Upload
sonityo-danang-jaya
View
873
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Presentasi Organisasi Sistem Komputer. Redudant Array of Independent Disk. Kelompok 4. Semester 3. Semoga Bermanfaat >> sonityodjava.blogspot.com
Citation preview
2IA18
RAID, singkatan dari Redundant Array of
Independent Disks merujuk kepada sebuah teknologi di
dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk
mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media
penyimpanan komputer (terutama hard disk) dengan
menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik
itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit
perangkat keras RAID terpisah.
Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke
dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk
meningkatkan keandalan data dan meningkatkan kinerja
I/O dari hard disk.
Selain itu, RAID juga merupakan organisasi disk
memori yang mampu menangani beberapa disk dengan
sistem akses paralel dan redudansi ditambahkan untuk
meningkatkan reliabilitas. Kerja paralel ini menghasilkan
resultan kecepatan disk yang lebih cepat.
• RAID memungkinkan bentuk cadangan data dalam array
storage
• Ketika terjadi kegagalan , jika salah satu drive gagal
maka drive baik bertukar keluar untuk drive baru tanpa
mengubah sistem off juga dikenal sebagai hot
swappable
• Menjamin kehandalan data, peningkatan kinerja Input
Output dan Mirroring dengan biaya lebih rendah
• Meningkatkan cek paritas dan secara teratur memeriksa
setiap sistem yang mengalami crash
• Menyediakan Disk Stripping untuk menulis data ke disk,
yang meningkatkan kinerja dengan interleaving dari byte
atau kelompok byte.
• Bidang disk yang membuat disk yang lebih kecil terlihat
seperti satu disk besar
• Membaca dan Menulis data dilakukan secara simultan.
• Mirroring untuk duplikasi 100% dari data pada dua drive.
• Mirroring menawarkan paritas memeriksa untuk
memastikan data dari sistem jatuh dicocokkan dengan
data yang tersimpan pada disk lainnya
• RAID tidak membuat pemulihan data lebih mudah.
• RAID tidak selalu menghasilkan kinerja sistem yang lebih baik.
• Mahal, harus membeli dan memelihara RAID controller dan
hard drive khusus
• Harus dipertahankan oleh konsultan yang dibayar tinggi.
• RAID mungkin lebih lambat dalam kinerja sistem jika tidak
digunakan dengan benar
• harus melakukan seperti menginstal driver, update firmware
dan harus memeriksa secara konsisten
• Raid Level 0
• Raid Level 1
• Raid Level 2
• Raid Level 3
• Raid Level 4
• Raid Level 5
• Raid Level 6
• Raid Level 0+1
dan 1+0
RAID level 0 menggunakan kumpulan
disk dengan striping pada level blok, tanpa
redundansi. Jadi hanya menyimpan
melakukan striping blok data ke dalam
beberapa disk. Level ini sebenarnya tidak
termasuk ke dalam kelompok RAID karena
tidak menggunakan redundansi untuk
peningkatan kinerjanya.
RAID level 1 ini merupakan disk
mirroring, menduplikat setiap disk. Cara ini
dapat meningkatkan kinerja disk, tetapi
jumlah disk yang dibutuhkan menjadi dua kali
lipat, sehingga biayanya menjadi sangat
mahal. Pada level 1 (disk duplexing dan disk
mirroring) data pada suatu partisi hard disk
disalin ke sebuah partisi di hard disk yang
lain sehingga bila salah satu rusak , masih
tersedia salinannya di partisi mirror.
RAID level 2 ini merupakan pengorganisasian
dengan error-correcting-code (ECC). Seperti pada memori
di mana pendeteksian terjadinya error menggunakan
paritas bit. Setiap byte data mempunyai sebuah paritas bit
yang bersesuaian yang merepresentasikan jumlah bit di
dalam byte data tersebut di mana paritas bit=0 jika jumlah
bit genap atau paritas=1 jika ganjil. Jadi, jika salah satu bit
pada data berubah, paritas berubah dan tidak sesuai
dengan paritas bit yang tersimpan.
Dengan demikian, apabila terjadi kegagalan pada salah
satu disk, data dapat dibentuk kembali dengan membaca
error-correction bit pada disk lain.
