Serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, Politeia, Bogor
Rodliyah, 2017, Perempuan dalam Lingkaran Kekerasan (Sebuah Gambaran tentang Tindak Pidana KDRT dan Traficking), Pustaka Bangsa, Mataram
S.M. Amin, 2009, Hukum Acara Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta
Sudarto, 1986, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung
Wawan Muhwan Hariri, 2012, Pengantar Ilmu Hukum, Pustaka Setia, Bandung
Peraturan Perundang-undangan
Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan