Upload
guru-online
View
778
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pidato Kunci Bapak B.J. Habibie pada Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia ke-7 yang disampaikan di Yogyakarta, hari ini, 1 November 2012
Citation preview
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Pidato Kunci Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia
(KONASPI) ke-‐7
Yogyakarta, 1 November 2012
Bacharuddin Jusuf Habibie
Pendahuluan
² Dalam era globalisasi dan informasi, peran SDM dgn jaringannya sangat menentukan kualitas kehidupan masyarakat
² ProdukEvitas SDM dan daya sainglah yang menentukan keunggulan suatu masyarakat (lokal, nasional, regional dan global)
² ProdukDvitas SDM = “kemampuannya menghasilkan produk yang berkualitas 4nggi, harga rendah dan diselesaikan tepat waktu“.
² SDM yang produkDf harus terampil, berdisplin dan pandai memanfaatkan prasarana dan sarana teknologi tepat guna yang tersedia
SDM produktif
Proses Nilai Tambah (PNT)
Proses Biaya Tambah (PBT)
(maksimal)
(minimal)
SDM yg terampil, disiplin Teknologi tepat-guna Sarana & prasarana
produk
(nilai meningkat)
Pemahaman salah à strategi yg merugikan (1/5)
Pertanyaan: Mengapa kita harus membuat pesawat terbang, kapal, kereta api, yang membutuhkan investasi yang besar dan return of investment (ROI) yang lama?
Padahal: investasi bidang SDA (agro industri, sumber daya laut & pertambangan) à lebih menguntungkan karena investasi Edak besar dan ROI Edak lama
à Oleh karenanya: Kita impor semua prasarana dan sarana ekonomi (seperD alatalat: transportasi, komunikasi, telekomunikasi, permesinan dan energi dsb) dan membiayainya dengan hasil ekspor SDA.
‘Penjajah’ mengambil SDA dan energi kita
‘Penjajah’ mengkondisikan agar kita mengutamakan ekspor SDA dari hasil
agro industri dan industri pertambangan
‘Penjajah’ mengolah SDA dengan PNT yg Dnggi à menghasilkan produk berkualitas
‘Penjajah’ mengekspor ke negeri yang dijajah
‘Penjajah’ dapat mengembangkan produk berkuaitas & berdaya saing
karena memiliki SDM yg unggul
SDM yg unggul dibina dan dikembangkan antara lain dibiayai
oleh kita yang dijajah
Pemahaman salah à strategi yg merugikan (2/5)
(siklus pengalihan kekayaan à globalisasi = “VOC Baru”)
harga rendah, diserahkan tepat waktu, purna jual baik, sesuai spek, sistem pembayaran menguntungkan, dst…..
“tersembunyi”
Jam kerja SDM asing
Pemahaman salah à strategi yg merugikan (3/5)
produk impor
produk impor Peningkatan
teknologi & kualitas SDM asing
SDM asing
daya saing & kualitas hidup tetap rendah
TKI: pembinaan minim, tdk ada alokasi dana
Pemahaman salah à strategi yg merugikan (4/5)
Agro industri, industri sumber daya laut dan industri pertambangan
Edak mampu menyediakan lapangan kerja yang dibutuhkan.
Untuk mencegah terjadinya proses kemiskinan mereka terpaksa eksodus
meninggalkan kampung untuk mencari
pekerjaan di kota dan bahkan di luar negeri
Lapangan kerja yang tersedia di LN juga
terbatas, berkualifikasi rendah, Edak membutuhkan pendidikan atau
keterampilan khusus
Mereka bekerja sebagai tenaga kasar di bidang bangunan, pengemudi mobil dan pembantu rumah tangga di kota-‐kota
atau di rantau sebagai TKI
Pemahaman salah à strategi yg merugikan (5/5)
Akibat: à Proses Pembudayaan Terganggu
Akibat orang tua bekerja ke kota/LN:
² Proses pembudayaan Edak berlangsung dengan baik à berdampak negaDp pada perkembangan perilaku & karakter SDM
² Pengaruh budaya & perilaku asing masuk dalam kehidupan keluarga (Ddak dapat diimbangi oleh ortu) à merugikan proses pembudayaan
² Proses nilai tambah pribadi (PNTP) -‐-‐ sebagai dasar peningkatan ketrampilan, produkDvitas dan daya saing SDM – akan terganggu
² Apakah Neraca Pembayaran dan Neraca Perdagangan akan dapat seimbang? Ataukah menjadi negaBp?
² Bagaimana neraca tersebut akan berkembang, jikalau SDA yang Bdak terbaharukan -‐-‐ termasuk energi – habis? Sementara pada saat yang sama kita tergantung dari impor produk hasil PNT dan PBT masyarakat lain?
