Modul praktek s1

Embed Size (px)

Citation preview

PETUNJUK PRAKTIKUMBIOKIMIAPRODI S1 KEPERAWATAN Disususun oleh :Elni Sumarni, S.SiDan TIM Biokimia STIKesLABORATORIUM BIOKIMIA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI2012CAIRAN TUBUH(AIR LIUR DAN CAIRAN EMPEDU)Tujuan Percobaan1. Mempelajari sifat dan susunan air liur2. Mempelajari sifat dan susunan empeduPrinsip PercobaanAir LiurPenetapan pH air liurPada kisaran pH tertentu suatu indicator akan memberikan perubahan warna sesuai dengan kadar H+ dalam air liur yang di periksaUji BiuretReaksi Biuret adalah reaksi terhadap adanya paling sedikit 2 ikatan peptide. Pereaksi biuret bereaksi dengan protein membentuk komplek koordinasi antara ion Cu2+ dengan gugus CO dan NH pada ikatan peptide.Uji MolishReaksi ini disebabkan adanya dehidrasi asam anorganik pekat terhadap karbohidrat membentuk furfural atau turunannya seperti hidroksimetilfurfuralUji PresipitasiProtein dapat di presipitasi oleh asam asetatEmpeduUji GmelinPenambahan asam nitrat pada pigmen empedu akan menghasilakn ssenyawa hasil oksidasi yang berwarna. HNO3 merupakan oksidator kuat. Oleh oksidator bilirubin akan timbul bermacam-macam warna : billirubin = orange-merah. Biliverdin = hijau, Mesobilirubin = kuning. Mesobiliverdin = hijau-biru. Mesobilicyanin = biru-violet.Uji PettenkoferAsam-asam empedu yang terdapat dalam empedu terutama sebagai garam emepedu bereaksi dengan furfural membentuk turunan berwarna.Fungsi Empedu sebagai emulgatorEmulsi adalah suatu suspense metastabil yang terbentuk dari dua atau lebih jenis zat cair yang tidak dapat larut satu sama lain. Untuk dapat menstabilkan emulsi dibutuhkan komponen ketiga yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Garam emepdu dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga ia berperan pada proses emulsifikasi lemak dalam usus.Alat dan BahanAlat : Tabung reaksi + Rak, pipet tetes, botol semprot, beaker glass, Bahan: Air liur, cairan empedu, NaOH 10%, CuSO4, Preaksi molish, H2SO4 pa, minyak goreng, kertas lakmus, indicator universal, asam asetat 10% HNO3 Pa Iod 5% Sukrosa 5%Prosedur PercobaanPercobaan Air LiurPenetapan pH air liurCelupkan indicator universal kedalam air liur yang tidak disaringCocokan warna pada indicator dengan standar warna pH untuk menentukan pH air liurUji BiuretMasukan 2 ml air liur kedalam tabung reaksiTambahkan 0,5 mL NaOH 10% campur dengan baikTambahkan larutan CuSO4 tetes demi tetes sampai terjadi perubhan warna.Uji MolishMasukan 2 ml air liur kedalam tabung reaksiTambahkan 2 tetes preaksi molish, campur dengan baikTambahkan 2 ml H2SO4 Pa alirkan melalui dinding tabung sehingga tidak bercampur.Amati perubahan warna yang terjadi!Uji PresipitasiMasukan 2 ml air liur yang di saring kedalam tabung reaksiTambahkan 1 tetes asam asetat, campur dengan baikAmati dan catat apakah presipitasi amorf terbentuk?Percobaan Cairan EmpeduSifat Fisik Cairan EmpeduAmati sifat fisik empedu : warna, bau cairan empedu, dan reaksi cairan empedu (pH)Uji Musin (lendir)Buat larutan cairan empedu encer. Hancurkan empedu kemudian tambahkan 25-50 ml air.Asamkan 20 ml cairan empedu dengan asam asetat 10%, maka musin semacam lendir akan mengendap.Saring dengan kertas saring, endapan diamatiUji FigmenUji GmelinMasukan 