17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman sekarang ini perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi untuk menunjang praktik perawatan luka ini. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dan kuat serta kreatif terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Disamping itu perawat juga berkaitan dengan biaya perawatan luka yang efektif. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan hal tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memahami produk-produk tersebut dengan baik sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. B. Tujuan Penulisan 1. Umum 1

Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman sekarang ini perawatan luka telah mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi

untuk menunjang praktik perawatan luka ini. Dengan demikian, perawat dituntut

untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dan kuat serta kreatif

terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang

komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi

hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis.

Disamping itu perawat juga berkaitan dengan biaya perawatan luka yang efektif.

Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan hal tersebut. Hal ini

ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan

produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini, perawat

dituntut untuk memahami produk-produk tersebut dengan baik sebagai bagian

dari proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

B. Tujuan Penulisan

1. Umum

a. Pembaca bisa mengetahui bagaimana perawatan luka bersih dan

cara pengangkatan jahitan

2. Khusus

a. Mahasiswa dapat membedakan jenis luka berdasarkan derajat

kontaminasinya

b. Mahasiswa mengetahui fase-fase penyembuhan luka

c. Mahasiswa mengetahui tentang landasan teori luka bersih

d. Mahasiswa mampu menerapkan pelaksanaan dan perawatan luka

bersih

1

Page 2: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PERAWTAN LUKA BERSIH DAN ANGKAT JAHITAN

1. Pengertian Luka

Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan

yang disebabkan banyak hal atau berbagai faktor.

Luka adalah kerusakan kontinuitas jaringan atau kuit, mukosa

mambran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995).

Luka adalah gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997).

2. Berdasarkan Derajat Kontaminasi

a) Luka bersih

Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi,

yang merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut

berpotensi untuk terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan

orofaring,traktus respiratorius maupun traktus genitourinarius. Dengan

demikian kondisi luka tetap dalam keadaan bersih. Kemungkinan

terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.

b) Luka bersih terkontaminasi

Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana

saluran pernafasan, saluran pencernaan dan saluran perkemihan dalam

kondisi terkontrol. Proses penyembuhan luka akan lebih lama namun

luka tidak menunjukkan tanda infeksi. Kemungkinan timbulnya infeksi

luka sekitar 3% - 11%.

c) Luka terkontaminasi

Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terinfeksi

spillage saluran pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih.

Luka menunjukan tanda infeksi. Luka ini dapat ditemukan pada luka

terbuka karena trauma atau kecelakaan (luka laserasi), fraktur terbuka

maupun luka penetrasi. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.

2

Page 3: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

3. Penyembuhan Luka

Proses penyembuhan luka memiliki 3 fase yaitu fase inflamasi,

proliferasi dan maturasi. Antara satu fase dengan fase yang lain

merupakan suatu kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan.

a) Fase Inflamasi

Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 5

hari. Inflamasi berfungsi untuk mengontrol perdarahan, mencegah

invasi, bakteri, menghilangkan debris dari jaringan yang luka dan

mempersiapkan proses penyembuhan lanjutan.

b) Tahap Proliferasi

Tahap fibroblast (sel jaringan penyambung) memiliki peran yang

besar dalam fase proliferasi ini berlangsung dari hari ke 6 sampai

dengan 3 minggu.

c) Tahap Maturasi

Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke 21 dan dapat

berlangsung sampai berbulan-bulan dan berakhir bila tanda radang

sudah hilang. Dalam fase ini terdapat remodeling yang merupakan

hasil dari peningkatan jaringan kolagen yang berlebih dan regresi

vaskularitas luka (Mansjoer,2000:397;InETNA, 2004:1).

