Upload
star-team
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
© 2 0 1 5 , A l l r i g h t R e s e r v e d | S t a r T e a m | w w w . s t 7 5 7 . c o m
Learn, Trade and Make Money! Using indicator in Technical Analysis, By. Andreas Andri.
Part 03
The Indicators
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Pengantar, Halo, Jumpa lagi dalam E-‐book kami di seri yang ke-‐3. Dalam bahasan di seri yang ke-‐3 ini kami akan membahas tentang indicator dalam analisa teknikal. Banyak sekali indicator yang terdapat didalam platform trading yang dapat membantu anda untuk melakukan analisa sebuah pergerakan harga.
Dalam analisa teknikal, indikator merupakan alat yang mengumpulkan dan memproses data suatu pergerakan harga dan kemudian menampilkan informasi ini pada atau di bawah grafik untuk membantu trader dalam membuat ataupun mengambil keputusan untuk melakukan perdagangan. Fungsi dasar dari indikator adalah untuk "menunjukkan" sentimen pasar, atau apakah aset tersebut mengalami overbought atau oversold.
Indikator dalam penggunaannya akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang terjadi di pasar dan membantu trader untuk membedakan kemungkinan pergerakan harga di masa depan.
Ada berbagai macam indikator dan yang berbeda dan memiliki fungsi yang berbeda pula. Pilihan untuk sebuah indikator yang digunakan yang pada akhirnya adalah dari kenyamanan seorang trader untuk menggunakan jenis indikator dan memasukkan-‐nya kedalam system platform perdagangan.
Sebelum anda membaca, perlu kami ingatkan kembali tentang resiko dalam melakukan trading forex ataupun instrumen derivative lainnya yang menggunakan system margin. Bertransaksi forex, indeks saham, komoditi, dan CFD memiliki resiko yang tinggi dan mungkin tidak sesuai untuk semua orang.
Banyak faktor bagi seorang investor yang harus dipertimbangkan sebelum bertransaksi, seperti obyektivitas, tingkat pengalaman dan keinginan berinvestasi dengan resiko untuk setiap investor.
Setiap investasi memiliki resiko yang dapat berlaku sama untuk semua jenis pasar. Ada kemungkinan bahwa Anda dapat kehilangan sebagian atau seluruh investasi awal Anda akibat kerugian dari transaksi yang Anda lakukan.
Selamat Belajar dan semoga sukses.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Pengenalan. Didalam analisa teknikal, indicator terbagi menjadi 2 golongan, yaitu:
• Leading Indicators dan • Lagging Indicators.
Perbedaan kedua indikator tersebut terletak pada kecepatan indikator dalam memberikan sinyal beli atau jual. Umumnya indikator yang bersifat untuk mengukur trend adalah tipe lagging indicator.
Contoh lagging indicator yang di gunakan untuk mengukur trend seperti: BolingerBand, Parabolic SAR, Moving Average, dan variannya seperti GMMA.
Contoh lain dari lagging indicator adalah MACD, Ichimoku Kinko Hyo, Heiken Ashi, TRIX, Zigzag, Alligator, dan Fractals.
Ciri-‐ciri khas dari lagging indicator adalah terlambatnya dalam memberikan sinyal apabila dibandingkan dengan indikator lain. Akan tetapi, dibalik kelemahan tersebut terdapat beberapa kelebihan, yaitu penggunaan Lagging indicator sangat baik digunakan apabila harga bergerak dalam trend yang relatif panjang.
Oleh karena itu, lagging indicator ini sering disebut “trend following indicator”. Hati-‐hati jika menggunakan lagging indicator dalam pasar yang relatif flat karena hasilnya akan semakin terlambat. Meskipun sering mengalami ketinggalan dalam membuka posisi, lagging indicator mampu mengurangi resiko jika terjadi bull trap atau bear trap.
Sementara itu, untuk leading indicator bisa dengan cepat memprediksi pergerakan harga, umumnya digunakan untuk mengukur apakah overbought atau oversold. Asumsi leading indicator adalah harga yang sudah overbought atau oversold akan berbalik arah.
Jika lagging indicator memberikan sinyal setelah 4-‐5 bar candle, maka leading indicator hanya membutuhkan 1-‐2 bar candle saja. Kelemahan yang terdapat pada leading indicator adalah kemungkinan terjebak pada bull trap atau bear trap lebih besar. Maka berhati-‐hatilah.
Leading indicator ini cocok digunakan pada pasar yang mempunyai trend sideways. Umumnya semua yang bertipe oscilator merupakan leading indicator, contohnya: Stochastic, ATR, RSI, CCI, W%R.
Indikator yang berkaitan dengan volume seperti MFI, OBV, A/D juga termasuk leading indicator. Intinya jika pasar memiliki trend yang kuat, lagging indicator lebih cocok digunakan. Dan leading indicator lebih cocok digunakan di pasar yang sedang sideways, karena mengindikasikan sinyal jual atau beli.
Terlihat seperti apakah indicator itu?
Indikator dapat ditampilkan dalam dua cara, yaitu:
1. Di daerah yang terpisah di bawah grafik harga seperti stochastic dan MACD, dll. 2. Didaerah yang menyatu dengan grafik harga eperti moving average, cahnnels atau
Bollinger band.
Silahkan lihat gambar dibawah ini.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Keterangan:
No. 1: Adalah indicator yang terpisah dengan grafik harga, seperti tampilan gambar diatas menggunakan Stochastic Oscillator.
No. 2: Adalah indicator yang menyatu dengan grafik harga, seperti tampilan gambar diatas menggunakan Moving Average.
Jenis Indikator.
Indikator dalam analisa teknikal selalu menghasilkan atau memberikan sebuah sinyal perdagangan dan setiap indikator yang digunakan oleh trader selalu berbeda-‐beda dan tergantung pada bagaimana indikator yang digunakan tersebut menghitung harga yang terjadi dipasar untuk memberikan sinyal. Dari 2 golongan indicator, yaitu Lagging Indicators dan Leading Indicators, Mereka terbagi lagi ke-‐dalam dua kategori lanjut, yaitu:
1. Trending Indicators yang merupakan indicator terbaik untuk digunakan dalam keadaan pasar yang bergerak secara trend baik bullish maupun bearis.
2. Oscillating/ Ranging indicators yang merupakan indicator terbaik untuk digunakan dalam keadaan pasar yang bergerak secara sideways/ ranging market.
Trending Indicators.
Kecenderungan tren dalam suatu pergerakan harga apakah bullis atau bearish serta kekuatan dari trend tersebut didalam grafik tidaklah selalu jelas, oleh karena itu dengan menggunakan bantuan dari Trending indicator ini bisa terlihat lebih jelas dan dapat membantu trader untuk:
• Melakukan identifikasi apakah pasar masih dalam pergerakan trend bullish atau bearish.
• Menentukan arah dan kekuatan trend harga. • Membantu trader untuk mendapatkan harga masuk dan keluar yang ideal dipasar.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Seperti contoh gambar grafik dibawah ini dengan menggunakan indicator “Moving Average”, ketika harga yang dipasar menunjukkan harga berada dibawah indicator moving average, ni menunjukkan bahwa pasar berada dalam kondisi downtrend.
Oscillating Indicator.
Ketika pergerakan harga di-‐pasar bergerak secara sideways trend (ranging market), indicator ini dapat membatu trader untuk menentukan batas-‐batas atas (Resistance) dan bawah (Support) dari suatu pergerakan harga yang terjadi di-‐pasar. Indicator tersebut menunjukkan apakah harga yang terjadi di-‐pasar itu mengalami overbought atau oversold dan mereka (oscillating indicator) melakukan ini dengan berosilasi antara tingkat atas dan tingkat bawah.
Jika indicator tersebut memberikan sinya bahwa harga telah mengalami “Oversol”, maka trader akan cenderung untuk mengambil keputusan “SELL”, sedangkan kebalikan-‐nya jika indicator tersebut memberikan sinyal bahwa pergerakan harga telah mengalami “Overbought”, maka trader akan cenderung untuk mengambil keputusan “BUY”.
Contoh gambar dibawah ini adalah indikator stochastic yang digunakan dengan penempatan yang terpisah dari grafik dan menunjukkan sinyal perubahan harga dalam tekanan beli ataupun Jual yang sedang dalam keadaan sideways.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Disaat apakah dapat menggunakan Trending Indicators dan Oscillating Indicators?
Untuk menggunakan sebuah indicator dalam analisa teknikal, Jenis indikator yang dapat digunakan adalah tergantung pada sistem perdagangan yang dilakukan dan yang paling utama adalah kembali ke trader itu sendiri dengan indicator jenis apakah yang nyaman dipakainya untuk melakukan trading.
Sebagai contoh misalnya trader melakukan perdagangan di ranging market, maka indicator yang digunakan adalah “Oscillating Indicators”, seperti: stochastic, commodity channel index (CCI) atau relative strength index (RSI) yang kan berguna untuk membantu membuat keputusan transaksi.
Contoh lain misalnya seorang trader melakukan perdagangan di trending market, maka indicator yang digunakan adalah “Trending Indicators”, seperti: MACD atau average directional index akan lebih berguna untuk membantu membuat keputusan transaksi.
Lihat contoh gambar grafik dibawah ini, Anda dapat melihat kombinasi indikator Oscillating (stochastic oscillator) dan indikator Trending (MACD) yang digunakan untuk perdagangan di ranging market dan trending market. Dengan menggabungkan indikator dalam praktek trading akan dibahas lebih lanjut dalam pelajaran ini.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Menggabungkan indicator yang benar.
Dengan menggabungkan kedua indicator (Oscillating dan Trending Indicator) untuk digunakan dalam kondisi pasar yang berbeda sangat menguntungkan bagi trader. Dengan Kondisi pasar yang terus berubah-‐ubah, sehingga Anda dapat menggunakan masing-‐masing indikator tersebut sesuai dengan kekuatannya dan kegunaannya.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Contoh gambar brafik diatas adalah kombinasi penggunaan indicator dengan kondisi pasar yang berbeda, berikut keterangannya:
No. 1, Untuk kondisi pasar ranging, indicator stochastic akan lebih berguna apabila dibandingkan dengan indicator moving average, sedangkan untuk:
No.2, Indikator Moving Average akan lebih berguna untuk kondisi pasar yang mengalami trending.
Hindarilah overloading grafik.
Indikator memang berguna untuk memperjelas dari pergerakan harga, akan tetapi banyak sekali trader salah paham dengan persepsi ini sehingga mereka (Trader) menggunakan banya sekali indicator didalam satu grafik.
Misalnya, jika seorang trader menambahkan 3 oscillating indikator di bawah grafik, maka akan ada tiga indikator memberikan informasi yang sama. Dengan Menambahkan lebih indikator yang memasok informasi yang sama untuk satu grafik tidak akan membuat indicator tersebut dapat diandalkan.
Mereka hanya menampilkan informasi overbought dan oversold yang sama dengan cara yang berbeda, dan hanya mengambil lebih banyak ruang pada grafik Anda dan akan membuat anda kebingungan dan salah dalam mengambil keputusan sehingga anda akan mengalami kerugian.
Begitupun juga sebaliknya, apabila anda menggunakan terlalu banyak Trending Indicator juga akan membuat anda kebingungan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan transaksi. Lihat gambar dibawah ini.
Overloading Chart 1
Overloading Chart 2
Setelah anda melihat gambar diatas ini, pertanyaan-‐nya adalah apakah anda kebingungan???
Oleh Karena itu, gunakanlah tambahan indicator didalam grafik anda seperlunya dan senyamannya anda dalam menggunakan indicator – indicator yang ada di platform perdagangan anda.
Dalam pembahasan tentang indicator didalam e-‐book ini pun, kami tidak akan membahas semuanya tentang indicator yang ada di platform perdagangan.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Trending Indicator. Dalam bahasan sebelumnya, anda telah memahami tentang apa yang dimaksud dengan lagging dan leading indicator serta trending dan oscillating indicator. Di-‐halaman ini kita akan membahas lebih dalam lagi tentang jenis indicator yang tergabung dalam kategori trending indicator. Yang termasuk dalam category Trending Indicator adalah:
1. Moving Average (Recommended for trading) 2. Fractal. 3. Parabolic SAR. 4. MACD. 5. ADX. 6. Andrew’s Pitchfork.
Kita akan membahas tentang moving average terlebih dahulu. Indikator moving average sangat kami sarankan untuk digunakan dalam trading anda. Moving Average adalah salah satu indikator yang paling sering digunakan oleh para trader professional dan mereka umumnya digunakan untuk dua hal, yaitu:
• Menentukan kondisi pasar, dan • Keputusan Masuk dan keluar perdagangan.
Apa itu Indikator Moving Average (MA)?
MA adalah tampilan dari harga rata-‐rata dari instrumen selama periode waktu tertentu. Hal ini ditampilkan dalam bentuk garis pada grafik. Garis MA dihitung dengan mengambil harga rata-‐rata selama jumlah hari periode tertentu. Setiap harga rata-‐rata yang dihasilkan kemudian diplot pada grafik dalam bentuk garis; Umumnya, untuk menghitung harga rata-‐rata itu adalah harga penutupan dari setiap grafik candlestick yang digunakan.
Mari kita ambil contoh dengan mempertimbangkan periode 20 MA pada grafik lima menit. Setiap titik MA dihitung dari harga penutupan rata-‐rata 20 candlestick lima menit terakhir. Karena setiap lima menit sekali bentuk Candlestick, MA akan terus bergerak untuk merencanakan harga penutupan rata-‐rata terbaru selama periode 20 candlestick. Hasilnya adalah garis kontinyu, seperti yang terlihat gambar di bawah ini.
No.1 : Simple Moving Average 20 Period.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Periode yang terdapat dalam indicator moving average tidaklah selalu 20, anda dapat menyesuaikan periode MA tersebut sesuai dengan keinginan anda dan kenyamanan anda dalam menggunakan MA.
Sebagai contoh lain, misalnya saya mengambil periode 200, sehingga perhitungan MA 200 didasarkan pada 200 periode harag pentupan di grafik candlestick sebelumnya. Lihat gambar dibawah ini.
No. 1: Simple Moving Average with 200 Periods.
Moving average digunakan untuk memuluskan aksi dari pergerakan suatu harga dengan memproduksi satu baris/ garis yang membuatnya lebih mudah bagi para trader untuk menginterpretasikan informasi pasar, seperti arah tren yang terjadi saat ini.
Mari kita lihat contoh grafik di bawah ini, arah tren dan kekuatan dapat diidentifikasi dengan mengamati kemiringan dan sudut MA. Jika bentuk sudut MA sangat curam maka pergerakan harga berada dalam tren yang kuat.
SMA 20 Periods Uptrend.
Keterangan:
1. Bentuk Sudut curam ke atas yang menunjukkan tren bullish yang kuat.
2. Bentuk Sudut yang flat/ datar di ranging market yang menunjukkan tren bullish lemah (Fase Konsolidasi).
3. Bentuk Sudut yang curam ke atas yang menunjukkan tren bullish yang kuat melanjutkan tren sebelumnya.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Dalam aplikasi penggunaan MA, seorang trader dalam mengambil keputusan transaksi dapat menggunakan cara dengan mengamati pergerakan harga, apakah harga tersebut diatas MA ataupun dibawah MA untuk melakukan transaksi.
Jika harga berada di atas MA, atau lebih tinggi dari pergerakan harga rata-‐rata terakhir, maka dengan demikian bisa dipastikan bahwa harga akan bergerak naik. Demikian pula, jika harga diperdagangkan di bawah MA dapat ditafsirkan sebagai harga akan bergerak turun.
Namun yang perlu digaris bawahi adalah ini bersifat subjektif, karena setiap MA apapun jenisnya harus diperhatikan juga trend yang terjadi saat ini, Jika anda menggunakan 2 MA didalam grafik anda, anda juga harus mempertimbangkan MA yang lainnya.
Contoh lain seperti gambar dibawah ini dengan menggunakan 2 MA dengan periode 20 dan 200. Jika harga yang diperdagangkan berada di atas garis periode 20 MA, Anda mungkin menentukan bahwa harga saat ini tren ke atas, Namun, harga tersebut juga bisa diperdagangkan di bawah garis periode 200 MA, berarti harga yang diperdagangkan saat ini berada dalam downtrend jangka panjang secara keseluruhan.
1. No. 1: Untuk MA Periode 20 menunjukkan tren naik dalam jangka pendek. 2. No.2: Untuk MA periode 200 menunjukkan tren turun dalam jangka waktu panjang
dan tren turun lebih dominan.
Seorang trader dapat menggunakan moving average tidak hanya untuk menentukan tren pergerakan harga saat ini untuk di-‐jangka pendek saja, tetapi juga bisa menentukan keseluruhan trend pada pergerakan untuk jangka panjang.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Menggunakan beberapa moving average untuk menentukan tren yang jelas.
Dengan menggunakan beberapa MA, Trader dapat menentukan trend pergerakan harga yang jelas, apakah tren tersebut Bullish atau Bearish.
Hal ini dikarena-‐kan ketika pasar dengan kondisi tren yang jelas, MA akan pindah ke urutan periode yang jauh dari pergerakan harga. Gambar Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa ketika harga di downtrend, dengan menggunakan MA periode 10 adalah yang paling dekat dengan pergerakan harga, sedangkan untuk periode 20 adalah MA terdekat berikutnya, dan seterusnya. Dengan menggunakan MA, pada grafik dibawah ini bahwa tren turun masih terlihat dengan jelas.
Keterangan:
• No. 1 adalah MA dengan periode 200. • No. 2 adalah MA dengan periode 50. • No. 3 adalah MA dengan periode 20. • No. 4 adalah MA dengan periode 10.
Memilih Periode Moving Average.
Tidak ada peraturan penggunaan periode MA yang spesifik, dan ini semua kembali kepada trader dalam memilih periode MA yang ingin digunakan.
Semakin pendek periode MA yang digunakan, maka semakin cepat MA akan berubah dengan harga, dan penggunaan MA dengan periode yang pendek akan memberikan sinyal yang kurang dapat diandalkan apabila dibandingkan dengan periode MA yang lebih lama. Demikian pula, apabila menggunakan MA dengan memilih periode yang panjang akan memberikan sinyal lebih dapat diandalkan, tetapi kelemahannya reaksi akan perubahan terhadap harga jauh lebih lambat.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Misalnya, apabila kita menggunakan MA dengan periode 10 yang memperhitungkan 10 periode terakhir harga penutupan grafik candlestick dan itu akan bereaksi terhadap perubahan arah harga yang sangat cepat. Kelemahan dalam menggunakan MA periode 10 ini adalah bahwa trader mungkin akan sering menerima sinyal-‐sinyal palsu dalam perubahan tren karena lonjakan harga dalam jangka pendek dapat terjadi.
Sebaliknya, apabila kita memilih menggunakan MA dengan periode 200, memang ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bereaksi dan penggunaan MA periode 200 menghasilkan lebih sedikit sinyal palsu. Kelemahan-‐nya adalah reaksi yang lebih lambat, sehingga sinyal yang dihasilkan jauh lebih jarang terjadi.
Dalam contoh grafik di bawah ini kita bisa melihat bagaimana periode MA 10 (warna: ungu) berubah arah seiring jauh lebih cepat dengan perubahan harga, sedangkan periode MA 200 (warna merak) tidak.
• No. 1: MA dengan periode 200 belum menimbulkan pergerakan yang baru. • No. 2: MA dengan periode 10 adalah pergerakan trend turun (Bearish).
Jenis Moving Average. Sebelumnya kita telah mempelajari arti tentang moving average, dan kita telah memahami apa itu moving average. Dalam penggunaannya, Moving Average sendiri terbagi menjadi 4 jenis moving average, yaitu:
1. Simple Moving Average (S.M.A) 2. Exponential Moving Average (E.M.A) 3. Linear Weighted Moving Average (L.W.M.A) dan, 4. Smooth Weighted Moving Average (S.W.M.A).
Perbedaan mendasar diantara 4 jenis MA tersebut adalah perhitungan-‐nya. Karena ini, mereka (MA) akan tampak berbeda-‐beda pada grafik.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Perhitungan SMA selalu menggunakan perhitungan setiap periode dengan bobot yang sama dalam perhitungannya. Untuk EMA, LWMA dan SWMA lebih menekankan rata – rata periode terbaru dalam perhitungan-‐nya.
Mari kita lihat pada contoh gambar grafik dibawah ini, pada grafik berikut dengan menggunakan MA periode 50, dalam hubungannya dengan jenis MA yang berbeda, Anda dapat melihat perbedaan dalam penampilan MA tersebut.
• No. 1: LWMA, • No. 2: EMA, • No. 3: SMA, • No. 4: SWMA.
Rumus Perhitungan Moving Average.
Moving Average memiliki beberapa method atau jenis perhitungan:
• Simple Moving Average (SMA):
Simple Moving Average (SMA) mempunyai metode Perhitungannya menjumlahkan harga yang akan dihitung dibagi dengan period. Contohnya:
kita akan mencari nilai SMA dari 5 close price tiap candle sebelumnya, yang nilai close masing-‐masing candle kita asumsikan adalah 5,7,2,9,3, Maka Perhitungannya adalah:
SMA=(5+7+2+9+3)/5=5,2
• Exponential Moving Average (EMA):
Nilai EMA bisa dihitung menggunakan rumus berikut:
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Dilihat dari rumus di atas sangat mudah untuk menghitung nilai EMA karena hanya membutuhkan nilai harga sekarang dan nilai EMA sebelumnya. akan tetapi jika diteliti lagi, darimana kita mendapatkan nilai previouse EMA ? Jawabannya sangat sederhana sekali, Pervious EMA itu adalah nilai dari SMA.
• Linear Weighted Moving Average (LWMA):
Pembobotan nilai pada LWMA tergantung dari periode yang kita tentukan. semakin besar periode maka semakin pesar pembobotan nilai perhitungannya.
• Smoothed Moving Average (SMMA):
SMMA memiliki perhitungan bertahap:
o untuk menghitung nilai SMMA awal sama dengan menghitung SMA yaitu (total data dibagi period).
o untuk nilai SMMA ke dua dan seterusnya menggunakan rumus:
SMMA(i) = (SUM1-‐SMMA1+applied price)/period
Sebagai Contoh Misalnya, kita akan menghitung nilai SMMA menggunakan period 3, dari data 1,2,3,4,5,6,7 dst bertahap dari 3 bar pertama.
SMMA = (PRICE 1 + PRICE 2 + PRICE 3)/PERIOD
SMMA = (1+2+3)/3 = 2
lalu SMMA pada bar ke 4 dihitung menggunakan rumus:
SMMA = (PREVIOUS SUM -‐ PREVIOUS AVG + data ke 4) / PERIOD
SMMA = (6 -‐ 2 + 4) / 3 = 8 / 3 = 2,67
SMMA pada bar ke 5
SMMA = (8 -‐ 2,67 + 5) / 3 = 10,33/3 = 3,44
SMMA pada bar ke 6
SMMA = (10.33 -‐ 3.44 + 6) / 3 = 12.89 / 3 = 4.30
dst..
Note: Anda tidak perlu khawatir dengan perhitungan yang sebenarnya dari berbagai jenis moving average; Dalam platform perdagangan terdapat paket charting yang akan menghitung ini secara otomatis dan Anda hanya menggunakan garis visual pada grafik.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Menggunakan MA sebagai Support dan Resistance.
Moving Average adalah indicator yang dapat digunakan untuk mengetahui Support dan Resistance pergerakan suatu harga untuk pengambilan keputusan transaksi baik masuk atau keluar pasar.
Mungkin sebagian masih mengalami kebingunan, kenapa Moving Average bisa dijadikan sebagai level Support dan Resistance dalam suatu pergerakan harga?
Arti Garis yang terdapat di MA sama dengan arti garis horizontal Support dan Resistance, yang berbeda hanya bentuknya saja.
Apabila harga bergerak dibawah garis MA, maka garis MA dalam hal ini bertindak sebagai Resistance level, demikian juga kebalikannya, apabila harga bergerak diatas gari MA, maka dalam ha ini garis MA bertindak sebagai Support. Mari kita lihat gambar dibawah ini contoh penggunaannya.
Moving Average Crossover.
MA crossover dapat digunakan untuk menentukan kapan tren telah berubah arah. Konsep ini menggunakan dua moving average dari periode yang berbeda untuk menunjukkan jangka pendek dan tren jangka panjang dalam suatu pergerakan harga.
Ketika garis MA jangka pendek dan garis MA jangka panjang saling silang, ini dapat menunjukkan bahwa tren harga mulai mengubah arahnya. Bila diamati, trader dapat menggunakan ini untuk mengatur waktu yang tepat untuk masuk dan keluar dari pasar.
Mari kita melihat Grafik di bawah ini yang menunjukkan tampak seperti ketika tren akan berubah dari downtrend ke uptrend. Kami dapat mengidentifikasi seperti itu karena sebelumnya garis MA jangka pendek berada di bawah garis MA jangka, dan kemudian memotong garis MA jangka panjang. Ketika hal ini terjadi, ini merupakan sinyal perubahan tren yang jelas untuk pembalikan harga dari downtrend ke uptrend.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Keterangan:
• No. 1 adalah MA Jangka panjang. • No. 2 adalah MA jangka pendek yang sebelumnya berada dibawah MA jangka
panjang. • No. 3, MA jangka pendek terlihat memotong MA jangka panjang dan terjadi
pembalikan trend.
Parabolic SAR. SAR adalah singkatan dari STOP and RESERVE dan merupakan indikator yang mengikuti tren, yang dirancang untuk mengidentifikasi titik balik dalam aksi pergerakan harga.
Parabolic SAR ditampilkan pada grafik dengan bentuk rangkaian titik kecil yang letaknya berada di atas atau di bawah pergerakan harga. Ketika tren harga bergerak ke atas, titik-‐titik SAR selalu berada di bawah pergerakan harga dan ketika pergerakan harga sedang tren ke bawah, maka titik-‐titik SAR berada di atas pergerakan harga.
SAR adalah jalur pergerakan harga sampai harga yang bergerak telah selesai dan mulai berbalik arah setelah menyentuh titik-‐titik SAR.
Parabolic SAR dapat digunakan secara efektive untuk:
• Menentukan Trend. • Masuk dan keluar pasar. • Trailling Stops.
Mari kita lihat contoh garfik dibawah ini, yang dimana Parabolic SAR mencoba untuk mendekati harga yang sedang downtrend yang menandakan bahwa trend turun akan berakhir dan mencoba untuk pembalikan trend.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Perhatikan pula bagaimana SAR muncul di bawah harga yang bergerak ke atas. Ketika harga bergerak naik selesai, harga akan menyentuh SAR, menandakan kemungkinan perubahan tren ke bawah.
No. 1: SAR indicating an uptrend.
No. 2: SAR Tracking Uptrend.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
No. 1: SAR touches the end of the uptrend, indicating a reversal.
No. 2: SAR tracking the downtrend.
Dalam contoh gambar di atas, SAR muncul di atas harga, sinyal downtrend terjadi. SAR mengejar harga turun sampai mendekati pergerakan harga, ini menandakan bahwa tren turun akan berakhir dan ketika harga menyentuh SAR, menandakan akhir dari downtrend saat ini dan kemungkinan terjadi pembalikan harga ke atas.
Seorang trader dapat menggunakan Parabolic -‐ SAR untuk mengidentifikasi arah trend, selain itu SAR juga dapat digunakan sebagai trailing stop.
Menggabungkan SAR dengan Indicator Lainnya.
SAR dapat dikombinasikan dengan berbagai macam indikator, bagaimanapun, prinsip yang paling penting untuk diingat adalah bahwa peran SAR disini adalah untuk menentukan arah tren dan perubahan tren.
Cara terbaik adalah untuk menggabungkan dengan indikator lain yang dirancang untuk menentukan kekuatan sebuah tren, bukan arah tren. Jangan pernah menggabungkan SAR dengan indikator lain yang digunakan untuk menentukan tren, karena hal ini hanya akan memberikan dua set sinyal konfirmasi tren.
Jika SAR dikombinasikan dengan indikator yang menunjukkan kekuatan tren, maka ketika tren yang kuat telah diidentifikasi dan dikonfirmasi, SAR dapat digunakan untuk menentukan entry dan exit point yang optimal.
Salah satu indikator yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan tren adalah indicator ADX (Average Directional Index) dan inidikator ini yang paling cocok untuk digabungkan dengan Parabolic SAR.
Indikator ADX adalah untuk mengukur pergerakan harga dan menyediakan refernsi untuk menunjukkan apakah tren saat ini kuat atau lemah. Jika referensi tren kuat, maka pergerakan tren yang berkelanjutan dapat diharapkan, sedangkan jika refernsi tren lemah maka kemungkinan pasar hanya akan bergerak ranging.
Bagaimana caranya mengkombinasikan ADX dengan SAR?
Jika referensi ADX adalah antara 0 dan 25, kemudian tren pergerakan dianggap terlalu lemah untuk melakukan perdagangan dan pasar mungkin akan bergerak secara ranging. Jika ADX menunjukkan referensi lebih dari 25, maka tren cukup kuat untuk melakukan perdagangan.
Jika referensi ADX adalah lebih dari 30, maka tren pergerakan harga dianggap lebih kuat dari referensi sebelumnya dan ini adalah waktu yang optimal untuk menggunakan SAR untuk melakukan perdagangan.
Cara membaca ADX dan SAR secara bersamaan.
Apabila kita melihat contoh gambar dibawah ini, ADX dengan referensi dibawah 25, yang berarti menandakan kekuatan tren yang lemah dan terdapat peningkatan risiko dalam menggunakan SAR untuk masuk pasar.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
No. 1: Refernsi ADX berada dibawah 25.
No. 2: Harga bergerak dalam posisi ranging dan SAR tidak memberikan sinyal tren yang valid.
Contoh lainnya seperti gambar dibawah ini, Refernsi ADX adalah lebih dari 25, yang membuat kondisi pasar yang optimal untuk keputusan melakukan transaksi dengan harga diatas SAR. Anda dapat dengan jelas melihat bahwa tren pasar dan SAR dapat digunakan untuk membantu masuk ke dalam perdagangan, serta untuk penempatan trailing stop loss.
No. 1: Referensi ADX berada diatas 25.
No. 2: Pergerakan harga dalam kondisi trending dan SAR memberikan sinyal untuk masuk ke pasar.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Average Directional Index (ADX). ADX adalah sebuah indicator untuk menentukan kekuatan pergerakan harga. Indikator ADX tidak memberikan anda sebuah sinya beli maupun jual, sehingga membuat ADX sangat baik digunakan dengan indikator lainnya.
ADX memberi Anda referensi yang pada umumnya berkisar antara 0 dan 50. Semakin tinggi referensi yang dikeluarkan, semakin kuat tren pergerakan harga, begitu juga sebaliknya apabila referensi yang diberikan Semakin rendah maka semakin lemah tren pergerakan harga.
ADX adalah indicator yang sangat berguna bagi sebagai alat konfirmasi bila Anda ingin melakukan perdagangan di pasar dengan kondisi trending.
Menggunakan ADX untuk mengukur kekuatan trend. ADX terdiri dari tiga baris, yang semua tindakannya dalam mengukur pergerakan harga mempunyai cara yang sedikit berbeda, yaitu:
1. ADX Line 2. ADX DI+ Line 3. ADX DI-‐ Line
Average Directional Index
Keterangan:
1. No. 1: DI+ Line. 2. No. 2: DI – Line. 3. No. 3: Main ADX Line.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Pada contoh gambar diatas, Garis merah horizontal yang terletak tengah kotak indikator menandai tingkat (referensi) 25.
Jika garis ADX biru bergerak di bawah tingkat 25 ini menunjukkan bahwa pasar bergerak ranging atau indikasi pergerakan tren yang terlalu lemah untuk melakukan perdagangan. Jika bergerak di atas tingkat 25 ini menunjukkan indikasi tren pergerakan harga yang kuat dan ini cocok untuk melakukan perdagangan.
Apabila tingkat ADX berada diantara area 30 -‐50, ini merupakan sinyal yang kuat untuk trend pergerakan harga. Apabila garis ADX telah mencapai tingkat 50, ini menunjukkan bahwa pergerakan trend harga telah mencapai puncaknya dan tidak cocok untuk mengambil posisi baru di-‐pasar, karena pada umumnya pasar berbalik arah setelah mencapai titik tersebut.
DI + dan DI-‐ yang mengkonfirmasi apakah tren akan naik atau turun. Garis ADX horizontal adalah garis ADX utama yang menunjukkan tingkat untuk pergerakan harga, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Apabila referensi tingkat lebih tinggi dari 25, ini menunjukkan bahwa tren telah ditetapkan.
Sementara DI + dan DI-‐ adalah garis yang berinteraksi satu sama lain untuk mengkonfirmasi apakah trend yang naik atau turun.
Ketika garis DI + naik di atas garis DI-‐, arah tren dikatakan up.
Ketika garis DI + jatuh di bawah garis DI-‐, arah tren dikatakan turun.
Mari kita lihat contoh gambar dibawah ini.
Keterangan:
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
• No. 1: Garis DI + melintas di atas garis DI-‐, menunjukkan tren apapun up. • No. 2: ADX berada diatas tingkat 25, ini merupakan konfirmasi trend untuk
pergerakan harga. • No. 3: Pergerakan Harga yang terjadi adalah tren naik.
Andrew's Pitchfork indicator. Merupakan alat yang digunakan untuk melakukan perdagangan tren dan juga untuk memprediksi pembalikan harga yang terjadi di-‐pasar. Alat Ini membantu Anda untuk mengidentifikasi saluran yang di-‐mana posisi harga yang kemungkinan akan diperdagangkan ketika sedang tren naik atau turun. Biasanya, Trader menggunakannya untuk memprediksi kapan arah suatu harga akan berubah.
Andrew Pitchfork juga dapat memberitahu Anda akan terjadi koreksi pasar yang dapat Anda gunakan untuk waktu entri Anda pada saat melakukan perdagangan. Indikator Andrew Pitchfork menggunakan tiga garis paralel untuk menunjukkan kemungkinan level support dan resistance pada suatu pergerakan harga, sedangkan untuk garis tengah boleh dianggap sama seperti dengan garis PIVOT.
Indikator ini dipasangkan dari tiga candlestick tertinggi (upper shadow) berturut-‐turut atau terendah (lower shadow) pada grafik. Untuk kondisi uptrend, Pitchfork dipasangkan dari titik terendah dan tertinggi dan kemudian ke titik terendah dalam urutan grafik candlestick. Sedangkan untuk tren turun, Pitchfork dipasangkan dari titik tertinggi, terendah dan kemudian tertinggi dalam urutan dalam grafik candlestick.
Lihat gambar dibawah ini untuk penempatan Andrew’s Pitchfork.
Apabila anda memahami tentang pivot point, support dan resistance, tentunya anda akan sangat mudah memahami penggunaan Andrew’s Pitchfork ini.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Oscillating Indicator. Mungkin didalam benak anda, kenapa untuk jenis trending indicator tidak kami bahas semuanya, seperti fractal dan MACD? MACD dalam penggunaannya tidak berbeda jauh dengan Moving Average. MACD adalah singkatan dari Moving Averages Convergence Divergence. Digunakan untuk mengidentifikasikan Moving Averages yang berindikasi dimulainya trend baru.
