16
1 LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005). Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998). Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 ). B. Etiologi Penyebab dari kanker kolon antara lainny: 1. Diet Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran & buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists). - Makanan yang harus di hindari:

ca colon

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ca colon

1

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang

tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki

keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma

ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).

Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling

sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon

sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan

Martin Tucker, 1998).

Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum,

asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan

membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah

penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS

1998 ).

B. Etiologi

Penyebab dari kanker kolon antara lainny:

1. Diet

Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus

besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang

mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang

tinggi lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi

asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus

besar. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah

yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa

kelompok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan

tinggi sayuran & buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists).

- Makanan yang harus di hindari:

Page 2: ca colon

2

Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng

panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).

- Makanan yang harus di konsumsi

Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari

golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh, cairan

cukup terutama air.

2. Kelainan kolon

Adenoma di kolon: degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.

Familial poliposis: Polip di usus mengalami degenerasi maligna karsinoma.

Kondisi ulserative: Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko

terkena karsinoma kolon.

3. Genetik

Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon

mempunyai frekuensi 3½ kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang

tuanya sehat.

C. Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun

makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu

berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak

hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di

dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga

dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%)

adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya

tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas

dan menyusup, serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur

sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen,

dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin).

Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid

yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.

Page 3: ca colon

3

Tumor dapat menyebar melalui :

1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung

kemih (vesika urinaria).

2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan

mesokolon.

3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan

darah balik ke sistem portal.

Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:

a. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding

usus besar (lapisan mukosa).

b. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah

lapisan mukosa.

c. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe

yang banyak terdapat di sekitar usus.

d. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar

limfe atau bahkan ke organ-organ lain.

Komplikasi

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.

2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran

langsung.

3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar

kolon yang menyebabkan hemorragi.

4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.

5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

6. Pembentukan abses.

Pencegahan

Pencegahan Kanker Kolon.

Page 4: ca colon

4

1. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan

menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan

besi dalam usus besar.

2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.

3. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.

4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.

5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk

buang air besar.

6. Hidup rileks dan kurangi stress.

D. Manifestasi Klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi

segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan

kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala

dapat juga anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan

berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah

kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala

yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan

dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan

distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungakan

dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi,

konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

E. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medis

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan

pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna

terapi komponen darah dapat diberikan.

Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk

pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain

Page 5: ca colon

5

pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau

imunoterapi.

Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini

sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas

terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU,

levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan

pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi.

2. Penatalaksanaan bedah

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon

dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang

terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi

laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru

dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa

kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan

dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk

kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang

dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam

situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup

struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan.

Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.

3. Penatalaksanaan Keperawatan

a. Dukungan adaptasi dan kemandirian.

b. Meningkatkan kenyamanan.

c. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.

d. Mencegah komplikasi.

e. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan

kebutuhan pengobatan.

4. Penatalaksanaan Diet

a. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga

berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus,

Page 6: ca colon

6

karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun

yang memicu sel kanker.

b. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari).

c. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol

tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.

d. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal

tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.

e. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.

f. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

F. Asuhan Keperawatan pada Pasien Kanker Kolon

1. Pengkajian

Riwayat kesehatan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang

perasaan lelah; adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi,

frekuensi, durasi, berhubungan dengan makan atau defekasi); pola eliminasi

terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses,

mencakup adanya darah atau mukus.informasi usus inflamasi kronis atau

polip kolorektal; riwayat keluarga dari penyakit kolorektal; dan terapi obat

saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasi mencakup masukan lemak dan/atau

serat serta jumlah konsumsi alkohol. Riwayat penurunan berat badan adalah

penting.

Pengkajian objektif mencakup auskultasi abdomen terhadap bising

usus dan palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi dan massa padat.

Spesimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup

sebagai berikut:

a. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi.

b. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.

Page 7: ca colon

7

c. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respon

pembedahan.

d. Keletihan berhubungan dengan anemia dan anoreksia.

e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual dan anoreksia.

f. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan

dehidrasi.

g. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis

kanker.

h. Kurang pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan, dan

perawatan diri setelah pulang.

i. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen

dan perianal), pembetukan stoma dan kontaminasi fekal terhadap kual

periostoma.

j. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi.

3. Intervensi

a. Nyeri b.d iritasi intestinal, respon pembedahan

Tujuan :

dalam waktu 2x24 jam pasca bedah nyeri berkurang atau teradaptasi

Kriteria :

- Secara subjektif pernyataan nyeri berkurang atau teradaptasi.

- Skala nyeri (0-4).

- TTV dalam batas normal, wajah pasien rileks.

