Upload
bapake-icha-kukuh-andin
View
2.152
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KURIKULUM 2013
Jakarta, 8 Juli 2015Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1
Undang-Undang Dasar RI 1945(Pasal 31 ayat (3)
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang.
2
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 3)
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
SikapSpiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha EsaSosial berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab
Pengetahuan berilmuKeterampilan cakap dan kreatif 3
BERBAGAI ISTILAH
4
o KARAKTER
o AKHLAK
o MORAL
o WATAK
PERILAKU
JATI DIRI
JATI DIRI
SUMBER: MODIFIKASI DARI SOEMARNO, 2008
JATI DIRI
KARAKTER
PERILAKU
BUDAYA LUHUR BANGSA
PENGARUH LINGKUNGAN
FITRAHILLAHI
JIKA BUDAYA LUHUR BANGSA BERPENGARUH DOMINAN THD PEMBENTUKAN KARAKTER, PERILAKU MASYARAKAT AKAN DIWARNAI OLEH BUDAYA LUHUR BANGSA.
5
KI HAJAR DEWANTARAPENDIDIKAN ADALAH DAYA UPAYA UNTUK MEMAJUKAN BERTUMBUHNYA BUDI PEKERTI (KEKUATAN BATIN, KARAKTER), PIKIRAN (INTELLECT) DAN TUBUH ANAK. BAGIAN-BAGIAN ITU TIDAK BOLEH DIPISAHKAN AGAR KITA DAPAT MEMAJUKAN KESEMPURNAAN HIDUP ANAK-ANAK KITA.
PENDIDIKAN KARAKTER MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL YANG SANGAT PENTING DARI PENDIDIKAN KITA
6
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM 4 PILAR PENDIDIKAN UNESCO
• LEARNING TO KNOW• LEARNING TO DO• LEARNING TO BE• LEARNING TO LIVE TOGETHER
AKAN BERPENGARUH SAAT YBS MELAKUKAN 2 PILAR LAINNYA
LEBIH DEKAT DENGAN
KARAKTER
7
KESEPAKATAN NASIONAL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
(DIBACAKAN PD AKHIR SARASEHAN TGL 14/1/2010)
1. PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL YG TAK TERPISAHKAN DARI PENDIDIKAN NASIONAL SECARA UTUH.
2. PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA HARUS DIKEMBANGKAN SECARA KOMPREHENSIF SBG PROSES PEMBUDAYAAN. OLEH KARENA ITU, PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SECARA KELEMBAGAAN PERLU DIWADAHI SECARA UTUH.
3. PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB BERSAMA ANTARA PEMERINTAH, MASYARAKAT, SEKOLAH DAN ORANGTUA. OLEH KARENA ITU PELAKSANAAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA HARUS MELIBATKAN KEEMPAT UNSUR TERSEBUT.
4. DALAM UPAYA MEREVITALISASI PENDIDIKAN DAN BUDYA KARAKTER BANGSA DIPERLUKAN GERAKAN NASIONAL GUNA MENGGUGAH SEMANGAT KEBERSAMAAN DALAM PELAKSANAAN DI LAPANGAN.
8
Hakikat Pendidikan KarakterPembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa.
9
Hakikat Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik, perasaan yang baik, dan perilaku yang baik sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
10
Fungsi, Tujuan, dan Media Pendidikan KarakterFungsi: (1) membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara
Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila
(2) memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera
(3) memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat
11
Fungsi, Tujuan, dan Media Pendidikan KarakterTujuan: Mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa, yaitu Pancasila, meliputi (1) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya
diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
12
Fungsi, Tujuan, dan Media Pendidikan Karakter
Media: (1) Keluarga(2) satuan pendidikan(3) Masyarakat(4) Pemerintah(5) dunia usaha, dan (6) media massa
13
Pengertian Karakter, Karakter Bangsa, dan Pembangunan Karakter Bangsa
14
Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
Pengertian Karakter, Karakter Bangsa, dan Pembangunan Karakter Bangsa
15
Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.
Pengertian Karakter, Karakter Bangsa, dan Pembangunan Karakter Bangsa
16
Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
17
NILAI DESKRIPSI 1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
18
NILAI DESKRIPSI 6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
10.Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
19
NILAI DESKRIPSI 11. Cinta Tanah
AirCara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain
13. Bersahabat/ Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
20
NILAI DESKRIPSI 16. Peduli
LingkunganSikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
18. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
21
1. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun.
2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
22
3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa; artinya, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, dan ketrampilan.
4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.
Program Pengembangan Diri
23
a. Kegiatan rutin sekolah: merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman.
b. Kegiatan spontan: yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik itu. Contoh kegiatan itu: membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh.
Program Pengembangan Diri
24
c. Keteladanan Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan tenaga kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa maka guru dan tenaga kependidikan yang lain adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai itu. Misalnya, berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.
d. Pengkondisian Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.
Keseimbangan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills1
Sikap
Keterampilan
Pengetahuan
SD
SMP
SMA/K
PT
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960). 25
Permasalahan: Kurva Daya Serap Pembelajaran
5%10%
20%30%50%75%90%
Listening
Reading
Audio-Visual
Demonstration
Group Discussion
Practice
Teaching Others
The Learning Pyramid*Average Retention Rates
Passive Teaching Methods
Participatory Teaching Methods
*) adapted from National Training Laboraties, Bethel, Maine
Pembelajaran yang didasarkan pada
ceramah, membaca buku, mendengarkan,
atau guru mendemonstrasikan
tidak akan memberikan pemahaman yang utuh.Perlu diubah menjadi pembelajaran yang
didasarkan pada diskusi, mencoba
sendiri, dan mengomunikasikan
kepada yang lain26
Permasalahan: Kurva Daya Serap Pembelajaran
READING
HEARING WORDS
LOOKING AT PICTURES
WATCHING A MOVIE
LOOKING AT AN EXHIBIT
WATCHING A DEMONSTRATION
SEEING IT DONE ON LOCATION
PARTICIPATING IN A DISCUSSION
GIVING A TALK
DOING A DRAMATIC PRESENTATION
SIMULATING THE REAL EXPERIENCE
DOING THE REAL THING
10% of what we read20% of what we hear20% of what we see
50% of what we hear and see
70% of what we say
90% of what weboth say and do
Dale’s Learning Cone
Melalui pembelajaran kolaboratif dan mengomunikasikan hasilnya
Melalui pembelajaran berbasis proyek
27
Konsep Umum Buku Kurikulum 2013• Terdiri dari Buku Siswa dan Buku Guru• Buku siswa ditulis berbasis aktivitas• Buku Guru mencakup: ringkasan buku siswa, metode pembelajaran, metode
penilaian, materi pengayaan, materi remedial, interaksi dengan orang tua• Mengacu pada kompetensi inti yang telah dirumuskan untuk kelas (dan kompetensi
generik untuk kelompok peminatan dimana buku tersebut ditulis)• Menjelaskan pengetahuan sebagai input kepada siswa untuk menghasilkan output
berupa keterampilan siswa dan bermuara pada pembentukan sikap siswa sebagai outcome pembelajaran
• Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan menyaji, termasuk pengumpulan dan pengolahan data hasil pengamatan/percobaan
• Menekankan pentingnya data dalam melakukan analisis dan evaluasi
28
Konsep Umum Buku Kurikulum 2013• Mengajak siswa untuk menemukan konsep yang sedang dipelajari melalui deduksi [discovery
learning]. Siswa sebisa mungkin diajak untuk mencari tahu, bukan langsung diberi tahu.• Memuat penilaian capaian pembelajaran secara bertahap mulai review [ulasan], exercise
[latihan], problem solving [pemecahan masalah], challenge [tantangan yang membutuhkan pemikiran mendalam], dan project [kegiatan bersama dalam memecahkan permasalahan yang membutuhkan dukungan sumber lainnya].
• Perlunya didahului dengan menuliskan rumusan masalahnya dengan jelas sebelum mencari cara dan penyelesaiannya
• Menekankan pentingnya proses bukan hasil melalui perumusan prosedur dalam pemecahan masalah. Untuk matematika, sampai menekankan pentingnya algoritma pemecahan masalah
• Menekankan penggunaan bahasa yang jelas, logis, sistematis.• Keterampilan tidak selalu dalam ranah abstrak, tetapi juga harus karya konkret dan dalam
bentuk tindakan nyata• Menekankan pada high order thinking (melalui rekonstruksi permasalahan), dibiasakan
membuat asumsi (terkait dengan permasalahan dengan informasi yang tidak lengkap) 29
Strategi Pembelajaran dalam Buku Ajar
Kegiatan pembelajaran menggunakan prinsip: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan(5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
30
Strategi Pembelajaran dalam Buku Ajar
Pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung:- Proses pembelajaran langsung: peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran
- Pembelajaran tidak langsung: proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus
31
Strategi Pembelajaran dalam Buku Ajar
- Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2
- Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2
32
TERIMA KASIH
33