14
Pembabakan Karya Sastra Bella Aprimanti Utami Keken Gevindani Mory Kartika Pika Afriyeni Sri Handayani Yoga Beja Prandica

Pembabakan karya sastra

Embed Size (px)

Citation preview

Pembabakan Karya Sastra

Bella Aprimanti Utami

Keken GevindaniMory KartikaPika AfriyeniSri HandayaniYoga Beja Prandica

Pembabakan Karya Sastra

1. Angkatan Balai Pustaka

2. Angkatan Pujangga Baru

3. Angkatan ‘454. Angkatan ‘665. Angkatan 2000

Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pustaka berdiri pada tahun 1920 oleh penerbit Balai Pustaka. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar).

Pembabakan Karya Sastra

Pembabakan (periodisasi) karya sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda dengan periode yang lain.

Angkatan Balai Pustaka

Ciri - Ciri Tema berkisar tentang konflik

adat antara kaum tua dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa

Bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu

Dipengaruhi tradisi lokal dan daerah setempat seputar  romantisme

Unsur nasionalisme belum jelas Bersifat didaktis (harus

memberikan pendidikan budi pekerti)

Gaya bercerita yang bertele-tele

Contoh Puisi Bahasa Bangsa dan

Tanah Air karya Muhammad Yamin

Siti Nurbaya, dan Anak dan Kemenakan karya Marah Rusli

Salah Asuhan karya Abdul Muis

Tak Putus Dirundung Malu, Dian yang Tak Kunjung Padam, dan Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sultan Takdir Alisyahbana

Angkatan Pujangga Baru

Munculnya angkatan pujangga baru dilatarbelakangi oleh majalah sastra Pujangga Baru (Juli 1933), selain itu juga sebagai reaksi dari ketatnya sensor di balai pustaka. Angkatan pujangga baru menginginkan nasionalisme lebih dikobarkan agar bisa menjadi penyemangat rakyat dalam perjuangan kemerdekaan.

Angkatan Pujangga Baru

Ciri-Ciri Tema yang diangkat ialah

kehidupan modern tidak mempersoalkan tradisi

Bersifat dinamis dan individualis

Nafas nasionalisme sudah jelas

Bahasa yang digunakan adalah “kata-kata pujangga” atau kata-kata indah dan cenderung romantic

Kesamaan dengan angkatan 20 tendesius, didaktis

Contoh Manusia Baru karya

Sanusi Pane Layar Terkembang

karya Sultan Takdir Alisyahbana

Di Bawah Lindungan Ka’bah karya HAMKA (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)

Angkatan ‘45

Angkatan ‘45 adalah penamaan bagi karya-karya para pengarang pada tahun 1940-an, yaitu pada zaman penjajahan Jepang dan zaman kemerdekaan Indonesia. Karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar.

Angkatan ‘45

Ciri-Ciri Lebih terbuka Tema dan setting yang

menonjol adalah revolusi Bahasa yang digunakan adalah

bahasa sehari-hari Corak isi lebih realis, naturalis

dan ekspresionisme Lebih mementingkan isi

daripada keindahan bahasa Individualisme  sastrawan lebih

menonjol, dinamis, dan kritis Jarang menghasilkan roman

seperti angkatan sebelumnya Terpengaruh dunia internasional

Contoh Puisi Aku, Isa, Kepada

Peminta-Minta, Yang Terhempas dan yang Terputus karya Chairil Anwar

Keluarga Gerilya dan Pemburuan karya Pramoedya Ananta Toer

Tak Ada Esok dan Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis

Aki dan Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma karya Idrus

Atheis karya Achdiat Kartamiharja

Angkatan ‘66

Lahirnya Angkatan ’66 adalah aksi yang dilancarkan para pemuda dan seniman pada tahun 1966 yang memprotes kesewenang-wenangan penguasa, dan terbitnya majalah sastra Horison. Sastra di zaman perjuangan juga digunakan sebagai media pembangkit nasionalisme dan pengobar semangat.

Angkatan ‘66

Ciri-Ciri Bercorak perjuangan

anti tirani proses politik, anti kezaliman dan kebatilan

Bercorak membela keadilan

Pembelaan terhadap Pancasila

Protes sosial dan politik

Contoh Malu (Aku) Jadi Orang

Indonesia dan Benteng karya Taufiq Ismail

Balada Orang-orang Tercinta karya W.S. Rendra

Dukamu Abadi dan Mata Pisau karya Sapardi Djoko Damono

Potret Seorang Penyair Muda sebagai Si Malin Kundang karya Goenawan Mohamad

Angkatan 2000

Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya “Sastrawan Angkatan 2000”. Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korie ke dalam Angkatan 2000.

Angkatan 2000

Ciri-Ciri Mulai bermunculan

fiksi-fiksi islami Muncul cyber sastra di

internet Tema sosial-politik,

romantik, masih mewarnai tema karya sastra

Banyak muncul karya populer yang gampang dicerna, dipahami pembaca

Contoh Laskar Pelangi,

Sang Pemimpi karya Andrea Hirata

Larung karya Ayu Utami

Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy