40
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) JUDUL MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VII MTs NEGERI LEBAKSIU TEGAL OLEH : NAMA : AWAL RIYADI, S.Pd. NIP : 197809072007101004 UNIT KERJA : MTs NEGERI LEBAKSIU

Contoh proposal ptk (2)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh proposal ptk (2)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

JUDUL

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VII MTs

NEGERI LEBAKSIU TEGAL

OLEH :

NAMA : AWAL RIYADI, S.Pd.

NIP : 197809072007101004

UNIT KERJA : MTs NEGERI LEBAKSIU

KEMETERIAN AGAMA KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2012

Page 2: Contoh proposal ptk (2)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VII

BAB I          : PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

MTs Negeri Lebaksiu merupakan salah satu MTs Negeri di kabupaten Tegal. Di MTs Negeri Lebaksiu banyak masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran diantaranya: kurangnya motivasi belajar siswa, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa sulit menguasi materi, dan rendahnya kemampuan dasar siswa tertutama tentang matematika, sehingga membuat hasil belajar siswa rendah terutama pelajaran matematika. Sebelum penelitian dilakukan diperoleh data-data hasil belajar siswa MTs Negeri Lebaksiu kelas VIIA yang masih dibawah standar. Data tentang hasil belajar matematika yang rendah dapat dilihat dari berbagai hasil ulangan harian , ulangan mid semester dan ulangan semester. Hasil belajar matematika melalui ulangan harian dari tahun pelajaran 2007/2008 sampai tahun pelajaran 2009/2010 dirata-rata yaitu 60. Sedangkan hasil ulangan mid semester kemarin diperoleh rata-rata 53. Hasil ini berada dibawah KKM mata pelajaran matematika di MTs Negeri Lebaksiu yaitu 60. Hasil ulangan mid semester dari 44 siswa VIIA yang memperoleh nilai diatas KKM  hanya 17 siswa dan 27 siswa yang lain mendapat nilai dibawah KKM. Sedangkan rata-rata hasil ulangan semester siswa kelas VIIA adalah 55, dari 44 siswa hanya ada 12 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Sisanya 32 anak mendapat nilai dibawah KKM.Dari hasil yang diperoleh dari nilai tes matematika kelas VII yang masih dibawah kreteria ketuntasan minimal yaitu 60, maka penelitian perlu dilakukan di kelas VIIA MTs Negeri Lebaksiu dari hasil penelitian tersebut diharapkan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.. Oleh karena itu motivasi siswa perlu ditingkatkan, karena dengan meningkatnnya motivasi siswa hasil belajar dapat lebih meningkat dan dengan meningkatnya hasil belajar siswa dapat mendorong siswa lebih bersemangat untuk belajar matematika. Diharapkan setelah penelitian proses pembelajaran mengalami perubahan. Pemebelajaran tidak lagi bersifat satu arah tetapi  terjadinya keseimbangan pembelajaran antara guru dan siswa. Guru bukanlah penguasa dikelas tetapi guru adalah pemberi motivasi siswa dalam pembelajaran .Kondisi pembelajaran dengan metode ceramah dan latihan yang menyebabkan siswa menjadi pasif dalam belajar atau dengan kata lain keaktifan siswa rendah yang didukung dengan rendahnya hasil belajar matematika pula membuat hal ini harus diperbaiki. Harapannya setelah penelitian dilakukan kondisi seperti semula yaitu rendahnya keaktifan dan hasil belajar matematika siswa akan mengalami perubahan. Setelah penelitian dilakukan diharapkan keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.Dari hasil nilai tes semester 1 yang masih rendah, masih dibawah KKM yaitu 60 ini disebabkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran yang masih kurang, setelah diadakan penelitian apakah motivasi siswa dan hasil belajar siswa dapat meningkat?. Motivasi siswa dan hasil belajar siswa yang masih rendah ini kemungkinan

Page 3: Contoh proposal ptk (2)

disebabkan peneliti tidak menggunakan berbagai model pembelajaran dengan tepat. Kondisi pembelajaran dengan metode ceramah dan latihan yang menyebabkan siswa menjadi pasif dalam belajar membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar, yang didukung dengan rendahnya hasil belajar matematika, membuat hal ini harus diperbaiki.. Setelah penelitian dilakukan diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Terjadinya peningkatan tersebut memperlihatkan pembelajaran matematika yang berhasil. Sebelum memanfaatka model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu pembelajaran yang menggunakan model ceramah dan latihan pembelajaran yang terjadi pembelajaran sifatnya hasyalah satu arah yaitu dari guru saja. Siswa kurang terlibat dalam pembelajaran yang ada siswa hanyalah sebagai pendengar saja. Kekurangan yang terjadi dalam model pembelajaran ceramah tersebut harus diperbaiki yaitu dengan memanfaatkan model pembelaran kooperatif tipe STAD.

1. B. Rumusan Masalah

1. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.dapat    meningkatkan motivasi belajar matematika tentang himpunan siswa kelas VIIA MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang himpunan bagi siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013?

3. Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika tentang himpunan bagi siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013?

1. C. Tujuan Penelitian2. Tujuan umum1. Untuk Meningkatkan motivasi belajar siswa bagi siswa kelas VIIA MTs Negeri

Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013.2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa  bagi siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu

pada semester II tahun pelajaran 2012/20133. Untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa bagi siswa kelas VIIA

MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

2.Tujuan Khusus

1. Untuk Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui  model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

3. Untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Page 4: Contoh proposal ptk (2)

D. Manfaat Penelitian

Bagi Siswa

1. Dapat meningkatnya  motivasi siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013.

2. Dapat meningkatnya hasil belajar siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

3. Dapat meningkatnya motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Bagi Guru

1. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatnya  motivasi belajar siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013.

2. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatnya hasil belajar siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

3. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatnya motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VIIA  MTs Negeri Lebaksiu pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

BAB II            : KAJIAN PUSTAKAA. Hakekat matematika.

Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan maslah.Sehubungan dengan hal di atas Hudoyo (1988:3) menyatakan matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan logik yang menggunakan pembuktian deduktif

B. Motivasi belajarPada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J. Mc Donald dalam H. Nashar, 2004:39). Tetapi menurut Clayton Alderfer dalam H. Nashar (2004:42) Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin

C. Hakekat belajar.

Page 5: Contoh proposal ptk (2)

Hilgrad (Dimyati dan Mujiono, 1994:9) mengatakan belajar adalah proses melahirkan atau mengubah  suatu kegiatan melalui jalan latihan, yang dibedakan dalam perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk belajar.  Sedangkan Skiner (Dimyati dan Mujiono, 1994:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

D. Hasil belajarHasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.

E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams achievment Divisions), tipe ini memiliki tujuan kognitif yaitu informasi akademik sederhana dan tujuan sosial kerjasama dalam kelompok.Menurut Slavin (Pahyono, 2004:4), model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 komponen (fase), yakni: a) Presentasi kelas (Class Presentation); b) Pembentukan tim (Teams); c) Kuis individu (Individual Quizzes); d) Perubahan skor individu (Individual Improvement Score); e) Pengakuan tim (Team Recognition).Model ini sangat cocok untuk menyajikan materi pembelajaran terstruktur yang terdiri dari bebarapa bagian dan saling berhubungan antar bagiannya. Misalnya seorang guru akan menyajikan pokok materi/ bahasan A, B, C dan D. Artinya, sebelum dapat mempelajari Sub B, siswa harus menguasai sub A, sebelum mempelajari sub C, siswa harus sudah menguasai Sub A dan B, demikian seterusnya untuk sub D.

1. F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah sebagai berikut.1)   Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika tentang himpunan siswa kelas VIIA MTs Negeri Lebaksiu Tahun ajaran 2012/2013 .

2)   Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang himpunan siswa kelas VIIA MTs Negeri Lebaksiu Tahun ajaran 2012/2013.

3)   Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika tentang himpunan siswa kelas VIIA MTs Negeri Lebaksiu Tahun ajaran 2012/2013 .

Page 6: Contoh proposal ptk (2)

BAB III : METODE PENELITIAN

A.  Setting Penelitian

1. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Desember tahun 2012 dengan agenda menyusun proposal penelitian tindakan kelas kemudian dilanjutkan membuat instrumen penelitian, karena bulan Desember 2012 tersebut tidak cukup maka penulis lanjutkan membuat instrument penelitian pada bulan Januari 2013, setelah membuat instrument penelitian tindakan kelas selesai, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian pada bulan Januari dan Pebruari 2013, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian tindakan kelas pada bulan Januari dan Pebruari yang terdiri dari siklus 1 dan siklus 2, setelah data terkumpul peneliti menganalisis pada bulan Pebruari dan Maret 2013 lalu dilanjutkan dengan diskusi membahas analisa data tersebut dengan teman sejawat pada bulan Maret 2013 dan dilanjutkan bulan April 2013 peneliti menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas (PTK). Jadi peneliti mengadakan penelitian dari persiapan awal yaitu menyusun proposal penelitian tindakan kelas (PTK) sampai dengan menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas (PTK), dilakukan mulai dari bulan Desember 2012 sampai dengan bulan April 2013

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Lebaksiu. Lokasi penelitian merupakan sekolah negeri yang terletak satu komplek dengan SMP Muhammadiyah, dan SMP Negeri 1 Lebaksiu. MTs Negeri Lebaksiu tempat dilangsungkannya penelitian berada di Jl. Karang Moncol 1 Lebaksiu Lor  wilayah Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.

B.  Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini yang pertama adalah siswa kelas VIIA MTs Negeri Lebaksiu, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan dengan jumlah seluruhnya yaitu 42 siswa. Siswa kelas VIIA memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat kecerdasan ini dikarenakan latar belakang mereka yang berbeda. Latar belakang siswa yang berasal dari keluarga yang berbeda mengakibatkan tingkat kecerdasan dan pola berfikir siswa menjadi berbeda. Selain latar belakang mereka yang berbeda kebanyakan siswa memiliki motivasi dan minat belajar yang rendah.

B. Sumber DataPeneliti mengambil sumber data dari hasil belajar siswa kelas VIIA dengan kondisi awal yang masih rendah yaitu 53 dibawah KKM 60 dan hasil belajar pada siklus I

Page 7: Contoh proposal ptk (2)

dan siklus II, sedangkan motivasi siswa diambil dari  hasil pengamatan motivasi siswa oleh teman sejawat.Banyaknya data peneliti mengambil dari 1) data kondisi awal yang meliputi proses pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas VIIA 2) data siklus I yang meliputi proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dalam belajar dan hasil evaluasi siklus I dan 3) data siklus II juga diambil dari hasil proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dalam belajar dan evaluasi siklus II

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Data penelitian yang diambil atau dikumpulkan oleh peneliti bersumber dari a) hasil tes kompetensi dasar pengertian himpunan dan cara menyatakan himpunan sebagai kondisi awal siswa untuk penelitian, b) hasil pengamatan motivasi siswa oleh rekan sejawat pada proses pembelajaran materi  himpunan di kelas VIIA MTs Negeri Lebaksiu tahun pelajaran 2012/2013 dilakukan dengan lembar pengamatan motivasi siswa, dan c) Cara pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan menggunakan tes pada setiap akhir siklus.

2. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah: a) daftar nilai tes hasil belajar kompetensi dasar pengertian himpunan dan cara menyatakan himpunan sebagai kondisi awal siswa untuk penelitian sebagai kondisi awal penelitian, b) motivasi belajar matematika dengan menggunakan lembar pengamatan motivasi dan c) hasil belajar siswa menggunakan butir soal tes yang dilakukan setiap akhir siklus

D.  Validasi Data

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Soal yang berupa perintah dan skor penilaian dikonsultasikan dengan rekan sejawat terhadap soal tersebut,soal dan penilaian dapat atau layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Adapun soal dan skor penilaian meliputi: 1) untuk data tentang hasil belajar instrumen atau butir soal melalui kisi-kisi. Kisi-kisi dibuat supaya soal yang dikeluarkan tidak mengelompok melainkan menyebar atau rata dan soal yang dikeluarkan sesuai dengan kurikulum, dan 2) untuk data motivasi instrumennya adalah lembar pengamatan motivasi siswa.

