Upload
dadang-solihin
View
865
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
MateriMateri
• Tujuan dan Permasalahan Pembangunan Daerah
• Apa Tujuan Pembangunan? • Pembangunan Daerah• Pergeseran Paradigma: From
Government to Governance• Perwakilan Rakyat• Penyusunan Peraturan Daerah
www.dadangsolihin.com 3
Apa Tujuan Pembangunan?Apa Tujuan Pembangunan? (Todaro: the three objectives of development)
Peningkatan standar hidup (levels of living) setiap orang, baik pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll.
Penciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan tumbuhnya rasa percaya diri (self-esteem) setiap orang.
Peningkatan kebebasan (freedom/democracy) setiap orang.
www.dadangsolihin.com 5
Apa Itu Pembangunan?Apa Itu Pembangunan?
Pembangunan adalah proses perubahan ke arah kondisi yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
How?How?
1. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan
antar daerah
antar sub daerah
antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).
2. Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
3. Menciptakan atau menambah lapangan kerja.
4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.
5. Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi masa datang (berkelanjutan).
www.dadangsolihin.com 6
Tantangan dalam Pembangunan DaerahTantangan dalam Pembangunan Daerah
www.dadangsolihin.com 7
Dunia usaha yg kondusif
Peningkatan kapasitasSDM
• Mengurangi ketimpangan
• Memberdayakan masyarakat
• Mengentaskan kemiskinan.
• Menambah lapangan kerja.
• Menjaga kelestarian SDA
Pembangunan Daerah (1)Pembangunan Daerah (1)
Pembangunan daerah pada hakekatnya adalah upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan profesional dalam:
• memberikan pelayanan kepada masyarakat,
• mengelola sumber daya ekonomi daerah.
Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat di seluruh daerah sehingga:
• tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, dan tenteram,
• memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan harkat, martabat, dan harga diri.
8www.dadangsolihin.com
Pembangunan Daerah (Pembangunan Daerah (22))
• Pembangunan daerah dilaksanakan melalui penguatan otonomi daerah dan pengelolaan sumber daya yang mengarah pada terwujudnya tata kepemerintahan yang baik (good governance).
• Pelaksanaan pembangunan daerah yang baik hanya dapat dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran dari tiga pilar, yaitu: pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat.
• Pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) memainkan peran yang menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain.
• Peran dunia usaha swasta adalah mewujudkan penciptaan lapangan kerja dan pendapatan.
• Masyarakat berperan dalam penciptaan interaksi sosial, ekonomi dan politik.
9www.dadangsolihin.com
Pergeseran Paradigma: Pergeseran Paradigma: From Government to GovernanceFrom Government to Governance
Government Governance
Memberikan hak ekslusif bagi negara untuk mengatur hal-hal publik,
Aktor di luarnya hanya dapat disertakan sejauh negara mengijinkannya.
Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama pemerintah, civil society dan dunia usaha sebagai tiga aktor utama.
10www.dadangsolihin.com
Pelaku Pembangunan: Paradigma Pelaku Pembangunan: Paradigma GovernanceGovernance
Interaksi antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat yang bersendikan transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb.
Apabila sendi-sendi tersebut dipenuhi, maka Governance akan Good.
Dunia Usaha Swasta
Pemerintah Masyarakat
Nilai
Pertumbuhan
Redistibusi
Melalui Pelayanan
Pasar
Kontrol Kontrol
Tenaga Kerja
11www.dadangsolihin.com
Pelaku Pembangunan: StakeholdersPelaku Pembangunan: Stakeholders
ExecutiveJudiciary
LegislaturePublic service
MilitaryPolice
organized into:Community-based organizations Non-governmental organizations
Professional AssociationsReligious groupsWomen’s groups
Media
Small / medium / large enterprisesMultinational Corporations
Financial institutions Stock exchange
BUSINESS
STATE CITIZENS
12www.dadangsolihin.com
Troika: Pola Hubungan antara Pemerintah, Troika: Pola Hubungan antara Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan MasyarakatDunia Usaha Swasta, dan Masyarakat
VISI
Masyarakat, Bangsa, dan
Negara
PemerintahPemerintah
MasyarakatMasyarakat
Dunia UsahaDunia UsahaGood Governance
14www.dadangsolihin.com
Permasalahan Pembangunan Daerah (1)Permasalahan Pembangunan Daerah (1)
1.1. Pembangunan Ekonomi Pembangunan Ekonomi Meningkatnya pengangguran dan kemiskinan Menurunnya fungsi intermediasi perbankan untuk
mengembangkan sektor riil Pola persebaran investasi untuk PMA dan PMDN secara
nasional belum merata dan menunjukkan ketimpangan yang cukup tinggi antarwilayah
2.2. Pembangunan Sosial Pembangunan Sosial Menurunnya kemampuan pemerintah dalam pelayanan-
pelayanan sosial dasar (pendidikan, kesehatan dan gizi).
17www.dadangsolihin.com
Permasalahan Pembangunan Daerah (2)Permasalahan Pembangunan Daerah (2)
1.1. Pembangunan Prasarana Wilayah Pembangunan Prasarana Wilayah Terbatasnya tingkat pelayanan jaringan transportasi antar dan
intra wilayah. Menurunnya kapasitas pemerintah daerah dalam pengaturan
dan pengelolaan infrastruktur. Menurunnya kapasitas dan ketersediaan sumberdaya tenaga
listrik. Meningkatnya masalah kelangkaan air bersih dan air minum. Menurunnya kapasitas pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan infrastruktur.
18www.dadangsolihin.com
Permasalahan Pembangunan Daerah (3)Permasalahan Pembangunan Daerah (3)
1.1. Pembangunan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Pembangunan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Menurunnya kualitas permukiman (kemacetan, kawasan kumuh,
pencemaran lingkungan (air, udara, suara, sampah). Berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di
wilayah perkotaan. Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan permukiman
secara signifikan.
19www.dadangsolihin.com
Permasalahan Pembangunan Daerah (4)Permasalahan Pembangunan Daerah (4)
1.1. Pembangunan SDA dan LH (lanjutan)Pembangunan SDA dan LH (lanjutan) Meningkatnya urbanisasi dan aglomerasi perkotaan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) belum sepenuhnya menjadi
acuan dalam pemanfaatan ruang dan fokus hanya pada Perencanaan.
Penurunan luas kawasan Hutan Tropis dan kawasan resapan air, serta meningkatnya DAS kritis.
Kejadian bencana alam gempa, banjir dan longsor yang frekuensinya meningkat dan dampaknya semakin meluas, terutama pada kawasan yang berfungsi lindung.
20www.dadangsolihin.com
Permasalahan Pembangunan Daerah (5)Permasalahan Pembangunan Daerah (5)
1.1. Permasalahan Khusus Permasalahan Khusus Lemahnya daya saing investasi Pembangunan daerah tertinggal belum ditangani secara terpadu
antar sektor dan antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha Pemekaran daerah yang belum mampu menyejahterakan
masyarakat Rendahnya proses pembangunan dan penguatan stabilitas
keamanan di daerah perbatasan negara.
21www.dadangsolihin.com
Wadah Perwakilan RakyatWadah Perwakilan Rakyat
Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Kepala Daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat
DPRD sebagai organisasi politik Negara yang berpihak dan berjuang untuk kepentingan rakyat
Berbagai partai politik yang seharusnya menjadi organisasi politik sipil tertinggi dari rakyat
LSM dan berbagai bentuk asosiasi yang menjadi wadah fungsional atas perjuangan kepentingan tertentu
Berbagai organisasi kemasyarakatan yang dibentuk mulai dari tingkat dusun sampai tingkat nasional
Mana yang paling dekat dengan rakyat dan secara nyata sering memperjuangkan kepentingan rakyat?
Organisasi mana yang terkait langsung memperjuangkan kepentingan rakyat?
Lembaga dan organisasi mana yang mempunyai sumberdaya pembangunan yang dapat didayagunakan untuk secara nyata dan cepat memenuhi kebutuhan hidup rakyat?
Organisasi mana yang mempunyai dasar pijakan kuat dan konkrit di lingkungan rakyat?
23www.dadangsolihin.com
Struktur dan Kompleksitas Keterwakilan Kepentingan Warga dalam PembangunanStruktur dan Kompleksitas Keterwakilan Kepentingan Warga dalam Pembangunan
PemdaKebijakan dan
Program Pembangunan
DPRDProduk-produk Fungsi DPRD
ParpolProgram partai
dan janji kampanye
LSMKebijakan dan
program khusus LSM
OrmasAgenda lobi dan tekanan politik
Bentuk Kebijakan dan Program Pembangunan
PemdaKDH, Sekda, SKPD
DPRDPimpinan, Komisi,
Fraksi, Kaukus
ParpolPimpinan Partai, Biro-biro dalam
Partai
LSMBerbagai bentuk dan jenis LSM
OrmasBerbagai bentuk dan jenis Ormas
Lembaga Intermediary
GenderLaki
Perempuan
EkonomiKaya
Miskin
DomisiliTetap
Tidak Tetap
KeamananMapan
Rentan
OrganisasiKelompok
Individual
Warga Negara dan Kepentingan-kepentingannya
LingkunganLingkungan yang sehat
dan lestari
Arena Pembangunan
SosialKesejahteraan sosial bagi seluruh warga
EkonomiPertumbuhan dan
pemerataan
KelembagaanPembuatan keputusan
partisipatif
Kelompok median pendukung pemilu dan political entrepreneur
Sumber: ADEKSI, KAS, GTZ, ProLH (2005)24www.dadangsolihin.com
25www.dadangsolihin.com
Legislasi
Anggaran
Pengawasan
Fungsi DPRD Fungsi DPRD menurut UUmenurut UU 32/200432/2004
1.1.
2.2.
3.3.
Fungsi LegislasiFungsi Legislasi
• Fungsi Legislasi adalah kewenangan pembuatan Peraturan Daerah (Perda), yaitu menginisiasi lahirnya Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dan juga membahas dan menyetujui/menolak Raperda yang diusulkan oleh eksekutif.
• Perda akan menjaga keberlanjutan sebuah kebijakan di daerah.
• Perda menjadi dasar hukum tindakan pemerintahan sekaligus menjadi instrumen perlindungan hukum bagi rakyat di daerah.
• Perda dapat difungsikan sebagai instrumen pembangunan.
www.dadangsolihin.com 26
Fungsi AnggaranFungsi Anggaran• Fungsi Anggaran adalahkewenangan menyetujui atau menolak
dan menetapkan RAPBD menjadi APBD, melalui proses pembahasan Arah Kebijakan Umum, pembahasan rancangan APBD yang diajukan oleh kepala daerah, dan menerapkan Perda tentang APBD.
• APBD harus semakin berorientasi kepada kepentingan rakyat melalui model perencanaan kebijakan yang integratif, antara rakyat, DPRD dan pemerintah daerah.
• APBD merupakan dokumen kebijakan yang memiliki pengaruh nyata terhadap prioritas dan arah kebijakan pemerintahan dalam satu tahun anggaran.
• Dari APBD akan sangat mudah diidentifikasi kebijakan politik anggaran daerah, dimana di dalamnya terungkap: “kepada kelompok mana pemerintah berpihak, dan untuk kegiatan apa pemerintah bertindak”.
www.dadangsolihin.com 27
Fungsi PengawasanFungsi Pengawasan
• Fungsi Pengawasan adalah kewenangan dewan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perda dan peraturan lainnya, pengawasan pelaksanaan APBD, mengawasi kebijakan dan kinerja pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah, dan kerjasama internasional di daerah.
• Adanya pelayananan publik yang berkualitas mempersyaratkan adanya kebijakan daerah yang progresif memihak masyarakat.
• Sebagai stakeholder utama dalam penyediaan pelayanan publik daerah, DPRD diharapkan mampu mendorong adanya peningkatan kualitas pelayanan publik.
• Sebagai pilar utama dalam pemerintaran daerah, DPRD perlu lebih responsif dengan memperkuat fungsi pengawasan terhadap penyediaan pelayanan publik di daerah.
www.dadangsolihin.com 28
Peran dan Fungsi DPRD (1966-1998)Peran dan Fungsi DPRD (1966-1998)
• DPRD hanya menyetujui konsep eksekutif karena kapasitas dan kewenangannya terbatas untuk menganalisis kebijakan yang diprakarsai eksekutif.
• Anggota dewan saat itu tidak memiliki kekuatan dan keahlian untuk melakukan analisa secara independen atau untuk meminta masukan dari masyarakat.
• Hal ini semakin memperlemah fungsi perwakilan DPRD dan kemampuan mereka dalam memastikan bahwa program, pelayanan, dan anggaran pemerintah daerah telah mencerminkan prioritas konstituen.
• Pemilihan umum direkayasa secara seksama untuk memilih anggota DPRD yang loyal pada rezim.
29www.dadangsolihin.com
Peran dan Fungsi DPRD (Saat Ini)Peran dan Fungsi DPRD (Saat Ini)
• DPRD saat ini lebih cerdas dan kompeten dibandingkan di masa lalu.
• Anggota DPRD secara aktif terlibat dalam penyusunan peraturan daerah , tidak hanya menyetujui draf yang dipersiapkan oleh pemerintah, dan memainkan peran penting dalam proses penganggaran daerah.
• Pemerintah daerah berkonsultasi dengan DPRD mengenai keputusan-keputusan kebijakan yang penting dan DPRD secara aktif mengambil bagian dalam perencanaan untuk pengembangan ekonomi dan masyarakat di daerahnya.
• Melalui pemilihan umum yang jujur dan adil, anggota DPRD kini lebih representatif dibandingkan di masa lalu, di mana masyarakat memiliki harapan yang tinggi terhadap lembaga ini.
30www.dadangsolihin.com
Tantangan bagi DPRD yang Efektif (1) Tantangan bagi DPRD yang Efektif (1)
• Seperti di banyak tempat lain di dunia, para politisi seringkali terlihat sebagai orang-orang yang mengutamakan kepentingan diri sendiri dan mereka tidak terjangkau, terpisah dari realita kemiskinan dan kesengsaraan lain yang masih mewarnai kehidupan sehari-hari di Indonesia.
• Banyak anggota DPRD merasa mempunyai hak istimewa dan merasa bahwa sebagai wakil terpilih yang berbicara dan bertindak atas nama masyarakat, mereka berhak menuntut perlakuan khusus dan kemudian menjauhkan diri dari masyarakat biasa.
31www.dadangsolihin.com
Tantangan bagi DPRD yang Efektif (2) Tantangan bagi DPRD yang Efektif (2)
• Tuduhan korupsi dan penyalahgunaan sumber daya publik yang terus menghiasi catatan DPRD di daerah juga akan dapat mengikis kepercayaan publik.
• Menurut data Indonesian Corruption Watch pada Juni 2006, lebih dari 1.000 anggota DPRD di seluruh Indonesia sedang dalam penyelidikan karena tuduhan yang berkaitan dengan korupsi.
• DPRD banyak yang kurang efektif. Kebanyakan DPRD hanya menyetujui satu atau dua PERDA dalam setahun walaupun merencanakan untuk membuat lebih banyak lagi. Anggaran daerah sering pula tertunda karena keterlambatan DPRD untuk menyetujuinya.
