View
170
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Filsafat modern, adalah filsafat yang lahir sebagai respon terhadap suasana
filsafat sebelumnya. Kefilsafatan sebelum masa modern adalah kefilsafatan yang
bercorak tradisional (Filsafat Yunani), yang bisa diartikan “berfilsafat dengan cara-cara
lama”, sebagaimana arti kata tradisional berbanding terbalik dengan arti kata modern
yang bermakna sebagai “sesuatu yang baru”. Makna modern (sesuatu yang baru),
mencakup segenap sendi-sendi kehidupan sosial dan budaya manusia yang terkait
dengan dimensi materil dan spiritualnya, seputar bagaimana cara mengetahui yang
benar, kevalidan sesuatu, struktur pengetahuan itu sendiri dan implementasi nilai-nilai
yang terkandung dalam pengetahuan manusia.
Lahirnya filsafat dalam ruang sejarah manusia tidak dapat dilepaskan dari
kondisi yang melingkupinya. Demikianpun dengan wacana filsafat modern, selain dapat
diartikan sebagai filsafat yang merespon (mengkritisi, membongkar, kadang-kadang
menguatkan) tradisi dalam kurun waktu tertentu, modern juga mengandung nilai-nilai
kesinambungan yang berkelanjutan, berdasarkan keadaanya. Kebebasan berfikir selalu
dibatasi oleh kekuasaan gereja, hingga kondisi ini melahirkan sebuah kegelisahan
intelektual oleh para ilmuan yang bermuara pada lahirnya revolusi berfikir yang
berontak terhadap keadaan tersebut. Suasana ini menjadi latar sejarah lahirnya filsafat
modern yang kelak menjadi penentu bangkitnya Eropa modern dengan segala aspeknya
(Renaissance).1
Dengan demikian filsafat modern berarti filsafat yang mengandung kebaruan
berdasarkan waktunya, corak epistemologinya dan dinamika yang terjadi pada seputar
1 Renaissance (kelahiran kembali) adalah istilah yang sering digunakan untuk menanamkan gelombang-gelombang kebudayaan dan pemikiran di Eropa yang dimulai dari Italia (abad ke-14) dan kemudian meluas ke Prancis, Spayol, Jepang , Belanbda, Inggris dan Negara-negara Eropa lainnya. Tokoh-tokoh penting lainnya. Tokoh-tokoh pentingnya antara lain Leonardo Da Vinci, Michelangelo, dan Machiavelli.
1
metodologi dan kerakteristiknya. Agar lebih memahami Filsafat Modern maka kita
perlu mengetahui Bagaimana awal perkembangan filsafat modern ?, Aliran-aliran dalam
filsafat modern ?, Bagaimana karakteristik filsafat modern ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Awal Perkembangan Filsafat Modern
Untuk menentukan batas yang jelas mengenai akhir zaman pertengahan dan awal
abad modern bukanlah hal yang mudah. Hal ini di sebabkan oleh perbedaan pandangan
para ahli sejarah tentang peralihan zaman pertengahan menjadi zaman modern.Sebagian
ahli sejarah berpendapat bahwa zaman pertengahan berakhir ketika Konstantinopel di
tahlukan oleh Turki Usmani pada tahun 1453 M. Peristiwa tersebut dianggap sebagai
titik awal zaman modern dan berakirnya zaman pertengahan. Akan tetapi, mayoritas
ahli sejarah mengatakan bahwa akhir abad ke-14 sekaligus menjadi akhir zaman
pertengahan yang ditandai oleh gerakan yang disebut Renaisans pada abad ke-15 dan
16. (Muzairi 2009:123-124)
Renaissance berasal dari bahasa Perancis, berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini
biasanya digunakan oleh sejarawan untuk menunjukkan berbagai periode kebangkitan
intelektual, khususnya yang terjadi d pertengahani Eropa. (Undang Ahmad kamaluddin
2012:39)
Perbedaan antara filsafat ini dengan filsafat zaman abad pertengahan yaitu bahwa
pada zaman pertengahan banyak perhatian pada hal-hal yang bersifat abstrak dan hal
yang bersifat konkrit banyakk diabaikan. Sedangakan pada masa Renaissance ini lebih
berikir secara bebas dan rasional tentang alam semesta dan kenyataan yang ada. Pada
masa ini ditemukan dua hal, yaitu dunia dalam arti luas dan dirinya sendiri yang tidak
harus mengikuti dogma-dogma apapun. Dalam masa ini filsafat dan agama Kristen
kembali memisahkan diri menjadi ilmu filsafat dan agama. (Djoko Wijono 2006:21)
Pada zaman ini, berbagai gerakan bersatu untuk menentang pola pemikiran abad
pertengahan yang dogmatis, sehingga melahirkan perubahan revolusioner (Perubahan)
dalam pemkiran manusia dan membentuk pola fikir baru dalm filsafat. Zaman ini juga
3
sering disebut sebagai Zaman Humanisme2. Ciri utama Renaissance ialah Humanisme,
Individualisme, yang lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), Empirisme, dan
Rasionalisme. Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance, melainkan kelak
pada zaman sesudahnya (zaman modern). Sains berkembang karena semangat dan hasil
Empirisme itu. Agama Kristen semakin ditinggalkan, karena semangat Humanisme itu.
Ini kelihatan dengan jelas kelak pada zaman modern. Pada zaman modern filsafat di
dahului oleh zaman Renaissance. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern.
Tokoh pertama filsafat modern adalah Descartes3 yang menghidupkan kembali
Rasionalisme Yunani, Individualisme, lepas dari pengaruh agama. Sekalipun demikian,
para ahli lebih senang menyebut Descartes sebagai tokoh Rasionalisme. (Ahmad Tafsir
2002:126-127).
Pada zaman Renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Di
antara tokoh-tokohnya adalah :
1. Nicolaus Copernicus (1473-1543)
Ia dilahirkan di Torun4, belajar di Universitas Cracow. Walaupun ia tidak mengambil studi astronomi, namun ia mempunyai koleksi buku-buku astronomi dan matematika. Ia sering disebut sebagai Founder of Modern Astronomy (Pendiri astronomi modern).
Ia mengembangkan teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan Bumi mempunyai dua macam gerak, yaitu : perputaran sehari-hari pada porosnya dan perputaran tahunan mengitari matahari. Teori itu disebut Heliocentric. Ini adalah perkembangan besar, tetapi yang lebih penting adalah metode yang dipakai Copernicus, yaitu metode mencakup penelitian terhadap benda-benda langit dan kalkulasi matematik dari pergerakan benda-benda tersebut.2. Galileo Galilei (1564-1642)
Galileo Galilei adalah salah seorang penemu terbesar dibidang ilmu pengetahuan. Ia Menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat suatu gerak parabola, bukan gerak horizontal yang kemudian berubah menjadi
2 Humanisme adalah aliran yang lahir karena kekuasaan gereja yang telah menafikan berbagai penemuan
manusia, bahkan dengan doktrin dan kekuasaan, gereja telah meredam para filosof dan ilmuwan yang
dipandang dengan penemuan ilmiahnya telah mengingkari kitab suci yang selama ini diacu oleh kaum
Kristiani. (lihat Asmoro Achmadi 2012:83) 3 Descartes adalah filosof Prancis yang lahir pada tahun 1596 dan dijuluki sebagai “Bapak Filsafat Modern”.(lihat rizal mustansyir 2001:27)4 Torun adalah salah satu kota di Polandia.
4
gerak vertical. Ia menerima pandangan bahwa matahari adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya, ia mengamati jagad raya dan menemukan bahwa bintang Bimasakti terdiri dari bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga berhasil mengamati bentuk Venus dan menemukan beberapa satelit Jupiter.3. Francis Bacon (1561-1626)
Francis Bacon adalah seorang filosof dan politikus Inggris. Ia belajar di Cambridge University dan kemudian menduduki jabatan penting dipemerintahan serta pernah terpilih menjadi anggota parlemen. Ia adalah pendukung penggunaan Scientific Methods (Metode Ilmiah)5, ia berpendapat bahwa pengakuan tentang pengetahuan pada zaman dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya bahwa orang dapat mengungkapkan kebenaran dengan Inductive Methods (Metode Penalaran)6, tetapi lebih dahulu harus membersihkan pikiran dari prasangka yang ia namakan idols (arca). Bacon telah memberi kita pernyataan yang klasik tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam Idols of the Mind (Rintangan berfikir secara jernih). (Undang Ahmad Kamaluddin 2012:43)
2. Aliran-aliran Dalam Filsafat modern
Pada abad ke-17, pemikiran renaisans mencapai kesempurnaanya pada
dirinbeberapa tokoh besar. Pada abad ini tercapai kedewasaan pemikiran, sehingga ada
kesatuan yang memeberi semangat pada abad-abad berikutnya. Pada masa ini lahir
berbagai aliran pem8ikiran :
1) Rasionalisme
Rasionalisme berasal dari dua suku kata yaitu rasio (akal/pikiran) dan isme
(paham/pendapat). Rasionalisme merupakan suatu paham filsafat yang mengatakan
bahwa “Kebenaran tertinggi terletak dan bersumber dari akal manusia”. Menurut aliran
rasionalisme akal adalah alat terpenting untuk memperoleh suatu pengetahuan dengan
cara berpikir. Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk
membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (scholastic), yang pernah diterima,
tetapi ternyata tidak mampu mengenai hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi.
Pada aliran Rasionalisme tokohnya adalah Descartes (1596- 1650 M ), Spinoza7
(1632- 1677 M), Gottfried Eilhelm von Leibniz8 (1946). (Ahmad Tafsir 2002:128)
5 Metode ilmiah adalah tubuh teknik untuk menyelidiki fenomena , memperoleh baru pengetahuan , atau mengoreksi dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya. (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/)6 Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/)7 Spinoza adalah filosof keturunan Yahudi di Amsterdam. (lihat poenjdawijaina 1986:102)8 Leibniz adalah seorang ahli pikir Jerman yang mempelajari Scholastik. ( lihat poenjdawijaina 1986:103)
5
2) Empirisme
Istilah Empirisme diambil dari bahasa Yunani yaitu emperia yang berarti coba- coba
atau pengalaman. Empirisme merupakan suatu aliran yang berpendapat bahwa
pengetahuan (kebenaran) yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan
diperoleh melalui panca indra manusia9. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu
yang sesuai dengan pengalaman manusia. Sebagai tokohnya adalah Francis Bacon ,
Thomas Hobbes10, John Locke11, dan David Hume12. Karena adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat mulai
merosot. Hal itu terjadi karena filsafat dianggap tidak berguan lagi bagi kehidupan. Pada
sisi lain ilmu pengetahuan yang bermanfaat, pasti, dan benar hanya diperoleh lewat
indra (empiri) dan empirilah satu- satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut
lahir dengan nama Empirisme. (Amsal bakhtiar 2013:98)
3) Kritisisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18, suatu zaman baru dimana seorang yang
cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan emperisme.
Zaman baru ini disebut zaman Aufklarung13. Seorang filosof Jerman Immanuel Kant
(1724-1804) menampilkan aliran ini bertujuan untuk menjembatani pertentangan antara
aliran rasional dan empiris. Sebagai latar belakangnya, Kant melihat adanya kemajuan
ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang
menggembirakan. Disisi lain, jalannya filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan
upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam.
(Poendjawijaina 1986:107)
Pada rasionalimse dan emperisme ternyata amat jelas pertentangan antara budi
dan pengalaman. Dalam kaitannya Kant mengatakan “Pengetahuan merupakan hasil
dari dua unsur; pengalaman dan kearifan akal budi. Pengalaman inderawi merupakan
9 Panca indra manusia: mata, telinga, lidah, kulit, dan hidung.10 Hobbes adalah seorang ahli piker Inggris yang lahir di Malmesbury. (lihath asmoro achmadi 2012:116)11 Jhon Locke lahir di Wrington, Bristool Inggris.IA adalah seoramh ahli hukumdan menyukai teologi filsafat kedokteran dan penelitian kimia. (lihat asmoro achmadi 2012:117)12 David hume disebut sebagai seorang skeptis, ultimate skeptic dan terutama sebagai seorang empiris. (lihat ahmad tafsir 2002:180)13 Aufklarung adalah zaman pencerahan yang muncul dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya). ( lihat Poendjawijaina 1986:107)
6
unsur a posteriori (yang datang kemudian), sedangkan akal budi merupakan unsur a
priori (yang datang lebih dahulu)“. Untuk menekan Pertentangan itu Kant mengadakan
pengalaman inderawi.14
4) Idealisme
Idealisme adalah aliran filsafat yang menjelaskan bahwa kebenaran (pengetahuan)
sesungguhnya bukan bersumber dari rasio atau empiri, melainkan dari gambaran
manusia tentang sesuatu pengamatan. Setelah Kant mengatakan tentang kemampuan
akal manusia, maka para murid Kant tidak puas terhadap batas kemampuan akal,
alasnnya karena akal murni tidak akan dapat mengenal hal yang berada di luar
pengalaman. Untuk itu dicarinya suatu dasar, yaitu suatu system metafisika (bahwa
realitas dasar terdiri atas, adanya hubungan erat dengan ide, pikiran atau jiwa) yang
ditemukan lewat dasar tindakan: Aku sebagai sumber yang sekonkret-konkretnya. Titik
tolak tersebut dipakai dasar untuk membuat kesimplan tentang keseluruhan yang ada.