E.  Analisis Data

1. Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian diperoleh dengan mengadakan tes. Tes dilakukan dengan menggunakan soal yang dibuat oleh peneliti. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes pada siklus pertama dan tes pada siklus yang kedua. Hasil tes dari siklus I dianalisis untuk mengetahui perbandingan hasil

Page 8: Contoh proposal ptk (2)

belajar kondisi awal dengan kondisi hasil belajar siklus I. Dari analisis tersebut kemudian dibuat refleksi untuk mengetahui kelemahan siswa dalam menyelesaikan tugas. Berdasar kelemahan-kelamahan yang ada, diadakan ulasan untuk menghadapai tes siklus II. Hasil pada siklus II dianalisis dan direfleksi, dari analisis dan refleksi tersebut dapat diketahui kemampuan hasil belajar matematika siswa.

2. Kualitatif

Tehnik pengumpulan data kualitatif yaitu menggunakan lembar pengamatan motivasi siswa yang dilakukan oleh peneliti/pengamat. Observasi motivasi siswa digunakan untuk untuk mengetahui motivasi belajar matematika pada siswa yang menggunakan menggunakan lembar pengamatan motivasi.  Persentase motivasi =  (Skor perolehan : skor maksimal )x 100%, siswa dikatakan termotivasi bila persentasi motivasi siswa lebih dari 50%

F. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi himpunan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas VIIA MTs Negeri Lebaksiu semester II tahun 2013 adalah:

1.  rata-rata motivasi belajar matematika siswa yang rendah menjadi naik yaitu lebih dari atau sama dengan 50%

2. hasil belajar siswa dikatakan tuntas, bila hasil belajar rata-rata siswa dari rendah dalam satu kelas naik menjadi rata-rata hasil belajar matematika satu kelas lebih dari 60.

G. Prosedur Tindakan

Sebelum melakukan tindakan kelas, diadakan refleksi awal dengan cara mengobservasi hasil ulangan harian siswa kelas VIIA tahun pelajaran 2012/2013, materi pelajaran Himpunan pada kompetensi dasar pengertian himpunan dan cara menyatakan himpunan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus melalui tahapan-tahapan: perencanaan, implementasi tindakan, observasi/pengamatan, refleksi.Siklus ISecara terperinci prosedur penelitian tindakan kelas dalam siklus pertama diuraikan sebagai berikut:a. Perencanaan.Perencanaan dalam siklus pertama meliputi:1) Mengobservasi  hasil  ulangan  harian  pelajaran  matematika  kelas VIIA MTs

Negeri Lebaksiu tahun 2012/20132)  Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran materi kompetensi dasar   operasi

pada himpunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Page 9: Contoh proposal ptk (2)

4) Membuat kuis.5) Membuat lembar pengamatan untuk siswa6) Membuat soal-soal tes untuk melihat hasil tindakan pada siklus I7) Berdiskusi dengan guru matematika yang lain atau teman sejawat.b. Implementasi Tindakan

Awal  pelaksanaan  tindakan  adalah membentuk kelompok yang terdiri 8 sampai dengan 9 siswa secara acak. Pada pertemuan pertama diberikan materi operasi irisan dan gabungan pada himpunan, setiap kelompok diberi soal untuk didiskusikan bersama kelompoknya dengan bimbingan guru seperlunya, selanjutnya siswa diberi kuis.Pada pertemuan kedua diberikan materi operasi komplemen dan kurang. Setiap kelompok diberi soal untuk didiskusikan bersama kelompoknya dengan bimbingan guru seperlunya, selanjutkan siswa diberi kuis.Pada pertemuan ketiga dilakukan tes siklus pertama untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa selama siklus I.

c. Pengamatan (Observasi)Saat pelaksanaan implementasi tindakan kelas, diobservasi oleh seorang pengamat yaitu seorang guru matematika. Pengamat mengisi lembar pengamatan untuk siswa yang berisi semua kegiatan siswa dalam setiap pertemuannya dan memberi penilaian setiap poin penilaiannya.

d. Refleksi dan AnalisaSemua hasil dari implementasi tindakan dan hasil pengamatan oleh observer dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi didiskusikan antara peneliti dan pengamat tentang kelebihan dan kelemahan tindakan pada siklus I sebagai bahan refleksi awal  siklus II.

Siklus IIBerdasarkan refleksi pada siklus I, perlu diadakan perbaikan pada siklus II dengan

langkah-langkah sebagai berikut:a. Perencanaan1)  Identifikasi masalah dari refleksi siklus I2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran materi diagram venn dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif.3) Membentuk kelompok yang anggotanya berbeda tingkat kompetensinya. Setiap

kelompok diusahakan ada satu siswa yang memiliki tingkat kompetensi tinggi atau sedang.

4) Membuat kuis.5) Membuat  lembar  pengamatan  untuk  siswa.6) Membuat  soal  tes untuk  melihat  hasil tindakan pada siklus II.b. Implementasi tindakan.

Kelompok kerja yang dibentuk pada siklus II berbeda dengan kelompok pada siklus I. Setiap kelompok harus ada seorang siswa yang memiliki kompetensi sedang sampai tinggi. Pertemuan keempat membahas diagram venn dilanjutkan mengerjakan kuis.

Pada pertemuan selanjutnya membahas pemecahkan masalah sederhana yang berkaitan dengan diagram venn, dilanjutkan mengerjakan kuis.

Page 10: Contoh proposal ptk (2)

Pertemuan berikutnya dilakukan tes kedua untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus II.

c. PengamatanSeperti pada siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II ini juga diamati oleh

seorang pengamat dengan mengisi lembar pengamatan yang sudah direncanakan.d. Refleksi dan Analisa

Hasil pengamatan dan implementasi tindakan didiskusikan sekali lagi bersama antara peneliti dan pengamat.

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

Page 11: Contoh proposal ptk (2)

JUDUL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN

RUMAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA :

NIP :

UNIT KERJA :

KEMETERIAN AGAMA KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2012I. JUDUL

Page 12: Contoh proposal ptk (2)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH

BAGI SISWA KELAS VIIID SMP ISLAM AL-HIKMAH MAYONG

II. BIDANG KAJIAN

Pembelajaran Matematika dan Pemberian Pekerjaan Rumah.

III. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika ( permasalahan ) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali.

Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang SMP sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian Nasional ( UN ) dengan nilai masing – masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang – orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

IV. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :

Apakah melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas VIIID SMP Islam Al-Hikmah Mayong ?

1. Pemecahan Masalah

Page 13: Contoh proposal ptk (2)

Siswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelas atau kelompok bahkan perlakuan individual sekaligus dengan diberikanya perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan kertramilan atau konsep terhadap mata pelajaran – mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan pemberian PR secara rutin dan terorganisir dengan baik paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motifasi ekstinsik bagi siswa itu sendiri.

Moh. Uzer ( 1996:29) menjelaskan “Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh orang tua untuk mendapatkan peringkat pertama.”

Demikian halnya dengan guru memberikan PR dengan harapan baik itu dirasa memaksa bagi siswa atau itu karena disuruh sebagai tugas dengan perasaan terpaksa, yang jelas mengkondisikan siswa harus belajar. Dengan pola demikian tentunya anak yang lebih banyak belajar dirumah akan lebih baik misalnya dalam mata pelajaran yang dikerjakan..

a. Hipotensis

Hipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :

“ Melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VIIID SMP Islam Al-Hikmah Mayong”

V. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.

2. Tujuan Khusus

Adapaun tujuan khusus dari penelitian ini :

“Untuk mengetahui apakah melalui pemberian pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VIIID SMP Islam Al-Hikmah Mayong.”

VI. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. SMP Islam Al-Hikmah Mayong

Dengan hasil penelitian ini diharapkan SMP Islam Al-HikmahMayong dapat lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian pekerjaan rumah agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.

Page 14: Contoh proposal ptk (2)

b. Guru

Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.

c. Siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pekerjaan rumah dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.

VII. KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah – kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).

Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas : 1994 )

2. Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 )

Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika.

3. Prestasi Belajar.

Prestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya

B. Teknik

Page 15: Contoh proposal ptk (2)

Dalam kamus umum bahasa Indonesia teknik diartikakan cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian (purwadarminta,: 1035). Sedangkan teknik yang dimaksud disini adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.

C. Pekerjaan rumah

Pekerjaan rumah atau yang lazim disebut PR dalam bahasa Inggris “Homework “ yang artinya mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam penilitian ini yang dimaksudkan dengan PR adalah sebuah tugas atau pekerjaan tertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah (terutama dirumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah disampaikan guru untuk meningkatkan penguasaan konsep atau ketrampilan dan sekaligus memberikan pengembangan.

VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Rencana Penelitian

1. Subjek penelitian

Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas VIIID SMP Islam Al-HikmahMayong jumlah siswa42 orang.

Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana siswa kelas VIID telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti PR, karena siswa kelas VIII telah mampu membaca dan menulis serta berhitung yang cukup. Selain itu penulis pengajar di kelas VIIID.

2. Tempat Penelitian

Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SMP Islam Al-Hikmah Mayong, penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

3. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Agustus s.d Oktober. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2009/2010.

4. Lama Tidakan

Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Okteber, mulai dari siklus I, Siklus II dan Siklus III.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :

Page 16: Contoh proposal ptk (2)

1. Perencanaan

Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal, pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PR, ulangan harian.

2. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup

a. Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.

b. Siklus II ( sama dengan I )

c. Siklus III ( sama dengan I dan II )

3. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

IX. JADWAL PENELITIAN

X. BIAYA PENELITIAN

Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah :

1. Fotocopy Naskah : Rp 10.000,00

2. Kerta folio 1 pack : Rp 32.000,00

3. jilid buku : Rp 15.000,00

4. lain – lain : Rp 30.000,00

JUMLAH : Rp 87.000,00

XI. PERSONALIA PENELITI

Penelitian ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

JUDUL

Page 17: Contoh proposal ptk (2)

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI

LENGKUNG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIV STAD PADA SISWA MTs

NU JEJEG - BUMIJAWA - TEGAL

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ARIF NURDIN,S.Pd.

NIP :----

UNIT KERJA :Mts NU Jejeg

KEMETERIAN AGAMA KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2012

A. Judul Penelitian

Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Pada Siswa Mts NU Jejeg.

Page 18: Contoh proposal ptk (2)

B. Latar Belakang Masalah

Matematika dianggap sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika memiliki keterkaitan dan menjadi pendukung berbagai bidang ilmu serta berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi di sisi lain, matematika juga dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi siswa, bahkan cukup menakutkan bagi beberapa siswa di MTs NU Jejeg. Hal ini terbukti dengan masih banyak siswa yang hasil belajarnya dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal.Kompetensi untuk memunculkan pembelajaran yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif maupun psikomotor atau yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa adalah salah satu hal yang harus benar-benar dipahami oleh guru selaku pendidik. Oleh sebab itu pengorganisasian pembelajaran dikelas dengan metode dan strategi yang tepat adalah jawabannya.Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh banyaknya kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Kesulitan ini kemudian menyebabkan minat belajar siswa berkurang yang akibatnya prestasi belajar juga kurang. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kemauan untuk bertanya saat siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi. Dan hal yang paling tampak adalah pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sikap siswa kurang bergairah, malas, cepat bosan, walaupun guru sudah berusaha menggunakan berbagai metode untuk membangkitkan minat belajar siswa, namun siswa masih kurang bersemangat untuk mempelajari matematika.Dari 39 siswa yang ada ternyata hanya beberapa siswa saja yang mau bertanya, sedangkan yang lainnya tidak tahu apa yang akan ditanyakan. Pada saat guru memberi pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang mau menjawab, sedangkan lainnya takut untuk menjawab, bahkan tergolong pasif dalam mengikuti pelajaran. Jika keadaan seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa pola interaksi siswa dan guru selama pembelajaran tidak dapat berlangsung dangan baik. Dampak nilai matematika yang selalu di bawah standar, dan nilainya sangat rendah dibanding mata pelajaran yang lain, perlu segera diatasi demi tercapainya ketuntasan materi sebagaimana ditetapkan kurikulum. Metode pembelajaran yang mampu meningkatkan pola interaksi guru dan siswa adalah metode STAD. Sebab dalam STAD interaksi antara guru dan siswa, antar siswa dengan siswa, dan suasana yang baru dan menggairahkan, muncul melalui diskusi kelompok, bertanya jawab maupun menyampaikan informasi kepada sesama teman dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

C. Perumusan dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di depan, maka rumusan permasalahan yang akan di ajukan dalam proposal ini adalah :“ Apakah penerapan model kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar materi

Page 19: Contoh proposal ptk (2)

bangun ruang sisi lengkung pada siswa kelas IX MTs NU Jejeg-Bumijawa-Tegal Tahun Ajaran 2012/2013?”

