42
A. LATAR BELAKANG Kata arsitektur dalam bahasa Yunani ’archi’ yang berarti kepala, ketua dan tecton yang berarti tukang, sehingga architecton berarti kepala tukang, merujuk kepada profesi, kemahiran dan keahlian menukang dalam hal bangunan.Pekerjaan merancang dengan memperhitungkan segala sesuatu yang berhubungan dengan rancang bangun, sehingga menjadikan arsitektur sebagi ilmu pengetahuan yang menggabungkan seni dan teknologi. Arsitektur adalah cerminan dari kebudayaan, oleh Karena itu, dari sebuah karya arsitektur, kita dapat mengetahui latar belakang budaya satu bangsa, Hidayatun (2005) Perkembangan karya arsitektur cukup beragam dan telah menghasilkan banyak karya yang cukup representatif, misalnya memasukkan unsur desain arsitektur tradisional pada bangunan modern. Dan Kecenderungan memakai kembali keunggulan strategi desain arsitektur klasik yang kemudian menjadi inspirasi desain arsitektur modern adalah suatu usaha untuk bertindak lebih baik terhadap lingkungan. Usaha ini mendukung untuk menciptakan suatu desain yang baik di Indonesia, hal ini umumnya diterapkan pada rancangan bangunan kantor pemerintah, yang merupakan salah satu usaha untuk mengangkat karya arsitektur. Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dan lainya Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung yang rumit. Dalam beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tem- pat berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah 1

Arsitektur klasik dan modern

Embed Size (px)

DESCRIPTION

arsitektur modern dan klasik

Citation preview

Page 1: Arsitektur klasik dan modern

A. LATAR BELAKANG

Kata arsitektur dalam bahasa Yunani ’archi’ yang berarti kepala, ketua dan

tecton yang berarti tukang, sehingga architecton berarti kepala tukang, merujuk ke-

pada profesi, kemahiran dan keahlian menukang dalam hal bangunan.Pekerjaan

merancang dengan memperhitungkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

rancang bangun, sehingga menjadikan arsitektur sebagi ilmu pengetahuan yang

menggabungkan seni dan teknologi. Arsitektur adalah cerminan dari kebudayaan,

oleh Karena itu, dari sebuah karya arsitektur, kita dapat mengetahui latar belakang

budaya satu bangsa, Hidayatun (2005)

Perkembangan karya arsitektur cukup beragam dan telah menghasilkan ba-

nyak karya yang cukup representatif, misalnya memasukkan unsur desain arsitektur

tradisional pada bangunan modern. Dan Kecenderungan memakai kembali keung-

gulan strategi desain arsitektur klasik yang kemudian menjadi inspirasi desain arsi-

tektur modern adalah suatu usaha untuk bertindak lebih baik terhadap lingkungan.

Usaha ini mendukung untuk menciptakan suatu desain yang baik di Indonesia, hal

ini umumnya diterapkan pada rancangan bangunan kantor pemerintah, yang meru-

pakan salah satu usaha untuk mengangkat karya arsitektur. Saat orang berpikir

tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat

dari kayu, batu, dan lainya Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsi-

tektur klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung yang rumit. Da-

lam beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tem-

pat berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi

rumah peribadatan) dan tempat perkumpulan

1

Page 2: Arsitektur klasik dan modern

BAB I

ARSITEKTUR KLASIK

A. Arsitektur Yunani

- Budaya: polis, filosofis, demokratis

- Nilai: rasionalisme

- Preseden: megaron (rumah vernakular Yunani)

- Contoh: Athens Parthenon, Yunani; Nashville Parthenon, Amerika Serikat

- Unit: stoa (kolom)

- Warisan: kanonik: golden section, greek order, geometri, harmoni, proporsi,

tektonik, enteleki; struktur: post linthel; tipologi: agora (public space), bouleute-

rion (balai dewan), gymnasium (sekolah), megaron (rumah), pastanium  (kantor

walikota), pantheon (kuil), stadion, & teather

- Keprofesian: belum ada, bersifat seniman, penyeimbang masyarakat, spiritua-

lis, institusi kemasyarakatan

Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku,

kemudia suku-suku tersebut  mulai terorganisir dan membentuk suatu polis (negara

kota) dan menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis ter-

kenal seperti Aegea, Athena, Doria, Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu

tipologi berbukit itu juga menjadikan Yunani kaya akan batu, sehingga banyak ma-

terial bangunan yang menggunakan batu  

Gambar Edward Dodwell - View in Greece, menggambarkan suasana peradaban Yunani dahulu. 

2

Page 3: Arsitektur klasik dan modern

Gambar reruntuhan agora di Athena

Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama

mengenal tulisan dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani

sudah lumrah dalam membicarakan filsafat yang mengedepankan politik, sains, &

seni dalam obrolannya sehari-hari. Selain itu masyarakat Yunanipun memilki keper-

cayaan pagan politheisme dengan dewa tertinggi Zeus (dewa langit), Poseidon

(dewa laut), dan Hades (dewa bawah tanah).

