Upload
novietha-sarie
View
957
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
perencanaan pembangunan yang berusaha saya buat disemester 2.
Citation preview
PERENCANAAN REVITALISASI MUSEUM KERETA API AMBARAWA
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Akhir Semester Genap Mata Kuliah Perencanaan Pembangunan
Dosen Pengampu : Drs. Bambang Sunaryo, SU., M.Sc
Disusun Oleh :
Tri Nugrahani Novita Sari
09/283063/SP/23663
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2010
ABSRAK
Trains Museum of Ambarawa every year recorded fluctuation the number
of tourism who came to museum. Fluctuation happened because of under
communication promotion of museum and facilities of museum which unworthy
so people had little mind to come back again. Trains Museum of Ambarawa
popular because of there are touring train with toothed wheel which using for
touring train from Ambarawa station until Bedono Station collect in this
museum. When took a ride a touring train, people will see a good scenery of
mountain and village in throughout of trip. But, it not supporting by facilities of
the museum. To trip with tour train, we must pay though the nose. So it can’t
interest a lot of people, especially destitute class. Because if they came they only
can see, can’t do trip with tour train. So revitalization must do for interested
people to come to museum. So this article will try to explain it.
Keywords: museum, Ambarawa, tourism, tour train
PENDAHULUAN
Indonesia kaya akan kekayaan alamnya yang begitu elok. Indonesia
dengan keaadaan alam yang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi,
pegunungan, laut juga kekayaan flora dan fauna yang begitu benaneka ragam.
Selain itu, Indonesia juga mempunyai peninggalan benda – benda bersejarah
yang memiliki nilai historis yang tinggi. Semua potensi itu pun dimanfaatkan
secara baik oleh pemerintah dengan mengembangkan sektor pariwisata yang
dapat mendatangkan devisa bagi negara.
Sektor pariwisata Indonesia berkembang pesat setidaknya hingga tahun
1997 dan memberikan kontribusi yang tak sedikit untuk devisa negara dan
pendapatan daerah. Pariwisata mampu memberikan dampak berganda (multiplier
effect) pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik langsung maupun tidak
langsung khususnya didaerah tujuan wisata yang telah berkembang.1
Namun kejayaan pariwisata Indonesia itu berakhir. Akibat krisis yang
melanda Indonesia tahun 1998, wisatawan yang datang ke Indonesia terus
mengalami penurunan. Kondisi ini menuntut pemerintah mengambil tindakan
dalam rangka pembangunan pariwisata untuk menaikkan pendapatan devisa
melalui sektor pariwisata. Salah satunya usaha memperbaiki sektor pariwisata
dapat dilakukan dengan memperbaiki infrastruktur agar meningkatkan jumlah
wisatawan ke daerah wisata.
Museum merupakan salah satu bentuk wisata yang dibuat oleh manusia
yang memajang benda – benda dengan nilai sejarah yang tinggi. museum dapat
menjadi tempat bagi orang – orang yang ingin mengenang dan mengingat serta
bernostalgia tentang masa lalu. Di Indonesia sendiri banyak terdapat museum
yang masing – masingnya memajang benda – benda yang memiliki nilai historis
yang tinggi. Salah satunya adalah Musuem Kereta Api Ambarawa yang
menyimpan kereta api peninggalan jaman kolonial.
Kereta api di Indonesia masuk ketika zaman penjajahan Belanda di
Indonesia. Kereta api menjadi alat transportasi dan alat angkut barang yang
dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Belanda. Belanda membangun rel kereta
api di hampir semua pulau Jawa dan sebagian Sumatra, bahkan hingga kini rel
tersebut masih dipakai sebagai jalur kereta api antar daerah di Pulau Jawa dan
sebagian Sumatra. Kereta api peninggalan zaman Belanda pun hingga kini masih
ada yang dipakai sedangkan yang lain kini masih dapat dijumpai di museum –
museum kereta api. Kereta – kereta peninggalan zaman Belanda itu kini memang
banyak yang sudah tak bisa digunakan namun tetap bisa menjadi hal yang
menarik yang bisa ditawarkan untuk para wisatawan sebagai tempat pariwisata.
Nilai sejarah yang ada pada kereta api itu dapat ditawarkan sebagai tempat
pembelajaran serta tempat rekreasi bagi yang ingin mengenag kembali sejarah
1 I Putu Gelgel, 2006, Industri Pariwisata Indonesia dalam Globalisasi Perdagangan Jasa. Bandung : Refika Aditama, hlm.2
masa lampau. Dari semua kereta peninggalan Belanda masih ada beberapa kereta
yang hingga kini masih bisa digunakan, salah satunya kereta api uap dengan roda
gerigi yang terdapat di Museum Kereta Api Ambarawa.