² Ilustrasi perbandingan:
Akibat: à Neraca Pembayaran akan Terganggu
Harga hasil produk PNT Transportasi, Komunikasi & Telekomunikasi
Harga hasil produk PNT industri Agro,
Sumberdaya Laut & Pertambangan
versus
(500 sd satu juta kali lebih tinggi)
800 kali
2.000 kali
10.000 kali
10.000 kali
300.000 kali
(1 kg)
(1 kg) Ilustrasi perbandingan:
Pilihan bidang industrialisasi
² Bagi negara-‐negara berpenduduk dan berwilayah besar (Jepang, Korea, RRC, USA, Jerman, India dan Brazil), SDA diandalkan sebagai “pelengkap“ proses industrialisasi
² Kalau Indonesia hanya mengandalkan produk tradisional (agroindustri, pertambangan dan sumber daya laut) à neraca perdagangan Edak akan pernah menjadi seimbang à bahkan akan negaEp!
Kemampuan SDM Indonesia
² Setelah terbang perdana pesawat N250 Turboprop hasil rekayasa dan produksi Indonesia pada tgl 10 Augustus 1995; kemampuan SDM Indonesia dalam mengembangkan, menerapkan produk PNT secanggih apa pun Edak perlu diragukan lagi
² Jaringan dan pusat keunggulan proses nilai tambah pribadi (PNTP) Dngkat rendah, menengah dan Dnggi telah kita dirikan dan kembangkan.
² Kita juga telah mengembangkan pusat keunggulan riset milik LIPI, BPPT, LAPAN, PUSPITEK, di berbagai kementerian dan BUMN.
Pusat-‐pusat Keunggulan
² Perlu disempurnakan kaitan & sinkronisasi antara pusat keunggulan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan permintaan pasar.
² Pusat Keunggulan (PK) itu melipuD: ü Pusat KeunggulanPendidikan (Rendah, Menengah, Kejuruan, Tinggi/ Universitas)
ü Pusat Keunggulan PeneliDan, Pengembangan Penerapan Teknologi Tepat Guna dan Pengendalian Kualitas dan ProdukDvitas
ü Pusat keunggulan produksi PNT dan PBT
Filosofi Proses Industrialisasi ² “Mulai pada akhir dan berakhir pada awal”; à kita memproduksi
barang yg dibutuhkan pasar, kemudian secara bertahap mengembangkannya sampai dapat menguasai teknologi.
² Investasi proses pendidikan dan pembudayaan “hari ini” baru akan bermakna 25 tahun yad à peningkatan ketrampilan dan keunggulan SDM membutuhkan waktu yang cukup lama
² Transformasi & perkembangan industrialisasi dibiayai oleh hasil ekspor SDA dan energi.
² Tiap kebijakan & keputusan (eksekuDf maupun legislaDf) wajib memprioritaskan “jam kerja” nasional.
² Usaha dan investasi pada bidang ilmu terapan dan teknologi tepat guna untuk produksi barang yang dibutuhkan di pasar nasional saja yang dibiayai dari hasil ekspor SDA dan energi.
Mau ke mana? ² Dengan filosofi tersebut Indonesia berhasil mengembangkan
industri strategis, khususnya transpotasi laut dan udara ² Namun sangat disayangkan karya-‐karya anak bangsa tersebut
kita biarkan “dihancurkan”. Dikembangkan strategi membuka pintu selebar-‐lebarnya impor barang jadi untuk prasarana dan sarana ekonomi serta mengekspor SDA dan energi
² Memang, strategi tersebut menguntungkan (sementara) “neraca perdagangan” dan “neraca pembayaran” namun sangat merugikan “neraca jam kerja”
² Kita “bangga” karena tunduk atas aturan main WTO dengan beramai-‐ramai “menari di atas irama gendang orang lain” à lupa makna perjuangan untuk rakyat kita sendiri
à Mau ke mana kita?
Ketimpangan Dunia Usaha (1/2)
• Kesempatan Kerja yang disediakan oleh: 1. Usaha Kecil (UK) 88,92%
2. Usaha Menengah (UM) 10,54% 3. Usaha Besar (UB) 0,54%
• Nilai Tambah dalam perekonomian nasional:
1. Usaha Kecil (UK) 43,42% 2. Usaha Menengah (UM) 15,42% 3. Usaha Besar (UB) 44,90%
• Nilai Tambah pro Kesempatan Kerja:
1. Usaha Kecil (UK) 0,4883 ∞ (1) 2. Usaha Menegah (UM) 1,4630 ∞ (3xUK) 3. Usaha Besar (UB) 83,1481 ∞ (170xUK)
17
² Usaha Kecil dan Usaha Menengah menyediakan 99,46 % lapangan kerja, yang disediakan oleh Usaha Besar hanya 0,54%.
² PDB dalam perekonomian nasional: v 44,9% hasil Usaha Besar; v 55,1 % hasil Usaha Kecil dan Menengah
² Perbandingan Nilai Tambah yang dihasilkan Dap lapangan kerja oleh UK : UM : UB = 1 : 3 : 170 (perbandingan yang ideal = 1:1:1 ± 10%), yang mencerminkan adanya:
ü kesenjangan kualitas SDM, ü kesenjangan pendidikan, ü kesenjangan produkEvitas, dan ü kesenjangan penguasaan IPTEK.
18
Ketimpangan Dunia Usaha (2/2)
Pembudayaan, Pendidikan dan Wahana Jam Kerja (1/3)
² Peningkatan nilai produk, ditentukan oleh hasil pemikiran dan pelaksanaan rinci dari produk tersebut (the devil is in the detail) à utk perangkat keras, perangkat lunak & perangkat otak (brain ware).
² ProdukDvitas dan efisienci SDM sangat ditentukan oleh: ² Proses Pembudayaan; oleh keluarga & lingkungan masyarakat à
akan menentukan perilaku dan disiplin SDM. ² Proses Pendidikan; yang menentukan kemampuan berpikir,
berkarya, bekerja dengan pengerDan dan menerapkan hasil IPTEK à yang menjadikan SDM terampil.
² Wahana Jam Kerja sebagai tempat melanjutkan proses pembudayaan dan pendidikan, yang akan menghasilkan SDM ungul dengan daya saing Enggi
-‐-‐ Iptek budaya -‐-‐-‐ agama
Pembudayaan, Pendidikan & Wahana Jam Kerja (2/3)
Proses PEMBUDAYAAN
Wahana Jam Kerja
Perilaku & Karakter
Produktivitas & Daya Saing
Keterampilan
Proses PENDIDIKAN,
KETERAMPILAN
iptek budaya -‐-‐ agama
BERFIKIR
PERILAKU & KARAKTER
BERKARYA BEKERJA
DAYA SAING PRODUKTIVITAS
(pembudayaan) (pendidikan)
(wahana jam kerja)
Pembudayaan, Pendidikan & Wahana Jam Kerja (3/3)
Proses Pembudayaan (1/2)
² Dalam dunia Informasi dan dunia maya, jaringan informasi sosial atau social network dan internet berkembang pesat karena teknologi.
² Filsafah hidup masyarakat atau bangsa lain (walaupun bukan tetangga sebelah) dengan mudah dan intensif memasuki ruang hidup keluarga dan akan mempengaruhi proses pembudayaan SDM. Pengaruh ini Ddak selalu menguntungkan atau cocok dengan budaya keluarga.
² Arus informasi tersebut perlu diimbangi dengan informasi yang cocok dan menguntungkan proses pembudayaan à kualitas ketahanan budaya sendiri perlu diDngkatkan
Proses Pembudayaan (2/2) NKRI
• Masyarakat pluralis terbentuk ribuan tahun pra kemerdekaan (67 th yg lalu/17-‐8-‐1945)
• Toleransi terbentuk secara evolusioner
• Transformasi sistem otoriter à demokrasi berlangsung damai, relaDf cepat dan NKRI tetap utuh
USA • Masyarakat pluralis terbentuk
sejak kemerdekaan (236 tahun yang lalu/4-‐7-‐1776)
• Toleransi terbentuk dgn evolusi dipercepat à shg pengorbanan cukup banyak
• Baru 4 thn yang lalu presiden keturunan Afrika terpilih walau sudah 236 tahun merdeka
Kesimpulan: SDM yang merdeka, berbudaya, bebas & bertanggung jawab, memberi pengerEan & toleransi à sangat menguntungkan bagi peningkatan produkEvitas, efisiensi dan keunggulan suatu bangsa
Proses Pendidikan (1/3) ² Keterampilan melaksanakan tugas/pekerjaan memerlukan kemampuan
berpikir, bekerja dan berkarya secara sisDmaDs, konsisten dan terarah, dengan pengorbanan/biaya minimal namun menghasilkan produk berkualitas maksimal dan dipasok tepat waktu
² Ini hanya mungkin terjadi jikalau SDM telah mengalami proses nilai tambah pribadi (PNTP) pada bidang yang ditekuni
² Proses pendidikan memberikan kemampuan/penguasaan teknologi tepat guna untuk produksi perangkat otak (brain ware), perangkat lunak (soM ware) dan perangkat keras (hard ware)
² Semuanya harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat, yang berarD orientasi ke pasar. Teknologi yang dikembangkan harus tepat dan cocok sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas, murah dan masuk ke pasar sesuai kebutuhan
Proses Pendidikan (2/3)
² Pusat Keunggulan Pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan pasar (jangka pendek, menengah dan panjang), di Dngkat local, nasional dan untuk ekspor.