Arsitektur vernakular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang

terbuat dari kayu dan menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Mega-

ron inilah yang kemudian menjadi preseden dalam membuat arsitektur tradisional

Yunani (baik itu berupa tempat pemerintahan, tempat peribadatan, dll.) Partheon

(kuil paganism Yunani) adalah salah satu contoh arsitektur tradisional Yunani yang

nantinya akan menjadi langgam arsitektur klasik Yunani dan masih digunakan

hingga kini.

 Gambar megaron, Yunani

3

Page 4: Arsitektur klasik dan modern

Gambar Athens Parthenon, Yunani

Gambar denah megaron dan Athens Parthenon

Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah  agora (public space, selasar

tempat masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai dewan)

gymnasium (sekolah), pastanium  (kantor walikota), stadion, & teather. Bangunan-

bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel yang merupakan penemuan

struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung unsur horizontal. Stoa

(kolom) merupakan elemen arsitektural estetis  yang ditonjolkan sehingga kedepan-

nya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric (dari

Doria), ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom tersebut diban-

gun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan dalam

sebuah aturan desain yakni golden section dan greek order. 

Gambar Athens Treassure, Yunani, memperlihatkan struktur post linthel

4

Page 5: Arsitektur klasik dan modern

Gambar reruntuhan dan perkiraan Tyre Agora, Yunani

Gambar detail stoa menurut greek order (dari kiri ke kanan, doric, ionic, corintian)

Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan

menggunakan perangkat yang melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan

lagi semata keyakinan. Yakni kebenaran adalah hal yang relatif, tergantung pada

persepsi dan interpertasi manusia, dan kebenaran hanya dapat diperoleh dengan

cara mempertanyakan, menghaluskan pengertian, dan menguji. Beberapa filusuf

yang terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato, Socrates, dll.

Gambar Plato dan Aristoteles, filusuf terkenal Yunani

5

Page 6: Arsitektur klasik dan modern

Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai kesem-

purnaan, suatu persepsi yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan masya-

rakat Yunani, sedangkan untuk desain persepsi tersebut berupa:

- kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, pa-

tung, dan arsitektur

- tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan ke-

sempurnaan manusia

- keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal

- dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen ver-

tikal (kolom) dan elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geo-

metri yang sempurna

 Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap

pertimbangan desainnya

 Ilustrasi kolom pada Athens Parthenon yang digembungkan sebagai ilusi

mata untuk memperlihatkan kolom yang lurus jika bangunan tinggi tersebut dilihat

dari depan, hal ini menunjukan hebatnya rasio peradaban ini.

6

Page 7: Arsitektur klasik dan modern

Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani

Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur tradi-

sional Yunani lainnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan pemban-

gunan dilakukan secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang pemuka ma-

syarakat.

B. Arsitektur Romawi

- Budaya: imperium, etruska, nasionalis

- Nilai: helenisme

- Preseden: arsitektur yunani

- Contoh: Rome Pantheon, Italia; Maison Carrée, Prancis

- Warisan: kanonik: roman order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik, enteleki;

tipologi: rumah, pantheon (kuil), benteng, aquaduct, kuil, kuburan, stadion,

theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium (peman-

dian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air

hangat); struktur: arch, vault, dome; material: batu bata

- Keprofesian: sedikit, bersifat insinyur, arsitek terkenal Marcus Vitruvius Pollio

Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani

akan jatuh dan menjadi bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani di-

pindahtangankan oleh Romawi dan Kuda Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yu-

nani. Kelak Romawi dengan semangat helenismenya dalam menyebarkan kekua-

7

Page 8: Arsitektur klasik dan modern

saan akan membentuknya menjadi imperium (negara multimasional), etruska (ne-

gara multietnis), dan membina masyarakatnya berjiwa nasionalis dan patriotik.

Romawi kedepannya banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi pemerinta-

hannya, kepercayaannya, bahkan arsitekturnya. Romawi menjadi negara imperium

dengan bentang yang lebar persatuan dari banyak polis di bawahnya. Memilki ke-

percayaan resmi pagan politheisme hasil adopsi dari kepercayaan Yunani (dewa

langit, laut, dan bawah tanah) dengan nama yang berbeda, Zeus menjadi Jupiter,

Poseidon menjadi Neptunus, dan Hades menjadi Pluto, meski kedepannya berubah

menjadi Kristen iman Paulus. Helenisme, semangat patriotik masyarakat Romawi

disebarluaskan dengan meluasnya daerah imperium dan dari pristiwa itulah nilai-ni-

lai klasik Yunani yang kemudian diadaptasi menjadi nilai klasik Romawi tersebar di

semenangjung Eropa Barat, dataran Afrika Utara, hingga padang Arab dan Persia,

membentuk sebuah budaya metropolis,  adikuasa, serta mutahir dalam segi tekno-

logi. Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya dis-

ebarluaskan begitu saja tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya

dalam arsitektur fungsi-fungsinya lebih profan, urban, dan dengan estetika yang le-

bih ekletik dan merdeka.

Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom,

menggambarkan suasana peradaban Romawi dahulu

Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan bebe-

rapa arsitektur lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga

lahir tipologi denah dan teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi be-

rupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi de-

8

Page 9: Arsitektur klasik dan modern

nah lingkaran), benteng, aquaduct, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust

(bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pe-

mandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat).

Gambar Rome Pantheon, Italia

Gambar Maison Carrée, Prancis

Gambar denah Rome Pantheon dan denah-denah pantheon lain pengembangan

dari denah parthenon Yunani

9

Page 10: Arsitektur klasik dan modern

Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam bu-

dayanya bath (pemandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora

bagi masyarakat Yunani sebelumnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik

Romawi mengembangkan roman order (dari greek order), tipologi baru berupa par-

thenon (partheon dengan tipologi denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai

dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi baru seperti arch, vault, dome yang semua

kebanyakan diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan material baru

batu bata, karena arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani na-

mun bukan lagi menggunakan batu sebagai materialnya (karena kekayaan SDA

yang berbeda).

Gambar Caracalla Bath, Romawi

Gambar Priene Bouleuterion, Italia

10

Page 11: Arsitektur klasik dan modern

Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)

Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru berupa arch (leng-

kungan), vault (kolong ruang), dan dome (kubah)

Masih sama seperti kebanyakan arsitektur Yunani, arsitektur Romawi hampir

seluruhnya anonim, karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum

adanya profesi arsitek. Budaya akan profesi arsitekpun mulai diubah dengan adanya

Marcus Vitruvius Pollio, seorang insinyur militer dan penulis buku Ten Books of Ar-

chitecture yang banyak membahas teori arsitektur secara lengkap termasuk dalam

segi keprofesian. Kalimat terkenal dari bapak arsitek ini kedepannya menjadi definisi

arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan), utilitas (kegunaan), dan firmitas

(kekokohan). Dengan adanya karya Vitruvius lahirlah keilmuan dan keprofesian ar-

sitektur seperti saat ini.

11

Page 12: Arsitektur klasik dan modern

 Gambar Vitruvius dan karyanya 10 Books of Architecture

C. Teori Arsitektur Klasik

Arsitektur Klasik merupakan ungkapan dan gambaran perjalanan sejarah arsi-

tektur di Eropa yang secara khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang ber-

nilai tinggi dan „first class‟. Disebutkan demikian karena karya-karya ini memperli-

hatkan aturan/pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landa-

san berpikir dan mencipta karya tersebut. Rentang waktu zaman ini adalah dari abad

pertama sampai dengan abad ke-14 dengan hembusan angin Romantisism (sebe-

lum masyarakat Eropa memasuki zaman Renaissance sampai dengan pesan dan

gerakan Rationalism yang kuat).

Predikat kata „Klasik‟ diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara inhe-

ren (terkandung dalam benda tersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalu me-

lekat dengannya) mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutu dan

nilainya. Teori arsitektur Klasik dengan demikian merupakan suatu perwujudankarya

arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme Teori Vitruvius khu-

susnya pada suatu kurun waktu sesudah Vitruvius sendiri meninggal dunia.

Bangunan Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma merupakan contoh

yang sangat baik dariperwujudan teori arsitektur klasik yang dengan sikap kehati-

hatian dan seksama mempertimbangkan prinsip-prinsip order, geometri dan ukuran-

ukurannya, disertai dengan kehalusan seni “craftmanship”. Perlu diketahui bahwa

bangunan ini mengalami masa pembangunan yang lama, dari saat awal konstruksi,

revisi, perbaikan dan penyelesaian berkali-kali hingga sampai pad bentuk akhirnya

bisa mencapai lebih dari 200 tahun. Tradisi berarsitektur yang diawali oleh Vitruvius

12

Page 13: Arsitektur klasik dan modern

ternyata  berlanjut terus dalam jaman Arsitektur Klasik ini. Hal ini dapat kita jumpai

dalam buku Ensiklopedi Romawi yang disusun oleh Marcus T. Varro, dimana Iso-

dore dari Seville menguraikan dan mengembangkan teori Vitruvius dalam tiga un-

sur/elemen bangunan yaitu DISPOSITIO, CONSTRUCTIO dan VENUSTAS. Despo-

sitio adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan survai lapangan ataupun

pekerjaan pada tapak yang ada, lantai dan pondasi. Venustas adalah berhubungan

dengan elemen-elemen yang ditambahkan pada  bangunan demi memenuhi hasrat

akan rasa keindahan melalui seni ornamen ataupun dekorasi. Uraian seperti ini me-

nunjukan sudah adanya pergeseran pandangan dari Teori Vitruvius. Lebih jauh Iso-

dore menyatakan apa itu order sebagai berikut: “Kolom, dinamakan begitu karena

tinggi dan bulat, menopang seluruh berat

beban bangunan yang ada. Ratio atau Proporsi yang lama menyatakan bahwa le-

barnya adalah sepertiga dari tingginya. Dikenal 4 jenis kolom yaitu : Doric, Ionic,

Tuscan dan Corinthian, yang berbeda-beda satu dengan yang lain dalam ketinggian

dan diameternya. Jenis ke-5, dinamakan ATTIC yang berpenampang persegi-4

ataupun lebih besar dan dibuat dari bata-bata yang disusun”. (Isodore dalam Varro,

19xx).

