47
BIAYA MODAL By : Lucky Maharani Safitri

biaya modal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: biaya modal

BIAYA MODAL

By :

Lucky Maharani Safitri

Page 2: biaya modal

Biaya Modal

Pengertian Biaya Modal

Biaya Modal Individual

Biaya Modal Utang Bank

Biaya Modal Utang Obligasi

Biaya Modal Saham Preferen

Biaya Modal Saham Biasa

Biaya Modal Laba Ditahan

Biaya Modal Gabungan

Biaya Modal, Biaya

Peluang, dan Laba

Ekonomis

Manfaat Biaya Modal

Page 3: biaya modal

Ilustrasi Kasus

– Kasus 1

PT ADI KARYA adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan ini beroperasi dengan total aktiva operasi senilai Rp 1 triliun. Pada tahun 20xx perusahaan mencatat perolehan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 100 milyar sehingga berhasil mencatat pencapaian ROI (Return on Investment) sebesar 10%. Namun demikian, sehari setelah perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya yang di dalamnya terdapat laporan perolehan laba tersebut, justru direaksi negatif oleh pasar dan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut turun.

– Kasus 2

Seorang pengusaha bernama Tuan Mukhlis dengan dana sebesar Rp 500 juta merencanakan mendirikan usaha kecil berupa restoran khusus masakan Jawa di dekat pemukiman yang banyak dihuni oleh mahasiswa. Berdasarkan estimasi, restoran tersebut akan mampu menghasilkan pendapatan bersih setelah pajak kurang lebih Rp 40 juta per tahun. Dengan potensi pendapatan tersebut, Tuan Mukhlis dihadapkan kepada persoalan apakah rencananya tersebut sebenarnya menguntungkan atau tidak.

Page 4: biaya modal

Pengertian Biaya Modal

Secara umum

dinotasikan dengan huruf k

biaya atau beban Perusahaan

Dana-dana jangka pendek

Kreditur / Pemilik Dana

pendapatan / pengembalian

yang diharapkanperusahaan

Page 5: biaya modal

Biaya Modal Dinyatakan dalam Bentuk Persentase

– Pada prinsipnya biaya modal menyatakan berapa biaya dalam rupiah yang ditanggung oleh

perusahaan atau pendapatan dalam rupiah yang diharapkan oleh pemilik dana relatif terhadap dana

bersih yang benar-benar diterima atau digunakan oleh perusahaan.

Page 6: biaya modal

Ilustrasi Kasus

– Perusahaan memperoleh dana pinjaman dari bank sebesar Rp 10 juta dengan tingkat bunga 10% per tahun. Atas diterimanya pinjaman tersebut bank mengenakan biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya yang terkait sebesar Rp 350.000. Biaya administrasi tersebut dalam praktiknya bisa dipotong langsung dari nilai pinjaman atau bisa dibayar tersendiri di luar nilai pinjaman. Yang manapun cara pembayaran biaya administrasi yang dilakukan, yang jelas dana bersih yang benar-benar diterima atau digunakan oleh perusahaan adalah Rp 9.650.000 yaitu nilai nominal pinjaman dikurangi biaya administrasi atau potongan-potongan yang dilakukan oleh bank. Sedangkan biaya yang ditanggung perusahaan atau pendapatan dalam rupiah yang diharapkan oleh bank atas pinjaman tersebut adalah sebesar tingkat bunga yang dikenakan yaitu 10% dari Rp 10 juta atau sama dengan Rp 1.000.000. Dengan demikian biaya modal atas pinjaman bank tersebut adalah :

Biaya modal (k) = x 100%

= 10,36 %

Page 7: biaya modal

– Jika seandainya bank tidak mengenakan biaya administrasi sama sekali berarti dana bersih yang

diterima perusahaan sama dengan nilai nominal pinjaman yaitu Rp 10 juta. Dengan demikian

biaya modal atas utang bank tersebut tanpa biaya administrasi menjadi lebih kecil yaitu :

= x 100%

= 10 %

Page 8: biaya modal

Opportunity Cost

Pendapatan

Tidak diterima dari peluang

investasi

Pemilik dana beralih ke

alternatif investasi lain yang tersedia.

Page 9: biaya modal

Ilustrasi Kasus

– Terdapat dua buah obyek investasi yang sedang dipertimbangkan oleh pemilik modal yaitu A dan B,

dimana A memberikan tingkat pendapatan 10% dan B memberikan 11%. Jika pemilik modal

tersebut memilih A sebagai pilihan investasinya maka opportunity cost dari pilihan investasi A

sebesar 11% yaitu tingkat pendapatan yang tidak jadi diterima dari B. Sebaliknya jika yang dipilih

adalah B, maka opportunity cost-nya adalah 10% yaitu tingkat pendapatan yang tidak jadi diterima

dari A. Laba ditahan merupakan jenis sumber dana yang tidak membutuhkan pengeluaran biaya

eksplisit karena itu biaya modal atas laba ditahan ditentukan berdasakan opportunity cost-nya.

Page 10: biaya modal

Biaya Modal Individual

Perusahaan

Sumber Pendanaan

Biaya Modal

Page 11: biaya modal

Ilustrasi

Page 12: biaya modal

Biaya Modal

Individual

Utang bank

Utang obligasi

Saham prefferen

Saham biasa

Laba ditahan / saldo laba

Page 13: biaya modal

Biaya Modal Utang Bank

Page 14: biaya modal

Ilustrasi Kasus– PT INDOTEKSTIL memperoleh dana utang jangka panjang dari bank sebesar Rp 15 milyar.

Diasumsikan tingkat bunga utang bank tersebut 15% per tahun atau sebesar Rp 2,25 milyar dan perusahaan dikenakan biaya administrasi oleh bank sebesar Rp 50 juta. Atas dasar ini biaya modal utang bank per tahun dari PT INDOTEKSTIL adalah:

kd = x 100%

= 15,05%

– Jika perusahaan tidak dikenakan biaya administrasi atau potongan-potongan lainnya maka dana bersih yang diterima oleh perusahaan adalah sama dengan nilai nominal utang. Oleh karena itu biaya modal atas utang bank tanpa adanya biaya administrasi dan potongan-potongan adalah sama dengan biaya bunganya yaitu 15% untuk contoh PT INDOTEKSTIL.

kd = x 100%

= 15%

Page 15: biaya modal

Biaya modal atas utang obligasi (cost of bond) ditentukan menggunakan konsep Yield to

Maturity (YTM). YTM pada dasarnya merupakan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh pemegang

obligasi selaku pemilik atas dana yang diinvestasikannya ke dalam obligasi perusahaan dan sekaligus

dipandang sebagai biaya modal utang obligasi bagi perusahaan sebagai pengguna dana. YTM ditentukan

menggunakan persamaan sebagai berikut.

Biaya Modal Utang Obligasi

Page 16: biaya modal

Ilustrasi Kasus

– Utang obligasi pada neraca PT INDOTEKSTIL sebesar Rp 25 milyar di atas terdiri dari 250 ribu lembar dengan nilai nominal Rp 100 ribu per lembar, jangka waktu 10 tahun dan membayarkan kupon bunga 10% per tahun atau sebesar Rp 10 ribu per lembar per tahun. Obligasi tersebut terjual dengan harga di atas nilai nominal (di atas pari) yaitu Rp 110 ribu per lembar. Di samping itu, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya dalam rangka penerbitan obligasi tersebut (floatation cost) dengan total Rp 300 juta atau Rp 1.200 per lembar. Dengan biaya penerbitan tersebut maka kas bersih yang diterima perusahaan dari penjualan obligasi tersebut menjadi Rp 108.800, yaitu harga jual dikurangi biaya penerbitan.

kd = YTM = 10.000 + x 100%kd = YTM = x 100%kd = YTM = 8,74%

Page 17: biaya modal

– Biaya modal utang setelah pajak (after tax-cost of debt) adalah biaya modal yang telah disesuaikan dengan pajak. Hal ini perlu dilakukan karena sumber dana dari utang mengandung beban biaya bunga sebagai komponen biaya modal. Biaya bunga di satu sisi memang merupakan beban bagi perusahaan, tetapi di sisi lain dengan adanya biaya bunga perusahaan diuntungkan karena besarnya laba kena pajak menjadi lebih kecil. Dengan laba kena pajak yang menjadi lebih kecil maka beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan juga menjadi lebih kecil.

– Sebagai ilustrasi

Biaya Modal Setelah Pajak

Page 18: biaya modal

– Jika biaya modal atas utang bank PT INDOTEKSTIL sebelum pajak 15,05% maka biaya modal utang bank setelah pajak dengan tarif pajak 25% adalah :

kd (setelah pajak) = 15,05% x (1- 0,25)

= 11,29%

– Jika biaya modal atas utang obligasi PT INDOTEKSTIL sebelum pajak 8,61%, maka biaya modal utang obligasi setelah pajak adalah:

kd (setelah pajak) = 8,61% x (1- 0,25)

= 6,46%

Penyesuaian biaya modal utang sebelum pajak menjadi biaya modal utang setelah pajak sebagai berikut.

Page 19: biaya modal

Saham preferen memiliki karakteristik yaitu dibayarkan menyerupai biaya bunga. Penentuan

biaya modal atas dana yang diperoleh dari saham preferen (cost of prefered stock) menggunakan

persamaan berikut.

Biaya Modal Saham Preferen

Page 20: biaya modal

Ilustrasi Kasus

– PT INDOTEKSTIL di muka terdapat modal saham preferen sebesar Rp 20 milyar. Diasumsikan bahwa saham preferen tersebut memiliki nilai nominal Rp 100.000 per lembar dan dividen 10% atau Rp 10.000 per lembar per tahun. Harga jual saham preferen tersebut saat diterbitkan adalah Rp 110.000 per lembar. Atas dasar data tersebut, biaya modal saham preferen PT INDOTEKSTIL adalah:

kp =

= 9,1%

– Jika pada saat penerbitan saham preferen tersebut perusahaan mengeluarkan biya penerbitan sebesar Rp 3.000 maka kas bersih yang diterima dari penerbitan saham preferen menjadi Rp 107.000 (harga jual dikurangi biaya penerbitan) sehingga biaya modalnya menjadi lebih besar yaitu:

kp =

= 9,4%

Page 21: biaya modal

Biaya Modal Saham Biasa

Biaya Penerbitan

Biaya penerbitan (floatation cost) merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam rangka penerbitan dan penjualan saham baru. Biaya ini mencakup :

- biaya listing di pasar modal (bursa efek), - biaya penyusunan prospektus,

- biaya konsultan hukum, - biaya audit keuangan,

- biaya komisi, dl.

Biaya Modal Saham Biasa dengan Asumsi Dividen Konstan

Jika dividen saham biasa diharapkan konstan atau tetap dari periode ke periode ke depan maka penetapan biaya modal saham biasa (ke) relatif sama dengan biaya modal saham preferen menggunakan persamaan berikut.

Page 22: biaya modal

Ilustrasi Kasus

PT INDOTEKSTIL senilai Rp 50 milyar, pada saat penerbitannya terjual Rp 99.000 per lembar dengan biaya penerbitan Rp 1000 per lembar, sehingga kas bersih yang diterima adalah Rp 98.000 per lembar. Di samping itu, setiap periode ke depan PT INDOTEKSTIL diharapkan membayarkan dividen yang bersifat konstan misalnya sebesar Rp 8.000 per lembar. Atas dasar data tersebut, biaya modal saham biasa perusahaan tersebut adalah:

ks =

= 8,2%

Jika seandainya saham biasa PT INDOTEKSTIL pada contoh di atas tidak mengeluarkan biaya penerbitan maka kas bersih yang diterima sama dengan harga jualnya yaitu Rp 99.000 per lembar. Dengan demikian, besarnya biaya modal saham biasa perusahaan tersebut menjadi:

ks =

= 8,1%

Page 23: biaya modal

– Biaya Modal Saham Biasa dengan Asumsi Pertumbuhan Dividen

Biaya modal saham biasa bisa diestimasi menggunakan model valuasi Gordon yaitu Constant Dividend Growth ini sebenarnya merupakan model yang digunakan untuk mengestimasi nilai atau harga wajar (fair value) saham perusahaan atau nilai perusahaan. Model valuasi menurut Gordon tersebut menggunakan persamaan berikut.

Dengan memodifikasi persamaan valuasi menurut Gordon tersebut diperoleh persamaan untuk menentukan biaya modal saham biasa (ke) sebagai berikut.

Page 24: biaya modal

Ilustrasi Kasus

– Saham biasa dari PT INDOTEKSTIL yang terjual dengan harga (Po) sebesar Rp 99.000 per lembar,

membayarkan dividen tahun pertama (D1) sebesar Rp 8.000 per lembar. Dividen tersebut

diharapkan akan meningkat ke depan dengan tingkat pertumbuhan yang konstan (g) 5% per tahun.

Dengan data tersebut, biaya modal saham biasa dari PT INDOTEKSTIL adalah:

ke = + 0,05

= 13,1%

Page 25: biaya modal

Biaya Modal Saham Biasa Menggunakan Model CAPM (Capital Asset Pricing Model)

Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM digunakan untuk

menentukan besarnya return atau tingkat pendapatan yang diharapkan dari saham biasa (ke). Adapun

persamaan CAPM adalah sebagai berikut.

Page 26: biaya modal

Ilustrasi Kasus

– Tingkat pendapatan bebas risiko yang ada pada saat ini 5%, risiko sistematis (beta) dari saham biasa

perusahaan tersebut adalah 0,6 dan return pasar saat ini 15%. Atas dasar data tersebut, biaya modal

saham biasa PT IDOTEKSTIL adalah:

ke = 0,05 + 0,6 ( 0,15 – 0,05 )

= 0,11 atau 11%

Page 27: biaya modal

– Ada tiga variabel yang masuk ke dalam persamaan CAPM.

1. Tingkat pendapatan bebas risiko (Risk-Free Rate of Return) atau Rf adalah tingkat pendapatan yang diharapkan dari investasi bebas risiko.

2. Return pasar (km) adalah tingkat pendapatan rata-rata dari seluruh saham biasa yang ada di pasar.

3. Beta yang merupakan risiko sistematis, yaitu jenis risiko yang tidak bisa didiversifikasi (dinetralisir), dan disebut sebagai risiko pasar karena risiko ini dihadapi oleh semua instrumen investasi saham biasa. Risiko sistematis (beta) biasanya diestimasi dengan menggunakan market model yaitu dengan meregresikan return pasar aktual terhadap return aktual dari saham biasa tertentu melalui persamaan regresi berikut.

Page 28: biaya modal

Biaya Modal Laba Ditahan

Biaya modal atas laba ditahan (cost of retained earning) ditentukan bukan berdasarkan berapa

biaya riil yang dikeluarkan sebagaimana biaya bunga pada biaya modal utang, tetapi berapa tingkat

pendapatan yang diharapkan oleh pemilik dana (pemegang saham biasa), atas digunakannya laba ditahan

oleh perusahaan. Tingkat pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham biasa terhadap laba ditahan

adalah sama dengan opportunity cost-nya yaitu sebesar tingkat pendapatan yang diharapkan dari saham

biasa yang tanpa dibebani floatation cost.

Page 29: biaya modal

Ilustrasi Kasus

Laba ditahan dari PT INDOTEKSTIL sebagaimana disajikan di neracanya per 31 Desember 20xx di

muka adalah senilai Rp 10 milyar. Di samping itu, biaya modal saham biasa PT INDOTEKSTIL yang tanpa

dibebani biaya penerbitan adalah 8,1% (berdasarkan perhitungan biaya modal saham biasa dengan

asumsi dividen konstan). Atas dasar ini berarti biaya modal laba ditahan PT INDOTEKSTIL juga sebesar

8,1%. Dengan demikian penetapan biaya modal laba ditahan dilakukan menggunakan perhitungan biaya

modal saham biasa yang tanpa biaya penerbitan (floatation cost).

Page 30: biaya modal

Tabel....Biaya Modal Individual PT INDOTEKSTIL

No. Sumber Dana Jumlah PorsiBiaya Modal

Individual Setelah Pajak

1 Utang Bank 15.000 12,5% 11,29%

2 Utang Obligasi 25.000 20,8% 6,46%

3 Saham Preferen 20.000 16,7% 9,4%

4 Saham Biasa 50.000 41,7% 8,2%

5 Laba Ditahan 10.000 08,3% 8,1%

Total 120.000 100% --

Catatan:Biaya modal individual yang disajikan pada tabel di atas adalah : 1) Berbasis setelah pajak khusus untuk dana utang.2) Mengasumsikan terdapat biaya administrasi dan biaya penerbitan (floatation cost).3) Biaya modal laba ditahan sama dengan biaya modal saham biasa tanpa biaya penerbitan

Page 31: biaya modal

Biaya Gabungan

– Biaya modal gabungan merupakan biaya modal keseluruhan atau gabungan dari seluruh biaya modal

individual masing-masing sumber dana yang digunakan oleh perusahaan.

– Penentuan biaya modal gabungan menggunakan mekanisme perhitungan rata-rata tertimbang. WACC

(Weighted Average Cost of Capital) dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut.

WACC = kd.wd + kp.wp + ks.ws + kl.wl

Page 32: biaya modal

WACC = Porsi x Biaya Modal Individual Setelah Pajak

= (12,5% x 11,29%) + (20,8% x 6,46%) + (16,7% x 9,4%) + (41,7% x 8,2%) + (8,3% x 8,1%)

= 1,41% + 1,34% + 1,57% + 3,42% + 0,67%

= 8,41%

No. Sumber Dana JumlahPorsi(w)

Biaya Modal Individual

Setelah Pajak (k)

( k . w )

1 Utang Bank 15.000 12,5% 11,29% 1,41 %

2 Utang Obligasi 25.000 20,8% 6,46% 1,34 %

3 Saham Preferen 20.000 16,7% 9,4% 1,57 %

4 Saham Biasa 50.000 41,7% 8,2% 3,42 %

5 Laba Ditahan 10.000 08,3% 8,1% 0,67 %

Total 120.000 100% -- 8,41 %

Page 33: biaya modal

Biaya Modal Gabungan setelah Pajak

– Penyesuaian biaya modal gabungan yang berasal dari biaya modal atas utang, karena keuntungan pajak melekat kepada pendanaan dari utang. Besarnya penyesuaian adalah 1-T dikalikan biaya modal atas utang (kd), sehingga persamaan WACC setelah disesuaikan dengan pajak menjadi sebagai berikut.

Jika perusahaan dikenakan tarif pajak sebesar 30%, maka :WACC = {12,5% x (1-30%) x 11,29%} + (20,8% x 6,46%) + (16,7% x 9,4%) + (41,7% x 8,2%) + (8,3% x 8,1%)

= 0,99% + 1,34% + 1,57% + 3,42% + 0,67%= 7,99%

Dengan tarif pajak sebesar 30%, WACC menjadi lebih kecil dari 8,41% sebeum pajak menjadi 7,99% setelah pajak.

Page 34: biaya modal

Perubahan Biaya Modal Gabungan

Besarnya biaya modal gabungan (WACC) bisa berubah karena dua hal :

– Adanya perubahan pada biaya modal individual

– Perubahan pada struktur modal

Page 35: biaya modal

Tabel....Biaya Modal Gabungan (WACC) PT INDOTEKSTIL

Pasca Perubahan Struktur Modal

No. Sumber Dana JumlahPorsi(w)

Biaya Modal Individual

Setelah Pajak (k)

( k . w )

1 Utang Bank 15.000 10,7 % 11,29% 1,21 %

2 Utang Obligasi 25.000 17,9 % 6,46% 1,16 %

3 Saham Preferen 20.000 14,3 % 9,4% 1,34 %

4 Saham Biasa 70.000 50,0 % 8,2% 4,10 %

5 Laba Ditahan 10.000 7,1 % 8,1% 0,58 %

Total 140.000 100% WACC 8,39 %

Page 36: biaya modal

Hubungan antara Biaya Modal dan Risiko

high risk high return, low risk low return

Page 37: biaya modal

• Pada persamaan tersebut beta merupakan indikator risiko sitematis dari saham tertentu. Semakin

tinggi nilai beta mencerminkan semakin tinggi risiko saham dan akan menyebabkan semakin tinggi

pula tingkat pendapatan (return) yang diharapkan (ke) atas saham yang bersangkutan, dan

sebaliknya.

Di sisi lain, risiko keuangan adalah terkait dengan peluang gagalnya perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban

keuangannya kepada para pemilik modal. Risiko keuangan berupa :

• sensitifitas (volatilitas) tingkat pendapatan (return) saham perusahaan terhadap return pasar atau return

invdustri yang dalam model persamaan dinotasikan dengan beta.

Page 38: biaya modal

Bukan Sumber Dana Melainkan Penggunaan Dana yang Menentukan Besar Kecilnya Biaya Modal

– Besar kecilnya biaya modal bukan ditentukan oleh jenis sumber dana dari mana dana atau modal

diperoleh, tetapi ditentukan oleh besar kecilnya risiko atas bidang investasi yang dibiayai atau akan

dibiayai menggunakan dana yang bersangkutan.

– Biaya modal bukan ditentukan oleh jenis sumbernya melainkan oleh penggunaannya. Sumber dana yang

sama sangat dimungkinkan memiliki biaya modal berbeda jika penggunaan dari dana yang didapat

untuk membiayai bidang investasi yang berbeda dengan tingkat risiko yang berbeda pula.

Page 39: biaya modal

Memilih Sasaran Investasi dan Sumber Pendanaan yang Menguntungkan

– Jika pasar investasi bersifat sempurna maka semua proyek investasi atau sumber-sumber pendanaan

berada pada garis keseimbangan antara risiko dan tingkat pendapatan yang diharapkan atau biaya

modal. Namun demikian, dalam praktik bisa terjadi pasar investasi atau pasa sumber pendanaan

(pasar modal) tidak sempurna sehingga ada proyek-proyek investasi (bidang usaha) atau sumber-

sumber pendanaan tertentu yang berada di luar garis keseimbangan tersebut.

Page 40: biaya modal

Perspektif Investor

Page 41: biaya modal

Perspektif Perusahaan

Page 42: biaya modal

Biaya Modal, Biaya Peluang, dan Laba Ekonomis

– Konsep fundamental tentang laba :

– Laba akuntansi (accounting profit)

– Laba ekonomis (economic profit).

– Biaya modal pada dasarnya mencerminkan biaya peluang (opportunity cost). Biaya peluang biasanya digunakan sebagai tingkat pendapatan minimal yang diharapkan atau harus diperoleh (hurdle rate) dari suatu keputusan pilihan investasi agar keputusan pilihan investasi tersebut dianggap tidak merugikan.

Page 43: biaya modal

Menghitung Laba Ekonomis

– Laba atau rugi ekonomis ditentukan dengan rumus :

A t a u

Page 44: biaya modal

Ilustrasi Kasus

– perusahaan PT INDOTEKSTIL yang beroperasi dengan total modal atau total asset Rp 120 milyar dengan biaya modal gabungan (WACC) sebesar 8,41%. Pada periode 20xx perusahaan tersebut dimisalkan memperoleh laba bersih operasi setelah pajak sebesar Rp 12 milyar. Dalam angka absolut biaya modal gabungan perusahaan tersebut adalah 8,41% x Rp 120 milyar sama dengan Rp 10,092 milyar. Dengan demikian laba ekonomis PT INDOTEKSTIL pada tahun 20xx adalah :

Laba Ekonomis = Rp 12 milyar – Rp 10,092 milyar

= Rp 1,908 milyar

– Dengan NOPAT sebesar Rp 12 milyar maka ROI dari PT INDOTEKSTIL sebesar 10%. Atas dasar ini laba ekonomis perusahaan tersebut adalah:

Laba Ekonomis = 10% - 8,41%

= 1,59%

Page 45: biaya modal

Pentingnya Laba Ekonomis Bagi Perusahaan

– Sebagai ukuran untuk menentukan apakah kinerja perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan atau sebaliknya.

– Diilustrasikan pada Kasus 1 di bagian awal bab ini, di mana PT ADI KARYA dengan melaporkan capaian labanya sebesar Rp 100 milyar justru berdampak kepada turunnya nilai saham perusahaan dan berarti menurunnya nilai perusahaan. Mengapa demikian?

Jawabnya : karena laba yang diperoleh tersebut (laba akuntansi) ternyata belum sesuai dengan tingkat pendapatan yang diharapkan oleh para investor sebagai pemilik dana/laba yang diperoleh perusahaan masih di bawah biaya modalnya.

Page 46: biaya modal

MANFAAT BIAYA MODAL

Manajemen bisa memilih sumber pendanaan dengan biaya modal yang minimal.

digunakan sebagai tingkat diskonto dalam menghitung nilai sekarang (present value) arus kas masuk

WACC sebagai batas minimal tingkat pendapatan yang harus dicapai oleh manajemen agar nilai perusahaan meningkat

WACC merupakan salah satu variabel masukan yang diperlukan untuk menentukan besarnya laba ekonomis

Biaya modal berperan sebagai penghubung antara kebijakan pendanaan dengan kebijakan investasi.

Page 47: biaya modal

TERIMA KASIH