56
Bab 3 SAMBUNGAN

Baja i-3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Baja i-3

Bab 3

SAMBUNGAN

Page 2: Baja i-3

Sambungan diperlukan jika:

1.Batang standar kurang panjang2.Untuk meneruskan gaya dari elemen

satu ke elemen yang lain3.Sambungan truss4.Sambungan sebagai sendi5.Untuk membentuk batang tersusun6.Terdapat perubahan tampang

Page 3: Baja i-3

13.1.2 Klasifikasi sambungan13.1.2.1 Sambungan kakuSambungan memiliki kekakuan cukup untuk mempertahankan sudut-sudut antara komponen struktur yang disambung. Deformasi titik kumpul harus sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap distribusi gaya maupun terhadap deformasi keseluruhan struktur.

13.1.2.2 Sambungan semi kakuSambungan tidak memiliki kekakuan cukup untuk mempertahankan sudut-sudut antara komponen struktur yang disambung, namun mampu memberi kekangan yang dapat diukur terhadap perubahan sudut. Pada sambungan semi kaku, perhitungan kekakuan, penyebaran gaya, dan deformasinya harus menggunakan analisis mekanika yang hasilnya didukung oleh percobaan eksperimental.

Page 4: Baja i-3

13.1.2.3 Sambungan sendiSambungan pada kedua ujung komponen yang disambung tidak ada momen. Sambungan sendi harus dapat berubah bentuk agar memberikan rotasi yang diperlukan pada sambungan. Sambungan tidak boleh mengakibatkan momen lentur terhadap komponen struktur yang disambung. Detail sambungan harus mempunyai kemampuan rotasi yang cukup. Sambungan harus dapat memikul gaya reaksi yang bekerja pada eksentrisitas yang sesuai dengan detail sambungannya.Alat Sambung:1. Baut B. Hitam B. Mutu Tinggi2. Paku Keling3. Las

Page 5: Baja i-3

Sambungan tipe tumpu adalah sambungan yang dibuat dengan menggunakan baut yang dikencangkan dengan tangan, atau baut mutu tinggi yang dikencangkan untuk menimbulkan gaya tarik minimum yang disyaratkan, yang kuat rencananya disalurkan oleh gaya geser pada baut dan tumpuan pada bagian-bagian yang disambungkan.

Sambungan tipe friksi adalah sambungan yang dibuat dengan menggunakan baut mutu tinggi yang dikencangkan untuk menimbulkan tarikan baut minimum yang disyaratkan sedemikian rupa sehingga gaya-gaya geser rencana disalurkan melalui jepitan yang bekerja dalam bidang kontak dan gesekan yang ditimbulkan antara bidang-bidang kontak.

Page 6: Baja i-3

• Pembebanan dalam bidang adalah pembebanan yang gaya dan momen lentur rencananya berada dalam bidang sambungan sedemikian rupa sehingga gaya yang ditimbulkan dalam komponen sambungan hanya gaya geser.

• Pengencang tanpa slip adalah pengencang yang tidak memungkinkan terjadinya slip antara pelat atau unsur yang dihubungkan, sedemikian rupa sehingga kedudukan relatifnya tidak berubah. Pengencang tanpa slip dapat berupa sambungan tipe friksi dari baut mutu tinggi atau las.

Page 7: Baja i-3

• Pembebanan tidak sebidang adalah pembebanan yang gaya atau momen lentur rencananya menghasilkan gaya yang arahnya tegak lurus bidang sambungan.

• Gaya ungkit adalah gaya tarik tambahan yang timbul akibat melenturnya suatu komponen pada sambungan yang memikul gaya tarik sehingga terjadi gaya ungkit di ujung komponen yang melentur.

• Kencang tangan adalah kekencangan baut yang diperoleh dengan kekuatan penuh seseorang yang menggunakan alat pengencang standar atau dengan beberapa pukulan alat pengencang impak

Page 8: Baja i-3

13.1.3 Perencanaan sambungan

Kuat rencana setiap komponen sambungan tidak boleh kurang dari beban terfaktor yang dihitung. Perencanaan sambungan harus memenuhi persyaratan berikut:

1.Gaya-dalam yang disalurkan berada dalam keseimbangan dengan gaya-gaya yang bekerja pada sambungan;

2.Deformasi pada sambungan masih berada dalam batas kemampuan deformasi sambungan;

3.Sambungan dan komponen yang berdekatan harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja padanya.

Page 9: Baja i-3

13.1.4 Kuat rencana minimum sambungan Sambungan struktural (tidak termasuk di dalamnya

sambungan tralis dan wartel mur, gording, dan spalk) harus direncanakan agar sedikitnya dapat menerima gaya sebesar:

1. gaya-gaya yang berasal dari komponen struktur, dan2. gaya minimum yang dinyatakan dalam nilai atau fraksi kuat rencana komponen struktur dengan nilai minimum yang diuraikan di bawah ini:

(i) Sambungan kaku: momen lentur sebesar 0,5 kali momen lentur

rencana komponen struktur;(ii) Sambungan sendi pada balok sederhana: gaya geser

sebesar 40 kN;(iii) Sambungan pada ujung komponen struktur tarik atau

tekan: suatu gaya sebesar 0,3 kali kuat rencana komponen struktur, kecuali

pada batang berulir dengan wartel mur yang bekerja sebagai batang pengikat, gaya tarik minimum harus sama dengan kuat rencana batang;

Page 10: Baja i-3

Keterangan: adalah faktor amplifikasi b atau s yang ditetapkan sesuai dengan Butir 7.4 SNI 2002Ls adalah jarak antara titik pengekang lateral efektif

(iv) Sambungan lewatan komponen struktur tarik: suatu gaya sebesar

0,3 kali kuat rencana komponen struktur tarik;

(v)Sambungan lewatan komponen struktur tekan: jika ujungnya

dirancang untuk kontak penuh, maka gaya tekan boleh dipikul melalui tumpuan pada bidang kontak dan jumlah alat pengencang harus cukup untuk memikul semua bagian di tempatnya dan harus cukup untuk menyalurkan gaya sebesar 0,15 kali kuat rencana komponen struktur tekan. Selain itu, sambungan yang berada di antara pengekang lateral harus direncanakan untuk memikul gaya aksial terfaktor, Nu, ditambah momen lentur terfaktor, Mu, yang tidak kurang dari:

1000su

uLN

M

Page 11: Baja i-3

Bila komponen struktur tersebut tidak dipersiapkan untuk kontak penuh, penyambung dan pengencangnya harus dirancang untuk memikul semua komponennya tetap lurus dan harus direncanakan untuk menyalurkan gaya sebesar 0,3 kali kuat rencana komponen struktur tekan.

(vi) Sambungan lewatan balok: suatu momen lentur sebesar 0,3 kali kuat lentur rencana balok, kecuali pada sambungan yang direncanakan untuk menya- lurkan gaya geser saja. Sambungan yang memikul gaya geser saja harus direncanakan untuk menya- lurkan gaya geser dan momen lentur yang ditim- bulkan oleh eksentrisitas gaya terhadap titik berat kelompok alat pengencang;

Page 12: Baja i-3

(vii) Sambungan lewatan komponen struktur yang memikul gaya kombinasi:

sambungan komponen struktur yang memikul kombinasi antara gaya tarik atau tekan aksial dan momen lentur harus memenuhi (iv), (v) dan (vi) sekaligus.

13.1.5 Pertemuan Komponen struktur yang menyalurkan gaya-gaya pada sambungan, sumbu netralnya harus direncanakan untuk bertemu pada suatu titik.

Bila terdapat eksentrisitas pada sambungan, komponen struktur dan sambungannya harus dapat memikul momen yang diakibatkannya

Page 13: Baja i-3

13.1.6 Pemilihan alat pengencang Bila sambungan memikul kejut, getaran, atau tidak boleh slip maka harus digunakan sambungan tipe friksi dengan baut mutu tinggi atau las.

13.1.7 Sambungan kombinasi Bila digunakan pengencang tanpa slip (baut mutu tinggi dalam

sambungan tipe friksi atau las) bersama dengan pengencang jenis slip (seperti baut kencang tangan, atau baut mutu tinggi dalam sambungan tipe tumpu) dalam suatu sambungan, semua beban terfaktor harus dianggap dipikul oleh pengencang tanpa slip. Bila digunakan kombinasi pengencang tanpa slip, beban terfaktor dapat dianggap dipikul bersama. Akan tetapi apabila digunakan pengelasan dalam sambungan bersama-sama dengan pengencang tanpa slip lainnya maka:

setiap gaya yang mula-mula bekerja langsung pada las tidak boleh dianggap turut dipikul oleh pengencang yang ditambahkan setelah bekerjanya gaya tersebut; dan

setiap gaya yang bekerja setelah pengelasan harus dianggap dipikul oleh las.

Page 14: Baja i-3

13.1.8 Gaya ungkitBaut yang direncanakan untuk memikul gaya tarik terfaktor harus dapat memikul setiap gaya tarik tambahan akibat gaya ungkit yang terjadi akibat komponen yang melenting.

13.1.9 Komponen sambunganKomponen sambungan (antara lain pelat pengisi, pelat buhul, pelat pendukung), kecuali alat pengencang, kekuatannya harus diperhitungkan sesuai dengan persyaratan pada Butir 8, 9, 10, dan 11.

Page 15: Baja i-3

13.1.10 Pengurangan luas akibat baut

13.1.10.1 Luas lubang Luas lubang yang digunakan adalah luas penuh. 13.1.10.2 Lubang tidak selang-seling Pada lubang yang tidak diselang-seling, luas

pengurangnya adalah jumlah maksimum luas lubang dalam irisan penampang tegak lurus terhadap arah gaya yang bekerja pada unsur struktur.

Page 16: Baja i-3

sg

sp

Arah gayagp sts 4/2

untuk setiap spasi antara dua lubang yang terpotong irisan tersebut, dengan t adalah tebal pelat yang dilubangi serta sp dan sg dapat dilihat pada Gambar 13.1-1. Jika didapatkan bebe-rapa kemungkinan irisan penampang (termasuk irisan lubang tidak selang-seling) maka harus dipilih irisan penampang yang menghasilkan pengurangan luas yang maksimum.

13.1.10.3 Lubang selang-selingBila lubang dibuat selang-seling, luas yang dikurangkan setidaknya harus sama dengan jumlah luas lubang dalam irisan zig-zag yang dibuat dikurangi

Page 17: Baja i-3

t

Gambar 13.1-2 Siku dengan lubang pada kedua kaki.

Untuk penampang seperti siku dengan lubang dalam kedua kaki, diambil sebagai jumlah jarak tepi ke tiap lubang, dikurangi tebal kaki (lihat Gambar 13.1-2).

13.1.11 Sambungan pada profil beronggaPada profil berongga pengaruh tegangan di sekitar sambungan harus diperhitungkan.

sg = sg1 + sg2 - t

sg2

sg1

t

Page 18: Baja i-3

13.2 Perencanaan baut13.2.1 Jenis baut

Jenis baut yang dapat digunakan pada ketentuan-ketentuan Butir 13.2 dan 13.3 adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam SII (0589-81, 0647-91 dan 0780-83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89-A, dan 0661-89-A) yang sesuai, atau penggantinya. 13.2.2 Kekuatan baut

Suatu baut yang memikul gaya terfaktor, Ru, harus memenuhi Ru Rn (13.2-1)Keterangan: adalah faktor reduksi kekuatanRn adalah kuat nominal baut

Page 19: Baja i-3

buf

13.2.2.1 Baut dalam geser Kuat geser rencana dari satu baut dihitung sebagai

berikut:

(13.2-2)

Keterangan:r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser

r1 = 0,4 untuk baut dengan ulir pada bidang geser f= 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan untuk fraktur

adalah tegangan tarik putus baut

Ab adalah luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir

bb

ufnfd AfrVV 1

Page 20: Baja i-3
Page 21: Baja i-3

bb

ufnfd AfrVV 1

Page 22: Baja i-3
Page 23: Baja i-3
Page 24: Baja i-3
Page 25: Baja i-3
Page 26: Baja i-3

1. Pengantar

Baut yang memikul gaya tarikKuat tarik rencana satu baut dihitung sebagai berikut:

= 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan untuk fraktur

f

buf adalah tegangan tarik putus bautAb adalah luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir

bb

ufnfd AfTT 75,0 (13.2-3)

Keterangan:

Page 27: Baja i-3

1. Pengantarmfr

nAV

f buf

b

uuv 1

nT

AfTT ubtfnfd

221 ffrff uvt

= 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan untuk fraktur n adalah jumlah baut m adalah jumlah bidang geser

Baut pada sambungan tipe tumpu yang memikul kombinasi geser dan tarik

Baut yang memikul gaya geser terfaktor, Vu , dan gaya tarik terfaktor, Tu, secara bersamaan harus memenuhi kedua persyaratan berikut ini:

(13.2-4)

(13.2-5)

(13.2-6)Keterangan:

f

Page 28: Baja i-3

2r1f

2r

1f

2r

2f

2f

untuk baut mutu tinggi:

= 807 MPa, = 621 MPa,

= 1,9 untuk baut dengan ulir pada bidang geser, = 1,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser,

untuk baut mutu normal:

= 410 MPa, = 310 MPa, = 1,9

Page 29: Baja i-3

upbfnfd ftdRR 0,2

13.2.2.4 Kuat tumpu

Kuat tumpu rencana bergantung pada yang terlemah dari baut atau komponen pelat yang disambung. Apabila jarak lubang tepi terdekat dengan sisi pelat dalam arah kerja gaya lebih besar daripada 1,5 kali diameter lubang, jarak antar lubang lebih besar daripada 3 kali diameter lubang, dan ada lebih dari satu baut dalam arah kerja gaya, maka kuat rencana tumpu dapat dihitung sebagai berikut,

(13.2-7)upbfnfd ftdRR 4,2

Kuat tumpu yang didapat dari perhitungan di atas berlaku untuk semua jenis lubang baut. Sedangkan untuk lubang baut selot panjang tegak lurus arah kerja gaya berlaku persamaan berikut ini,

(13.2-8)

Page 30: Baja i-3

=0,75 adalah faktor reduksi kekuatan untuk fraktur

Keterangan:db adalah diameter baut nominal pada daerah tak berulirtp adalah tebal pelatfu adalah tegangan tarik putus yang ter endah dari baut atau pelat

f

Page 31: Baja i-3
Page 32: Baja i-3

13.2.2.5 Pelat pengisi

Pada sambungan-sambungan yang tebal pelat pengisinya antara 6 mm sampai dengan 20 mm, kuat geser nominal satu baut yang ditetapkan pada Butir 13.2.2.1 harus dikurangi dengan 15 persen. Pada sambungan-sambungan dengan bidang geser majemuk yang lebih dari satu pelat pengisinya dilalui oleh satu baut, reduksinya juga harus dihitung menggunakan ketebalan pelat pengisi yang terbesar pada bidang geser yang dilalui oleh baut tersebut.

Page 33: Baja i-3

13.2.3 Sambungan tanpa slip

1.3.2.3.1 Perencanaan Pada sambungan tipe friksi yang mengunakan baut

mutu tinggi yang slipnya dibatasi, satu baut yang hanya memikul gaya geser terfaktor, Vu, dalam bidang permukaan friksi harus memenuhi:

Vu < Vd (= Vn )

Kuat rencana, Vd = f Vn, adalah kuat geser satu baut dalam sambungan tipe friksi yang ditentukan sebagai berikut:

Vd = f Vn = 1,13 m Tb

Page 34: Baja i-3

Vd = f Vn = 1,13 m Tb

Keterangan: adalah koefisien gesek yang ditentukan pada Butir 13.2.3.2m adalah jumlah bidang geserTb adalah gaya tarik baut minimum pada pemasangan seperti yang disyaratkan pada Butir 18.2.5.2 = 1,0 untuk lubang standar = 0,85 untuk lubang selot pendek dan lubang besar = 0,70 untuk lubang selot panjang tegak lurus arah kerja gaya= 0,60 untuk lubang selot panjang sejajar arah kerja gaya

Page 35: Baja i-3

13.2.3.2 Bidang-bidang kontak Bila bidang-bidang kontak dalam keadaan bersih, koefisien gesek, , harus diambil sebesar 0,35. Bila permukaannya diratakan, atau keadaan permukaan lainnya termasuk permukaan yang diolah oleh mesin, koefisien geseknya harus diten-tukan berdasar hasil percobaan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sambungan yang menggunakan baut mutu tinggi harus diidentifikasi dan gambarnya harus menunjukkan dengan jelas perlakuan permukaan yang diperlukan pada sambungan tersebut apakah permukaan tersebut perlu dilindungi saat pengecatan atau tidak.13.2.3.3 Kombinasi geser dan tarik pada sambungan tipe

friksi

Baut pada sambungan yang slipnya dibatasi dan memikul gaya tarik terfaktor, Tu, harus memenuhi ketentuan pada Butir 13.2.3.1 dengan kuat rencana slip Vd = Vn direduksi dengan faktor

