Upload
wcftc-group
View
189
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
© 2015, WCFTC GROUP, www.wifx.eu, Alright Reserved
CHART PATTERN MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL
Part 1
WCFTC EDUCATION TEAM WWW.WIFX.EU
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 2
Table of Content Pengenalan 3
Head and Shoulder 4
Double Bottom & Double Top. 10
Rounding Bottom 15
Rounding Top 17
Wedges 17
Gap 22
Common Gap 23
Breakaway Gap 23
Runaway Gap 24
Exhaustion Gap 25
Island Reversal Gap 26
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 3
Pengenalan Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa Bermain forex tanpa mengetahui analisa berarti kita melakukan gambling atau untung-‐untungan. Dan jelas, dengan cara ini kemungkinan besar akan berujung pada kerugian. Sebelum anda memulai aktivitas trading Forex, anda wajib mengetahui konsep analisa yang akan membantu anda menghasilkan trading yang menguntungkan alias lebih banyak untung daripada ruginya ;). Secara garis besar, analisa dalam forex trading dibagi menjadi dua cara, yaitu analisa Fundamental dan analisa Teknikal yang sebelumnya telah kita pelajari, Dan dari kedua analisa tersebut berpijak pada asumsi yang berbeda satu sama lain. Masih dalam bahasan Analisa Teknikal, Mempelajari analisa teknikal pada dunia trading memang seperti tidak pernah selesai. Begitulah, seperti ilmu-‐ilmu pada umumnya, memang pastinya akan selalu bertambah untuk bisa kita gunakan dalam kegiatan trading sehari-‐hari. Oleh karena itulah, pada bahasan kali ini, kita akan lebih jauh membahas mengenai pola grafik pada analisa teknikal. Pola grafik pada chart MetaTrader pastinya akan membingungkan pada saat pertama kali dilihat. Namun di balik semua itu, terdapat hal-‐hal yang jika bisa kita pahami, maka akan membawa pengaruh besar terhadap keputusan trading kita nantinya. Seperti garis naik, pin bar turun, indikator garis dan lainnya yang sebenarnya memperlihatkan suatu bentuk yang disebut pola. Pola ini biasanya terjadi berulang, dan dari sanalah para trader dapat melakukan analisa dan memperkirakan seperti apa pola yang terjadi di masa selanjutnya. Secara keseluruhan, ada dua jenis pola grafik, yaitu pembalikan (reversal pattern) dan kelanjutan (continuation pattern). Pembalikan adalah pola yang menunjukkan bahwa akan ada perubahan dari pola sebelumnya; dari yang sebelumnya naik menjadi turun. Sedangkan pola kelanjutan menunjukkan bahwa pola yang sedang berlangsung saat ini akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Masing-‐masing dari pola ini memiliki jenis-‐jenisnya sendiri. Seperti contoh berikut:
Pola Grafik Pembalikan Pola Grafik Kelanjutan
Double Bottom Flag and Pennants
Double Top Symmetrical Triangles
Head and Shoulder Ascending Triangle
Rounding Bottom Descending Triangle
Rounding Top Rectangles
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 4
Jika kita melihat chart alias grafik dalam aplikasi MetaTrader yang menandakan pergerakan harga di pasaran, pastinya kita akan kebingungan juga untuk menentukan ke mana arah pasar selanjutnya akan bergerak. Namun, jika kita sudah mengenal beberapa pola pergerakan harga yang ada dalam grafik tersebut, akan mudah pula bagi kita untuk menentukan ke mana pergerakan berikutnya akan berlangsung, dan seperti apa keputusan yang bisa kita ambil. Oleh karena itulah kali ini, kita akan belajar mengenal pola-‐pola pergerakan harga. Mengapa kita harus mengenalnya? Karena pada umumnya, tren tidak berubah secara langsung dan tiba-‐tiba. Terdapat periode transisi sebelum perubahan tersebut terjadi. Pada masa transisi inilah, harga akan melakukan pergerakan dengan membentuk formasi yang memiliki ciri-‐ciri tertentu. Mari kita bahas satu per satu pola grafik yang terdapat didalam analisa teknikal.
Head and Shoulders. Pola head and shoulders adalah salah satu pola grafik yang bisa diandalkan dalam analisa teknikal. Dan seperti yang anda bayangkan dari namanya, pola ini berbentuk sebuah kepala dengan dua pundak.
Head and Shoulder Pattern
Head and shoulders adalah termasuk kategori pola reversal yang, ketika terbentuk, mengindikasikan bahwa harga akan bergerak berlawanan dengan tren yang terbentuk sebelumnya. Ada dua bentuk utama dari pola head and shoulders ini, yaitu:
• Top head and shoulders adalah sebuah sinyal teknikal bahwa harga siap untuk bergerak turun, ketika polanya lengkap dan terkonfirmasi, dan biasanya terbentuk di harga tertinggi dari sebuah tren naik.
• Dan bentuk kedua adalah Bottom head and shoulders (atau biasa dikenal dengan istilah inverse head and shoulder karena bentuknya yang terbalik), yang mengindikasikan bahwa harga siap untuk bergerak naik dan biasanya terbentuk ketika terjadi tren turun.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 5
Kedua bentuk pola head and shoulders tersebut memiliki konstruksi yang sama dimana di dalamnya terdapat empat bagian utama. Bagian tersebut adalah dua pundak (shoulders), satu kepala (head) dan satu garis konfirmasi yang disebut neckline. Pola ini terkonfirmasi jika neckline berhasil dilewati, setelah pembentukan shoulders kedua, Lihat contoh gambar diatas. Head and shoulders merupakan sekumpulan Peaks dan Troughs. Peaks adalah kondisi dimana harga mencapai puncaknya dan memiliki kecenderungan untuk koreksi, sedangkan Troughs adalah kondisi dimana harga berada dalam transisi setelah koreksi dan siap untuk naik kembali. Neckline akan menjadi level support dan resistance. Pola ini didasarkan pada analisa peak-‐and-‐trough-‐nya Dow Theory. Sebagai contoh, sebuah tren naik dilihat sebagai sebuah periode dimana terjadinya kenaikan Peaks dan Trough yang berulang. Untuk trend turun kebalikannya, dimana Peak dan Trough semakin menurun. Pola head and shoulders mengilustrasikan melemahnya sebuah tren dimana ada kondisi pelemahan pada peaks dan troughs. Proses Terjadinya Pembentukan Pola. Pola ini adalah pola reversal (pola pembalikan), jika sedang terjadi tren naik maka harga kemungkinan akan membuat pergerakan turun jika formasi ini terbentuk lengkap. Begitu juga sebaliknya, jika ada trend turun, maka harga akan memiliki kecenderungan untuk bergerak naik. Dalam pembentukan pola ini, baik top maupun bottom head and shoulders, terdapat empat langkah agar pola ini benar-‐benar lengkap proses pembentukannya. Mari kita bahas bagaimana proses terjadinya pembentukan pola.
Top Head and Shoulders.
1. Langkah pertama dalam pembentukan pola ini adalah shoulder kiri, yang terbentuk ketika harga mencapai tertinggi baru lalu mengalami koreksi ke harga terendah baru.
2. Langkah kedua adalah pembentukan formasi head, yang terjadi ketika harga berhasil menembus tertinggi sebelumnya (shoulder kiri), lalu kembali koreksi ke atau mendekati harga terendah yang terbentuk pada shoulder kiri.
3. Langkah ketiga adalah pembentukan shoulder kanan, yang terbentuk ketika harga bergerak naik kembali namun tidak berhasil lebih tinggi dari harga tertinggi pada head yang kemudian disusul oleh penurunan kembali harga menuju harga terendah pada shoulder kiri. Pola ini lengkap terbentuk dan terkonfirmasi jika harga berhasil melewati neckline, yang merupakan support yang tercipta pada pembentukan harga terendah shoulder kiri dan head.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 6
Inverse Head and Shoulders.
Inverse head and shoulders atau Bottom Head and Shoulder adalah kebalikan dari Top Head and Shoulders. Proses terjadinya juga sama dengan Top Head and Shoulder hanya bedanya adalah kebalikan dari Top Head and Shoulder. Berikut adalah proses terjadinya Inverse Head and Shoulder.
1. Diawali dengan pembentukan shoulder kiri, yang terjadi ketika harga turun ke level terendah baru lalu rebound ke harga yang lebih tinggi.
2. Pembentukan head, yang merupakan langkah kedua, terjadi ketika harga berhasil membentuk harga terendah baru dibandingkan harga terendah shoulder kiri, yang diikuti oleh rebound kembalinya harga ke atau mendekati level harga tertinggi pada shoulder kiri. Pergerakan ke tertinggi pada shoulder kiri ini membentuk neckline untuk pola ini.
3. Langkah ketiga adalah pembentukan formasi shoulder kanan, dimana adanya aksi jual mendorong harga bergerak turun, namun gagal menembus harga terendah pada head, yang lalu diikuti oleh kembalinya harga ke neckline. Pola ini lengkap dan terkonfirmasi jika harga berhasil bergerak melewati dan lebih tinggi dari neckline.
Inverse Head and Shoulders.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 7
Penembusan Neckline dan Potensi Pembalikannya. Seperti yang tertera diatas, pola head and shoulder ini akan lengkap terbentuk jika garis neckline berhasil dilewati, tren kemudian dianggap berbalik arah, dan harga kemungkinan akan bergerak ke arah baru. Namun harga tidak selalu langsung bergerak kearah barunya setelah berhasil melewati neckline. Karena alasan ini penting untuk waspada akan adanya ‘throwback’. Situasi throwback adalah ketika harga berhasil melewati neckline, membuat harga tertinggi atau terendah baru (tergantung pola yang terbentuk), diikuti oleh pembalikan arah harga menuju neckline. Lihat Gambar Dibawah Ini.
