24
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KONSEP TAKDIR DALAM ISLAM Dosen Pembimbing: Mulyadi Erman, S.Ag., M.A Disusun oleh: Thoh Agung Narso(12.11.6601) Muh. Zamzami (12.11.6613) Agung Mahendra(12.11.6658) Hendrik Setiawan(12.11.6661) Kelompok 14 KELAS :12-S1 TI-13 STRATA 1 TEKNIK INFORMATIKA 2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Makalah pendidikan agama islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah pendidikan agama islam

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM

KONSEP TAKDIR DALAM ISLAM

Dosen Pembimbing:

Mulyadi Erman, S.Ag., M.A

Disusun oleh:

Thoh Agung Narso(12.11.6601)

Muh. Zamzami (12.11.6613)

Agung Mahendra (12.11.6658)

Hendrik Setiawan(12.11.6661)

Kelompok 14

KELAS :12-S1 TI-13

STRATA 1 TEKNIK INFORMATIKA 2012

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Page 2: Makalah pendidikan agama islam

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat, karunia, dan

ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP

TAKDIR DALAM ISLAM”.Sebelumnya, kami meminta maaf atas segala

kekurangan dan/atau kesalahan di dalam makalah ini karena pada dasarnya

makalah ini jauh dari sempurna.

Makalah ini kami susun dengan harapan bisa bermanfaat dan

menjadikan rujukan bagi kita semua dalam memahami tentang makna

takdir dalam islam, serta pada akhirnya dapat ikut serta dalam

menyelesaikan dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi

fenomena yang sering terjadi di sekitar kita ini. Makalah ini juga sebagai

persyaratan tugas untuk Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan makalah ini dan terutama kepada Bapak

Mulyadi Erman, S.Ag., M.A selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan

Agama Islam.

Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan

semoga bisa dipergunakan dengan semestinya dan diambil manfaatnya di

hari kelak.Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dan

perlukan agar kami dapat meningkatkan kualitas dari makalah kami.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 18 desember 2012

Penulis,

Page 3: Makalah pendidikan agama islam

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................

I. BAB I

Pendahuluan:..................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................

1.2 Rumusan Masalah....................................................................

1.3 Tujuan......................................................................................

II. BAB II

Pokok Bahasan:...............................................................................

2.1 Pengertian Takdir dan Nasib....................................................

2.2 Konsep Takdir dan Pengertian Ikhtiar......................................

2.3 Konsep Nasib dan makna hidup……………………………………………...

III. BAB III

Penutup:..........................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................

3.2 Saran.......................................................................................

Daftar Pustaka……………………………………………………………………….

Page 4: Makalah pendidikan agama islam

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai takdir memang menarik dan selalu mengundang banyak

pertanyaan.Telah banyak buku ditulis mengenai hal ini tetapi tetap tidak dapat memuaskan

semua pihak.Kami ingin mencoba memberikan sedikit pandangan dan pendapat mengenai takdir

dengan tujuan untuk sedikit lebih dapat mengenal ilmu Allah yang satu ini.Semoga Allah tidak

menganggap ini sebagai sebuah kelancangan seorang hamba, Naudzu billah min dzalik.

Takdir adalah segala sesuatu yang telah terjadi dengan ridho Allah.Banyak pendapat yang

mengatakan bahwa takdir telah ditetapkan jauh sebelum manusia diciptakan.“Tiada suatu

bencanapun yang menimpa di bumi ini dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah

tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.Sesungguhnya yang

demikian itu mudah bagi Allah” (QS. Al Hadid:22). Akan tetapi ada pula sebagian pendapat

yang mengatakan bahwa takdir dijatuhkan setelah manusia berusaha. Mereka menyatakan ini

berdasarkan salah satu akan adanya ayat berikut: “...Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan

sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri... ” (QS. Ar

Ra’d:11)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa konsep takdir dala islam?

2. Apa pengertian dari takdir dan nasib?

3. Bagaimana konsep takdir dan nasib dalam islam?

4. Bagaimana pandangan islam terhadap takdir dan nasib?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan mengenal pengertian dari takdir dan nasib dalam pandangan islam .

2. Mengenal dan memahami lagi makna hidup dalam islam.

Page 5: Makalah pendidikan agama islam

3. Mengetahui lebih detail tentang ayat – ayat yang menjelaskan takdir dan makna hidup .

BAB II

POKOK PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Takdir Dan Nasib

a. Pengertian Takdir

Kata takdir (taqdir) berasal dari akar kata qadara yang antara lain berarti

mengukur, memberi kadar atau ukuran, sehingga jika kita berkata, "Allah telah menakdirkan

demikian," maka itu berarti, "Allah telah memberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat,

atau kemampuan maksimal makhluk-Nya."  Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi

di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya,

tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya,

termasuk manusia.

Takdir Juga bermakna ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini

yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya

maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya, termasuk

manusia.

Firman Allah swt,

<ن أ Bل@ ق<ب مFن Hاب> @ت ك ف@ي Oال@ إ BمS ك <نفSس@ أ ف@ي و<ال< رBض@> Bاأل ف@ي Hة> مص@يب م@ن ص<اب<

> أ Oه@ Cم<ا الل ع<ل<ى ذ<ل@ك< Oن@ إ <ه<ا أ Bر< Oب ن

k <س@ير ٢٢ي ﴾”Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan

telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya

yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

(QS. Al Hadid : 22)

b. Pengertian Nasib

Kata nasib sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti al hazzhu min kulli

syai’in (bagian dari segala sesuatu) bentuk pluralnya adalah anshiba dan anshibah. Dari aspek

majaz : jika disebutkan lii nashiibun minhu artinya kami mempunyai bagian tertentu pada

asalnya.

Page 6: Makalah pendidikan agama islam

An nashib juga bermakna al haudhu yaitu bagian dari daerah tertentu di bumi sebagaimana

disebutkan al Jauhari. (Lisanul Arab juz I hal 974, Maktabah Syamilah) Dari kedua makna

tersebut, nasib bisa diartikan dengan bagian yang diterima seseorang, baik itu berupa kesenangan

maupun kesusahan, keuntungan maupun kerugian, kebaikan maupun keburukan.

c. Takdir Dalam Agama Islam

Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus

diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman.Penjelasan tentang takdir hanya dapat

dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits.Secara

keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang

sudah terjadi.

Untuk memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari dua dimensi

pemahaman takdir.Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan.

d. Dimansi Ketuhanan

Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang menginformasikan

bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir ,Yang Zhahir dan Yang Bathin (QS. Al Hadid [57]:3).

Allah tidak terikat ruang dan waktu, bagi-Nya tidak memerlukan apakah itu masa lalu,

kini atau akan datang).

Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya

(takdirnya). (QS. Al-Furqaan25]:2)

Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan

bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah

bagi Allah. (QS. Al-Hajj[22]:70)

Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya (QS. Al Maa'idah[5]:17)

Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya. (QS.

Al-An'am[6]:149)

Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat. (QS. As-Safat[37]:96)

Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (QS. Luqman[31]:22). Allah

yang menentukan segala akibat.

Page 7: Makalah pendidikan agama islam

e. Dimensi Kemanusiaan

Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan bahwa

Allah memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-

cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada

pelindung bagi mereka selain Dia (QS. Ar Ra'd[13]:11)

(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara

kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al

Mulk[67]:2)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Nasrani, Shabiin

(orang-orang yang mengikuti syariat Nabi zaman dahulu, atau orang-orang yang

menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benar

beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh, maka mereka akan

menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan

tidak juga mereka akan bersedih (QS. Al-Baqarah[2]:62). Iman kepada Allah dan hari

kemudian dalam arti juga beriman kepada Rasul, kitab suci, malaikat, dan takdir.

... barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin

(kafir) biarlah ia kafir... (QS. Al Kahfi[18]:29)

2.2. Konsep Takdir dan pengertian Ikhtiar

a.Konsep takdir

Takdir adalah suatu yang sangat ghoib, sehingga kita tak mampu mengetahui takdir

kita sedikitpun. Yang dapat kita lakukan hanya berusaha, dan berusahapun telah Allah

jadikan sebagai kewajiban. “Tugas kita hanyalah senantiasa berusaha, biar hasil Allah

yang menentukan”, itulah kalimat yang sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita,

yang menegaskan pentingnya mengusahakan qadha untuk selanjutnya menemui qadarnya.

Takdir itu memiliki empat tingkatan yang semuanya wajib diimani, yaitu :

a. Al-`Ilmu, bahwa seseorang harus meyakini bahwa Allah mengetahui segala

sesuatu baik secara global maupun terperinci. Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan

Page 8: Makalah pendidikan agama islam

apa yang akan terjadi. Karena segala sesuatu diketahui oleh Allah, baik yang detail

maupun jelas atas setiap gerak-gerik makhluknya. Sebagaimana firman Allah :

> و<ال <مSه<ا <عBل ي O @ال إ Hق<ة و<ر< م@ن SطSق Bس> ت و<م<ا <حBر@ Bب و<ال Fر> Bب ال ف@ي م<ا Sم> <عBل و<ي هSو< O @ال إ <مSه<ا <عBل ي > ال Bب@ Bغ<ي ال Sح@ م<ف<ات Sو<ع@ند<ه

Hين@ مب Hاب> @ت ك ف@ي O @ال إ Hس@ <اب ي > و<ال HبBط ر< > و<ال رBض@> األ Sم<ات@ ظSل ف@ي HةO ب ح<

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang

mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan,

dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh

sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,

melainkan tertulis dalam kitab yang nyata.” (QS. Al-an`am:59)

b. Al-Kitabah, Bahwa Allah mencatat semua itu dalam lauhil mahfuz, sebagaimana

firman-Nya :

ر� س�ي ي� س � ي ال يى ي� ي� سل ي� ي�� س�ا ب� ي�ا س� س�ي ي� سل ي� ي�� س�ا س� �ر �ي� ر ي!ا ي#اء ي�� ال س�ي ي$ا م% ي ر' ي� ي � ي ال ي�� ي�ا ر% ي ر' ي) ر% يل ي�ا

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja

yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah

kitab. Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj:70)

c. Al-Masyiah (kehendak), Kehendak Allah ini bersifat umum. Bahwa tidak ada

sesuatu pun di langit maupun di bumi melainkan terjadi dengan iradat/masyiah

(kehendak /keinginan) Allah SWT. Maka tidak ada dalam kekuasaan-Nya yang tidak

diinginkan-Nya selamanya. Baik yang berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh Zat

Allah atau yang dilakukan oleh makhluq-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya :

SونS <ك ف<ي BنS ك Sه> ل <قSول< ي Bن> أ � Bئا ي ش< اد< ر<> أ @ذ<ا إ Sه SرBم

> أ Oم<ا @ن إ

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata

kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia” (QS. Yasin:82)

d. Al-Khalqu, Bahwa tidak sesuatu pun di langit dan di bumi melainkan Allah

sebagai penciptanya, pemiliknya, pengaturnya dan menguasainya, dalam firman-Nya

dijelaskan :

الدFين< SهO ل � ل@صا BخSم Oه< الل Sد@ ف<اعBب Fح<قB @ال ب <اب< Bك@ت ال Bك< <ي @ل إ <ا Bن ل <نز< أ Oا @ن إ

Page 9: Makalah pendidikan agama islam

“Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab dengan kebenaran. Maka

sembahlah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar:2).

b.       Impliksi Iman Kepada Takdir

Kesadaran manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan kelemahan dirinya.

Terkait dengan fenomena takdir, maka wujud kelemahan manusia itu ialah

ketidaktahuannya akan takdirnya. Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi.

Kemampuan berfikirnya memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi

dan perencanaan yang canggih. Namun setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai

dengan keinginannya. Manusia hanya tahu takdirnya setelah terjadi.

Oleh sebab itu sekiranya manusia menginginkan perubahan kondisi dalam

menjalani hidup di dunia ini, diperintah oleh Allah untuk berusaha dan berdoa untuk

merubahnya.Usaha perubahan yang dilakukan oleh manusia itu, kalau berhasil seperti

yang diinginkannya maka Allah melarangnya untuk menepuk dada sebagai hasil karyanya

sendiri. Bahkan sekiranya usahanya itu dinilainya gagal dan bahkan manusia itu sedih

bermuram durja menganggap dirinya sumber kegagalan, maka Allah juga menganggap hal

itu sebagai kesombongan yang dilarang juga (QS. Al Hadiid:23).

Kesimpulannya, karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya)

maka diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan

hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia diberikan

pegangan hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.

c . Pengertian Ikhtiar

Ikhtiar berasal dari bahasa Arab (�ر ييا س� ر( �ا ) yang berarti mencari hasil yang lebih baik.

Adapun secara istilah, pengertian ikhtiar yaitu  usaha manusia untuk memenuhi

kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar

tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Maka, segala sesuatu baru

bisa dipandang sebagai ikhtiar yang benar jika di dalamnya mengandung unsur kebaikan.

Tentu saja, yang dimaksud kebaikan adalah menurut syari’at Islam, bukan semata akal,

Page 10: Makalah pendidikan agama islam

adat, atau pendapat umum. Dengan sendirinya, ikhtiar lebih tepat diartikan sebagai

“memilih yang baik-baik”, yakni segala sesuatu yang selaras tuntunan Allah dan Rasul-

Nya.

Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal

mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi, jika usaha kita

gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih

keras dan tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan

keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Apabila gagal

dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang sabar

tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita

dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk

mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi

dengan perbuatan baik, bidang usaha yang akan dilakukan harus dikuasai dengan

mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati mencari teman (mitra) yang

mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen

yang professional.

