Upload
thoriq-hadi
View
148
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
MODUL PEMBELAJARAN SERVIS DAN PERBAIKAN SISTEM AC MOBIL
DISUSUN OLEH :
NOER MOH THORIQULHADI, SPd
NIP. 19730715 200801 1 009
SMK NEGERI 2 WONOGIRI
1
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
2015Halaman pengesahan
Modul pembelajaran ini telah disetujui dan disyahkan oleh Kepala SMK Negeri 2 Wonogiri dalam penggunaannya guna menunjang proses kegiatan belajar mengajar Memperbaiki sistem AC di SMK Negeri 2 Wonogiri.
Disetuji, Penyusun,
Kepala SMK Negeri 2 Wonogiri
Drs. RIYANTO Noer Moh Thoriqulhadi, SPd2
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
NIP. 19620612 199003 1 013 NIP. 19730715 200801 1009
Memperbaiki Sistem AC (Air Conditioning)
Fungsi Sistem AC (Air Conditioning)
Pada kendaraan system AC mempunyai 4 fungsi utama, yaitu:1. Mengatur temperature udara di dalam kendaraan pada temperature yang nyaman2. Mensirkulasikan udara di dalam kendaraan 3. Menjaga kelembaban udara di dalam kendaraan4. Membersihkan udara
Mengatur temperatur Mengatur sirkulasi udara
Membersihkan udara Menjaga kelembaban udara
Gambar 1. Fungsi AC pada kendaraan
Pengaturan temperature udara di dalam kendaraan dengan cara mengambil panas pada kendaraan dengan mengalirkan udara dalam kendaraan melalui evaporator atau mensuplai udara hangat ke dalam kendaraan, udara panas diperoleh dari panas ir pendingin mesin. Temperatur nyaman
3
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
sangat relative, namun secara umum berkisar 21 – 26 C, dengan kelembaban udara 40 – 50%. Kelembaban merupakan kandungan uap air di udara, kelembaban relative merupakan jumlah uap air di udara dibandingkan dengan udara yang sudah tidak dapat menyerap uap air pada suhu tersebut.
Agar pendinginan lebih merata maka saluran-saluran udara dingin dibuat lebih banyak dan sirkulasinya diarahkan ke atas, karena sifat udara dingin akan turun dengan sendirinya. Hal ini akan terbalik kalau menggunakan sistem pemanas. Pada bagian samping dekat kaca belakang dibuat ventilasi ke luar udara dari dalam ruangan, hal ini juga dimaksudkan agar sirkulasi udara terjadi dengan baik pada bagian ruangan dekat kaca belakang.
Sirkulasi udara dilakukan oleh blower, yang mengisap udara di dalam kendaraan dan di ke evaporator. Udara kotor dalam kendaraan dibersihkan oleh filter evaporator, karena sebelum udara kotor masuk ke dalam ruang terlebih dulu disaring oleh evaporator.
Selain menunjang kenyamanan keberadaan AC (Air Conditioning) juga menunjang keamanan saat mengendara. Pada saat hujan karena temperature di luar kaca dingin oleh air hujan, sehingga mengambil panas pada kaca, akibatnya kaca bagian dalam akan terjadi pengembunan. Kaca menjadi terhalang oleh embun sehingga menghalangi pandangan pengemudi ke jalan. Mengemudi dengan jarak pandang yang rendah sangat berbahaya.
Beban panas pada kendaraan
Beban AC pada kendaraan yaitu: 1. Panas dari matahari2. Manas dari mesin maupun saluran knalpot3. Panas dari penumpang
Gambar 2. Beban AC
4
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Pada siang hari cuaca yang panas beban AC lebih besar dari pada pada cuaca mendung. Radiasi panas sinar matahari menerpa kendaraan sehingga kendaraan menjadi panas, apalagi kendaraan banyak bagian kaca yang mudah tertembus sinas matahari maka beban matahari semakin besar. Panas juga berasal dari panas mesin dan knalpot, untuk mencegah panas mesin dan knalpot masuk ke dalam ruang penumpang maka dipasang isolator panas pada bagian penyekat ruang mesin dengan ruang penumpang, dan pada lantai kendaraan yang dekat dengan saluran knalpot. Semakin banyak jumlah penumpang semakin besar panas yang dikeluarkan oleh penumpang, sehingga beban AC juga semakin tinggi.
Komponen Utama dan Prinsip kerja AC
Pada sistem AC terdapat 6 komponen utama, yaitu: Kompresor, kondensor, receiver, katup expansi, evaporator dan saluran/pipa.
Gambar 3 Komponen utama sistem AC dan lay outnya pada kendaraan
Sistem AC terdiri dari dua bagian utama:
1. Komponen tekanan tinggi
a. Kompresor berfungsi menghisap Refrigeran dari bagian tekanan rendah dan mendorong /menekanan ke bagian tekanan tinggi, atau berfungsi sebagai pompa yang mensirkulasi Refrigeran dan menciptakan perbedaan tekanan referigerant pada sisi rendah dan tinggi.
b. Kondensor berfungsi melakukan proses kondensasi yaitu merubah Refrigeran dari wujud uap menjadi wujud cair, melalui proses
5
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
pendinginan atau pelepasan panas. Gambar 4. Komponen tekanan tinggi
c. Receiver berfungsi sebagai filter yaitu menyaring kotoran pada cairan Refrigeran hasil kondensasi, memisahkan Refrigeran bentuk uap dan bentuk cair dan menyerap uap air yang terkandung pada refigerat (fungsi dryer) karena pada receiver terdapat zeolite yang dapat menyerap uap air.
d. Saluran tekanan tinggi untuk mengalirkan Refrigeran pada tekanan tinggi yaitu 15 kg/cm2
e. Katup ekpansi merupakan katup pembatas tekanan rendah dengan tekanan tinggi. Pada katup expansi Refrigeran dalam bentuk cair mengembang dengan cepat melalui lubang kecil pada katup expansi menjadi bentuk uap.
2. Komponen tekanan rendah
a. Evaporator merupakan komponen tempat Refrigeran berubah dari wujud cair menjadi wujud uap. Proses penguapan Refrigeran membutuhkan panas yang diperoleh dengan menyerap panas pada udara yang melewati evaporator.
b. Saluran tekanan rendah untuk mengalirkan Refrigeran pada tekanan rendah yaitu 2,1 kg/cm2.
Gambar 5. Komponen tekanan rendah
Prinsip Kerja AC
Prinsip kerja AC adalah menyerap panas udara yang masuk kedalam kendaraan, dimana udara dilewatkan evaporator, sehingga udara yang masuk menjadi lebih dingin. Evaporator merupakan bagian sistem AC yang paling dingin, bagaimana evaporator menjadi dingin?
Saat sistem AC di On kan, maka tenaga putar poros engkol diteruskan untuk memutar poros kompresor AC. Refrigeran di dalam kompresor dalam bentuk uap ditekan oleh piston kompresor sehingga tekanan naik sampai 15 kg/cm2 , selanjutnya Refrigeran mengalir ke kondensor. Di kondensor Refrigeran didinginkan sehingga temperatur turun dari 70C menjadi 60C , sehingga Refrigeran berubah wujud dari bentuk uap menjadi cair.
Refrigeran mengalir ke receiver, di receiver kotoran cairan Refrigeran hasil kondensasi disaring, zeolite pada receiver menyerap uap air yang terkandung pada refigerat, dan Refrigeran
6
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
bentuk uap dan bentuk cair dipisahkan sehingga Refrigeran yang keluar dari receiver benar-benar bentuk cair.
Refrigeran mengalir ke katup expansi, di katup expansi Refrigeran dalam bentuk cair mengembang dengan cepat melalui lubang kecil pada katup expansi menjadi bentuk uap. Tekanan turun dari 15 kg/cm2 menjadi 2,1 kg/cm2, temperatur turun dari 60C menjadi kurang dari 0C. Refrigeran dalam bentuk uap mengalir ke evaporator, proses penguapan Refrigeran membutuhkan panas yang diperoleh dengan menyerap panas pada udara yang melewati evaporator. Proses pengaliran udara melalui evaporator dilakukan oleh blower motor. Udara masuk pada blower dengan temperatur 30C, setelah melewati evaporator turun menjadi 5C. Refrigeran bentuk uap selanjutnya dihisap oleh kompresor, untuk disirkulasikan dalam sistem AC.
Gambar 6 Prinsip kerja AC
Kualitas pendinginan tergantung dari jumlah penguapan Refrigeran pada evaporator, semakin banyak penguapan semakin banyak panas yang diserap untuk membantu penguapan, sehingga semakin udara yang mampu didinginkan semakin banyak. Proses penyerapan dilakukan secara konduksi oleh sirip pendingin pada evaporator sehingga harus dipastikan sirip pendingin tidak kotor.
Kompresor
Kompresor berfungsi menghisap Refrigeran dari bagian tekanan rendah dan mendorong /menekanan ke bagian tekanan tinggi, atau berfungsi sebagai pompa yang mensirkulasi
7
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Refrigeran dan menciptakan perbedaan tekanan referigerant pada sisi rendah dan tinggi pada sistem AC.
Kompresor AC ada beberapa tipe, diantaranya:1. Model DoublePiston
Gambar 7. Kompresor model bouble piston
Kompresor model ini memiliki dua buah piston yang dihubungkan ke poros engkol menggunakan batang piston. Saat poros engkol berputar maka piston akan bergerak naik-turun. Gerakan turun digunakan untuk menghisap Refrigeran dari evaporator masuk ke dalam silinder kompresor. Gerakan naik digunakan untuk menekan Refrigeran sehihan tekanan naik, melalui katup keluar Refrigeran mengalir ke kondensor. Kelebihan kontruksi ini sangat sederhana, kelemahan pada stabilitas aliran rendah.
2. Model Woble Plate
8
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Gambar 8. Kompresor model Woble plate
Kompresor model woble plate memiliki 5 piston, yang dihubungkan dengan cam rotor melalui coneting rod. Cam rotor ditempelkan woble plat dengan dipisahkan oleh roller bearing. Woble plate dihubungkan ke kopling magnet. Saat kopling magnet berfungsi, putaran poros engkol mesin akan memutar woble plat. Putaran woble plate menyebabkan cam rotor akan bergerak naik-turun. Gerakan cam rotor menyebabkan piston bergerak naik turun secara bergantian. Gerakan turun digunakan untuk langkah hisap, gerakan naik digunakan untuk langkah tekan. Kelebihan model ini aliran Refrigeran lebih stabil, kelemahan konstruksi lebih rumit.
3. Model Swash Plate
Gambar 9. Kompresor model Swash plate
Kompresor model swash plate menggunakan piston yang bekerja pada kedua sisinya, jadi kompresor 5 piston sama dengan memiliki 10 piston, kompresor 6 piston sama dengan memiliki 12 piston. Saat poros kompresor berputar, maka swash plate juga berputar, gerak putar swash plate menyebabkan piston gerak bolak balik. Sisi depan piston melakukan proses tekan, maka sisi piston lagi melakukan proses hisap. Kelebihan model ini adalah stabilitas sirkulas sangat baik karena mempunyai piston yang banyak dan konstruksi sederhana.
4. Model Scoll
Kompresor model scroll memiliki komponen utama scrol yang diletakkan pada silinder, pada dinding silinder terdapat saluran masuk, disisi tutup silinder terdapat saluran keluar. Kontruksi scroll berbentuk spiral seperti spiral obat nyamuk bakar. Saat scroll diputar maka referigeran yang terjebak pada ujung spiral akan ditekan, karena saat diputar volume semakin kecil. Model scroll termasuk kompresor gerak putar, berbeda dengan model piston, woble plate dan swash plate yang menggunakan gerak bolak-balik piston.
9
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Gambar 9. Kompresor model scrol
5. Model Vane
Kompresor model vane termsuk kompresor gerak putar (rotary). Komponen utama kompresor adalah sebuah rotor yang dipasang 3 vane. Saat rotor berputar vane akan terlempar keluar oleh gaya centrifugal sehingga selalu menempel pada rumah rotor. Rumah rotor berbentuk silinder, pada dinding silider terdapat saluran masuk , pada tutup silinder terdapat saluran keluar. Pemasangan rotor tidak satu sumbuh dengan silinder atau pemasangan secara esentrik, sehingga menciptakan kerapatan dengan dinding silinder yang berbeda.
Gambar 10. Prinsip kerja kompresor vane
10
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Saat rotor berputar maka terdapat salah satu sisi vane yang berhubungan dengan saluran masuk volumenya semakin membesar, sehingga Refrigeran terhisap masuk ke kompresor. Bila vane sudah melewati saluran masuk maka pemasukan terhenti dan Refrigeran maka ditekan, karena volume ruangan semakin mengecil. Gerak putar rotor membuat volume semakin kecil sampai vane melemati saluran keluar dan Refrigeran akan keluar e kondensor.
Gambar 11. Kontruksi kompresor model vane
Peminda Tenaga Putar
Tenaga putar kompresor diperoleh dari putaran poros engkol mesin, dengan cara mentrasmisikan tenaga mesin melalui puli mesin menggunakan belt ke puli kompresor. Agar transmisi tenaga optimal maka tegangan belt harus sesuai spesifikasi dan belt harus kondisi baik.