Throwback Inverse Head and Shoulder
Pergerakan kembali menuju garis neckline dianggap sebagai ujicoba dari pola head and shoulders dan penciptaan support dan resistance baru. Perlu diingat bahwa ketika tren berganti (atau sebuah pola reversal terkonfirmasi), yang tadinya adalah support lalu berganti menjadi resistance, dan kebalikannya. Memang pergerakan ini akan membuat was-‐was mengingat harga bisa saja berbalik arah lagi dan formasi head and shoulders tidak dapat dipertahankan, tetapi tidak seburuk itu, karena pada umumnya apabila pola head and shoulder terbentuk memiliki tingkat akurasi 90%. Jika pengetesan kembali garis neckline ini gagal, dan harga kemudian bergerak menjauhi garis tersebut, hal ini akan semakin memperkuat pola head and shoulders dan pembalikan arah akan semakin besar potensinya. Kita bisa menunggu terlebih dahulu percobaan kembali garis neckline ini atau langsung mengantisipasinya begitu formasi head and shoulders lengkap terbentuk.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 8
Volume. Dalam analisa teknikal dan analisa pola harga, volume memainkan peran penting sebagai indikator sekunder. Volume mengindikasikan aktivitas pergerakan. Ketika volume tinggi, terdapat banyak aktivitas transaksi sehingga membuatnya menjadi indikator yang cukup penting untuk diikuti. Untuk pola head and shoulder, volume digunakan paling utama ketika terjadi penembusan neckline. Dititik ini, menjadi penting jika penembusan garis neckline diikuti oleh pergerakan volume yang besar. Volume besar ketika dalam berhasil menembus neckline pada top head and shoulders mengindikasikan adanya aksi jual besar. Begitu juga sebaliknya pada bottom head and shoulders, volume besar ketika penembusan neckline menandakan adanya aktivitas beli yang besar. Interaksi antara volume dan pergerakan harga dalam pembentukan sinyal reversal bukan sesuatu yang baku. Namun, ini menjadi kecenderungan umum dalam pola grafik. Slope Garis Neckline. Faktor kunci lainnya dalam pola head and shoulders adalah bentuk dari garis neckline. Alasannya karena garis necline berfungsi sebagai support atau resistance selama pembentukan pola head and shoulders, dan juga menjadi entry point ketika pola head and shoulders terkonfirmasi. Bentuk garis necline bukan hanya flat/datar, tetapi bisa juga memiliki tingkat kemiringan (slope) tertentu. Bahkan dalam banyak kejadian, garis neckline ini akan sedikit miring naik atau turun. Secara umum, top head and shoulders yang kuat secara teknikal sebisa mungkin memiliki garis neckline yang datar atau sedikit mengarah keatas. Untuk bottom head and shoulders, sebisa mungkin sedikit mengarah kebawah. Target Harga. Sebuah faktor penting dalam analisa teknikal, tetapi sering diremehkan, adalah kalkulasi target harga. Hal ini mengukur perkiraan tujuan pergerakan harga selanjutnya, berdasarkan pola yang terkonfirmasi. Arah pergerakan harga diasumsikan telah diketahui, berdasarkan indikasi konfirmasi yang ada, yang butuh dihitung adalah proyeksi pergerakan harga. Hal ini dilakukan agar target bisa ditentukan, baik dalam kondisi untung maupun rugi. Target harga diukur berdasarkan ketinggian dari pola head and shoulders, yaitu jarak antara puncak head dengan garis neckline. Sebagai gambaran, misalkan harga tertinggi pada head adalah 1000 dan garis neckline berada di 900, dari sini ada selisih 100. Target harga dihitung dengan mengurangi nilai pada garis neckline (900) dengan selisih antara harga tertinggi head dan garis neckline (100). Dari contoh ini, target harganya adalah 800 (900-‐100). Angka yang dihasilkan dari perhitungan ini bukan sesuatu yang absolut melainkan sebagai panduan dalam mengukur target-‐target harga. Mari kita lihat gambar dibawah ini.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 9
Top Head and Shoulder target.
Inverse Head and Shoulder Target.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 10
Double Bottom & Double Top. Double top dan double bottom adalah beberapa pola pembalikan arah harga yang sangat sering dijumpai pada pergerakan harga pasar. Bentuk M atau W bisa dijumpai mulai grafik dengan periode menitan sampai periode mingguan. Pola ini terlihat sering muncul dan menjadi bukti positif bahwa pergerakan harga tidak benar-‐benar random seperti yang banyak di klaim oleh kalangan akademisi. Grafik harga mengekspresikan sentimen dari pelaku pasar dan trader dan double top dan double bottom memperlihatkan adanya percobaan kembali dari titik-‐titik tertentu yang bersifat sementara. Jika pergerakan harga bergerak sangat random, kenapa mereka seringkali berhenti di titik-‐titik tertentu? Double Top.
Pola double top ditemukan diarea tertinggi dari sebuah tren naik dan adalah sebuah sinyal bahwa tren naik yang sedang berlangsung mulai melemah dan buyer kehilangan minat. Jika pola ini terkonfirmasi, tren dianggap akan berbalik dan harga diestimasi akan bergerak turun. Tahapan pertama dari pola ini adalah penciptaan harga tertinggi baru selama tren naik, yang, setelah di puncak, menghadapi resistance dan adanya aksi jual ke level support. Tahapan selanjutnya dari pola ini adalah harga akan bergerak kembali menuju level resistance tertinggi sebelumnya, dimana aksi jual kembali mendorong harga kembali ke level support. Pola ini akan terkonfirmasi ketika harga bisa melewati level support yang diciptakan sebelumnya.
Double Top Pattern.
Patut diingat bahwa harga tidak perlu menyentuh level resistance sebelumnya tetapi mungkin begerak mendekati harga tertinggi sebelumnya. Ilustrasi yang mudah adalah Pola ini merupakan ilustrasi gamblang dari duel antara pembeli dan penjual.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 11
Pembeli berusaha mendorong harga tetapi menghadapi resistance (Tahanan Harga Atas), yang mencegah kelanjutan pergerakan lebih lanjut dari tren naik. Setelah hal ini berlangsung beberapa kali, pembeli mulai kehilangan kekuatan dan penjual mulai menunjukkan kekuatannya sehingga membuat harga bergerak turun. Dan, volume akan menjadi fokus penting yang harus dilihat. Apakah terjadi kenaikan volume ketika harga berhasil menebus level support. Double Bottom. Merupakan pola kebalikan dari double top yang memberikan indikasi akan adanya pembalikan arah dari penurunan harga menjadi kenaikan harga. Bentuk umum dari pola ini berbentuk huruf W. Double bottom terbentuk ketika sebuah tren turun membentuk harga terendah baru dalam pergerakannya. Pergerakan turun ini akan menemukan support, yang mencegah harga untuk turun lebih lanjut. Setelah menemukan support, harga akan bergerak naik dan menciptakan sebuah resistance. Tahapan selanjutnya adalah akan terjadi aksi jual kembali yang membuat harga kembali mencoba level support yang diciptakan sebelumnya. Dua percobaan support ini membentuk dua bottom. Dan harga tidak berhasil melewati support sebelumnya sehingga bergerak naik kembali. Pola ini akan terkonfirmasi jika harga berhasil melewati resistance yang sebelumnya diciptakan.
Double Bottom.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 12
Dan juga diingat bahwa volume menjadi indikator penting setelah level resistance berhasil dilewati untuk melihat apakah harga akan benatr-‐benar berbalik arah dan membentuk tren naik baru. Menunggu Konfirmasi Terlebih Dahulu. Dalam gambaran-‐nya pola ini memang terlihat sangat mudah, namun untuk bisa mengeksekusinya secara real time bukan sesuatu yang mudah. Walaupun pola ini bisa tampil setiap hari, akan tetapi kesuksesan dalam mengidentifikasi dan memanfaatkannya adalah sesuatu yang berlainan. Ada dua pendekatan dalam permasalahan ini dan keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-‐masing. Pendek kata, trader bisa mengantisipasi formasi ini atau menunggu konfirmasi dan bereaksi terhadap hal itu. Pendekatan mana yang anda pilih tergantung bagaimana gaya trading anda.
Double Bottom Buy Confirmation.
Jika anda mengantisipasi terbentuknya pola, maka anda memiliki entry point yang baik jika pola double top atau bottom ini terbentuk dan memiliki potensi keuntungan yang cukup besar. Tetapi perlu diingat bahwa pola belum terkonfirmasi sebagai double top atau bottom dan pola bisa berubah bentuk dan tidak valid, sehingga anda akan dihadapkan oleh resiko yang lebih besar. Sedangkan jika anda menunggu konfirmasi terjadinya pola, anda mungkin akan memiliki entry point yang kurang menarik dan potensi keuntungan menjadi lebih kecil namun besaran resiko menjadi lebih terukur.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 13
Dalam hal ini, banyak pihak yang akan tetap menyarankan agar seorang trader, khususnya pemula, untuk menunggu adanya konfirmasi pembentukan pola double tops dan double bottom dan sebisa mungkin untuk tidak mengantisipasi pola tersebut agar terjadi keseimbangan pada peluang keuntungan dan kerugian.
Double Top Sell Confirmation.
Target Harga.
Menjadi cukup penting untuk bisa menentukan target pergerakan harga setelah formasi double top dan bottom ini terkonfirmasi. Untuk pola ini, target awal pergerakan harga bisa diukur dengan mengambil patokan dari kisaran harga yang terbentuk antara support dan resistance yang ada dalam formasi ini. Sebagai gambaran, misalkan dalam pola double tops harga tertinggi yang tercipta adalah 1,000 dan kemudian berbalik arah ke 900 dalam pembentukan supportnya. Dengan asumsi bahwa proses selanjutnya akan terkonfirmasi dan harga akan melewati level support di 900, target awal penurunan harga bisa ditentukan menjadi 800 (900-‐100). Seringkali dalam pembentukan sebuah pola grafik atau analisa teknikal lainnya, kita ditampilkan dengan settingan grafik yang ideal. Tetapi dalam realitasnya pola tersebut tidak selalu terlihat sempurna. Dalam double top dan double bottom satu hal yang perlu diingat adalah bahwa harga tidak harus selalu menyentuh angka yang sama dari resistance atau support yang tercipta sebelumnya. Permasalahan lain yang sering muncul dari pembentukan pola ini adalah ketika top atau bottom yang tercipta dalam proses pengetesan support atau resistance berhasil melewati level tertinggi atau terendah pertama yang terjadi. Jika hal ini terjadi, bisa memberikan sinyal bahwa tren sebelumnya akan terus berlajut.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 14
Namun, jangan terlalu cepat meninggalkan pola ini karena pola ini masih bisa terkonfirmasi. Jika memang hal ini terjadi, indikator volume menjadi tolok ukur selanjutnya. Jika penembusan top atau bottom pertama diikuti oleh volume yang besar, hal ini mengindikasikan adanya penerusan tren sebelumnya. Dan jika terjadi dengan volume yang rendah, mungkin saja hal itu menjadi percobaan terakhir sebelum akhirnya berbalik arah.
Double Top & Double Bottom Target.