2. Pemecahan MasalahSiswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelas atau kelompok. Dengan pembelajaran model kooperatif tipe STAD secara rutin dan terorganisir dengan baik paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motifasi ekstinsik bagi siswa itu sendiri.Dengan dibentuknya kelompok belajar maka secara tidak langsung menumbuh kembangkan pola pikir anak untuk bekerja secara mandiri serta bekerja sama dengan orang lain. Dia akan belajar dengan perasaan tidak terpaksa, bahkan akan merasa senang.

D. Tujuan Penelitian dan Indikator KetercapaiannyaTujuan dengan diadakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan kooperatif teknik STAD pada siswa kelas IX MTs NU Jejeg

Indikator pencapaian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs NU Jejeg meningkat hasil/prestasi belajarnya dengan pembelajaran matematika melalui pendekatan model kooperatif tipe STAD

E. Manfaat Hasil PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah sebagai berikut:1. Bagi Siswa

Melalui penerapan teknik STAD keaktifan dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan secara efektif dan efisien.2. Bagi Guru- Menemukan alternatif model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dan hasil belajarnya.- Mengatasi problem pembelajaran yang selama ini banyak dikeluhkan terutama berkaitan dengan ketidakberhasilan pembelajaran matematika.3. Bagi Sekolah- Memberikan masukan terhadap pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.- Sebagai sarana pemberdayaan untuk meningkatkan kerjasama dan kreatifitas guru dan siswa

F. Kajian Pustaka1. Prestasi BelajarPrestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “ belajar “ prestasi berarti hasil yang dicapai (depdikbud, 1995 : 787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud, 1995 : 14). Emerse R. Hilgard dalam bukunya yang dikutip oleh Abu Hanafi “Theories of Learning” mendefinisikan bahwa seorang yang melaksanakan kegiatan belajar maka kelakuannya akan berubah dari

Page 20: Contoh proposal ptk (2)

sebelumnya. Jadi belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual, akan tetapi mengenai seluruh pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar (Abu Ahmadi, 1986:15). Pendapat lain mengatakan bahwa belajar merupakan bentuk pertumbuhan dan perkembangan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Oemar Hamalik, 1980). Seorang dikatakan belajar apabila diasumsikan dalam diri orang tersebut mengalami suatu proses kegiatan belajar yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku (Herma Hudoyo, 1990:13). Dijelaskan pula oleh Sunaryo (1989:4) bahwa belajar adalah suatu kegiatan dimana seseorang menghasilkan atau membuat suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan, sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang positif artinya mencari kesempurnaan hidup. Belajar itu sendiri terdiri dari berbagai tipe yaitu : (1) menghafal dalam pelajaran dengan sedikit tanpa memahami artinya, misalnya rumus-rumus matematika, (2) memperoleh pengertian-pengertian yang sederhana, seperti kenyataan empat ditambah lima semuanya berjumlah sembilan, (3) menemukan dan memahami hubungan yang menghendaki respon-respon logis dan benar-benar psikologis.Perestasi belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.Dengan demikian prestasi belajar dapat dikatakan sempurna apabila target jangkauan mengenai pencapaian tingkat sebagaimana yang telah disebutkan sesuai dengan tujuan belajar yang diharapkan siswa.Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat pula berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, ketrampilan dan sebagainya yang menuju pada perubahan positif. Prestasi belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang.2. Kooperatif tipe STADPenerapan pembelajaran kooperatif yang efektif menggunakan sistem STAD, yaitu pembelajaran yang terdiri dari suatu pengajaran siklus biasa, belajar kooperatif dalam tim kemampuan bercampur, kuis atau test, kemudian dengan penghargaan atau ganjaran yang diberikan kepada tim yang anggota¬-anggotanya mencapai nilai paling tinggi melampaui skorya sendiri yang terdahulu.Nur (2000: 31) manyatakan pembelajaran kooperatif sistem STAD terdiri dari kegiatan-kegiatan siklus pengajaran, sebagai berikut:1. Mengajar; menyajikan program2. Belajar dalam tim; siswa bekerja di dalam tim mereka dengan dipandu oleh lembar kegiatan siswa untuk menuntaskan materi pelajaran.3. Tes: menger akan kuis/tugas lain secara individual (misalnya: essai atau kinerja)4. Penghargaan tim; skor tiro dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota tim, dan sertifikat, laporan berskala kelas. Atau papan pengumuman digunakan untuk memberi penghargaan kepada tim yang berhasil meraih skor tinggi.Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, diantaranya dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan hasil belajar, dan retensi yang lebih lama (Lungren, 1994 dalam Ratumanan). Hasil penelitian yang sama yang dilakukan oleh Widada (1999) dan Tri Djoko (1999) memperlihatkan hasil yang tidak berbeda.

Page 21: Contoh proposal ptk (2)

3. Kerangka BerfikirModel kooperatif tipe STAD merupakan alternatif yang tepat untuk pembelajaran matematika materi bangun ruang sisi lengkung, anak-anak merasa nyaman dan senang dalam mengikuti pelajaran, sehingga lebih termotivasi dalam belajar dan mengerjakan soal-soal yang diberikan.Penggunaaan model kooperatif tipe STAD sangatlah tepat digunakan pada pelaajaran matematika, karena dalam model ini anak dibebaskan untuk bereksplorasi kemampuan yang dimilikinya. Anak merasa bangga dan senang jika kemampuannya dapat dituangkan secara langsung dan di dengarkan oleh teman-teman yang lain. Dengan demikian belajar matematika bukanlah hal yang membosankan serta melelahkan, sebaliknya belajar matematika menjadi hal yang menyenangkan sehingga hasil belajar yang optimal akan tercapai.4. Hipotesis tindakanHipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :“Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX MTs NU Jejeg-Bumijawa-Tegal materi Bangun ruang sisi lengkung”