Gambar 12. Pemasangan belt penggerak kompresor
11
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Antara puli kompresor dengan poros kompresor dipasang kopling magnet. Prinsip kopling magnet dengan cara membuat lilitan pada inti besi, bila lilitan dialiri listrik maka inti besi menjadi magnet, dan menarik plat besi sehingga menempel pada puli. Plat besi yang ditarik dihubungkan dengan kompresor, sedangkan puli kompresor dihubungkan dengan puli mesin melalui belt, sehingga saat mesin berputar maka kompresor juga akan berputar. Untuk memutus putaran mesin ke kompresor dengan cara mematikan aliran listrik ke lilitan kopling magnet.
Gambar 13. Kopling magnet
Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas refrigerant sehingga terkondensasi menjadi cair dengan tekanan yang tinggi. Kondensor ditempatkan di depan radiator. Jumlah panas yang dilepaskan refrigerasi dalam kondensor sama dengan panas yang diserap dalam evaporator ditambah panas kerja yang diperlukan kompresor untuk menekan refrigrant. Semakin banyak panas yang dilepas dalam kondensor,maka semakin besar pula efek mendinginkan yang akan diperoleh dari evaporator.
Gambar 14. Kondensor
12
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Pada kondensor akan terjadi perubahan bentuk Refrigeran, karena kondensasi yang dilakukan kondensor. Perubahan bentuk tersebut dari gas menjadi cair. Supaya pendinginan/kondensasi dari Refrigeran lebih sempurna, maka pemasangan kondensor perlu memperhatikan arah aliran udara yang membantu proses pendinginan kondensor. Pemasangan kondensor pada mobil biasanya ditempatkan di depan radiator supaya dapat dialiri udara waktu mobil berjalan. Guna meningkatkan proses pelepasan panas maka dipasang kipas pendingin kondensor secara elektrik.
Receiver
Receiver berfungsi sebagai filter yaitu menyaring kotoran pada cairan Refrigeran hasil kondensasi, memisahkan Refrigeran bentuk uap dan bentuk cair dan menyerap uap air yang terkandung pada refigerat (fungsi dryer) karena pada receiver terdapat zeolite yang dapat menyerap uap air. Ga,bar di bawah menunjukan konstruksi receiver untuk Refrigeran R134a dan R12.
Receiver R134a Receiver R12
Gambar 14. Receiver
Pada receiver terdapat saliran masuk dan saluran keluar. Saluran masuk dihubungkan ke kondensor sedangkan saluran keluar dihubungka ke katup ekpansi. Pada receiver juga terdapat kaca pandang (sigh glass) untuk melihat sirkulasi Refrigeran dan menentukan jumlah Refrigeran. Jumlah Refrigeran cukup baik bila kaca terlihat bening, saat AC di hidupkan akan terlihat gelembung beberapa saat kemudian akan terlihat bening lagi.
13
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Katup Ekpansi
Katup expansi merupakan katup pembatas tekanan rendah dengan tekanan tinggi. Katup ekpansi merupakan saluran yang sangat kecil, sehingga saat Refrigeran melewati katup ekpansi maka Refrigeran dalam bentuk cair mengembang dengan cepat sehingga berubah menjadi bentuk uap. Katup ekpansi yang mengontrol jumlah/ debit aliran Refrigeran.
Terdapat 4 model model katup ekspasi yaitu: Orifice tube, Thermal Exspansion Valve External Equalizing, Thermal Exspansion Valve Internal Equalizing dan Exspansion Valve tipe Box
Orifice Tube Thermal Exspansion Valve External Equalizing
Thermal Exspansion Valve Internal Equalizing Exspansion Valve tipe Box
Gambar 15. Katup ekspansi
14
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Evaporator
Evaporator merupakan komponen tempat Refrigeran berubah dari wujud cair menjadi wujud uap. Proses penguapan Refrigeran membutuhkan panas yang diperoleh dengan menyerap panas pada udara yang melewati evaporator.
Bentuk dan konstruksi evaporator tidak berbeda dari kondensor, tetapi fungsi kedua-duanya berlainan. Pada kondensor panas, zat pendingin harus dikeluarkan agar terjadi perubahan bentuk zat pendingin dari gas ke cair. Prinsip ini berlaku sebaliknya pada evaporator, zat pendingin cair pada kondensor harus diubah kembali menjadi gas dalam evaporator. Dengan demikian evaporator harus menyerap panas. Agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan sempurna, pipa-pipa evaporator juga diperluas permukaannya dengan memberi kisi-kisi (elemen) dan kipas listrik (blower), ini dilakukan supaya udara dingin juga dapat dihembus ke dalam ruangan.
Pada rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul di sekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan membesihkan kotoran-kotoran yang menempel pada kisi-kisi evaporator, karena kotoran-kotoran in akan turun bersama air.
