Upload
auliabcd
View
65
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
KELOMPOK 31.Annisa Kurnia Dewi
2.Ikhwan Luthfi A.3.Mutiara Citra
4.Nur Aulia Fitriani K.5.Rimaliani Adya P
SMK-SMAK Bogor
Indikator Iodo/Iodimetri
1. KANJI Pada penetapan dengan metode iodometri menggunakan
indikator kanji atau pati yang banyak mengandung β-Amilosa (Amilopektin)
Pati disebut juga amilum yang terbagi menjadi 2 yaitu:› Amilosa (1,4) atau disebut juga β-Amilosa yang memiliki
bentuk molekul rantai panjang lurus› Amilosa + I2 Biru
› Amilopektin (1,4); (1,6) disebut α-Amilosa› Amilopektin + I2 Violet
Penambahan indikator pada proses Iodometri & Iodimetri berbeda pada proses iodometri indikator kanji ditambahkan ketika mendekati titik akhir, karena bila penambahan kanji diawal titrasi akan dikhawatirkan akan membungkus ion iodida yang telah ditambahkan. Selain itu, pengocokan larutan harus lebih sering dilakukan.
Pada proses Iodimetri penambahan kanji dilakukan diawal titrasi karena sebagai penitarnya adalah iodium sehingga kemungkinan I2 yang terbungkus kanji lebih kecil
Pada titrasi Iodimetri kanji tidak boleh ditambahkan tepat sebelum TA dicapai.
2. Natrium Pati Glikolat Senyawa ini berupa bubuk putih, tidak higroskopis, mudah larut dalam air panas, stabil
selama berbulan-bulan, tidak membentuk kompleks yang tidak dapat larut dengan iod. Sehingga dapat ditambahkan kapan saja saat proses penitaran dengan tio.
Pada penambahan indikator ini, larutan akan berwarna hijau. Saat konsentrasi iod berkurang,warna berubah menjadi biru,yang menjadi kuat
sebelum titik akhir tercapai. Titik akhir sangatlah tajam,dan tidak ada hanyutan pada larutan encer.
.
INDIKATOR
INDIKATOR
3. Karbon tertraklorida (CCl4) Karbon tetraklorida telah digunakan pada reaksi-reaksi
tertentu sebagai pengganti dari larutan kanji sebagai indikator. Satu liter CCl4 pada 25°C akan melarutkan kira-kira 0,355 g iod. Penambahan indikator CCl4 ialah pada awal penitaran.
Setelah penambahan larutan. Kalium iodida (KI) berlebih lalu ditambahkan 5-10 ml karbon tetraklorida ke dalam larutan(akan berwarna ungu) untuk selanjutnya dititar dengan tio (Na2S2O3.5H2O).
Menjelang titik akhir, erlenmeyer disumbat dan dikocok setelah setiap penambahan larutan tio. Warna titik akhir yang diperoleh ialah tidak berwarna
Penetapan Kadar NaBO3. 4H2O
PrinsipPenetapan kadar NaBO3. 4H2O dengan cara yodometri adalah
penitaran dengan larutan Na2S2O3 (Natrium Tiosulfat) atau disebut juga titrasi secara tidak langsung karena iodium yang dititar berasal dari donor iodium yaitu KI. Zat – zat oksidator dalam larutan asam mengoksidasi KI menjadi I2 dan selanjutnya I2 ini dititar dengan larutan tiosulfat. Sebagai indikator disini dipergunakan larutan kanji 0.5%. Penambahan indikator dilakukan pada akhir titrasi yaitu setelah larutan berwarna kuning muda. Perubahan warna titrasi yang diamati dari coklat tua, lalu ditambah tiosulfat menjadi kuning muda, lalu ditambah indikator kanji menjadi biru tua, setelah ditambah tiosulfat menjadi tepat tidak berwarna lagi.
Reaksi4NaBO3 + 5H2O Na2B4O7 + 4H2O2 + 2NaOH
H2O2 + 2KI 2KOH + I2
I 2 + 2Na2S3O3 Na2S4O6 + 2NaI
Perhitungan Kadar = ml. Na2S2O3 x N. Na2S2O3 x P x BE NaBO3 x 100 %
Berat Contoh (mg contoh)
Penetapan Kadar NaBO3. 4H2O
Penetapan Kadar NaBO3. 4H2O
Catatan Penting: Larutan KI 10% dan larutan amonium molibdat
4% ditambahkan sebagai katalis. Ditambahkan asam agar dapat mengoksidasi KI
menjadi I2 dan selanjutnya I2 dapat dititar dengan larutan tiosulfat
Penetapan Kadar Clor Aktif Dari Larutan Hipoklorit (NaOCl)
Prinsip Untuk mengetahui kadar clor aktif Cl2Klor aktif akan
membebaskan iodine I2 dari larutan kaliumiodida KI jika pH < 8 (terbaik adalah pH < 3 atau 4). Sebagai indicator digunakan kanji yang merubah warna sesuai larutan yang mengandung iodine menjadi biru. Untuk menentukan jumlah klor aktif, iodine yang telah dibebaskan oleh klor aktif tersebut dititrasikan dengan larutan standar natriumtiosulfat. Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dari larutan.
Penetapan Kadar Clor Aktif Dari Larutan Hipoklorit (NaOCl)
ReaksiNaOCl + H2SO4 Na2SO4 + HClO
HClO HCl + O2 KI + O K2 + I2I2 + 2Na2S2O3 Na2S4O6 + 2Nal
Perhitungan Cl2 = ml.titrasi x N Na2S2O3 x Bst x P mg/L
Penetapan Kadar Clor Aktif Dari Larutan Hipoklorit (NaOCl)
Catatan Penting Ditambahkan asam agar klor aktif dapat
membebaskan iodine dari kalium iodida. Digunakan asam kuat karena pH idealnya sekitar 3-4.
Penetapan Kadar NaClO Pada Pemutih
PrinsipDi dalam cairan tersebut terdapat bahan aktif NaClO. Ion hipoklorit dalam cairan pemutih dapat mengoksidasi iodida menjadi I2 . Banyaknya I2 yang dihasilkan ditentukan dengan menitrasi larutan tersebut menggunakan larutan standar Na2S2O3 . Pada titrasi ini digunakan indikator amilum yang berwarna biru dalam larutan I2 . Titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna biru dari amilum.
Penetapan Kadar NaClO Pada Pemutih
Reaksi NaClO + 2KI + 2HCl → NaCl + 2KCl + I2 + H2O I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S2O6
PerhitunganKadar = Fp x Vtitran x Ntitran x Bst contoh
Mg contoh
Penetapan Kadar NaClO Pada Pemutih
Catatan Penting Cairan pemutih harus diencerkan terlebih dahulu sebelum
dititrasi dikarenakan agar perubahan-perubahan yang terjadi selama reaksi dapat teramati dengan baik selain itu, agar apabila cairan tersebut terkena tangan, tangan kita tidak gatal.
Penambahan HCl untuk memberi suasana asam, karena reaksi di atas hanya akan terjadi jika suasana asam.
Penambahan larutan KI yang dibuat berlebihan agar hasil I2 yang bereaksi dengan Na2S2O3 dapat bereaksi seperti yang diharapkan.
Penetapan Kadar Pb dalam Pb(NO3)2
PrinsipTimbal adalah suatu unsur kimia yang terdapat pada golongan IV A dan periode ke enam pada tabel periodik. Timbal yang diberi lambang Pb yang merupakan singkatan dari bahasa Latinnya, yaitu plumbum. Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Timbal merupakan logam berwarna abu-abu, mempunyai massa jenis yang sangat tinggi yaitu 11,34 g/cm3, jauh lebih tinggi daripada massa jenis tertinggi bagi logam transisi pertama yaitu 8,92 g/cm3 untuk tembaga.
Penetapan Kadar Pb dalam Pb(NO3)2
Reaksi Pb(NO3)2(l) + K2CrO4(aq) → PbCrO4(s) + NO3
-(aq)
(ditambah K2Cr2O7) 2PbCrO4(s) + 2H + (aq) → 2Pb2+(aq)+ Cr2O7
2-(aq) + H2O (l)
(ditambah HCl) Cr2O7
2- + 14H+ + 6I- → 3I2 + 2Cr3+ + 7H2O(ditambah KI)
I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O6
2-
(dititrasi dengan Na2S3O3)
Penetapan Kadar Pb dalam Pb(NO3)2
Perhitungan
Kadar = Fp x Vtitran x Ntitran x Bst contoh
Mg contoh
Catatan Penting Asam asetat glacial dan natrium asetat untuk
membufferkan larutan.