32www.dadangsolihin.com
Mengapa Hal Ini Terjadi?Mengapa Hal Ini Terjadi?
• Sistem partai yang terpusat membuat anggota DPR/D menjadi lebih berpihak kepada partai sebagai sumber legitimasi daripada berpihak pada pemilih dan masyarakat.
• Partai politik melihat anggotanya sebagai sumber pengumpulan dana untuk pemilihan umum berikut, sehingga kebanyakan anggota DPRD memang secara teratur harus memberikan sebagian gaji mereka kepada partai.
• Bagi banyak anggota DPRD, para pemilih hanya perlu dimintai pendapat lima tahun sekali, sebagai bagian dari kampanye pemilihan kembali.
• “Hubungan Konstituensi” berarti memelihara kelompok kepentingan tertentu yang mendukung para anggota DPRD untuk dipilih, dan seringkali melibatkan uang.
33www.dadangsolihin.com
Kemauan untuk MereformasiKemauan untuk Mereformasi
• Anggota DPRD yang progresif dan berpikiran reformis semakin sadar bahwa kebutuhan untuk mendengarkan masyarakat tidak hanya terjadi selama kampanye saja tetapi dalam praktek sehari-hari.
• Anggota DPRD semakin tanggap dan inovatif serta memahami permasalahan yang muncul akibat ketidakpercayaan rakyat pada para politisi.
• DPRD telah melakukan reformasi di beberapa bidang yang memungkinkan partisipasi masyarakat serta meningkatkan transparansi.
34www.dadangsolihin.com
Best Practices (1)Best Practices (1)
Peraturan Daerah tentang Transparansi dan Partisipasi• Beberapa Pemda telah mengesahkan Perda yang transparan dan
memberikan kesempatan masyarakat untuk dimintai pendapatnya dalam proses pembuatan keputusan.
Penggunaan Masa Reses yang Bermakna• Setiap tahun, DPRD memiliki dua kali masa reses, untuk
melakukan konsultasi dengan para konsituennya. • Beberapa DPRD telah menggunakan reses ini dengan sangat baik,
misalnya dengan mengikuti Musrenbang di daerah masing-masing.
35www.dadangsolihin.com
Best Practices (2)Best Practices (2)
Keterlibatan Publik dalam Penyusunan Peraturan Daerah• DPRD dan pemerintah daerah membuka pintunya untuk masukan
dari kelompok-kelompok masyarakat sipil. • Dalam beberapa kasus, hal ini telah dilembagakan melalui
kebijakan lokal untuk melibatkan organisasi masyarakat sipil dalam proses penyusunan peraturan daerah.
• Dengan memperbolehkan masyarakat terlibat aktif dalam proses pembuatan peraturan daerah, perangkat hukum menjadi lebih mantap dan mudah dilaksanakan.
36www.dadangsolihin.com
Best Practices (3)Best Practices (3)
Dengar Pendapat Publik• Sudah semakin lazim bagi DPRD untuk berkonsultasi dengan
masyarakat melalui dengar pendapat publik. • Beberapa DPRD telah memanfaatkan fasilitator dan mekanisme
konsultatif yang lebih interaktif dibandingkan dengan komunikasi satu arah tradisional dan sosialisasi dari atas ke bawah.
• Ruang sidang paripurna DPRD dipersiapkan sedemikian rupa guna meningkatkan komunikasi diantara para peserta, dan pertemuan ini pun difasilitasi oleh fasilitator yang terlatih.
37www.dadangsolihin.com
Best Practices (4)Best Practices (4)
Transparansi Anggaran• Banyak DPRD kini telah membuka pintu bagi masyarakat untuk
mengakses dokumen anggaran, bahkan telah menyebarkannya kepada publik dalam bentuk poster.
• Beberapa DPRD telah melakukan dialog interaktif melalui program radio untuk membicarakan anggaran daerah.
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Penganggaran• Di beberapa daerah delegasi yang mewakili masyarakat dari forum
Musrenbang dapat mengikuti pertemuan persiapan DPRD untuk Kebijakan Umum Anggaran dalam rangka penyusunan APBD.
38www.dadangsolihin.com
Orientasi Dasar Politik DPRDOrientasi Dasar Politik DPRD
1. Agenda politik yang sangat nyata dan langsung memenuhi kebutuhan warga. Penanggulangan kemiskinan; Peningkatan aksesibilitas dan
kualitas pendidikan dan kesehatan;
Pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi.
39www.dadangsolihin.com
Orientasi Dasar Politik DPRD . . .Orientasi Dasar Politik DPRD . . .
1. Argumentasi politik yang dibangun adalah sangat mendasar dan tidak klise. Dengan membawa dukungan politik nyata dari
warga, anggota DPRD akan dapat memperkuat pijakan mereka dalam proses politik yang berlangsung dalam berbagai sidang DPRD.
Dengan informasi dan pengetahuan yang langsung diperoleh dari warga masyarakat, para anggota DPRD akan mampu membawakan semua kepentingan warga ke dalam proses pembuatan Peraturan Daerah, penentuan APBD dan pengawasan politik.
40www.dadangsolihin.com
Orientasi Dasar Politik DPRD . . .Orientasi Dasar Politik DPRD . . .
