Upload
sri-fauzia-smrt
View
379
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
silahkan memcoba
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar BelakangBahasa adalah ucapan atau tulisan verbal untuk menyatakan dan
mengungkapkan sebuah ide / gagasan. Bahasa berfungsi mengekspresikan
suatu keadaan atau kondisi diri manusia (komunikasi langsung), bahasa juga
dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan , di zaman era
globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut
secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung
kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi
secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis,
diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan
benar.Adanya bahasa verbal ini seseorang dapat mengungkapkan apa yang
ada di dalam benak atau pikirannya, bahasa juga untuk merumuskan sebuah
pemikiran yang terdiri dari satuan tata bahasa (gramatika) yang mengorganisir
kata-kata menjadi susunan yang bermakna.
Sumbangan bahasa bagi kehidupan jelas sangat besar. Kelangsungan
segala kegiatan manusia, salah satunya disebabkan adanya bahasa. Tanpa
bahasa verbal ini, kita tidak bisa memiliki bayangan kehidupan seperti yang
kita alami sekarang ini.
Bahasa membantu manusia dalam mengabstraksikan segala sesuatu
terkait kehidupannya dan mengambil tindakan sesuai dengan tujuannya.
Adanya tata bahasa (gramatika) dan kata-kata yang konstan maknanya dalam
bahasa, maka bahasa verbal adalah satu-satunya sarana untuk berkomunikasi
antarmanusia. Bahasa membantu manusia tidak saja mengekspresikan atau
mengungkapkan ide dan alat berpikir, tetapi bahasa membuat manusia dapat
memahami satu sama lain.
Hakikat komunikasi dalam bahasa ini adalah sebuah sarana atau alat agar
berbagai hal dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Adanya komunikasi
inilah yang mensyaratkan adanya interaksi atau hubungan sosial di
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 1
masyarakat. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa,
disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga
Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata
bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang
cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga
diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara
komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat
digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata
bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan
bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi dan dalam
penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga
mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah
membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa dan penggunaan tanda
baca. Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari
Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih
sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata
bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar
aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang
mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh
masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan
dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang
akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam
berkomunikasi.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana
penggunaan tanda-tanda baca yang benar dan arti dari tanda baca itu sendiri,
sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan dalam penulisan yang
baik dan benar. Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian)
dan wacana tulis dinas (laporan kegiatan, laporan tugas dinas) menerapkan
aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). EYD
memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada, yaitu penggunaan
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 2
tanda baca. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting,
karena setiap karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca.
Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya tulis ilmiah
salah dalam memakai tanda baca. Masalah tersebut muncul akibat kurangnya
memahami tanda baca dengan baik dan benar. Namun masalah tersebut dapat
dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yang berkelanjutan. Perlu diketahui,
bahwa tanda baca dalam EYD ada beberapa macam, antara lain: (1) tanda titik
(.), (2) tanda koma (,), (3) tanda titik koma (;), (4) tanda titik dua (:), (5) tanda
hubung (-), (6) tanda tanya (?), (7) tanda seru (!), (8) tanda kurung (( )), (9)
tanda garis miring (/), (10) tanda petik (“…”).
Bahasa tulisan sebagai sebagai salah satu bentuk wacana yang
menggunakan bahasa sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis
untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa, khususnya penggunaan EYD. Karena
dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD, dapat dipastikan pesan informasi
yang disampaikan dalam tulisannya dapat dengan mudah dipahami oleh
pembacanya (Syarif Yunus, 2012).
Banyak sekali buku, makalah, media massa yang membahas
penggunaan tanda baca dalam karya tulis ilmiah, tetapi kurang intensif.
Pembahasan mengenai tanda baca akan diperjelas, dengan memperhatikan
aturan yang ada (EYD).
Dengan mempertimbangkan kajian tersebut, makalah ini mengkaji
pengunaan tanda-tanda baca yang akan memberikan pedoman dalam
penulisan karya tulis ilmiah.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan
sebagai berikut.
1) Apa pengertian tanda baca?2) Jenis – jenis tanda baca?3) Bagaimana pemakaian tanda baca?4) Apa akibat yang ditimbulkan jika salah dalam memakai tanda baca?5) Apa solusi terbaik agar tidak ada kesalahan dalam memakai tanda
baca?
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 3
1.2.1. Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup EYD mencangkup lima aspek, yaitu:
1). Pemakaian huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu
bahasa, yaitu
a. Abjad
b. Pemenggalan
c. Vokal
d. Nama Diri
e. Konsonan
2). Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari
ejaan sebelumnya yang meliputi :
a. Huruf Kapital
b. Huruf Miring
3). Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala
bentuk dan jenisnya berupa :
a. Kata Dasar
b. Kata Turunan
c. Kata Ulang
d. Gabungan Kata
e. Kata Ganti kau, ku, mu,dan nya
f. Kata Depan di, ke, dan dari
g. Kata Sandang si dan sang
h. Partikel
i. Singkatan dan Akronim
j. Angka dan Lambang Bilangan
k. Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara
penulisan unsur serapan, terutama kosa kata yang berasal
dari bahasa asing.
6) Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan
kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidanya masing-
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 4
masing
Di dalam hal ini, kita akan mempelajari ejaan yang nomor lima yaitu
penggunaan tanda baca
1.3.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kami capai dari penulisan karya tulis ini adalah:
1) Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada
2) Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
3) Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik
4) Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang
baik dan benar
1.4.Manfaat
Dengan diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat
antara lain :
1) Dapat menulis karya ilmiah dengan Ejaan tanda baca yang benar.
2) Dapat menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks kalimat
yang ada
3) Dapat memahami penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah karya
ilmiah yang baik dan benar
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 5
BAB IIPEMBAHASAN
2.1. Huruf Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk. Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras. Selamat pagi.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin dia terlambat," katanya.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih Quran
Alkitab Weda
Islam Kristen
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus Salim Imam Syafii
Presiden Soekarno Nabi Ibrahim
Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 6
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Gubernur Ali Sadikin
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Menteri Hatta Radjasa
Jenderal Soedirman
Profesor Supomo
Gubernur Sulawesi Utara
Tetapi perhatikanlah penulisan berikut:
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Brigadir Jenderal Sugiarto baru dilantik jadi mayor jenderal.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah Wage Rudolf Supratman
Amien Rais Dewi Persik
Nicholas Saputra
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia bahasa Turki
suku Sasak suku Toraja
Tetapi perhatikanlah penulisan berikut:
mengindonesiakan kata asing keinggris-inggrisan
Misalnya:
Haji Agus Salim Imam Syafii
Presiden Soekarno Nabi Ibrahim
Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 7
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Ramadan
hari Jumat hari Lebaran
hari Natal Perang Padri
Proklamasi Kemerdekaan
Tetapi perhatikan penulisan berikut:
memproklamasikan kemerdekaan
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara Jalan Diponegoro
Blitar Jazirah Arab
Bukit Barisan Kali Ciliwung
Cirebon Selat Karimata
Tetapi perhatikan penulisan berikut:
berlayar ke teluk mandi di kali
menyeberangi selat pergi ke arah barat
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama negara, badan,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi, kecuali konjungsi.
Misalnya:
Departemen Pendidikan Nasional
Keputusan Presiden RI Nomor 156 Tahun 1972
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Tetapi perhatikanlah penulisan berikut:
menurut undang-undang dasar kita
menjadi sebuah republik
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 8
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama
buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel
seperti di, ke, dari, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi
awal.
Misalnya:
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas
l. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr. Doktor Sdr. Saudara
dr. Dokter S.Sos. Sarjana Sosial
M.A. Master of Arts S.H. Sarjana Hukum
Catatan: Singkatan di atas selalu diikuti oleh tanda titik.
m.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya:
Kapan Bapak berangkat? Itu apa, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau
sapaan. Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
2.2. Huruf miring (kursif)
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk :
a. menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 9
Misalnya:
Kumpulan cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi ditulis oleh Seno
Gumira Ajidarma.
b. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata.
Misalnya:
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf besar.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
c. menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang
telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Sebaiknya kita menggunakan kata kudapan untuk kata snack
Catatan :
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring diberi satu garis di bawahnya.
2.2. PENULISAN KATA
2.2.1 Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kami percaya bahwa kamu anak yang pandai.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
2.2.2 Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya:
bergeletar diberikan
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 10
b. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya
berupa gabungan kata.
Misalnya:
bertepuk tangan sebar luaskan
c. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus
mendapat awalan dan akhiran, kata-kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
memberitahukan mempertanggungjawabkan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
monoteisme antarkota multilateral
caturtunggal dasawarsa kontrarevolusi
Catatan:
Apabila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf
awalnya huruf besar, di antara kedua unsur itu dituliskan
tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai, kecuali
jika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar dan kata esa.
Misalnya:
Allah Yang Mahakuasa.
2.3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak centang-perenang porak-poranda
gerak-gerik sayur-mayur
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 11
2.4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar model linear kambing hitam
orang tua sepak bola persegi panjang
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di
antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
ibu-bapak kami buku sejarah-baru watt-jam
c. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis
serangkai.
Misalnya:
daripada silaturahmi halalbihalal syahbandar
hulubalang wasalam olahraga sukarela
2.5. Kata Ganti -ku, kau- , -mu, dan -nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
-ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
2.6. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti
kepada dan daripada.
Misalnya:
Adiknya pergi ke luar negeri.
Mereka ada di rumah.
Perhatikan penulisan berikut:
Ia keluar sebentar.
Kemarikan buku itu!
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 12
2.7. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
2.8. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Bacalah buku itu baik-baik!
Apatah lagi yang akan diucapkannya?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun, sudah tak ada kendaraan.
Kelompok kata yang lazim dianggap padu, seperti adapun, andaipun,
ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun,
meskipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.
c. Partikel per yang berarti 'mulai', ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya:
Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
2.9. Angka dan Lambang Bilangan
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di
dalam tulisan lazim digunakan angka Arab dan angka Romawi.
Pemakaiannya diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 13
b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, dan isi,
satuan waktu, serta nilai uang.
Misalnya:
10 liter beras 1 jam 20 menit Rp5.000,00 5 meter persegi
c. Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen,
atau kamar pada alamat.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No.15 Hotel Sofyan Kamar 69
d. Angka digunakan juga untuk menomori karangan atau bagiannya.
Misalnya:
Bab X pasal 5 halaman 212 Surah Yasin: 9
e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
Bilangan utuh
Misalnya:
12 dua belas 22 dua puluh dua 222 dua ratus dua puluh dua
Bilangan pecahan
Misalnya:
1/2 setengah 3/4 tiga perempat
1/100 seperseratus 1 % satu persen
f. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang
berikut
Misalnya:
Paku Buwono X Paku Buwono ke-10
Paku Buwono kesepuluh
g. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara
yang berikut
Misalnya:
tahun 50-an atau tahun lima puluhan
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 14
h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,
ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai
secara berurutan, seperti dalam pemerincian dan pemaparan.
Misalnya:
Anti menonton film itu sampai tiga kali.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang
memberikan suara setuju, 15 suara tidak
setuju, dan 5 suara blangko.
i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan, yang tidak dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal
kalimat.
Misalnya:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
j. Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja untuk
sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
k. Kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan
tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.
Misalnya:
Kantor kami mempunyai dua ratus orang pegawai.
Bukan: Kantor kami mempunyai 200 (dua ratus) orang pegawai.
l. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya
harus tepat.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima sebesar Rp1.500.000,00 (satu
juta lima ratus ribu rupiah).
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 15
2.10. Pengertian Tanda Baca
Tanda baca menurut Ensiklopedi Wikepedia, dipahami sebagai berikut.
