21
L A P O R A N P E N D A H U L U A N STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK III-1 3.1. Kondisi Umum Kabupaten Nganjuk 3.1.1. Profil Geografi Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Timur yang terletak di bagian barat dari wilayah Propinsi Jawa Timur pada koordinat 111° 5´- 112° 13´ Bujur Timur dan 7° 20´ – 7°50´ Lintang Selatan. Luas wilayah administratif Kabupaten Nganjuk adalah 1.224.331 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Bojonegoro Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung Sebelah Barat : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun Sebelah Timur : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri Secara administrasi wilayah perencanaan terdiri atas seluruh wilayah yang termasuk dalam Kabupaten Nganjuk terdiri dari 20 Kecamatan, dan 284 Kelurahan/Desa. Gambaran wilayah administrasi Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada Peta 3.1. BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN

Bab 3_Gambaran Umum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-1

3.1. Kondisi Umum Kabupaten Nganjuk

3.1.1. Profil Geografi

Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Timur

yang terletak di bagian barat dari wilayah Propinsi Jawa Timur pada koordinat 111° 5´-

112° 13´ Bujur Timur dan 7° 20´ – 7°50´ Lintang Selatan. Luas wilayah administratif

Kabupaten Nganjuk adalah 1.224.331 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut

:

Sebelah Utara : Kabupaten Bojonegoro

Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung

Sebelah Barat : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun

Sebelah Timur : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri

Secara administrasi wilayah perencanaan terdiri atas seluruh wilayah yang

termasuk dalam Kabupaten Nganjuk terdiri dari 20 Kecamatan, dan 284

Kelurahan/Desa. Gambaran wilayah administrasi Kabupaten Nganjuk dapat dilihat

pada Peta 3.1.

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN

NGANJUK

Page 2: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-2

Peta 3.1. Administrasi Kabupaten Nganjuk

Page 3: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-3

3.1.2. Klimatologi

Secara umum, curah hujan di Kabupaten Nganjuk dibandingkan dengan

wilayah lain di Propinsi Jawa Timur tidak terlalu jauh berbeda. Curah hujan di

Kabupaten Nganjuk berdasarkan data-data pengamatan tahun 2014 yang tertuang

didalam data Kabupaten Nganjuk Dalam Angka tahun 2015, curah hujan tertinggi

terjadi Kecamatan Sawahan 2.275 mm. sedangkan curah hujan terendah terjadi di

Kecamatan Ngronggot 743 mm dengan curah hujan perbulan tidak diseluruh

kecamatan sebesar 36 mm. Secara berkala dalam kurun waktu setahun, hujan turun

hampir sepanjang tahun kecuali pada bulan- bulan Juli, Agustus, September dan bulan

Oktober.

Tabel 3.1. Lokasi Ketinggian dan Banyaknya Hari Hujan Per Kecamatan

di Kabupaten Nganjuk Tahun 2014

No Kecamatan Ketinggian

(m dpl)

Banyaknya Hari Hujan

(Hari)

Rata-rata Hari

Hujan (Hari)

Banyaknya Curah Hujan ( mm )

Rata-rata

Curah Hujan

1 Sawahan 571 107 12 2.275 21

2 Ngetos 680 90 10 1.761 19

3 Berbek 114 104 12 1.469 14

4 Loceret 83 100 11 1.489 15

5 Pace 70 74 8 1.321 18

6 Tanjunganom 62 104 12 1.185 11

7 Prambon 75 77 7 1.274 17

8 Ngronggot 67 28 3 743 27

9 Kertosono 58 46 5 1.322 29

10 Patianrowo Tidak Ada Stasiun Penakaran

11 Baron Tidak Ada Stasiun Penakaran

12 Gondang 75 72 8 1.238 17

13 Sukomoro Tidak Ada Stasiun Penakaran

14 Nganjuk 65 68 8 1.661 24

15 Bagor 85 55 7 646 12

16 Wilangan 96 84 8 1.482 18

17 Rejoso 72 94 12 1.647 18

18 Ngluyu 170 65 7 1.487 23

19 Lengkong 89 61 7 1.484 24

20 Jatikalen 56 52 6 1.079 21 Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka, tahun 2015

Page 4: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-4

3.1.3. Hidrologi

Di wilayah Kabupaten Nganjuk terdapat 43 sungai kecil dan besar. Berdasarkan

data inventarisasi sungai yang dilakukan oleh Dinas PU Pengairan Kabupaten Nganjuk

dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 3.2. Inventarisasi Sungai Di Kabupaten Nganjuk

No Nama Sungai Panjang

(Km)

Luas Daerah Pengairan

(Km2)

Debit Air Liter/Detik

1 Kali Widas 91 430.150 17,2

2 Kali Sopang 4.7 6 .562 -

3 Kali Bubuh 4.2 2 .000 -

4 Kali Manyung 8.3 19 .240 0,1

5 Kali Ngumpul 12 15 .750 0,05

6 Kali Mencaro 6.75 16 .200 1,52

7 Kali Kedungmaron 7.5 15 .000 1,79

8 Kali Rejoso 23.5 27 .000 2,84

9 Kali Wadegan 6.1 7 .000 1,98

10 Kali Wengkal 12 24 .000 1,62

11 Kali Kedungpadang 11 122 .845 20.02

12 Kali Senggowar 22 76 .600 5,29

13 Kali Babadan 7 1 .400 1,21

14 Kali Tretes 15 30 .000 3,02

15 Kali Kedungsengon 7.2 14 .400 2,38

16 Kali Jarakan 4.25 8 .500 2,76

17 Kali Jaan 5.1 10 .200 2,7

18 Kali Nglempoh 5.12 4 .500 1,58

19 Kali Jurangpadang 2.75 19 .700 1,05

20 Kali Logawe 3 2 .450 1,03

21 Kali Sumberkepuh 5.6 34 .300 12

22 Kali Sumbersono 5 3 .250 12

23 Kali Perning 3.5 36 .770 15

24 Kali Kedungsoko 6.5 80 .850 0,06

25 Kali Kedungpedet 5.25 70 .710 0,94

26 Kali Puh Salak 12.6 14.624 0,14

27 Kali Kedung Galih 18.2 24 .375 0,09

28 Kali Logo 11.5 4 .500 -

29 Kali Konang 31.7 28 .020 0,13

30 Kali Tunggak 15.2 18 .562 0,05

31 Kali Gandu 4.9 7 .875 4,58

32 Kali Kuncir Kanan 27.246 18 .085 1,4

33 Kali Kuncir Kiri 9.55 26 .050 1,47

Page 5: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-5

No Nama Sungai Panjang

(Km)

Luas Daerah Pengairan

(Km2)

Debit Air Liter/Detik

34 Kali Bodor 16 21 .800 18,25

35 Kali Watulanang 7 14 .600 6,51

36 Kali Sumber Kemiri 5 3 .750 0,5

37 Kali Sumber Doko 3 1 .500 -

38 Kali Sumberklampok 3 1 .250 0,3

39 Kali Beng 20 14 .000 1,4

40 Kali Sematok 1,43

41 Kali Margomulyo 7 3.200 0,44

42 Kali Kedung Gupit 4 1.000 0,24

43 Kali Kuncir 19,45 12.875 2,97 Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka, tahun 2015

3.1.4. Topografi

Topografi Kabupaten Nganjuk meliputi, sebelah barat daya merupakan daerah

pegunungan (Gunung Wilis) dengan ketinggian 1.000 sampai dengan 2.300 mdpl,

potensi untuk tanaman perkebunan dan holtikultura. Bagian tengah merupakan

dataran rendah dengan ketinggian 60-140 mdpl, merupakan daerah pertanian

tanaman pangan dan holtikultura. Bagian utara merupakan daerah pegunungan

(Pegunungan Kendeng) dengan ketinggian 60-300 mdpl, yang merupakan daerah

hutan jati, lahan potensial untuk tanaman tembakau dan bahan galian kapur.

Sebagian besar kecamatan berada pada dataran rendah dengan ketinggian

antara 46 meter sampai dengan 95 meter di atas permukaan laut. Sedangkan 4 (empat)

kecamatan berada pada daerah pegunungan dengan ketinggian 150 meter sampai 750

meter di atas permukaan laut. Daerah tertinggi terletak di Desa Ngliman Kecamatan

Sawahan.

Pada bagian dataran rendah, keadaan air tanah merupakan air tanah

dangkal. Kabupaten Nganjuk dilewati oleh Kali Widas yang berasal dari Kabupaten

Madiun dan Kali Kuncir yang melewati Kota Nganjuk di bagian utara dan selatan.

Kedua sungai tersebut bertemu di Kali Kedungsoko yang mengalir ke utara bertemu

dengan Kali Widas. Kali widas tersebur mengalir ke timur melalui Kecamatan Lengkong

dan bermuara di Kali Brantas yang merupakan batas wilayah Kabupaten Nganjuk

bagian timur.

Page 6: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-6

3.1.5. Geologi dan Jenis Tanah

Struktur batuan di sebagian wilayah Kabupaten Nganjuk umumnya terdiri dari

batuan alluvium, sedangkan sebagian lainnya terdiri dari batuan plistosen, dan hasil

gunung api yang tak terurai. Secara garis besar jenis tanah di Kabupaten Nganjuk

sebagian besar tergolong pada tanah subur dan hanya beberapa kecamatan yang

mempunyai tanah yang tidak subur yaitu di Kecamatan Ngluyu daerahnya berbukitan

dan tanahnya berkapur. Pada setiap jenis tanah akan mempunyai tingkat kesesuaian

terhadap tanaman atau vegetasi yang ada.

Tabel 3.3. Jenis Tanah Menurut Kecamatan

No Kecamatan Jenis Tanah

1 Sawahan Andosol, Latosol 2 Ngetos Andosol, Latosol 3 Berbek Latosol, Gromosol 4 Loceret Andosol, Latosol, Gromosol, Aluvial 5 Pace Latosol, Gromosol, Aluvial 6 Tanjunganom Gromosol, Aluvial 7 Prambon Aluvial 8 Ngronggot Aluvial 9 Kertosono Aluvial 10 Patianrowo Aluvial, Regosol 11 Baron Aluvial 12 Gondang Aluvial, Regosol 13 Sukomoro Aluvial, Regosol 14 Nganjuk Gromosol, Aluvial, Regosol 15 Bagor Gromosol, Regosol 16 Wilangan Latosol, Gromosol, Regosol 17 Rejoso Latosol, Regosol, Litosol 18 Ngluyu Latosol, Regosol, Litosol 19 Lengkong Regosol

20 Jatikalen Aluvial, Regosol Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka, tahun 2015

3.1.6. Tata Guna Lahan

Pola penggunaan tanah di wilayah Kabupaten Nganjuk terdiri atas

permukiman beserta fasilitas pendukungnya, pertanian baik pertanian irigasi/lahan

basah maupun pertanian lahan kering/tegalan, perkebunan, kehutanan dan lain

sebagainya. Secara umum pemanfaatan lahan di Kabupaten Nganjuk kawasan

perkotaan berpusat di sekitar Alun-Alun dan Pendopo Kabupaten Nganjuk, kemudian

berkembang kesemua wilayah kabupaten. Penggunaan lahan berupa tegalan di

Page 7: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-7

Kabupaten Nganjuk masih cukup luas. Penggunaan lahan berupa tegalan ini berlokasi

di sebelah selatan dan barat Kabupaten Nganjuk. Penggunaan lahan berupa sawah

menempati wilayah yang tidak luas, terutama terdapat di sekitar Kali Ulo di sebelah

utara kota.

Luas wilayah administrasi Kabupaten Nganjuk adalah 122.433,1 Ha yang terbagi

menjadi 20 kecamatan dan 284 desa dan kelurahan. Tata guna tanah wilayah

Kabupaten Nganjuk meliputi daerah pemukiman seluas 15.344 ha (12,53%); lahan sawah

seluas 43.000 ha (35,2%); tegal seluas 14.432 ha (11,79%); perkebunan seluas 260 ha

(0,21%); hutan seluas 47.007 ha (38,39%); dan lainnya seluas 2.395 ha (1,96%).

Hutan merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah penyimpanan air dan

daerah penyangga yang berfungsi untuk keseimbangan alam. Namun hutan juga dapat

dieksploitasi sehingga memberi manfaat ekonomi. Hutan di Kabupaten Nganjuk dibagi

ke dalam tiga fungsi, yaitu hutan lindung seluas 774,7 Ha, hutan produksi seluas 18.601,5

Ha, dan lainnya seluas 218,1 Ha.

Gambar 3.1. Tata Guna Lahan Kabupaten Nganjuk

3.1.7. Lahan Kritis

Luas lahan kritis tahun 2014 sebesar 6.792,36 Ha atau 6 % dari wilayah

Kabupaten Nganjuk. Lahan kritis tersebut dikelompokkan dalam empat tingkatan

kekritisan, yaitu potensial kritis, agak kritis, kritis, dan sangat kritis. Lahan kritis di

Kabupaten Nganjuk tahun 2014 tersebar di 12 kecamatan, terdiri dari lahan berpotensi

kritis seluas 1.249,79 ha (18,40 %), lahan agak kritis seluas 3.193,02 ha (47,01 %), lahan kritis

seluas 973,37 ha (14,33 %), dan kriteria sangat kritis seluas 1.376,18 ha (20,26 %).

12.53%

35.20%

11.79%

0.21%

38.39%

1.96%

permukiman

sawah

tegal

perkebunan

hutan

lainnya

Page 8: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-8

Gambar 3.2. Prosentase Luas Lahan Kritis

Lahan kritis terluas berada di Kecamatan Sawahan dengan luas 2.292,55 ha

yang berada pada ketinggian rata-rata 750 mdpl. Luas lahan kritis di Kecamatan

Ngetos mencapai 1.549.02 ha yang berada pada ketinggian rata-rata 550 mdpl dan di

Kecamatan Loceret mencapai 1.301,79 ha dengan ketinggian rata-rata 60 mdpl.

3.1.8. Potensi Bencana

Wilayah peka atau rawan bencana banjir rutin maupun tidak rutin di

kabupaten Nganjuk meliputi beberapa kecamatan, yaitu : Kecamatan Nganjuk,

Kecamatan Prambon, Kecamatan Jatikalen, Kecamatan Lengkong, Kecamatan

Patianrowo, dan Kecamatan Kertosono. Hal ini dikarenakan keadaan topografi di

Kabupaten Nganjuk di bagian tengah dimana Sungai Kedungpedet dan Sungai Widas

mengalir berupa daratan, sehingga pada musim hujan wilayah ini mengalami banjir.

Lahan kritis daerah rawan longsor di wilayah Kabupaten Nganjuk seluas 6.221,67 Ha

yang terdapat di beberapa kecamatan, antara lain : Kecamatan Sawahan, Kecamatan

Ngetos, Kecamatan Berbek, Kecamatan Loceret, Kecamatan Pace, Kecamatan Bagor,

Kecamatan Wilangan, Kecamatan Ngluyu, Kecamatan Rejoso, dan Kecamatan

Jatikalen.

3.1.9. Kependudukan

Berdasarkan data jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk Tahun 2014

tertuang dalam Kabupaten Nganjuk dalam Angka Tahun 2015 tercatat sebanyak

1.037.723 jiwa. Dimana dilihat berdasarkan persebarannya, maka wilayah Kecamatan

18.40%

47.01%

14.33%

20.26%

berpotensi kritis

agak kritis

kritis

sangat kritis

Page 9: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-9

Tanjunganom merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 111.540

jiwa dan kecamatan Ngluyu merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terkecil

yaitu 13.806 jiwa. Untuk jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan di

Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada tabel jumlah penduduk tahun 2014 di

Kabupaten Nganjuk berikut ini.

Tabel 3.4. Jumlah Penduduk di Kabupaten Nganjuk Tahun 2014

No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Total

(jiwa) Laki-Laki Perempuan 1 Sawahan 18.256 18.470 36.726 2 Ngetos 17.282 17.328 34.610 3 Berbek 27.383 27.207 54.590 4 Loceret 34.724 35.188 69.912 5 Pace 29.480 29.974 59.454 6 Tanjunganom 55.204 56.336 111.540 7 Prambon 34.908 35.239 70.147 8 Ngronggot 38.858 38.424 77.282 9 Kertosono 26.169 26.860 53.029 10 Patianrowo 20.835 20.827 41.662 11 Baron 24.518 24.475 48.993 12 Gondang 25.341 25.337 50.678 13 Sukomoro 21.554 21.446 43.000 14 Nganjuk 32.956 34.659 67.615 15 Bagor 28.625 29.422 58.047 16 Wilangan 13.498 13.780 27.278 17 Rejoso 33.519 34.192 67.711 18 Ngluyu 6.818 6.988 13.806 19 Lengkong 15.816 15.984 31.800 20 Jatikalen 9.853 9.990 19.843

Jumlah Total 515.597 522.126 1.037.723

Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka, tahun 2015

Page 10: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-10

Gambar 3.3. Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Tiap Kecamatan di

Kabupaten Nganjuk

Jika dilihat dari kepadatan penduduknya, Kabupaten Nganjuk secara

keseluruhan adalah 848 jiwa/km2. Dimana wilayah terpadat adalah kecamatan

Nganjuk yaitu sebesar 2.994 jiwa/km2 sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah

adalah kecamatan Ngluyu yaitu sebesar 160 jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya mengenai

gambaran kepadatan penduduk pada masing-masing kecamatan di Kabupaten

Nganjuk dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5. Jumlah Kepadatan Penduduk di Kabupaten Nganjuk Tahun

2014

No Kecamatan Jumlah Total

(jiwa)

Luas wilayah

(Km2)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa / km2) 1 Sawahan 36.218 115,89 317 2 Ngetos 34.304 60,21 575 3 Berbek 54.035 48,30 1.130 4 Loceret 69.296 68,69 1.018 5 Pace 59.314 48,46 1.227 6 Tanjunganom 109.242 70,84 1.574 7 Prambon 68.909 41,16 1.704 8 Ngronggot 75.507 52,99 1.459 9 Kertosono 52.700 22,68 2.339 10 Patianrowo 41.120 35,59 1.171 11 Baron 48.340 36,80 1.331 12 Gondang 50.309 95,94 528

NG

LUY

U

SAW

AH

AN

LEN

GK

ON

G

REJ

OSO

JATI

KA

LEN

GO

ND

AN

G

WIL

AN

GA

N

NG

ETO

S

LOC

ERET

BER

BEK

BA

GO

R

PA

TIA

NR

OW

O

SUK

OM

OR

O

PA

CE

BA

RO

N

NG

RO

NG

GO

T

TAN

JUN

GA

NO

M

PR

AM

BO

N

KER

TOSO

NO

NG

AN

JUK

160 31

7 365

446

472

528

539

575

1,018

1,130

1,135

1,171

1,215

1,227 1,331 1,4

59 1,574 1,7

04

2,33

9

2,994

Page 11: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-11

No Kecamatan Jumlah Total

(jiwa)

Luas wilayah

(Km2)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa / km2) 13 Sukomoro 41.800 35,39 1.215 14 Nganjuk 66.287 22,59 2.994 15 Bagor 57.072 51,15 1.135 16 Wilangan 27.061 50,64 539 17 Rejoso 66.539 151,66 446 18 Ngluyu 13.765 86,15 160 19 Lengkong 31.388 87,17 365 20 Jatikalen 19.546 42,04 472

Jumlah 1.037.723 1.224,33 848 Sumber : Kabupaten Nganjuk Dalam Angka, tahun 2015

3.2. Kondisi Sistem Pengelolaan Persampahan Eksisting

Pengelolaan sampah suatu kota bertujuan untuk melayani sampah yang

dihasilkan penduduknya, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan

masyarakat serta menciptakan suatu lingkungan yang bersih, baik dan sehat. Pada

awalnya, pemukiman seperti pedesaan memiliki kepadatan penduduk yang masih

sangat rendah. Secara alami tanah/ alam masih dapat mengatasi pembuangan sampah

yang dilakukan secara sederhana (gali urug). Makin padat penduduk suatu pemukiman

atau kota dengan segala aktivitasnya, sampah tidak dapat lagi diselesaikan di tempat;

sampah harus dibawa keluar dari lingkungan hunian atau lingkungan lainnya. Sehingga

Permasalahan sampah semakin perlu untuk dikelola secara profesional.

Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 3.6. Sistem Pengelolaan Persampahan Kabupaten Nganjuk

Input User Interface

Penampungan Awal

Pengaliran Pengolah Akhor Pembuangan/ Daur Ulang

Sampah Masyarakat Bak sampah TPS Transfer depo Landasan

Container

Gerobak dorong Gerobak roda 3 Truk sampah ArmRoll Gerobak traktor

Pemilahan Pengomposan

TPA – pemilahan Pengomposan Gas methan

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk, Tahun 2012

Pola operasional pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk secara

umum dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini.

Page 12: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-12

Gambar 3.4. Diagram Pola Operasional Pengelolaan Persampahan

Pola operasional pengelolaan persampahan di Kabupaten Nganjuk dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Sumber sampah

Kategori sumber sampah di Kabupaten Nganjuk adalah :

- Sumber sampah yang berasal dari daerah perumahan/ rumah tangga/

permukiman.

- Sumber sampah yang berasal dari daerah komersial

Yang termasuk kategori komersial adalah pasar, pertokoan, hotel,

restaurant, industri, dan lain-lain.

- Sumber sampah yang berasal dari fasilitas umum

Yang termasuk dalam kategori fasilitas umum ini adalah pertokoan,

sekolah, rumah sakit, apotik, gedung olahraga, taman, jalan, saluran/

sungai, dan lain-lain.

- Sumber sampah yang berasal dari fasilitas social

Seperti tempat-tempat ibadah (masjid, gereja, vihara, dan lain-lain)

Jika dilihat dari sumbernya, dapat diketahui bahwa sumber sampah terbesar

adalah bersumber dari permukiman yaitu sebesar 60 %. Hal ini berpengaruh

terhadap komposisi sampah yang diproduksi dimana komponen sampah

yang paling dominan adalah sampah organik yaitu sebesar 70 %.

Page 13: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-13

b. Pewadan/ pengumpulan

Beberapa hal yang terkait dengan pewadahan /pengumpulan adalah

sebagai berikut :

- Pola penampungan bisa berbentuk :

Individual, setiap rumah/toko dan bangunan lainnya memiliki wadah

sendiri. Ini bisa berupa kantung plastik, bin plastik, bin dari bahan

bambu dan karet.

Komunal, tersedia 1 wadah yang dapat dimanfaatkan oleh beberapa

rumah/bangunan, seperti bin plastik/ bambu (yang sudah dipisah

organik dan anorganik), wadah dari plester batu bata, TPS, dan

container.

Di kabupaten nganjuk mempunyai 23 container, 47 TPS (kecil dan

besar)/ landasan container, transfer depo dengan lokasi tersebar di

wilayah kabupaten nganjuk.

- Cara Pengumpulan dari sumber sampah :

Jalan

Cara yang dilakukan yaitu dengan pola penyapuan. Jumlah tenaga

penyapu berjumlah 53 orang dengan dibagi menjadi 4 wilayah meliputi

barat, utara, timur dan selatan. Masing-masing wilayah mempunyai

lokasi penyapuan dan penanggung jawab tersendiri yang disebut

mandor. Selain itu ada 4 orang yang disebut satgas kebersihan. Lokasi

tugas dari satgas kebersihan mobile dan langsung dibawah komando

kasie. Ritasi penyapuan tiap hari antara 1-2 kali tergantung lokasi

masing masing serta kondisi. Di lokasi alon-alon juga terdapat 7 orang

tenaga penyapu yang tugasnya meyapu, merawat taman, siram serta

yang berhubungan dengan kebersihan dan taman di alon-alon

Nganjuk, dengan ritasi 2 kali tiap hari. Jadwal penyapuan untuk pagi

hari jam 05.00-10.00 sedangkan sore jam 14.00-16.00. Hasil penyapuan

dikumpulkan di wadah karung atau bila di pinggir jalan sudah ada bis

sampah langsung dimasukkan.

Permukiman/ kantor/ sekolah

Biasanya dikumpulkan sendiri dan dimasukkan ke wadah plastik

maupun bis sampah.

c. Pemindahan dan Pengangkutan

Sarana dan prasarana persampahan terdiri dari :

Page 14: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-14

- Gerobak Sampah dorong sebanyak 29 buah yang didistribusikan dan

dihibahkan. Lokasi ditempatkan di ruas jalan dan permukiman. Ritasi

pengambilan minimal 1 kali tiap hari dengan tenaga antara 1-2 orang tiap

gerobak.

- Traktor sampah sebanyak 4 buah dengan 5 buah gerobak traktor.

Terdapat di kecamatan Kertosono, Berbek, Tanjunganom, dan Lengkong.

Untuk Lokasi permukiman perkotaan dengan tenaga 2-3 orang dengan

ritasi minimal 1 kali tiap hari.

- Motor gerobak roda 3 Tossa = 3 Buah di masing-masing wilayah.

- Dengan Tenaga 1 orang tiap gerobak.

- DumpTruck 8m3 sebanayak 8 buah

- Dengan personel 1 orang sopir dan 2 orang armada. Lokasi pengambilan

sampah sudah ditentukan dengan ritasi 1-2 kali tiap hari.

- ArmRoll sebanyak 3 buah 1 orang sopir dengan lokasi yang sudah ada

dengan ritasi minimal 2 kali tiap hari.

d. Pengolahan

- 3R ( Reduce, Reuse, Recycle)

- Untuk reduce dan reuse, masyarakat masih belum bisa melaksanakan,

sedangkan untuk recycle sudah sedikit dilakukan oleh beberapa

kelurahan di Kabupaten Nganjuk seperti pemilahan sampah disumbernya

contoh memilah kertas bekas, plastik, dan logam yang mempunyai nilai

jual dan ekonomis yang dapat diolah kembali. Di kegiatan ini mampu

mengurangi jumlah sampah sebanyak ±2 %.

- Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Mangundikaran Kecamatan Kota

Nganjuk yang terdiri dari 8 RW telah di lakukan pemilahan sampah dari

sumbernya yang kemudian dimabil ataupun di antar ke bank sampah sri

pekung dan dikelola oleh masyarakat sendiri dan telah dilakukan sejak

tanggal 5 februari 2012. Adapun sampah yang dipilah adalah plastik,

kardus, botol plastik, buku, koran, HVS, triplek, dan besi (baru mulai)

- Komposting

- Seperti yang diketahui bahwa sampah organik sebanyak 70% yang

apabila dapat dilakukan pengkomposan semua maka akan tersedia

pupuk organik sebesar 70 m3 perhari sehingga jumlah residu yang di

buang ke TPA hanya 4% dari residu pengkomposan. Sementara di

Nganjuk hanya 60 m3/minggu, dengan lokasi di Belakang Pasar Wage

Page 15: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-15

Nganjuk dan di TPA Kedungdowo nganjuk (beberapa tahun ini berhenti

karena sdm purna tugas) serta di Kelurahan Mangundikaran telah

dilakukan pengomposan (RW 7). Berikut gambar diagram pembagian

sampah secara organik dan anorganik :

Gambar 3.5. Diagram Pembagian Sampah Secara Organik dan Anorganik

Sedangkan untuk skema proses pengomposan dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 3.6. Skema Proses Kompos

Page 16: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-16

e. Tempat Pemrosesan Akhir

- TPA Kedungdowo – Nganjuk

Deskripsi

Nama TPA Kedung Dowo Lokasi Desa Kedungdowo Kec. Nganjuk Sistem Pengolahan Sampah Controlled Landfill Tahun mulai operasi TPA 1992 Luas lahan (ha) 1. Terpakai 2. Sisa lahan

5 ha 3 ha 2 ha

Daya tamping total (m3) 4.900 m3 Volume deposit (m3) 1.734 m3 Daya tamping sisa (m3) 3.166 m3 Jumlah truk yang masuk per hari 15 rit Jumlah Pemulung 3 orang

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk, Tahun 2012

Fasiltas yang ada di TPA

Ada Tidak Ada Kondisi

Pembuat kompos √ Tidak terpakai Daur ulang plastic √ Pengolahan lindi (IPAL) √ Kurang lengkap Jembatan timbang √ Saluran drainase √ Kurang Rumah jaga √ Kurang bagus Alat berat √ Rusak Tempat parkir alat berat

√ Jelek

Terminal dumping √ Lapisan tanah penutup √ Pengadaan dari laur Ketersediaan tanah penutup

Pagar keliling √ Kurang Sumur Pantau √ Jelek

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk, Tahun 2012 Keterangan : Alat pengkomposan yang ada di TPA meliputi mesin pencacah dan mesin pengayak sampah

- TPA Pandatoyo – Kertosono

Deskripsi

Nama TPA Pandantoyo Lokasi Desa Panantoyo, Kertosono Sistem Pengolahan Sampah Open dumping Tahun mulai operasi TPA

Page 17: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-17

Deskripsi

Luas lahan (ha) 1. Terpakai 2. Sisa lahan

1,2 ha

Daya tampung total (m3) 1.176 m3 Volume deposit (m3) 417 m3 Daya tamping sisa (m3) 759 m3

Jumlah truk yang masuk per hari 2 Jumlah Pemulung 4 orang

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk, Tahun 2012

Fasiltas yang ada di TPA

Ada Tidak Ada Kondisi

Pembuat kompos √ Daur ulang plastic √ Pengolahan lindi (IPAL) √ Jembatan timbang √ Saluran drainase √ Kurang Rumah jaga √ Jelek Alat berat √ Tempat parkir alat berat √ Terminal dumping √ Lapisan tanah penutup √ Ketersediaan tanah penutup

Pagar keliling √ Jelek Sumur Pantau √

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk, Tahun 2012

- TPA Bendil – Berbek

Deskripsi

Nama TPA Brendil Lokasi Desa Brendil, Berbek Sistem Pengolahan Sampah Open dumping Tahun mulai operasi TPA Luas lahan (ha) 1. Terpakai 2. Sisa lahan

1,2 ha

Daya tampung total (m3) 1.176 m3 Volume deposit (m3) 417 m3 Daya tamping sisa (m3) 759 m3 Jumlah truk yang masuk per hari 2 Jumlah Pemulung

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk, Tahun 2012

Page 18: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-18

Fasiltas yang ada di TPA

Ada Tidak Ada Kondisi

Pembuat kompos √ Daur ulang plastic √ Pengolahan lindi (IPAL) √ Jembatan timbang √ Saluran drainase √ Rumah jaga √ Jelek Alat berat √ Tempat parkir alat berat √ Terminal dumping √ Lapisan tanah penutup √ Ketersediaan tanah penutup

Pagar keliling √ Sedang Sumur Pantau √

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk, Tahun 2012

Area pelayanan persampahan di Kabupaten Nganjuk mencakup 11 kecamatan,

perkotaan menjadi skala prioritas dan sebagian kecil kecamatan. Tingkat pelayanan

persampahan pada Tahun 2010 adalah sebesar 28,71% dengan jumlah penduduk yang

terlayani adalah sebesar 335.381 jiwa. Jumlah sampah yang terangkut sebesar 201

m3/hari.

Tempat Pemrosesan Akhir Kabupaten Nganjuk dan jangkauan pelayanan

saat ini berjumlah 4 (empat) unit, yaitu :

1) TPA Kedungdowo terletak di desa Kedungdowo Kec Kota Nganjuk dengan

cakupan wilayah perkotaan Kecamatan Nganjuk, Rejoso, Gondang, Bagor dan

Sukomoro.

2) TPA Pandantoyo terletak di desa Pandantoyo Kec. Kertosono dengan cakupan

wilayah perkotaan kecamatan Kertosono, Tanjunganom, Ngronggot,

Patianrowo.

3) TPA Bendil terletak didesa Bendil Kec. Berbek dengan cakupan wilayah

perkotaan kecamatan Sawahan, Pace, Berbek.

4) TPA Tanjunganom terletak di desa Warujayeng dengan cakupan wilayah

perkotaan kecamatan Tanjunganom sebagian Prambon dan Ngronggot.

Sedangkan lokasi TPS di Kabupaten Nganjuk sebanyak 62 buah tersebar di

lingkungan permukiman dan fasilitas umum di kawasan perkotaan. Jumlah dan lokasi

TPS serta prasarana tempat penampungan sementara di Kabupaten Nganjuk dibawah

ini :

Page 19: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-19

Tabel 3.7. Prasarana Tempat Penampungan Sementara di Kabupaten

Nganjuk

No Lokasi TPS *) Jenis **) Kapasitas (m3) Luas TPS (m2)

Kondisi Frekuensi Pengambilan per hari

1. Kel. Begadung Container 6 = 2 m3/hari Baik 2 x/ minggu 2. Jln. Mastrip TPS 18 9 x 9 Baik 1 3. Belakang Perdana TPS 18 9 x 9 Baik 1 4. Jln. Imam Bonjol TPS 3 1,5 x 1,5 Baik 1 5. Jln. Dermpojoyo TPS 3 1,5 x 1,5 Baik 1 6. Bel Pasar Wage TPS 36 = 72 m3/hari 6 x 12 Baik 2x/ hari 7. Kel. Kartoharjo TPS 6 4 x 5 Baik 1 8. Gedung Juang Container 6 = 2 m3/hari 4 x 5 Baik 2x/ minggu 9. Perm. Candirejo TPS 6 4 x 5 Baik 1 10. Jln. Cokroaminoto TPS 9 4 x 6 Baik 1 11. Jln. Gatot Subroto TPS 3 2 x 2 Baik 1 12. Terminal Truck Guy TPS 3 Baik 1 13. Pasar Kutorejo TPS 6 4 x 5 Baik - 14. Kel. Cangkringan Container 6 = 4 m3/hari 4 x 5 Baik 4x/ minggu 15. Pasar Gondang Container 6 = 2 m3/hari 4 x 5 Baik 2x/ minggu 16. Depan SMPN 2 TPS 3 - Baik 1 17. Kel. Warungotok TPS 6 4 x 5 Baik 1 18. Pasar Rejoso Container 6 = 2 m3/hari 4 x 5 Baik 2x/ minggu 19. Terminal Lama TPS 3 4 x 5 Baik 1 20. Pemda Container 6 = 1 m3/hari Baik 1x/ minggu 21. Payaman TPS 6 4 x 5 Baik 1 22. Pasar Bagor TPS 18 9,5 x 8 Baik - 23. Pasar Sukomoro TPS 9 4 x 6 Baik - 24. Ngadipiro Trans Depo 10 6 x 7 Baik - 25. Sudimoroharjo Trans Depo 15 9 x 7 Baik - 26. Tanjung TPS - Baik - 27. Perumnas Pace Container 6 = 2 m3/hari Baik 2x/ minggu 28. Terminal Colt Container 6 = 2 m3/hari Baik 2x/ minggu 29. Perumnas Ngrawan Container 6 = 2 m3/hari Baik 2x/ minggu 30. Pasar