Pentingnya Ikhtiar

Setiap manusia memiliki keinginan dan cita-cita untuk mendapat kesuksesan, tak

ada seorang pun yang menginginkan kegagalan. Hal ini karena Allah menganugerahkan

kehendak kepada manusia. Jika kehendak tersebut mampu dikelola dengan baik, manusia

akan menemukan kesuksesannya.

“ (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan

harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui ” (QS.Ash-

Shaff:11)

Larangan Berputus Asa

Allah telah mencontohkan kisah Nabi  Ya’qub dalam Al-Qur’an sebagai contoh

nyata pelajaran orang-orang yang ditimpa kesusahan dan larangan berputus asa. Nabi

Ya'qub yang terus berdo'a dan berharap pada Tuhannya setiap saat agar tidak termasuk

orang-orang yang berputus asa, karena berputus asa pada kebaikan Tuhan adalah sifat-

sifat orang yang kafir.

Kisah itu digambarkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dalam Al-Qur’an surah Yusuf

ayat 87 @خ@يه> و<أ SوسSف< ي Bم@ن وا SسOح<س> ف<ت Sوا اذBه<ب Oي@ <ن <اب الل*ه)  ي و/ح) ر1 م)ن/ وا ت1ي/ئ1س6 <سS  و1ال1 Bئ <ي ي ال< SهO @ن إ

Page 11: Makalah pendidikan agama islam

ون< Sاف@ر> Bك ال SمBق<وB ال Oال@ إ Oه@ الل وBح@ ر< Bم@ن

”Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya

dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa

dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir”. (QS: Yusuf: 87)

Tak ada cara lain, mari kita palingkan semua pada Islam. Berikhtiarlah untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan kita, yakni: dengan memilih jalan-jalan keluar yang

baik-baik dan yang diridhoi Allah Subhanahu wa-ta'ala.

FIRMAN ALLAH

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya sendiri

QS Ar-ra'd ayat 11

م<ا B وا SرF Sغ<ي ي Oى ح<ت H @ق<وBم ب م<ا SرF Sغ<ي ي > ال �ه< الل Oن@ إ �ه@ الل مBر@> أ Bم@ن Sه> <حBف<ظSون ي Bف@ه@ ل خ< Bو<م@ن Bه@ <د<ي ي Bن@ <ي ب مFن kات> مSع<قFب Sه> ل

Hو<ال م@ن @ه@ دSون مFن <هSم ل و<م<ا Sه> ل Oد م<ر< > ف<ال � سSوءا H @ق<وBم ب Sه� الل اد< ر<> أ @ذ<ا و<إ Bه@م BفSس@ <ن @أ ب

١١--

baginya (setiap manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran di

depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.sesungguhnya Allah tidak

akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri

mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang

dapat menolaknya.Sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain dia.

2.3. Konsep Makna Hidup Dan Takdir

a. Definisi makna hidup dalam islam

Persoalan falsafah, "Apa makna hidup?" mempunyai makna yang berbeza bagi

setiap orang. Kekaburan pertanyaan ini terwujud dalam perkataan "makna" yang menyebabkan

persoalan ini boleh ditaksif dengan pelbagai cara, umpamanya:

Apakah puncaknya hidup?

Apakah sifatnya hidup (dan sifat alam semesta kita)?

Apakah maksudnya hidup?

Apakah yang bernilai dalam hidup kita?

Page 12: Makalah pendidikan agama islam

Apakah tujuan hidup ataupun tujuan dalam kehidupan seseorang?

Soalan-soalan ini telah menimbulkan pelbagai jawapan yang bertentangan serta perdebatan dari

teori-teori saintifik ke teori-teori falsafah, teologi dan penjelasan-penjelasan rohaniah

b. Definisi Makna Hidup Dari berbagai pandangan

b.1 Nilai sebagai makna

Oleh sebab teori-teori mengenai nilai bertujuan menjawab soalan "Apakah yang bernilai

dalam hidup?", ia merupakan teori makna hidup: ahli-ahli falsafah yang agung seperti Socrates,

Plato, Aristotle, Descartes, Spinoza, Ayn Rand dan lain-lain lagi mempunyai pandangan yang

jelas tentang jenis kehidupan yang terbaik, iaitu yang lebih bermakna.

b.2 Pandangan ateis

Dengan erti kata yang sebenarnya, "atheisme" merupakan kepercayaan bahawa tuhan

ataupun kuasa ghaib tidak wujud dan oleh demikian, alam semesta dan manusia bukan dicipta

olehnya. Atheisme berkait dengan salah tiga daripada lima tafsiran tentang persoalan makna

hidup:

"Apakah asalnya hidup?"

