Upload
harry-d-fauzi
View
1.057
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
(Studi Empiris atas SMP dan SMA Pelaksana SSN di Kabupaten Cianjur Tahun 2008-2009)
ABDUL HOLIK120620077072
Latar Belakang Masalah Tuntutan peningkatan kualitas pendidikan
sebagai upaya kesejajaran bangsa Indonesia di dalam era persaingan global
Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memobilisasi dana untuk sektor pendidikan
Pemerintah (pusat) telah mengeluarkan dana bagi pembinaan sekolah standar nasional sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan layanan pendidikan yang sesuai dengan amanat UU Nomor 20 Tahun 2003
Latar Belakang Masalah Pengelolaan SSN menuntut adanya akuntabilitas pada
aspek kinerja dan keuangan Pelaksanaan penganggaran subsidi SSN seharusnya
diimbangi oleh akuntabilitas kinerja pengelola SSN sehingga berdampak terhadap peningkatan kualitas pengelolaan sekolah.
Rumusan Masalah1. Apakah proses pelaksanaan penganggaran
subsidi Sekolah Standar Nasional dan peran pengawasan komite sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap mutu pengelolaan sekolah?
2. Apakah proses pelaksanaan penganggaran subsidi Sekolah Standar Nasional berpengaruh terhadap mutu pengelolaan sekolah?
3. Apakah peran pengawasan komite sekolah berpengaruh terhadap mutu pengelolaan sekolah?
Tujuan Penelitian Menguji pengaruh proses pelaksanaan penganggaran
subsidi Sekolah Standar Nasional dan peran pengawasan komite sekolah secara bersama-sama terhadap mutu pengelolaan sekolah.
Menguji pengaruh proses pelaksanaan penganggaran subsidi Sekolah Standar Nasional terhadap mutu pengelolaan sekolah.
Menguji pengaruh peran pengawasan yang dilakukan oleh komite sekolah terhadap mutu pengelolaan sekolah.
Variabel Penelitian
Mutu Pengelolaan Sekolah (Y) Proses Pelaksanaan Penganggaran Subsidi
Sekolah Standar Nasional (X1)
Peran Pengawasan Komite Sekolah (X2)
Konstelasi MasalahKonstelasi MasalahProses Pelaksanaan
Penganggaran Subsidi SSN (X1)
Peran Pengawasan Komite Sekolah (X2)
Mutu Pengelolaan Sekolah (Y)
Proses Pelaksanaan Penganggaran Subsidi SSN
Anggaran adalah sebuah perencanaan yang disusun dalam bentuk kuantitatif dalam satuan moneter untuk satu periode tertentu (Eliya Astuti, dalam Abdul Halim, 2007:164).
Sistem anggaran kinerja pada dasarnya merupakan sistem yang mencakup kegiatan penyusunan program dan tolok ukur (indikator) kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran program (Mardiasmo, 2005:84).
Proses Pelaksanaan Penganggaran Subsidi SSN
Dalam konteks sekolah standar nasional (SSN) input (masukan) adalah besarnya nominal subsidi yang diterima sekolah guna mem-biayai program-program yang telah disusun. Kemudian output (keluaran) adalah produk hasil pelaksanaan program yang dibiayai oleh subsidi SSN berupa prestasi-prestasi dan keberhasilan sekolah mencapai target-target atau tujuan program sekolah, sedangkan outcome (dampak) merupakan kesimpulan akhir yang merujuk kepada peningkatan kualitas sekolah secara keseluruhan akibat dari tercapainya target-target tujuan yang telah dicapai sekolah.
Proses Pelaksanaan Penganggaran Subsidi SSN
Komprehensif Keutuhan Anggaran Periodik Akurat Jelas, dan Diketahui Publik.
Dimensi yang diamati:
Peran Pengawasan Komite SekolahPeran Pengawasan Komite Sekolah Sebagai badan pengawas (controlling agency), Komite
Sekolah memiliki peranan melakukan kontrol terhadap proses pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, termasuk kualitas kebijakan yang ada. Terutama melakukan pengontrolan pelaksanaan program di sekolah, di samping alokasi dana dan sumber-sumber daya bagi pelaksanaan program tersebut (Depdiknas, 2002:15)
Peran Pengawasan Komite SekolahPeran Pengawasan Komite Sekolah
Aktivitas pengendalian yang dilakukan oleh komite sekolah selaku badan pengawas.
Peran pengawasan komite sekolah dalam perencanaan pendidikan di tingkat sekolah.
Peran pengawasan komite sekolah dalam pelaksanaan pendidikan di tingkat sekolah.
Peran pengawasan komite sekolah dalam memantau out put pendidikan di tingkat sekolah
Dimensi yang diamati:
Mutu Pengelolaan SekolahMutu Pengelolaan Sekolah Mutu (quality) merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Goetsch dan Davis, 1994:4).
Dalam lingkungan pendidikan, mutu didefinisikan sebagai pencapaian standar yang dipersepsi oleh pengguna layanan yang menyamai atau bahkan melebihi standar layanan pendidikan yang berlaku.
Mutu Pengelolaan SekolahMutu Pengelolaan Sekolah Layanan minimal pendidikan harus memenuhi
kriteria yang ditetapkan berdasarkan (a) standar isi; (b) standar proses; (c) standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan; dan (h) standar penilaian pendidikan (pasal 2 PP No. 19 Tahun 2005)
Mutu Pengelolaan SekolahMutu Pengelolaan Sekolah Pelayanan jasa pendidikan adalah aktivitas yang
diberikan oleh sekolah (bersama seluruh komponen yang terlibat di dalamnya) kepada masyarakat dengan menetapkan batas-batas pelayanan minimal melalui standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Mutu Pengelolaan SekolahMutu Pengelolaan Sekolah Ukuran mutu menurut kriteria mutu Baldrige
berfokus pada 7 area topik yang secara integral dan dinamis saling berhubungan, yaitu leadership, information and analysis, strategic quality planning, human resource management, quality assurance product of product and services, quality result and customer satisfaction (dalam Hunt, 1993:178).
Mutu Pengelolaan SekolahMutu Pengelolaan Sekolah
kepemimpinan sekolah, analisis dan informasi, perencanaan kualitas strategis, pengembangan sumber daya manusia, manajemen kualitas proses, hasil-hasil kualitas, dan kepuasan pelanggan.
Dimensi yang diamati:
Metode PenelitianMetode PenelitianMetode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif surveyTeknik penelitian yang digunakan
adalah angket untuk kepala sekolah, guru, dan komite sekolah.
Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah SMP dan
SMA berkategori SSN di Kabupaten Cianjur sebanyak 19 SMP Standar Nasional serta 11 SMA Standar Nasional.
Sumber data penelitian ini merupakan sumber data lembaga kependidikan sehingga pada setiap sekolah akan disampaikan seperangkat instrumen penelitian yang dapat diisi oleh kepala sekolah, komite sekolah, dan guru secara terpisah
Sekolah Standar Nasional yang Dijadikan Sumber Data PenelitianSMP Negeri 2 Cianjur
SMP Negeri 3 Cianjur
SMP Negeri 2 Cilaku
SMP Negeri 1 Warungkondang
SMP Negeri 1 Cibeber
SMP Negeri 1 Campaka
SMP Negeri 1 Sukanagara
SMP Negeri 1 Kadupandak
SMP Negeri 1 Cibinong
SMP Negeri 1 Cikalongkulon
SMP Negeri 1 Sukaresmi
SMP Negeri 1 Cipanas
SMP Negeri 2 Cipanas
SMP Negeri 1 Pacet
SMP Negeri 1 Mande
SMP Negeri 1 Karangtengah
SMP Negeri 2 Karangtengah
SMP Negeri 1 Ciranjang
SMP Negeri 1 Bojongpicung
SMA Negeri 2 Cianjur
SMA Negeri 1 Cilaku
SMA Negeri 1 Cibeber
SMA Negeri 1 Sukaresmi
SMA Negeri 1 Ciranjang
SMA Negeri 1 Sukanagara
SMA Negeri 1 Cibinong
SMA Negeri 1 Sindangbarang
SMA Negeri 1 Warungkondang
SMA Negeri 1 Kadupandak
SMA Pasundan 1 Cianjur
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk disampaikan
kepada sumber data adalah angket tertutup dengan opsi jawaban dalam bentuk skala Likert. Penggunaan angket tertutup ini dimaksudkan untuk menghindari pembiasan jawaban yang mungkin diberikan oleh para responden
Setiap pertanyaan diikuti oleh lima alternatif jawaban, yaitu Selalu (SL), Sering (S), Kadang-kadang (KK), Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP) yang masing-masing diberi skor dalam rentang 1 – 5.