Museum Kereta Api Ambarawa merupakan satu dari total 21 obyek
wisata yang berada di Kabupaten Semarang. Museum Kereta Api Ambarawa
merupakan sebuah stasiun yang dialih fungsikan sebagai museum di Ambarawa,
Jawa Tengah. Stasiun itu dulu dikenal dengan nama Stasiun Willem I. Gedung
bekas peninggalan kantor Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij atau
Perusahaan Kereta Api Hindia - Belanda kala itu, menyimpan sekitar 24
lokomotif kuno buatan tahun 1891-1966, dimana tiga kereta tersebut masih dapat
berjalan dan digunakan sebagai kereta wisata karena ketiga kereta tersebut
merupakan kereta api uap dengan roda gerigi yang tinggal tersisa tiga di dunia
sementara yang lainnya terpajang di halaman museum.
Namun, dengan koleksi yang tersimpan dimana semuanya memiliki nilai
historis yang tinggi tersebut nampaknya tak dapat dimanfaatkan sepenuhnya
keunikan yang dimiliki semua koleksi barang langka tersebut. Hal ini terlihat
dengan tidak dipelihara dengan baik koleksi lokomotif yang terdapat di museum
tersebut. Lokomotif yang sudah tidak digunakan dibiarkan berkarat di halaman
stasiun tanpa diberi penutup seperti layaknya sebuah museum. Lokomotif dengan
nilai sejarah yang tinggi tersebut dibiarkan saja berada di luar dan tidak
dilindungi dari perubahan cuaca. Hanya kereta yang dapat berjalan dan
digunakan sebagai kereta wisata saja yang dirawat dengan baik.
Selain itu, fasilitas – fasilitas lain yang disediakan juga kurang memadai.
Hal itu sudah terlihat dari jalan masuk menuju museum tersebut yang sudah
rusak dan tidak menujukkan jalan masuk menuju museum dengan nilai sejarah
begitu tinggi. Banyak pula fasilitas lain yang kurang memadai di museum ini,
mulai kamar mandi, mushola, hingga halaman museum yang ditumbuhi rumput
tinggi yang menandakan tidak pernah dirawat.
Oleh karena itu, pembangunan dan perbaikan fasilitas – fasilitas
hendaknya harus dilakukan. Mengingat nilai historis kereta uap di museum ini
mampu menjadi potensi pariwisata yang menarik bagi wisatawan. Sehingga
dimungkinkan dengan perbaikan infrastruktur museum akan terjadi peningkatan
kunjungan secara berkesinambungan. Kunjungan wisatawan di destinasi ini
memang mengalami fluktuasi, dimana terkadang mengalami peningkatan dan
lain waktu terdapat penurunan jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini jelas
berbeda dengan museum – museum bersejarah lainnya, seperti Museum
Dirgantara, Museum Fatahillah, dan museum lainnya yang ramai didatangi
wisatawan. Padahal museum ini juga memiliki koleksi benda – benda dengan
nilai sejarah yang tak kalah pentingnya. Peningkatan kunjungan ke destinasi
tersebut dapat terus ditingkatkan apabila fasilitas yang disediakan oleh museum
semakin memadai. Apabila fasilitas yang disediakan museum tidak segera
diperbaiki bukan tidak mungkin gaung museum ini akan semakin hilang dan
dilupakan sehingga kunjungan di museum mengalami penurunan. Perbaikan
untuk Museum Kereta Api Ambarawa ini sesegera mungkin haru dilakukan
untuk manarik wisatawan agar berkunjung kesana sehingga dapat membantu
kenaikan devisa dari sektor pariwisata dan juga untuk peningkatan pendapatan
daerah.
PROFIL AMBARAWA
Kecamatan Ambarawa adalah salah satu kecamatan di Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah dan terletak di antara Semarang dan Salatiga. Pada era
kerajaan Mataram (Amangkurat II) kawasan ini bernama Limbarawa.
Ambarawa adalah lokasi penguburan 15.000 orang Eropa yang terbunuh
selama masa penjajahan Jepang. Setelah Jepang menyerah dan ketika Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, pertempuran pecah di daerah Ambarawa pada tanggal
20 November 1945 antara pasukan Inggris yang mengevakuasi di tanah jajahan
Eropa dan Republik Indonesia.
Dulu Ambarawa pernah menjadi ibu kota Kabupaten Semarang.
Ambarawa juga disebut sebagai kota Palagan Ambarawa, dan terdapat beberapa
tempat pariwisata diantaranya Museum Palagan Ambarawa, Museum Kereta
Api Ambarawa dan Benteng Williem II.
Ambarawa menghubungkan daerah – daerah penting dengan jalur rel
bergerigi kereta api yang menghubungkan seluruh wilayah Jawa Tengah hingga
Yogyakarta melalui Magelang. Jalur Semarang – Ambarawa – Magelang ini
bahkan beroperasi sampai tahun 1977. Namun, sekarang jalur ini menjadi situs
Museum Kereta Api Ambarawa.
Peta Jawa Tengah
POTENSI WISATA MUSEUM KERETA API AMBARAWA
Museum Kereta Api Ambarawa terletak di sebuah kota kecil di
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang menghubungkan Semarang dengan
Magelang / Yogyakarta. Museum ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum
karena letaknya tidak jauh dari jalan raya. Museum Kereta Api Ambarawa
merupakan sebuah stasiun yang dialih fungsikan sebagai museum di Ambarawa,
Jawa Tengah. Stasiun itu dulu dikenal dengan nama Stasiun Willem I. Gedung
bekas peninggalan kantor Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij atau
Perusahaan Kereta Api Hindia-Belanda kala itu.
Museum Kereta Api Ambarawa menyimpan sekitar 24 lokomotif kuno
buatan tahun 1891-1966 yang merupakan kereta buatan Belanda, Jerman, dan
Swiss yang dulu sangat berjaya di masanya. Salah satunya adalah kereta api uap
dengan roda gerigi buatan Maschinenfabriek Esslingen dengan lokomotif
bernomor B202 dan B203. Kereta ini merupakan salah satu dari tiga kereta uap
dengan roda gerigi yang tersisa di dunia. Dua lainnya tersimpan di India dan
Swiss. Kereta uap tersebut bahkan sampai sekarang masih dimanfaatkan sebagai
kereta api wisata, yakni wisata gunung atau Railway Mountain Tour. Kereta ini
dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin memiliki pengalaman naik
kereta berloko. Kereta ini menawarkan perjalanan dari Ambarawa menuju
Bedono PP sejauh 20 km dengan jarak tempuh ± dua jam perjalanan. Keunikan
dari kereta ini adalah kereta dapat berjalan pada tanjakan karena adanya rel
gerigi. Perjalanan kereta ini menawarkan panorama yang indah, kelokan dan
tanjakan dengan gunung, sawah, dan danau di sekitar rel. Kereta ini merupakan
satu dari dua kereta yang masih menggunakan bahan bakar kayu jati sehingga
biaya untuk menaikinya sedikit lebih mahal, yakni sekitar Rp 3.250.000 untuk 80
tempat duduk. Namun, hal itu dapat terbayar dengan pengalaman yang didapat
dengan naik loko sambil menikmati panorama pedesaan.
Selain kereta uap dengan roda gerigi, di museum ini juga tersimpan 21
lokomotif uap, mulai dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar ( CC
5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabriek ). Lokomotif CC50
buatan Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik Winterthur, Swiss dan
Werkspoor, Belanda. Loko ini dijuluki Bergkoningin alias Ratu Pegunungan.
Julukan dalam bahasa Belanda ini didapat CC 50 karena lokomotif dengan tahun
produksi 1927 itu, mampu melewati jalur pegunungan dengan tikungan-tikungan
tajam. Ada juga lokomotif kebanggaan perusahaan kereta api milik pemerintah
Kolonial Belanda, Staatsspoorwegen (SS), C28. Loko buatan Henschel, Jerman,
ini tercatat sebagai loko tercepat di seluruh dunia untuk ukuran rel sempit (1.067
mm) pada era 1920-an. Kecepatannya pada masa itu bisa mencapai 120
kilometer per jam. Masih ada sejumlah lokomotif kuno lainnya, seperti loko F10
buatan Hanomag, Jerman, dengan enam pasang roda penggerak. Konon,
keberadaan loko ini tergolong langka dan jarang ditemukan di belahan dunia
lainnya. Lokomotif lainnya C54, loko kebanggaan Semarang Cheribon
Stoomtram Maatscappij (SCS); dan loko C51, loko kebanggaan Nederlandsch
Indische Spoorweg Maatscappij (NIS).
Koleksi lainnya yang ada di museum ini adalah mesin ketik, yakni merk
Continental buatan Jerman 1921; Remington, buatan Amerika 1921 dan Monroe.
Di samping itu ada Mesin hitung, yakni merk Burroughs – 1923, merk Natio –
1925, dan alat hitung tradisional Tsem Poa. Juga terdapat jam kuno seperti yang
terdapat di stasiun pada umumnya, peralatan komunikasi, dan kontrol jalur.
Selain itu, Museum Kereta Api yang terletak di Ambarawa ini letaknya
strategis dan dapat menjadi paket perjalanan wisata yang menyenangkan.
Letaknya yang berada di antara Semarang, Magelang, dan Yogyakarta dapat
menjadi pilihan wisata selain mengunjungi tempat – tempat pariwisata di
Semarang, Magelang, dan Yogyakarta.
SUBSTANSI MASALAH
Berdasarkan pemaparan potensi pariwisata yang dimiliki Museum Kereta
Api Ambarawa diatas, kiranya perlu adanya pembangunan (renovasi) guna
memaksimalkan potensi pariwisata yang dimiliki Museum Kereta Api
Ambarawa ini. Pembangunan pariwisata bertujuan untuk meninmgkatkan
pendapatan asli daerah melalui potensi yang dimiliki oleh Museum Kereta Api
Ambarawa.