Gambar 16. Evaporator
Suhu evaporator mempengaruhi efisiensi pendinginan, jika suhu evaporator lebih rendah dari 0′C maka akan terjadi pembekuan pada pipa-pipa evaporator. Pembekuan tersebut mengurangi efisiensi pendinginan. Suhu evaporator yang normal antara 0,5′C sampai 15,6′C.
Suhu pipa evaporator dapat diatur dengan menggunakan saklar thermoststik akan memutus kopling magnet sehingga kompresor tidak dapat bekerja. Cara lain untuk mengendalikan pembekuan pada evaporator adalah dengan memasang katup by pass gas panas. Katup tersebut dipasang pada pipa pengeluaran evaporator. Gas panas dari katup by pass tersebut menjadi
15
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
tersebut menjadi satu dengan refrigeran kemudian masuk dalam kompresor. Dengan adanya gas tersebut suhu evaporator naik sehingga pembekuan dapat dicegah.
Selain dengan katup by pass, suhu evaporator dapat dikontrol dengan katup pengatur tekanan. Tekanan dalam evaporator mempengaruhi suhu evaporator. Jika tekanan evaporator naik, maka katup akan membuka dan tekanan yang lebih akan keluar ke saluran masuk kompresor, sebaliknya jika tekanan turun, katup akan menutup.Ada 3 macam model evaporator :
1.Evaporator model plat fin (rusuk)2.Evaporator model supertine fin3.Evaporator model drawn cup.
HOSE / SELANG AC
Hose/ selang AC berfungsi sebagai saluran yang mengalirkan Refrigeran pada system AC. Terdapat dua selang AC yaitu selang tekanan tinggi dan tekanan rendah. Pada selang AC dipasang saliran untuk memeriksa tekanan pada selang, mengosongkan dan mengisi Refrigeran, Sampai saat ini selang tekanan tinggi dan rendah menggunakan NBR ( Nitrile Butadiene Rubber) Jika tetap digunakan selang R12 untuk sistem R134a akan menyebabkan kebocoran refrigeran pada selang High Press atau Low Press. Dengan demikian selang pada high press dan low press dianjurkan juga
Gambar 17. Selang AC
Refrigeran
Refrigeran merupakan bahan pendingin pada AC. Bahan pendingin/refrigerant yang mengandung H (Hidro), C (Chloro), F (Fluoro) dan C (Carbon) atau lebih dikenal dengan HCFC dan CFC dan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Refrigeran (R-12, R22, R134a).
Bahan Pendingin yang mengandung FLUOR (Refrigeran)
16
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
1. R-12, CFC (Chloro Fluoro Carbon)
Refrigerator (Kulkas) Water Dispenser
AC Mobil (< 1993)
2. R-22, HCFC (Hidro Chloro Fluoro Carbon)
AC Ruangan/Gedung (AC Split, AC Window) AC Sentral/Chiller
3. R-134a, HFC (Hidro Fluoro Carbon)
Refrigerator (Kulkas) Water Dispenser
AC Mobil (< 1993)
AC Central/Chiller
Kelemahan Bahan Pendingin Sintetis (CFC,HCFC,HFC)
1. CFC – R12 dan HCFC – R22
Merusak Lapisan Ozon Menimbulkan Pemanasan Global
Beracun
2. HFC – R134a
Menimbulkan Pemanasan Global Beracun
Pada tahun 1985-1988 dipublikasikan tentang ditemukannya fenomena perusakan lapisan ozon yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan refrigeran (refrigerant) R12 pada sistem AC Mobil. Dari sini berkembang untuk mengatur penggunaan dan jadwal produksinya sehingga semaksimal mungkin tidak lagi menggunakan refrigeran R12 pada mobil-mobil yang diproduksi sejak 1989.
Hingga tahun 1995 sudah dicapai hingga penggunaan refrigeran R12 sudah kurang dari 50% pada industri otomotif saat itu, bahkan papda tahun 1997 dilaporkan tidak lebih dari 15% produksi otomotif yang masih menggunakan refrigeran R12 tersebut pada sistem AC nya.Targetnya adalah tahun 2000 lalu semua produksi otomotif tidak lagi diperbolehkan menggunakan Refrigeran R12 pada produksi barunya.
17
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Gambar 18. Refrigeran
Untuk konsekuensi di atas, dibuatlah refrigeran pengganti R12 tadi, yaitu R134a dengan tetap memiliki sifat yang sama dengan R12 yaitu antara lain: Merupakan senyawa kimia utama yang stabil untuk membawa panas dan tidak mudah terbakar.- Memiliki karakteristik tidak berbau, tidak berwarna dan tidak bersifat korosif juga tidak beraun.Pada refrigeran R134a dibuat agar seminimal mungkin tidak menipiskan lapisan ozon. Karakter Molekul R12 (CCI2F2), diameter = 4,4Å. Karakter Molekul R134a (HC2HCF3), diameter = 4,2Å. Maka akan terlihat perbedaan karakter molekul R134a yang lebih kecil dibanding R12.
Pelumas AC
Pelumas AC atau oli AC dibuat khusus untuk sistem AC. Fungsi pelumas yaitu untuk mencegah komponen yang bergesekan dari keausan. Komponen yang bergesekan adalah kompresor AC, keausan kompresor dapat menyebabkan kinerja kompresor turun sehingga kinerja AC juga menurun. Pelumas AC pada sistem AC bercampur dengan refrigeran, sehingga bila pelumas berlebihan akan menurunkan kualitas pendinginan. Berikut beberapa pelumas AC:
18
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Gambar 19. Pelumas AC
Pengisian zat pendingin
Sebelum pengisian refrigeran dilakukan terlebih dahulu sistem divakum, hal ini bertujuan untuk : menghilangkan/ menghisap uap air yang beredar dalam system. Udara yang mengandung uap air akan mempercepat proses pembekuan zat pendingin di dalam sistem akibatnya saluran-saluran akan tersumbat es.
Pekerjaan ini harus dilakukan, pada setiap pengisian sistem yang sudah kosong/habis, atau sistem yang baru pertama kali diisi. Lamanya memvakum 15 menit. Kran tekanan tinggi dan rendah dibuka, sehingga udara dan uap air dapat dikeluarkan dari dalam sistem oleh pompa vakum.
Gambar 20. Proses pevakuman
19
Manometer tekanan rendah
Manometer tekanan tinggi
KranKran
Pompa vakum
Kompresor
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Sebagai contoh lihat tabel di bawah ini yang menggambarkan titik uap air di dalam kevakuman.
Besarnya vakummm Hg
Titik uap air0C
723,9741,2753,4755,9758,4
3221101
- 12
Dengan memperhatikan tabel di atas, apakah yang terjadi bila dalam sistem AC terdapat uap air, sedangkan pada saluran hisap kompresor saja temperatur refrigeran sudah -200C.
Cara pengisiana. Mengisi pada saluran tekanan tinggib. Mengisi pada saluran tekanan rendah
Untuk mengetahui penuh atau tidaknya sistem waktu diisi ada 3 cara yaitu :a. Dengan melihat pada gelas/kaca kontrol saringanb. Dengan melihat tekananc. Mengisi sesuai dengan berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem menurut buku
manual
Mengisi pada saluran tekanan tinggi
20
a. Untuk pekerja yang belum begitu berpengalaman, lebih
baik mengisi Refrigeran pada tekanan tinggi, karena
selama pengisian kompresor tidak bekerja menekan zat
pendingin berbentuk cair.
b. Tekanan Refrigeran pada tabung harus dinaikkan dengan
cara memanaskan refrigeran dalam alat pengisian khusus
(charging station)
c. Kran tekanan rendah ditutup, dan tekanan tinggi dibuka
d. Tabung refrigeran dibalik, agar yang masuk ke dalam
sistem adalah refrigeran cair.
e. Dengan cara ini katup dan bagian lain kompresor tidak
bekerja berat karena cairan itu tidak akan kembali ke
ruangan kompresor tapi terus mengalir ke kondensor.
Gambar 21.Mengisi pada saluran tinggi
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Supaya penuhnya pengisian zat pendingin ke dalam sistem dapat diketahui ada tiga cara yang
dapat dilakukan, yaitu:
1. Dengan melihat pada gelas/kaca kontrol saringan
21
Pengisian dilakukan pada saluran hisap (s) kompresor
a. Kran tabung refrigeran dibuka, kran saluran tekanan tinggi
ditutup
b. Kran tekanan rendah manometer dibuka sedikit/pelan-
pelan saja agar refrigeran yang masuk berupa gas, sesuai
dengan keadaan refrigeran yang masuk pada saluran hisap
kompresor pada waktu sistem bekerja normal.
c. Tabung refrigeran tidak boleh dibalik karena tabung yang
terbalik menyebabkan refrigeran masuk berben-tuk cair
akibatnya kompresor lebih cepat rusak.