(13.2-10)

b

uT

T13,1

1

Page 36: Baja i-3

13.3 Kelompok baut13.3.1 Kelompok baut yang memikul pembebanan sebidang Kuat rencana kelompok baut harus ditentukan dengan analisis

berdasarkan anggapan berikut:

a) Pelat penyambung harus dianggap kaku dan berputar terhadap suatu

titik yang dianggap sebagai pusat sesaat kelompok baut;

b) Dalam hal kelompok baut yang memikul momen murni (kopel), pusat sesaat perputaran sama dengan titik berat kelompok baut. Jika kelompok baut memikul gaya geser sebidang yang bekerja pada titik berat kelompok baut, pusat sesaat untuk perputaran berada di tak- hingga dan gaya geser rencana terbagi rata pada kelompok baut. Untuk kasus lainnya, harus digunakan cara perhitungan yang standar;

c) Gaya geser rencana pada setiap baut harus dianggap bekerja tegak lurus pada garis yang menghubungkan baut ke pusat sesaat, dan harus diambil berbanding lurus dengan jarak antara baut dan pusat sesaat. Tiap baut harus memenuhi ketentuan Butir 13.2.2.1 dan Butir 13.2.2.4, atau Butir 13.2.3.1.

Page 37: Baja i-3

13.3.3 Kelompok baut yang menerima beban kombinasi sebidang dan tidak sebidang

Kuat rencana baut pada suatu kelompok baut ditentukan sesuai dengan Butir 13.3.1 dan 13.3.2. Setiap baut harus memenuhi Butir 13.2.2.1, 13.2.2.2, 13.2.2.3, dan 13.2.2.4, atau Butir 13.2.3.1 dan 13.2.3.3.

13.3.2 Kelompok baut yang memikul pembebanan tidak sebidang

Beban pada setiap baut dalam kelompok baut yang memikul pembebanan tidak sebidang ditetapkan sesuai dengan Butir 13.1.3. Tiap baut harus memenuhi Butir 13.2.2.1, 13.2.2.2, 13.2.2.3, dan 13.2.2.4, atau Butir 13.2.3.1 dan 13.2.3.3.

Page 38: Baja i-3

Tabel 13.4-1 Jarak tepi minimum.

Tepi dipotong dengan tangan

Tepi dipotong dengan mesin

Tepi profil bukan hasil potongan

1,75 db 1,50 db 1,25 db

Dengan db adalah diameter nominal baut pada daerah tak berulir. Jarak tepi pelat harus memenuhi juga ketentuan Butir 13.2.2.4.

13.4 Tata letak baut13.4.1 Jarak Jarak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali diameter nominal pengencang. Jarak minimum pada pelat harus memenuhi juga ketentuan Butir 13.2.2.4.

13.4.2 Jarak tepi minimumJarak minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau pelat sayap profil harus memenuhi spesifikasi dalam Tabel 13.4-1.

Page 39: Baja i-3

13.4.4 Jarak tepi maksimumJarak dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu bagian yang berhubungan dengan tepi yang lain tidak boleh lebih dari 12 kali tebal pelat lapis luar tertipis dalam sambungan dan juga tidak boleh melebihi 150 mm.

13.4.5 Lubang Lubang baut harus memenuhi Butir 17.3.5.

13.4.3 Jarak maksimumJarak antara pusat pengencang tidak boleh melebihi 15 tp (dengan tp adalah tebal pelat lapis tertipis didalam sambungan), atau 200 mm. Pada pengencang yang tidak perlu memikul beban terfaktor dalam daerah yang tidak mudah berkarat, jaraknya tidak boleh melebihi 32 tp atau 300 mm. Pada baris luar pengencang dalam arah gaya rencana, jaraknya tidak boleh melebihi (4 tp + 100 mm) atau 200 mm.

Page 40: Baja i-3

1. Pengantar

Page 41: Baja i-3

Contoh 1Pelat baja BJ 37 ukuran 200mmx10mm disambung dengan dua pelat 200mmx6mm, menggunakan baut hitam diameter 19mm. Rencanakan sambungan tsb.Diameter lubang = db + 2 = 21 mmDicoba dalam satu tampang ada dua bautLebar pelat neto bn = 200 – 2x21 = 158 mmAn = bn x t = 158 x 10 = 1580 mm2

Ag = 200 x 10 = 2000 mm2

Page 42: Baja i-3
Page 43: Baja i-3

Nu = f x Ag x fu = 0.75 x 2000 x 370 = 555000 NNu = f x An x fu = 0.9 x 1580 x 240 = 341280 N

Kekuatan baut:Ab = 2 x 0.25 x x d2 = 2x0.25xx192 = 567.059 mm2

Kuat geser Vd = ff x r1 x fu x Ab = 0,75x0,5x370x567.059 = 78679.44 NKuat tumpu Rd = 2,4 ff db tp fu = 2,4x0,75x19x10x370 = 126540 NJumlah baut n = Nu / Vd = 4.338 6 buah

Page 44: Baja i-3

Contoh 2Pelat baja BJ 37 ukuran 100mmx12mm disambung dengan dua pelat 100mmx8mm, menggunakan baut hitam diameter 16mm. Rencanakan sambungan tsb.

Diameter lubang = db + 1 = 18 mmDicoba dalam satu tampang ada dua bautLebar pelat neto bn = 100 – 2x18 = 64 mmAn = bn x t = 64 x 12 = 768 mm2Ag = 100 x 12 = 1200 mm2

Page 45: Baja i-3

1. Pengantar

Page 46: Baja i-3

Nu = f x Ag x fu = 0.75 x 1200 x 370 = 333000 NNu = f x An x fu = 0.9 x 768 x 240 = 165888 NKekuatan baut:Ab = 2 x 0.25 x x d2 = 2x0.25xpx162 = 201.06 mm2Kuat geser Vd = f x r1 x fu x Ab = 0,75x0,5x370x201,06 = 55794,816 NKuat tumpu Rd = 2,4 f db tp fu = 2,4x0,75x16x12x370 = 127872 NJumlah baut n = Nu / Vd = 2,973 4 buah

Page 47: Baja i-3

Contoh Soal Beban Eksentris 1

Page 48: Baja i-3

Beban pada baut R berbanding lurus dengan jarak ke pusat sumbu (r),

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

maksmaks

Rr

rR 11 W

R1r1

maksmaks

RrrR 2

2

maksmaks

RrrR 3

3

maksmaks

RrrR 6

6 r1 = rmaks R1 = Rmaks

maksmaks

RrrM

21

1

maksmaks

RrrM

22

2

maksmaks

RrrM

23

3

maksmaks

RrrM

26

6

R3R4

R5

R6

ni

iiMM

1

e

R2

Page 49: Baja i-3

ni

iii

maksmaksh

yx

yMR

1

22 )(

ni

iii

maksmaksv

yx

xMR

1

22 )(

dmaksvmakshmaks Rn

WRRR

22

dmaksvmakshmaks Vn

WRRR

22

ni

ii

maks

maks

maks

maks rrRrrrr

rRWeM

1

226

23

22

21 ......

ni

ii

maksmaks

r

rMR

1

2

Page 50: Baja i-3

1. Pengantar

Beban Eksentris 2

Page 51: Baja i-3

220 mm

250 mm

570 mm

35100

100

100

10010035

60KN

Beban Eksentris 2

Page 52: Baja i-3

Garis netral

2b

2b

yn

y4y3

y2

y1

2bd

41 A

y5

5i

1i

2i

3nn yA2yb75,0

31I

n

maksmakst I

yMf

Penyelesaian Cara 1Posisi garis netral dicari dengan coba-coba.Luas tampang baut :Dengan lebar efektif bidang tekan 0,75 b garis netral ditentukan sedemikian sehingga melewati pusat berat bidang tekan efektif dan baut-baut tarik (di atas garis netral).Selanjutnya momen inersia terhadap garis netral dihitung:

ymaks = y1

Page 53: Baja i-3

Garis netral

2b

2b

yn

3a

3nn ya

31yb75,0

31I

n

1makst I

yMf

Penyelesaian Cara 2Posisi garis netral dicari dengan setiap dua baut diwakili dengan empat persegi panjang setinggi jarak spasi baut arah vertikal yang sama luas. Lebar epp dihitung sbb:

Dengan lebar efektif bidang tekan 0,75 b garis netral ditentukan sedemikian sehingga melewati pusat berat bidang tekan efektif dan epp pengganti bautSelanjutnya momen inersia terhadap garis netral dihitung:

a

sy1

ya

s

d0,252a2b

Page 54: Baja i-3

. . . . . . . . . . . .

maksmaks

TyyT 2

2

maksmaks

Ty

yT 11

maksmaks

TyyT 3

3

maksmaks

TyyT 6

6

maksmaks

TyyM

21

1

maksmaks

TyyM

22

2

maksmaks

TyyM

23

3

maksmaks

TyyM

26

6

ni

ii

maksmaks

y

yMT

1

2

ni

ii

maksmakst

yA

yMf

1

22

Penyelesaian Cara 3

Asumsi:Sumbu putar terletak pada baut

terbawah

Page 55: Baja i-3

Pengaruh Momen

Page 56: Baja i-3