Teknik Pengumpulan DataTeknik Pengumpulan Data Angket
Studi Dokumentasi
Teknik Pengolahan DataTeknik Pengolahan Data Pengujian Normalitas Distribusi Data
Uji Asumsi Heteroskedastitas Uji Asumsi Multikolinieritas
Uji Asumsi Autokorelasi Pengujian Hipotesis Simultan dan Parsial
Pengujian Pengaruh Simultan (Uji F) Pengujian Pengaruh Parsial (Uji-t) Menentukan Koefisien Determinasi
Hasil Penelitian (Deskriptif) Persentase Proses Pelaksanaan Penganggaran SSN
pada SMP dan SMA Standar Nasional di Kabupaten Cianjur mencapai 77,52 % yang berarti berada pada kategori sedang atau cukup baik.
Persentase Peran Pengawasan Komite Sekolah mencapai 74,78 % yang berarti berada pada kategori sedang atau cukup baik.
Persentase Mutu Pengelolaan Sekolah mencapai 72,41 % yang berarti berada pada kategori sedang atau cukup baik.
Analisis StatistikaBerdasarkan hasil pengujian asumsi klasik: Seluruh instrumen valid dan reliabel; Data telah berdistribusi normal; Tidak terjadi heteroskedastisitas; Pada data tidak terdapat masalah multikoliniearitas; Tidak terdapat autokorelasi pada serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu
Analisis Statistika Model Regresi berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan SPSS: Ŷ = 7,709 + 0,530X1 + 0,843X2
Konstanta sebesar 7,709 mengandung arti jika proses pelaksanaan penganggaran subsidi SSN (X1) dan peran pengawasan komite sekolah (X2) nilainya sama dengan 0, maka mutu pengelolaan sekolah (Y) nilainya 7,709.
Analisis Statistika Variabel proses penganggaran subsidi SSN (X1)
memiliki koefisien regresi positif. Hal ini berarti jika skor proses pelaksanaan penganggaran subsidi SSN (X1) naik sebesar satu satuan, maka mutu pengelolaan sekolah (Y) akan mengalami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,530 kali atau sebesar 53,00 % dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap
Analisis Statistika Variabel peran pengawasan komite sekolah (X2)
memiliki koefisien regresi positif. Hal ini berarti jika skor peran pengawasan komite sekolah (X2) naik sebesar satu satuan, maka mutu pengelolaan sekolah (Y) akan mengalami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,843 kali atau 84,30 % dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
Pengujian Hipotesis secara Simultan Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel.
Nilai Fhitung yang diperoleh adalah 31,997 sedangkan nilai Ftabel pada derajat kebebasan (2;27) dan α (tingkat kekeliruan) 0,05 adalah 3,348. Oleh karena itu tampak bahwa nilai Fhitung jauh lebih besar daripada Ftabel (31,997 > 3,348), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa HO ditolak dan HA diterima.
Terdapat pengaruh proses pelaksanaan penganggaran subsidi Sekolah Standar Nasional dan peran pengawasan komite sekolah secara bersama-sama terhadap mutu pengelolaan sekolah
Pengujian Hipotesis secara Parsial (Pengaruh X1 terhadap Y)
Nilai thitung (4,454) lebih besar daripada nilai ttabel (1,701) pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 28, maka HO ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh proses pelaksanaan penganggaran subsidi SSN terhadap mutu pengelolaan sekolah pada SMP dan SMA pelaksana program Sekolah Standar Nasional di Kabupaten Cianjur.
Pengujian Hipotesis secara Parsial (Pengaruh X2 terhadap Y) Nilai thitung (5,729) lebih besar daripada nilai ttabel (1,701)
pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 28, maka HO ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh peran pengawasan komite sekolah terhadap mutu pengelolaan sekolah pada SMP dan SMA pelaksana program Sekolah Standar Nasional di Kabupaten Cianjur