d. Karena tekanan saluran hisap kompresor cukup rendah,
maka pengisian pada saluran hisap ini lebih mudah
dilakukan, tapi keamanan pada kompresor kurang terjamin
Mengisi pada saluran rendah
Gambar 22.Mengisi pada saluran rendah
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Sistem yang terisi penuh pada putaran mesin di
atas 2000 rpm tidak akan terlihat gelembung –
gelembung refrigeran pada gelas kontrol
Gelembung – gelembung refrigeran, yang terlihat
pada gelas kontrol menunjukkan pengisian yang
kurang dan bila dilihat tekanannya dengan
manometer maka akan terlihat tekanannya belum
tercapai sesuai data (b)
2. Dengan manometer
Tekanan refrigeran dalam sistem dapat dilihat
pada manometer – manometer
Bila tekanan pada saluran tekanan rendah
sudah menunjukkan 1,5 – 2 bar (21 – 29 psi),
dan saluran tekanan tinggi 14,5 – 15 bar (200 –
213 psi), hal ini menunjukkan sistem sudah
terisi penuh.
Cara ini, dapat dilakukan bila kita sudah
memastikan sistem AC bekerja normal.
Kedua metode diatas lebih cepat dan praktis untuk dilakukan akan tetapi kita tidak dapat
mengetahui berat/banyaknya refrigeran yang diisikan dalam sistem
3. Mengisi sesuai dengan berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem menurut buku
manual
22
Gambar 22.Mengisi pada saluran rendah
Gambar 23. Sigh glass (kaca kontral)
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Cara ini dilaksanakan bila ada ketentuan berat refrigeran yang harus diisikan ke dalam sistem
AC. Yang paling sederhana cara ini dapat dilakukan seperti gambar 1, yaitu dengan mengukur
berat tabung refrigeran sebelum proses pengisian dilakukan, berat refrigeran yang masuk ke
dalam sistem dapat ditentukan dengan berkurangnya berat tabung refrigeran.
Pada gambar 2 diperhatikan alat khusus pengisian (charging station) yang sudah mempunyai
tabung skala untuk berat refrigeran yang masuk ke dalam sistem, alat ini juga dilengkapi
dengan manometer, sistem pemanas dan pompa vakum listrik.
Salah satu segi keuntungan dari cara ini adalah : kita dapat memastikan secara langsung
harga refrigeran yang diisikan karena refrigeran yang dijual dari pabrik juga berbentuk
satuan berat di dalam tabung silinder.
Gambar 23. Mengisi berdasarkan berat refrigerant
Pengetesan Sistem AC
Bermacam cara dapat dilaksanakan untuk pengetesan sistem AC, antara lain :
1. Tes tekanan 2. Tes temperatur Tes kebocoran
23
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Gambar 24. Sistem AC
24
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Tes tekanan
Kondisi NormalPutaran mesin 2000 rpm
Sistem AC yang bekerja normal saluran hisap
kompresor, zat pendingin harus berupa gas dengan
tekanan 1,5 – 2 bar (21 – 29 psi). Pada saluran
tekan kompresor zat pendingin masih berbentuk
gas dengan tekanan 14,5 – 2 bar (200 – 213 psi).
Besar tekanan ini juga berlaku sampai zat
pendingin masuk ke katup ekspansi. Zat pendingin
berubah bentuk dari gas menjadi cair karena
didinginkan oleh kondensor.
Tekanan zat pendingin diturunkan oleh katub ekspansi, dalam evaporator zat pendingin
mengambil panas di sekelilingnya, berubah bentuk menjadi gas dan kembali ke saluran hisap (5)
Kompresor. Proses berulang terus seperti semula.
Sistem AC tidak bekerja normalKedua manometer menunjukkan tekanan yang rendah dari semestinya.
Tekanan yang kurang pada saluran tekan dan
saluran hisap kompresor menunjukkan zat
pendingin yang beredar dalam sistem volumenya
sudah berkurang.
Kekurangan zat pendingin yang sudah diisi
penuh disebabkan kebocoran pada sistem,
akibatnya sistem AC bekerja tidak efisien (AC
kurang dingin).
Bila tekanan tinggi diukur setelah saringan, hal
ini bisa menunjukkan saringan sudah kotor.
25
Gambar 25. Kondisi normal
Gambar 26. Kedua tekanan rendah
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Kedua manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar
Pengisian zat pendingin terlalu banyak.Tekanan
pada bagian tekanan tinggi akan na-ik, volume zat
pendingin yang disemprotkan katup ekspansi
akan lebih besar, menyebabkan saluran tekanan
rendah naik pula tekanannya.
Pendingin kondensor yang kurang baik,
menyebabkan temperatur evaporator menjadi
naik, dan tekanan pipa kontrol katup ekspansi
akan naik juga mengakibatkan katup ekspansi
akan selalu membuka. Tekanan kedua bagian
saluran tekanan tinggi & rendah akan naik.