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara
(fenom) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda
yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar
bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca
adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Tanda baca menjadi sangat penting, karena dengan memperhatikan tanda
baca dalam suatu aturan yang disepakati yaitu (EYD) memberikan peniliaian
tersendiri terhadap hasil karya tulis ilmiah itu sendiri. Kesalahan pemakaian
tanda baca dalam penulisan suatu kata akan berdampak terhadap arti kata itu
sendiri.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya.Batasan
tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan
ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.
Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang
harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-
rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur
Berikut ini sejarah beberapa tanda baca, yaitu :
a. Tanda Tanya
Pada awalnya, dalam bahasa latin, untuk mengindikasikan pertanyaan,
orang harus menuliskan kata "Questio" di akhir kalimat untuk menandakan
bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tanya. Maka untuk menghemat
tempat, kata tersebut akhirnya disingkat menjadi qo, yang kemudian
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 16
dimampatkan lagi menjadi huruf q kecil diatas huruf o, yang akhirnya
makin lama makin habis menjadi titik dan garis mirip cacing, persis seperti
tanda tanya kita sekarang.
b. Tanda Seru
Seperti tanda tanya, awalnya juga dimulai dengan menumpuk huruf.
Tanda ini berasal dari kata dalam bahasa Latin "io" yang berarti "seruan
kegembiraan". ketika huruf i ditulis diatas huruf o, lama-lama dipersingkat
seperti tanda seru kita sekarang ini.
c. Tanda Sama Dengan
Ditemukan oleh ahli matematika Inggris Robert Recorde pada 1557,
dengan pemikiran seperti ini (dalam bahasa Inggris kuno) "I will settle as I
doe often in woorke use, a paire of paralleles, or Gmowe [i.e., twin] lines of
one length, thus : , bicause noe 2 thynges, can be more equalle." atau
terjemahannya: "Aku akan menggunakan tanda ini seperti biasanya,
sepasang garis sejajar, atau kembar dengan panjang yang sama, karena
tidak ada dua hal lagi yang bisa lebih sama dengan dua garis sejajar ini."
Tanda sama dengan asli temuan Robert setidaknya 5 kali lebih panjang
dari yang kita kenal sekarang.
d. Ampersand (tanda "&")
Simbol ini adalah bentuk stilir dari "et" dalam bahasa Latin yang berarti
"Dan." Tanda ini ditemukan oleh Marcus Tullius Tiro, seorang penulis dari
abad pertama di Roma. Nama Ampersand baru diberikan setelah 17 abad
kemudian. Pada awal 1800-an, murid sekolah belajar simbol ini sebagai
huruf ke 27 setelah Z, tapi masih tanpa mana. Jadi di awal 1800-an ini
mereka belaar ABC dengan "and per se, and" yang berarti "&" dan
kemudian karena saking cepatnya dibaca, akhirnya menjadi "ampersand".
e. Octothorp (tanda #)
Nama aneh untuk tanda penomoran ini datang dari kata "Thorpe", kata
dalam bahasa Normandia Kuno untuk desa atau tanah pertanian yang
sering ditemui dalam bahasa Inggris untuk nama tempat. AWalnya
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 17
digunakan untuk pembuatan peta, yang berarti desa yang di kelilingi
delapan pertanian. Karena delapan (octa) dan pertanian (thorpe), maka
muncul nama ini, Octothorp.
f. Tanda Dollar (tanda $)
Pemerintah Amerika baru menerbitkan uang mereka sendiri pada 1794,
dan pada waktu itu masih menggunakan mata uang dunia lama - peso -
atau Dollar Spanyol. Koin 1 Dollar Amerika pertama persis sekali seperti
uang Peso Spanyol, baik berat maupun nilainya, jadi mereka mengambil
singkatan yang sama: Ps. Makin lama perkembangannya, huruf P ditulis
menimpa S, dan kemudian mulai lingkaran diatas P tadi dibuang, jadi
hanya huruf S yang ditimpa dengan garis vertikal.