Intervensi Rasional

Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi

dan noninvansif Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan

nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam

mengurangi nyeri.

Lakukan manajemen nyeri keperawatan, meliputi :

- Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST.

Page 8: ca colon

8

- Beri oksigen nasal apabila skal nyeri ≥ 3 ( 0-4).

- Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul.

- Atur posisi fisiologis.

- Ajarkan teknik relaxasi pernafasan dalam pada saat nyeri muncul.

- Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.

- Lakukan manajemen sentuhan.

Pendekatan PQRST dapat secara komprehensif menggali kondisi

nyeri pasien apabila pasien mengalami skala nyeri 3 (0-4) , keadaan ini

merupakan peringatan yang perlu perawat waspadai karena memberikan

manifestasi klinik yang bervariasi dari komplikasi pasca bedah reseksi

kolon.

Pemberian oksigen dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

oksigen pada saat pasien mengalami nyeri pasca bedah yang dapat

mengganggu kondisi hemodinamik.

Istirahat secara fisiologis akan menurunkan kebutuhan oksigen

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal.

Pengaturan posisi semifowler dapat membantu merelaxasi otot-otot

abdomen pasca bedah sehingga dapat menurunkan stimulus nyeri dari

luka pasca bedah.

Meningkatkan intake oksigen sehingga akan menurunkan nyeri

sekunder dari penurunan oksigen lokal.

Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal.

Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik melalui

intravena. Analgetik diberikan untuk membantu menghambat stimulus

nyeri ke pusat persepsi nyeri di korteks serebri sehingga nyeri dapat

berkurang.

b. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake

makanan yang kurang adekuat

Tujuan :

Page 9: ca colon

9

Setelah 3x24 jam pada pasien nonbedah dan setelah 7x24 jam pasca

bedah, intake nutrisi dapat optima dilakukan.

Kriteria evaluasi :

- Pasien dapat menunjukkan metode menelan makan yang tepat.

- Terjadi penurunan gejala refluks esofagus, meliputi : odinovagia

berkurang, pirosis berkurang, RR dalam batas normal 12-20

kali/menit.

- Berat badan pada hari ke7 pasca bedah meningkat minimal 0,5 kg.

Intervensi Rasional

Intervensi nonbedah

- Anjurkan pasien makan dengan perlahan dan mengunyah makanan

dengan saksama.

- Sajikana makanan dengan cara yang menarik.

- Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa dengan kandungan serat

tinggi.

- Pantau intake dan output anjurkan untuk timbang berat badan secara

periodik (sekali seminggu).

Makanan dapat lewat dengan mudah ke lambung.

Membantu merangsang nafsu makan.

Kandungan serat tinggi dapat membentuk massa feses yang optimal dan

menurunkan kondisi diverkolosis menjadi divertikulatis. Komponen

buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan asupan tinggi serat

Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.

Intervensi dengan pembedahan:

- Berikan diet prabedah.

- Kaji kondisi dan toleransi gasxtrointestinal pasca reseksi kolon.

- Lakukan perawatan mulut.

- Kolaborasi dengan ahli gizi jenis nutrisi yang akan digunakan

pasien.

Page 10: ca colon

10

Diet tinggi kalori, rendah residu biasanya diberikan selama beberapa

hari sebelum pembedahan, bila waktu dan kondisi pasien

memungkinan.

Apabila tidak terdapat situasi kedaruratan, tindakan praoperatif

dilakukan serupa dengan pembedahan abdomen umumnya.

Parameter penting adalah dengan melakukan auskultasi bising usus

artinya untuk fungsi gastrointestinal sudah pulih pasca anestesi umum.

Kembalinya diet kepola normal berlangsung sangat cepat.

Sebaiknya 2 liter cairan/hari dianjurkan.

c. Kecemasan b.d. promosis penyakit, misinterpretasi informasi

Tujuan:

Dalam waktu 1 x 24 jam secara subjektif melaporkan rasa cemas

berkurang.

Kriteria evaluasi :

- Pasien mampu mengungkapkan perasaannya kepada perawat.

- Pasien dapat mendemonstrasikan keterampilan pasca bedah

masalahnya dan perubahan koping yang digunakan sesuai situasi

yang dihadapi.

- Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah

standar.

- Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah

standar.

- Pasien dapat rileks dan tidur/istirahat dengan baik.

Intervensi Rasional

- Monitor respons fisik seperti : kelemahan, perubahan tanda-tanda

vital, gerakan yang berulang-ulang, serta catat kesesuaian respons

verbal dan nonverbal selama komunikasi.

- Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengungkapkan dan

mengekspresikan rasa takutnya.

- Beri dukungan prabedah.

