18
By : ROSLIANA DEWI, SKp., MH.Kes. PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN (I) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI Program Study S1 Keperawatan https://stikeskotasukabumi.wordpress.com

Patofisiologi sistem endokrin 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Patofisiologi sistem endokrin 1

By :

ROSLIANA DEWI, SKp., MH.Kes.

PATOFISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN (I)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI

Program Study S1 Keperawatan

https://stikeskotasukabumi.wordpress.com

Page 2: Patofisiologi sistem endokrin 1

A. PENDAHULUAN

1. Gambaran UmumBerinteraksi dgn sistem saraf utk mengatur & mengkoordinasi aktivitas tubuh.Pengendalian diperantarai oleh hormon yg dilepaskan kedalam cairan tubuh, diabsorbsi kedlm aliran darah, dibawa ke sistem sirkulasi menuju sel target.Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon.

Page 3: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan………..

2. KarakteristikTidak memiliki duktus.Biasanya mensekresi lebih dari satu jenis hormon.Konsentrasi hormon dlm sirkulasi rendah.Memiliki persediaan pembuluh darah yang baik.

Page 4: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan………..

3. Aktifitas yg diatur :Reproduksi & laktasi.Proses sistem kekebalan.Keseimbangan asam basa.Keseimbangan cairan & elektrolit.Metabolisme karbohidrat, protein, lemak & asam nukleat.Digesti, absorpsi & distribusi nutrien.Mengatur tekanan darah.Adaptasi terhdp perubahan lingkungan.

Page 5: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan………..

4. Pengaturan Kecepatan & Jumlah Sekresi Hormon : 1. Dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar sejenis hormon dlm

darah (diproduksi oleh kelenjar itu sendiri atau oleh kelenjar lain) atau oleh kandungan non hormon ( mis. glukosa & kalsium).

2. Mekanisme kontrol umpan balik :a. Umpan balik negatif.

Peningkatan kadar hormon/non hormon mengakibatkan inhibisi sekresi hormon.

a. Umpan balik positif.Kadar hormon / non hormon mengakibatkan peningkatan sekresi kelenjar endokrin.

1. Dapat distimulasi oleh impuls saraf yang menjalar disepanjang serabut saraf.

Page 6: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan………..

5. Penyakit-Penyakit Sistem Endokrin :

a. Gangguan primer yg mengubah konsentrasi hormon Penyakit endokrin dapat terjadi akibat kelebihan atau

kekurangan pembentukan hormona. Gangguan primer pada reseptor

Gangguan primer pada tingkat reseptor tampak pada pasien2 dgn hiperkolesterolemia homozigos familial. Pada kelainan ini terdapat kekurangan reseptor lipoprotein densitas rendah (LDL) sehingga sel2 diseluruh tubuh tidak mampu mengambil kolesterol yaitu suatu lemak yg dlm keadaan normal bersirkulasi dlm plasma dan berkaitan dgn fraksi lipoprotein LDL.

Page 7: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan………..

6. Penanganan penyakit endokrin :

Penyakit endokrin adalah penyakit yg disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan hormon, defisiensi diobati dengan mengganti hormon yg kurang, sedangkan kelebihan diobati dgn mengangkat secara pembedahan seluruh atau sebagian kelenjar bekerja berlebihan, atau dengan memberikan obat-obatan yg menghambat atau merusak jaringan yg membuat hormon.

Page 8: Patofisiologi sistem endokrin 1

B. PATOFISIOLOGI KEL. ENDOKRIN

1. KEKURANGAN HIPOFISIS / PITUITARYInsufisiensi hipofisis dapat diakibatkan oleh beberapa proses patologik yaitu tumor hipofisis yg merusak sel2 hipofisis normal, trombosis vaskular yg mengakibatkan nekrosis kel hipofisis, penyakit granulomatosa infiltratif yg merusak hipofisis dan destruksi sel2 hipofisis yg bersifat idiopatik atau autoimun.

Page 9: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan……

Pada anak-anak :Terjadi gangguan pertumbuhan akibat defisiensi pelepasan GH.

Cebol (dwarfism) mrpkan konsekuensi dari defisiensi ini.

Ketika anak tsb mencapai pubertas, tanda2 seksual sekunder dan genitalia gagal berkembang, memperlihatkan perkembangan intelektual yg lamban.

Pada orang dewasa :Krn orang dewasa telah menyelesaikan pertumbuhannya maka tinggi tubuh pasien dewasa normal.

Manifestasi adalah timbulnya kepekaan yg luar biasa terhdp insulin dan terjadi hipoglikemia puasa, penurunan libido dan impotensi.