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan

dinamis karena merupakan suatu kegiatan bioseluler dan biokimia

yang terjadi saling berkesinambungan. Proses penyembuhan luka tidak

hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal saja pada

luka, namun dipengaruhi pula oleh faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik (InETNA,2004:13)

a) Faktor intrinsik adalah faktor dari penderita yang dapat

berpengaruh dalam proses penyembuhan meliputi : usia, status

nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status

imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, DM,

Arthereosclerosis)

3

Page 4: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

b) Faktor ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar penderita

yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka,

meliputi : pengobatan, radiasi, stres, psikologis, infeksi, iskemia

dan trauma jaringan (InETNA,2004:13)

5. Penatalaksanaan Luka dan Perawatannya

Dalam manajemen perawtan luka ada beberapa tahap yang

dilakukan yaitu evaluasi luka, tindakan antiseptik, pembersihan

luka, penjahitan luka, penutupan luka, pembalutan, pemberian

antibiotik dan pengangkatan jahitan.

a) Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik

(lokasi dan eksplorasi)

b) Tindakan antiseptik, prinsipnya untuk mensucihamakan

kulit. Untuk melakukan pencucian atau pembersihan luka

biasanya digunakan cairan atau larutan antiseptik

c) Penutupan Luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan

yang baik pada luka sehingga proses penyembuhan

berlangsung optimal

d) Pembalutan, berfungsi sebagai pelindung terhadap

penguapan,infeksi,mengupayakan lingkungan yang bagik

bagi luka dalam proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan

efek penekanan yang mencegah berkumpulnyarembesan

darah yang menyebabkan hematom.

e) Pemberian antibiotik, prinsipnya pada luka bersih tidak

perlu diberikan antibiotik dan pada luka terkontaminasi

atau kotor maka perlu diberikan antibiotik.

f) Pengangkatan jahitan, jahitan diangkat jika fungsinya tidak

diperluka lagi. Waktu pengankatan jahitan tergantung dari

berbagai faktor seperti lokasi, jenis pengangkatan luka,

usia, kesehatan, sikap penderitan dan adanya infeksi

(Mansjoer,2000:398 ; Walton, 1990:44)

4

Page 5: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Perawatan Luka Bersih

Pengertian dari perawtan luka merupaka suatu tindakan penanganan

luka yang terdiri atas membersihkan luka ,menutup dan membalut

luka. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. Sehingga

terjadi perlindungan luka terhadap kontaminasi mikroorganisme.

Selain itu dalam perawtan luka juga termasuk dalam penggantian

balutan kering, irigasi luka dan perawtan dekubitus (Kusyati

2006).Terdapat beberapa tujuan pokok yang menjadi alasan utama dari

perawtan lukla itu sendiri, diantaranya yaitu :

a) Menjaga luka dari trauma

b) Imobilisasi luka

c) Mencegah perdarahan

d) Mencegah kontaminasi dari kuman

e) Mengabsorbsi drainase

f) Meningkatkan kenyamanan fisik dan fisiologis.

Untuk luka bersih dan tidak terkontaminasi (luka steril) memerlukan

persiapan yang meliputi persiapan alat dan bahan, yang diantaranya adalah

a) Set ganti balutan steril

b) Sarung tangan steril

c) Dua buah pinset anatomis dan satu buah pinset cirurgis

d) Kassa steril

e) Kom untuk larutan antiseptik

f) Depres

g) Larutan antiseptik (Povidone-Iodine 10%)

h) Gunting Verband Plester

i) Bengkok

j) Tempat sampah infeksius

k) Perlak pengalas

5

Page 6: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

Untuk prosedur pelaksanaan proses penggantian pembalut dilakukan

dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a) Jelaskan prosedur pada klien tentang langkah-langkah

keperawatan

b) Dekatkan alat peralatan yang telah disusun disamping tempat

tidur pasien

c) Letakkan bengkok dan tempat sampah

d) Jaga privasi klien dengan menutup tirai disamping pasien

e) Bantu klien untuk mengatur posisi senyaman mungkin

f) Mencuci tangan

g) Gunakan sarung tangan steril

h) Lepaskan plester

i) Angkat balutan menggunakan pinset dan jauhkan permukaan

balutan yang kotor dengan pasien dan letakan pada bengkok.

j) Bila balutan lengket bisa diberikan larutan NaCl 0,9 %

k) Buka sarung tangan dan buka baki instrumen

l) Kenakan sarung tangan steril

m) Observasi luka tanda-tanda infeksi, keadaan jahitan

n) Bersihkan luka dengan povidone iodin 10%

o) Olesi luka dengan povidon iodin 10%

p) Tutup luka dengan kassa steril

q) Fiksasi menggunakan plester

r) Lepaskan sarung tangan

s) Bantu klien pada posisi yang nyaman cuci

t) Mencuci tangan

u) Dokumentasi penggantian balutan termasuk keadaan luka.