Page 11: ca colon

11

- Digunakan dalam mengevaluasi derajat/ tingkat kesedaran/

konsentrasi, khususnya ketika melakukan komunikasi verbal.

- Pada kondisi klinik, pasien biasanya merasa sedih akibat diagnosis

penyakit dan rencana pembedahan. Pasien yang mengalami

pembedahan untuk kolostomi sementara dapat mengekspresikan rasa

takut dan masalah yang serupa dengan individu yang memiliki stoma

permanen.

Memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi, kejelasan dari rasa

takut, dan mengurangi cemas yang berlebihan.

- Hubungan emosional yang baik antara perawat dan pasien akan

memengaruhi penerimaan pasien dengan pembedahan.

- Aktif mendengar semua kekhawatiran dan keprihatinan pasien

adalah bagian penting dari evaluasi praoperatif.

- Keterbukaan mengenai tindakan bedah yang akan dilakukan, pilihan

anestesi, dan perubahan atau kejadian pasca operatif yang

diharapkan akan menghilangkan banyak tak berdasar terhadap

anestesi.

- Bantu pasien meningkatkan citra tubuh memberi kesempatan pasien

mengungkapkan perasaannya. Perubahan yang terjadi pada citra

tubuh dan gaya hidup sering sangat mengganggu, oleh karena itu

pasien memerlukan dukungan empatis dalam mencoba

menyesuaikannya. Oleh karena stoma ditempatkan pada abdomen

pasien dapat berfikir bahwa setiap orang akan melihat ostomi.

- Perawat dapat membantu informasi aktual tentang prosedur pembedahan

dan pembentukan, serta penatalaksaan ostomi. Apabila pasien

menghendaki, diagram, foto dan slat dapat digunakan untuk menjelaskan

dan memperjelas. Pasien juga dapat mengalami stres emosional, perawat

perlu mengulang beberapa intonasi. Berikan kesempatan pada pasien

untuk mengajukan pertanyaan.

Kolaborasi : Berikan anti cemas sesuai indikasi contohnya

diazepam. Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.

Page 12: ca colon

12

d. Risiko injuri b.d. pasca-prosedur reseksi kolon

Tujuan :

Dalam waktu 2 X 24 jam pascaintervensi reseksi kolon, pasien tidak

mengalami injuri.

Kriteria evaluasi:

- TTV dalam batas normal.

- Kondisi kepatenan selang dada optimal.

- Tidak terjadi infeksi pada insisi.

Intervensi Rasional

- Kaji faktor-faktor yang meningkatkan risiko injuri. Pascabedah

pasien akan terdapat drain pada tubuh pasien. Keterampilan

keperawatan kritis diperlukan agar pengkajian vital dapat sistematis

dilakukan.

- Monitor adanya komplikasi pasca bedah. Perawat memonitor

adanya komplikasi pasca bedah seperti kebocoran dari sisi

anastomosis, prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, inpaksi fekal

dan iritasi kulit, serta komplikasi paru yang dihubungkan dengan

abdomen. Andomen dipantau terhadap tanda kembalinya peristaltil

dan kaji karakteristik feses.

- Bantu ambulasi dini. Paisen yang menjalani kolostomi dibantu

turun dari tempat tidur pada hari pertama pascaoperatif dan didorong

untuk mulai berpartisipasi dalam menghadapi kolostomi.

- Beri perhatian khusus pada pasien usia lanjut. Pasien lansia dapat

mengalami penurunan penglihatan sampai beberapa derajat dan

kerusakan pendengaran, serta kesulitan melakukan keterampilan

yang memerlukan koordinasi motorik halus. Oleh karenanya,

membantu pasien memegang alat ostomi pada periode praoperatif

dan simulasi perbersihan kulit periostomal, seta irigasi stoma akan

membantu pasien.

Page 13: ca colon

13

- Jatuh akibat ketidaksengajaan sering terjadi pada lansia. Oleh karena

itu, penting untuk memastikan apakah pasien dapat berjalan tanpa

bantuan kekamar mandi.

Perawatan kulit adalah masalah utama untuk para lansia dengan

ostoma, karena pada lansia terjadi perubahan pada kulit akibat proses

penuaan. Lapisan lemak subkutan dan epitel menjadi tipis dan kulit

mudah teriritasi. Untuk mencegah krusakan, perhatian khusus

diberikan pada hygiene kulit dan penempatan alat yang tepat.

Arteri sklerosis terjadi akibat penurunan aliran darah pada luka dan

sisi stoma.

- Pertahankan status hemodinamik yang optimal. Pasien akan

mendapat cairan intravena sebagai pemeliharaan status

hemodinamik.

