10

Pengoperasian kapal keruk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengoperasian kapal keruk
Page 2: Pengoperasian kapal keruk

TEHNIK PERERUKAN

Sistem PengerukanSecara umum terdiri dari 3 macam, yaitu : 1. Sistem Tekan2. Sistem Maju3. Sistem Kombinasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemil ihan sistem :1. Tebal Lapisan atas (lapisan kulit yang tidak bertimah )2. Tebal lapisan Kaksa3. Jenis dan sifat lapisan4. Kekayaan dan penyebarannya5. Topografi batuan dasar6. Kondisi cuaca di tempat KK tsb beroperasi

1.1. Sistem Tekan (vertikal digging )Digunakan apabila :1. Adanya lapisan miencan2. Tebal lapisan antara 5 – 15 meter3. Material yang akan digali relatif kompak (tidak longsor)4. Penyebaran bijih timah tidak merata5. Topografi batuan dasar tidak merata

Mekanisme pengerukan dilakukan sebagai berikut :• Kolong kerja dibagi dalam beberapa potongan (snee) 10 s/d 40 meter• Penarikan kawat haluan disesuaikan dengan cuft Kapal Keruk• Penekanan ladder bertahap antara 0,3 s/d 0,8 meter• Dalam keadaan tertentu penggalian dilakukan per snee• Penggalian Kaksa umumnya dilakukan per snee• Untuk lapisan tanah atas yang tebal perlu dibuatkan trap sebagai talud

Page 3: Pengoperasian kapal keruk

Keuntungan penggunaan sistem tekan :1. Penggalian lapisan bertimah pada alur yang sempit dan topografi batuan dasar yang tidak rata dapat lebih bersih2. Penggalian lebih cepat sampai kong3. Batuan dasar (kong) tidak banyak tergali

Kerugian sistem tekan :1. Banyak waktu terbuang untuk angkat dan turun ladder2. Kawat ladder akan lebih cepat aus karena sering digunakan3. Banyak terjadi spie apabila penggalian tidak menggunakan sistem kolong kosong4. Akibatnya akan terjadi digging losses disetiap laju KK

2.1. Sistem MajuSistem ini di lakukan apabila :1. Lapisan tanah atas tidak mengandung bijih timah2. Lapisan tanah atas relatif lebih tebal antara 10 s/d 20 meter3. Lapisan tanah kurang kompak sehingga mudah longsor4. Penyebaran kekayaan timah relatif merata, kong agak merata

Mekanisme Pengerukan dilakukan sebagai berikut :1. Pengerukan dilakukan selebar front /kolong kerja2. Penggalian tanah atas dilakukan menggunakan cara maju beberapa trap dan mundur sesuai kebutuhan3. Talud depan usahakan antara 300– 450

4. Penarikan kawat haluan dilakukan di pinggir kolong kerja5. Posisi ladder tetap, hanya disesuaikan dengan pasang surut air

Keuntungan sistem ini adalah :1. Jika kong tidak merata maka yang terjadi kaksa akan tidak tergali diantara kong2. Kong yang tinggi akan tergali lebih tebal (over kong )

Page 4: Pengoperasian kapal keruk

3.1. Sistem Kombinasi

Sistem ini adalah paduan antara sistem maju dan tekan, dilakukan apabila lapisan atas tidak bertimah dan tebalserta batuan dasar yang tidak merata.

Mekanisme dilakukan sebagai berikut :1. Penggalian tanah atas dengan sistem maju secara bertahap sampai dengan mencapai permukaan kong2. Bila lapisan kaksa cukup tebal maka long face diteruskan hingga mendekati permukaan kong3. Mendekati permukaan kong (2 meter) di atas kong front kerja dibagi per snee4. Pembersihan kaksa di atas kong digunakan sistem tekan

Keuntungan penggunaan sistem ini :1. Pembersihan kaksa lebih teliti2. Kong tidak banyak tergali3. Kemungkinan longsor lebih kecil

Kerugian dari sistem ini :Banyak waktu yang terbuang untuk mundur dan maju pada penggalian tanah atas

Pola Penambangan

Adalah suatu cara pengerukan/penggalian oleh Kapal Keruk dengan prinsip :Pemindahan tanah yang sebesar-besarnya dan produksi sebanyak-banyaknya.Untuk itu diperlukan data pendukung sebagai berikut antara lain : 1. Peta kerja yang lengkap2. Profi l bor yang juga lengkap3. Peta kontur kong yang menggambarkan morfologi kong4. Peta kontur Tdh5. Tabel pasang surut6. Data cuaca untuk periode tertentu

Page 5: Pengoperasian kapal keruk

Pola Penambangan dilakukan dengan dua cara :

1. Metode Long Face MiningPenggalian dilakukan selebar kolong/front kerjaPenggalian akan lebih baik apabila :a. Kegiatan penambangan berada di laut (off shore)b. Lir pusat (centralier) berfungsi dengan baikc. Kawat yang terpasang di tromol cukup tersedia sesuai dengan lebar kolongd. Gerakan semua kawat harus bebas hambatane. Pada lapisan yang akan digali tidak terdapat batu, klaikap dan lapisan yang sangat kerasf. Penyebaran dan kekayaan bijih meratag. Pengaruh pasang surut air kecilh. Pengaruh gelombang dan angin kecili. Arah penggalian sejajar lembahj. Menggali dari arah dalam ke dangkal

Keuntungan penggalian dengan cara long face :a. Material yang roboh (longsor) sekitar 20%b. Penggalian stabilc. Kehilangan waktu angkat ladder dan kawat samping sekitar 20%d. Kawat ladder dan kawat samping akan lebih awete. Penggalian kolong kosong dapat dihindari

2. Metode Short FaceSistematis penggalian :a. Front kerja dibagi dalam beberapa snee antara 10 - 40 meterb. Kawat kiri dan kanan depan selalu digunakan sedangkan kawat kiri kanan belakang hanya digunakan pada

waktu pindah sneec. Jenis lapisan tidak homogend. Pengaruh pasang surut air mencolok ekstrime. Pengaruh gelombang dan angin juga besarf. Topografi kong tidak meratag. Arah penggalian memotong lembah

Page 6: Pengoperasian kapal keruk

h. Terdapat endapan lensa (miencan)i. Terjadi penggalian ulang pada setiap tepi (pinggir kolong)

Keuntungan penggunaan metode ini :a. Tukang Rem tidak harus terampilb. Lebih efektif digunakan di daerah pasut yang cepat berubah

Kerugian sistem ini :a. Kehilangan waktu efektif karena banyak gali ulangb. Kehilangan tanah longsor yang tidak tergali pada setiap sneec. Kehilangan waktu pada saat pindah sneed. Kehilangan waktu untuk menyesuaikan pengisian embere. Keausan kawat ladder akan lebih cepat

3. Pengaruh pola penambangan terhadap produksiApabila pola penambangan tidak sesuai dengan kondisi lapisan, akan mengakibatkan beberapa aspek :

3.a. Aspek produksia. Kong tidak bersihb. Kaksa tidak bersih (pada alur sempit pada kong)c. Batas kedalaman lapisan tanah atas dengan lapisan kaksa tidak merata dalam hal ini bijih timah terbuang bersama tanah atas yang bertimah.d. Kemungkinan bijih timah bercampur/melekat pada lapisan lempung liat (clayboll) di dalam saringan putar dan bijih timah terbuang sebagai over size saringan putar.e. consentrate yang dihasilkan kotor (banyak pasir)

3.b. Aspek Pemindahan Tanaha. Jumlah pemindahan tanah rendah pada waktu pembersihan kongb. Volume ember tidak merata karena sering angkat ladder (ember kosong)c. Pada penggalian lokasi berbatu dan lapisan keras % pengisian ember kecil

Page 7: Pengoperasian kapal keruk

3.c. Aspek Keselamatan Kerja a. Kemungkinan besar rantai ember keluar dari bidang jalan onder roll b. Presentase keausan kerusakan alat keruk akan lebih besar c. Kawat haluan putus d. Kawat samping putus e. Rantai ember jalannya tidak lurus f. Ponton belakang kandas kena tailing g. Ponton samping kandas di pinggir kolong kerja h. Bandar tailing sangkut di tumpukan tailing

3.d. Aspek Jam Kerja a. Jam kerja efektif berkurang karena sering angkat dan turun ladder untuk periksa alat keruk b. Kegiatan penggalian dihentikan akibat langsung dari pada pembebanan yang berlebihan c. Kapal Keruk stop akibat overbast pasir di jig primer d. Jam stop dari buang kayu/batu

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengerukan

4.1. Kondisi Kapal Keruk Sebelum Kapal Keruk ditempatkan di suatu lokasi kerja perlu dipertimbangkan dahulu mengenai kondisi peralatan di Kapal Keruk antara lain : a. Kedalaman keruk maksimal yang harus bisa mencapai kong b. Bandar tanah atas yang harus dapat berfungsi dengan baik (tanah atas tebal) c. Panjang bandar tailing yang cukup aman terhadap cuaca (gelombang) d. Kondisi rantai ember yang baik untuk kedalaman kong > 25 meter e. Kondisi kawat ladder untuk penggalian yang lebih dalam f. Kondisi centralier harus bisa berfungsi dengan baik (long face mining)

4.2. Kedalaman air pada waktu pembuatan Werk Put Dalam hal ini kedalaman air harus disesuaikan dengan spesifikasi Kapal Keruk (dalam gali maksimum) agar peralatan keruk tidak cepat rusak.

Page 8: Pengoperasian kapal keruk

4.3. Bandar Lepas ( Lose got ) Pada lapisan tanah atas yang tidak bertimah sebaiknya dibuang lewat bandar tanah atas Keuntungan Penggunaan Bandar Tanah Atas a. Pemindahan tanah lebih besar b. Tersedianya waktu untuk perbaikan peralatan pencucian c. Penghematan BBM/m3

4.4. Kong (bedrock) Kong adalah batas akhir penggalian kaksa, di bawah lapisan kong biasanya tidak ada lagi lapisan yang mengandung bijih timah, sehingga pengalian kong harus dihindari setipis mungkin (20 cm ). Pengenalan jenis kong harus lebih cermat karena kedalaman dan jenisnya bervariasi. Kerugian menggali kong antara lain : a. Waktu efektif akan banyak terbuang b. Keselamatan operasional terancam c. Terjadinya kehilangan bijih timah d. Peralatan operasi cepat aus

4.5. Tanah longsor dan kelengkapan lainnya Tanah longsor dapat terjadi pada setiap pinggir kolong kerja a. Longsoran di front kerja Longsoran ini secara langsung masih dapat dikeruk kembali, karena KK dapat dimundurkan ½ trap untuk membersihkannya b. Longsoran di pinggir kolong kerja kiri dan kanan Longsoran ini bila tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan front kerja ke depan semakin sempit c. Longsoran di belakang Kapal Keruk Longsoran ini dapat mempengaruhi proses penggalian dan harus diperhatikan, bila longsoran sampai ke front maka bisa terjadi : - Longsoran tailing menutupi lapisan kaksa - Terjadi pengerukan berulang

Page 9: Pengoperasian kapal keruk
Page 10: Pengoperasian kapal keruk