32
LATAR BELAKANG PEKERJA KOMUNIKASI YANG MEMPENGARUHI KONTEN MEDIA 1 Judul Buku : MEDIATING THE MESSAGE. Theories of Influences on Mass Media Content Judul Chapter : Influences on Content from Individual Media Workers Halaman : 53-84 Pengarang : Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese Penerbit : Longman Publishers USA Tahun Terbit : 1991 Banyak masyarakat tidak puas dengan konten media massa karena menayangkan hal-hal yang dirasa negative. Masyarakat pun menyalahkan orang-orang dibalik konten media tersebut. Yang juga, faktor intrinsik dari orang-orang dibalik media (pekerja komunikasi/ komunikator) berpengaruh terhadap konten media massa yang ditayangkan. Faktor intrinsic tersebut antara lain: Karakteristik, pengalaman, dan latar belakang pribadi Proffesional background dan pengalaman bekerja Perilaku etika komunikator Kemampuan berorganisasi Ideologi/ keyakinan dan pengalaman pribadi komunikator 1 Dibuat sebagai Tugas Akhir untuk UAS Mata Kuliah Formatologi Berita pada Prodi Manajemen Berita, Jurusan Radio-TV, Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta Tahun 2014 dengan Dosen Pengampu Darmanto.

UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

LATAR BELAKANG PEKERJA KOMUNIKASI

YANG MEMPENGARUHI KONTEN MEDIA1

Judul Buku : MEDIATING THE MESSAGE. Theories of Influences on Mass Media Content

Judul Chapter : Influences on Content from Individual Media Workers

Halaman : 53-84

Pengarang : Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese

Penerbit : Longman Publishers USA

Tahun Terbit : 1991

Banyak masyarakat tidak puas dengan konten media massa karena menayangkan hal-hal yang

dirasa negative. Masyarakat pun menyalahkan orang-orang dibalik konten media tersebut. Yang

juga, faktor intrinsik dari orang-orang dibalik media (pekerja komunikasi/ komunikator)

berpengaruh terhadap konten media massa yang ditayangkan. Faktor intrinsic tersebut antara

lain:

Karakteristik, pengalaman, dan latar belakang pribadi

Proffesional background dan pengalaman bekerja

Perilaku etika komunikator

Kemampuan berorganisasi

Ideologi/ keyakinan dan pengalaman pribadi komunikator

Konsep peran komunikator pada pribadi mereka; apakah mereka menganggap diri

mereka menjadi penyampai peristiwa atau berperan aktif dalam mengembangkan cerita

Orang-orang yang bagaimanakah yang bisa menjadi pekerja komunikasi?

Karakteristik dan latar belakang komunikator tidak hanya membentuk sikap pribadi

komunikator, nilai-nilai, dan keyakinan, tetapi juga mengarahkan mereka pada pengalaman,

sehingga membentuk mereka menjadi komunikator yang professional dan memiliki etika.

1 Dibuat sebagai Tugas Akhir untuk UAS Mata Kuliah Formatologi Berita pada Prodi Manajemen Berita, Jurusan Radio-TV, Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta Tahun 2014 dengan Dosen Pengampu Darmanto.

Page 2: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Karakteristik komunikator meliputi jenis kelamin, etnis, dan orientasi seksual. Sedangkan

latar belakang komunikator meliputi pengalaman, pendidikan agama, dan status social

ekonomi keluarga mereka.

Latar belakang cenderung mempengaruhi bagaimana mereka melihat dunia. Selanjutnya,

mempengaruhi mereka untuk memilih konten apa yang akan disajikan, dan bagaimana

menyajikannya. Contoh, pekerja komunikasi wanita kemungkinan/ bisa jadi lebih

menekankan efek gender.

Pengaruh sikap pribadi, nilai-nilai, dan keyakinan tentang konten media massa dirasa

memiliki efek tidak langsung pada konten media massa. Namun, ketika komunikator

memiliki kekuatan lebih atas pesan mereka, dapat menumbuhkan efek pada konten media

yang dihasilkan. Sedangkan, peran profesional dan etika memiliki efek langsung pada

konten media massa.

Peran professional pekerja komunikasi dilihat dari bagaimana mereka menempatkan diri

mereka sebagai pekerja komunikasi. Pekerja komunikasi harus memahami posisinya sebagai

pelayan masyarakat. Hal ini mempengaruhi konten media yang mereka hasilkan. Pekerja

komunikasi yang menempatkan dirinya pada posisi netral akan menghasilkan konten yang

berbeda dari mereka yang berpihak pada satu sisi/ sebagai peserta.

Pada suatu waktu, pekerja social akan berada dalam kebimbangan dalam menayangkan

konten media yang dihasilkan. Mereka akan dihadapkan pada pilihan menayangkan konten

sesuai kebenaran meski melanggar etika, atau mengikuti aturan etika yang terkadang bisa

menjadikan kebenarannya menjadi bias. Masing-masing pilihan tentunya akan

menghasilkan konten media yang berbeda.

Yang juga perlu dipahami oleh para pekerja komunikasi adalah harus memperhatikan:

1. Tanggung jawab

Page 3: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Bertanggungjawab memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui peristiwa yang

menyangkut kepentingan publik

2. Kebebasan pers

Kebebasan pers harus dijaga sebagai hak asasi manusia dalam bermasyarakat.

Disertai dengan kebebasan dan tanggung jawab untuk menggali dan membahas serta

menyampaikan kebenaran.

