Upload
koran-bekas
View
85
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Kajian mengenai hutan termasuk juga sektor kehutanan di Indonesia, pada umumnya berkisar pada tiga aspek yaitu:
11
22
33
Fungsi Dan Manfaat HutanFungsi Dan Manfaat Hutan
Luas lahan negara Indonesia kurang lebih Luas lahan negara Indonesia kurang lebih 194 juta hektar. Dari luas lahan tersebut 194 juta hektar. Dari luas lahan tersebut terdapat beberapa bagian diantaranya:terdapat beberapa bagian diantaranya:
berupa lingkungan hidup binaan berupa lingkungan hidup binaan manusia sebesar 25% (seperti: desa, manusia sebesar 25% (seperti: desa, kota, jalan, industri)kota, jalan, industri)
sisanya seluas 75% berupa hutansisanya seluas 75% berupa hutan
Hutan yang ada di Indonesia menurut fungsinya dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya terdiri dari:
15,5% hutan konversi
15,5% hutan konversi17% hutan produksi tetap17% hutan produksi tetap
16,1% hutan produksi terbatas
16,1% hutan produksi terbatas
9,8% suaka alam dan hutan wisata
9,8% suaka alam dan hutan wisata
15,1% berupa hutan lindung15,1% berupa hutan lindung
Hutan Produksi Terbatas 15.6%
Hutan Produksi Tetap 17.8%
Lahan Binaan 25.0%
Hutan Konvensional 16.1%Hutan Lindung 15.6%
Taman Nasional & Cagar Alam 9.9%
Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi Terbatas Hutan Konvensional
Hutan Lindung Taman Nasional & Cagar Alam Lahan Binaan
Fungsi HutanFungsi Hutan
Hutan lindung
Kawasan hutan yang karena sifat-sifat alamnya diperuntukkan guna pengaturan tata air dan pencegahan bencana banjir dan erosi, serta untuk pemeliharaan kesuburan tanah.
Hutan produksi
Kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan, industri dan ekspor.
• Hutan produksi dengan penggunaan terbatas, yaitu hutan produksi yang hanya Hutan produksi dengan penggunaan terbatas, yaitu hutan produksi yang hanya dapat di eksploitasi dengan cara tebang pilih.dapat di eksploitasi dengan cara tebang pilih.
• Hutan produksi dengan penebangan bebas yang diartikan sebagai hutan Hutan produksi dengan penebangan bebas yang diartikan sebagai hutan produksi yang dapat dieksploitasi baik dengan tebang pilih maupun dengan cara produksi yang dapat dieksploitasi baik dengan tebang pilih maupun dengan cara tebang habis disertai dengan pembibitan alam atau dengan pembibitan buatan.tebang habis disertai dengan pembibitan alam atau dengan pembibitan buatan.
Lanjutan…
Hutan suaka alam
Merupakan kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam hayati lainnya antara lain dapat dibagi dalam bebrapa jenis yaitu:
• Hutan suaka alam yang berhubungan dengan alamnya yang khas, termasuk alam hewani dan Hutan suaka alam yang berhubungan dengan alamnya yang khas, termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang selanjutnya disebut cagar alam.selanjutnya disebut cagar alam.
• Hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai Hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional yang kemudian disebut margasatwa.nasional yang kemudian disebut margasatwa.
Hutan wisata
Kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan dipelihara guna kepentingan pariwisata atau perburuan, yaitu:
• Hutan wisata yang memiliki keindahan alam baik keindahan nabati, keindahan hewani, maupun Hutan wisata yang memiliki keindahan alam baik keindahan nabati, keindahan hewani, maupun keindahan alamnya sendiri memiliki corak yang khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan keindahan alamnya sendiri memiliki corak yang khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Hutan seperti ini disebut sebagai taman wisata.rekreasi dan kebudayaan. Hutan seperti ini disebut sebagai taman wisata.