1. Pemikiran yang selalu mencari upaya perbaikan. Anggota DPRD akan selalu dituntut
untuk berpikir positif dan konstruktif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Sering tanpa disadari kebiasaan ini justru meningkatkan kapasitas modal politik yang memang dibutuhkan oleh anggota DPRD dan struktur politik pendukungnya.
41www.dadangsolihin.com
Orientasi Dasar Politik DPRD . . .
1. Membangun dan memperkokoh sistem umpanbalik yang cepat dan efektif. Para anggota DPRD dan partai
politiknya dapat selalu melakukan up-date terhadap informasi dan program kerjanya.
Partai politik yang diwakili oleh anggota DPRD tersebut juga secara terus menerus mengevaluasi diri apakah mereka mempunyai akar yang kuat di tingkat akar rumput atau justru berkembang menjadi partai politik yang mengambang.
42www.dadangsolihin.com
Siklus Representasi Wakil RakyatSiklus Representasi Wakil Rakyat
Mandat politik yang bersifat sementara mengandung arti bahwa rakyat hanya memberikan sebagian hak-haknya untuk diwakili oleh anggota DPRD yang terpilih dalam proses pengambilan keputusan.
Rakyat masih dapat menggunakan haknya secara langsung untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Jika wakil rakyat dianggap tidak dapat mewakili kepentingan mereka yang memilihnya, maka kekuasaan perwakilan itu dapat dicabut oleh para pemilih melalui mekanisme Pemilu lima tahun yang akan datang.
Dalam jeda waktu di antara dua pemilihan umum, apabila seorang wakil rakyat tidak dapat mewakili kepentingan para pemilihnya, maka secara politik yang bersangkutan akan mengalami delegitimasi di mata publik.
43www.dadangsolihin.com
Siklus Representasi Wakil RakyatSiklus Representasi Wakil Rakyat
Sumber: NDI, LGSP
Perlindungan hak-hak Individu dan masyarakat
Hubungan dengan Pemilih
Hubungan dengan media dan kelompok
kepentingan
Sumber daya (anggaran, staf,
riset dan informasi)
R A K Y A T
PEMILU
DPRD
MEMBUAT KEPUTUSAN
POLITIK
Peningkatan Kesejahteraan Individu
dan Masyarakat
Fungsi Legislasi
Fungsi Anggaran
Fungsi Pengawasan
Representasi Rakyat
(keterwakilan)
44www.dadangsolihin.com
Indikator Pelaksanaan Mandat yang Baik (1)Indikator Pelaksanaan Mandat yang Baik (1)
Dalam pelaksanaan mandat rakyat, dewan selayaknya dapat menghasilkan keputusan politik/ kebijakan publik yang berdampak positif melalui instrumen fungsi-fungsi DPRD, yaitu fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.
Semua pelaksanaan fungsi tersebut merupakan inti dari politik perwakilan.
DPRD sebagai representasi rakyat menjalankan amanah keterwakilan, yang mengharuskan seorang wakil rakyat bersikap dan bertindak sesuai dengan kehendak rakyat, yang diartikulasikan melalui peran kelompok-kelompok dalam masyarakat maupun individu-invidu warga negara.
45www.dadangsolihin.com
Indikator Pelaksanaan Mandat yang Baik (2)Indikator Pelaksanaan Mandat yang Baik (2)
Secara substansial perlindungan hak peningkatan kesejahteraan dalam berbagai aspek
Secara prosedural mengikuti prosedur hukum yang benar melibatkan masyarakat di dalam prosesnya
Komunikasi dan hubungan dengan konstituen, media serikat, Ormas, LSM, perguruan tinggi, dan lain-lain.
Sistem pendukung (supporting system) memadai antara lain mencakup anggaran, staf, riset dan informasi.
46www.dadangsolihin.com
Peraturan DaerahPeraturan Daerah
• Perda tentang RPJPD
• Perda tentang RPJMD
• Perda tentang APBD
• Perda tentang Pajak Daerah
• Perda tentang Retribusi Daerah,
• Dll
www.dadangsolihin.com 48
Peraturan Daerah adalah Produk Hukum, seperti:
www.dadangsolihin.com 49
Tata Urutan HukumTata Urutan Hukum(UU 10/2004 ttg Pembentukan Peraturan PerUU)
No Produk Hukum Penetapan Oleh Fungsi
1. UUD 1945 MPR Sumber hukum Tertinggi dari segala hukum
2. UU DPR dan ditandatangani oleh Presiden
Pelaksana konstitusi (UUD 1945)
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)
Presiden Setingkat dengan undang-undang Selanjutnya harus diserahkan
kepada DPR untuk ditetapkan atau ditolak menjadi undang-undang
4. Peraturan Pemerintah
Presiden setelah disetujui oleh Menteri
Pelaksanaan undang-undang
5. Peraturan Daerah DPRD Penyelesaian tugas, kewajiban dan hak pemerintah daerah
www.dadangsolihin.com 50
Apa itu HukumApa itu Hukum??
Hukum juga bisa menjelma dalam
menciptakan keadilan di masyarakat dan
membatasi penguasa agar tidak semena-
mena.
Hukum bisa menjadi alat sah suatu rezim yang
otoriter untuk mengatur masyarakat secara
semena-mena dan tidak adil.
Hukum adalah keseluruhan dari alat yang mengatur kehidupan Negara dan Warga Negara termasuk seluruh peraturan dan kebijakan
pemerintah baik tertulis maupun tidak tertulis dan penegakan hukum oleh aparat penegak hukum
www.dadangsolihin.com 51
BBentuk Hukumentuk Hukum
Hukum Tertulis (hukum formil)
• Salah satu ciri dari konsepsi hukum modern yang harus mengatur serta melayani kehidupan modern.
Hukum Tidak Tertulis (hukum materiil)
• Perkembangan budaya dan masyarakat.
• Saat ini tradisi, kebiasaan, kepercayaan atau budaya tidak dapat diandalkan lagi.
www.dadangsolihin.com 52
Asas Pembentukan Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undanganPeraturan Perundang-undangan
• Asas Kesesuaian antara Jenis dan Materi Muatan:
Harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undangannya.
1. Asas Kelembagaan atau Organ Pembentuk yang tepat: ● Harus dibuat oleh lembaga/pejabat pembentuk peraturan
perundang-undangan yang berwenang. ● Dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat oleh
lembaga atau pejabat atau peraturan yang lebih tinggi.
1. Asas Kejelasan Tujuan:
Harus mempunyai tujuan yang jelas dan yang hendak dicapai.
www.dadangsolihin.com 53
1. Asas Dapat Dilaksanakan:
Karena benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1. Asas Keterbukaan:
Dalam proses perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan seluruh lapisan masyarakat perlu diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengetahui dan memberikan masukan dalam proses pembuatan peraturan perundang-undangan.
1. Asas Kejelasan Rumusan: ● Harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan
perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi,
● Bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.
www.dadangsolihin.com 54
• Asas Tata Susunan Peraturan Perundang-undangan atau lex superior derogate lex inferiori:
Peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
• Asas lex posterior derogate lex priori:
Peraturan perundang-undangan yang lahir kemudian mengenyampingkan peraturan perundang-undangan yang lahir terlebih dahulu jika materi yang diatur peraturan perundang-undangan tersebut sama.
• Asas lex specialis derogate lex generalis:
Peraturan perundang-undangan yang lebih khusus mengenyampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih umum.
www.dadangsolihin.com 55
• Asas Keadilan:
Setiap peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keadilan bagi setiap warga negara tanpa terkecuali.
1. Asas pengayoman:
Setiap peraturan perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.
1. Asas kepastian hukum:
Setiap peraturan perundang-undangan harus dapat menjamin kepastian hukum dalam upaya menciptakan ketertiban dalam masyarakat.
www.dadangsolihin.com 56
• Asas Mengutamakan Kepentingan Umum:
Dalam peraturan perundang-undangan harus memperhatikan keseimbangan antara berbagai kepentingan dengan mengutamakan kepentingan umum.
• Asas Kebhinekatunggalikaan:
Materi muatan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, sistem nilai masyarakat daerah khususnya yang menyangkut masalah-masalah yang sensitif dalam kehidupan masyarakat.
• Asas Kenusantaraan:
Setiap peraturan perundang-undangan merupakan bagian dari sistem hukum nasional berdasarkan kesatuan wilayah Indonesia atau wilayah tertentu sesuai jenis peraturan perundang-undangan.
www.dadangsolihin.com 57
Syarat Penyusunan PerdaSyarat Penyusunan Perda1. Hindari pemberian kewenangan yang
berlebihan;
2. Hindari pengaturan dan persyaratan yang tidak perlu, berlebihan, dan sulit diterapkan;
3. Akomodasi ketetapan yang bersifat transparan, akuntabel, dan melewati proses pengambilan keputusan yang benar;
4. Libatkan tokoh masyarakat setempat;
5. Gunakan proses pelibatan publik yang luas;
6. Tingkatkan efektivitas mekanisme penegakan hukum.
www.dadangsolihin.com 58
• Transparansi/keterbukaan.
Informasi tentang akan ditetapkannya suatu kebijakan,
Peluang bagi masyarakat untuk memberikan masukan dan melakukan pengawasan terhadap pemerintah.
Prinsip Dasar Prinsip Dasar Proses Penyusunan PerdaProses Penyusunan Perda (1)(1)
www.dadangsolihin.com 59
• Partisipasi:
Mendorong terciptanya komunikasi publik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan pemerintah,
Mendorong keterbukaan informasi pemerintah yang lebih baik untuk kemudian menyediakan gagasan baru dalam memperluas pemahaman komprehensif terhadap suatu isu.
Mengurangi kemungkinan terjadinya konflik dalam menerapkan suatu keputusan dan mendukung penerapan akuntabilitas.
Prinsip Dasar Prinsip Dasar Proses Penyusunan Perda (2)Proses Penyusunan Perda (2)
www.dadangsolihin.com 60
Prinsip Dasar Prinsip Dasar Proses Penyusunan Perda (3)Proses Penyusunan Perda (3)
• Koordinasi dan Keterpaduan.
Koordinasi dan keterpaduan/integrasi berkaitan dengan hubungan antara pemerintah dan organisasi dalam pemerintah.
