7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musaqah ialah pemilik kebun yang memberikan kebunnya kepada tukang kebun agar dipeliharanya, dan penghasilan yang di dapat dari kebun itu dibagi antara keduanya, menurut perjanjian keduannya sewaktu akad. Akad semacam ini diperbolehkan oleh agama, sebagai solusi bagi umat yang perjalan hidupnya berbeda atau gaya hidupnya berbeda-beda. Hal semacam ini terjadi karena dipengaruhi oleh sumber perekonomian yang berbeda. Maka dengan adanya akad musaqah yang diperbolehkan agama keduanya dapat saling membantu satu sama lain sehingga terciptakehidupan yang baik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu pengertian musaqah? 2. Apa macam-macam musaqah? 3. Bagaimana dasar hukum musaqah? 4. Bagaimana rukun dan syarat musaqah?

Makalah Musaqah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Musaqah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musaqah ialah pemilik kebun yang memberikan kebunnya kepada tukang kebun agar

dipeliharanya, dan penghasilan yang di dapat dari kebun itu dibagi antara keduanya, menurut

perjanjian keduannya sewaktu akad.

Akad semacam ini diperbolehkan oleh agama, sebagai solusi bagi umat yang perjalan

hidupnya berbeda atau gaya hidupnya berbeda-beda. Hal semacam ini terjadi karena

dipengaruhi oleh sumber perekonomian yang berbeda.

Maka dengan adanya akad musaqah yang diperbolehkan agama keduanya dapat

saling membantu satu sama lain sehingga terciptakehidupan yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian musaqah?

2. Apa macam-macam musaqah?

3. Bagaimana dasar hukum musaqah?

4. Bagaimana rukun dan syarat musaqah?

Page 2: Makalah Musaqah

BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Pengertian

Musaqah ialah pemilih kebun yang memberikan kebunnya kepada tukang kebun agar

dipeliharanya, dan penghasilan yang didapat dari kebun itu dibagi antara keduanya, menurut

perjajian keduanya sewaktu akad.

Akad ini diharuskan (diperbolehkan) oleh agama karena banyak yag membutuhkanya.

Memang banyak orang yang mempunyai kebun, tetapi tidak dapat memeliharanya,

sedangkan yang lain tidak memepunyai kebun, tetapi sanggup bekerja. Maka dengan adanya

peraturan ini keduanya dapat hidup dengan baik, hasil negara pun bertambah banyak dan

masyarakat bertambah makmur1.

2.2 Macam-Macam Musaqah

Menurut Malikiyah, sesuatu yang tumbuh di tanah dibagi menjadi lima macam :

Pohon-pohon tersebut berakar kuat (tetap) dan berbuah. Buah itu dipetik serta pohon tersebut

tetap ada dengan waktu yang lama, misalnya pohon anggur dan zaitun.

Pohon-pohon tersebut berakar tetap, tetapi tidak berbuah, seperti pohon kayu keras, karet dan

jati.

Pohon-pohon tersebut tidak berakar kuat, tetapi berbuah dan dapat dipetik, seperti padi dan

qatsha’ah

Pohon-pohon tersebut tidak berakar kuat dan tidak ada buahnya yang dapat dipetik, tetapi

memiliki kembang yang bermanfaat, seperti bunga mawar.

Pohon-pohon yang diambil hijai dan basahnya sebagai suatu manfaat, bukan buahnya, seperti

tanaman hias yang ditanam di halaman rumah dan di tempat lainnya2.

2.3 Dasar Hukum Musaqah

Asas hukum musaqah ialah sebuah hadits yang dirwayatkan oleh Imam Muslim dari

Ibnu amr r.a, bahwa Rasulullah Saw.

1 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2012, hal 300.2 Abdurrahman al-jaziri, op.cit.hlm.28

Page 3: Makalah Musaqah

“Memberikan tanah Khaibar dengan bagian separoh dari penghasilan, baik buah-buahan

maupun pertaian (tanaman). Pada riwayat lain dinyatakan bahwa Rasul menyerahkan tanah

Khaibar itu kepada Yahudi, untuk diolah dan modal dari hartanya, pengahasilan separohnya

untuk Nabi”.

2.4 Rukun dan Syarat Musaqah

1. Dua orang atau pihak yang berakad (al-‘aqidani), disyaratkan bagi orang-orang yang

berakad dengan ahli (mampu) untuk mengelola akad, seperti baligh, berakal, dan tidak

berada di bawah pengampunan.

2. Kebun dan semua pohon yang berbuah, semua pohon yang berbuah boleh diparohkan

(bagi hasil), baik yang berbuah tahunan (satu kali dalam setahun), maupun yang buahnya

hanya satu kali kemudian mati, seperti padi, jagung dan yang lainnya.

3. Masa kerja, hendaknyaditentukan lama waktu yang akan dikerjakan, seperti satu tahun

atau sekurang-kurangya menurut kebiasaan. Dalam waktu tersebut tanaman atau pohon

yang diurus sudah berbuah, juga yang harus ditentukan ialah pekerjaan yang harus

dilakukan oleh tukang kebun, seperti menyiram, motong cabang-cabang pohon yang akan

menghambat kesuburan buah, atau mengawinkannya.

4. Buah, hendaknya ditentukan bagian masing-masing (yang punya kebun dan bekerja di

kebun), seperti seperdua, sepertiga, seperempat atau ukuran yang lainnya3.

3 Solikhul Hadi, Fiqih Muamalah, Nora media Enterprise, Kudus, 2011, hlm.118-119.

Page 4: Makalah Musaqah

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Musaqah ialah pemilik kebun yang memberikan kebunnya kepada tukang kebun agar di

peliharanya, dan penghasilan yang di dapat dari kebun itu di bagi antara keduanya.

Dasar Hukum Musaqah adalah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim dari Ibnu

am r r.a.

Rukun dan syarat Musaqah

- Dua orang atau pihak yang berakad

- Kebun dan semua pohon yang berubah

- Masa kerja

- Buah

Page 5: Makalah Musaqah

MUSAQAH (BAGI HASIL)

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Mu’amalah

Dosen Pengampu : Shobirin, S.Ag,M.Ag

Disusun Oleh

FATIMAH (1320210020)

Kelas : ESRA-3

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SYARI’AH/EKONOMI SYARI’AH

TAHUN 2014

Page 6: Makalah Musaqah