• Hutan wisata yang di dalamnya terdapat satwa baru yang memungkinkan diselenggarakannya Hutan wisata yang di dalamnya terdapat satwa baru yang memungkinkan diselenggarakannya perburuan yang teratur bagi kepentingan rekreasi, yang selanjutnya disebut taman baru.perburuan yang teratur bagi kepentingan rekreasi, yang selanjutnya disebut taman baru.
Manfaat Hutan
Hutan sebagai keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati (bio d ive rs ity ) mengacu kepada keanekaan dan kelimpahan gen, jenis dan populasi makhluk hidup, tumbuhan, hewan dan mikro organisme, serta ekositem dimana makhluk hidup itu berada (Soerjani, 1997)
Keanekaragaman hayati ini harus dimaknai secara jelas, karena ada beberapa pengertian dan syarat yang perlu diketahui, yakni:
Keanekaragaman hayati memberi makna kekayaan gen, jenis, populasi dan ekosistem. Misalnya dari segi gen, kita mempunyai keanekaragaman yang tinggi dari jenis pisang, seperti: pisang tanduk, pisang kijang, pisang emas, pisang susu, pisang kepok, pisang oli, pisang raja, pisang ambon, pisang klutuk, pisang barangan, dan sebagainya.
Gen, jenis populasi atau ekosistem itu harus menempati “relungnya” yang sesuai, misalnya harimau itu tempatnya memang di hutan, bukan berkeliaran di tengah kota, ikan berada di perairan, burung umumnya berada di udara, dan seterusnya.
Peningkatan keanekaragaman dengan jenis eksotik tanpa pertimbangan yang masak dapat menimbulkan malapetaka, seperti kasus kelinci yang diimpor ke Australia, yang merusak budi daya tanaman, yang kemudian di atasi dengan impor srigala merah yang ternyata menimbulkan masalah baru karena banyak memangsa Marsupialia (kanguru kecil) yang dilindungi.
Tafsiran Jenis Kelompok Makhluk hidup Tafsiran Jenis Kelompok Makhluk hidup yang Ada di Indonesia dan Duniayang Ada di Indonesia dan Dunia
Kelompok Dunia Indonesia Prosentase
Hewan menyusui
Burung
Reptil
Amfibi
Ikan
Keong
Serangga
Tumbuhan biji
Paku-pakuan
Lumut
Ganggang
Jamur
Bakteri/ganggang biru
40.000
8.900
8.000
6.000
38.000
150.000
1.250.000
300.000
13.000
16.000
21.000
100.000
2.700
3.000
1.500
2.000
1.000
8.500
20.000
250.000
25.000
1.250
1.500
1.800
12.000
300
7,5
16,9
25,0
16,7
22,4
13,3
20,0
8,3
9,6
9,4
8,6
12,0
11,1
Jumlah 1.953.600 327.850 180,8
Lanjutan…
Hutan sebagai fungsi ekologi
Hutan dengan vegetasinya mempunyai keterkaitan yang erat dengan ekologi seperti: penyangga keseimbangan suhu dan iklim, menjaga aliran air, pencegah erosi, penyebab O2 dan sebagainya.Menurut Houghton dan Woodwell (1989) neraca pengurangan dan penambahan CO2 adalah sebagai berikut:
• Neraca difusi fisika-kimia dari laut mengakibatkan pengurangan CO2 sebanyak 4 miliar m ton/tahun
• Neraca pernafasan melepas 50 m ton CO2/tahun, dan fotosintesa menyerap 100 m ton CO2/tahun, sehingga tumbuhan menyebabkan pengurangan 50 m ton CO2/tahun
• Pengurangan 50 m ton/tahun dari “pernafasan” tanah (dari limbah, kegiatan pertanian lahan organik, dan sebagainya)
• Pelepasan CO2 dari energi fosil, sebagian besar dari industri sebanyak 5 m ton/tahun.