3 ml cairan empedu encer kedalam tabung reaksi.Tambahkan HNO3 Pa, melalui dinding tabung usahakan agar kedua cairan tidak bercampur.Amati perubaham warna yang terjadi pada perbatasan kedua cairan. Bila ada berarti uji positifUji SmithMasukan 3 ml cairan empedu encer kedalam tabung reaksi.Tambahkan 2 tetes preaksi smith. Jangan di campur!Uji positif menunjukan terbentuknya cincin hijau tua atau biru kehijauan diantara kedua lapisanUji asam empedu (Uji Pettenkofer)Masukan 2 ml cairan empedu encer kedalam tabung reaksi.Tambahkan 5 tetes sukrosa 5%. Kocok hingga merata.Tambahkan H2SO4 pa melalui dinding tabung, usahakan agar kedua larutan tidak tercampur.Uji positif menunjukan terbentuknya cincin warna diantara kedua lapisanUji Fungsi Empedu sebagai EmulgatorSediakan 2 tabung reaksi masing-masing di isi dengan 3 ml airPada kedua tabung tambahkan 2 tetes minyak goringPada tabung pertama tambahkan 3 ml cairan empedu encer.Kocok kedua tabung. Amati peubahan yang terjadi.Data Hasil PengamatanAir LiurUji yang dilakukanHasilPerubahan warnapH air liurUji BiuretUji MolishUji PresipitasiSifat Fisik cairan empeduUjiHasil pengamatanWarnaBauReaksi Cairan/pHUji Sifat EmpeduUji HasilPerubahan warnaUji MusinUji GmelinUji SmithUji PettenkoferUji EmulgatorTabung 1Tabung 2ENZIMTujuan Percobaan1. Membuktikan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim2. Membuktikan pengaruh suhu pada aktivitas amylase air liur3. Membuktikan pengaruh pH pada aktivitas amylase air liur4. Membuktikan pengaruh konsentrasi enzim pada aktivitas amylase air liurPrinsip PercobaanPengaruh SuhuSuhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak dapat bekerja. Kenaikan suhu lingkungan akan menaikan energy kinetic enzim dan akan meningkatkan frekuensi benturan antar molekul enzim dengan dan substrat, pada suhu tertentu akan di capai kecepatan reaksi maksimum, bila suhu ditingkatkan terus maka jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengakami denaturasi.Pengaruh pHEnzim bekerja pada kisaran pH tertentu. Bila dilakukan pengukuran aktivitas enzim pada beberapa variasi pH, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktivitas maksimum antara pH 5.0 9.0. kecepatan reaksi akan berlangsung maksimal pada pH optimum.Pengaruh KonsentrasiPeningkatan konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik. Dapat dikatakan dikatakan bahwa kecepatan reaksi enzimatik berbanding lurus dengan konsentrasi enzim.Alat dan BahanAlat : Tabung Reaksi + rak, thermometer, beaker glass, Bunsen, kasa, kaki tiga.Bahan : Saliva, Aquadest, Amilum 1 %, preaksi Iod, Preaksi Benedict, HCl, asam asetat, Na-Karbonat, es batu.Prosedur KerjaPengaruh suhuSediakan 4 tabung reaksi masing-masing di isi dengan 1 ml air liur + 1 ml NaCl 1% + 3 mL amilum kocok dengan baik.Letakan tabung 1 pada suhu 100C (es)Letakan tabung 2 pada suhu 250C (suhu ruang)Letakan tabung 3 pada suhu 370C Letakan tabung 4 pada suhu 800C selama 10 menitPindahkan masing-masing isi tabung menjadi 2 bagian. Satu bagian di uji dengan Iod dan satu bagian lagi di uji dengan Benedict.Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Pengaruh pHSediakan 4 tabung reaksi masing-masing di isi dengan 1 ml air liur + 3 ml amilum Pada tabung 1 tambahkan 2 ml HClPada tabung 2 tambahkan 2 ml AsetatPada tabung 3 tambahkan 2 ml NaClPada tabung 4 tambahkan 2 ml Na-karbonat Ke empat tabung simpan dalam penganas air suhu 370C selama 10 menitPindahkan masing-masing isi tabung menjadi 2 bagian. Satu bagian di uji dengan Iod dan satu bagian lagi di uji dengan Benedict.Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Pengaruh Konsentrasi EnzimSediakan 4 tabung reaksi masing-masing di isi dengan 1 ml NaCl 1% + 3 ml amilum tabung 1 1 ml air liur, tabung 2 2 ml air liur, tabung 3 3 mL air liur dan tabung 4 4 mL air liur kocok dengan baik.Ke empat tabung simpan dalam penganas air suhu 370C selama 10 menitPindahkan masing-masing isi tabung menjadi 2 bagian. Satu bagian di uji dengan Iod dan satu bagian lagi di uji dengan Benedict.Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Data Hasil PengamatanPengaruh SuhusuhuHasilUji IodUji benedict 100C250C370C800CPengaruh pHpHHasilUji IodUji benedict 1579Pengaruh Konsentrasi EnzimKonsentrasi enzimHasilUji IodUji benedict 1x2x3x4xURINETujuan1. Mengetahui sifat-sifat fisik urine2. Menunjukan adanya protein dalam urine3. Menunjukan adanya laktosa dalam urine4. Menunjukan adanya gula dalam urinePerinsip PercobaanPemeriksaan MakroskopiJumlah /Volume, Jumlah urine merupakan banyaknya urine yang dieksersikan seseorang.Bau, urine baru berbau aromatis karena adanya sedikit asam organic yang mudah menguap. Bila didiamkan akan berbau amoniak hasil fermentasi. Pada penderita DM urine berbau asetonWarna, normal kuning muda jernih karena adanya urochome. Urobilin dan uroeryhtrinBuih, bila dikocok akan berbuih, tidak berwarna, akan hilang. Bila ada bilirubin warna buih akan kuning dan lama menetap.Kekeruhan, bila didiamkan akan mengeruh karena adanya mucus dan urin menjadi alkalis akibat fermentasi ureum menjadi amoniak.Rasa, asin (NaCl)Keasaman, pH 4,8 7,5 umumnya 6Berat jenis(BJ), BJ single specimen (urine sewaktu): 1,002 1,030. BJ 24 hours specimen (urine 24 jam) 1,015 1,025Uji ObemeyerGugus hidroksil dioksidasi oleh preaksi obemeyer yang mengandung FeCl3 dalam HCl Pa, membentuk warna biru indigo yang larut dalam kloroform Albumin urineBila urin dipanaskan maka urine akan mengendap. Dalam suasana basa fosfat dan karbonat juga akan mengendap. Untuk membedakan albumin dari fosfat dan karbonat di gunakann asam asetat. Albumin akan tetap mengendap, sedangkan fosfat dan karbonat akan larut dalam suasana asamUji RubnerLaktosa bila di panaskan dengan amoniak dan NaOH akan terbentuk kompleks yang berwarna merah, sedangkan gula lainnya kuning.Urine BenedictGlukosa mempunyai kemampuan merduksi Cu2+ menjadi Cu+ membentuk endapan CuO2. Tergantung dari besar kecilnya endapan akan menunjukann warna endapan yang berbeda dari mulai biru kehijauan sampai merah bata.Alat dan BahanAlat : Tabung reaksi + rak, beaker glass, thermometer, Bunsen, kaki tiga, kasa, Bahan : urine normal, urine glomerulonephritis, urine DM, urine Ibu hamil/menyusui asam asetat, larutan benedict, amoniak, NaOH, peraksi obemeyer, idikator pHProsedur KerjaPemeriksaan makroskopisPemeriksaan makroskopis dilakukan pada urine normal, diperiksa : Volume urine - BuihSuhu urine- KekeruhanBJ urine- RasaBau - KeasamanWarnaPercobaan obemeyerMasukan 2 ml urine normal kedalam tabung reaksiTambahkan 