Mangundikaran Container 6 = 3 m3/hari Baik 3x/ minggu

31. STM Negeri Container 6 = 1 m3/hari Baik 1x/ minggu 32. TRAL Container 6 = 1 m3/hari Baik 1x/ minggu 33. Pasar Mojorembun Container 6 = 1 m3/hari Baik 1x/ minggu 34. Pasar Sukomoro Container 6 = 1 m3/hari Baik 1x/ minggu 35. Alon-alon Container 6 = 4 m3/hari Baik 4x/ minggu 36. Polres Trans Depo 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 Baik 1 37. Bhayangkara Trans Depo 2,5 1,5 x 1,5 Baik 1 38. PU. Binamarga Trans Depo 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 Baik 1 39. Kantor DPRD Trans Depo 2,5 = 0,9 m3/hari 1,5 x 1,5 Baik 2x/ minggu 40. Jln. Kartini Trans Depo 2,5 = 0,5 m3/hari 1,5 x 1,5 Baik 1

Page 20: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-20

No Lokasi TPS *) Jenis **) Kapasitas (m3) Luas TPS (m2)

Kondisi Frekuensi Pengambilan per hari

41. Jln. Megantoro Trans Depo 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 Baik 1 42. Perumnas Mastrip Trans Depo 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 Baik 1 43. SMPN 3 Nganjuk Trans Depo 2,5 = 0,9 m3/hari 1,5 x 1,5 2x/ minggu 44. Panti Asuhan Trans Depo 2,5 = 0,9 m3/hari 1,5 x 1,5 2x/ minggu 45. RSUD Trans Depo 6 2 x 2 1 46. Pasar Berbek TPS 9 = 3 m3/hari 2 x 3 2x/ minggu 47. Pasar Sawahan TPS 9 = 3 m3/hari 2 x 3 2x/ minggu 48. Megantoro TPS 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 1 49. Jln. Yos Sudarso Trans Depo 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 1 50. SMPN 5 Trans Depo 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 1 51. Gedung juang TPS 18 = 3 m3/hari 7 x 9 1 52. Kel. Begadung TPS 4 = 0,5 m3/hari 7 x 9 1 53. Pasar Ngrengket Trans Depo 2,5 1,5 x 1,5 1 54. Jln. Merdeka Trans Depo 2,5 1,5 x 1,5 1 55. Perhutani Trans Depo 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 1 56. SMPN 3 Trans Depo 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 1 57. Jln. M. Sungkono Trans Depo 2,5 = 0,5 m3/hari 1,5 x 1,5 1 58. Jln. Bromo Trans Depo 2,5 = 1 m3/hari 1,5 x 1,5 1 59. SMAN 2 TPS 4 = 2 m3/hari 2,5 x 4 1 60. Nirwana Trans Depo 2,5 1,5 x 1,5 1 61. SD Mangundikaran Trans Depo 2,5 = 1,5 m3/hari 1,5 x 1,5 1 62. Perum Werungotok Trans Depo 2,5 1,5 x 1,5 1

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Nganjuk, Tahun 2012

Teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan meliputi dasar-dasar

perencanaan untuk kegiatan:

- Pewadahan sampah

- Pengumpulan sampah

- Pemindahan sampah

- Pengangkutan sampah

- Pengelolaan dan pendaur-ulangan sampah

- Pembuangan akhir sampah

3.3. Kondisi Rencana Kerja

Lokasi tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah yang akan dibangun di

Kabupaten Nganjuk berada di Desa Joho Kecamatan Pace. Area TPA yang akan

dibangun memiliki luasan 4 hektar dengan akses menuju ke lokasi rencana tempat

pemrosesan akhir (TPA) sampah harus melalui kawasan hutan produksi milik Perhutani,

Page 21: Bab 3_Gambaran Umum

L A P O R A N P E N D A H U L U A N

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN TPA KABUPATEN NGANJUK

III-21

kawasan persawahan, dan kawasan permukiman warga yang berjarak kurang dari 500

m dari lokasi rencana TPA.

Gambar 3.7. Lokasi Rencana TPA

Pada area rencana TPA sampah di Kabupaten Nganjuk terdapat 2 sumber air

yang juga dimanfaatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari

dan juga terdapat saluran irigasi musiman yang hanya dialiri air pada saat musim

penghujan. Kondisi eksisting lokasi rencana TPA sampah di Kabupaten Nganjuk dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.8. Kondisi di Lokasi Rencana TPA