Lanjutan…
Hutan sebagai pendorong pembangunan
Sektor kehutanan adalah penghasil devisa non migas nomor dua setelah tekstil. Di samping itu sektor hutan juga mempekerjakan ± 300.000 orang pekerja secara langsung dan 700.000 orang secara tidak langsung.Sampai september 1999, ada 422 pemegang Hak Penguasaan Hutan (HPH) aktif menguasai sekitar 51 juta hektar hutan usaha yang terbagi dalam 35 grup besar
Hak Penguasaan Hutan (HPH) dan Luas Lahan yang Dikuasainya
NO NAMA JUMLAH LUAS (Ha) PEMILIK/PJB1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Siak Raya Grup
Bhara Induk Grup
Bumi Indah Raya
Hutrindo Prajen
Tanjung Raya Grup
Kayu Mas Grup
Dayak Besar Grup
Benua Indah Grup
Sumber Mas Grup
Bumi Raya Utama
Hutrindo Wanabangun
Raya Garuda Mas
Dayak Sakti Grup
Sumarlindo Grup
Panca Eka Bina Plywood
Kalamur
PT Satya Djaya Raya
Surya Dumai
Kalimanis Grup
Budhi Nusa
Korindo
Alas Kusuma
Djayanti
Kayu Lapis Indonesia
Barito Pasific
4 Perusahaan
5 Perusahaan
4 Perusahaan
5 Perusahaan
6 Perusahaan
6 Perusahaan
6 Perusahaan
5 Perusahaan
6 Perusahaan
6 Perusahaan
6 Perusahaan
8 Perusahaan
7 Perusahaan
6 Perusahaan
8 Perusahaan
8 Perusahaan
7 Perusahaan
8 Perusahaan
6 Perusahaan
7 Perusahaan
8 Perusahaan
15 Perusahaan
20 Perusahaan
17 Perusahaan
39 Perusahaan
329.000
345.000
427.000
438.000
476.000
519.000
544.000
563.000
597.000
609.455
649.000
659.500
672.000
796.300
835.000
969.500
1.026.000
1.108.000
1.352.000
1.190.700
1.493.500
2.189.000
2.805.500
3.142.800
3.536.800
Sumarta
M. Jannal
Soenaryo. P
Akie Setiawan
HA. Bakrie
Tekman K
Yusuf Hamka
Budiono
Yos Sutomo
Pintarso, Adiyamto
Alex Karampis
Sukanto Tanoto
Windya Rachman
Winarto Oetomo
Supendi
Anthony Salim
Asbert Lyman
Martias
Bob Hasan
Burhan Uray
In Yong Sun
PO. Suwandi
Burhan Uray
Andi Sutanto H.
Prajogo P.
Masalah Hutan IndonesiaMasalah Hutan Indonesia
Masalah yang paling serius yang dihadapi oleh hutan Indonesia adalah masalah deforestasi atau penyusutan luas hutan. sistem eksploitasi yang dijalankan selama ini, telah menyebabkan kawasan hutan menyusut dengan sangat cepat, Indonesia telah kehilangan 72% hutan asli dalam kurun waktu tidak lebih dari tiga dekade, dengan tingkat deforestasi yang tertinggi di dunia.