3. Etika

4. Akurasi dan objektivitas

- Mencakup kebenaran dan objektivitas dalam melaporkan berita; yang

menunjukkan akan peran professional yang berpengalaman.

- Visual yang diberikan harus sesuai dengan audio yang disampaikan, serta sesuai

dengan kebenaran.

- Laporan berita harus berdasarkan fakta, bebas dari opini

- Berada pada posisi netral

5. Fairplay

Menghormati martabat, privasi, hak, dan kesejahteraan narasumber dalam

mengumpulkan data dan menyajikan berita

6. Saling percaya

NUR ZAAKIYAH MUSTAJABMANARITA 3B/ 01312143482

Page 4: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Judul Buku      : Mediating the Message: Theories of Influence of Mass Media Content

Judul Chapter  : Beyond Processes and Effects

Halaman          : 9-20

Pengarang       : Pamela Shoemaker & Stephen Reese

Penerbit           : Longman Publishing Group

Tahun Terbit    : 2008

FOKUS PENELITIAN PADA KOMUNIKASI

Level analisis dalam penelitian komunikasi dapat dimulai dari pembentukan kesatuan micro ke

macro atau dari yang terkecil ke yang lebih besar. Sebuah studi microlevel menguji komunikasi

sebagai sebuah aktivitas dan mempengaruhi setiap orang. Selain untuk kontrol satu sama lain,

komunikasi juga berperan sebagai jaringan social, organisasi, dan kebudayaan. Kejadian yg

terjadi di level rendah bahkan untuk lingkup yang besar di tentukan dari apa yang terjadi di level

atasnya.

Apa yang dipelajari?

Salah satu kutipan tentang proses komunikasi yang cukup populer adalah dari Harold Lasswell

(1948):

Apa, berbicara apa, melewati channel apa, untuk siapa dan menimbulkan efek apa.

Komunikasi masa telah menguji element diatas. Tapi dari semua itu intinya adalah, audience dan

efek.

Studi utama pada komunikasi

Dalam isi media. Lowery dan DeFleur mengidentifikasi hanya ada tiga hal yang menonjol dari

isi media. Yang paling terkenal, Frederic Wertham’s The Seduction of the Innocent (1954) yang

menyebabkan keributan besar di public dengan sesuatu yang berhubungan dengan sexual dan

kekerasan dalam sebuah komik yang dapat membawa efek negative bagi pembaca.

Page 5: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Kebanyakan dari studi “Milestone” jatuh kepada “untuk siapa”. Yang pertama, The Payn Fund

Studies of 1993. Tujuan dari pembelajaran ini termasuk ukuran isi film, sasaran audience, dengan

objek utama bagaimana sebuah film mempengaruhi anak anak. Penulis menyimpulkan bahwa

sejumlah faktor individu dan situasional memediasi efek film.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh tentara Amerika dengan psikologis Carl Hovland selama

perang dunia ke II, komunikasi secara sistematis mengadung bermacam macam isi yang bersifat

persuasive.

studi akhir dalam matriks (McCombs & Shaw, 1972) kami memeriksa pengaturan agenda media.

para peneliti menemukan bahwa Chapel Hill, North Carolina, warga dianggap isu yang penting

sejauh bahwa media menekankan isu-isu tersebut, dengan kata lain, media ditemukan memiliki

dampak kognitif yang berpotensi persuasif dengan menekankan agenda isu yang memberitahu

orang apa yang tidak berpikir, tapi apa yang harus dipikirkan. meskipun individu secara spesifik

diwawancarai untuk penelitian ini, tanggapan mereka digabungkan; isu-isu penting peringkat

oleh masyarakat Chapel Hill sesuai dengan yang ditekankan oleh media yang tersedia bagi

mereka.

dengan memetakan studi ini, yang diidentifikasi oleh para ahli komunikasi sebagai sesuatu yang

ditekankan, kita dapat melihat dengan jelas bahwa tekanan dari penelitian komunikasi telah

menuju individu atau mikro, tingkat dan arah dari fokus penonton dan efek pada penonton itu.

bila konten telah dipelajari itu biasanya berada untuk membuat kesimpulan tentang efek

potensial dari orang-orang, organisasi, dan masyarakat yang memproduksinya.

sebelum membahas alasan untuk ketidakseimbangan ini, kami menggunakan dua contoh terakhir

untuk membuat titik kita dengan cara lain. sebagian besar mahasiswa telah memiliki banyak

pengalaman dalam belajar dari buku teks yang menyampaikan kebijaksanaan umum lapangan

dengan merangkum segudang studi. buku tersebut harus sesuai dengan apa yang profesor yang

mengajar di lapangan mempertimbangkan norma pendekatan dominan paradigma. kita bisa,

karena itu mendapatkan membaca cepat pada bagaimana lapangan telah dikembangkan dengan

berkonsultasi buku teks populer, dua dalam teori komunikasi yang dapat dianggap khas Massa

Teori Komunikasi dan Penelitian dan massa Proses media dan efek

Page 6: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

kedua teks dimulai dengan bab tentang sifat teori dan penelitian secara umum dan kemudian

mengabdikan sebagian besar ruang yang tersisa untuk penonton dan efek penelitian. tan

mengabdikan bagian untuk komunikasi dan persuasi efek, penonton dan perlu sosialisasi, dan

media dan perubahan sosial (yang terakhir ini mendekati tingkat macroanalysis). hanya 6 persen

dari komunikator sampul buku dan lingkungannya. jeffres, sebagai nama bukunya menunjukkan,

mencurahkan singa berbagi ruang untuk penelitian efek bab masing-masing pada efek sosial,

politik, ekonomi, dan budaya. satu bab mencakup penonton, dan konten lain, tapi jauh dari yang

terakhir ini mengabdikan persepsi penonton konten media. sekitar 15 persen dari buku terdiri

dari informasi tentang industri media, orang, dan organisasi.