RAID level 3 merupakan pengorganisasian dengan
paritas bit interleaved. Pengorganisasian ini hampir sama
dengan RAID level 2, perbedaannya adalah RAID level 3
ini hanya memerlukan sebuah disk redundan, berapapun
jumlah kumpulan disk-nya. Jadi tidak menggunakan ECC,
melainkan hanya menggunakan sebuah bit paritas untuk
sekumpulan bit yang mempunyai posisi yang sama pada
setiap disk yang berisi data.
Selain itu level 3 ini juga menggunakan data striping
dan mengakses disk-disk secara paralel.
RAID level 4 merupakan pengorganisasian dengan
paritas blok interleaved, yaitu menggunakan striping data
pada level blok, menyimpan sebuah paritas blok pada sebuah
disk yang terpisah untuk setiap blok data pada disk-disk lain
yang bersesuaian. Jika sebuah disk gagal, blok paritas
tersebut dapat digunakan untuk membentuk kembali blok-blok
data pada disk yang gagal tadi. Kecepatan transfer untuk
membaca data tinggi, karena setiap disk-disk data dapat
diakses secara paralel. Demikian juga dengan penulisan,
karena disk data dan paritas dapat ditulis secara paralel.
RAID level 5 merupakan pengorganisasian dengan
paritas blok interleaved tersebar. Data dan paritas disebar
pada semua disk termasuk sebuah disk tambahan. Pada
setiap blok, salah satu dari disk menyimpan paritas dan
disk yang lainnya menyimpan data. Sebagai contoh, jika
terdapat kumpulan dari 5 disk, paritas blok ke n akan
disimpan pada disk (n mod 5) + 1; blok ke n dari empat
disk yang lain menyimpan data yang sebenarnya dari blok
tersebut.
RAID level 6 disebut juga redundansi P+Q, seperti
RAID level 5, tetapi menyimpan informasi redundan
tambahan untuk mengantisipasi kegagalan dari beberapa
disk sekaligus. RAID level 6 melakukan dua perhitungan
paritas yang berbeda, kemudian disimpan di dalam blok-
blok yang terpisah pada disk-disk yang berbeda. Jadi, jika
disk data yang digunakan sebanyak n buah disk, maka
jumlah disk yang dibutuhkan untuk RAID level 6 ini adalah
n+2 disk.
• RAID level 0+1 dan 1+0 ini merupakan kombinasi dari
RAID level 0 dan 1. RAID level 0 memiliki kinerja yang
baik, sedangkan RAID level 1 memiliki kehandalan.
Namun, dalam kenyataannya kedua hal ini sama
pentingnya. Dalam RAID 0+1, sekumpulan disk di-strip,
kemudian strip tersebut di-mirror ke disk-disk yang lain,
menghasilkan strip-strip data yang sama.
Kombinasi lainnya yaitu RAID 1+0, di mana disk-
disk di-mirror secara berpasangan, dan kemudian hasil
pasangan mirrornya di-strip. RAID 1+0 ini mempunyai
keuntungan lebih dibandingkan dengan RAID 0+1. Sebagai
contoh, jika sebuah disk gagal pada RAID 0+1, seluruh
strip-nya tidak dapat diakses, hanya sebagian strip saja
yang dapat diakses, sedangkan pada RAID 1+0, disk yang
gagal tersebut tidak dapat diakses, tetapi pasangan mirror-
nya masih dapat diakses, yaitu disk-disk selain dari disk
yang gagal.
• Keamanan Data Tingkat Tinggi
• Toleransi Kesalahan
• Peningkatan Ketersediaan
• Peningkatan Kapasitas yang terintegrasi
• Perbaikan Kinerja
Pada umumnya, RAID diimplementasikan di dalam
komputer server, tapi bisa juga digunakan di dalam
workstation. Penggunaan di dalam workstation umumnya
digunakan dalam komputer yang digunakan untuk
melakukan beberapa pekerjaan seperti melakukan
penyuntingan video/audio. Implementasi RAID, selain
secara hardware (dengan RAID controller) juga dapat
dilakukan secara software, misalnya pada Microsoft
Windows NT 4.0.
• Ariani Kartika [ 51411088 ]
• Dana Christiadi Pangestu [ 51411702 ]
• Ghina Maulidania [ 53411044 ]
• Hafiz Alpian [ 58411678 ]
• James Olander Mahar [ 53411778 ]
• Jimmy Halim [ 53411827 ]
• Sonityo Danang Jaya [ 56411856 ]
• Syatria Babullah [ 56411992 ]