2.10.1 Pemakaian Tanda Baca
Dalam hal pembuatan karangan ilmiah, kesalahan huruf dan tanda
baca sering muncul. Dan di dalam penulisan tanda baca sering sekali kita
lalai dan melakukan kesalahan dalam penulisanya. Sehingga menjadikan
karangan atau karya ilmiah kita menjadi sebuah karya yang kurang baik
karena ada kesalahan dalam penulisanya. Dari berbagai kesalahan itu,
sebenarnya para penulis karya ilmiah mampu untuk membuat tulaisanya,
akan tetapi mereka sering lalai dan ceroboh dalam penggunaan tanda
baca. Karena apa, tanda baca selalu di anggap sepele dalam
penggunaanya sehingga kadang menjadikan kalimat itu menjadi rancu
dan berbeda arti. Suatu contoh kita ambil kalimat “kucing makan tikus
mati”. Dalam konteks kalimat ini jika tidak kita beri pemisah tanda baca
maka akan menjadikanya sulit untuk dipahamai. Dari kalimat “kucing
makan tikus mati” siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, akan
tetapi apabila kita ganti konteks kalimat ini dengan pemberian tanda baca
seperti ini ”kucing makan, tikus mati”, siapakah yang mati dalam konteks
kalimat ini?, kemudian apabila kita gunakan konteks kalimat ini ”kucing
makan tikus, mati”, siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?. Kucing
makan tikus mati adalah salah satu contoh kalimat yang banyak persepsi
apabila kita salah menggunakan tanda bacanya. Oleh karena itu,
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 18
pemakaian tanda baca dalam penyusunan kalimat sangat perlu untuk
diperhatikan. Pemakaian tanda baca bersangkutan dengan :
a. tanda baca apa yang tepat dipilih dalam menuliskan kalimat atau
karangan dalam bahasa Indonesia
b. bagaimana cara menuliskan tanda baca tersebut (rapat ataukah
renggang/spasi). EYD memberikan salah satu pedoman dalam hal
penggunaan tanda baca
Setiap masing masing tanda baca memiliki fungsi dan kegunaanya masing-
masing. Tanda tanda baca yang dipakai dalam penulisan yaitu :
1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Misalnya:
Mas Ageng Prastiyo perhatikan contoh penyingkatan berikut
M. A. P. SALAH
M. Ageng P. BENAR.
Catatan :
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr. (doctor)
Kol. (colonel)
Ny. (nyonya)
c. Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambing kimia,
satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Misalnya:
Lambang Cu adalah lambing kuprum
Dia mambeli 10 kg emas
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 19
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
umum, yang ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
s.d. (sampai dengan)
a.n. (atas nama)
e. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
Catatan :
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu
ketukan
f. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
a. . Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir
dalam deretan angka atau huruf.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 20
g. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukan waktu.
Misalnya:
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
h. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
i. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden:
Balai Poestaka.
j. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
k. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor gironya 5645678.
l. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 21
Misalnya:
Acara kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD ‘45)
Salah Asuhan
m.Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal
surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya: Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan
perangko.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 22
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
… Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
… Jadi, soalnya tidak semudah itu.
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dari kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 23
(i) Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Pakuan, Bogor.
(ii) Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
(iii) Surabaya, 10 Mei 1960
(iv) Kuala Lumpur, Malaysia.
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru
Bahasa Indonesia.
Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
k. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, berkunjung ke
Manado.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang
perempuan, mengikuti
latihan paduan suara.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m Rp 12,50
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 24
m.Tanda koma dapat dipakai––untuk menghindari salah baca––di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Edyar, Agus mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa.
Agus mengucapkan terima kasih atas bantuan Edyar.
n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“ Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk
memasak di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan
nasional.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 25
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Moch. Achyar
Sekretaris : Tati Suryati
b. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak
judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan.
Misalnya:
(v) Tempo, I (34), 1971:7
(vi) Surah Yasin:9
(vii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah
Studi, sudah terbit.
(viii) Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka
Kerupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
c. Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ayah : “Karyo, sini kamu!”
Karyo : (datang menghampiri) “Ada apa, Pak?”
Ayah : “Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas
lemari!”
d. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi,
meja, dan lemari.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 26
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata
berimbuhan yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Walaupun demikian, masih banyak yang ti-dak mematuhi
peraturan tersebut.
Industri tersebut dapat dikembangkan men-jadi industri padat
karya.
b. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Anak-anak kupu-kupu berulang-ulang
kemerah-merahan mondar-mandir sayur-mayur
c. Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
17-08-1945
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata
berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital,
kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
se-Indonesia se-Jabodetabek mem-PHK-kan
sinar-X peringkat ke-2 S-1
tahun 50-an
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash pen-tackle-an
6. Tanda Pisah
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 27
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai––
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom––telah mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti
‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
2004––2009 tanggal 1––10 Mei 2007
Jakarta––Bandung
7. Tanda Elipsis (…)
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu … ya, ayo kita berangkat.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah
ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
… selanjutnya akan di bawa ke pengadilan.
Ibu baru pulang … pasar.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks
dan satu titik untuk menandai akhir kalimat. Misalnya:
Ibu baru pulang dari….
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 28
8. Tanda Tanya
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
b. Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
9. Tanda Seru (!)
a. Tanda seru dipakai pada akhir kalimat printah.
Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Jangan berisik!
b. Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban,
ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Indah sekali pemandangan alam ini!
Merdeka!
10.Tanda Kurung ((…))
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Komisi A telah selesai menyusun GBPK (Garis-Garis Besar
Program Kerja) dalam sidang pleno tersebut.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 29
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan
per-ekonomian Indonesia lima tahun terakhir.
c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga
kerja, dan (c) modal.
d. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam
teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kokain (a).
Sahrul Gunawan berasal dari (kota) Bogor.
11. Tanda Kurung Siku ([...])
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
korekssi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan
itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di
dalam Bab II [lihat halaman 35––38]) perlu dibentangkan di
sini.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 30
12. Tanda Petik ganda (“…”)
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.”
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada halaman 5 buku itu.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA” diterbitkan dalam harian Tempo.
Perhatikan:
1b. Penyakit Malaria biasanya ditularkan melalui nyamuk. SALAH
2b. Penyakit “Malaria” biasanya ditularkan melalui nyamuk. BENAR
Perhatikan perbedaan 1b dan 2b Malaria merupakan istilah ilmiah,
jelas salah bila hanya ditulis biasa tanpa tanda khusus yaitu tanda
petik.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Saat ini ia sedang tidak mempunyai pacar yang di kalangan remaja
dikenal dengan “jomblo”.
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 31
13. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain.
Misalnya:
Tanya Basri, Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak
pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan
kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Feed-back berarti ‘balikan’.
14.Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim.
Misalnya:
No. 12/PK/2005
Jalan Kramat III/10
Masa Bakti 2005/2006
Tahun Ajaran 2006/2007
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
a. Laki-laki/Perempuan
b. 120 km/jam
c. 1 No. 8 / XXII / 2000 SALAH
2 No.8/XXII/2000 BENAR
Perhatikan perbedaan (c1) dengan (c2). Pada (c1) memberikan
asumsi baris baru. Pada (c2) memberikan asumsi baru. Yang bernar
adalah (c2).
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 32
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
a. Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Misalnya:
Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan)
17 Agustus ’45 (’45 = 1945)
2.11. Format penulisan
Selain tanda baca, ada juga format penulisan yang cukup membantu
untuk keperluan penulisan kalimat.
a. Cetak tebal, untuk menegaskan suatu kata atau kalimat yang sedang
menjadi pembicaraan.
Misal:
Buaya adalah reptil terbesar yang hidup di sungai dan rawa-
rawa.
b. Cetak miring merupakan kata serapan di luar bahasa baku yang
sedang digunakan.
Misal:
Menjelang masa Pilkada, banyak calon yang sowan para kyai.
Kata sowan diserap dari bahasa Jawa. Cetak miring juga
digunakan untuk menuliskan judul lagu, buku, film, dan lain-lain.
Misal:
Hantu Jeruk Purut adalah film bertema horor yang turut
mewarnai perfilman nasional saat ini.
c. Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan
miring, ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita
ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan
miring. Tapi untuk masa sekarang, garis bawah tidak begitu jelas
penggunaannya.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 33
2.12. Tanda Baca Yang Memiliki Arti Khusus
Perbedaan rapat dengan spasi suatu tanda baca bukan sekedar soal
pengetikan. Beberapa tanda memiliki arti khusus dengan penulisan itu.
Perhatikan tabel dibawah ini.
Tabel 01 Pemakaian Spasi/Rapat Tanda Baca
DITULIS RAPAT DITULIS RENGGANG/SPASI
Contoh Arti Contoh Arti
1 – 48 Dikurangi 1−48 sampai
dengan
1 : 200 Dibagi 1:200 Dibanding
kantor/lembaga Atau kantor /
lembaga
baris baru
habis. Lalu, … Selesai habis . Lalu, … Perkalian
4,5 Desimal 4, 5 urutan/deret
2.13. Akibat Salah Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca jangan dianggap tidak penting, jika kalau ada
kesalahan dalam pemakaian tanda baca akan mengakibatkan salah pengertian
jika dipandang dari sisi benar maupun baiknya suatu karya tulis ilmiah. Contoh
berikut mudah-mudahan dapat membantu kita sekalian dalam menulis karya
ilmiah yang baik dan benar tentunya. Contoh:
a. Semisal dalam nama jabatan, pemakaian tandanya dicontohkan
sebagai berikut.
Prof. Dr. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos., M.si SALAH
Prof. DR. H. Mas Ageng Prastiyo, S.sos. M.si BENAR
Di manakah dr. Ageng Mkes bertugas ? SALAH
Di manakah Dr. Ageng M.kes. bertugas ? SALAH
Di manakah dr. Ageng, M.kes. bertugas? BENAR
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 34
2.13.1 Solusi Agar Tidak Salah Menggunakan Tanda Baca
Ada banyak sekali tanda baca (tanda ulang, tanda penyingkat
aprostrop, tanda kurung siku, tanda elipsis, dll.). Namun yang menjadi
kajian dalam makalah ini hanya beberapa tanda saja. Solusi terbaik agar
tidak salah dalam menggunakan tanda baca adalah berlatih dan belajar
dengan sungguh-sungguh, apalah arti ilmu kalau tidak dimanfaatkan
dengan baik. Banyak referensi terlengkap yang menjadi rujukan untuk
mengetahui bermacam-macam tanda baca serta penggunaanya, salah
satunya adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bahwa Penggunaan tanda baca perlu diperhatikan dalam penulisan
karya tulis atau karya ilmiah. Masing masing tanda baca memiliki aturan
dan tata letak penggunaanya, sehingga kita harus cermat dalam
menggunakan tanda baca dan menempatkan tanda baca pada aturan
yang telah di tetapkan
2. Penggunaan ejaan yang disempurnakan (E Y D) sangat dibutuhkan
dalam penulisan karya tulis ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah tersebut
dapat tersusun dengan baik dan mudah dipahami.
3. Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan
yang sangat fatal yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya belum
mengetahui hal tersebut.kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi
kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata
bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan
dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan
penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita
bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat
menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar,
karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses
pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.
3.2 Saran
Adapun saran sebagai penulis, yaitu untuk semua masyarakat Indonesia
agar selalu mengikuti aturan – aturan yang telah ditetapkan. Agar, bahasa
Indonesiam tetap menjadi bahsa persatuan. Bagi para mahasiswa diharapkan
kedepannya agar tidak merasa janggung dalam menggunakan bahasa dan
tanda baca yang benar demi kelangsungan budaya kita.
Untuk kedepannya diharapkan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan makalah ini kedepannya.
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 36
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta:
Balai Pustaka.
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Tribun Bandung, Jum’at (11 Januari 1014), hal. 2 www.wikipedia.com
pada Jum’at, 11 januari 2014
http://www.ulfiah.blogspot.com/2014/01/demokrasi-islam.html
Makalah EYD dan Tanda Baca Page 37