15
MATERI BAB XI RIBA, BANK DAN ASURANSI A. Riba Dan Hikmah Dilarangnya 1. Pengertian Riba Riba menurut bahasa berarti al-Ziyadah (tambahan). Menurut istilah, riba adalah suatu bentuk tambahan pembayaran tanpa ada ganti / imbalan sebagai syarat terjadinya transaksi utang-piutang atau pinjam- meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip mu’amalah islam. 2. Hukum Riba Para ulama sepakat bahwa hukum riba adalah haram. Dasarnya adalah firman Allah : Artinya : “… padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (Q.S. Al-Baqarah : 275) a. Riba Fadli, yaitu riba dengan sebab tukar menukar benda, barang sejenis (sama) dengan tidak sama ukuran jumlahnya. Misalnya satu ekor kambing ditukar dengan satu ekor kambing yang berbeda besarnya. b. Riba Qardhi, yaitu riba yang terjadi karena adanya proses utang piutang atau pinjam meminjam

Materi bab 11

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Materi bab 11

MATERI BAB XI

RIBA, BANK DAN ASURANSI

A.    Riba Dan Hikmah Dilarangnya

1.    Pengertian Riba

Riba menurut bahasa berarti al-Ziyadah (tambahan). Menurut istilah, riba

adalah suatu bentuk tambahan pembayaran tanpa ada ganti / imbalan sebagai

syarat terjadinya transaksi utang-piutang atau pinjam-meminjam secara batil

atau bertentangan dengan prinsip mu’amalah islam.

2.    Hukum Riba

Para ulama sepakat bahwa hukum riba adalah haram. Dasarnya adalah firman

Allah : Artinya :       “… padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”(Q.S. Al-Baqarah : 275)

a.       Riba Fadli, yaitu riba dengan sebab tukar menukar benda, barang sejenis

(sama) dengan tidak sama ukuran jumlahnya. Misalnya satu ekor kambing

ditukar dengan satu ekor kambing yang berbeda besarnya.

b.      Riba Qardhi, yaitu riba yang terjadi karena adanya proses utang piutang

atau pinjam meminjam dengan syarat keuntungan (bunga) dari orang yang

meminjam atau yang berhutang. Misalnya, seseorang meminjam uang sebesar

sebesar Rp. 1.000.000,- kemudian diharuskan membayarnya Rp. 1.300.000,- .

c.       Riba Nasi’ah, riba yang terjadi karena adanya penundaan waktu

pembayaran, dengan menetapkan dua harga, yaitu kontan atau harga

dinaikkan karena pembayaran tertunda. Misalnya si A meminjam uang Rp.

1.000.000,- kepada si B dengan perjanjian waktu mengembalikannya satu

bulan, setelah jatuh tempo si A belum dapat mengembalikan utangnya. Untuk

itu, si A menyanggupi memberi tambahan pembayaran jika si B mau

menunda jangka waktunya.

Page 2: Materi bab 11

d.     Riba Yad, yaitu riba dengan berpisah dari tempat akad jual beli sebelum

serah terima antara penjual dan pembeli. Misalnya, seseorang membeli satu

kuintal gandum. Setelah dibayar, si penjual langsung pergi sedangkan

gandum nya dalam karung belum ditimbang apakah cukup atau tidak. Jual

beli ini belum jelas yang sebenarnya.

4.      Bahaya Yang Di timbulkan Riba a.       Hilangnya keberkahan pada harta.

b.      Orang yang berinteraksi dengan riba akan dibangkitkan oleh Allah pada

hari kiamat kelak dalam keadaan seperti orang gila.

c.       Orang yang berinteraksi dengan riba akan disiksa oleh Allah dengan

berenang di sungai darah dan mulutnya dilempari dengan bebatuan sehingga

ia tidak mampu untuk keluar dari sungai tersebut.

d.      Allah tidak akan menerima sedekah, infaq dan zakat yang dikeluarkan

dari harta riba.

e.       Do’a pemakan riba tidak akan didengarkan dan dikabulkan oleh Allah.

f.        Memakan riba menyebabkan hati menjadi keras dan berkarat.

5.      Hikmah Diharamkannya Riba

Diharamkan hikmah diharamkannya riba yaitu:

a.       Menghindari tipu daya di antara sesama manusia.

b.      Melindungi harta sesama muslim agar tidak dimakan dengan batil.

c.       Memotivasi orang muslim untuk menginvestasi hartanya pada usaha-

usaha yang bersih dari penipuan, jauh dari apa saja yang dapat menimbulkan

kesulitan dan kemarahan di antara kaum muslimin.

d.      Menjauhkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaan

karena pemakan riba adalah orang yang dzalim dan akibat kedzaliman adalah

kesusahan.

e.       Membuka pintu-pintu kebaikan di depan orang muslim agar  ia mencari

bekal untuk akhirat.

Page 3: Materi bab 11

6.      Menjauhi Praktik Riba

Langkah – langkah yang harus kita lakukan agar terhindar dari riba yaitu :

a.       Membiasakan hidup sederhana, tidak boros.

b.       Membiasakan menabung apabila ada kelebihan rezeki dari Allah swt.

c.        Menghindarkan diri dari berfoya-foya selagi ada kelebihan.

d.      Menghindari kebiasaan berhutang.

e.       Mengadakan usaha bersama di bidang ekonomi, seperti koperasi di

sekolah atau di masyarakat.

f.       Rajin mensyukuri nikmat Allah SWT. dengan cara memanfaatkan untuk

kebaikan serta tidak menyia-nyiakan nikmat tersebut.

g.      Melakukan praktik jual beli dan utang piutang secara baik menurut Islam.

B.     Praktik Dan Hukum Bank

1.    Pengertian dan Tujuan Bank

Bank ialah sebuah lembaga yang bergerak menghimpun dana dari masyarakat dan

kemudian dana tersebut disalurkan kepada yang memerlukan.

Tujuan bank ialah membantu masyarakat dalam menyimpan atau meminjam baik

berupa uang maupun barang lainnya yang berharga dan menjadi penyangga

kestabilan peredaran uang.

2.    Jenis-jenis Bank

Dilihat dari segi kelembagaan keuangan, bank dapat dibagi menjadi dua pola,

yaitu :

a.       Bank primer, yaitu bank yang mempunyai fungsi sebagai perantara dan dapat

pula dan dapat pula menciptakan serta menghancurkan uang. Seperti Bank

Umum, dan Bank Pembangunan.

b.      Bank sekunder  yaitu bank yang berfungsi sebagai perantara saja. Yang

termasuk jenis ini adalah Bank Tabungan, Bank Hipotik dan Bank Finansial.

Dilihat dari fungsi, tugas dan operasionalnya bank di kelompokkan menjadi :

Page 4: Materi bab 11

a.       Bank sentral, yaitu sebuah bank milik negara sebagai sendi perekonomian

pemerintah. Tugasnya bukan semata–mata pusat peredaran uang, tetapi  juga

menjaga kestabilan nilai tukar mata uang, baik dalam maupun di luar negeri. Bank

sentral di Indonesia adalah bank Indonesia (bi),yaitu tugas pokoknya adalah

membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan nilai

rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas

kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

b.      Bank umum, yaitu bank yang mengumpulkan dananya terutama dalam bentuk

simpanan dan deposito. Fungsi utamanya memberikan kredit dan pinjaman jangka

pendek.

c.       Bank pembangunan, yaitu bank yang menerima simpanan dalam bentuk

deposito, atau mengeluarkan surat-surat berharga berjangka menengah dan

panjang yang dapat dinegosiasikan . fungsi utamanya untuk memberikan

pinjaman untuk pembangunan jangka menengah dan panjang.

d.      Bank dagang, yaitu sebuah bank dengan tujuan selain melakukan usaha bank

pada umumnya juga menyediakan kredit bagi pengusaha-pengusaha nasional

untuk mengembangkan usahanya.

e.       Bank tabungan(tabungan post),yaitu suatu bank yang berusaha mendorong

masyarakat untuk menabung uangnya berupa “current account” bentuk

pencatatan/laporan pemasukan dan pengeluaran uang ),baik secara perorangan

maupun bersama-sama mendapat bunga yang pada hakikatnya sebagian hasil dari

usaha yang di lakukan oleh badan ini.

f.       Bank hipotik, yaitu sebuah bank yang melakukan karya pembangunan dan

kemakmuran dengan suatu jaminan. Seperti memberi pinjaman pemilik tanah

untuk mendirikan bangunan, dengan jaminan rumah itu sendiri.

g.      Bank Asuransi Agraria, yaitu bank yang memberikan pinjaman, terutama

kepada suatu perkumpulan atau organisasi

h.      Bank pertanian-bank tani ,yaitu sebuah bank yang memberikan pinjaman

kepada para petani untuk mengembangkan usaha dan memenuhi kebutuhan

mereka. Dalam pelaksanaan biasanya peminjaman yang diberikan kepada petani

Page 5: Materi bab 11

melalui pengurus perkumpulannya, baik melalui koperasi, seperti KUD maupun

bentuk lainnya.

i.        Bank industri, yaitu bank yang memberi layanan peminjaman untuk

kepentingan perindustrian dan pertambangan, baik secara individu, perusahaan

maupun perkumpulannya. Di Indonesia ada Bank Industri Indonesia.

Dilihat dari segi penerapan sistem bunganya, menurut Masjfuk Zuhdi, bank

dikelompokkan menjadi :

a.       Bank konvensional yaitu sebuah lembaga keuangan yang fungsi utamanya

menghimpun dana untuk disalurkan kepada yang membutuhkan,

b.      Bank Islam, yaitu sebuah lembaga keuangan yang menjalankan operasinya

menurut hukum syariat Islam.

3.    Hukum Bank dan Perbandingan antara Bunga Bank dan Riba

a.       Persamaannya, bahwa keduanya sama-sama merupakan tambahan

pembayaran atas pinjaman sesuai dengan ketentuan atau kesepakatan kedua belah

pihak.

b.      Perbedaannya, kegiatan yang dilakukan bank tidak hanya memberikan

pinjaman tapi juga menerima simpanan. Pinjaman pada bank tidak hanya untuk

menutupi kebutuhan primer tetapi juga untuk mengembangkan usaha. Sedangkan

pada riba, menurut sejarahnya timbul semata-mata karena urusan pinjam

meminjam untuk menutupi kebutuhan primer bukan untuk mengembangkan

usaha.

Berikut pendapat ulama mengenai hukum perbankan :

a.       Kelompok yang mengharamkan

Ulama yang mengharamkan riba di antaranya adalah Abu Zahra (guru besar

Fakultas Hukum, Kairo, Mesir), Abu A’la al-Maududi (ulama Pakistan), dan

Muhammad Abdullah al-A’rabi (Kairo). Mereka berpendapat bahwa hukum bank

adalah haram, sehingga kaum Muslimin dilarang mengadakan hubungan dengan

bank yang memakai sistem bunga, kecuali dalam keadaan darurat atau terpaksa.

Page 6: Materi bab 11

Keharaman bank dikaitkan dengan pemberian bunga bank terhadap nasabah.