WHY THE TRADITIONAL FOCUS?

Fokus teori komunikasi yang berlaku secara tradisional adalah ditujukan untuk siapa dan

apa dampaknya.

Konteks Ilmu Sosial

Jurnalisme dan ilmu sosial adalah kumpulan sistem informasi. Keduanya tak akan bisa

dipahami secara terpisah dari dari budaya yang menciptakan dan mendukungnya. Jurnalisme dan

ilmu sosial memiliki rutinitas seperti kebiasaan yang teratur dan prosedur.

Paradigma juga turut memengaruhi hal ini, karena paradigma merupakan cara

menggambarkan realita berdasarkan asumsi luas mengenai bagaimana untuk mengumpulkan dan

menafsirkan informasi. Paradigma berdasarkan kepercayaan dan harapan saat ini, dan hasilnya ,

kita cenderung menggunakannya sebagai pembenaran. Kita kehilangan penglihatan akan fakta

bahwa kepercayaan dan harapan – dan oleh karenanya paradigma tidak hanya mengubah waktu

tapi juga lingkungan budaya.

Fokus pada Individual

Menjunjung tinggi individualisme ifpada kelompok merupakan norma sosial dan sudah

menjadi kebiasaan di Amerika. Terlalu bergantung pada orang lain sangat tidak disarankankan di

Amerika, karena orang yang bergantung dianggap lemah, dan secara psikologi tidak

berkembang. Orang yang berdiri sendiri lebih dihargai daripada anggota sebuah organisasi.

Bahkan, keseragaman memiliki kencederungan negatif di sini. Hal itu juga berlaku sama pada

Page 7: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

sistem politiknya, liberalisme. Tidak begitu jauh dengan politik, kebiasaan liberalisme juga

terlihat jelas pada ekonominya. Sebagai salah satu contoh, banyak perusahaan mobil yang sedang

berusaha menananmkan nilai “freedom of transportation” dengan menekan lebih banyak jalur

lalu lintas, yang itu berarti permintaan mobil semakin tinggi.

Individualisme sebagai Metodologi

Teknik yang digunakan untuk menganalisi data di Amerika, sering berdasarkan survei

dari responden secara individual. Mereka mengamati dengan sejumlah kecil orang yang

mewakili dari jumlah keseluruhan di suatu lingkungan, jadi hasil dari pengamatan tersebut

adalah kesimpulannya. Tapi di sisi lain, C. Wright Mills berpendapat bahwa kita tidak bisa

memahami struktur sosial yang lebih luas hanya berdasarkan data individu.

Individualisme sebagai Teori

Teori metodologi telah mendorong perkembangan teori ini sendiri yang menjadi lebih

rumit. Hal itu disebabkan perilaku individu yang pada umumnya memiliki banyak sebab.

Konsep androgini, pertanda adanya sifat laki-laki dan perempuan pada kepribadian

individu, dan hal tersebut diasumsikan untuk menentukan standard kesehatan psikologi. Edward

Sampson (1977, p. 772) mengatakan budaya ketergantungan tidak akan mendorong kemampuan

diri tapi justru akan memisahkan dengan orang lain di sekitarnya. Budaya ketergantungan akan

lebih bernilai pada seseorang yang mengetahui batas penerapannya, khususnya untuk meraih

tujuan dalam hidupnya sebagai manusia.

Pada bidang studi terkemuka lainnya, konsistensi kognitif, individu dikatakan untuk

berjuang agar menjaga pikiran dan perilaku mereka tetap konsisten, dan ketidakmampuan untuk

menerapkan hasilnya pada ketegangan yang membuat tidak nyaman, atau disonansi (Festinger,

1957). Tidak menutup kemungkinan, menjalani tujuan yang tidak diinginkan dapat menimbulkan

disonansi, yang bisa dikurangi dengan mengubah persepsi seseorang akan tujuan tersebut

(Aronson & Mills, 1959).

Suatu penelitian, ada penemuan di mana banyak orang merespon lebih agresif saat

mereka sedang frustasi, khususnya jika frustasi tersebut dilihat sebagai kesewenangan (Pastore,

1952; Berkowitz, 1962).

Page 8: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Albert Pepitone (1976) mengatakan bahwa orang yang memiliki sasaran akan disonan,

kemungkinan akan memperlihatkan norma budaya berbagi (dalam etika Protestan, pencarian

tujuan yang berharga menuntut kerja keras dan pengorbanan) atau sifat agresif tersebut dianggap

sebagai respon terhadap suatu pelanggaran, etika pelanggaran dari suatu norma budaya.Budaya

yang berfokus pada individualisme mewarnai cara penelitian yang dilakukan pada budaya

tersebut, dan kita harus berhati-hati akan keberagaman tersebut guna mencegah kekeliruan yang

biasa terjadi. Kita harus memahami bahwa karena kita bisa dan mampu menilai perilaku

individu, maka kita tidak bisa menyimpulkan bahwa faktor individu merupakan satu-satunya

penyebab dari suatu perilaku.

Fokus pada Audiens dan Dampak

Seperti yang telah kita ketahui, fokus dominan secara tradisional lebih terletak pada

proses dan dampak dari konten komunikasi yang digunakan oleh audiens, daripada organisasi,

institusi dan akar budaya dari konten tersebut.

Kekeliruan Ilmu Sosial

Penelitian komunikasi massa berbagi dengan penelitian ilmu sosial lainnya mengenai

luasnya atau jangkauan yang mana telah gagal untuk menguji secara kritis sistem yang

dikembangkan. Inti pada konteks ini adalah, orang-orang lebih cenderung untuk mengukur atau

menilai, menganalisis, dan mengevaluasi proses dari sistem yang digunakan saat ini, daripada

menyelidiki kemungkinan alternatif lain, baik pada bidang politik maupun ekonomi.

Awal Perlindungan Institusi

Kemunculan kerjasama gabungan akademik membuat peneliti akademisi terlalu

bergantung pada pembiayaan dalam jumlah besar. Ketergantungan pada keuangan datang dari

luar institusi itu, Lynd berpendapat untuk mendorong para peneliti dalam dukungan sementara

akan sistem penentuan sebuah masalah. Masalah tersebut, dengan kata lain, perhatian utama

Page 9: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

akan organisasi media besar berfokus pada apa yang telah dilakukan audiens terhadap produk

media tersebut.

Pemerintah juga menginginkan informasi mengenai dampak media. Mereka

menggunakan media untuk melancarkan strategi politik dan tujuannua. Contohnya pada saat

mendoktrin tentara Amerika pentingnya ikut berperang pada zaman Perang Dunia II.

Kaitannya dengan Masa Kini

Banyak institusi media yang melanjutkan untuk menyediakan tunjangan bagi para pelajar

untuk mengadakan penelitian, dan banyak ahli media menyediakan pertukaran antarsekolah dan

universitas.

Namun tidak sedikit siswa yang tidak mempermasalahkan akan keadaan bahwa penelitian

yang tidak mendapat tunjangan tidak boleh diusulkan untuk mengajukan bantuan, sehingga

mereka membiayai sendiri. Mereka menunjukkan bahwa bekerja pada penerapan masalah bisa

menghasilkan hasil yang menakjubkan dari nilai teori umum. Sikap tersebut bertumpu pada

sudut pandang positivist, yaitu oleh ilmuwan tentang perilaku, yang berpendapat bahwa teori

perilaku bisa dikembangkan mirip seperti kekuatan pada ilmu fisika. Maksudnya adalah ketika

seseorang mengetahui semua karakteristik yang berhubungan dengan aksi suatu benda, maka ia

akan mampu memprediksi bagaimana benda tersebut akan beraksi setiap waktu. Berkaitan

dengan hal itu, beberapa ilmuwan sosial menyarankan, dengan waktu yang cukup, perilaku

manusia dengan cara yang sama bisa diprediksi.

Ari Jatmika

01312143506

Page 10: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

FORMATOLOGI BERITA ( PERSOALAN DUNIA PERIKLANAN )

Judul Buku Media Ethics – Issues and Cases

Judul Chapter Advertising Ethics : From Buyer Beware to Empowerment

Etika Periklanan : Pembeli Harus Berhati-Hati Dalam Pemberdayaan

Pengarang Philip Patterson dan Lee Wilkins

Penerbit MC Graw Hill Higher Education

Tahun Terbit 2008

Dunia periklanan dikenal sudah sejak zaman Yunani Kuno dan mempunyai sejarah yang

panjang. Konten akan menjadi soratan terpenting oleh publik untuk menilai iklan. Oleh karena

itu iklan harus berisikan konten yang jelas dan dapat diterima semua pihak. Hal ini untuk

meminimalisir hal buruk dari sebuah iklan,karena beberapa ahli menyebutkan iklan mempunyai

efek kekutan tersendiri.

Ada 2 teori yaitu teori jarum suntik dan peluru ajaib yang menyebutkan perlu adanya

pembatasan atau etika periklanan yang patut ditaati oleh media dan dunia periklanan,karena

etika akan mengarahkan konsumen untuk tidak bersifat heterogen. Karena dampak dari

permasalahan periklanan ini bisa berakibat fatal pada konsumennya. Iklan tidak hanya menjual

produk, tetapi ide yang terkandung di dalam nya. Oleh karena itu iklan dari tahun ke tahun akan

berbeda. Semua memiliki cara berbeda untuk menjual produk dan idenya melalui iklan.

Terkadang pesan yang di sampaikan oleh iklan bersifat ambigu, Persoalan inilah yang akhirnya

melahirkan banyak kontroversi.

Etika iklan bukan tanpa tujuan karena demi pemberdayaan keuntungan yang maksimal lewat

iklan itu sendiri. Dan sifat iklan yakni singkat, visualnya bagus, dan sengaja dibuat ambigu, akan

Page 11: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

tetapi, kita perlu mempelajari dampak dari iklan. Contohnya, iklan tembakau di Amerika

Serikat. anak-anak usia dibawah 18 tahun banyak yang terjangkit kanker. Dampak itu

membuktikan dampak iklan tidak baik, sehingga negara tersebut mendapat posisi pertama di

dunia dalam penderita penyakit kanker. Untuk memahami ajakan (iklan) yaitu dengan Media

seperti jarum suntik atau peluru ajaib karena media akan mengirim pesan yang tidak

bertentangan kepada audience terus-menerus dn para peneliti menyebutnya ”Teori Kekuatan

Efek”. teori ini berawal dari kegegeran pada saat Perang Dunia II, seorang yang bernama Orson

Welles menyiarkannya pada 30 Oktober 1938. Siaran itu sukses membuat propaganda terhadap

Perang Dunia. Tetapi di era 1940-an paham terhadap media berubah, bahwa media memiliki

efek yang kosong dan terbatas. Kekuatan media berdasarkan dalam kognitif (pengetahuan) dan

afektif (emosional) alami.