Sedangkan fractal hampir sama dengan Parabolic SAR yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat resiko (stop loss) dalam suatu perdagangan. Dalam aplikasinya, penggunaan-‐nya sendiri lebih muda Moving Average dan Parabolic SAR bagi anda yang baru berkecimpung dalam dunia trading.
Sekarang dalam halaman ini kita akan membahas untuk kategori Oscillating Indicator. Sama seperti dengan trending indicator, kami tidak akan membahas semuanya. Hanya beberapa oscillating indicator yang akan kami bahas dan mudah dalam aplikasi penggunaan-‐nya.
Oscillating Indicator sendiri juga memiliki beberapa jenis Oscillating Indicator, seperti:
• Stochastic Oscillator, • Relative Strength Index (RSI), • Commodity Channel Index, • Accumulation Distribution Indicator (ADI), • The Gator Oscillator.
Stochastic Oscillator. Merupakan indikator yang membantu trader untuk menentukan kapan harga akan berubah arah. Hal ini dilakukan dengan memberikan sinyal pada kondisi harga mengalami overbought atau oversold.
Jika harga tersebut mengalami kondisi overbought, maka kemungkinan besar akan terjadi pembalikan arah harga ke bawah dan sebaliknya jika harga mengalami kondisi oversold, maka kemungkinan besar akan terjadi pembalikan arah harga ke atas.
Trader menggunakan stochastic oscillator untuk membantu mereka keluar dari perdagangan yang ada sebelum terjadi perubahan tren harga. Mereka juga menggunakannya untuk masuk ke perdagangan dan hanya digunakan apabila terjadi tren pergerakan harga yang baru dimulai.
Stochastic oscillator terdiri dari 2 garis Moving Average
Stochastic oscillator terdiri dari dua garis MA yang melakukan perjalanan masuk dan keluar dari tiga zona yang berbeda pada grafik. Untuk zona overbought terletak dibagian atas, zona netral dibagian tengah dan zona oversold dibagian bawah.
Pengaturan ukuran standar untuk stochastic oscillator untuk zona overbought umumnya adalah di-‐antara level 80 -‐100, sedangkan untuk zona oversold umumnya adalah diantara level 20 – 0.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Gambar di-‐bawah ini menunjukkan bagaimana cara kerja stochastic oscillator diterapkan pada pergerakan harga:
Keterangan:
• No. 1: Garis berada di zona overbought – kemungkinan besar bisa terjadi pembalikan arah harga menjadi turun,
• No. 2: Garis berada di zona oversold – kemungkinan besar bisa terjadi pembalikan harga menjadi naik.
• No. 3: Adalah zona netral.
Tingkat Ekstrim Stochastic Oscillator.
Kondisi oversold yang bearti adanya tekanan jual yang berlebihan dan telah mendorong harga untuk mencapai level terendah yang boleh dibilang tidak/ kurang rasional.
Dalam kondisi ini, apabila garis MA dalam indicator stochastic di zona oversold memberikan signal kepada trader bahwa harga berubah dari bawah ke atas dan secara logika, trader akan mengambil posisi beli, mari kita lihat contoh gambar disamping ini.
Keterangan:
• No. 1: Garis MA di Stochastic berada dibawah level 20. • No. 2: Potensi peluang buy ketika garis MA kembali naik di atas garis 20.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Overbought berarti sebaliknya. Garis MA dalam stochastic melewati level 80 dan akan terjadi sinyal pembalikan ke tren menurun dan merupakan peluang bagi trader untuk posisi jual.
Contoh gambar grafik diatas dimana terjadi kondisi overbought dan garis MA dalam stochastic telah melewati level 80, ini merupakan indikasi untuk terjadinya pembalikan arah harga ke bawah, dan umumnya dalam hal ini trader akan mengambil posisi SELL.
Keterangan:
• No. 1: Garis MA dalam stochastic telah melewati level 80, • No. 2: Potensi peluang SELL disaat garis MA kembali turun dibawah level 80.
Potongan Garis juga dapat memberikan sebuah signal.
Salah satu garis MA yang digunakan dalam stochastic oscillator – adalah garis sinyal (Fast Line) – yang bereaksi terhadap perubahan harga lebih cepat dari yang lain. Garis cepat (Fast Line) ini cenderung untuk memberikan peringatan awal dari pergerakan harga disaat kondisi overbought atau oversold.
Contoh gambar dibawah ini adalah garis sinyal telah melewati garis lambat (Slow Line) MA yang masih di bawah levels 20, yang mengindikasikan oversold, atau sinyal bullish.
No. 1: The Signal Line (Fast Line), No. 2. The Slower Line, No. 3 Fast Line Crossover Slower Line and indication a bullish signal.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Cara lain untuk menggunakan stochastic oscillator adalah ketika garis MA yang didalam stochastic oscillator dapat turun lebih dalam dibawah level 20 dan kembali naik diatas level 20. Hal ini dapat dianggap sebagai sinyal bullish, dengan perkiraan harga akan kembali naik. Jika salah satu garis naik di-‐atas level 80 dan kemudian turun kembali di bawah 80, ini dianggap sebagai sinyal bearish, dengan perkirakan harga akan turun.
Mari kita lihat contoh gambar dibawah ini:
No. 1: Signal line (Fast Line) Turun dibawah level 20 dan kembali naik diatas level 20
No. 2. Potensi sinyal untuk masuk ke pasar ketika Fast line kembali naik diatas 20 dan memotong garis lambat (Slow Line).
Relative Strength Index (RSI) Merupakan jenis indicator yang termasuk dalam kategori oscillating indicator yang menunjukkan kapan suatu harga mengalami overbought atau oversold. Indikator ini dilakukan dengan membandingkan pergerakan harga selama periode waktu – biasanya periode yang digunakan adalah periode 14 -‐ yang memungkinkan indikator untuk menunjukkan harga telah menjadi luar biasa tinggi atau rendah.
Dengan demikian, RSI dapat digunakan untuk menentukan kapan tren saat ini dapat segera berakhir atau ketika tren baru terbentuk. RSI ini juga sangat berguna bagi para trader untuk mencari waktu yang pas untuk masuk dan keluar dari pasar, untuk mengambil keuntungan yang maksimal menjelang kenaikan atau jatuhnya sebuah harga.