3 ml preaksi obemeyer, biarkan beberapa menit.Tambahkan 1 ml chloroform melalui dinding tabung, usahakan jangan tercampurindigo blue oleh chloroform dalam urine. Albumin urinePanaskan 3 ml urine penderita glomerulonephritis sampai mendidihHasil terbentuk endapan putih tambahkan 2 tetes asam cuka hasilnya endapan putih akan menetap.Uji RubnerMasukan 3 ml urine ibu hamil/menyusui kedalam tabung reaksi.Tambahkan 2ml amoniak dan 3 tetes NaOH 10% Panaskan dalam penganas airHasil warna merah, akan hilang jika dipanaskan lama menjadi kecoklatanUrine BenedictMasukan 1 ml urine DM ke dalam tabung reaksiTambahkan 3 ml benedict, panaskan dalam penganas airHasil endapan kuning sampai merah bataData Hasil PengamatanPemriksaaan MakroskopisYang diamatiHasil Volume urineSuhu urinometerSuhu urineBJ pada urinometerBau Warna Buih Kekeruhan Rasa Keasaman / pHUji klinisUji Urin klinisUrin NormalHasilPerubahan warnahasilPeubahan warnaObemeyer Albumin urine Laktosa urineGlukosa urineDARAHTujuan Percobaan 1. Menemtukan Hb darah2. Menentukan golongan darah ABO3. Menentukan leukosit dan trombosit darah4. Menentukan masa Pendarahan dan masa pembekuanPrinsip PercobaanHemoglobinMetode sahliKadar Hb dalam darah ditentukan melalui penambahan HCl 0,1N sehingga akan didapat asam hematite, lalu di encerkan menggunakan aquadest sampai warna yang didapat sesuai dengan standardMetode photometerKadar Hb ditentukan dengan mengukur absorpsi larutan hemoglobin yang berwarna pada panjang gelombang 540 nm.Laju Endapan Darah (LED)Laju endapan darah (LED) menganbarkan komposisi plasma dan perbandingan dan perbandingan antara eritrosit dengan plasma. Darah dengan anti koagulan yang di masukan kedalam tabung berlumen kecil akan diletakan tegak lurus, akan menunjukan pengendapan eritrosit dengan kecepatan yang ditentukan oleh rasio permukaan : volume eritrositGolongan darah ABOSystem ABO, yang ditentukan oleh seorang patolog Amerika kelahiran Australia bernama Karl Landsteiner pada tahun 1900, merupakan hal yang penting dalam perbankan darah. Antigen utama dalam system ini disebut anti A dan anti B. gen yang menentukan adanya aktifitas A atau B terdapat pada kromosom no.9 orang normal berumur diatas 6 bulan selalu mempunyai antibody yang dapat bereaksi anti A atau anti B apabila antigen bersangkutan tidak terdapat dalam eritrositnya sendiri.LeukositDarah tepi mengandung leukkosit yang berkisar antara 3800-10000 sel/mm3. Leukosit ini dapat dihitung dengan mengencerkan darah dengan larutan TURK sehingga dapat dihitung dengan dengan menggunakan bilik hitung di lihat pada mikroskop dengan perbesaran 10xTrombositCara manual untuk menentukan trombosit adalah menghitung trombosit dalam sample darah yang di encerkan dalam ammonium oksalat, dibawah mikroskop fase kontras.Masa PendarahanPembuluh darah kafiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu tersumbat oleh trombosit yang mengumpal. Waktu yng diperlukan trombosit untuk menutup luka disebut masa pendarahan. Masa Pembekuan Darah yang ada dalam tubuh harus mempunyai kemampuan untuk membeku. Pembekuan tersebut sangan dipengaruhi oleh serat fibrinogen yang terkandung dalam darah. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan serat fibrinogen atau mulai membeku darah disebut masa pembekuan. Hemolisis DarahPenambahan berbagai senyawa pelarut organic denaturasi protein hemolisisAlat dan BahanAlat: Sahli set, pipet mikro, tabung reaksi, rakwestergen, tabung westergen, bulp, objek glass, pengaduk lunak, kamar hitung. Mikroskop, lancet, stopwatch.Bahan: Larutan HCl 0,1N, Amonium oksalat 10%, Na-sitrat 3,8%. Serum anti A, anti B, larutan TURK, aquades, kapas, kloroform, ether, aseton, Prosedur kerjaMetode SahliIsi tabung sahli dengan HCl 0,1N sampai tanda angka 2Hisap darah dengan pipet mikro sebanyak 20L Hapus kelebihan darah pada ujung luar pipet dengan mengunakan tissueMasukan darah kedalam tabung sahli, kocokBiarkan 5 menit untuk pembekuan asam hematinEncerkan dengan aquades sedikit demi sedikit sampai didapat warna yang sama dengan standardBaca hasil dinyatakan dalam satuan gr/dlLaju endapan darah (LED)Siapkan larutan Na-sitrat 3,8% kedalam tabung reaksi sebanyak 0,4 mlMasukan darah sebanyak 1,6 ml kedalam tabung yang berisi Na-sitratCampur dengan gerakan melingkar perlahan-lahanHisap dengan tabung westergen sampai dengan tanda 0 mmBiarkan tabung dalam keadaan tegak lurus dalam rak westergen selama 1 jamBaca kolom plasma dengan satuan mm/jamGolongan darahTeteskan 3 tetes darah pada objek glassTeteskan serum anti A, anti B dan anti ABCampur masing-masing tetesan dengan mengunakan pengaduk lunak.Amati bagian mana yang ada aglutinasiLeukosit Pipet 400l larutan TURK, lalu keluarkan sebanyak 20L Masukan 20L darah kedalam tabung berisi larutan TURK, kocok perlahan-lahanTutup kamar penghitung dengan penutupnya agar tutup menempel, tetesi dengan airIsap bahan periksaan kemudian teteskan dikamar penghitung sampai penuh, tetapi jangan sampai banjir, diamkan selama 1 menit.Periksa dibawah mikroskop, hitung senua leukosit pada 1 bidang kecil yang berada ditengah-tengahNyatakan leukosit dalam satuan sel/mm3 darah Trombosit Pipet 4 ml larutan ammonium oksalat 10% masukan kedalam tabung reaksi Masukan 20L darah kedalam tabung berisi ammonium oksalat, kocok lalu diamkanIsap bahan periksaan kemudian teteskan dikamar penghitung sampai penuh, tetapi jangan sampai banjir, diamkan selama 1 menit.Periksa dibawah mikroskop, hitung semua trombosit pada 1 bidang kecil yang berada ditengah-tengahNyatakan trombosit dalam satuan sel/mm3 darah Masa pendarahan Bersihkan daun telingan bagian bawah dengan kapas alcoholTusuk dengan lancet hidupkan stopwatchLap luka dengan tissue setiap 15 detik sampai luka berhenti berdarahHitung waktunya!Masa pembekuan Bersihkan bagian jari tengah dengan kapas alcoholTusuk dengan lancet hidupkan stopwatch, lalu teteskan 2-3 tetes darah kedalam objek glassSetiap 15 detik dicek tetesan darah dengan pengadukMatikan stopwatch jika sudah terbentuk serat fibrinogen. Catat waktunyaHemolisis darahSediakan 3 tabung masing-masing diisi dengan 2 tetes chloroform, ether, dan asetonKedalam tabung masing-masing tambahkan 3 tetes darahPusingkan pada 2000rpm selama 5 menitAmati perubahan yang terjadiData Hasil PengamatanNoPercobaanHasil1Hb2LED3Golongan Darah4Leukosit5Trombosit6Masa pendarahan7Masa pembekuanHemolisis DarahSenyawaHasilchloroformEther Aseton Format Laporan praktikumJUDUL PRAKTIKUMTujuanPrinsip PercobaanAlat dan BahanAlat :Bahan:Skema KerjaData Hasil Pengamatan Kesimpulan