"Apakah sifatnya hidup (dan alam semesta di mana kita hidup)?"

"Apakah tujuannya hidup ataupun tujuan dalam kehidupan?"

Oleh sebab mereka tidak percaya bahawa tuhan-tuhan ada kena-mengena dengan hidup,

kebanyakan ateis percaya bahawa hidupan berkembang dan bukannya dicipta. Disebabkan

ketiadaannya tuhan-tuhan di alam semesta, sifatnya hidup tertinggal kepada kita untuk

menentukannya dengan cara yang saintifik, dan kita sendiri terpaksa memastikan tujuan hidup

kita.

Walau bagaimanapun, "atheisme" merupakan istilah yang relatif. Kebanyakan orang akan

menganggapkan diri sebagai ateis terhadap tuhan-tuhan Babylonia, Egypt, Yunani dan Roman.

Kebanyakan orang Kristian, Yahudi dan Islam juga merupakan ateis terhadap agama Timur

seperti agama Buddha, Hinduisme dan Taoisme bagi alasan yang sama, dan sebaliknya dengan

penganut Buddha, Hindu dan Taoisme berhubungan dengan agama-agama Barat. Walaupun

Page 13: Makalah pendidikan agama islam

"ateis" biasanya digunakan untuk sesiapa yang tidak percaya kepada Tuhan ataupun tuhan-tuhan

yang digambarkan oleh mana-mana satu daripada agama-agama ini, ateis-ateis ini juga menuntut

bahawa agama adalah mitologi yang bodoh dan nyatanya direka.

b.3 Pandangan eksistensialis

Arthur Schopenhauer, seorang ahli falsafah abad ke-19 memberikan jawapan yang suram

dengan penentuannya bahawa hidup cuma merupakan bayang kehendak seseorang dan kehendak

ini merupakan desakan yang tidak bertujuan, tidak rasional dan yang menderitakan. Walau

bagaimanapun, beliau menganggapi bahawa penyelamatan, pembebasan ataupun pelepasan

daripada penderitaan boleh didapati melalui pentafakuran, simpati kepada orang lain serta

penghidupan zahid.

Menurut ahli falsafah Martin Heidegger, manusia dilontar ke kewujudan. Pendukung

eksistensialisme menganggapi bahawa pelontaran ini wujud sebelum apa jua pemikiran dan

gagasan yang dipunyai manusia atau tafsiran-tafsiran tentang dirinya sendiri yang diciptanya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Jean-Paul Sartre: "kewujudan datang sebelum intipati",

"manusia wujud terlebih dahulu, menemukan diri, meluru dalam dunia dan kemudiannya baru

mentakrifkan diri. Tiadanya sifat manusia disebabkan tiada Tuhan untuk mengkonsepsikannya."

Oleh sebab ketiadaannya sifat manusia yang dipastikan terlebih dahulu atau penilaian

terakhir selain daripada apa yang ditonjolkan oleh manusia kepada dunia, manusia cuma boleh

dinilaikan ataupun ditafsirkan melalui tindakan-tindakan dan piihan-pilihan mereka. Pilihan

merupakan penilai yang terakhir. Sekali lagi Jean-Paul Sartre disebut sebagai berkata: "Manusia

tidak merupakan apa-apa selain daripada apa yang dijadikannya kepada diri sendiri".

b.4 Pandangan penyokong humanisme

Bagi penyokong humanisme, tujuan hidup adalah terbina dalam, yakni untuk membiak.

Inilah cara bagaimana manusia menjadi apa yang terwujud sekarang: makhluk membiak

berturut-turut dalam evolusi tidak berpandu, sebagai sebahagian utama alam semula jadi yang

berwujud kendiri. Tujuan hidup adalah tidak sama dengan tujuan manusia walaupun ia

merupakan salah satu faktornya. Tujuan manusia diputuskan oleh manusia sendiri tanpa

sebarang pengaruh kuasa ghaib. Serupa juga dengan pengetahuan yang bukan berasalnya

Page 14: Makalah pendidikan agama islam

daripada sumber-sumber kuasa ghaib, tetapi teralir daripada pencerapan, pengujikajian dan

analisis rasional, seelok-eloknya melalui kaedah sains: sifat alam semesta merupakan apa yang

kita menanggapnya. Begitu juga dengan nilai-nilai etika yang berasal daripada keperluan dan

kepentingan manusia yang telah diuji melalui pengalaman.

Kepentingan kendiri yang memakrifatkan merupakan teras humanisme. Hal yang

terpenting dalam hidup ialah manusia, dan sebagai pelanjutan, ras manusia dan alam sekitaryang

kita hidup. Kebahagiaan seseorang tidak boleh dipisahkan daripada kebahagiaan kemanusiaan

pada keseluruhannya. Antara sebabnya, kita adalah makhluk sosial yang memperolehi makna

daripada perhubungan-perhubungan serta kerana kemajuan kebudayaan memanfaatkan setiap

orang yang hidup dalam budaya itu.

Apabila dunia bertambah baik, kehidupan juga berikut bersama-sama. Sedangkan setiap

orang ingin berhidup secara sempurna, pendukung humanisme berpendapat bahawa adalah

mustahak bahawa hasrat ini dituju dengan cara yang mempertingkatkan kedudukan semua

manusia. Walaupun evolusi spesies manusia merupakan sebahagian besar daripada fungsi alam

semula jadi, evolusi kemanusiaan adalah di dalam tangan kita sendiri. Oleh sebab itu, kita

bertanggung jawab untuk memajukannya sehingga mencapai idaman yang tertinggi. Dengan

cara yang sama, humanisme juga tengah berkembang disebabkan pendokongnya menyedari

bahawa nilai-nilai dan idaman-idaman, jadi juga makna hidup, tertakhluk kepada perubahan

yang selaras dengan perkembangan pemahaman kita.

b.5 Pandangan penihilis

Friedrich Nietzsche menyifatkan nihilisme sebagai pengosongan dunia, terutamanya

kewujudan manusia, daripada makna, tujuan, kebenaran yang dapat difahami, ataupun nilai-nilai

yang terpenting. Istilah "nihilisme" datangnya daripada bahasa Latin, nihil, yang bermakna

"tidak ada apa-apa". Nietzsche menyifatkan agama Kristian sebagai sebuah agama nihilisme

kerana ia memindahkan makna hidup dari dunia ini kepada apa yang dikatakan hidup selepas

mati. Beliau juga menganggapi nihilisme sebagai kesudahan yang semula jadi tentang gagasan

ketiadaannya Tuhan, dan berkeras mengatakan bahawa makna hidup harus dipulangkan ke dunia

ini.

Martin Heidegger menyifatkan nihilisme sebagai keadaan yang tidak ketinggalan apa-apa

mengenai hidup", dan memperdebatkan bahawa nihilisme bergantung kepada nilai hidup sahaja.

Page 15: Makalah pendidikan agama islam

Nihilisme menolak segala tuntutan mengenai pengetahuan dan kebenaran, dan

menjelajah makna hidup tanpa kebenaran yang dapat diketahui. Walaupun nihilisme

bercenderung kepada sifat mudah berputus asa, seseorang boleh mencari kekuatan dan alasan

untuk keraian melalui pelbagai hubungan manusia yang unik. Dari segi nihilisme, sumber nilai-

nilai moral yang muktamad adalah lebih pada individu daripada kebudayaan atau asas rasional

(ataupun asas objektif) yang lain.

b.6 Pandangan positivis

Mengenai makna hidup, Ludwig Wittgenstein dan penyokong-penyokong postivisme

logik berkata:

"Dari segi bahasa, soalan ini tidak bermakna. Ini disebabkan "makna x" merupakan

istilah hidup yang sering dikaitkan dengan akibat x atau maksud x, ataupun dengan

sesuatu yang kena diambil perhatian mengenai x, dan sebagainya. Apabila "hidup"

dipergunakan sebagai "x" dalam frasa "maksud x", penyataan itu berulang dan menjadi

karut."

Dengan kata lain, benda-benda dalam kehidupan seseorang boleh mempunyai makna

(kepentingan), tetapi hidup pada dirinya tidak mempunyai makna apabila diasingkan daripada

benda-benda tersebut. Dalam konteks ini, kehidupan seseorang dikatakan mempunyai makna

(makna kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain) dalam bentuk peristiwa-peristiwa

disepanjang hidupnya serta kesudahan hidupnya dari segi pencapaian, pusaka, keluarga, dan

lain-lain lagi. Tetapi untuk mengatakan bahawa hidup pada dirinya mempunyai makna

merupakan kesalahgunaan bahasa kerana apa yang bermakna ataupun yang penting cuma

berkaitan dengan sesiapa yang mengalaminya.

Bahasa cuma boleh menyempurnakan jawapan yang bermakna sewaktu ia merujuk

kepada alam di dalam alam hidup. Akan tetapi ini tidak boleh jadi kerana sewaktu soalan ini

keluar daripada lingkungan bahasa dan melanggari had konteks bahasa, ia menjadi rosak.