Tokoh-tokoh aliran ini adalah, J.G Fichte15 (1762-1814), F.W.J. Scheling16 (1775-1854),
G.W.F Hegel17 (1770-1831), Schopenhauer18 (1788-1860).
Apa yang dirintis oleh Kant mencapai puncak perkembangan pada Hegel. Menurut
Hegel, segala peristiwa di dunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat terpenuhi,
yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah secara otomatis mengandung penjelasan-
penjelasan. Ide yang berpikir seperti itu sebenarnya adalah gerak yang menimbulakn
gerak lain. Artinya, gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menibaulkan anti tesis
(gerak yang bertentangan), kemudian menimbulkan tesis yang menibulkan tesis baru,
yang nantinya menimbulkan antithesis dan seterusnya. Inilah yang disebut sebagai
14 http://dhanalana11.blogspot.com/2013/06/aliran-aliran-yang-muncul-pada-zaman.html , diakses pada 25 November 2014, 8:43 WIB15 Johann Gottlieb Fichte adalah filosof jerman yang belajar teologi di Jena pada tahun 1708-1788. (lihat ahmad tafsir 2002:147) 16 Friedrich Wilhelm Joseph Scelling adalah idealis Jerman terbesar. (lihat ahmad tafsir 2002:149)17 George Wilhelm Friedrich Hegel adalah filosof terbesar abad ke-19. (lihat ahmad tafsir 2002:151)18 Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang melanjutkan tradisi filsafat pasca-Kant. Schopenhauer lahir di Danzig pada tahun 1788. (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/)
7
dialektika. Proses dialektika19 inilah yang menjelaskan peristiwa. (Asmoro Achmadi
2012:119)
5) Positivisme
Aliran filsafat ini lahir pada abad ke-19. Titik tolak pemikirannya, apa yang telah
diketahui adalah yang factual dan yang positif, sehingga metafisika ditolaknya.
Maksudnya, positf adalah segala hal yang Nampak seperti apa adanya, sebatas
pengalaman-pengalaman objektif. Jadi, setelah fakta diperolehnya fakta-fakta tersebut
kita atur dapat memberikan semacam asumsi ke masa depan. Menurut aliran ini,
pemikiran manusia mengalami perkembangan, mulai dari yang sangat sederhana sampai
yang modern, yaitu positif. Pada tahap ini manusia hanya mempercayai yang riil saja
berdasarkan ilmu positif (science positive) yang didasarkan pada pengamatan
(observasi) dan percobaan langsung (eksperimen). Melalui dua pembuktian ini, segala
yang berbau metafisis dibuang, karena tidak bisa dibuktikan dengan dua pendekatan
tersebut. Salah satu tokoh aliran ini adalah August Conte, Ia lahir di Montpellier,
Prancis. Menurutnya, perkembangan pemikiran manusia berlangsung dalam tiga tahap
yaitu: teologis, metafisis, ilmiah atau positif.
Tahap teologis mengarahkan manusia kepada hakekat batiniah. Disini manusia
percaya kepada kemungkinan adanya sesuatu yang mutlak. Artinya, di balik setiap
kejadian tersirat adanya maksud tertentu. Tahap metafisis, manusia hanya sebagai
pergeseran dari tahap teologis. Disini kekuatan yang bersifat adi kodrati, diganti dengan
kekuatan-kekuatan yang mempunyai pengertian abstrak, yang diintergrasika dengan
alam. Dan pada Tahap ilmiah/positif, manusia mulai mengetahui dan sadar bahwa
upaya pengenalan teologis dan metafisis tidak ada gunanya. Sekarang manusia berusaha
mencari hokum-hukum yang bersal dari fakta-fakta pengamatan yang memakai akal.