² Oleh karena itu, mata pelajaran atau kurikulum pendidikan harus disesuaikan untuk menganEsipasi kebutuhan BUMN dan BUMS-‐MKM (mikro, kecil dan menengah) yang menyediakan 99,46% lapang kerja secara nasional.
² Perlu segera dibentuk Kelompok Bidang Usaha hasil kerjasama KADIN, KADINDA, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, untuk meningkatkan produkDvitas, efisiensi, ketrampilan dan daya saing SDM, antara lain: ü Kelompok Bidang Usaha Jasa ü Kelompok Bidang Usaha Perhotelan dan Rumah Makan ü Kelompok Bidang Usaha Transportasi dan Komunikasi ü Kelompok Bidang Usaha Produksi Perangkat Keras (hard ware) dan Lunak (soM
ware)
Proses Pendidikan (3/3) ² Pembiayaan pengembangan (PNTP) dan Pusat-‐pusat Keunggulan Pendidikan Dasar
& Menengah dibebankan pada BUMN dan BUMS-‐MKM, Pemda & Pem Pusat dengan mekanisme sbb: ü Siswa bekerja di BUMN dan BUMS-‐MKM dengan insenDp gaji 1 hari kerja dan uang transport serta uang
makan ü Siswa dididik satu hari penuh Dap minggu di Pusat Keunggulan Pendidikan. ü Setelah pendidikan 3 sampai 4 tahun siswa akan mendapat ijasah ahli dalam bidang usaha yang ditekuni
dan berlaku nasional. ü Dengan cara demikian kualitas produk dan daya saing BUMN dan BUMS-‐MKM akan berkembang karena
didukung oleh SDM yang lebih terampil. Sistem PNTP ini dapat diterapkan hanya untuk pendidikan rendah dan menengah saja.
² Untuk pendidikan Dnggi (S1, S2 dan S3), kurikulum pendidikan perlu disesuaikan dengan permintaan di “pasar” SDM dalam waktu pendek, menegah dan panjang.
² Lulusan S1, S2 dan S3, di samping untuk BUMN dan BUMS-‐MKM, juga untuk BUMN dan BUMS -‐ Besar, dan pusat-‐pusat peneliDan Pemerintah/suasta.
² Lembanga “pengguna” lulusan tsb perlu dilibatkan dlm menyusun kurikulum à akan rela memberikan beasiswa, karena mereka membutuhkan SDM yang cocok & kompeten/terampil untuk peningkatan produkDvitas perusahaan
Wahana Jam Kerja (1/4)
² BUMN & BUMS sbg Wahana Jam Kerja (WJK) dalam masyarakat madani adalah kekuatan dominan yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman. Makin kuat dan unggul WJK makin sejahtera dan tenteram kehidupan masyarakat.
² Dengan cara apa saja kita berkewajiban memelihara dan membina Wahana Jam Kerja.
² JWK seperD halnya manusia. Jika WJK didirikan, sama seperD manusia dilahirkan. Jika WJK bangkrut atau dibangkrutkan, sama seperD manusia maE atau dibunuh!
² Jika WJK mulai merugi dan mulai melakukan PHK atau pertumbuhannya terganggu, maka wajar untuk diperhaDkan dan dibantu untuk mencegah ia bangkrut atau maD.
² Jika WJK sengaja ditutup tanpa ada usaha membantunya, sama seperD manusia dibunuh tanpa usaha menyehatkannya. Ini adalah Endakan kriminal!
Wahana Jam Kerja (2/4)
² Wahana Jam Kerja merupakan indikator kesehatan ekonomi yang penDng dan strategisnya, karena dapat digunakan untuk memantau perkembangan pembangunan nasional.
² Sudah saatnya bangsa Indonesia menjadikan Wahana Jam Kerja sebagai indikator makro (pidato saya dihadapan SU MPR dalam rangka memperingaD lahirnya Pancasila, 1 Juni 2011), sehingga kita mempunyai 3 indikator makro, yaitu:
(1) Neraca Perdagangan (2) Neraca Pembayaran (3) Neraca Jam Kerja
Perdagangan Pembayaran
yang
terjadi
saat ini
Wahana Jam Kerja (3/4)
Indikator Makro yang Belum Lengkap
Perdagangan Pembayaran
Jam Kerja
Wahana Jam Kerja (4/4) Indikator Makro yang Lengkap
Terima kasih Selamat berdiskusi
untuk Berkarya menyiapkan manusia
Indonesia masa depan