Jawapan kepada soalan yang rosak merupakan jawapan yang silap ataupun tidak kena mengena.

Ahli-ahli falsafah selain Wittgenstein telah cuba menemui apa yang bermakna di dalam

kehidupan melalui penyelidikan kesedaran di dalamnya. Akan tetapi sewaktu ahli-ahli falsafah

Page 16: Makalah pendidikan agama islam

tersebut cuba mencari tafsiran "Makna Hidup" yang holistik untuk kemanusiaan, mereka

menemui kebuntuan oleh model linguistik Wittgenstein.

Positivisme logik menegaskan bahawa penyataan-penyataan bermakna cuma jika ia dapat

ditentusahkan. Penyataan-penyataan boleh ditentusahkan cuma dengan dua cara yang berbeza

sama sekali:

penyataan empirik, termasuknya teori-teori saintifik yang boleh ditentusahkan dengan uji

kaji dan bukti; dan

kebenaran analisis yang merupakan betul atau salah mengikut tafsirannya.

Selain daripada ini, yang lain termasuknya etika dan estetika tidak bermakna dan tergolong

dalam bidang "metafizik". Sebagai kesudahan, falsafah yang sungguh-sungguh tidak boleh

terlibat dalam metafizik. Oleh sebab itu, kebebasan bertindak tidak merupakan kenyataan yang

tegas oleh penyokong positivisme, sedangkan teleologi merupakan bidang yang terdekat yang

dapat ditentusahkan.

b.7 Pandangan pragmatis

Ahli-ahli falsahah pragmatisme mencadangkan bahawa lebih daripada kebenaran hidup,

kita perlu mencari pemahaman hidup yang berguna. William James memperdebatkan bahawa

kebenaran boleh dicipta tetapi tidak boleh dicari. Oleh sebab itu, makna hidup merupakan

kepercayaan mengenai tujuan hidup yang tidak boleh bercanggah dengan pengalaman kehidupan

seseorang yang bertujuan. Secara am, ini bermaksud: "Makna hidup merupakan tujuan-tujuan

yang menyebabkan anda menghargainya." Kepada penyokong pragmatisme, makna hidup, yakni

kehidupan anda, boleh ditemui cuma melalui pengalaman.

Pragmatisme adalah aliran fikiran falsafah yang berasal dari Amerika Syarikat pada akhir

1800-an. Pragmatisme disifatkan oleh desakan akibat-akibat, kebergunaan, dan praktikalnya

sebagai bahan-bahan kebenaran.

Pragmatisme membantah pandangan bahawa konsep-konsep manusia dan daya fikirnya

melambangkan hakikat, dan oleh sebab ini, ia bertentangan dengan aliran fikiran falsafah

formalis dan rationalis. Lebih daripada ini, pragmatisme menganggapi bahawa cuma melalui

perjuangan organisma yang cerdas dengan persekitarannya bahawa teori-teori dan data dapat

memperolehi kepentingan. Walau bagaimanapun, pragmatisme tidak menganggapi bahawa

kesemua yang berguna atau praktikal kena dianggapi sebagai yang benar, termasuknya apa-apa

Page 17: Makalah pendidikan agama islam

yang membantu kehidupan kita pada jangka masa yang pendek; penyokong pragmatisme

memperdebatkan bahawa apa yang kena dianggapi sebagai benar merupakan apa yang terbanyak

menyumbang kepada kebaikan manusia dalam jangka masa yang panjang.

Pada praktiknya, ini bermakna bahawa bagi penyokong pragmatisme, tuntutan teori kena

terikat kepada prosedur penentusahan, yakni seseorang harus berupaya membuat ramalan dan

mengujikannya, dan pada akhirnya, keperluan manusia boleh memandukan laluan tanya siasat

manusia.

b.8 Pandangan Kepercayaan agama

Sering disarankan bahawa agama merupakan gerak balas keperluan manusia bagi

memberhentikan kekeliruan, atau ketakutan mati (dan hasrat iringan untuk menghidup). Dengan

mentakrifkan sebuah alam di luar kehidupan (alam rohaniah), keperluan ini dapat dipenuhi

dengan pembekalan makna, tujuan dan harapan untuk kehidupan kita yang tidak bermakna, tidak

bertujuan serta yang terbatas. Kebanyakan orang yang percaya kepada Tuhan peribadi akan

bersetuju bahawa Tuhan adalah "di mana kita hidup, bergerak dan wujud". Menurut tanggapan

ini, kami harus mencari pihak yang berkuasa yang boleh memberikan makna kepada kehidupan

kita dan membekalkan kita dengan tujuan melalui panduannya. Keputusan mempercayai pihak

berkuasa ini digelarkan "pelompatan kepercayaan" dan pada umumnya, kepercayaan ini

merupakan makna hidup orang yang beriman.