Menyediakan mekanisme yang melibatkan instansi lain dalam pengambilan keputusan secara utuh.
Keterpaduan memerlukan kombinasi yang harmonis antara wawasan dan aksi koordinasi, menekan konflik, membatasi ketidakefektifan, dan yang terpenting membatasi jumlah produk hukum.
www.dadangsolihin.com 61
Prinsip Dasar Perumusan SubstansiPrinsip Dasar Perumusan Substansi (1) (1)
• Akurasi Ilmiah dan Pertimbangan Sosial-Ekonomi.
Setiap peraturan hendaknya disusun berdasarkan kajian keilmuan di dalamnya.
Suatu peraturan tidak bersifat normatif semata, melainkan juga harus mencerminkan isu dan permasalahan sebenarnya, berikut strategi pemecahan yang dibutuhkan masyarakat.
Untuk dapat memastikan kebutuhan yang sebenarnya dari para pemangku kepentingan, suatu kajian akademis terhadap peraturan yang tengah dirancang atau ditetapkan perlu dilakukan, dengan menekankan pertimbangan ilmiah, sosial, dan ekonomi di dalamnya.
www.dadangsolihin.com 62
Prinsip Dasar Perumusan SubstansiPrinsip Dasar Perumusan Substansi (2) (2)
• Pendanaan Berkelanjutan.
Diperlukan dukungan pendanaan yang cukup untuk mengimplementasikan suatu peraturan.
Pendanaan tersebut digunakan untuk keperluan administrasi dan operasional, dan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk pelaksanaan program dan pembangunan.
Keterbatasan kemampuan dalam mendukung pendanaan merupakan salah satu alasan utama lemahnya penegakan hukum di Indonesia.
www.dadangsolihin.com 63
Prinsip Dasar Perumusan SubstansiPrinsip Dasar Perumusan Substansi (3) (3)
• Kejelasan.
Peraturan dapat diterima untuk kemudian dilaksanakan dengan baik hanya apabila memiliki kejelasan dan dapat dipahami oleh masyarakat.
Kejelasan mengacu pada bagaimana suatu peraturan dirumuskan dan masyarakat mengerti akan kandungan yang terdapat di dalamnya.
www.dadangsolihin.com 64
Prinsip dalam Penerapan HukumPrinsip dalam Penerapan Hukum (1)(1)
• Akuntabilitas
Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan;
Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan;
Adanya output dan outcome yang terukur.
• Kepastian Hukum
Adanya peraturan perundang-undangan yang tegas dan konsisten;
Adanya penegakan hukum yang adil dan tidak diskriminatif;
Adanya penindakan terhadap setiap pelanggar hukum;
Adanya kesadaran dan kepatuhan kepada hukum.
www.dadangsolihin.com 65
• Keleluasaan Aministratif
Tak satupun peraturan yang dapat secara efektif memprediksi semua kegiatan, fakta, dan situasi yang dibutuhkan.
Keleluasaan dapat dituangkan secara eksplisit dan implisit dalam suatu peraturan.
• Keadilan
Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di depan hukum dan berhak mendapatkan keadilan.
Hukum ditegakkan bukan atas dasar kepentingan kekuasaan ataupun golongan kepentingan tertentu, melainkan demi tegaknya keadilan.
Keadilan harus didukung oleh keberadaan institusi hukum dan aparat penegak hukum yang jujur, profesional dan tidak terpengaruh oleh golongan manapun.
Prinsip dalam Penerapan Hukum (2)Prinsip dalam Penerapan Hukum (2)
www.dadangsolihin.com 66
Tahapan Penyusunan PerdaTahapan Penyusunan Perda
7Penetapan Perda
1Identifikasi
isu & masalah
2Identifikasi legal baseline atau
landasan hukum, dan bagaimana Perda baru dapat memecahkan
masalah
3Penyusunan
Naskah Akademik
4Penulisan Raperda
5Penyelenggaraan Konsultasi Publik:● Revisi Rancangan Perda;● Apabila diperlukan, melakukan
konsultasi publik tambahan
6Pembahasan di
DPRD
www.dadangsolihin.com 67
Identifikasi isu & masalah
1. Identikasi isu dan masalah.
2. Identikasi siapa yang terkait dengan masalah.
3. Gunakan metode pemecahan masalah yang sesuai.
4. Identikasi dampak pemecahan masalah.
5. Pembuatan skala prioritas masalah yang akan diatasi.
1.
www.dadangsolihin.com 68
Metode M4EMetode M4E
M4E = Men, Money, Managerial, Method, Environment
Men (manusia)
Dilakukan pengujian bagaimana perilaku manusia (subyek hukum) melaksanakan atau bertindak sehingga timbul masalah;
Money (uang/anggaran)
Pengujian dilakukan dengan mengidentifikasi bagaimana kedudukan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan sehingga menimbulkan masalah;
www.dadangsolihin.com 69
Managerial
Dilakukan pengujian dan riset apakah pola managerial baik dari sistem maupun sub sistem dapat mendukung atau tidak terhadap aturan-aturan yang ada.
Perlu diperbaharui aturan yang lama atau membentuk aturan yang baru.
Method (metode) Terkait dengan hubungan antara subyek hukum (pelaku)
dengan obyek hukum, Bagaimana model dan pola hubungannya tersusun dalam
sebuah metode. Environment (lingkungan)
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap hadirnya persoalan yang terjadi.
Lingkungan ini terkait juga pengaruh dari luar (globalisasi).
www.dadangsolihin.com 70
Identifikasi legal baseline (1)
1. Identikasi seluruh peraturan perundang-undangan yang ada terkait dengan permasalahan, mulai dari undang-undang sampai dengan peraturan perundang-undangan terbawah.
2. Identikasi instansi pelaksana.
3. Evaluasi efektivitas peraturan perundang-undangan yang ada, dengan mempertimbangkan penulisannya:
a. Kejelasan pasal dan ayat; dan
b. Kepastian preskripsi hukum.
2.
www.dadangsolihin.com 71
Identifikasi legal baseline (2)
1. Evaluasi efektivitas peraturan perundang-undangan yang ada, dengan mempertimbangkan pelaksanaannya:
a. Ketersediaan dana pelaksanaan;
b. Kapasitas administrasi; dan
c. Penegakan hukum.
2. Identikasi peraturan perundang-undangan yang paling berpotensi untuk dapat memecahkan masalah, apabila keefektifannya ditingkatkan atau dibuat revisi.
3. Identikasi macam-macam instrumen hukum yang mungkin dapat memecahkan masalah.
2.
www.dadangsolihin.com 72
1. Bentuk tim penyusun secara resmi.
a. Keanggotaan tidak terlalu besar
b. Masukkan wakil-wakil stakeholders
c. Penuhi kebutuhan wakil-wakil
d. Identifikasi staf pendukung
e. Formalkan dengan Surat Keputusan
2. Komitmen tim penyusun.
a. Komitmen waktu memadai
b. Ruangan – satu ruangan pertemuan
c. Anggaran – jasa-jasa pendukung
3. Aturan prosedural tim penyusun.
Penyusunan Naskah Akademik (1)3.
www.dadangsolihin.com 73
1. Identifikasi kelompok penasehat/ pengarah.
a. Identifikasi pakar
b. Identifikasi stakeholders
c. Tentukan cara komunikasi teratur
• Susun jadwal penyelesaian pekerjaan.
• Mulai penyusunan (drafting)
a. Identifikasi isu dan masalah
b. Buat sistematika, tulis teks
c. Perbaiki terus
d. Buat notulensi setiap pertemuan
Penyusunan Naskah Akademik (2)3.
www.dadangsolihin.com 74
1. Selenggarakan pertemuan stakeholders dan konsultasi publik untuk membahas draft dan memperoleh masukan:
– Kirim salinan (copy) draft sebelum pertemuan
– Sediakan data pendukung sebelum pertemuan
2. Revisi dan finalisasi.
Penyusunan Naskah Akademik (3)3.
www.dadangsolihin.com 75
Penulisan Raperda
1. Penamaan (Judul)
– jenis peraturan;– teritorial/wilayah hukum/yuridiksi (negara, daerah, desa dsb);– nomor peraturan;– tahun pembuatan;– nama peraturan.
Contoh:
4.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYARNOMOR 17 TAHUN 2007
TENTANGPERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR
NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KABUPATEN GIANYAR
www.dadangsolihin.com 76
1. Frase/Klausul Permanen
Contoh:
6. Pembukaan
terdiri atas konsiderans atau dasar pemikiran, dasar hukum pembentukannya dan judul.
8. Batang Tubuh
1. Ketentuan Umum
2. Ketentuan Substansi
3. Ketentuan Sanksi
9. Penutup
10. Lampiran/Penjelasan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESABUPATI BEKASI,
www.dadangsolihin.com 77
Penyelenggaraan Konsultasi Publik
• Interaksi dengan masyarakat merupakan upaya yang lentur, dan harus diintegrasikan ke dalam proses penulisan rancangan Perda.
• Proses konsultasi dan penulisan bersifat interaktif, saling mengisi dan mempengaruhi.
5.
www.dadangsolihin.com 78
Pembahasan di DPRD
• Pembahasan di DPRD merupakan salah satu bentuk dari dilaksanakannya konsultasi publik.
• Pembahasan di DPRD tidak dilakukan oleh DPRD semata, melainkan bekerja sama dengan kepala daerah, seperti apa yang diamanatkan dalam UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
6.
www.dadangsolihin.com 79
Penetapan Perda
• Salah satu faktor penting keberhasilan pelaksanaan sebuah Perda baru adalah masa transisinya, yaitu tanggal mulai diberlakukannya Perda baru.
• Sebuah Perda baru sebaiknya ada tenggang waktu antara disahkannya sebuah Perda dengan tanggal mulai diberlakukannya.
• Hal ini dimaksudkan agar lembaga/instansi pemerintah terkait dan masyarakat dapat melakukan persiapan-persiapan yang memadai untuk pelaksanaan secara efektif.
• Persiapan pelaksanaan meliputi pembentukan kesadaran masyarakat tentang ketentuan-ketentuan hukum yang baru, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi instansi pelaksana dan aparat penegak hukum mengenai ketentuan-ketentuan spesifik dari Perda yang baru tersebut.
7.