Upload
aning-aisyah
View
348
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Fase-fase kala II
Menurut Adehold dan Robert kala II dibagi menjadi 3 fase1. Fase keredaan
dimulai dari pembukaan lengkap s.d. timbulnya keinginan meneran secara berirama dan sering
2. Fase peneranan aktifDimulai saat meneran hingga bagian teremdah janin tdk masuk lagi antara peneran yg dilakukan
3. Fase perinealDimulai dari crowning hingga lahirnya seluruh tbh bayi
Perubahan fisik yg tjd pada kala II1. Kontraksi uterus
kontraksi selama kala II tjd lbh sering dan sedikit lama yaitu setiap 2’,lamanya 60-90’
2. Perubahan-perubahan uterusa. SAR(segmen atas rahim) dan segmen bawah rahim (SBR)b. perubahan pd servikpembukaan lengkapc. vagina dan dasar panggul
stlh pembukaan lengkap dan ketuban pecah tjd perubahan, terutama pd dasar panggul yg diregangkan bag. Depan janin shg saluran yg dinding-dindingnya tipis k/ suatu regangan dan kepala sampai di vulva, anus terbuka dan perineum menonjol
Perubahan fisiologis pada janin sesuai dg mekanisme persalinan Penurunan Fleksi Putaran paksi dalam Ekspulsi Putaran paksi luar
Perubahan fisiologis pd persalinan kala IIPada kala ini ibu merasa1. Sangat lelah2. Menutup mata diantara 2 kontraksi dan
mencoba untuk tidur3. Respon terhadap pertanyaan hanya satu
kata diantara 2 kontraksi, ibu sulit untuk mengikuti perintah yg sederhana sekalipun, hal ini disebabkan k/ ibu lebih terfokus pd dirinya d/p bayinya
Lanjutan
4. Ibu akan merasakan kontraksi yg sangat menyakitkan dan melelahkan
5. Sebagian wanita merasakan nyeri yg sgt kuat pd setiap peneranan dan berusaha melawan kontraksi
6. Melakukan setiap usaha yg mendorong u/ meneran
7. Tegang, cemas, gelisah, lekas marah dan tersinggung
Perubahan fisiologis
Tekanan darahTD meningkat 15-22 mmHg, hal ini dipgrh o/ adanya dorongan meneran.
Metabolisme meningkat spt halnya pd kala I k/ adanya usaha meneran dr ibu yg menyebabkan peningkatan aktivitas skletal
Denyut nadi meningkat Suhu tubuh
tjd peningkatan plg tinggi tjd pd kelahiran dan segera ssdh itu. Peningkatan normal 0.5-1C
Respirasi, ginjal dan hematologik sama pd kala I
Gastrointestinal
Berkurangnya motolitas gastrik dan absorpsi terus lanjut selama kala II. Biasanya mual dan muntah saat transisi hilang selama kala II,tetapi tetap ada pada beberapa wanita.Muntah,yg terjadi, biasanya spordic. Muntah konstan dan terus menerus pada waktu kapan saja selama persalinan adalah abnormal dan indikasi abnormal seperti pecahnya uteri atau toksemia
Gejala dan Tanda Kala II
Ada rasa ingin meneran saat kontraksi Ada dorongan pada rektum atau vagina Perineum terlihat menonjol Vulva dan sfinkter ani membuka Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Persiapan penolong persalinan Sarung tangan dan barier protektif lainnya Tempat bersalin Peralatan dan bahan yang diperlukan Tempat meletakkan dan lingkungan yang
nyaman bagi bayi Penyiapan ibu dan keluarganya (Asuhan Sayang
Ibu, bersihkan perineum dan lipat paha, kosongkan kandung kemih, amniotomi, dan menjelaskan peran suami/pendamping
Penatalaksanaan Kala II Setelah pembukaan lengkap, pimpin
untuk meneran apabila timbul dorongan spontan untuk melakukan hal itu
Beristirahat diantara kontraksi Berikan posisi yang nyaman bagi ibu Pantau kondisi janin Bila ingin meneran tapi pembukaan belum
lengkap, anjurkan bernafas cepat/biasa, atur posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran hingga pembukaan lengkap
Episiotomi
Tidak dilakukan secara rutin Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya salah,
terjadi peningkatan jumlah perdarahan, laserasi derajat 3 atau 4 dan kejadian hematoma
Menyebabkan nyeri pascapersalinan Meningkatkan risiko infeksi
Episiotomi untuk mempercepat persalinan, dilakukan pada: Terjadi gawat janin dan persalinan
mungkin harus diselesaikan dengan bantuan alat (ekstraksi cunam atau vakum)
Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan sungsang)
Adanya parut yang menghambat proses pengeluaran bayi
Pada saat pengeluaran, perhatikan hal-hal berikut: Posisi ibu saat melahirkan bayi Cegah terjadinya laserasi atau trauma Proses melahirkan kepala Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi Proses melahirkan bahu Proses melahirkan tubuh bayi Mengusap muka, mengeringkan dan
rangsangan taktil pada bayi Memotong tali pusat
Gejala dan Tanda Distosia Bahu “Turtle Sign” : kepala terdorong keluar tetapi
kembali ke dalam vagina setelah kontraksi atau ibu berhenti meneran
Tidak terjadi putaran paksi luar apabila kepala telah lahir
Kepala tetap pada posisinya (dalam vagina) walau ibu meneran sekuat mungkin
Tanda pastikan persalinan kala dua :• Pembukaan serviks lengkap atau•Kepala janin terilihat dari introitus vagina
Dengan spontan
untuk meneran ?