Kolaborasi untuk pemberian antibiotic pasca bedah. Antibiotik

menurunkan risiko infeksi yang akan menimbulkan reaksi inflamasi local

dan dapat memeperlama proses penyembuhan pasca-funduplikasi

lambung.

e. Risiko tinggi infeksi b.d. adanya port de entree dari luka

pembedahaan

Tujuan :

Dalam waktu 12 x 24 jam tidak terjadi infeksi, terjadi perbaikan pada

integritas jaringan lunak.

Kriteria evaluasi:

- Jahitan dilepas pada hari ke-12 tanpa adanya tanda-tanda infeksi dan

peradangan pada area luka pembedahan.

- Leukosit dalam batas normal.

- TTV dalam batas normal.

Intervensi Rasional

Kaji jenis pembedahan, hari pembedahan, dan apakah adanya order

khusus dari tim dokter bedah dalam melakukan perawatan luka.

Page 14: ca colon

14

Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang

diharapkan.

Buat kondisi balutan dalam keadaan bersih dan kering. Kondisi bersih

dan kering akan menghindari kontaminasi komensal dan akan

menyebabkan respons inflamasi lokal, serta akan memperlama

penyembuhan luka.

Lakukan perawatan luka:

- Lakukan perawatan luka steril pada hari kedua pasca bedah dan

diulang setiap dua hari sekali pada luka abdomen.

- Lakukan perawatan luka pada sekitar drain.

- Bersihkan luka dan drainase dengan cairan antiseptic, jenis iodine

providium dengan caraswabbing dari arah dalam keluar.

- Bersihkan bekas sisa iodine providium dengan alcohol 70% atau

normal salin dengan cara swabbing dari arah dalam keluar.

- Tutup luka dengan kasa steril dan tuutp dengan plester adhesive

yang menyeluruh menutupi kasa.

Perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari untuk menurunkan kontak

tindakan dengan luka yang dalam kondisi steril sehingga mencegah

kontaminasi kuman ke luka bedah.

Drain pasca bedah merupakan material yang menjadi jalan

masuk kuman. Perawat melakukan perawatan luka setiap hari atau

disesuaikan dengan kondisi pembalut drain, apabila kotor maka harus

diganti.

Pembersihan debris (sisa fagositosis, jaringan mati) dan kuman

sekitar luka dengan mengoptimalkan kelebihan dari iodine providium

sebagai antiseptic dan dengan arah dari dalam keluar sehingga dapat

mencegah kontaminasi kuman ke jaringan luka.

Antiseptic iodine providium mempunyai kelemahan dalam

menurunkan proses epitelisasi jaringan sehingga memperlambat

pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan dengan alcohol atau normal

salin.

Page 15: ca colon

15

Penutupan secara menyeluruh dapat menghindari kontaminasi

dari benda atau udara yang bersentuhan dengan luka bedah.

Angkat drainase pascabedah sesuai pesanan medis. Pelepasan sesuai

indikasi bertujuan untuk menurunkan risiko infeksi.

Kolaborasi penggunaan antibiotic. Antibiotic injeksi diberikan

selama tiga hari pascabedah yang kemudian dilanjutkan antibiotic oral

sampai jahitan dilepas. Peran perawat mengkaji adanya reaksi dan

riwayat alergi antibiotic, serta memberikan antibiotic sesuai pesanan

dokter.

4. Evaluasi

Hasil yang Diharapkan

a. Mempertahankan eliminasi usus adekuat.

b. Mengalami sedikit nyeri.

c. Meningkatkan toleransi aktivitas.

d. Mencapai tingkat nutrisi optimal.

e. Makan diet rendah residu, tinggi protein, dan tinggi kalori.

f. Kram abdomen berkurang.

g. Keseimbangan cairan tercapai.

h. Membatasi masukan makanan dan cairan oral bila terjadi mual.

i. Berkemih sedikitnya 1½ liter per 24 jam.

j. Mengalami penurunan ansietas.

k. Memerlukan informasi tentang diagnosis, prosedur bedah, dan perawatan

diri setelah pulang.

- Mendiskusikan diagnosa, prosedur bedah, dan perawatan diri

pascaoperatif.

- Mendemonstrasikan teknik perawatan ostomi.

l. Mempertahankan insisi tetap bersih, stoma, dan luka perineal.

- Secara bertahap meningkatkan partisipasi dalam perawatan stoma.

m. Mengungkapkan perasaan dan masalah tentang diri sendiri secara verbal.

Page 16: ca colon

16

n. Tidak mengalami komplikasi.

- Menggunakan antibiotic oral sesuai resep.

- Bekerjasama dalam protocol pembersihan usus.

- Tidak demam.

- Bisisng usus ada.

- Lingkar abdomen dalam batas normal atau menurun.

- Tidak ada bukti perforasi atau pendarahan.