31
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA UNIVERSITAS RIAU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PEKANBARU PAPER “SURAT KEPUTUSAN PAJAK” OLEH : ANGGA KUSUMA 1201112466 JURUSAN ADMINISTRASI PRODI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU

Surat Keputusan Pajak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Surat Keputusan Pajak

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PEKANBARU

PAPER

“SURAT KEPUTUSAN PAJAK”

OLEH :

ANGGA KUSUMA

1201112466

JURUSAN ADMINISTRASI

PRODI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2013

Page 2: Surat Keputusan Pajak

DAFTAR ISI

Daftar Isi Halaman

Daftar Isi ................................................................................................. i

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................ 2

A.Pengertian Pajak................................................................................... 2

B. Fungsi Pajak…………………………………………………………..7

C.Yusdifikasi Pajak dan Prinsip Pemungutan Pajak................................ 8

D. Hukum Pajak………………………………………………………… 9

E.Perbedaan Pajak dan Jenis Pungutan Lainnya...................................... 11

F. Surat Ketetapan Pajak………………………………………………. 12

BAB II. Kesimpulan................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 19

Page 3: Surat Keputusan Pajak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum

dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang

Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari

pengertian atau fakta diatas mengungkapkan bahwa tujuan pajak adalah untuk

memakmurkan rakyat atau membuat rakyat menjadi sejahtera. Ideal pemerintah

tentang pajak sebagai usaha untuk mencapai kemakmuran belum berjalan dengan

baik karena didalam pelaksanaannya masih banyak terdapat ketimpangan-

ketimpangan yang menghambat proses tersebut. Menjadi suatu masalah yang

besar ketika Negara kehilangan kepercayaan dari rakyatnya karena pajak tidak

dapat mencapai tujuannya. Hal itu diakibatkan pengelolaan dan pelaksana

pengelolaan yang tidak transparaan serta adanya penyelewengan atau pelanggaran

ditubuh instansi yang mengurus pajak.

Jika Pajak didilihat dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber

daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan

gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah.

Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya

untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya

kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang

merupakan kebutuhan masyarakat. Ini juga berarti pemerintah mempunyai kuasa

monopoli di dalam perekonomian yang tercermin dalam UUD 1945 pasal 33 ayat

2. Yang mana sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak,

dikuasai dan dikelola oleh Negara. Pajak mempunyai fungsi Fungsi anggaran

(budgetair) merupakan sumber pendapatan Negara, pajak berfungsi untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin

negara dan melaksanakan pembangunan. Pajak juga berfungsi sebagai pengatur

pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas perekonomian dalam hal yang

berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Pajak

mempunyai andil dalam pembentukkan harga pasar.

Page 4: Surat Keputusan Pajak

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pajak

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus

menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat baik material maupun spriritual. Untuk dapat merealisasikan

tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau Negara dalam

pembiayaaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam

negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang

berguna bagi kepentingan bersama.

Sejak pajak mulai diperhitungkan sebagai salah satu pemasukan paling pengting

bagi sebuah negara, banyak para ahli ekonomi mengemukakan pendapatnya

tentang definisi tentang pajak. Berikut adalah definisi yang dikemukakan

beberapa ahli ekonomi :

Rifhi Siddiq                                                                                                     

Pajak adalah iuran yang dipaksakn pemerintahan suatu negara dalam periode

tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh wajib

pajak kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung.

      Leroy Beaulieu, seorang sarjana dari Perancis, dalam bukunya yang berjudul

Traite de la Science des Finances, 1906 mengemukakan “

“ Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh

kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja

pemerintah.”

      Deutsche Reichs Abgaben Ordnung ( RAO – 1919 ), mendefinisikan pajak

sebagai bantuan uang secara incidental atau secara periodic (dengan tidak ada

kontraprestasinya), yang di pungut oleh bada yang ebrsifat umum(Negara), untuk

memperoleh pendapatan, di mana terjadi suatu tatbestand (sasaran pemajakan),

yang karena undang-undang menimbulkan utang pajak. Artinya pajak merupakan

iuran yang dipaksakan oleh pemerintah terhadap masyarakat dan tanda timbal

balik, karena berfungsi sebagai penambah penghasilan Negara demi

meningkatkan pembangunan suatu Negara.

Page 5: Surat Keputusan Pajak

3

      Prof. Edwin R.A Seligman dalam Essay Taxation ( New York, 1925 )

menyatakan

“ Tax is compulsory Contribution from the person, to the goverment to defray the

expenses incurred in the common interest of all, without reference to special

benefit conferred.”

Banyak yang keberatan atas kalimat “ without  reference “ karena bagaimana pun

juga uang pajak tersebut digunakan untuk produksi barang dan jasa, sementara

“benefit” yang diperoleh akan diberikan kepada masyarakat, hanya tidak mudah

ditunjukan apalagi secara perrangan.

      Phillip E. Taylor dalam bukunya yang berjudul The Economics of Public

Finance, 1984 mengganti kata “without reference “ menjadi “ with little reference

dalam bukunya yang berjudul De overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden

( 1949 ) memberikan batasan bahwa pajak adalah prestasi yang dipaksakan

sepihak dan terutang kepada penguasa ( menurut norma-norma yang

ditetapkannya secara umum ), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-mata

digunakan untuk menutup pengeluaran pengeluaran umum.

      Prof. Dr. M.J.H Smeets dalam bukunya de Economische Betekenis der

Belastingen, 1951 adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma

– norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontra-prestasi yang

dapat ditunjukkan dalam kasus yang bersifat individual yang maksudnya adalah

untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

      Dr. Soeparman Soemahamidjaja  dalam disertasinya yang berjudul “ Pajak

Berdasarkan Asas Gotong-Royong “, Universitas Padjajaran, Bandung, 1964,

menyatakan bahwa pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang

dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya

produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

      Prof. Dr. P.J.A Adriani beliau pernah menjabat guru besar hukum pajak pada

Universitas Amsterdam dan pemimpin International Bureau of Fiscal

Documentation di Amsterdam mengatakan bahwa:

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh

mereka yang wajib membayarnya menurut peraturan, tanpa mendapat prestasi

kembaliyang langsung dapat ditunjuk dan yang kegunaanya untuk membayai

Page 6: Surat Keputusan Pajak

4

pengeluaran umum terkait dengan tugas negara dalam menyelenggaraan

pemerintahan.”

      Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H dalam bukunya Dasar - Dasar Hukum Pajak

dan Pajak Pendapatan, mendefinisikan pajak sebagai iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal yang

langsung dapat dirasakan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

      menurut Sommerfeld, pajak merupakan suatu pengalihan sumber-sumber yang

wajib di lakukan dari sektor swasta kepada sektor pemerintah berdasarkan

peraturan tanpa suatu imbalan kembali yang langsung dan seimbang, agar

pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya dalam menjalankan pemerintahan.

      menurut R. Santoso Brotodihadrjo, pajak adalah bantuan, baik secara

langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan public dari penduduk

atau drai barang, untuk menutupi belanja pemerintah, yang artinya pajak

merupakan suatu pemungutan dari masyarakat yang berguna untuk kepentingan

Negara.

      Mr. Dr. N.J Fieldmann dalam bukunya yang berjudul De overheidsmiddelen

van Indonesia, Leiden ( 1949 ) memberikan batasan bahwa pajak adalah prestasi

yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa ( menurut norma-norma

yang ditetapkannya secara umum ), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-

mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara

ekonomis (pajak adalah sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor

pemerintah) atau pengertian secara yuridis ( pajak adalah iuran yang dapat

dipaksakan ) dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat para ahli tentang

unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut:

1.    Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan

perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan pungutan

lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang."

2.    Tidak mendapatkan jasa timbal balik (konraprestasi perseorangan) yang dapat

ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak

kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang

tidak membayar pajak kendaraan bermotor.

Page 7: Surat Keputusan Pajak

5

3.    Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun

pembangunan.

4.    Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib

pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai

peraturan perundag-undangan.

5.    Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran

Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan

pemerintahan, selain itu pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi

mengatur / regulatif).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada

pengertian pajak adalah sebagai berikut :

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya

yang sifatnya dapat dipaksakan

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk

membiayai publik investment.

5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.  

Cara melaksanakan hukum pajak diantaranya sebagai barikut:

1. Pajak dapat dipaksakan

Undang-undang memberikan wewenang kepada fiskus untuk memaksa wp

untuk mematuhi dan melaksanakan kewajiban pajaknya. Sebab undang

undang menurut sanksi-sanksi pidana fiscal (pajak) sanksi administrative yang

kususnya diatur oleh undang-undang no 19 tahun 2000 termasuk wewenang

dari perpajakan untuk mengadsakan penyitaan terhadap harta bergerak/ tetap

wajib pajak.

Page 8: Surat Keputusan Pajak

6

Dalam hokum pajak Indonesia dikenal lembaga sandera atau girling yaitu

wajib pajak yang pada dasarnya mampu membayar pajak namun selalu

menghindari pembayaran pajak dengan berbagai dalih, maka fiskus dapat

menyandera wp dengan memasukkannya kedalam penjara.

2. Pajak tidak menerima kontra prestasi

Ciri kas pajak dibandiong dengan jenis pungutan lainnya adalah wajib

pajak (tax payer ) tidak menerima jasa timbal yang dapat ditunjuk secara

langsung dari pemerintah namun perlu dipahami  bahwa sebenarnya subjek

pajak ada menerima jasa timbal tetapi diterima secara kolektif bersama dengan

masyarakat lainnya.

3. Untuk membiayai biaya umum pemerintah

Pajak yang dipungut tidak pernah ditujukan untuk biaya khusus .

dipandang dari segi hokum maka pajak akan terutang apabila memenuhi

syarat subjektif dan syaratobjektif .

Syarat objektif : ,yang berhubungan dengan objek pajak misalnmya

adanya penghasilan atau penyeerahan barang kena pajak . syarat subjektif

adlah syarat yang berhubungan dengan subjek pajak , apakah orang pribadi

atau badan.

Struktur pajak di Indonesia berdasarkan urian diatas adalah sebagai

berikut:

1. pajak penghasilan (PPh)

2. pajak pertambahan nilaio barang dan jasa dan penjualan atas baeang

mewah

3. pajak bumi dan bangunan

4. pajak daerah dan retribbusi daerah

5. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)

6. bea materai

Untuk mewujudkan pajak-pajak tersebut menjadi kenyataan, terdapat hokum

pajak formal yaitu UU RI NO 16 thn 2000 tentang perubahan kedua dari uu no 6

1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

Page 9: Surat Keputusan Pajak

7

Bagi wajib pajak yang menghindari pajak uu no 19 thn 2000 tentang

penagihan pajak dan surat paksa.

Bagi wajib pajak yang banding berdasarkan uu no 17 thn 1997 tentang badan

penyelesaian sengketa pajak BPSP tyelah disebutkan diatas telah diubah dan

diganti dengan uu no 14 thn 2002 tentang penaagihan pajak

B.       Fungsi pajak

1.      Fungsi budgetair

Fungsi budgeteir merupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiscal yaitu

suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk

memasukkan  dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang

perepajakan yang berlaku “segala pajak untuk keperkuan negara berdasarkan

undang-undang.

Yang dimaksud dengan memasukkan kas secara optimal adalah sebagi

berikut:

         jangan sampai ada wajib pajak/subjek pajak yang tidak membayar

kewajiban pajaknya.

         Jangan sampai wajib pajak tidak melaporkan objek pajak kepada

fiskus

         Jangan sampai ada objek pajak dai pengamatan dan perhitungan

fiskkus yang terlepas

Perwujudan fungsi budgetair dalam kehidupan kenegaraan dapat terlihat

dalam APBN yang setiap tyahun disahkan dengan undang-undang. Penerimaan

negara selalu meningkat dari tahun ketahun khususnya setelah reformasi uu

perpajakan thn 1983/1984. 

2. Fungsi regulerend

Atau fungsi mengatur dan sebagainya juga fungsi pajak dipergunakan oleh

pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu , dan sebagainya

sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari

fungsi utama pajak. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pajak dipakai

sebagai alat kebijakan, mis : pajak atas minuman keras ditinggikan untuk

mengurangi konsumsi fasilitas perpajakan sehingga perwujudan dari pajak

Page 10: Surat Keputusan Pajak

8

regulerend yang terdapat dalam UU No I tahun 1967 tentang penanaman

modal asing. Contoh:

a)      Bea materai modal

b)      Bea masuk dan pajak penjualan

c)      Bea balik nama

d)     Pajak perseroan

e)      Pajak devident

C.      Yusdifikasi Pajak Dan Prinsip Pemungutan Pajak

Dalam hal ini akan dikemukakan asas-asas pemungutan pajak dan alas an-

alasan yang menjdi dasar pembenaran pemungutan pajak oleh fiskus negara,

sehingga fiskus negara merasa punya wewenang untuk memungut pajak dari

penduduknya.

Teori asas pemungutan pajak:

a)      Teori ansuransi

Negara berhak memungut pajak dari penduduk karena menurut teori ini

negara melindungi semua rakyat dan rakyat membayar premi pada negara.

 

b)      Teori kepentingan

Bahwa negara berhak memungut pajak karena penduduk negara tersebut

mempunyai kepentingan pada negara, makin besar kepentingan penduduk

kepada negara maka makin besar pula pajak yang harus dibayarnya kepada

negara. 

c)      Teori bakti

Mengajarkan bahwa pwnduduk adalah bagian dari suatu negara oleh

karena itu penduduk terikat pada negara dan wajib membayar pajak pada

negara dalam arti berbakti pada negara.

d)     Teori gaya pikul

Teori ini megusulkan supaya didalam hal pemungutan pajak pemerintah

memperhatikan gaya pikul wajib pajak. 

e)      Teori gaya beli

Page 11: Surat Keputusan Pajak

9

Menurut teori ini yustifikasi pemungutan pajak terletak pada akibat

pemungutan pajak. Misalnya tersedianya dana yang cukup untuk mrmbiayai

pengeluaran umum negara, karena akibat baik dari perhatian negara pada

masyarakat maka pemuingutan pajak adalah juga baik.

f)       Teori pembangunan

Untuk Indonesia yustifikasi pemungutan pajak yang paling tepat adalah

pembangunan dalam arti masyarakat yang adil dan makmur

Disamping itu terdapat juga asas-asas pemungutan pejak seperti:

Asas yuridis yang mengemukakan supaya pemungutan pajak didasarkan

pada undang-undang

Asas ekonomis yang menekankan supaya pemungutan pajak jangan

sampai menghalangi produksi dan perekonomian rakyat

Asas finansial menekankan supaya pengeluaran-pengeluaran untuk

memungut pajak harus lebih rendah dari jumlah pajak yang dipungut.

Prisip-prinsip pemungutan pajak:

      Menurut Era Saligman ada empat Prisip pemungutan pajak:

Prisip fiscal

Prinsip Administrativ

Prinsip ekonomi

Prinsip Etika

  D.      Hukum Pajak

Adalah: Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang

pemerinth untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali

kepada masyarakat melalui kas negara. Sehingga hukum pajak tersebut

merupakan hukum publik yang mengatur hubungan negara dan orang-orang atau

badan-badan hukum yang berkewajiban membayar pajak.

Hukum pajak dibedakan atas:

Page 12: Surat Keputusan Pajak

10

1. Hukum pajak material

Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan tentang siapa yang dikenakan pajak dan

siapa-siapa yang dikecualikan dengan pajak dan berapa harus dibayar.

2. Hukum pajak formal

Yaitu: memuat ketentuan-ketentuan bagaiman mewujudkan hukum pajak

material menjadi kenyataan.

Kutipan beberapa definisi Pajak dari para pakar. Prof. Erwin R.A. Seligman

dalam buku Esay in Taxation yang diterbitkan di Amerika menyatakan: “Tax is

compulsory Contribution from the person, to Government to depray the expenses

incurred in the common interest of all, without reference to special benefit

conperred” Secara garis besar terlihat adanya kontribusi seseorang yang ditujukan

kepada Negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan khusus pada seseorang,

bagaimanapun pajak itu ditujukan manfaatnya kepada masyarakat.

Mr. Dr. N.J. Feldmann dalam bukunya De over heidsmiddelen Van Indonesia

(terjemahan): Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang

kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa

adanya kontra prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-

pengeluaran umum.

Menurut Nurmatu (2003) Pajak memiliki dua fungsi yaitu fungsi penerimaan

(budgeter) dan fungsi mengatur (regular). Fungsi budgeter merupakan fungsi

pajak sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-

pengeluaran pemerintah. Contoh: dimasukannya pajak dalam APBN sebagai

penerimaan dalam negeri. Sedangkan fungsi regular merupakan fungsi pajak

sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang

ekonomi dan social. Sebagai contoh yaitu dikenakan pajak yang lebih tinggi

terhadap minuman keras sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan.

Ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut:

1.      Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya

yang sifatnya dapat dipaksakan

Page 13: Surat Keputusan Pajak

11

2.      Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi

individual oleh masyarakat

3.      Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah

4.      Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai

public investment.

5.      Pajak dapat pula pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu

mengatur.

6.      Retribusi

7.      Sumbangan

E.       Perbedaan Pajak Dan Jenis Pungutan Lainnya Pebedaan Hukum

Pajak Materiil Dan Hukum Pajak Formal

Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) selaku

pemungut pajak dengan Wajib Pajak. Apabila memperhatikan materinya  Hukum

Pajak diedakan menjadi:

1. Hukum Pajak Materiil

Memuat norma-norma yang menerangkan keadaan, perbuatan , peristiwa

hukum yang dikenakan pajak (objek-objek), siapa yang dikenakan pajak

(subjek), berapa besar pajak yang dikenakan, segala sesuatu tentang timbul

dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hokum antara pemerintah dan wajib

pajak sebagai contoh : Undang-undang penghasilan

2. Hukum Pajak Formal

Memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hokum materiil menjadi

kenyataan, hokum pajak formal ini memuat antara lain

1. Tatacara penetapan utang pajak.

Page 14: Surat Keputusan Pajak

12

2. Hak-hak fiskus untuk mengawasi wajib pajak mengenai keadaan,

perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak.

3. Kewajiban Wajib Pajak sebagai contoh menyelenggarakan pembukuan /

pencatatan dan hak-hak wajob pajak mengajukan keberatan dan banding.

4.

F. Surat Ketetapan Pajak

Besarnya pajak yang terutang dalam satu tahun pajak sebagai ketetapan pajak

tertuang dalam surat yang diistilahkan dengan surat ketetapan pajak.

Pengertian surat ketetapan pajak sesuai Undang-Undang nomor 28 tahun 2007

tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan(KUP) adalah surat

ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil atau Surat

Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat Ketetapan Pajak ini sebagai suatu

ketetapan tertulis yang menimbulkan hak dan kewajiban, memuat besarnya

utang pajak pada tahun tertentu bagi Wajib Pajak yang nama dan alamatnya

tercantum dalam surat ketetapan pajak. Surat ketetapan pajak ini merupakan

tembusan dari kohir sehingga bentuk dan isi kohir sama dengan surat

ketetapan pajak. Dengan modernisasi administrasi, istilah kohir tidak

digunakan lagi, tetapi dalam pengadministrasian masih bermakna penting

sebagai pengawasan penagihan pajak terulang.

Dari tinjauan teori yang disampaikan oleh R.Soemitro (1988) membedakan

surat ketetapan pajak sebagai berikut.

- Surat Ketetapan Pajak Sementara

Surat ketetapan pajak sementara ini seperti yang pernah dijelaskan

sebelumnya sebagai surat ketetapan pajak yang dikeluarkan otoritas pajak

pada awal tahun yang memuat besarnya pajak terutang sementara yang harus

dibayar. Dengan ketetapan sementara inilah diharapkan uang pajak dapat

segera masuk dalam kas Negara untuk pembiayaan pengeluaran Negara.

Ketetapan pajak ini juga menimbulkan banyak masalah, terutama banyaknya

ragam pengadministrasiannya dan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk

untuk mengelola. Oleh karena itu, sistim ini diubah sejak adanya reformasi

pajak di Indonesia.

- Surat Ketetapan Pajak Primitif

Page 15: Surat Keputusan Pajak

13

Surat ketetapan pajak primitif adalah surat ketetapan pajak yang didasarkan

pada data yang diberikan Wajib Pajak tanpa adanya koreksi atau perubahan

dari pihak otoritas pajak.

- Surat Ketetapan Pajak Rampung

Surat ketetapan pajak rampung adalah sebagai kebalikan dari surat ketetapan

pajak sementara. Surat ketetapan pajak rampung diterbitkan pada akhir tahun

yang jumlahnya tentu dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil sehingga

wajib pajak dapat pula mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak

rampung ini

- Surat ketetapan pajak tambahan

Surat ini diterbitkan sehubungan dengan pemungutan pajak sebagai contoh

pajak yang dipotong oleh pemberi kerja atas pembayaran gaji yang sekarang

dikenal dengan Pajak Penghasilan Pasal 21. Surat ketetapan pajak ini

dimaksudkan agar pemberi kerja membayar kekurangan pajak yang telah

dipotong.

- Surat Ketetapan Pajak Tagihan Susulan

Surat ini diterbitkan apabila dikemudian hari ternyata ada hal baru yang

diketahui atau hal yang belum terungkap pada saat diterbitkan surat ketetapan

rampung.

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Definisi SKPKB

Menurut UU No.28 Tahun 2007 Pasal 1(16), Surat Ketetapan Pajak Kurang

Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok

pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya

sanksi administrasi dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

Penerbitan SKPKB

Menurut  No.28 Tahun 2007 Pasal 13(1), SKPKB diterbitkan apabila :

a.Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang

tidak atau kurang dibayar.

Page 16: Surat Keputusan Pajak

14

Pemeriksaan dapat dilakukan di tempat tinggal, tempat kedudukan, dan tempat

kegiatan usaha Wajib Pajak.

b.Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah 

ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya

sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran 

c.Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak

seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif

0% (nol persen) bagi Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakan

di bidang pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan barang mewah, yang

mengakibatkan pajak yang terulang tidak atau kurang dibayar dikenai sanksi

administrasi dengan menerbitkan Surat Keterangan Pajak Kurang Bayar

ditambah dengan kenaikan 100%

d.Kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatn tidak dipenuhi

sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang ;atau,

e. kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan.

Sanksi Administrasi

a.Apabila SKPKB dikeluarkan karena alasan pada poin 2a dan 2e, maka

jumlah kekurangan pajak  terutang ditambah dengan sanksi administrasi berupa

bunga sebesar 2% per bulan paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya

pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak sampai dengan

diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

b.Apabila SKPKB dikeluarkan karena alas an pada poin 2b, 2c, dan 2d,

maka dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar :

  50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak

  100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut,

tidak atau kurang disetor dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang

disetorkan.

  100% dari PPN dan PPn BM yang  tidak atau kurang bayar

        Fungsi SKPKB

a.       Koreksi atas jumlah yang terutang menurut SPT-nya

b.      Sarana untuk mengenakan sanksi

Page 17: Surat Keputusan Pajak

15

c.       Alat untuk menagih

2.      Surat Ketetapan Pajak Nihil

Definisi SKPN

Menurut UU No.28 Tahun 2007 Pasal 1(18), SKPN adalah surat ketetapan pajak

yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak

atau pajak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Penerbitan SKPN

SKPN diterbitkan apabila setelah dilakukan pemeriksaan jumlah kredit pajak atau

jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak

tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak.

3.      Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan (SKPKBT) adalah surat ketetapan

pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah

ditetapkan .Penerbitan SKPKBT ini didasarkan pada :

Hasil pemeriksaan atau pemeriksaan ulang terhadap data baru yang

mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang termasuk data yang

semula belum terungkap atau penerbitan SKPKBT ini dalam jangka waktu 5

tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak,bagian tahun

pajak atau tahun pajak.Sebagai konsekuensinya jumlah pajak yang tidak atau

kurang dibayar dalam SKPKBT ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan

sebesar 100% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar

        Hasil penelitian atau putusan pengadilan yang telah memperoleh keuatan

hukum tetap terhadap wajib pajak yang dipidanakarena melakukan tindak tindak

pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan

kerugian pada pendapatan negara.SKPKBT ini diterbitkan dalam jangka waktu 5

tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak,bagian tahun

pajak,tahun pajak sebagai konsekuensinya bahwa jumlah pajak yang tidak atau

kurang dibayar dalam SKPKBT ditambah sanksi administrasi  berupa kenaikan

sebesar 100% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar

Page 18: Surat Keputusan Pajak

16

4.      Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar

Surat ketetapan pajak lebih bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan

jumlah kelebihan pembayaran pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau

seharusnya tidak terutang.Dirjen pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak

lebih bayar (SKPLB) berdasarkan hasil penelitian terhadap kebenaran

pembayaran pajak atas permohonan wajib pajak  (pasal 17 UU KUP) terdapat

kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.

Page 19: Surat Keputusan Pajak

17

KESIMPULAN

Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau Negara

dalam pembiayaaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari

dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang

berguna bagi kepentingan bersama.

Pajak adalah iuran yang dipaksakan pemerintahan suatu negara dalam

periode tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh

wajib pajak kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada

pengertian pajak adalah sebagai berikut :

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya

yang sifatnya dapat dipaksakan

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk

membiayai publik investment.

5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur. 

Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang diterbitkan oleh

Direktorat Jenderal Pajak (c.q. Kantor Pelayanan Pajak/KPP) berdasarkan hasil

pemeriksaan pajak maupun penelitian SPT (umumnya SKP diterbitkan

berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap SPT WP).  SKP dapat berupa SKP-LB,

SKP-KB, SKP-KBT, atau SKP-Nihil.

1. SKP-LB atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan

pajak yang menyatakan adanya kelebihan pembayaran pajak (Lebih

Bayar/LB).

2. SKP-KB atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan

pajak yang menyatakan adanya kekurangan pembayaran pajak (Kurang

Bayar/KB).  Jumlah KB yang tercantum dalam SKP-KB jatuh tempo

Page 20: Surat Keputusan Pajak

18

dalam satu bulan sejak SKP tersebut diterbitkan.  Namun jika Wajib Pajak

mengajukan Keberatan, maka KB tersebut belum dianggap sebagai utang

pajak dan jatuh tempo pembayarannya diundur hingga satu bulan setelah

terbitnya Surat Keputusan Keberatan.

3. SKP-KBT atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah

surat ketetapan pajak susulan setelah SKP-KB yang pertama diterbitkan.

SKP ini bisa muncul manakala kantor pajak mendapatkan

data/keterangan/informasi baru (novum) yang menyatakan adanya

kekurangan pembayaran pajak sementara terhadap Wajib Pajak tersebut

sebelumnya sudah diterbitkan SKP-KB.

4. SKP Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menyatakan bahwa jumlah

pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak yang dapat

diperhitungkan, alias tidak kurang maupun tidak lebih bayar.

Page 21: Surat Keputusan Pajak

19

DAFTAR PUSTAKA

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Wikipidia.com/Pengertian Pajak.