Lanjutankan dengan penatalaksanaan fisiologis :• Pecahkan selaput ketuban bila belum pecah•Anjurkan untuk mulai meneran•Nilai DJJ,kontraksi,tanda - tanda vital, kandung kemih secara rutin•Anjurkan untuk minum•Anjurkan perubahan posisi
Bayi lahir dalam 60
menit pada multi para atau 120
menit pad
Lakukan :• manajemen aktif kala tiga•Asuhan bayi baru lahir
Rujuk segera
Tidak
YaYa
Tidak
ALUR PENATALAKSANAAN KALA II FISIOLOGIS
• Anjurka n perubahan posisi•Lakukan stimulasi putting susu•Minta ibu mengosongkan kandung kemihnya•Anjurkan untuk minum•Nilai DJJ,Kontraksi dan tanda tanda vital•Evaluasi dalam 60 menit
Dorong untuk
meneran
•Bimbing ibu untuk meneran saat kontaksi•Anjurkan untuk minum•Anjurkan perubahan posisi•Lakukan stimulasi putting susu•Nilai DJJ setiap 5 – 10 menit
Lanjutkan dengan penatalaksanaan fisio logis persalinan kala dua
Bayi lahir dalam waktu 60
menit (atau kelahiran bayi
akan segera terjadi )
Lakukan:•Manajemen aktif kala tiga•Asuhan bayi baru lahir
Rujuk segera
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Posisi pada kala IIPosisi duduk atau setengah duduk
Keuntungan
Memudahkan untuk beristirahat diantara kontraksiGaya grafitasi membantu ibu dalam melahirkan bayiAlur jalan lahir yang perlu ditempuh untuk bisa keluar lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin berlangsung optimal.
Kerugian
Posisi ini bisa menyebabkan keluhan pegal di punggung dan kelelahan, apalagi kalau proses persalinannya lama.
Merangkak atau miringDilakukan bila posisi kepala belum tepatKeuntungan :• Peredaran darah balik ibu mengalir lancar. • Pengiriman oksigen dalam darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu. Karena tidak terlalu menekan, proses pembukaan berlangsung perlahan-lahan sehingga persalinan relatif lebih nyaman.
Kerugian :• Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan membantu proses persalinan. Kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan. • Bila harus melakukan episiotomi pun posisinya lebih sulit.
Jongkok atau berdiriKeuntungan
Gaya gravitasi membantu ibu dalam melahirkan
Kerugian :
Dokter atau bidan sedikit kesulitan bila harus membantu persalinan melalui episiotomi atau memantau perkembangan pembukaan
Dokumentasi kala II
subyektif
Ibu mengatakan ingin mengedan
Nyeri semakin kuatDan sering
Ibu mengatakan inginBAB
obyektif
1. Doran teknus perjol vulka (dorongan meneran, tekanan pd anus dan vulva membuka)
2. tanda-tanda vital (TD, S, N, RR)3. Hasil pemeriksaan dalam (lengkap)
Planning Memberitahu hasil pemeriksaan Amniotomi(apabila ketuban belum
pecah) nilai air ketuban Memberikan support mental,
mendampingi ibu dan memberikan rasa nyaman
Obs. His/30’,djj(tiap 5-10’/selesai ibu meneran), kandung kemih dan TTV(nadi/30’)
Memberikan nutrisi dan hidrasi Memimpin u/ meneran, mengatur posisinya Menolong kelahiran bayi Melakukan IMD
58 LANGKAH APN
I. TANDA & GEJALA KALA II1. Doran, teknus, perjol,vulka
II. SIAP ALAT/SIAP DIRI2. partus set,wadah DTT, luar, Ibu. Bayi3. Celemek4. Cuci tangan5. Srg tgn6. Oksi(1/2 koucher
III. PASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP7. Bersih8. PD9. Celup10. DJJ
IV. SIAP IBU DAN KELUARGA11. Ibu 12. Keluarga13. His(+)------pimpin,puji
His(-)-----istirahat,minum,djj
V. SIAP TOLONG14. Posisi ibu15. handuk16. Bokong17. Buka18. Sarung
VI. TOLONGKEPALA :19. Lindungi
20. Cek 21. Tunggu
BAHU 22. BiparetalBADAN 23. Sangga
24. SusurVII. PENANGANAN BAYI
25. Nilai/letak26. Kering/ganti
OKSI: 27. fundus28. Beritahu29. Suntik30. Klem