Catatan: Double Bottom dan Double top dikenal sebagai pola reversal (pembalikan arah) dan merupakan salah satu yang paling sering ditemukan dalam formasi pergerakan harga. Teori dasarnya sederhana akan tetapi aplikasinya membutuhkan kemampuan tersendiri. Untuk bisa memanfaatkan pola ini, seorang trader disarankan untuk menunggu konfirmasi walaupun bisa dilakukan dengan antisipasi.
Triple Top & Triple Bottom. Triple top/bottom merupakan pola pembalikan arah harga yang sangat sering dijumpai pada pergerakan harga pasar. Aplikasi penggunaannya juga sama dengan Double Top dan Double Bottom. Bentuk pola yang menyerupai huruf M atau W di double top/ double bottom serta triple top/ triple bottom ini bisa dijumpai mulai grafik dengan periode menit sampai dengan periode mingguan. Pola ini terlihat sering muncul dan menjadi bukti positif bahwa pergerakan harga tidak benar-‐benar random dan merefleksikan sentimen dari pelaku pasar ataupun trader. Pola jenis ini menggambarkan adanya percobaan kembali dari titik-‐titik tertentu yang bersifat sementara. Perbedaannya Triple Top muncul sebagai 3 puncak berturut-‐turut pada harga yang hampir sama. Dimana 3 titik puncak tersebut merupakan titik resistance kuat yang dipisahkan oleh suatu lembah (valley) dimana harga terendah antara 3 puncak tersebut merupakan titik support yang merupakan breakout point (neckline).
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 15
Sedangkan Triple Bottom adalah kebalikan dari Triple Top. Sama dengan double bottom, akan tetapi perbedaan yang terjadi adalah Pola Triple Bottom terbentuk oleh 3 titik terendah yang merupakan support kuat suatu harga yang dipisahkan oleh gunung (peak) yang merupakan titik resistance yang menjadi breakout point. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat gambar dibawah ini.
Double / Triple Top & Bottom.
Rounding Bottom. Rounding bottom adalah Reversal Pattern (pola pembalikan) jangka panjang yang sesuai untuk grafik mingguan. Rounding bottom juga direferensikan sebagai saucer bottom, dan merepresentasikan periode konsolidasi yang panjang yang berubah dari bearish bias ke bullish bias. Untuk memahami rounding bottom, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu:
1. Tren Sebelumnya: Untuk menjadi pola pembalikan, harus terdapat sebuah tren pen-‐dahulu untuk membalik. Idealnya, rounding bottom yang rendah akan menandai harga rendah yang baru atau reaksi harga rendah. Pada prakteknya terdapat kondisi di mana harga terendah telah tercatat beberapa bulan lebih awal dan perdagangan sekuritas datar-‐datar saja sebelum membentuk pola. Sebelum rounding bootom pada akhirnya mem-‐bentuk pola, harga terendahnya kemungkinan bukan harga yang paling rendah pada be-‐ berapa bulan terakhir.
2. Penurunan: Bagian pertama dari rounding bottom adalah penurunan yang mengarah pada titik rendah dari pola ini. Penurunan ini dapat mengambil berbagai bentuk: beberapa di antaranya cukup bergejolak dengan sejumlah reaksi tinggi dan rendah, sementara yang lainnya menurun dalam bentuk yang cukup lurus.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 16
3. Area Rendah: Area rendah rounding bottom dapat disamakan dengan
bentuk “V” bottom, tetapi seharusnya tidak terlalu curam dan butuh beberapa minggu untuk mem-‐ bentuknya. Karena harga-‐harga berada dalam penurunan jangka panjang, kemungkinan penjualan klimaks muncul yang dapat menciptakan loncatan ke bawah.
4. Kelanjutan: Selesainya gerak maju dari formasi rendah akan membentuk separuh bagian kanan dari pola dan seharusnya membutuhkan waktu yang kurang lebih sama seperti penurunan sebelumnya. Jika gerak maju ini terlalu curam, maka validitas dari rounding bottom patut dipertanyakan.
5. Penembusan: Konfirmasi bullish datang saat pola break diatas reaksi tinggi yang me-‐nandakan dimulainya penurunan di awal pola. Bersamaan dengan sebagian penembusan resistance, level ini dapat menjadi support. Meskipun demikian, rounding bottoms mencer-‐minkan pembalikan jangka panjang dan level support baru ini bisa menjadi tak signifikan.
6. Volume: Dalam pola yang ideal, level volume akan mengikuti bentuk rounding bottom: tinggi di awal penurunan, rendah di akhir penurunan dan meningkat selama gerak maju-‐ nya. Level volume tidak begitu penting pada penurunan, tetapi seharusnya terdapat pe-‐ ningkatan ke depan dan lebih baik lagi penembusan.
Rounding Bottom.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 17
Rounding bottom dapat dipandang sebagai head & shoulder bottom tanpa identifikasi bahu secara jelas. Kepala mencerminkan area rendah kurang lebih terletak di tengah-‐tengah pola. Pola volume adalah sama dan konfirmasi muncul dengan penembusan resistance. Walaupun bentuk simetris lebih disukai pada rounding bottom, sisi kiri dan kanan tidak perlu seimbang dalam waktu atau slope. Hal yang penting adalah menangkap inti dari pola itu.
Rounding Top. Rounding Top adalah kebalikan dari Rounding Bottom. Perbedaannya adalah Pola rounding top memiliki bentuk seperti payung (umbrella canopy) dan pergerakan flat seperti bergigi (scalloped) menunjukkan konsolidasi yang lama sebelum pada akhirnya terjadi reversal dari trend bullish menjadi bearish.