Tahap-athap ini berlaku pada setiap individu dalam perkembangan rohani dan bidang
ilmu pengetahuan.
19 Dialektika, beersal dari kata dialog yang brarti komunikasi dua arah. Istilah ini sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/)
8
Selain August Comte tokoh lainnya adalah Jhon S. Mill20 (1806-1873), Herbert
Spencer21 (1820-1903). (Asmoro Achmadi 2012:121)
6) Evolusionisme
Pengertian Evolusi secara harfiah berarti keadaan berkembang atau tumbuh.Teori
evolusi adalah hasil dari falsafah materealis yang dibayangi oleh falsafah materealistik
dan mulai tersebar pada abad ke-19.22 Aliran ini dipelopori oleh seorang Zoologi23 yang
mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu, Charles Robert Darwin (1809-1882) yang
mendomoinasi filsafat abad ke-19.
Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsep perkembangan tentang segala sesuatu
termasuk manusia yang diatur oleh hokum-hukum mekanik, yaitu survival of the fittest24
dan struggel for life(Perjuangan Untuk Hidup). Pada hakekatnya antara binatang adan
manusia dan benda apapun tidak ada bedannya. Dimungkinkan terdapat perkembangan
manusia yang akan dating lebih sempurna. Dalam pemikirannya, Darwin tidak
melahirakan sistem filsafat, tetapi pada ahli pikir berikutnya, Herbert Spencer yang
berfilsafat berdasarkan pada evolusionisme. (Asmoro achmadi 2012:122)
7) Materialisme
Materialisme adalah aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari materi
(benda). Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide ditrmpaykan
di sekundernya. Aliran ini memandang bahwa realitas seluruhnya adalah materi
belaka.25 Tokoh-tokoh aliran ini adalah: Julien de Lamettrie (1709-1751), Ludwing
Feueurbach (1804-1872), Karl Marx (1818-1883). Menurut pendapat Karl Marx, tugas
seorang filosof adalah bukan untuk menerangkan dunia, tetapi untuk mengubab dunia.
Hidup manusia itu ditentukan oleh keadaan ekonomi. Dari segala hasil tindakannya;
20 Jhon S. Mill adalah seorang filusuf impiris dari inggris. (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/)21 Spencer adaalah filosof yang filsafatnya berpusat pada teori evolusi. (lihat ahmad tafsir 2002:186)22 http://dhanalana11.blogspot.com/2013/06/aliran-aliran-yang-muncul-pada-zaman.html , diakses pada 25 November 2014, 8:43 WIB23 Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi hewan. (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/)24 survival of the fittest adalah ungkapan yang bersal dari teori evolusi sebagai cara untuk menggambarkan mekanisme seleksi alam. (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/)25http://nengberbagi.blogspot.com/2014/05/filsafat-materialisme-dan-evolusionisme.html , diakses pada 26 November 2014, 10:49WIB
9
ilmu, seni, agama, kesusialaan, hokum, politik, semuanya itu hanya endapan dari
keadaan itu, sedangkan keadaan itu sendiri ditentukan dalam sejarah.
8) Neo-Kantianisme
Aliran ini merupakan aliran filsafat yang muncul di Jeerman pada tahun 1860-an
(abad 19). Nama aliran ini berasal dari dua kata yaitu “neo” yang berate baru dan “kant”
berarti nama Imanuel Kant. Dari penggabungan dua kata tersebut Neo-Kantianisme
berarti kembali kepada Kant yaitu mengembangkan kembali unsure idealism. Metafisis,
dan dialektika.26
Aliran ini muncul karena banyak filosof jerman yang tidak puas terhadap
materialism, Positifisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis. Dan
gerakan ini disebut Neo-Kantianisme. Tokohnya antara lain Wilhelm Windelband
(1848-1915), Herman Cohen (1842-1918),Paul Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart
(1963-1939).