Bila manometer menunjukkan tekanan yang lebih besar lagi pada kedua saluran, hal ini
berarti ada uap air yang beredar dalam sistem. Pengisian zat pendingin yang terlalu banyak
harus dihindari, karena sistem AC bekerja lebih berat dan terasa kurang dingin.
Manomater tekanan rendah lebih tinggi dan manometer tekanan tinggi lebih rendah
Gambar 28. Tekanan rendah tinggi Tekanan tinggi rendah
Kebocoran pada bagian – bagian yang berge-sekan
dari kompresor seperti katup – katup cincin torak,
menyebabkan kompresor tidak bekerja dengan baik.
Langkah tekan kompresor tidak menghasilkan
tekanan yang lebih tinggi dan temperatur eva-porator
naik, katup expansi akan selalu terbuka.
Katup – katup kompresor yang rusak akan
menyebabkan zat pendinginan yang ditekan akan
mengalami kebocoran kebagian saluran hisap,
akibatnya saluran hisap tekanannya akan lebih
naik/tinggi dan bagian saluran tekanan, tekanannya
akan turun/rendah.
26
Gambar 27. Kedua tekanan tinggi
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
1. Tes temperatura. Mengukur temperatur udara dalam saluran evaporator
Pengetesan kemampuan sistem AC dengan cara ini masih pada putaran mesin 2000 rpm,
AC bekerja dengan beban penuh dan pengetesan dengan manometer menunjukkan sistem
tidak ada kesalahan.
Tabel perbandingan temperatur udara luar dan temperatur udara dalam saluran evaporator di
bawah ini, dapat dijadikan pedoman untuk tes temperatur.
Temperatur udara luar(ºC)
Temperatur udara dalam saluran
evaporator (ºC)15 4 – 620 4 – 626 4 – 732 5 – 837 7 – 10
Gambar 28. Mengukur temperature udara dari evaporator
Bila temperatur udara pada saluran evaporator : 4 - 6ºC hal ini berarti pada waktu kopling
magnet menhubung adalah : 6ºC dan waktu melepas 4ºC.
b. Mengukur temperatur ruangan AC & kelembaban udara
Prosentase kelembaban udara relatif yang lebih besar dapat diturunkan oleh sistem AC,
karena udara yang basah/lembab akan dikeringkan oleh evaporator, hal ini terlihat adanya
tetesan air (kondensasi) di sekitar pipa – pipa evaporator. Dengan Higrometer kita dapat
mengukur kelembaban udara dalam ruangan AC, kelembaban udara yang ideal adalah 45 –
50% dengan temperatur ruangan 20 - 22ºC.
27
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
2. Mengetes kebocoran
Mengetes kebocoran zat pendingin pada sistem dapat
dilakukan dengan macam – macam cara, secara sederhana
dapat dilakukan dengan memeriksa sambungan –
sambungan instalasi pipa memakai busa sabun, atau
dengan kompor nyala api sipiritus.
Gambar di sebelah memperlihatkan alat detektor
elektronik yang dapat mencari kebocoran refrigeran dari
sistem.
Gambar 30.
Pemeriksaan Sistem AC dengan Memeriksa Temperatur Selang
PemerIksaan sistem AC secara sederhana dapat dilakukan dengan memegang selang AC, dan menginterprestasikan hasilnya. Pada kondisi normal maka selang tekanan rendah temperaturnya dingin, dan pada selang tekanan tinggi lebih panas.
Gambar 31 Pemeriksaan temperatur selang AC
Kondisi Receiver Tersumbat
Bila receiver tersumbat maka temperatur selang tekanan tinggi setelah receiver menjadi hangat, bahkan bila tersumbat berlebihan maka selang menjadi dingin
28
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
Gambar 31 Pemeriksaan temperatur selang saat receiver tersumbat
Kondisi Selang ke Kondensor Tersumbat
Bila selang ke kondensor tersumbat maka temperatur selang tekanan tinggi setelah bagian yang tersumbat menjadi hangat, bahkan bila tersumbat berlebihan maka selang menjadi dingin
Gambar 32 Pemeriksaan temperatur selang ke kondensor tersumbat
29
Modul Pembelajaran Air ConditionerTKR –SMKN 2 WONOGIRI 2015
DAFTAR PUSTAKA
NEW STEP 1 PT Toyota Astra Motor Technical Service Division, Servis Training 2014.
Buku Perbaikan dan servis sistem AC Armico 2014.
30