Pembuat iklan diharapkan bisa mengoperasikan dengan mengikuti kerangka berikut ini :

1. Klien dan masyarakat publik membutuhkan informasi yang memberikan mereka “ alasan

baik untuk mengambil sebuah cara dalam suatu tindakan” ( Koehn 1998, 106). Alasannya tidak

boleh mengadili dan mampu membantu masyarakat mendukung tindakan lainnya.

2. Daripada hanya menghina opini yang sudah ahli, iklan terus-menerus membahasnya jadi

orang-orang itu dapat mengembangkan ketika pilihan sudah ada dan pengetahuannya sudah

tinggi.

3. Iklan seperti berita, dapat membantu perkembangan refleksi sekelompok orang,

termasuk sekelompok konsumen.

4. Iklan harus menjadi peran yang serius dalam suatu budaya di hidup kita. Itu artinya,

bahwa iklan harus benar-benar menggambarkan suara yang beraneka ragam yang terdiri dari

budaya kita.

5. Iklan berbicara untuk peran dalam berorganisasi di dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan sejarah dan latar belakang menyampaikan didalamnya, tetapi harus diselesaikan

secara akurat dan ada dalam suatu konteks.

iklan ada dalam media masa yang audiencenya bersifat heterogen, ada hasil iklan itu lucu, dan

mungkin sedikit memalukan, sesaat iklan untuk kontrasepsi. Contoh saja kasus “Camel

Page 12: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Cigarettes” (rokok), iklan ini terkuak dalam dokumen rahasianya, target audience-nya adalah

anak dibawah umur. Pertanyaan sekarang, apakah ada tipe audience yang pasti yang berhak 

mendapatkan   perlindungan   dari   pesan   sebuah   iklan  ? Hukum Amerika sudah menjawab

pertanyaan ini pada golongan, terutama dalam kasus anak-anak. Demikianlah, ada angka pada

pembatasan golongan resmi di dalam sebuah iklan yang ditargetkan untuk anak-anak, yaitu

segala program pada sabtu pagi harus menyeleksi pesan dan semua karakteristiknya.

Alasannya, bahwa anak-anak tidak sama seperti orang dewasa yang tidak diharuskan

memenuhi kebutuhan moral dirinya sendiri.

Contoh kasus Daisy Girl yang dihidupkan kembali : “Menggunakan ketakutan sebagai senjata

politik”

ANDREA MILLER

Lousiana State University

Iklan ini menceritakan gadis dengan rambutnya yang keriting ikal mengambil daun bunga aster

(karena itu dijuluki Daisy Girl). Ia memetiknya satu persatu, namun disisi lain ada suara orang

yang menghitung mundur ledakan bom nuklir. Iklan tersebut asli dibuat oleh legendaris

pembuat iklan yaitu Tony Schwartz untuk kampanye presiden Lyndon Johnson melewati

konservasi dengan Barry Goldwater. Pesan tersirat pada iklan tersebut ialah, dukungan untuk

Goldwater. Dalam ketakukan pada perang dingin, iklan ditayangkan sekali sebelum akhirnya

penonton protes memaksa untuk ditarik iklannya. Pada Januari 2001, kelompok lain berusaha

mengagendakan menanamkan kembali benih-benih kekhawatiran. Dan sekarang ada versi baru

dalam “ Daisy Nuke”, iklan yang dibuat menerima untuk memprotes Amerika Serikat yang

tampaknya tidak mendapati jalan keluar perang dengan Irak. Dalam iklan, gadis itu memetik

daun sambil berkata :

Perang dengan Irak, Mungkin akan berakhir dengan cepat, Mungkin saja tidak, Mungkin saja 

akan diperlebar, Mungkin juga semakin kacau dengan mengambil alih negara menggunakan 

senjata nuklir.

Di dalam versi ke 2 tersebut juga mengahabiskan uang 300.000 dollar dalam iklan koran yang

mendesak Presiden Bush untuk menghindari perang dengan Irak. Eli Pariser selaku direktur

kampanye internasional menjelaskan asosiasi Pers bertujuan bahwa “Daisy 2” mendorong

Page 13: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

bahasan nasional. Namun kritik membantah itu, 40 tahun silam, iklan dicampuri dengan isi yang

lebih mengkhawatirkan daripada debat. Karena itu munculah dua jaringan stasiun tv dibagi agar

tidak mengarahkan penyiarannya pada iklan. Dua jaringan itu adalah KNBC TV di Los Angeles

dan WRC-TV di Washington, D.C. Keduanya milik NBC. Pemiliknya merupakan seorang jenderal

listrik. Ia dapat mencairkan pendapat tentang “tidak adanya sambutan” terhadap iklannya. Ia

mengatakan, persoalan lebih kontraversi jika isinya seperti berita yang isi programnya

peristiwa-peristiwa di publik, sehingga lebih adil dan seimbang. Empat dekade setelah iklan

Daisy Girl pertama, Daisy 2 kurang kontraversi dari segi sejarah dan psikologisnya. Berdasarkan

berita 9/11, orang Amerika menjadi takut karena tragedi pesawat yang dibajak menghantam

gedung WTC (Word Trade Center). Karena, ketakutan seseorang terbentuk dari persepsi mereka

terhadap fakta (Jamieson, 1983). Iklan bisa menyebabkan seseorang percaya terhadap realita 

dalam scenario yang digambarkan lewat kasus yang lebih buruk.