Kebakaran hutan skala besar adalah sebuah fenomena yang cenderung menjadi rutin dalam 20 tahun terakhir. Kecenderungan tersebut ditunjukkan dengan siklus kebakaran hutan yang semakin pendek dan meluas setiap tahun
Kebakaran hutan skala besar adalah sebuah fenomena yang cenderung menjadi rutin dalam 20 tahun terakhir. Kecenderungan tersebut ditunjukkan dengan siklus kebakaran hutan yang semakin pendek dan meluas setiap tahun
Masih segar dalam ingatan kita pada tahun 1982, kebakaran hutan di Kalimantan Timur yang menghanguskan lebih dari 3 juta hektar, lalu berturut-turut kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1991, 1994 dan mulai tahun 1997 terjadi kebakaran hutan hampir setiap tahun
Masih segar dalam ingatan kita pada tahun 1982, kebakaran hutan di Kalimantan Timur yang menghanguskan lebih dari 3 juta hektar, lalu berturut-turut kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1991, 1994 dan mulai tahun 1997 terjadi kebakaran hutan hampir setiap tahun
Menurut Renata Simanatupang masalah kehutanan di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
Log IlegalLog Ilegal
Berdasarkan data DEPHUTBUN, kebutuhan bahan baku kayu bulat mencapai 60 juta m3, sementara kemampuan hutan memasok kayu hanya sebesar 30 juta m3, selebihnya berasal dari kayu ilegal
Produk Kayu Bulat Nasional (m3)Tahun RKT IPK HTI Total RKT, IPK,
HTITotal Nasional
1993/1994
1994/1995
1995/1996
1996/1997
1997/1998
1998/1999
25.186.291
17.308.658
16.493.933
13.751.646
15.597.546
10.179.406
-
4.708.696
5.398.195
7.454.189
10.038.228
6.056.179
-
-
-
-
425.892
445.356
25.186.291
22.017.353
21.892.129
21.205.835
28.981.667
16.680.938
26.848.010
24.027.277
24.850.061
26.069.282
29.149.419
17.242.999
Lanjutan…
Kelebihan Kapasitas IndustriKelebihan Kapasitas Industri
Menurut Bank Dunia, kapasitas terpasang industri seperti plywood, pulp dan kertas meningkat terlalu cepat yaitu dua kali lipat selama 1970-1990, sementara kenaikan produksi dari kertas, pulp, dan paper board hampir tiga kali lipatnya. Hal ini terjadi karena mengikuti perkembangan pasar dunia, dimana peningkatan ekspor dari kedua industri itu cukup besar selama dua tahun terakhir.
Lanjutan…
KKN di Sektor KehutananKKN di Sektor Kehutanan
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa di masa orde baru, HPH menjadi jatah petinggi-petinggi militer. Kemudian HPH itu berpindah ke tangan penguasa, dan selanjutnya HPH juga diberikan kepada kalangan dekat mantan presiden Soeharto. Demikian parahnya kasus KKN mengakar di sektor kehutanan sehingga seringkali berbagai peraturan yang dikeluarkan tidak berjalan dengan efektif.
Para “raja hutan” mendapat hak konversi lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Kembali menurut Skepti, mereka mendapat hak istimewa itu adalah Sukanto Tanoto (PT. Indah Indo Sawit), Eka Tjipta Widjaja dan Soehargo Gondokusumo (Dharmala grup), grup Prasetya Mulya, Basuki Angko Subroto (Gunung Sewu), Tay Jui Chuan (Pulau Sambu) dan Sjamsul Nursalim yang mendapat ijin mengkonversi hutan bakau di Sumatera Selatan menjadi tambak udang
Lanjutan…
Terbatasnya Hak Masyarakat Akan HutanTerbatasnya Hak Masyarakat Akan Hutan
Dalam prakteknya, pemberian HPH sering kali mengabaikan hak rakyat atas hutan adat yang telah mereka tinggali atau memanfaatkan hutan untuk memenuhi hidup mereka. Walaupun di satu sisi usaha perkayuan memang menyerap tenaga kerja, tetapi di sisi lain yang merasakan dampak negatif akibat kerusakan hutan adalah masyarakat sekitar hutan, sementara para pengusaha HPH menggunakan penghasilannya tidak untuk mengembangkan hutan tapi untuk berekspansi di sektor lain.
Tekanan Dunia InternasionalTekanan Dunia Internasional
Dunia atau IMF kadang bertentangan dengan kondisi yang dikritiknya. Misalnya, Bank Dunia menyoroti tentang maraknya pencurian kayu dan log ilegal, tapi menuntut dibukanya pintu ekspor kayu kelondongan dengan pajak 0%. Di sini terlihat sekali bahwa Bank Dunia menginginkan diberlakukannya kebijakan yang menguntungkan pasar internasional.