6

Page 7: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

B. Pengangkatan Jahitan Luka

1. Pengertian : mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang

dijahit. Jahitan diangkat jika fungsinya sudah tidak diperlukan lagi.

Waktu pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti

lokasi, jenis pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan

adanya infeksi (Mansjoer,2000:398 ; Walton, 1990:44)

2. Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi dari benang dan mencegah

tertinggalnya benang.

3. Tabel Waktu Pengangkatan Jahitan

No Lokasi Waktu1

1 Kelopak Mata 3 hari

2 Pipi 3-5 hari

3 Hidung, dahi, leher 5 hari

4 Telinga, kulit kepala 5-7 hari

5 Lengan, tungkai, tangan ,

kaki

7-10+hari

6 Dada, punggung, abdomen 7-10+hari

4. Peralatan :

a) Pinset anatomi : 2 buah, steril

b) Pinset chirurgis : 2 buah, steril

c) Gunting angkat jahit : 1 buah, steril

d) Kasa steril

e) Mangkok kecil : 3 buah steril

f) Sarung tangan steril

g) Gunting verband

h) Plester

i) Alkohol 70 % dalam tempatnya

j) Lodin poviden solution 10 % atau sejenisnya

k) NaCl 0,9 %

l) Bengkok 2 buah, satu berisi cairan desinfektan

7

Page 8: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

m) Kain pembalut atau verband secukupnya.

5. Prosedur Pelaksanaan :

a) Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada

2) Mencuci tangan

3) Menempatkan alat disekat pasien dengan benar

b) Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai pendekatan teraupetik

2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/

klien

3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

c) Tahap Kerja

1) Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas

2) Membuka peralatan

3) Memakai sarung tangan

4) Membasahi plester dengan alkohol/wash bensin dan buka

dengan menggunakan pinset

5) Membuka balutan lapis terluar

6) Membersihkan sekitar luka dan bekas plester

7) Membuka balutan lapis dalam

8) Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka)

9) Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl

10) Mendesinfeksi luka dengan lodine povidone

11) Meletakkan kassa steril di dekat luka

12) Menarik simpul jahitan sedikit ke atas secara hati-hati

dengan memakai pinset chirurgis, sehingga benang yang

berada di dalam kulit kelihatan

13) Menggunting benang dan tarik hati-hati buang ke kassa

14) Membilas dengan menggunakan cairan NaCl

15) Melakukan kompres betadin pada luka / memberi obat /

menutup dengan kassa steril.

8

Page 9: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

16) Memasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)

6. Tahap terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan klien

3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan..

9

Page 10: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULANLuka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi,

yang merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut

berpotensi untuk terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan

orofaring,traktus respiratorius maupun traktus genitourinarius. Dengan

demikian kondisi luka tetap dalam keadaan bersih. Kemungkinan

terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%. Proses penyembuhan luka

memiliki 3 fase yaitu fase inflamasi, proliferasi dan maturasi.

Angkat Jahitan adalah mengangkat atau membuka jahitan pada

luka yang dijahit. Jahitan diangkat jika fungsinya sudah tidak diperlukan

lagi. Waktu pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti

lokasi, jenis pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan

adanya infeksi (Mansjoer,2000:398 ; Walton, 1990:44)

B. SARAN

Kita sebagai seorang perawat harus bisa melaksanakan perawatan

luka terhadap pasiennya dengan benar dan baik oleh karena itu sangat

dibutuhkan antara pengetahuan dan keterampilan yang baik.

a.

10

Page 11: Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan

DAFTAR PUSTAKA

www.library.upnvj. ac . id /pdf/4s1ke perawatan /.../BAB%20II.pdf

Asosiasi Institusi Pendidikan DIII Keperawatan. 2006. Standar Operasional

Prosedur

http://www.fkep.unpad.ac.id/2007/07/perawatan-luka/

11