Bunga bank dalam pandangan para ulama ini adalah riba nasi’ah, sedangkan riba

nasi’ah terlarang dalam hukum Islam. Maka dari itu, hukum bank adalah haram.

b.      Kelompok yang tidak mengharamkan

Ulama yang tidak mengharamkan di antaranya adalah Syekh Muhammad Syaltut

dan A. Hassan. Mereka mengatakan bahwa kegiatan bermu’amalah kaum

Muslimin dengan bank bukan merupakan perbuatan yang dilarang. Bunga bank di

Indonesia tidak bersifat ganda, sebagaimana digambarkan dalam Q.S. Ali Imran

ayat 130.

c.        Kelompok yang menganggap syubhat (samar)

Bank merupakan perkara yang belum jelas kedudukan hukumnya dalam Islam

karena bank merupakan sebuah produk baru yang tidak ada nasnya. Hal-hal yang

belum ada nas dan masih diragukan ini yang dimaksud dengan barang syubhat

(samar). Karena untuk kepentingan umum atau manfaat sosial yang sangat berarti

bagi umat, maka berdasarkan kaedah usul bank masih tetap digunakan dan

dibolehkan. Namun ketentuan ini hanya untuk bank pemerintah (non swasta), dan

tidak berlaku untuk bank swasta dengan alasan tingkat kerugian pada bank swasta

sangat tinggi dibanding dengan bank pemerintah.

4.    Bank Yang Sesuai Syariat Islam

       Bank yang sesuai syariat islam adalah bank yang praktik operasionalnya

didasarkan pada alquran dan hadits.

Di dalam pelaksanaanya didasarkan atas kesepakatan suka sama suka, dan tidak

ada pihak yang dirugikan. Dan juga tidak ada praktik riba atau bunga.

5.    Produk –produk Bank Syariah

a.       Wadiah (titipan uang, barang, dan surat-surat berharga atau deposito).

b.      Mudharabah (kerja sama antara pemilik modal dengan pelaksana atas dasar

perjanjian profit dan sharing).

Page 7: Materi bab 11

c.       Musyarakah (persekutuan antara pihak bank dengan pengusaha dalam saham

pada usaha patungan).

d.      Murabahah (jual beli barang dengan tambahan harta atas dasar harga

pembelian yang pertama secara jujur.

e.       Qardl hasan (pinjaman yang baik atau bank memberikan pinjaman tanpa

bunga).

                  

C.    Praktik Dan Hukum Asuransi

1.    Pengertian dan Tujuan Asuransi

       Asuransi adalah perjanjian pertanggungan bersama antara dua orang atau

lebih. Pihak yang satu akan menerima pembayaran bila terjadi musibah,

sedangkan pihak lain (termasuk yang terkena musibah) membayar iuran yang

telah ditentukan waktu dan besar jumlahnya.

       Tujuan asuransi adalah untuk kemaslahatan dan kepentingan bersama melalui

semacam iuran. Masing-masing anggota asuransi memberikan iuran untuk

menutupi kerugian yang mungkin diderita oleh anggota lain.

2.    Asuransi Yang Islami

       Dalam buku Masail Fiqhiyah dinyatakan bahwa di kalangan ulama terdapat

empat pendapat mengenai hukum asuransi, antara lain :

a.       Pendapat pertama, mengatakan bahwa asuransi dengan segala bentuk

perwujudannya dipandang haram menurut ketentuan hukum. Artinya, melakukan

akad asuransi tidak dibolehkan. Ulama yang mengharamkan asuransi ini adalah

Abdullah al-Qalqili dan Muhammad Yusuf al-Qardawi. Dasar yang mereka

gunakan adalah :

  Asuransi pada hakikatnya sama dengan judi.

  Mengandung unsur tidak jelas dan tidak pasti.

  Mengandung unsur eksploitasi.

  Mengandung unsur riba.

  Termasuk akad sharfi, artinya tukar-menukar uang tidak dengan tunai.

  Hidup dan mati manusia dijadikan objek bisnis, yang berarti mendahului takdir.

Page 8: Materi bab 11

b.      Pendapat kedua, menyatakan bahwa asuransi dengan sagala bentuk

perwujudannya dapat diterima dalam syariat Islam. Ulama yang mendukung

pendapat ini adalah Abdul Wahab Khallaf dan Mustafa Ahmad Zarqa (Syiria),

Muhammad Yusuf Musa (Kairo). Alasan yang mereka gunakan adalah :

  Tidak ada nash Al-Quran dan hadits yang melarang asuransi.

  Ada kesepakatan antara kedua belah pihak.

  Saling menguntungkan kedua belah pihak.

  Termasuk akad mudharabah, dan juga termasuk koperasi.

c.       Pendapat ketiga, mengatakan bahwa asuransi sosial diperbolehkan, sedangkan

asuransi komersial tidak diperbolehkan, karena bertentangan dengan syariat Islam.

Pendapat ini didukung oleh ulama Abu Zahrah.

d.      Pendapat keempat, mengatakan bahwa asuransi dengan segala bentk

perwujudannya dipandang syubhat. Pendapat tersebut didukun oleh K.H. Ahmad

Azhar Basyir (Indonesia).

       Dari berbagai keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa asuransi

dibolehkan selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Artinya, hendaknya

berdasarkan asas gotong royong (ta’awun) dan perjanjian-perjanjian yang dibuat

benar-benar bersifat tolong-menolong, bukan untuk mencari laba atau keuntungan

dengan jalan yang tidak benar.

D.    Praktik Dan Hukum Tabungan

1.    Pengertian dan Tujuan Menabung

Menabung adalah kegiatan menyimpan uang dan mengumpulkannya menjadi

banyak, sehingga kebutuhan yang besar sekalipun dapat terpenuhi.

Tujuan menabung adalah mempersiapkan masa depan yang lebih baik, terutama

untuk memenuhi kebutuhan yang besar atau sulit dipenuhi karena keterbatasan

penghasilan kecuali harus dengan cara menabung.

2.    Hukum menabung

Page 9: Materi bab 11

       Islam sangat menganjurkan umatnya untuk hidup hemat. Sebagaimana sabda

Rasullullah dalam sebuah hadits, yang artinya :

“ Dari Al-Bazzar dari Thalhah, ia berkata : Rasullullah saw. Bersabda : ‘Siapa

yang hemat akan dikayakan oleh Allah dan yang boros akan difakirkan oleh

Allah…”

       Menabung dalam artian menyimpan uang agar terkumpul menjadi banyak

guna mencukupi kebutuhan hidup, terlepas dari kaitannya dengan menabung yang

berbunga, pada hakikatnya sangat di anjurkan oleh ajaran Islam .

3.    Macam-macam Tabungan

a.       Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)merupakan bentuk tabungan

yang tidak terikat oleh jangka waktu, jumlah penyetoran dan pengambilan. Tetapi

setoran pertama ditetapkan dan maksimal penarikan dua kali dalam sebulan.

b.      Taska (Tabungan Asuransi Berjangka) merupakan tabungan yang sudah

ditentukan besarnya tabungan dan jangka waktunya.

c.       Deposito, adalah tabungan masyarakat pada bank yang hanya dapat diambil

kembali dalam jangka waktu yang telah ditentukan sesuai perjanjian.

d.      Tappelpram (Tabungan Pemuda Pelajar dan Pramuka), merupakan Tabanas

khusus bagi pelajar, dan pemuda

4.    Hikmah dan Manfaat Menabung

a.       Hikmah dan manfaat menabung bagi penabung :

  Merupakan salah satu pembentuk modal.

  Membiasakan hidup hemat.

  Menyiapkan kebutuhan yang tak terduga.

  Sebagai realisasi dalam menjalankan ajaran islam tentang keharusan hidup

hemat.

Page 10: Materi bab 11

b.      Hikmah dan manfaat menabung bagi masyarakat :

  Menambah kuatnya investasi modal.

  Semakin pesat lajunya pembangunan.

  Semakin mantap dan kuat ekonomi negara.

  Mencegah praktik rentenir.

5.    Membiasakan Menabung.

       Kegiatan menabung ialah salah satu kegiatan positif, maka bagi orang yang

rajin menabung akan tertolong dengan tabungannya. Bagi pelajar kebiasaan

menabung, selain mempersiapkan masa depannya juga berarti hidup hemat