Pendapat Isodore ini dapat merupakan sejumlah aturan dan  norma bagi

karya-karya arsitektur sesudahnya. Nilai-nilai arsitektur Klasik dapat juga kita temu-

kan pada bangunan-bangunan gereja yang sedang mengawali pertumbuhan dan

perkembangan sebagai agama yang baru dan menyebar hampir keseuruh benua

Eropa saat itu.  Salah satu bangunan tersebut adalah Hagia Sophia yang digambar-

kan dalam suatu konteks urban saat itu sebagai berikut: “Demikianlah bangunan Ge-

reja ini berusaha memberikan sajian bentuk yang menakjubkan. sebab gedung ini

menggapai keatas langit sampai awan dan begitu menonjol diantara bangunan-ban-

gunan yang lain, dari atas gereja ini dapat melihat kebawah keseluruh pelosok kota

Konstantinopel. Hagia Sophia adalah bentuk yang demikian menyatu dengan kota

Konstantinopel, tetapi dilain pihak sedemikian bersinar dan indah, serta megah, khu-

susnya dalam wawasan perspektivis “Bird Eye View”. Dan semuanya ini menjadi

lengkap dan sempurna dengan dipergunakannya bangunan ini untuk kegiatan upa-

cara keagamaan” (Isodore dalam Varro, 19xx). Teori arsitektur Klasik ini kemudian

berlanjut hingga jaman Gothic. Dan untuk meresapkan dan mengerti Arsitektur

Gothic ini diperlukan gambaran suasana masyarakatnya pada saat itu dimana timbul

spirit kejiwaan yang berusaha mencari hakekat sifat-sifat Tuhan yang ilahi. Spirit ke-

13

Page 14: Arsitektur klasik dan modern

jiwaan ini dituangkan dalam suatu tema “cahaya ke-Ilahian dalam ruang arsitektur”

(Ven, 1991), Kualitas ruang Arsitektur Klasik Gothic ini dinyatakan sebagai keinda-

han visual yang atmosferik, seperti diaphanitas (kesemrawangan), densitas (kepe-

katan), obscuritas (kegelapan) atau umbria (bayangan). Gambaran ruang Arsitektur

Gothic ini juga dinyatakan sebagai konsep kecerlangan atau kebeningan yang an-

tara lain dapat dilihat pada bentuk-bentuk jendela khususnya bentuk jendela mawar

stained-glass (rosetta) ataupun karya seni kaca timah lainnya.

Hal inlah yang diapresiasikan sebagai prinsip transparancy dalam usaha

mengerti dan menangkap “cahaya yang datang dari luar”. Di lain pihak ada karya-

karya gereja Gothic yang meminimalisir banyaknya cahaya yang datang, atau bah-

kan  ada semacam peningkatan sensasi persepsional sampai ke tingkat imaterial.

Beberapa contoh bangunan arsitektur Gothic ini adalah Gereja Katedral Amiens,

Katedral Rouen, Katedral St.Dennis Abby, Katedral Reims, Katedral Ulm dan lain-

lain. Unsur atau bagian lain dalam kelompok arsitektur Klasik Barat yang tak kalah

pentingnya adalah Arsitektur Byzantine, Arsitektur Baroque dan Rococo, serta Arsi-

tektur Arabesque (dimunculkannya imbuhan kata Barat, karena dalam jaman yang

sama di dunia Timur juga diketemukan karya-karya arsitektur sejenis, yang

setingkat dan mengagumkan tetapi mengandung pemikiran dan nilai-nilai

yang berbeda, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Angkor). Ungka-

pan nilai-nilai aritektur yang disebutkan terakhir ini dinyatakan dan ditulis sebagai

suatu teori arsitektur, seperti tertulis sebagai berikut: “Kita dapat menyatakan bahwa

bangunan-bangunan ini sebagai obyek arsitektur adalah bersifat massive-tertutup,

karena terisolsikan dari ruang sekitarnya, bahwa secara eksterior orang-orang dapat

berkeliling melihatnya. Dan karena itu, yang terpenting dan teristimewa dalam me-

wujudkan identitas bentuk adalah pengolahan tampak dan tampilannya, pengolahan

sudut-sudutnya, pengolahan pertemuannya dengan tanah dan ketinggiannya yang

menmbus langit. Demikian juga terlihat dengan jelas konsep-konsep Artikulasi dan

Kontinuitas. Ada 4 jenis pengolahan sudut, yaitu artikulasi dengan elemen “relief”

dengan sudut negative, dengan sudut yang tajam seperti garis, dan dengan sudut

yang dilengkungkan, dimana semuanya ini dapat diketemukan secara konsisten

pada bagian bawahnya maupun pada bagian atasnya/mahkotanya. Munculnya rasa

tertarik dan kagum pada diri orang yang mengalaminya akan obyek arsitektur ini dan

