Polip Hidung
Pembimbing:Dr. Asnominanda, sp. THT-KL
Disusun oleh:Yudith Cecilia Ishwardi
11-2013-115
Anatomi Hidung
Hidung Luar
Terbentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan otot-otot kecil
Anatomi Hidung
Meatus Inferior : muara duktus nasolakrimalis Media : muara dari sinus frontal,
sinus maksilaris, sinus etmoid anterior Superior : muara dari sinus etmoid posterior, sinus sfenoid
Anatomi Hidung
Batas rongga hidung :
-Inferior : dibentuk oleh Os Maksila dan Os Palatum- Atap hidung : di bentuk oleh lamina kribiformis (dari Os Etmoid)- Posterior : dibentuk oleh Os Sfenoid
Anatomi Hidung
Kompleks Osteomeatal (KOM)Struktur anatomi yang membentuk KOM prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger nasi, dan resessus frontal
Tempat ventilasi dan drainase sinus etmoid anterior, sinus maksilla, sinus frontal
Anatomi Hidung
Pendarahan Hidung Bagian atas hidung
a. etmoid anterior &posterior
Bagian depan hidung a. fasialis
Bagian depan septum: pleksus kiesselbach Vena tidak punya katup
Persarafan
Bagian depan dan atas n. Etmoidalis anterior (cabang dari n. Nasosiliaris dari n. Oftalmikus (N.V-1)
Bagian hidung lainnya n. Maksila dari ganglion sfenopalatina. Ganglion ini menerima serabut saraf sensoris dari n. Maksila (N.V-2). Ganglion ini terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media
Fungsi penghidu N. Olfaktorius
Histologi Hidung
Mukosa HidungMukosa respiratori : epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel goblet
Mukosa Olfaktorius : epitel torak berlapis semu yang tidak berisilia
Etiologi Polip Hidung
• Belum diketahui secara pasti. • 3 faktor yang berperan yaitu:
Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal kronik dan berulang.
Gangguan keseimbangan vasomotor. Gangguan mekanis (edema dan tekanan)
Patogenesis Polip Hidung
Fenomena BernouliUdara yang mengalir melalui tempat yang sempit akan mengakibatkan tekanan negatif pada daerah sekitarnya, selanjutnya jaringan yang lemah akan terhisap oleh tekanan negatif ini sehingga menimbulkan polip.
Patogenesis Polip Hidung
Teori Lain:
Ketidakseimbangan vasomotorPeningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan regulasi vaskular dilepasnya sitokin dari sel mast edema polip
Patogenesis Polip Hidung
Cystic fibrosisautosomal resesif. Disebabkan oleh mutasi pada gen tunggal pada kromosom 7, nama transmembran cystic fibrosis regulator (CFTR). Hal ini menyebabkan adanya siklik AMP-regulated saluran klorida dan abnormal regulasi natrium. Peningkatan penyerapan natrium dan penurunan sekresi klorida menyebabkan pergerakan cairan ke dalam sel dan ruang interstitial yang menyebabkan retensi cairan, pembentukan polip, dan dehidrasi.
Patogenesis Polip Hidung
InfeksiDidasarkan pada model eksperimental di mana terdapat gangguan epitel dengan proliferasi jaringan diinisiasi oleh infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus
Makroskopis
•massa bertangkai•permukaan licin•bulat atau lonjong•Warna putih keabu-abuan•agak bening•Lobular• dapat tunggal atau multiple• tidak sensitif
Mikroskopis
•Epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab. Sel-selnya terdiri dari limfosit, sel plasma, eosinofil, neutrofil, dan makrofag. •Polip yang sudah lama dapat mengalami metaplasia epitel karena sering terkena aliran udara, menjadi epitel transisional, kubik atau gepeng berlapis tanpa keratinisasi.
Penatalaksanaan
Kortikosteroid oral/topikalDekongestanAntibiotikAntihistamin Polipektomi Etmoidektomi BSEF (Bedah Sinus Endoskopi Fungsional).
Prognosis
Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena itu
pengobatannya juga perlu ditujukan kepada penyebabnya,
misalnya alergi.
KesimpulanPolip hidung merupakan salah satu penyakit THT yang memberikan keluhan sumbatan pada hidung yang menetap dan semakin lama semakin berat dirasakan. Pada anamnesis pasien, didapatkan keluhan obstruksi hidung, hiposmia, sakit kepala. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan massa yang lunak, bertangkai, mudah digerakkan, tidak ada nyeri tekan dan tidak mengecil pada pemberian vasokonstriktor lokal. Penatalaksanaan untuk polip hidung bisa secara konservatif maupun operatif. Pada pasien dengan riwayat rinitis alergi, polip nasi mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk rekuren.