Analisis :Perlu ada pengawasan dalam isi iklan itu sendiri. Karena iklan mempunyai efek kekuatan yang

bisa membawa audience nya. Ada kemungkinan persoalan positif dan konsekuensi terburuk

dalam iklan. etika iklan sangat penting karena media akan menyoroti terus-menerus iklan yang

mengandung kontroversi di dalamnya.

RAHMAT PERNANDA

013-12-143-488

Page 14: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Judul buku : Mediating the Massage : Theories of Influences of Mass Media Content

Judul Chapter : Influences on Content from Individual Media Workers

Halaman : 53-84

Pengarang : Pamela Shoemarker & Stephen Reese

Penerbit : Longmas Publishing Group

Tahun terbit :1991

Pengaruh Konten dari Media Pekerja Individu

Banyak orang tidak puas dengan media massa : Konservatif menuduh media

berkonsentrasi pada berita negatif dan mengekspresikan bias liberal . Liberal menuduh media

bersujud kepada presiden konservatif .

Film dan televisi menunjukkan terlalu banyak seks atau kekerasan atau tidak cukup alur

cerita sosial yang signifikan . dan banyak orang menyalahkan untuk konten media tepat di tangan

pekerja komunikasi seperti wartawan , pembuat film , fotografer , dan iklan dan praktisi public

relations .

Pertama, kita melihat karakteristik komunikator dan latar belakang kemudian pribadi

dan profesional untuk melihat bagaimana , misalnya , pendidikan wartawan dapat mempengaruhi

kisah mereka . Kedua, kami mempertimbangkan pengaruh dari komunikator pribadi sikap , nilai-

nilai , dan keyakinan mereka bahwa sikap komunikator individu memegang sebagai akibat dari

latar belakang atau pengalaman pribadi ,

Ketiga , kami menyelidiki orientasi profesional dan konsepsi peran komunikator memegang

setidaknya sebagian sebagai fungsi yang disosialisasikan kepada pekerjaan mereka , misalnya,

Page 15: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

apakah jurnalis menganggap diri mereka sebagai pemancar netral peristiwa atau peserta aktif

dalam mengembangkan cerita.

LATAR BELAKANG DAN KARAKTERISTIK

Siswi banyak melatih untuk berkarir di public relations atau adevertising , pekerjaan komunikasi

massa yang tidak termasuk dalam statistik Weaver dan Wilhoit itu . pada kenyataannya , Becker ,

Buah dan Caudill (1987 )

Sebagai peningkatan jumlah mereka , perempuan juga mulai membuat terobosan ke manajemen

media. Karena lebih banyak perempuan bekerja di jurnalisme, perbedaan gaji yang besar diamati

pada tahun 1970 oleh Johnstone adalah penyempitan substansial . Pada tahun 1981 tidak ada

kesenjangan gaji antara pria dan tingkat jurnalis perempuan , meskipun laki-laki masih membuat

lebih dari perempuan pada tingkat lain disparitas sebagian dijelaskan oleh perbedaan dalam

pengalaman. Sayangnya, keberhasilan perempuan dalam jurnalisme belum disertai dengan

keberhasilan serupa minoritas .

Evolusi Karir Komunikasi

Jurnalisme selalu menjadi karir yang relatif mudah untuk masuk ke tidak ada lisensi atau tes

yang diperlukan , Anda bahkan tidak perlu gelar sarjana dalam jurnalisme . omset ini membuat

karir jurnalistik terutama orang muda . kemudaan dikaitkan dengan kegembiraan , dan perasaan

senang dan penemuan membuat seorang wartawan yang baik .

Wartawan yang kehilangan rasa muda mereka kegembiraan atau yang ingin gaji yang lebih

tinggi umumnya keluar dari jurnalisme .

Page 16: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Beberapa wartawan meninggalkan pekerjaan mereka untuk bekerja sebagai penulis dan produser

televisi .

Pendidikan Komunikator

Hari ini , sebagian besar profesional media memiliki gelar komunikasi , sedangkan sebelumnya

mereka datang terutama dari Inggris , penulis kreatif, ilmu politik , studi Amerika , atau disiplin

lain ,

Dalam penilaian dari " sekolah jurnalisme teladan , " Footlick ( 1988) menulis bahwa wartawan

yang baik harus tahu lebih dari sedikit tentang banyak hal , mulai dari matematika untuk

kebijakan luar negeri , dari politik pengadilan sejarah seni

kebanyakan departemen komunikasi massa diselenggarakan menurut media, dalam editorial

berita , majalah , siaran , foto jurnalistik , public relations , atau urutan iklan .

Nilai-nilai dan Keyakinan Pribadi

Wartawan AS ( dan banyak orang Amerika lainnya ) umumnya memegang apa yang disebut "

ibu " nilai-nilai yang mereka mendukung keluarga , cinta , persahabatan , dan kemakmuran

ekonomi , mereka menentang kebencian , prejudies , dan perang ( Organ , 1979)

demokrasi altruistik adalah label Gans digunakan untuk menunjukkan , sebagian besar wartawan

keyakinan bahwa berita harus " mengikuti kursus berdasarkan kepentingan publik dan pelayanan

publik "

Peran Profesional dan Etika

Page 17: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Sebagai jurnalis muda membaca surat kabar mereka bekerja atau menonton stasiun

televisi mereka siaran berita , mereka belajar banyak tentang norma-norma masyarakat dan

bagaimana wartawan menutupi kontroversi

Berkembang biak menambahkan bahwa komunikasi langsung dari kebijakan dari editor atau

penerbit.. Informasi kebijakan dilakukan tidak hanya oleh apa yang eksekutif mengatakan , tetapi

juga oleh apa yang tidak mereka katakan.

Nama : Nayadewi Noorhayu Tanjung

NIM : 01312143499

Prodi : Manarita 3b

POLA KONTEN PADA MEDIA MASSA

Page 18: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Judul Buku : MEDIATING THE MESSAGE: THEORIES OF INFLUENCES ON MEDIA

MASS CONTENT

Judul Chapter : CHAPTER 4 – PATTERNS OF MEDIA CONTENT

Halaman : 38-51

Pengarang : Shoemaker, Pamela J REESE, Stephen D.

Penerbit : Longman Publishing Group

Tahun Terbit : 1996

POLA KONTEN PADA MEDIA MASSA

Kita tidak bisa melihat atau menangkap suatu kalimat dengan pesan yang terlalu banyak

disampaikan. Oleh karenanya setiap media dalam menyamaikan pesan berita harus

menggunakan sesempit sempitnya kalimat serta mudah dipahami. Pada bab ini kita dituntut

untuk memilah serta memilih content apa yang bagus konten yang mudah dimengeti serta

dipahami, dan apa yang bisa menarik khalayak. Pada hal ini juga kita berfokus pada komunikasi

masa yang utamanya media massa modern seperti televise, surat kabar, dan majalah, yang kini

telah menggunakan tekhnologi cangih dan baru. Ketika mulai mempelajarai mengenai konten,

maka kita akan dihadapkan pada konten media secara lebih sistematis karena kita sedang

bebricara tentang memabandingn konten berdasarkan tolok ukur konten dengancara realitas

social lainya. Oleh karenanya pada babs selanjutnya akan dikupas leboh dalam. Pada dasarnya

konten dalam menulis berita ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :

1. Adanya pola pada content

2. Politik bias pada content televisie

3. Perilaku yang digambarkan melalui media

4. Apa saja yang menyimpang dan seharusnya di media

5. Sumber berita dan topic

6. Pola geografis

7. Pola demografis

Page 19: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

selain membahas ketujuh konten yang harus diperhatikan dalam media kita juga di haruskan

memberikan kesimbangan konten dimana ada kekuasaan atau sesuai dengan peta budaya. Selain

itu juga konten media diharapkan mampu memberikan ringkasan mengenai kehidupan social

masyarakat.

1. Adanya Pola Pada Konten Media

Konten pola pada media digunakan sebagai sumber tolok ukur, dimana kita bisa memberikan

acuan, dan penilaian terhadap suatu meida yang ditampilkan. Biasanya khalayaka menilai apa

yang akan mereka lihat? Apa yang akan mereka pelajari? Dari apa yang telah diesdiakan oleh

suatu media. Dalam pola konten media, kita bisa membedakan dari beberapa isi dan rangkaian

media. Bidang-bidang pola media seperti politik bias adalah bidang yang paling banyak diteliti.

2. Politik Bias

Media merupakan alat yang paling bisa terlihat sebagai tolok ukur bagaimana politik

Negara berjalan. Sebagai ukuruan apakah media memperlakukan berbagai pandangan terhadap

politik-politik yang ada. Selain itu media juga lah yang berpartisipasi kuat dalam kampanye

pemilihan presiden. Media sangat penting dalam berperan pada politik, namun seringkali disalah

gunakan demi kepentingan-kepentingan peribadi.

Televise kini telah diterima sebagai media paling kritis dan memperhatikan beberapa

penelitian, mungkin karena pada umumnya bukti empiris menunjukkan sebagian konten berita

yang netral ialah yang denga bukti sedikit telah mendukung hanya kepentingan-kepentingan

pribadi. Itulahh mengapa politik bias pada konten media perlu adanya pembenahan.

3. Perilaku Yang Digambarkan Melalui Media

Semua yang di perlihatkan oleh media tentu akan berdampak pada masyarakat, maka dari itu

media diharapkan memiliki konten yang memiliki contoh perilaku yang memang bisa menjadi

contoh. Seperti hal nya di Amerika, sebagian besar anak-anak di Amerika serikat mengabiskan

banyak waktu untuk menonton televise. Acara yang mereka tonton terkadang luput dari konten

yang mengandung kekerasan.

Page 20: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

Dalam program ekstensife George garbner dan koleganya,di Sekolah Annaberg

pennsylasvina komunikais telah menganalisis kekerasan yang ditayangkan oleh media televise

sejak 20 tahun. Mereka menemukan kasus kekerasan yang didefinisikan sebagai ekspresi yang

jelas “ekspresi yang jelas kekuatan fisik” tinggi dan cukup konstan dari tahun ke tahun. 70%

acara utama televise mengandung kekerasan. Media massa saat ini sangat banyak sekali yang

mengandung konten kekerasan, tak cukup dengan kekerasan, masalah sex juga menjadi bagian

dari konten media pada saat ini. Seharusnya pelajaran atau konten pada media massa baik

televise atau pun media lain mengenai sexualitas hanya beberapa jam saja dalam satu minggu.

Supa konten pada media tersebut tetap terjaga.

4. Hal-Hal yang menyimpang pada media massa dan yang seharusnya dilakukan oleh media

massa

Terkadang kita mampu menilai dan tahu mana yang seharusnya di tonton dan dilakukan

adalah dengan mengetahui terlebih dahulu seperti apa yang menyimpang. Seperti halnya pada

media banyak hal hal yang seharusnya dilakukan, namun tidak dilakukan karena banyak nya

penyimpangan. Penyimpangan juga sering terjaidi karena adanya kepentingan-kepentingan

peribadi oleh pemilik media. Sebagai contohnya adalah yang dialami oleh Stanley Cohen pada

tahun 1981 dalam mengahadapi masalah-masalah menyimpang terkadang media di inggris sering

melebih-lebihkan keseriusan berita, seperti kekerasan yang terjadi, kerusakan, dan kerusakan

yang disebabkan.

Sayangnya lebih banyak perhatian untuk para anarkis dan tindak korupsi yang diperhatikan

oleh polisi pengacara dsb. Menurut pendapat Hertoge McLeod televise menangkap gambar dari

garis polisi sehingga saat televise menangkap gambar yang mengandung kekerasan tidaka da

masalah dibuatnya, padahal seharusnya televisie mampu sebagai media yang memiliki konten

berpendidikan dan tidak mengandung ajaraj-ajaran yang kurang baik seperti kekerasan dan

sexualitas yang bertitanya selalu didramatisir.

5. Sumber Berita dan Topik

Sebelum media televise menganalisis membahas konten pada media cetak, beberapa sosiolog

terbaik telah memberikan gambaran-gamabaran umum tentang berita yang baik. Penemuan

berita didominasi oleh pengetahuan.bahkan orang 71% tertarik pada cerita cerita di televise, 76%

Page 21: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

pada kolom penting dimajalah atau Koran. Dengan begitu mereka menjadi tahu mengenai

presiden, kandidat presiden, kementrian, dan lain sebagainya. Menurut Gans, sebaiknya amsalah

berita tetap lah tulis secara resmi, meski isi berita tidak resmi harus tetap ditulis secara resmi dan

sopan serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Selain itu isi konten pada berita dan topic

sebaiknya banyak menyangkut hal hal seperti kejahatan, penculikan, investigasi, skkandal, dan

perayaan hari sacral lainnya.

6. Pola Geografis

Pola geografis mengajak para koresponden diseluruh wilayah untuk ikut serta berpartisipasi

dalam mengolahnya. Sehingga para khalayak masa mampu mendpatkan kedekatan berita secara

geografis. Alasannya karena dengan adanya koresponden yang menyebar maka kedekatan suatu

berita akan semakin memikat masyarakat yang ada didekatnya. Konten media seperti majalah

juga di kategorikan kepada setiap target audience nya dengan begitu pesan yang disampaikan

semakin sampai dan lebih mudah dalam mengklasifikasikannya. Itula mengapa perlu adanya

pola geografis.

Umur juga dianggap kelompok minoritas. Menurut Guns:1979 saat ini media massa lebih

banyak mengkelompokan mana usia paling banyak ketimbang memikirkan perbagian dari

sebuah umur. Perlunya pola geografis untuk mengkategorikan setiap detail khalayaknya.

7. Pola Demografi

Banyak peneliti yang telah melihat secara jelas mengenai konten konten pada pola televise.

Sebagai contoh pada pola pekerjaan, Greenberg (1980) menemukan keahliannya yang lebih

banyak di dominasi oleh televise. Televisi juga mewakili seorang manager atau ahli dan

pekerjaan lainnya.

Pada pola demografi media massa khususnya televise sangat berfungsi sebagai

pengontrol dalam masyarakat. Oleh karena nya pola demografi sangat diperlukan dalam media

massa khusunya televise. Karena media massa memiliki program-program yang memisahkan

sesuai kelompok atau golongan tertentu missal ada majalah khusus wanita, khusu pria,anak-anak.

Sehingga suatu media dengan adanya pola demografi bisa dianggap mewakili suatu kelompok

Page 22: UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2

tertentu. Pola demografi pada media massa digunakan sebagi tolok ukur suatu program terhadap

khalayak.

SATU KESATUAN KONTEN

Kesatuan / Peta Budaya

Berita merupakan satu kesatuan tentang peristiwa yang kuat dan penting untuk khalayak.

Oleh karena nya organisasi atau kantor wartawan sebagai penguat suatu konten berita yang kuat.

Selain itu, keseimbangan tentang suatu peristiwa yang menyimpang terhadap masyarakat

menjadi satu kesatuan kekuasaan dalam masyarakat. Satu kesatuan konten antara kesatuan dan

peta budaya merupakan, media massa sebagai unsure yang membagi dan juga menjembatani

semua budaya dalam satu kesatuan konten yang telah dibagi dan dijelaskan diatas.

Pembahasan ini bukan mengenai dampak dari konten suatu media. Namun pembahasan

mengasumsikan bahwa konten memiliki implikasi penting pada perubahan social.

Fadhillah Rizka Pamuji

NIM : 013-121-434-97