G. Metode Penelitian1. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan di MTs NU Jejeg dengan alamat Jln Raya Barat No:190 Jejeg, , Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Disekolah ini kelas IX hanya terdapat tiga pararel. Adapun jarak dengan sekolah yang terdekat adalah 1 km.Dalam perencanaan penelitian ini mulai dari tahap persiapan hingga tahap pelaporan akan dilaksanakan selama 4 bulan, yakni mulai bulan Juli 2012 sampai dengan Oktober 20132. Subyek PenelitianYang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX Tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 112 siswa.3. Prosedur PenelitianPenelitian ini direncanakan terdiri dari 3 siklus, dengan rincian sebagai berikut :a) Rancangan Siklus I1) Tahapan PerencanaanPada tahapan perencanaan akan dilaksanakan dengan urutan kegiatan sebagai berikut :1.1) Memulai pelajaran dengan mengingat pelajaran yang telah lalu1.2) Memberi materi yang berhubungan dengan bangun ruang sisi lengkung1.3) Membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen2) Tahapan Pelaksanaan2.1) Setelah kelompok terbentuk diberi penjelasan tugas akan diberikan2.2) Membagi LKS setiap kelompok satu LKS2.3) Antar Anggota kelompok saling berdiskusi3) Tahap ObservasiTim peneliti memantau proses diskusi antar anggota kelompok dan memantau dampak yang terjadi dari kegiatan tersebut.4) Tahap analisis dan refleksiHasil yang diperolah dari tahapan observasi dikumpulkan dan dijadikan bahan acuan untuk refleksi untuk melihat kekurangan dan atau kelemahan yang terjadi. Jika kualitas pembelajaran mengalami peningkatan maka dinyatakan model pembelajaran tersebut dinyatakan berhasil.b) Rancangan Siklus II

Page 22: Contoh proposal ptk (2)

Dilakukan tahapan-tahapan yang sama dengan siklus I tetapi didahului dengan perencanaan yang lebih matang agar kelemahan yang terjadi di siklus I tidak terulang kembalic) Rancangan Siklus IIIDalam siklus ini perencanaan dikaitkan dengan siklus II sebagai upaya perbaikan siklus tersebut.4. Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini didapat dari hasil tes tertulis setelah dilakukan pembelajaran.5. Teknik Analisis DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik diskriptif komparatif untuk data kuntitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.

H. Jadwal PenelitianJadwal Penelitian meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan laporan.

Kegiatan Juli Agustus September OktoberA. Persiapan1. Menyusun Proposal2. Koordinasi dengan Guru dan Kepala Sekolah3. Menyusun Instrumen4. Mengadakan simulasiB. Pelaksanaan Pembelajaran1. Siklus Ia. Perencanaan- Menyusun RPP/Skenario- Menyiapkan Mediab. Pelaksanaan Tindakanc. Observasid. Analisis dan Refleksi2. Siklus IIa. Perencanaan- Menyusun RPP/Skenario- Menyiapkan Mediab. Pelaksanaan Tindakanc. Observasid. Analisis dan Refleksi3. Siklus IIIa. Perencanaan- Menyusun RPP/Skenario- Menyiapkan Mediab. Pelaksanaan Tindakanc. Observasid. Analisis dan RefleksiC. Penyusunan Laporan PTK

I. Daftar Pustaka

J. Lampiran-lampiran.

Page 23: Contoh proposal ptk (2)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

JUDUL

IMPLEMENTASI APERSEPSI YANG EFEKTIF AGAR SISWA DAPAT MENGINGAT MATERI SEBELUMNYA UNTUK

MENINGKATAKAN PENGUASAAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs NU WAHID HASYIM TALANG

TEGAL

DI SUSUN OLEH :

NAMA :

NIP :

UNIT KERJA :

Page 24: Contoh proposal ptk (2)

KEMETERIAN AGAMA KABUPATEN TEGAL

TAHUN 2012

Judul Penelitian Implementasi apersepsi yang efektif agar siswa dapat mengingat materi sebelumnya untuk meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa kelas VII MTs Negeri Cepogo Kabupaten Boyolali

PendahuluanSituasi pembelajaran yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Kabupaten Boyolali adalah system pembelajaran berbasis kontekstual (CTL). Unsur-unsur pembelajaran Kontekstual seperti pembelajaran konstruktivisme, penemuan (Inkuiry), Pemodelan, Refleksi dan pemanfaatan media sudah dilaksanakan dengan maksimal. Persepsi siswa tentang matematika bahwa matematika adalah pelajaran yang sukar membuat pembelajaran menjadi tidak optimal.Realita yang terjadi di pada pembelajaran matematika khususnya kelas VII tidak seperti yang diharapkan. Di awal pembelajaran matematika ketika siswa ditanya mengenai materi pelajaran yang telah lalu, sebagian besar siswa lupa dan tidak mau menjawab. Sebagian besar siswa tidak dapat merespon pertanyaan–pertanyaan yang diberian guru guru terkait dengan materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.Proses tanya jawab tersebut lazim terjadi di awal pembelajaran pada bagian apersepsi. Apersepsi merupakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru kepada siswa untuk menghubungan materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya dengan materi pelajaran pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana anak didik mengusai pelajaran materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya lama sehingga dapat membantu siswa dalam menyerap marteri pelajaran baru. Salah satu muatan yang disampaikan dalam apersepsi adalah mengingatkan kembali peserta didik terhadap materi ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini penting dilakukan karena ada keterkaitan antara materi ajar sebelumnya dengan yang akan dipelajari sehingga akan terjadi keruntutan materi ajar dalam diri peserta didik.Dalam kegiatan pembelajaran matematika apersepsi menjadi bagian yang sangat penting untuk mendapat perhatian karena matamatika termasuk pelajaran yang bersifat deduktif aksiomatis dan keterkaitan antar sub-sub pokok bahasan dalam satu pokok bahasan sangat tinggi. Ketika proses apersepsi dan motivasi ini tidak dilaksanakan siswa akan mengalami kesulitan mempelajari materi berikutnya yang selalu berkaitan.Apersepsi dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui apa yang diperlukan untuk memahami pengetahuan yang akan diterima dalam pembelajaran. Apersepsi pembelajaran matematika biasanya berisi tentang materi prasyarat yang dibutuhkan. Pada bagian inilah guru di MTs Cepogo Boyolali merasa ada hal yang mengganggu pembelajaran, yaitu ketiak peserta didik tidak dapat dengan cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan pada apersepsi.Kekhawatiran para guru disebabkan materi pada apersepsi lazim digunakan sebagai syarat minimal dalam memahami materi. Jika materi prasyarat tidak dikuasai oleh peserta didik, dikhawatirkan waktu pembelajaran terkurangi oleh sebab Guru harus menerangkan materi prasarat yang dibutuhkan.Beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kegagalan dalam aperserpsi ini adalah:

Page 25: Contoh proposal ptk (2)

kemampuan peserta didik terbatas, sehingga siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah dipelajari sebelumnya;kemauan belajar peserta didik kurang sehingga di rumah siswa tidak mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya; dansiswa tidak mengerjakan PR yang diberikan guru.Permasalahan di atas harus segera diatasi karena kegagalan guru dalam proses apersepsi akan berakibat pada kegagalan proses pembelajaran secara keseluruhan, guru terpaksa mengulang-ulang materi yang telah lalu sehingga proses pembelajaran hanya berjalan ditempat. Kurikulum sekolah menuntut guru untuk dapat menyelesaikan materi sesuai dengan waktunya, sehingga jika guru selalu mengulang-ulang materi yang telah diajarkan, waktu yang diperlukan guru menjadi lebih lama.

Perumusan dan Pemecahan MasalahPerumusan masalahBagaimana implementasi apersepsi yang efektif agar siswa dapat mengingat kembali materi sebelumnya dalam rangka meningkatkan penguasan konsep matematika siswa kelas VII MTs Negeri Cepogo?Pemecahan Masalah Agar siswa dapat mengingat kembali materi sebelumnya dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa kelas VII di MTs Negeri Cepogo, maka dilakukan beberapa tindakan sebagai berikut:

1. dengan memberi quis di awal pembelajaran terintegrasi dengan apersepsi;2. dengan memberi quis di awal pembelajaran terintegrasi dengan apersepsi dilanjutkan

dengan tanya jawab terkait materi prasyarat yang diperlukan; dan3. dengan memberi quis di awal pembelajaran terintegrasi dengan apersepsi dilanjutkan

dengan tanya jawab terkait materi prasyarat yang diperlukan dilengkapi dengan pemberian quis di akhir pembelajaran.

Tujuan dan Manfaat PenelitianTujuan penelitian ini adalah: mendeskripsikan implementasi apersepsi yang efektif agar siswa dapat mengingat kembali materi sebelumnya dalam rangka meningkatkan penguasan konsep matematika siswa kelas VII MTs Negeri Cepogo.Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah :siswa dapat meningkatkan penguasaan konsep matematikasiswa dapat mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan penguasaan materi yang telah laluguru mendapatkan suatu strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan penguasaan konsep matematika pada peserta didik

Kajian PustakaBelajar dan Prestasi BelajarBelajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Winkel (dalam Darsono, 2000:4) menyatakan belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Sartain (dalam Darsono, 2000:4) menyatakan bahwa belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Perubahan tersebut antara lain ialah cara merespon suatu sinyal, cara menguasai

Page 26: Contoh proposal ptk (2)

suatu keterampilan dan mengembangkan sikap terhadap suatu objek.Winkel (dalam Darsono, 2000:4) menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.Belajar akan mengubah perilaku mental siswa yang belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002:5). Agar belajar dapat berkualitas dengan baik, perubahan itu harus dilahirkan oleh pengalaman dan oleh interaksi antara orang dengan lingkungannya.

Penguasaan Konsep MatematikaMatematika adalah bidang studi yang terdiri dari objek-objek matematika. Objek matematika tersebut terbagi menjadi dua yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung berupa fakta, konsep, prinsip, dan skill (Gagne, 1983). Untuk menguasai konsep matematika secara utuh, maka siswa harus dapat memahami objek-objek matematika secara keseluruhan.Untuk mempelajari matematika, prinsip mathematics connections merupakan salah satu cara untuk memahami matematika secara utuh (NCTM, 1989). Prinsip mathematics connection adalah suatu proses dalam pola berpikir siswa yang membutuhkan pengetahuan yang sudah ada untuk memahami pengetahuan baru.Dalam penelitian ini prinsip penguasaan konsep matematika adalah menguasai konsep matematika dengan memahami pengetahuan yang sudah ada dan menggunakan pengetahun tersebut untuk mempercepat pemahaman konsep. Penguasaan konsep yang sudah ada diperkuat dalam kegiatan awal pembelajaran untuk memperkuat penguasaan konsep siswa pada pembelajaran.

Apersepsi dan Persepsi Matematika SiswaApersepsi merupakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru kepada siswa untuk menghubungan materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya dengan materi pelajaran pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana anak didik mengusai pelajaran materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya lama sehingga dapat membantu siswa dalam menyerap materi pelajaran baru. Salah satu muatan yang disampaikan dalam apersepsi adalah mengingatkan kembali peserta didik terhadap materi ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini penting dilakukan karena ada keterkaitan antara materi ajar sebelumnya dengan yang akan dipelajari sehingga akan terjadi keruntutan materi ajar dalam diri peserta didik (Lucas, 2007:2).Dalam kegiatan pembelajaran matematika apersepsi menjadi bagian yang sangat penting untuk mendapat perhatian karena matamatika termasuk pelajaran yang bersifat induktif dan keterkaitan antar sub-sub pokok bahasan dalam satu pokok bahasan sangat tinggi. Ketika proses apersepsi dan motivasi ini tidak dilaksanakan siswa akan mengalami kesulitan mempelajari materi berikutnya yang selalu berkaitan.

Penilaian PembelajaranEvaluasi Hasil Belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan dan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas (Jutmini, 2007:2).Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar

Page 27: Contoh proposal ptk (2)

Secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik. Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan. Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Jutmini, 2007:12).Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar, ia harus mengikuti program remedial/perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan (Jutmini, 2007:5).Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.Pada penelitian ini tes yang dimaksud adalah tes diagnosis berbentuk isian singkat dengan item pertanyaan tidak lebih dari 5 butir. Waktu pelaksanaan quis ini maksimal 8 menit dan terintegrasi dalam kegiatan apersepsi. Substansi quis adalah materi pembelajaran yang baru saja diajarkan pada pembelajaran sebelumnya dan materi prasyarat untuk memahami materi pada pembelajaran yang akan berlangsung.

Motivasi Belajar Gagne (1983:12) menyatakan bahwa belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus) serta tanggapan dari dalam diri si anak (response) yang bisa

Page 28: Contoh proposal ptk (2)

diamati. Stimulus tersebut dapat berasal dari mana saja. Stimulus yang dari dalam disebut motivasi.Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal, seorang siswa dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes ilmu sosial dengantujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagaialasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal, seorang siswa dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes ilmu sosial dengantujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan tinggi motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut (motivasi intrinsik).Penelitian ini memfokuskan diri pada tindakan memberikan quis sebagai bagian dari apersepsi. Sesuai dengan penjelasan pada kondisi setting pada pendahuluan, dapat ditarik testimoni bahwa pembelajaran pada MTs Cepogo sudah sesuai dengan kondisi siswa. Dalam kenyataannya, agar siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar materi yang baru diajarkan, pemberian quis di awal kegiatan pembelajaran menjadi hal yang sesuai. Secara teoritis, pemberian quis sebagai bagian dari apersepsi merupakan motivasi ekstrinsik siswa untuk belajar materi sebelumnya, sehingga materi prasyarat yang dimiliki siswa menjadi lengkap dan utuh.

Rencana dan Prosedur PenelitianRencana PenelitianSetting penelitianSubyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri Cepogo Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 38 orang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.Tempat PenelitianDalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di M Ts Negeri Cepogo Kabupaten Boyolali , penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data , peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.Waktu PenelitianDengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 10 bulan Agustus 2009 s.d Mei 2010. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada Tahun pelajaran 2009/2010.Lama TidakanWaktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Agustus, mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III.

Prosedur PenelitianProsedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :Tahap Perencanaan (persiapan), terdiri atas kegiatan sebagai berikut.

1. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi pelajaran kelas VII tahun pelajaran 2009/2010.

2. Menyusun Silabus dan Rencana pembelajaran.3. Menyusun instrument test yang berupa kuis.4. Menetapkan cara dan prosedur refleksi.

Page 29: Contoh proposal ptk (2)

5. Memberikan pengertian kepada siswa bahwa kuis – kuis yang akan diberikan akan sangat penting manfaatnya untuk kemajuan belajar siswa.

6. Memberitahukan kepada siswa bahwa nilai kuis-kuis akan digabung dengan nilai ulangan harian.

7. Memberikan penguatan pada setiap kegiatan apersepsi dengan cara memberikan soal berupa kuis baik secara tertulis.

Pelaksanaan tindakan (Action ), mencakup kegiatan sebagai berikut.Pelaksanaan tindakan akan dibagi menjadi beberapa siklus sesuai dengan yang telah ditetapkanSiklus pertama.Kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan sesuai dengan tahapan pada gambar di bawah ini.

Penjelasan siklus pertama.Tindakan : Pemberian kuis pada kegiatan apersepsi.

1. Pada kegiatan ini siswa akan langsung diberi kuis. Siswa mengerjakan kuis yang telah disiapkan guru dalam waktu 5-10 menit. Bentuk soal kuis adalah soal multiple choice dengan jumlah soal sebanyak 3 buah pada setiap kali pertemuan. Validitas kuis dapat dilakukan dengan mensinkronkan muatan materi yang terdapat dalam RPP dengan butir soal kuis.

2. Siklus pertama dalam penelitian ini dinyatakan berhasil jika:3. siswa yang mendapat nilai 6,5 minimal 70% dari hasil mengerjakan soal kuis, dan4. rerata hasil tes penguasaan konsep setelah pembelajaran materi pokok tertentu, telah

memenuhi KKM yang ditentukan sekolah.5. Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh semua tim peneliti baik guru maupun mitra

untuk mengkaji perubahan tingkah laku siswa selama dan setelah pemberian tindakan, sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan baru pada siklus berikutnya.

Siklus kedua.Siklus kedua dilaksanakan jika hasil refleksi menyatakan bahwa indicator keberhasilan belum terpenuhi. Rencana tindakan pada siklus kedua adalah pemberian kuis pada kegiatan apersepsi dan penguatan (penjelasan mengenai materi kuis).

Siklus ketiga.Siklus ketiga dilaksanakan jika hasil refleksi menyatakan bahwa indicator keberhasilan belum terpenuhi. Rencana tindakan pada siklus ketiga adalah pemberian kuis pada kegiatan apersepsi dan penguatan (penjelasan mengenai materi kuis) serta pemberian quis di akhir pembelajaran.

Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus-siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

Biaya Penelitian

Personalia PenelitiPenelitian ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :

Ketua Peneliti

Page 30: Contoh proposal ptk (2)

Nama Lengkap : Muhammad Amin, S.Pd.Jenis Kelamin : Laki-lakiNIP : 19790207 200501 1 003Disiplin Ilmu : Pendidikan MatematikaPangkat/Golongan : Penata Tingkat I/III bJabatan : Guru MTs Negeri CepogoWaktu Penelitian : 10 Jam/Minggu

Anggota Peneliti 1Nama Lengkap : LukitantoJenis Kelamin : Laki-lakiNIP : 19671030 199001 1 001Disiplin Ilmu : Pendidikan MatematikaPangkat/Golongan : Pembina/IV aJabatan : Guru MTs Negeri CepogoWaktu Penelitian : 10 Jam/Minggu

Anggota Peneliti 2Nama Lengkap : Ardhi Prabowo, S.Pd., M.Pd.Jenis Kelamin : Laki-lakiNIP : 132308205Disiplin Ilmu : Pendidikan MatematikaPangkat/Golongan : Asisten Ahli/III aJabatan : Dosen Jurusan MatematikaFakultas/Jurusan : MIPA/MatematikaWaktu Penelitian : 10 Jam/Minggu

Daftar Pustaka

1. Darsono, M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.2. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.3. Gagne, R.M. (1983). Some Issues in the Psychology of Mathematics Instruction.

Journal for Research in Mathematics Education. 14 (1)4. Jutmini, S. dkk. 2007. Paduan Evaluasi Pendidikan. LPP UNS.5. Lucas, D.M. and Fugitt, J. 2007. The Perception of Math and Math Education in the

Rural Midwest. Appalachian Collaborative Center for Learning, Assessment, and Instruction in Mathematics Working Paper No. 37.

6. NCTM. 1989. 1989 NCTM Standards: Grades 9-12 Mathematics as Problem Solving. Download dari http://www.nctm.org pada tanggal 15 Januari 2006