MASALAH PENDANAAN
Dalam melakukan pembangunan, terlebih pembangunan infrasruktur
pendanaan merupakan hal yang vital mutlak dipertimbangkan. Masalah
pendanaan terkait dengan banyaknya uang yang akan dikeluarkan (cost)
seminimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan (benefits) sebanyak
mungkin.
Dalam program pembangunan Museum Kereta Api Ambarawa untuk
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, penulis merencanakan program –
program pembangunan untuk Museum Kereta Api Ambarawa yang diharapkan
mampu menciptakan kondisi yang lebih baik seperti di bawah ini:
Tabel Program – Program Pembangunan
Museum Kereta Api Ambarawa
No. Nama Program Perkiraan Biaya Sektor Penanggungjawab
1.Perbaikan rel
menuju Bedono150 juta Dinas Perhubungan
2. Cafetaria 75 juta Dinas Pariwisata
3.Pembuatan penutup
kereta api100 juta Dinas Perhubungan
4.Pembuatan ruangan
pajangan150 juta
Dinas Pariwisata
Dinas Perhubungan
5. Renovasi Toilet 20 juta Dinas Pariwisata
6.Perbaikan jalan dan
pembuatan pos20 juta Dinas Pekerjaan Umum
7. Pembuatan mushola 15 juta Dinas Pariwisata
8. Pagar 20 juta Dinas Pekerjaan Umum
9.Pembuatan toko
souvenir50 juta Dinas Pariwisata
10. Promosi dan iklan 10 juta Dinas Pariwisata
11.Biaya Kuli
Bangunan90 juta Dinas Perhubungan
12.Renovasi Atap
Stasiun100 juta Dinas Perhubungan
Keterangan Program :
1. Perbaikan rel menuju Bedono
Perbaikan rel dilakukan dengan memperbaiki rel dari Stasiun
Ambarawa menuju Stasiun Tuntang agar perjalanan kereta api wisata dapat
melalui daerah Rawa Pening. Agar rute perjalanan kereta api wisata wisata
dapat lebih panjang rutenya, yakni dari Stasiun Ambarawa menuju Stasiun
Tuntang melalui Rawa Pening kemudian berbalik menuju Stasiun Bedono dan
kembali lagi ke Stasiun Ambarawa. Waktu perjalanan wisata akan bertambah
dari 2 jam menjadi 3 jam sehingga wisatawan pun akan lebih puas dalam
melakukan perjalanan dengan kereta uap roda gerigi.
Perbaikan dilakukan dengan melakukan pembenahan fisik rel kereta
api sepanjang lima kilometer malalui pemasangan bantalan rel dan pembuatan
talut dari karung pasir di tempat – tempat yang rawan longsor. Perbaikan juga
dilakukan di jembatan – jembatan kecil yang akan dilewati kereta yang
memerlukan penguatan. Biaya pemasangan rel ini tidak banyak memerlukan
biaya karena sebelumnya telah mendapat bantuan bantalan rel dari Semarang.
2. Cafetaria
Pembuatan cafetaria bertujuan untuk memfasilitasi wisatawan yang
datang. Sebenarnya sebelumnya sudah ada satu lokasi tempat untuk para
wisatawan yang datang untuk makan. Tapi itu dirasa tidak memadai dan
kurang layak untuk para wisatawan yang datang ke museum. Sehingga perlu
adanya perbaikan untuk cafetaria agar wisatawan yang ingin makan merasa
nyaman. Pembuatan cafetaria ditujukan untuk mereka yang ingin menikmati
kuliner disela – sela kinjungannya ke museum. Pembuatan cafetaria ini juga
penting untuk para wisatawan yang sedang menunggu kereta api yang sedang
menuju Bedono agar tak membosankan.
3. Pembuatan penutup kereta api
Museum seharusnya merawat benda – benda yang tersimpan disana
dengan baik. Sedangkan di Museum Kereta Api Ambarawa, kereta api yang
sudah tidak digunakan dibiarkan berkarat dihalaman museum karena
perubahan cuaca yang terjadi. Untuk itulah perlu dibuat penutup untuk kereta
yang dipajang dihalaman museum agar tidak rusak karena perubahan cuaca.
Kereta api yang ada di Museum Kereta Api Ambarawa merupakan kereta –
kereta api langka yang punya nilai sejarah tinggi sehingga sangat disayangkan
bila rusak terlebih hanya karena dibiarkan terletak di halaman tanpa adanya
penutup.
4. Pembuatan ruangan pajangan
Ketika mengunjungi suatu museum kurang ”afdol” jika tidak ada satu
ruangan yang memajang tentang museum itu. Di Museum Kereta Api
Ambarawa sendiri memang telah memamerkan kereta – kereta api yang
tersimpan disana. Namun itu terasa kurang lengkap tanpa adanya cacatan
mengenai asal mula dan perkembangan Stasiun Ambarawa sejak berdiri
hingga kini. Untuk itulah, perlu dibuat satu ruangan khusus yang
memamerkan baik foto, maupun koleksi lain yang ada di Museum Kereta Api
Ambarawa. Foto – foto kereta api yang dulunya begitu berjaya di masa
penjajahan Belanda tersebut. Pembuatan tempat ini juga bertujuan
mempermudah bagi mereka yang ingin mengetahui sejarah stasiun tanpa
harus mengganggu pegawai stasiun yang sedang bertugas lantaran rata – rata
yang berkunjung ke museum selain mereka yang ingin menikmati perjalanan
dengan kereta wisata adalah anak – anak sekolah yang melakukan studi wisata
sehingga mereka cenderung mencari informasi tentang museum. Sehingga
dengan pembangunan ruang pajangan yang juga memuat informasi tentang
stasiun akan mempermudah mereka mencari informasi tentang stasiun dan
benda – benda yang tersimpan didalamnya.
5. Renovasi Toilet
Fasilitas toilet yang ada di museum ini bisa dibilang kurang memadai.
Padahal toilet merupakan salah satu yang penting. Sehingga perlu adanya
pembangunan toilet agar lebih layak untuk digunakan oleh wisatawan yang
berkunjung. Toilet yang tersedia di museum merupakan toilet umum yang
tidak dibedakan antara toilet laki – laki dan toilet perempuan. Sehingga perlu
dibuat toilet yang memisahkan antara toilet laki – laki dan toilet perempuan.
6. Perbaikan jalan dan pembuatan pos
Jalan masuk menuju ke Museum Kereta Api Ambarawa sudah rusak
dan berlubang, begitu juga keadaan aspal di tempat parkir. Sehingga harus
dilakukan pengaspalan ulang pada jalan masuk dan lahan parkir. Pengaspalan
dilakukan untuk jalan masuk museum sekitar 100 meter dimulai dari jalan
masuk gang hingga lahan parkir museum. Selain itu, dibutuhkan juga pos
pengamanan di jalan masuk untuk mencatat nomor kendaraan yang masuk dan
mencegah pencurian kendaraan.
7. Pembuatan mushola
Di Museum Kereta Api Ambarawa sebenarnya telah ada fasilitas
mushola. Namun, itu tidak efektif karena mushola yang ada menggunakan
salah satu ruangan kantor yang ada di sana. Untuk itulah, harus dilakukan
pembangunan mushola di lahan yang masih kosong agar ruangan kantor dapat
dimanfaatkan pihak pengelola stasiun.
8. Pagar
Pagar yang digunakan sebagai pembatas museum telah banyak yang
rusak karena sudah lama tidak dilakukan penggantian pagar. Bahkan ada
pagar yang berlubang seukuran manusia yang biasanya digunakan para
pengunjung yang ingin masuk tanpa membayar tiket masuk di loket. Sehingga
pagar yang membatasi museum harus diganti untuk menghindari hal yang
tidak diinginkan.
9. Pembuatan toko souvenir
Lazimnya di museum atau tempat wisata lain dijual souvenir yang
berhubungan dengan daerah tempat wisata berada atau yang berkaitan dengan
tempat wisata yang ada disana. Di Museum Kereta Api Ambarawa belum ada
toko yang menjual souvenir khas daerah Amabarawa dan daerah sekitarnya
juga souvenir kereta api. Oleh karena itu, penulis merencanakan untuk
membuat toko souvenir yang menjual berbagai cinderamata yang bisa di bawa
sebagai oleh – oleh setelah berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa.
Selain itu, barang yang dijual di toko souvenir dapat dilakukan dengan bekerja
sama dengan pembuat kerajinan di daerah itu.
10. Promosi dan iklan
Tidak banyaknya jumlah kunjungan wisatawan di Museum Kereta Api
Ambarawa dikarenakan oleh kurangnya promosi pariwisata yang dilakukan
oleh pihak pengelola. Apabila mencarai web yang memuat informasi tentang
Museum Kereta Api Ambarawa tidak tersedia. Juga jarang ada artikel yang
membahas mengenai Museum Kereta Api Ambarawa secara lengkap. Juga tak
banyak yang membicarakan mengenai museum ini. Salah satu usaha yang bisa
dilakukan untuk memperbaiki angka kunjungan adalah dengan melakukan
promosi pariwisata melalui web, pamflet, juga pemasangan iklan di tempat –
tempat yang banyak dikunjungi orang, seperti stasiun, terminal, dan bandara.
11. Biaya Kuli Bangunan
Biaya untuk kuli bangunan dianggarkan sebanyak itu karena proyek ini
diharapkan dapat selesai selama satu bulan. Kuli bangunan diperkirakan
sebanyak 50 orang kuli bangunan. Kuli bangunan bertugas memasang
bantalan rel di sekitar Rawa Pening dan melakukan pembenahan fasilitas
museum. Biaya per orang adalah Rp 30.0000 × 60 hari × 50 orang ¿ Rp
90.000.000. Sehingga biaya kuli bangunan yang dibutuhkan mencapai Rp
90.000.000,00.
12. Renovasi Atap Stasiun
Atap museum kereta api telah banyak yang rusak dan bocor ketika
hujan sehingga dapat mengganggu wisatawan yang berkunjung ketika hujan.
sehingga atap Stasiun Ambarawa sudah harus diganti agar tak bocor ketika
hujan. Karena hal itu, maka harus sesegera mungkin diganti agar tidak
menggangu kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
→ Arus Pengembalian Internal (IRR)
Biaya yang digunakan dalam pembangunan museum kereta api ini
memang bisa dibilang tidak kecil. Seringkali dibutuhkan suatu analisis yang
mejelaskan rencana proyek cukup menarik dilihat melalui arus pengembalian
yang ditentukan. Untuk itulah penulis berusaha melampirkan analisis araus
pengembalian internal dari proyek pembangunan Museum Kereta Api Ambarawa
ini. Penulis menggunakan metode IRR ( Internal Rate of Return / Arus
Pengembalian Internal ). Dimana yang dimaksud dengan IRR adalah arus
pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk aliran kas keluar.2
Usulan proyek pembangunan Museum Kereta Api Ambarawa ini
membutuhkan dana sebesar Rp 800.000.000,00. Proyek ini direncanakan
menghasilkan pendapatan berturut – turut Rp 240.000.000 ( jumlah kunjungan
meningkat 33,33 % dari tahun sebelumnya ); Rp 330.000.000 ( jumlah
kunjungan meningkat 37,25 % dari tahun sebelumnya ); dan Rp 480.000.000
(jumlah kunjungan meningkat 45,45 % dari tahun sebelumnya ), maka IRR yang
akan diperoleh dari proyek ini adalah sebagai berikut :
Karena aliran kas tidak tetap maka dihitung terlebih dahulu rata – rata
faktor anuitas = (1/3) × ( 240.000.000 + 330.000.000 + 480.000.000 )
= 350.000.000
Faktor anuitas = ( 1/350.000.000 )( 800.000.000)
= 2,28
Dengan memakai tabel untuk n = 3 dan faktor anuitas = 2,28; diperoleh
diskonto ( i ) = 15 %.
Mengecek besarnya NPV
Tahu
n i = 15 % i = 10%
(0) - 800.000.000 - 800.000.000
1
240.000.000(0,8696) =
208.704.000
240.000.000(0,9091) =
210.184.000
2 Iman Soeharto. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional). Jakarta : Erlangga. hlm.141
2
330.000.000(0,7561) =
249.513.000
330.000.000(0,8264) =
272.712.000
3
480.000.000(0,6575) =
315.600.000
480.000.000(0,7513) =
360.624.000
PV 773.817.000 843.520.000
Untuk i = 15 % diperoleh NPV = 773.817.000 – 800.000.000
= − 26.183.000
Untuk i = 10 % diperoleh NPV = 843.520.000 – 800.000.000
= 43.520.000
Interpolasi
Untuk memperoleh angka yang akurat dilakukan dengan interpolasi
Untuk (i) a = 15 %
Untuk (i) b = 10 %
Selisih (i) a − (i) b = 5 %
Diperoleh (PV) a = 773.817.000
Diperoleh (PV) b = 843.520.000
Selisih (PV) a − (PV) b = − 69.703.000
Diperoleh (i) c ¿15−−26.183 .000−69.703 .000
×5=15−(0,375 )×5=13,12 %
Maka dengan interpolasi, diperoleh (i) c = 13,12 %
Jadi IRR = 13,12 %
MASALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK SOSIAL
Dampak sosial dari suatu pembangunan sangat bergantung pada 2 hal,
yakni karakteristik rencana usaha/kegiatan dan karakteristik masyarakat dimana
rencana usaha/kegiatan itu ditempatkan.3 Dampak sosial suatu pembangunan
dapat dilakukan dengan melakukan perkiraan. Menurut Sudharto (2002 : 42),
3 Sudharto P Hadi. 2002. Aspek Sosial AMDAL : Sejarah, Teori, Metode. Jogja : Gadjah
Mada University Press. Hlm. 7
perkiraan dampak sosial budaya yang akan terjadi dalam perkiraan dampak harus
menyajikan : siapa pihak yang terkena dampak, dalam bentuk apa mereka
terkena dampak, dan berapa lama dampak berlangsung.
Dalam pembangunan Museum Kereta Api Amabarawa ini, orang yang
paling terkena dampak dari pembangunan tentulah penduduk disekitar museum
dan pedagang yang berjualan di dalam museum.
Dampak yang dialami penduduk sekitar akan dialami ketika
pembangunan berlangsung, berupa kebisingan, kenyamanan yang terganggu,
juga akses jalan yang sedikit terganggu akibat proyek pembangunan. Hal ini akan
berlangsung selama 1 bulan, karena proyek pembangunan ditergetkan
berlangsung maksimal selama 1 bulan. Setelah proyrk pembangunan selesai
warga sekitar tidak akan terganggu akibat proyek pembangunan kembali.
Pihak lain yang terkena dampak adalah para pedangang yang berjualan di
Museum Kereta Api Ambarawa. Selama proyek berlangsung mereka akan
berpindah lokasi di dekat tenpat perawatan kereta agar mereka tetap dapat
berjualan selam proyek pembangunan berlangsung.
Namun, dampak yang akan diterima penduduk dan pedagang selama
proyek pembangunan hanya berlangsung selama 1 bulan. Setelah proyek
pembangunan selesai mereka akan kembali dapat menjalankan aktivitas seperti
biasa. Bahkan mereka juga akan mendapat dampak positif dari pembangunan ini.
Dampak positif yang akan diterima anatara lain :
→ Bagi penduduk sekitar
Karena ada pembangunan jalan disekitar museum, warga sekitar akan
mendapat manfaat akses jalan yang lebih baik dari pembangunan museum ini.
→ Bagi pedagang di museum
Dengan adanya pembangunan cafetaria di museum ini, pedagang yang
berjualan akan memiliki tempat berjualan lebih layak dari tempat yang ada
sekarang. Selain itu, akan terlihat lebih rapi dan lebih layak dari kondisi
sebelum ada pembangunan.
Dengan adanya pembangunan ini, jumlah kunjungan wisatawan di
museum diharapkan dapat mengalami kenaikan. Bila terdapat kenaikan jumlah
pengunjung, maka pendapatan pedagang yang berjualan di museum ini akan
meningkat. Sehingga secra ekonomi, pembangunan museum membantu
meningkatkan pendapatan para pedagang.
→ Bagi pedagang pasar
Lokasi museum yang berdekatan dengan pasar bahkan jalan menuju
museum ditempuh melewati depan pasar tentunya akan memberi implikasi pula
bagi para pedagang pasar. Bila terdapat kenaikan jumlah kunjungan pastilah
mereka akan berinovasi untuk usaha mereka agar pendapatan mereka naik.
Mereka yang semula hanya menyediakan barang – barang untuk warga sekitar
juga akan berorientasi pula pada para wisatawan yang berkunjung. Sehingga
usaha perekonomian di sekitar pasar juga akan berkembang.
→ Bagi mitra usaha sovenir museum
Dengan berjalannya pembangunan yang juga menyediakan toko
souvenir bagi para pengunjung yang menyediakan cinderamata sebagai buah
tangan, pastilah terjalin kerjasama dengan para pembuat kerajinan, seperti
pengrajin kerajinan enceng gondok, pengrajin kerajinan dari tembaga, pengrajin
kerajinan dari tembaga, dll. di sekitar museum untuk memasarkan produk
mereka di toko souvenir. Dengan begitu pendapatan mereka juga akan
meningkat.
→ Bagi pengusaha angkutan
Pembangunan museum ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan ke Museum Kereta Api Ambarawa. Dengan kenaikan
jumlah pengunjung museum, pastilah jumlah penumpang angkutam umum
menuju Museum Kereta Api Ambarawa juga meningkat. Hal ini juga tutut
meningkatkan pendapatan pihak jasa angkutan umum.
HUBUNGAN PEMERINTAH DENGAN MASYARAKAT
Dalam pembangunan yang bertujuan untuk masyrakat yang dilakukan
oleh pemerintah pastilah mempunyai implikasi hubungan yang terjadi antara
pemerintah dengan masyarakat. teori yang menjelaskan hubungan antara
pemerintah dan masyarakat dalam proyek pembangunan ini adalah sosial
demokrat yang menjelaskan bahwa relasi antara pemerintah dengan masyarakat
bejalan berkesinambungan karena intervensi negara terhadap masyarakat rendah
sehingga masyarakat bersikap kooperatif atau mau bekerjasama dengan
pemerintah.4
Dengan adanya pembangunan proyek revitalisasi museum ini dengan
dana yang berasal dari pemerintah ( APBN dan APBD ) pemerintah berusaha
memenuhi tugasnya untuk melakukan pembangunan di sektor pariwisata.
Pembangunan ini bertujuan memberi implikasi bagi masyarakat, terutama
masyarakat sekitar agar dapat memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah
tersebut. Dengan begitu masyarakat akan berusaha meningkatkan pendapatan
melalui usaha mereka yang terletak disekitar museum. Selain itu, bila proyek
pembangunan yang didukung oleh pendanaan dari pemerintah ini berhasil
membawa dampak yang signifikan terhadap kenaikan pendapatan Museum
Kereta Api Ambarawa tentulah manfaat pembangunan akan dirasakan oleh
masyarakat karena bila pendapatan museum naik, maka akan membantu
penambahan Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah yang tinggi akan
disalurkan pada masyarakat untuk pembiayaan pembangunan yang memenuhi
kebutuhan publik.
Sehingga dengan upaya pembangunan untuk revitalisasi museum ini,
pemerintah berusaha menjalin komunikasi dengan masyarakat untuk membentuk
legitimasi dari masyrakat untuk pemerintah. Nantinya masyarakat akan mau
bekerjasama dengan pemerintah karena adanya pemenuhan fasilitas oleh
pemerintah terhadap barang kebutuhan publik dan legitimasi terbentuk maka
masyarakat akan bersikap kooperatif terhadap pemerintah.