Page 10: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan……

2. KELEBIHAN HIPOFISIS / PITUITARYGigantisme dan akromegali disebabkan krn sekresi GH yg berlebihan.

Disebabkan tumor hipofisis yg mensekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yg mengarah pada pelepasan GH secara berlebih.

Page 11: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan……

Pada anak-anak :Terjadi pertumbuhan longitudinal sangat cepat, dan menjadi seorang raksasa (gigantisme).

Pada orang dewasa :Kalau pertumbuhan sudah selesai maka tdk akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang2 dan jaringan lunak (akromegali).

Tangan tdk saja menjadi lebih besar tetapi bentuknya menyerupai persegi empat.

Kaki juga menjadi lebih besar dan lebih lebar.

Page 12: Patofisiologi sistem endokrin 1

2. ADRENAL

Jenis Hormon1. Glukokortikoid

Meliputi kortikosteron, kortisol dan kortison. Kortisol adalah hormon yang paling utama.

1. MineralokortikoidMeliputi aldosteron.

1. Gonadokortikoid (Hormon Seks)Umumnya mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan oleh kelenjar gonad.

Page 13: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan…..

1. Sindrom Cushing Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yg diakibatkan oleh efek

gabungan peningkatan kadar glukokortikoid dlm darah yg menetap.

Glukokortikoid mempunyai efek katabolik dan anti anabolik pada protein, menyebabkan penurunan kemampuan sel2 pembentuk protein utk mensintesis protein. Sebagai akibatnya terjadi kehilangan protein pada jaringan kulit, otot, pembuluh darah dan tulang.

Page 14: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan….

Secara klinis kulit akan mengalami atrofi dan mudah rusak, luka sembuh dgn lambat, rupture serabut2 elastis pada kulit menyebabkan tanda regang berwarna ungu atau striae. Otot mengalami atrofi menjadi lemah, penipisan dinding pembuluh darah dan melemahnya jaringan penyokong perivaskular menyebabkan mudah timbul luka memar.

Tulang menjadi rapuh dan menyebabkan keadaan osteoporosis.

Pengobatan sindrom cushing dapat dgn adrenalektomi total dan diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik atau dgn agen kimia yg mampu menghambat atau merusak sel2 kortek adrenal yg mensekresi kortisol.

Page 15: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan….

2. Aldosteronisme Aldosteronisme adalah keadaan klinis yg diakibatkan oleh produksi

aldosteron secara berlebihan.

Efek aldosteron berkaitan dengan keseimbangan elektrolit dan cairan. Aldosteron meningkatkan reabsorsi natrium tubulus proksimal ginjal dan menyebabkan ekskresi kalium dan ion hidrogen.

Konsekuensi kelebihan aldosteron adalah retensi natrium dan air, peningkatan volume cairan ekstra sel dan hipertensi.

Selain itu juga terjadi hipernatremia, hipokalemia dan alkalosis metabolik.

Page 16: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan….

Ada 2 jenis aldosteronisme yaitu primer karena adanya tumor dan sekunder yg timbul pada keadaan dimana terdapat penurunan tekanan arteriola aferen glomerulus ginjal shg menyebabkan perangsangan sistem renin angiotensin (pada gagal jantung kongestif, sirosis hati dan sindrom nefrotik).

Pengobatan aldosteronisme primer adalah adrenalektomi parsial, reseksi adenoma yg mensekresi aldosteron dan adrenalektomi subtotal atau total pada penderita hiperplasia adrenal.

Page 17: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan….

3. Sindrom Kelebihan Androgen

Hirsutisme adalah mrpkan ekspresi klinis yg paling sederhana dan dini dari kelebihan androgen.

Hirsutisme didefinisikan sebagai pertumbuhan rambut yg berlebihan ada wanita dengan pola distribusi yg khas pria pada sekujur wajah, periareolar, abdominal dan daerah sakral. Keadaan ini dapat disertai kebotakan.

Pengobatan kelebihan androgen berkaitan dengan patologiknya. Bila mrpkan bagian dari sindrom cushing maka perbaikan sindrom

cushing akan memberikan perbaikan.

Page 18: Patofisiologi sistem endokrin 1

Lanjutan….

Pengobatan kelebihan androgen berkaitan dengan patologiknya. Bila mrpkan bagian dari sindrom cushing maka perbaikan sindrom

cushing akan memberikan perbaikan. Pasien dengan hirsutisme sederhana atau idiopatik dapat diberikan

pengobatan supresi androgen dengan :1. Kontrasepsi oral2. Kortikosteroid sintetik3. Spironolaktron4. antiandrogen