Rounding Top.
Wedges. Wedge adalah pola grafik yang termasuk dalam kategori pola pembalikan (reversal pattern), akan tetapi pola wedge ini juga bisa dikatakan sebagai pola kelanjutam (Continuation Pattern). Pola wedge terbagi menjadi 2, seperti pola-‐pola yang lain, yaitu:
• Falling Wedge dan, • Rising Wedge.
Karena bisa menjadi pola pembalikan dan pola kelanjutan, bentuk pola wedge ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap hasil trading anda. Mari kita bahas lebih dalam tentang pola wedge ini.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 18
Falling Wedges.
Falling wedge adalah pola bullish yang dimulai pada top dan berkontraksi ketika harga bergerak lebih rendah. Aksi harga ini membentuk sebuah kerucut yang mempunyai slope menurun ketika reaksi harga tertinggi dan reaksi harga terendah berkonvergensi. Kontras dengan segitiga simetris yang tidak memiliki batasan slope dan tidak terdapat bias, falling wedges sudah pasti memiliki slope menurun dan mempunyai bullish yang bias. Namun demikian, bullish yang bias ini tidak dapat terealisasi sampai terjadi break pada resistance. Falling wedge dapat juga dikategorikan ke dalam pola kelanjutan. Sebagai pola kelanjutan, falling wedge akan tetap mempunyai slope menurun, tetapi slope ini akan berlawanan dengan tren naik yang sedang berlangsung. Sebagai pola pembalikan, falling wedge mempunyai slope menurun dan searah dengan tren yang sedang berlangsung (pembalikan ataupun kelanjutan). Falling wedges dapat pula menjadi pola bullish.
Falling Wedge Reversal.
Identifikasi Pola Falling Wedge.
1. Tren Sebelumnya: Untuk mengkualifikasi suatu pola pembalikan,harus terdapat sebuah tren terdahulu untuk membalik. Idealnya, falling wedge akan terbentuk setelah suatu tren penurunan yang berkepanjangan dan menandai harga terendah yang terakhir. Pola ini biasanya terbentuk dalam periode 3 – 6 bulan dan tren penurunan yang mendahului-‐ nya setidaknya memiliki jangka waktu 3 bulan.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 19
2. Garis Resistance-Atas: Untuk membentuk garis resistance atas, idealnya
dibutuhkan tiga reaksi harga tertinggi, atau minimal dua. Masing-‐masing reaksi harga tertinggi harus lebih rendah daripada harga tertinggi sebelumnya.
3. Garis Support-Bawah: Untuk membentuk garis support yang lebih rendah, setidaknya dibutuhkan dua reaksi harga terendah, di mana masing-‐masing reaksi harga harus lebih rendah dari pada yang sebelumnya.
4. Kontraksi Harga: Garis resistance atas dan garis support bawah berkonvergensi untuk membentuk sebuah kerucut sebagai pola yang matang. Reaksi harga terendah masih berpenetrasi dengan harga terendah sebelumnya, tetapi penetrasi ini menjadi lebih dangkal. Harga terendah yang bentuknya dangkal ini mengindikasikan suatu penurunan dalam tekanan jual dan membentuk garis support dengan slope negatif yang lebih rendah dari pada garis resistance yang terletak di atasnya.
5. Penembusan Resistance: Konfirmasi bullish tidak akan muncul sampai garis resistance secara pasti akan ditembus. Kadang-‐kadang perlu berhati-‐hati untuk menunggu terjadi-‐ nya penembusan pada reaksi harga tertinggi sebagai konfirmasi selanjutnya. Ketika resistance ditembus, terkadang dapat terjadi koreksi untuk menguji level support yang baru.
6. Volume: Volume tidak terlalu penting bagi raising wedges, tetapi sangat penting untuk mengkonfirmasi sebuah penembusan falling wedge. Tanpa penambahan volume, penem-‐ busan tersebut akan meragukan dan kemungkinan besar akan gagal.
Falling wedge dapat merupakan salah satu pola grafik yang sulit dikenali secara akurat dan diperdagangkan. Ketika harga tinggi yang paling rendah dan harga rendah yang paling rendah terbentuk, seperti halnya pada falling wedge, harga tersebut tetap berada dalam tren turun. Falling wedge didesain untuk menandai penurunan pada momentum arah turun dan peringatan teknikal untuk potensi tren pembalikan. Meskipun tekanan jual mungkin saja berkurang, bisa jadi permintaan pasar tidak dapat mengalahkan sampai terjadi penembusan pada resistance. Seperti kebanyakan pola pada umumnya, menunggu terjadinya penembusan dan mengkombinasikan aspek lainnya dari analisis teknikal untuk mengkonfirmasi sinyal adalah hal penting. Rising Wedges. Rising wedge adalah sebuah pola bearish yang mulai melebar pada bottom dan berkontraksi ketika harga bergerak lebih tinggi dan range perdagangan yang sempit. Bertentangan dengan segitiga simetris yang tidak memiliki slope definitif dan tidak terdapat bullish atau bearish yang bias, rising wedge pasti memiliki slope naik dan bearish yang bias. Meskipun tulisan ini berfokus pada rising wedge sebagai pola reversal, pola ini dapat juga termasuk ke dalam kategori pola kontinyu. Sebagai pola kontinyu, rising wedge akan tetap memiliki slope naik, tetapi slope ini akan berlawanan dengan tren penurunan yang sedang berlangsung.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 20
Sebagai pola pembalikan, rising wedge akan memiliki slope naik yang searah dengan tren yang sedang berlangsung. Tanpa memandang tipenya (reversal atau kontinyu), rising wedge adalah bearish.
Rising Wedge Reversal.
Identifikasi Pola Rising Wedge.
1. Trend Sebelumnya: Untuk dikualifikasikan sebagai pola pembalikan, harus terdapat tren pendahulunya untuk pembalikan. Rising wedge biasanya terbentuk dalam periode 3 – 6 bulan dan dapat menandai tren pembalikan jangka menengah atau jangka panjang. Kadang-‐kadang tren yang terbaru terdiri atas rising wedge, di lain waktu pola akan terben-‐ tuk setelah pergerakan lebih lanjut.
2. Garis Resistance-Atas: Untuk membentuk garis resistance atas, dibutuhkan minimal 2 reaksi harga tertinggi, atau idealnya 3 reaksi harga tertinggi. Setiap reaksi harga tertinggi harus lebih tinggi dari yang sebelumnya.
3. Garis Support-Bawah: Untuk membentuk garis support bawah, dibutuhkan minimal 2 reaksi harga terendah, di mana masing-‐masing harus lebih tinggi dari pada harga terendah sebelumnya.
4. Kontraksi harga: Garis resistance atas dan garis support bawah berkonvergensi sebagai pola yang matang. Peningkatan dari reaksi harga terendah menjadi semakin pendek sehingga gerak lanjut menjadi kurang meyakinkan. Hal ini menyebabkan garis resistance atas gagal untuk mempertahankan slope dari garis support bawah dan mengindikasikan penawaran yang menggantung sepanjang kenaikan harga.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 21
5. Penembusan Support: Konfirmasi dari pola bearish tidak akan muncul
sebelum terjadi penembusan pada garis support dalam meyakinkan bentuk pola ini. Kadang-‐kadang di-‐ perlukan kehatia-‐hatian untuk menunggu break pada reaksi harga terendah sebelumnya. Ketika break pada support terjadi, kadang-‐kadang terdapat reaksi lanjutan untuk menguji level resistance yang baru.
6. Volume: Idealnya, volume akan berkurang jika harga meningkat dan wedge berkembang. Peningkatan volume pada garis support yang ditembus dapat dianggap sebagai konfirma-‐ si bearish. Rising wedge dapat merupakan salah satu pola grafik yang sulit dikenali secara akurat dan diperdagangkan. Selagi rising wedge merupakan formasi konsolidasi, kehilang-‐ an momentum arah atas pada setiap harga tertinggi yang berhasil, menimbulkan bias bearish pada pola. Namun, serangkaian titik tinggi di atas dan titik tinggi di bawah men-‐ jaga tren bullish secara inheren. Penembusan yang terakhir pada support mengindikasikan bahwa kekuatan penawaran telah menang dan dengan harga yang lebih rendah. tidak ada teknik pengukuran untuk menghitung penurunan – aspek lain dari analisis teknikal harus digunakan untuk memprediksi target harga.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Pola Falling maupun Rising Wedge selain termasuk dalam kategori pola pembalikan (Reversal Pattern), pola ini bisa menjadi pola lanjutan atau continuation pattern. Apabila terjadi pola ini, sebelum masuk pasar, lebih baik anda harus menunggu konfirmasi yang jelas, apakah terjadi pola pembalikan atau pola kelanjutan.
Wedges Reversal Confirmation.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 22
GAP. Sebelum melanjutkan ke pembahasan pola kelanjutan (Continuation Pattern), disini kita akan membahas tentang masalah GAP. Sebuah GAP dalam grafik adalah sebuah ruang kosong antara sebuah periode trading dengan periode trading sebelumnya.
Gap biasanya muncul karena adanya sebuah peristiwa dan materi penting secara fundamental seperti data ekonomi atau laporan keuangan. Hal ini terjadi ketika terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara harga pembukaan sebuah periode trading dengan harga penutupan periode trading sebelumnya, atau bisa juga dengan harga tertinggi sebelumnya.
Gap Up and Gap Down.
Pergerakan harga gap bisa ditemukan pada bar chart dan candlestick tetapi tidak akan ditemukan pada point-‐and-‐figure atau line chart. Alasannya karena setiap titik pada point-‐and-‐figure chart dan line chart saling terhubung. Sering dikatakan bahwa gap yang terjadi nantinya akan selalu terisi kembali, yang artinya harga akan bergerak kembali dan menutupi setidaknya kisaran trading yang kosong. Namun, sebelum anda melakukan transaksi untuk bisa mendapatkan peluang dari hal ini, perlu dicatat bahwa hal ini tidak selalu terjadi dan bahkan bisa membutuhkan waktu yang lama agar gap terisi kembali. Ada 4 jenis gap yang utama: common, breakaway, runaway, dan exhaustion. Dan kesemuanya tersebut memiliki struktur yang sama, hanya berbeda dalam lokasi tren dan makna kelanjutannya. Mari kita bahas satu per-‐satu tentang jenis Gap tersebut.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 23
Common Gap. Dari namanya, common gap ini seringkali terjadi dalam proses pergerakan harga. Karena alasan ini, tidak sepenting jenis gap lainnya tetapi masih layak untuk diperhatikan. Tipe gap ini seringkali terjadi ketika harga bergerak dalam sebuah kisaran yang terbatas dan kadang gap yang terjadi tidak besar dan cenderung kecil. Hal ini bisa terjadi karena ada aktivitas perdagangan yang normal, seperti volume trading yang rendah. Gap seperti ini seringkali terisi kembali dengan cepat, bergerak kembali ke harga sebelum terjadinya gap.
Common Gap
Breakaway Gap. Biasanya breakaway gap terjadi setelah harga bergerak dalam fase konsolidasi, yang terjadi ketika harga sedang tidak bergerak dalam tren tertentu dan berkutat dalam kisaran terbatas. Diartikan sebagai breakaway gap seiring dengan gap ini menyebabkan harga keluar dari konsolidasi dan membentuk sebuah tren. Breakaway gap yang kuat keluar dari fase konsolidasi diangap lebih kuat dari penembusan batas konsolidasi non gap. Gap ini memberikan indikasi adanya kenaikan sentimen yang besar ke arah dari gap tersebut, yang kemungkinan akan bertahan dalam beberapa periode waktu sehingga memicu adanya pergerakan lanjutan. Kekuatan dari gap ini dan keakuratannya bisa dikonfirmasi dengan melihat volume yang terjadi ketika gap terbentuk. Volume yang lebih besar mengindikasikan bahwa harga akan bergerak searah gap yang terjadi, juga mengurangi kemungkinan gap tersebut akan tertutup kembali dalam waktu dekat.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 24
Walaupun secara umum breakaway gap tidak akan tertutupi kembali dalam waktu yang relatif cepat, namun sesekali hal tersebut terjadi. Gap ini seringkali menjadi support atau resistance dari pergerakan harganya. Untuk breakaway gap naik, harga terendah dari candlestick kedua menjadi support. Untuk breakaway gap turun menjadi resitance di harga tertinggi candlestick kedua. Breakaway gap adalah indikasi yang baik bahwa tren baru telah dimulai.
Breakaway Gap.
Runaway Gap. Runaway gap (measuring gap) terjadi di pertengahan sebuah trend, biasanya setelah harga telah mengalami pergerakan yang kuat. Ini adalah indikasi yang baik bahwa tren yang sedang berlangsung akan terus berlanjut seiring sinyal sentimen yang semakin membaik. Meningkatnya minat beli dan jual yang menciptakan terjadinya gap ini dan kelanjutan dari tren. Volume dalam runaway gap tidak sepenting pada breakaway gap tetapi secara umum bisa dibandingkan dengan volume rata-‐rata. Jika volume terlalu ekstrim, ini bisa memberikan sinyal bahwa runaway gap ini sesungguhnya adalah exhaustion gap, yang merupakan sinyal dari akhir sebuah tren. Runaway gap membentuk support dan resistance sama persis seperti breakaway gap. Kesamaan lainnya adalah gap ini tidak dengan cepat tertutup kembali, karena jika tertutup dengan cepat bisa memberikan indikasi bahwa tren yang terbentuk mulai melemah.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 25
Runaway Gap.
Exhaustion Gap. Jenis gap ini terbentuk diakhir sebuah tren dan merupakan sinyal negatif bahwa tren akan mulai berganti arah. Hal ini biasanya terjadi pada fase akhir sebuah tren. Untuk mengidentifikasi sebuah exhaustion gap atau pergerakan besar terakhir dalam tren, gap ini harus ditandai dengan volume yang sangat besar. Kekuatan dari sinyal ini juga meningkat ketika hal ini terjadi setelah harga sebelumnya membuah pergerakan yang signifikan. Karena exhaustion gap mengindikasikan pembalikan arah tren, gap ini harus tertutup kembali dengan cepat. Setelah exhaustion gap, harga seringkali bergerak sideway terlebih dahulu sebelum akhirnya bergerak berlawanan arah dibanding tren yang tercipta sebelumnya. Ketika harga sudah berhasil menutup gap kembali, pola ini dianggap telah sempurna dan memberikan sinyal bahwa tren akan berbalik.
MEMBACA POLA GRAFIK DALAM ANALISA TEKNIKAL WWW.WIFX.EU
© 2015, WCFTC TEAM, www.wifx.eu, Alright Reserved. 26
Exhaustion Gap.
Island Reversal. Salah satu pola gap yang paling banyak dikenal adalah island reversal, yang terbentuk oleh sebuah gap lalu terjadi sebuah pergerakan yang cenderung flat dan kemudian dikonfirmasi oleh gap lainnya yang bergerak berlawanan arah. Pola ini adalah indikasi kuat akan adanya top atau bottom dalam sebuah tren, mengindikasikan akan adanya pergantian tren. Gambar dibawah ini adalah sebuah contoh dari island-‐top reversal yang terjadi diakhir tren naik. Terbentuk ketika muncul exhaustion gap dalam tren naik lalu diikuti oleh beberapa periode pergerakan harga yang flat. Pola ini terkonfirmasi ketika sebuah breakaway gap turun terjadi. Ukuran dari peralihan tren atau kualitas sinyal tergantung dari posisi island reversal dibanding tren sebelumnya. Jika terjadi didekat awal sebuah tren, maka ukuran dari reversal kemungkinan akan kurang signifikan.
Island Reversal Gap.