4 materi kuliah Perencanaan Pembangunan tanggal 3 Mei 2010 oleh Celly Ceccilia
KESIMPULAN
Museum Kereta Api Ambarawa memiliki catatan begitu gemilang pada
masanya dulu. Bahkan hingga kini kegemilangan itu masih bisa dilihat dari
kereta – kereta yang tersimpan di museum juga kereta wisata beroda gerigi yang
hingga kini masih bisa dinikmati. Namun, kegemilangan di masa lalu itu tidak
berlangsung hingga sekarang. Museum ini kini terkesan jauh dari kata layak
menginat sejarahnya dulu. Museum ini pun kini tak banyak pengunjungnya bila
dibandingkan ratusan museum lainnya di Indonesia, seperti Museum Fatahillah
atau Museum Dirgantara. Untuk itulah pembangunan untuk merevitalisasi
museum ini harus segera dilakukan untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke museum ini. Pembangunan dilakukan dengan melakukan
perbaikan pada fasilitas yang tersedia di museum yang dapat menunjang
kenyamanan pengunjung yang datang kesini. Juga dilakukan promosi pariwisata
karena selama ini promosi yang dilakukan untuk museum ini bisa dikatakan
kurang. Pembangunan mendesak haru segera dilakukan agar sejarah kereta masa
kolonial ini tetap lestari seiring perkembangan zaman.
SARAN
Museum Kereta Api Ambarawa kinitak lagi menarik untuk dikunjungi.
Selain fasilitas pendukung yang kurang, museum ini terlihat tidak lagi menarik.
Oelh karena itulah pembangunan untuk revitalisasi museum harus segera
dilaksanakan. Pembangunan yang akan memberi dampak positif tak hanya bagi
museum itu sendiri tapi juga untukorang – orang yang lamgsumg terkena dampak
dari adanya museum itu sendiri.juga bila terdapat kenaikan jumlah kunjungan ke
museum ini. Pendapatan Asli Daerah juga akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Gelgel, I Putu. 2006. Pariwisata Indonesia dalam Globalisasi Perdagangan Jasa.
Bandung : Refika Aditama
Hadi, Sudharto P. 2002. Aspek Sosial AMDAL : Sejarah, Teori, Metode. Jogja :
Gadjah Mada University Press
Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional).
Jakarta : Erlangga
http://www.wikipedia.com/ambarawa diakses tanggal 2 Juni 2010 pukul 11.20 WIB
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?
pil=15&jd=turis+asing+mulai+datang+ke+museum+kereta+api+ambarawa=
20080315.html diakses tanggal 17 April 2010 pukul 14.53 WIB
LAMPIRAN
KONTRIBUSI MUSEUM KERETA API AMBARAWA TERHADAP PAD
(PENDAPATAN ASLI DAERAH)
PENDAPATAN KARCIS MUSEUM KERETA API AMBARAWA
TAHUN PENDAPATAN
2006 Rp 84.264.000
2007 Rp 91.842.000
2008 Rp 105.516.000
2009 Rp 144.693.000
2010 Rp 31.830.000*
*Sampai bulan Maret 2010
DAFTAR PENGUNJUNG MUSEUM KERETA API AMBARAWA
DARI TAHUN 2006 SAMPAI TAHUN 2010
BULAN
TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 TAHUN 2009TAHUN
2010LOKA
LMANCA LOKAL MANCA LOKAL MANCA LOKAL MANCA
JANUARI 2.299 2.032 240 2.188 85 3.998 85 4.856
FEBRUARI 851 865 188 1.409 105 2.269 120 2.812
MARET 1.659 1.494 110 2.467 180 3.383 50 2.942
APRIL 2.819 2.234 25 1.371 50 3.211 420 -
MEI 2.099 2.211 17 2.641 6.608 80 -
JUNI 5.363 4.251 160 6.108 7.699 -
JULI 2.332 130 3.800 50 3.999 86 3.125 185 -
AGUSTUS 1.296 73 823 65 1.943 40 2.452 165 -
SEPTEMBER 881 49 867 25 544 25 3.378 -
OKTOBER 5.216 112 6.240 105 5.348 29 3.849 240 -
NOVEMBER 1.024 58 1.378 110 1.784 105 4.513 366 -
DESEMBER 1.797 30 3.119 205 4.650 115 2.894 140 -
JUMLAH 27.636 452 29.314 1.300 34.352 820 46.380 1.851 10.610
TOTAL 28.088 30.614 35.172 48.231
Sumber : Museum Kereta Api Ambarawa
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 20090
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
27,63629,314
34,352
46,380
452 1,300 8201,851
28,08830,614
35,172
48,231
Jumlah Pengunjung Museum KA AmbarawaTahun 2006 - 2009
WisDom WisMan Total