Sebuah contoh yang menunjukkan bagaimana agama boleh mencipta tujuan boleh

didapati dalam cerpen penciptaan Wasiat Lama: tujuan manusia adalah untuk "berhasil,

berganda dan menambah lagi di alam, serta menaklukinya" Genesis 1:28. Ini mempertunjukkan

bahawa pembiakan, pemeliharaan alam dan kawalan persekitaran merupakan tiga tujuan yang

telah ditetapkan oleh Tuhan untuk manusia. Walau bagaimanapun, arahan-arahan yang diberikan

oleh Tuhan dan makna hidup (atau tujuan kewujudan) tidak merupakan benda yang sama.

Pandangan Islam adalah bahawa Tuhan mencipta manusia untuk satu tujuan sahaja, iaitu

untuk menyembahNya: "Aku tidak mencipta jin dan manusia melainkan untuk menyembah

Aku." (Qur'an, 51:56). Penyembahan dalam Islam bukan sahaja bermakna melaksanakan

upacara amal, tetapi juga merangkumi bekerja, menghasilkan, membuat pembaharuan serta

meningkatkan taraf penghidupan supaya dapat mentaati Allah. Bagi orang Islam, hidup adalah

Page 18: Makalah pendidikan agama islam

satu ujian. Kejayaan anda dalam ujian ini akan menentukan ke mana anda akan pergi: Surgakah

ataupun Neraka.

.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Takdir diumpamakan sebuah “chip”. Bagaikan sebuah “chip” dalam komputer

yang kemudian diselipkan pada otak manusia yang akan dibawanya serta ketika

manusia dilahirkan. Setiap manusia memiliki “chip” masing-masing yang berbeda satu

sama lain. Ada yang rumit dan ada pula yang sederhana. Semua atas kehendakNya.

Kata nasib sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti al hazzhu min kulli

syai’in (bagian dari segala sesuatu) bentuk pluralnya adalah anshiba dan anshibah. Dari

aspek majaz : jika disebutkan lii nashiibun minhu artinya kami mempunyai bagian

tertentu pada asalnya.

 Sesungguhnya ikhtiar bukan hanya usaha, atau semata-mata upaya untuk

menyelesaikan persoalan yang tengah membelit. Ikhtiar adalah konsep Islam dalam

cara berpikir dan mengatasi permasalahan. Dalam ikhtiar terkandung pesan taqwa,

yakni bagaimana kita menuntaskan masalah dengan mempertimbangkan – pertama-

tama – apa yang baik menurut Islam, dan kemudian menjadikannya sebagai pilihan,

apapun konsekuensinya dan meskipun tidak populer atau terasa berat.

3.2 SARAN Alangkah baiknya didalam kita menjalani hidup sehari-hari kita diiringin dengan

rasa syukur kepada ALLAH yang telah memberikan kita berbagai nikmat yang tak

akan dapat kita membalas nikmat yang telah ALLAH berikan Kepada kita . Hal yang

buruk ialah kita menyalahkan takdir yang telah diberikan allah kepada kita karena kita

Page 19: Makalah pendidikan agama islam

disini semua tahu bahwa allah tidak akan menjerumuskan hambanya kedalam hal yang

tak berguna sudah sepatutnya lah kita bersyukur dan mengucapkan

“ALHAMDULILLAH” disaat kita mendapatkan rejeki atau karunia dari ALLAH

SWT

DAFTAR PUSTAKA

HTTP://WWW.HADINUR.COM/CATATAN/2008/08/09/MAKNA-KEHIDUPAN-DAN-

TEOLOGI-TAKDIR/

HTTP://LAM-ALIF.COM/SHOWTHREAD.PHP/173-MAKNA-SEBUAH-TAKDIR

HTTP://MS.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/MAKNA_HIDUP

HTTP://MADRASAHMASSAHAR.BLOGSPOT.COM/2010/03/TAKDIR-DALAM-

PENGERTIAN-ISLAM.HTML

HTTP://ID.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/TAKDIR

HTTP://CGEDUNTUKSEMUA.BLOGSPOT.COM/2012/03/MAKALAH-KONSEP-

TAKDIR-DAN-IKHTIAR-DALAM.HTML

HTTP://ILHAMFONNA.BLOGSPOT.COM/2012/02/ALLAH-TIDAK-AKAN-

MERUBAH-NASIB-SUATU.HTML

HTTP://MS.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/MAKNA_HIDUP