Istilah Neo-kantianisme dipandang searti dengan kritikisme yang bergerak dalam
dua aliran, yaitu realisme dan prakmatisme, Pemikirannya lahir untuk mencari peranan
yang dimainkan oleh akal budi manusia dalam proses mengetahui, dan nilai yang dapat
dilekatkan kepada usaha mengetahui, dan mencari hubungan antara usaha mengetahui
ini dengan dunia-luar. Pokok pembahasan neo-kantianisme membahasa teori
pengetahuan yang harus dapat menerangkan bentuk-bentuk pengetahuan yang berbeda-
beda, seperti: pengetahuan sehari-hari, pengetahua dalam ilmu pengetahuan positif dan
filsafat, pengetahuan dalam moral serta pengetahuan estetik dalam agama serta teologi.
(asmoro achmadi 2012:124)
9) Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Maka pragmatism adalah
suatu aliran yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar
dengan akibat-akibat yang bemanfaat secara praktis. Pemikiran filsafat ini lahir karena
adanya konflik antara pandangan ilmu pengetahuan dengan pandangan agama.
26 Ibid.,
10
Tokohnya Wiliam james (1842-1910) lahir di New York, memperkenalkan ide
idennya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam bidang seni, psikologi,
anatomi fisiologi dan filsafat.
Kelompok pragmatisme bersikap kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya
seperti bentuk-bentuk aliran materialisme, idealisme dan realisme. Mereka mengatakan
bahwa pada masa lalu filsafat telah keliru karena mencari hal-hal mutlak, yang ultimate,
esensi-esensi abadi, substansi, prinsip yang tetap dan sistem kelompok empiris, dunia
yang berubah serta problema-problemanya, dan alam sebagai sesuatu dan manusia tidak
dapat melangkah keluar daripadanya. (asmoro achmadi 2012:125)
10) Filsafat Hidup
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941). Pada mulanya ia belajar matematika,
dan fisika tapi ia terjun ke dalam bidang filsafat.
Pemikirannya, alam semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi
perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis.
Pemikiran filsafat Henry Bergson ini sebagai reaksi dari positivisme, materialisme,
subjektivisme, dan Realitivisme.bahwa, tugas filsafat adalah memberikan pengaruh
dalam tindakan hidup manusia. Untuk itu, filsafat tidak boleh berada dalam pemikiran
metafisika yang tidak ada manfaatnya. Dengan demikian, filsafat harus berasaskan pada
pengalaman, kemudian mengadakan penyelidikan, mampu memberikan suatu sistem
norma-norma dan nilai-nilai. (asmoro achmadi 2012:126)
11) Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata Fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang
tidak nyata dan semu. Perbedaan yang dibawakan oleh Kant antara fhenomenon atau
penampakkan realitas kepada kesadaran, dan noumenon atau wujud dari realitas itu
sendiri. Froblema untuk mengompromikan realitas dengan fikiran tentang realitas
menjadi lebih sulit karena tidak dapat mengetahui realitas tanpa hubungan dengan
kesadaran, dan tidak dapat mengetahui kesadaran tanpa hubungan dengan realitas.
Seorang filosof itu mengabdikan diri untuk menembus rahasia, filosof fenomenologi
berusaha untuk memecahkan dualisme itu. Ia memulai tugasnya dengan mengatakan :
jika memang ada pemecahan soal, maka pemecahan tersebut berbunyi “hanya
11
fenomenologi yang tersajikan kepada kita dan oleh karena itu kita harus melihatnya”.
Sebagaimana yang telah dituliskan oleh Maurice Merleau-Ponty, “Fenomena adalah
daftar-kesadaran-kesadaran sebagai tempatnya alam”
Dan yang lebih penting dalam filsafat fenomenologi sebagai sumber berpikir yang
kritis. Tokohnya Edmund Husserl (1839-1939), dan pengikutnya max Scheler (1874-
1928).
Pemikirannya, bahwa objek/benda harus di beri kesempatan untuk berbicara, yaitu
dengan cara deskriptif fenomologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya
adalah melihat hakikat gejala-gejala secara intuitif27. (asmoro achmadi 2012:127)
12) Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan sistensi atau sisto =
berdiri, menempatkan.Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang
berbagai gejala dengan berdasar eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada
(bereksistensi) dalam dunia.Pelopornya adalah Soren Kierkegaard (1831-1855), Martin
Heidegger, J.P.Sarte, Karl Japers, Gabriel Marcel.
Eksistensialisme, mengatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan
agar anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah
eksistensial mereka, melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka.
Para pendidik eksistensialis akan mengukur hasil pendidikan bukan semata-mata pada
apa yang telah dipelajari dan di-ketahui oleh anak didik, tetapi yang lebih penting
adalah apa yang mampu mereka ketahui dan alami. Oleh karena itu mereka menolak
pendidikan dengan sistem indoktrinasi.
13) Neo-Thomisme
Pada pertengahan abad ke-19, Gereja katolik banyak penganut paham Thomisme28.
Pada mulanya di kalangan gereja terdapat semadam keharusan untuk mempelajari
ajaran tersebut. Kemudian akhirnya menjadi suatu paham Thomas, yaitu : pertama:
paham yang menganggap bahwa tujuan Thomas sudah sempurna. Sebagai tugas kita
adalah memberikan tafsir sesuai dengan keadaan zaman. Kedua, paham yang 27 Intuitif adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas.(lihat http://en.wikipedia.org/wiki/)28 Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti paham Thomas Aquinas. (lihat http://en.wikipedia.org/wiki/)
12
menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas telah sempurna akan tetapi masih terdapat
hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas. Sehingga sekarang perlu diadakan
penyesuaian sehubungan dengan pekembangan ilmu pengetahuan Thomas harus diikuti,
akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa ajaran betul-betul sempurna. Ketiga paham
yang menganggap bahwa ajaran Thomas harus diikuti. (asmoro achmadi 2012:128)
3. Karakteristik Filsafat Modern
Pada filsafat abad modern ini, manusia sebagai pusat analitis yang membuat makna
pada zaman ini di sebut antroposentris. Corak filsafat zaman modern berbeda dengan
abad pertengahan, terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan.
Apabila pada abad pertengahan , otoritas kekuasaan mutlak di pegang oleh gereja
dengan dogma-dogmanya, pada zaman modern otoritas kekuasaan teletak pada
kemampuan akal manusia. Manusia pada zaman modern tidak mau diikat oleh
kekuasaan manapun, kecuali kekuasaan politiknya yang bersifat absolute (Mutlak).
(Rizal mustansyir 2001:13)
13
BAB III
14
KESIMPULAN
Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan
selama dua abad (abad ke-14 dan abad ke-15), yang ditandai dengan munculnya
gerakan Renaissance (kelahiran kembali). Tujuan utama gerakan ini adalah
meralisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat
Yunani dengan ajaran agama Kristen dan untuk mempersatukan kembali gereja-gereja
yang terpecah-pecah.
Di samping itu, para humanisme bermaksud meningkatkan suatu perkembangan
yang harmonis dari keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan
mengupayakan kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik. Renaissance akan
banyak memberikan segala aspek realitas atas segala hal yang konkret dalam llingkup
alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah. Asumsi yang digunakan,
semakin besar kekuasaan akal akan dapat diharapkan lahir “dunia baru” yang
penghuninya dapat mersa puas atas dasar kepemimpinan akal yang sehat. Munculnya
Renaissance telah membawa hidupnya kembali ilmu pengetahuan, dan banyak
perubahan social dan cultural, inilah oleh para sejarawan dianggapnya sebagai awal
zaman modern.
Dalam era filsafat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad
ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran seperti; Rasionalisme, Empirisme,
Kritisisme, Positivisme, Evolusionisme, Matrealisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme,
Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.
DAFTAR PUSATAKA
15
Muzairi. 2009. Filsafat Umum , Yogjakarta: Teras
Ahmad Kamaluddin Undang. 2012. Filsafat Manusia “Sebuah Perbandingan antara islam fan barat”, Bandung: CV Pustaja Setia
Acmadi Asmoro. 2012. Filsafat umum “edisi revisi”, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Tafsir Ahmad. 2002. Filsafat Umum “Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai Capra”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Bakhtiar Amsal. 2013. Filsafat ilmu, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Poendjawijaina. 1986. Pembimbing Kearah Filsafat, Jakarta: PT Bina Aksara
Mustansyir Rizal. 2001. Filsafat Analitik, Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Wijono Djoko. 2006 .Filsafat dan Etika Penelitian Sosial Dan Kesehatan , Surabaya: Cv. Duta Airlangga
http://dhanalana11.blogspot.com/2013/06/aliran-aliran-yang-muncul-pada-zaman.html , diakses pada 25 November 2014, 8:43 WIB
http://nengberbagi.blogspot.com/2014/05/filsafat-materialisme-dan-evolusionisme.html , diakses pada 26 November 2014, 10:49WIB
16