Seperti yang anda lihat gambar diatas, RSI terdiri dari satu garis yang bergerak antara dua level, yaitu 0 dan 100. Di tengah-‐tengah-‐nya adalah level 50. Letak indicator RSI juga terletak dibawah grafik.
Menggunakan Level 50 untuk menunjukkan kekuatan beli maupun jual.
Sebuah pergerakan garis RSI di atas 50 ini menunjukkan bahwa demand dipasar lebih banyak melakukan pembelian aset daripada menjual, dan mendorong harga naik. Jika RSI bergerak di bawah 50, itu menunjukkan bahwa demand dipasar lebih banyak menjual daripada membeli, dan mendorong harga turun.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
No. 1. Penggunaan RSI level 50, yang mengindikasikan lebih banyak pembeli terjadi dipasar.
Penggunaan Level 30 dan 70.
Penggunaan level 30 dan 70 dalam RSI adalah untuk mengetahui apakah harga dalam kondisi overbought atau oversold.
Ketika garis RSI mulai mendekati level 30, ada kemungkinan bahwa tren turun akan berakhir. Ketika garis RSI mulai mendekati level 70, ada kemungkinan bahwa tren naik berakhir.
No. 1: RSI diatas level 70 yang mengindikasikan uptrend segera berakhir.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
No. 2: RSI dibawah 30 yang mengindikasikan downtred segera berakhir.
Penggunaan RSI untuk masuk ke pasar.
Ketika pergerakan harga bergerak secara ekstrim, anda dapat menggunakan indicator RSI untuk mengkonfirmasi bahwa pembalikan harga dapat terjadi dan anda dapat masuk ke-‐pasar.
No. 1: RSI telah mencapai level 30, No. 2: Potensila peluang beli.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Menggunakan RSI untuk keluar pasar.
RSI juga dapat digunakan untuk keluar dari pasar apabila sinyal indikasi segera/ telah berakhir.
No. 1: Posisi sebelumnya adalah “Beli”.
No. 2: RSI telah mencapai level 70, yang mengindikasikan potensi kondisi overbought.
No. 3: Likuidasi Posisi beli anda (Keluar pasar).
Commodity Channel Index (CCI). CCI juga termasuk dalam kategori oscillating indicator yang penempatannya terletak dibawah grafik. jenis indicator ini dapat membantu trader untuk mengindikasikan pelemahan atau berakhirnya trend dan perubahan arah.
Secara teori, yang dimaksud diatas adalah anda dapat masuk ke-‐pasar disaat mulai terbentuknya tren yang baru atau keluar dari pasar sebelum harga berbalik arah melawan posisi anda sebelumnya.
Gambar diatas adalah bentuk dari CCI yang berupa garis MA.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
CCI dihitung dengan perhitungan untuk menghasilkan referensi yang -‐ untuk sebagian besar waktu pergerakan harga di area antara +100 dan -‐100, seperti yang ditunjukkan di atas.
Cara pembacaannya adalah apabila Garis MA di atas +100 dapat menunjukkan bahwa harga dalam kondisi overbought, dan memberikan sinyal harga mungkin mulai bergerak turun. Apabila Garis MA di bawah -‐100 menunjukkan bahwa harga dalam kondisi oversold dan bahwa harga mungkin mulai bergerak naik. Mari kita lihat contoh dibawah ini:
No. 1: CCI berada diata +100,
No. 2: Area yang dihighlight menunjukkan CCI terjadi pembalikkan arah dan berada dibawah +100.
No. 3: Trader melakukan posisi “Jual” dengan peluang pembalikan arah.
Nah, sekarang anda telah memahami sebagian besar indicator – indicator dari analisa teknikal. Memang kami tidak memberikan semua pemahaman tentang semua jenis indicator yang ada didalam analisa teknikal.
Indicator yang diatas tersebut adalah indicator – indicator yang sebenarnya paling banyak digunakan oleh para trader, karena tingkat akurasi untuk sinyal entry dan exit dari pasar diatas rata-‐rata.
Yang perlu digaris bawahi adalah, indicator-‐indikator yang terdapat didalam analisa teknikal adalah alat Bantu sebagai bahan pertimbangan anda dalam melakukan analisa dan transaksi di-‐pasar.
Penggunaan indicator yang berlebihan juga dapat mengakibatkan anda mengalami kebingungan dan kesalahan dalam melakukan transaksi. Gunakanlah indicator yang sesuai dengan kenyamana anda.
© 2015, Allright Reserved. Star Team | (0)62 8133 8216 888 | [email protected] | www.st757.com
Penutup dan Referensi. E-‐book ini adalah 100% gratis dan disajikan dengan tujuan untuk membantu para investor yang ingin berkecimpung dalam berinvestasi di pasar valuta asing dan instrument derivative lainnya untuk lebih memahami tentang perdagangan valuta asing (Forex) dan instrument derivative lainnya dalam bidang perdagangan berjangka atau futures trading dan menjadi seorang investor ataupun trader yang sukses.
E-‐book ini adalah milik Star Team, dilarang untuk memperbanyak/ meng-‐copy isi dari E-‐book ini tanpa seijin kami.
Referensi:
• Website Kami: www.st757.com • Halaman Edukasi:
http://www.st757.com/index.php/en/services/education/introduction-‐trading • Pendaftaran Akun Demo: http://www.st757.com/index.php/en/account/demo-‐
account. • Registrasi pembukaan Akun Rill: http://www.st757.com/index.php/en/account/real-‐
account. • Download E-‐book dan document lainnya:
http://www.st757.com/index.php/en/services/information-‐services/marketing-‐tools.
• Hubungi Kami ( Star Team): o Email: [email protected] o Telepon: +62 81 338 216 888. o Alamat Kantor Kami:
! PT. Starpeak Equity Futures, Cabang Medan – Sumatra Utara. ! Gedung Selecta Lt.2 Suite 02-‐02 ! Jl. Listrik No.2, Medan 20332.