14

Page 15: Arsitektur klasik dan modern

lingkungan sekitarnya, sedang bagi seorang arsitek  akan menyadarkannya bagai-

mana pentingnya gaya-gaya gravitasi yang sedemikian besar dapat disalurkan ke

tanah. Dan hal ini dilakukan agar dapat menaungi dan melingkupi orang-orang di-

dalamnya dan tidak hanya itu saja, tetapi juga menimbulkan rasa kekaguman dan

rasa keteguhan, bagaikan “ditancapkan dari atas langit” (Isodore dalam Varro,19xx).

15

Page 16: Arsitektur klasik dan modern

BAB II

ARSITEKTUR MODERN

A. Sejarah Arsitektur modern

Pengertian Arsitektur modern adalah :

1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang

diterapkan pada bangunan.

2. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari

alam pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan

hal-hal baru, progresip, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi

dan segala bentuk pranatanya.

3. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik

& estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.

Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba

membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu –

satunya rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan orna-

men – ornamen dan dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern di-

ketahui telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun

1920 hingga 1960 .

Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern yaitu antara lain:

Ø Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern

Ø Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri

keagamaan ,pabrik, kantor, stasiun, dsb).

Ø Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala sesua-

tunya dibuat, direncanakan di dalam Pabrik.

Ø Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-pame-

ran, publikasi dan perdebatan.

16

Page 17: Arsitektur klasik dan modern

Ø Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari

bentuk luar. Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara

mutlak.

Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam

teknologi ,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri

( 1760 – 1863 ) . Pada umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur

selalu didahului dengan perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Indus-

tri juga berakibat pada perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya

arsitektur modern yaitu:

1. Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang kon-

struksi / struktur bangunan (1775 – 1939).

2. Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 – 1909).

3. Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya neoklasik (1750 – 1900)

Adapun tenggang waktu berkembangnya arsitektur modern yaitu sebagai berikut:

1. PERIODE I (1900 – 1929)

Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan

dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen

yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut, diung-

kapkan sebagai sebuah pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk men-

gubah Arsitektur menjadi sekarang apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal

yang menjadi Pertentangan tersebut antara lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur

sebagai science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space, Arsitektur se-

bagai craft vs Arsitektur sebagai assembly dan Arsitektur sebagai karya manual vs

Arsitektur sebagai karya machinal.

Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan

hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya

dititik beratkan hanya pada kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor

terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai

berkembang konsep “free plan”, atau “universal plan”, yaitu ruang yang ada dapat

dipergunakan unt berbagai macam aktifitas, ruang dapat diatur fleksibel dan dapat

17

Page 18: Arsitektur klasik dan modern

digunakan fungsi apa saja. “Typical Concept” mulai berkembang yaitu ruang- ruang

dibuat standar dan berlaku universal.

Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan

bahan mulai Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, teru-

tama pada bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan

menggunakan struktur beton dan baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan

menggunakan jendela kaca yang lebar dan menerus.

Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos.

Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya hu-

bungan dengan sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu

pengetahuan dan teknologi yang juga bersifat universal) dan juga manusianya.

(gaya universal sebagai international style). Pada bulan September 1930 telah di-

adakan suatu konggres oleh CIAM (Congres Internationaux d’Architecture Moderne)

yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari suatu masa,

dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan za-

man mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-elemen modern

serta mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan kemasya-

rakatan) yg secara keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan san-

gat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNC-

TION yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago), dengan beberapa ciri se-

bagai berikut:

1. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.

2. struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa

lampau (tanpa ornamen).

3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.

4. Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud.

Tokoh pada periode I ini antara lain adalah:

Ø Louis Sullivan.

Ø Frank Lloyd Wright

18

Page 19: Arsitektur klasik dan modern

Ø Le Corbusier

Ø Walter Gropius

Ø Ludwig Mies van de Rohe

2. PERIODE II (1930-1939).

Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh

Eropa, Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbe-

daan iklim, keadaan tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuk-

nya. Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi

bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tem-

pat dimana bangunan itu didirikan, mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi

kedaerahan dan keregionalan.Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya Inter-

national Style atau Universal Style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai

oleh tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan – memperhatikan penggunaan

bahan-bahan local / setempat.

Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian,

perkembangan teknologi, industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia

dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusian,

akal dan seni dari arsitektur modern. Hal ini adalah merupakan keberanian untuk

menyalahi zamannya. Hanya dengan perencanaan yang obyektif dan ketelitian da-

lam penampilan bahan-bahan asli, maka bahaya gagalnya perancangan dapat di-

hindari, namun demikian karya seperti ini masih banyak dikritik dan disalah artikan.

Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah:

Ø Alvar Aalto

Ø Arne Jacobsen

Ø Oscar Niemeyer.

Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh

oleh pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.

19

Page 20: Arsitektur klasik dan modern

3. PERIODE III (1945 – 1958)

Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung

dan rumah tinggal, menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah ting-

gal dan gedung-gedung menjadi latar belakang pada periode ini. karena kerusakan

akibat perang tersebut perlu dibangun kembali , maka usaha untuk mempercepat

pembangunan antara lain dengan fabrikasi komponen bangunan yang lebih ekono-

mis dan rasional sesuai dengan tujuan Revolusi Industri . Konsekuensi dari pandan-

gan tersebut antara lain ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dan klassisme

baru yang pernah diapakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi simbol negatif dan

perlu ditolak.

Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan

Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:

a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an

dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-

an di sebut mass production (produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam

hal ini mereka menerapkan kecepatan dalam membangun (pabrikasi kompo-

nen bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada rasiona-

litas. Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan ge-

jala ini melintasi batas Negara dan budaya, sehingga dapat dianggap bersifat

Internasional.

b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan ar-

tistik, tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen

dengan alasan antara lain:

1. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya.

Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsi-

tektur, bukan arsiteknya.

2. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak

bisa dihilangkan adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demo-

kratis itu sama saja bohong/ omong kosong.

20

Page 21: Arsitektur klasik dan modern

3. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan ba-

han-bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas ber-

beda.

4. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos,

simpel, bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti

tidak ada apa-apanya kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian,

siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau bukan.

Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?)

5. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang

disharmoni, tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di

mana bentukan yang geometrik dianggap merusak dan memperburuk

wajah lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah neokla-

sik/pramodern.

6. Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh:

diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy.

Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedo-

man mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai

bagian dari sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada ke-

butuhan, fungsi yang dipadu dengan hasil penemuan teknik serta keindahan mesin,

menginginkan satu kesatuan antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi ben-

tuk massa bangunan serta materi yang dominan pada periode ini dapat dibagi atas:

Ø Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan

struktur utama pada umumnya beton serta struktur atap baja.

Ø Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struk-

tur utama dengan dinding kaca sebagai penutup.

Ø Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan,

fungsi, sistem pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, to-

pografi dan sifat kenasionalan.

21

Page 22: Arsitektur klasik dan modern

Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh:

1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah

dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya:

bangunan kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang

pas bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jika-

lau memenuhi aturan-aturan geometri, misalnya : lingkaran, bujursangkar, se-

gitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi ).

2. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan

space/ruang (ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwa-

kili oleh kaca lebar dan bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang

sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak

terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang).

4. PERIODE III fase I (1949 – 1958).

Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi,

perancangan tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hu-

bungannya dengan keadaan lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri

(misalnya : iklim).

Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini

terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton prace-

tak. Yang penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda

yaitu:

Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).

Dilihat dari metode produksi (efisiensi).

Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah:

1. Penggunaan bidang kaca yang lebar.

2. Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial.

3. Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme).

22

Page 23: Arsitektur klasik dan modern

4. Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.

Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an):

1. Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism), di dalam kesederhanaan berusaha

mencapai efek yang kaya. Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai

jenis bangunan. ( tokohnya : Mies-van de Rohe).

2. Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada bagian yang perlu di-

tonjolkan akan dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Ali-

ran ini bentuknya lebih plastis dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar

Aalto).

3. Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure), bentuk terla-

hir dari permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang isti-

mewa bentuknya dan berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).

4. Aliran “organik” (organic architecture), berusaha menghubungkan alam dan ling-

kungan ke dalam pemecahan masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd

Wright).

5. Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”, menggunakan kembali

langgam- langgam dari masa lalu yang sudah dipermodern dan disederhanakan.

(tokohnya : Minoru Yamasaki).

5. PERIODE III fase II (1958 – 1966).

Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi

dan pandangan-pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada fase ini tim-

bul dua aliran yang menonjol di Eropa dan Amerika yaitu:

1. Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh

Le Corbusier pada bangunan Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang

dibuat dengan gaya seperti ini, yaitu menggunakan bahan bangunan yang ka-

sar, seperti beton expose, batu bata kasar dan bahan lain yang sejenis terma-

suk di dalam aliran ini. Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:

23

Page 24: Arsitektur klasik dan modern

Ø Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris),

lebih mementingkan etika dari pada estetika.

Ø Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika.

Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan

terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan

indah dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan

merupakan faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian individual dinyatakan

dengan tegas dan teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul Rudolph, Michael Kallmenn,

Eero Sarine, Kenzo Tange, Stubbin).

2. Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih

menonjolkan bentuk bangunan. Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan

perasaan dari arsitek, fungsi dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai dengan

fungsinya. Slogan “Form follows function” dirubah menjadi “Form evokes func-

tion” (bentuk menciptakan fungsi), bentuk adalah merupakan titik tolak peran-

cangan. Formalisme dipengaruhi aliran lainnya:

Ø Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu tech-

nical excellence, kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai

keindahan ideal. (Paul Rudolph).

Ø Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-bentuk masa lampau

yang tujuannya untuk mencapai estetika, perletakan masa simetris, ada

plaza di tengah dan penyusunan ruangnya sama dengan masa abad XIX.

Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak,

namun perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebab-

kan oleh penekanan permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya

sama, yaitu ingin menciptakan arsitektur yang efisien.

Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan

mempunyai ciri sebagai berikut:

- Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.

24

Page 25: Arsitektur klasik dan modern

- Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tu-

juan semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.

- Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan

abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi

empat.

- Konstruksi diperlihatkan.

- Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen

atau ditempel - tempel.

- Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.

- Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan

sekunder, dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di da-

lam bangunan.

Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut:

- Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama

dari bangunan.

- Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di

atas.

- Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaan-

nya, ketepatan penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.

- Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan

belakang, facde dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak

ada detail yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi

keseluruhan.

- Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, te-

tapi merupakan alat yang penting dalam ekspresi artistik.

B. Periode Sejarah Arsitektur Postmodern

Pengertian Arsitektur postmodern :

Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi

kedua-duanya masih eksis.

25

Page 26: Arsitektur klasik dan modern

Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang

sama.

Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari

Arsitektur Modern tetap dipakai.

Merupakan pengulangan periode 1890-1930.

Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology,

Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam

arsitektur.

Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.

Arsitektur Post Modern lahir karena beberapa hal antara lain Arsitektur Mod-

ern dipermalukan karena tidak begitu menghargai sejarah ,kemudian terjadinya

Gerakan Internasional Mahasiswa di berbagai negara dengan tujuan secara umum

yang sama yaitu menuntut kebebasan karena sebelum masa pemberontakan terse-

but pada umumnya pusat-pusat intelektual /sekolah-sekolah secara politik dikuasai

pemerintah sehingga melalui gerakan mahasiswa ini kemandirian mahasiswa dihar-

gai. Kemudian tumbuhnya peristiwa kebudayaan dalam gaya hidup dan munculnya

demonstrasi orang tua yang menurut mereka orang-orang modern bisanya cuma

merusak bukan memelihara . Aliran Late Modern itu sendiri merupakan aliran Mod-

ern karena pada dasarnya hanya mengolah segi bahan , tampak dan struktur ban-

gunan,sedangkan Post Modern sautu mutasi karena mencoba memasukkan kembali

nilai-nilai sejarah dan tradisional dalam arsitektur ,suatu hal yang sebelumnya san-

gat ditentang Modernisme.

Post Modern timbul pada saat aliran Modern sudah mencapai klimaks

pertumbuhannya dan sebagai suatu aliran baru yang merupakan perubahan drama-

tis arsitektur Modern dan Internasional Style . Reaksi lain yang timbul adalah slogan

‘ Less is More ‘ diubah menjadi ‘ Less is Bore ‘ oleh Venturi . Istilah Post Modern

pertama kali oleh Arnold Toynbee, tetapi bukan dalam konteks Arsitektur . Kemudian

dipindahkan dalam konteks Arsitektur oleh Arsitek Joseph Hudnut pada tahun 1949

dan kemudian Geoffrey Barraclouyh ( sesudah Toynbee ) yaitu untuk menggambar-

kan suatu jaman yang penuh dengan keanekaragaman dalam peradaban yang

saling berdampingan satu dengan yang lainnya .

26

Page 27: Arsitektur klasik dan modern

Arsitektur PostModern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap arsitek-

tur modern, maka timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek Arsitektur post

modern ini muncul dalam tiga versi atau sub langgam yaitu: purna modern, pasca

modern, dan dekonstruksi. Arsitektur purna modern dan neo modern merupakan ha-

sil pemikiran arsitektur untuk mengkoreksi degradasi yang terjadi.

Ciri -ciri umum Arsitektur postmodern: Untuk lebih memperjelas pengertian arsitek-

turpost modern, Charles Jencks memberikan daftar ciri–ciri sebagai berikut:

1. Ideological adalah Suatu konsep bersistem yang menjadi asas pendapat untuk

memberikan arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan Arsitektur post modern,

ideological adalah konsep yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur

post modern bisa lebih terarah dan sistematis.

a) Double coding of Style

Bangunan post modern adalah suatu paduan dari dua gaya atau style, yaitu

: Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya.

b) Popular and pluralist

Ide atau gagasan yang umum serta tidak terikat terhadap kaidah tertentu,

tetapi memiliki fleksibilitas yang beragam. Hal ini lebih baik dari pada gaga-

san tunggal.

c) Semiotic form

Penampilan bangunan mudah dipahami, Karena bentuk–bentuk yang ter-

cipta menyiratkan makna atau tujuan atau maksud.

d) Tradition and choice

Merupakan hal–hal tradisi dan penerapannya secara terpilih atau disesuai-

kan dengan maksud atau tujuan perancang.

e) Artist or client

Mengandung dua hal pokok yaitu: Bersifat seni (intern) dan Bersifat umum

(extern) Yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dipahami se-

cara umum.

f) Elitist and participative

Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi sikap borjuis se-

perti dalam arsitektur modern.

27

Page 28: Arsitektur klasik dan modern

g) Piecemal

Penerapan unsur–unsur dasar, secara sub–sub saja atau tidak menyeluruh.

Unsur–unsur dasar seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lain–

lain.

h) Architect, as representative and activist

Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah, perancangan dan secara aktif

berperan serta dalam perancangan.

2. Stylitic (ragam) adalah Gaya adalah suatu ragam (cara, rupa, bentuk, dan seba-

gainya) yang khusus. Pengertian gaya – gaya dalam arsitektur post modern

adalah suatu pemahaman bentuk, cara, rupa dan sebagainya yang khusus men-

genai arsitektur post modern:

a) Hybrid Expression adalah Penampilan hasil gabungan unsur–unsur

modern dengan: Vernacular, Local, Metaphorical, Revivalist, Commercial,

dan contextual.

b) Complexity adalah Hasil pengembangan ideology–ideology dan ciri–ciri

post modern yang mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampil-

kan perancangan yang bersifat kompleks. Pengamat diajak menikmati,

mengamati, dan mendalami secara lebih seksama.

c) Variable Space with surprise adalah Perubahan ruang–ruang yang tercipta

akibat kejutan, misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior

dan lain–lain.

d) Conventional and Abstract Form adalah menampilkan bentuk konvensional

dan bentuk-bentuk yang rumit (popular), sehingga mudah ditangkap ar-

tiinya.

e) Eclectic adalah Campuran langgam–langgam yang saling berintegrasi se-

cara kontinu untuk menciptakan unity.

f) Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.

g) Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content and

semaic appropriateness toward function. Gabungan unsur estetis dan

fungsi yang tidak mengacaukan fungsi.

h) Pro Or Organic Applied Ornament adalah Mencerminkan kedinamisan se-

suatu yang hidup dan kaya ornamen.

i) Pro Or Representation adalah Menampilkan ciri–ciri yang gamblang se-

hingga dapat memperjelas arti dan fungsi.

28

Page 29: Arsitektur klasik dan modern

j) Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentuk–bentuk tertentu yang dite-

rapkan pada desain bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan

fungsi bangunan.

k) Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-nilai histori pada setiap

rancangan yang menegaskan ciri-ciri bangunan.

l) Pro-Humor ialah Mengandung nilai humoris, sehingga pengamat diajak un-

tuk lebih menikmatinya.

m) Pro-simbolic adalah Menyiratkan simbol-simbol yang mempermudah arti

dan yang dikehendaki perancang.

3. Design Ideas adalah suatu gagasan perancangan. Pengertian ide-ide desain

dalam Arsitektur Post Modern yaitu suatu gagasan perancangan yang menda-

sari Arsitektur Post Modern.

a) Contextual Urbanism and Rehabilitation ialah Kebutuhan akan suatu fasilitas

yang berkaitan dengan suatu lingkungan urban.

b) Functional Mixing ialah Gabungan beberapa fungsi yang menjadi tuntutan

dalam perancangan.

c) Mannerist and Baroque ialah Kecenderungan untuk menonjolkan diri.

d) All Phetorical Means ialah Bentuk rancangan yang berarti.

e) Skew Space and Extensions adalah Pengembangan rancangan yang asime-

tris-dinamis.

f) Street Building.

g) Ambiquity adalah Menampilkan ciri-ciri yang mendua atau berbeda tetapi

masih unity dalam fungsi.

h) Trends to Asymetrical Symetry adalah Menampilkan bentuk-bentuk yang

berkesan keasimetrisan yang seimbang.

29

Page 30: Arsitektur klasik dan modern

BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Arsitektur klasik aadalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang men-

gacu pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno

pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Arsitektur klasik dari

bangsa yunani merupakan dasar dari bangunan-bangunan klasik saat ini.

Dari mulai masa kejayaan yunani kuno sampai kejatuhan kerajaan ro-

mawi, banyak bangunan-bangunan besar yang dibangun menggunakan

keahlian arsitektur handal.

Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur di-

mana ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelum-

nya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah façade, orna-

men, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada masa

arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus

dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gaga-

san ruang, kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa,

hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen ruang

secara nyata.

30

Page 31: Arsitektur klasik dan modern

DAFTAR PUSTAKA

http://annasmaulana.blogspot.com/2013/05/sejarah-arsitektur-arsitektur-kla -

sik_21.html

http://rurucoret.blogspot.com/2008/12/architecture-modern.html

http://alexnova-alex.blogspot.com/2011/06/teori-arsitektur-klasik.html

http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-arsitektur-modern/

31