Upload
el-hafiy
View
882
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
AL-HAKIM, AL-HAKIM, TOLOK UKUR PERBUATAN TOLOK UKUR PERBUATAN DAN KETERIKATAN HUKUM DAN KETERIKATAN HUKUM
SYARA’SYARA’
Oleh :
Muhammad Riza Rosadi
PENDAHULUANPENDAHULUAN
Manusia adalah sebaik-baik penciptaan : (Aqal & Potensi Kehidupan)
Manusia hidup dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya
PENDAHULUANPENDAHULUAN
Agar pemenuhan berjalan dengan baik (ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan), harus diketahui status hukum BAIK & BURUK perbuatan dan benda
Harus diketahui siapa AL HAKIM yang berhak mengeluarkan hukum tentang baik dan buruk
AL HAKIMAL HAKIM
Al Hakim : Siapa yang berhak menetapkan status hukum Baik atau Buruk atas perbuatan manusia & benda
- Manusia dengan Aqal dan kecenderungan yang dimiliki ?
- Allah SWT sebagai Khaliq yang menciptakan manusia ?
AL HAKIMAL HAKIM
Hukum Benda & Perbuatan dapat ditinjau dari segi :
1. Faktanya : apakah benda dan perbuatan tsb ? 2. Apakah sesuai dengan fitrah & kecenderungan
manusia ? 3. Pujian dan celaan atas benda & perbuatan ?
AL HAKIMAL HAKIM
Penetapan hukum dari segi Fakta dan Fitrah dapat dijangkau oleh aqal manusia
Namun penetapan hukum dari segi Pujian & Celaan di dunia, serta Pahala & Siksa di akhirat tidak dapat dijangkau aqal dan hanya wewenang Allah SWT (QS. Yusuf : 40)
TOLOK UKUR PERBUATANTOLOK UKUR PERBUATAN
Manusia berbuat sesuai dengan tolok ukur Baik & Buruk serta Terpuji & Tercela
Tolok ukur tersebut tidak boleh ditentukan oleh aqal dan hawa nafsu manusia, sebab manusia
- Sering keliru (QS. Al Baqarah 216) - Sering merusak (QS. Ar Ruum 21)
TOLOK UKUR PERBUATANTOLOK UKUR PERBUATAN
Tolok ukur perbuatan harus berasal dari Syara’
- Kaedah Syara’ : Baik & Buruk - Kaedah Syara’ : Terpuji & Tercela
Manusia hidup : memenuhi kebutuhanPemenuhan berjalan baik jika
menghasilkan : Ketenangan, Ketenteraman dan kebahagiaan :- Tidak berdasar aqal dan hawa nafsu - Allah SWT mengutus Rasulullah saw untuk menunjukkan yang baik dan mana yang buruk.(QS. Al Balad : 10)
KETERIKATAN PADA HUKUM SYARA’
KETERIKATAN PADA HUKUM SYARA’
• Manusia dimintai pertanggungjawaban setelah diutusnya rasul (QS. Al Isra’ : 15)
• Manusia tidak dapat lagi membantah setelah diutusnya rasul (QS. An Nisaa’ : 165)
• Setiap muslim wajib menyesuaikan seluruh amal perbuatannya dengan hukum Allah SWT yang dibawa Rasulullah saw.(QS. Al Hasyr : 7)
KETERIKATAN PADA HUKUM SYARA’
• Wajib tunduk dan patuh (sebagai bukti iman) dengan segala keputusan Allah SWT yang dibawa rasul-Nya (QS. An Nisaa’ : 65)
• Iman diterima berdasarkan amalnya (HR.Atthabrani)
• Peringatan Allah SWT bagi yang kurang amalnya (HR. Ahmad)
• Beramal jangan ditunda-tunda(HR. Muslim dan Turmudzi)
TERIMA KASIH WASSALAMU’ALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKAATUHU