Transcript

HUBUNGAN ANTARA HUSNUDZON DAN KECEMASAN

PADA MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Oleh:

Fauziah Uswatun Hasanah

17320153

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021

HUBUNGAN ANTARA HUSNUDZON DAN KECEMASAN PADA

MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia,

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana

S1 Psikologi

Oleh:

Fauziah Uswatun Hasanah

17320153

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN ANTARA HUSNUDZON DAN KECEMASAN PADA

MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID-19

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skipsi Program Studi Psikologi,

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia,

Untuk memenuhi sebgaian dari syarat-syarat guna memperoleh derajat sarjana S1

Psikologi

Pada tanggal:

_______06 Juli 2021_______

Oleh:

Fauziah Uswatun Hasanah

17320153

Mengesahkan,

Prodi Studi Psikologi

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia

Ketua Program Studi

Resnia Novitasari., S.Psi., M.A

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog. _______________

2. Dr. Ahmad Rusdi, S.Psi., S.Sos.I., MA., Si. _______________

3. Ali Mahmud Ashshiddiqi, S.Pdi., M.A _______________

user
Stamp

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fauziah Uswatun Hasanah

No. Mahasiswa : 17320153

Program Studi : Psikologi

Judul Skripsi : Hubungan antara husnudzon dan kecemasan pada

mahasiswa di masa pandemi COVID-19

Melalui surat ini saya menyatakan bahwa :

1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skripsi, saya

tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun

seperti penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain, atau pelanggaran lain

yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi Universitas

Islam Indonesia. Oleh karena itu, skripsi yang saya buat merupakan karya

ilmiah saya sebagai penulis, bukan karya jiplakan atau karya orang lain.

2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, maka saya

akan siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di Universitas

Islam Indonesia.

3. Apabila di kemudian hari setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan Ilmu

Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia ditemukan bukti secara

meyakinkan bahwa skripsi ini adalah karya jiplakan atau karya orang lain,

maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang ditetapkan Universitas

Islam Indonesia.

Yogyakarta, 11 Juni 2021

Yang Menyatakan

Fauziah Uswatun Hasanah

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarkatuh

Alhamdulillah ‘ala kulli haal. Segala puji untuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala di

setiap keadaan. Tiada daya dan upaya, hanya Allah Yang Maha Kuasa. Tanpa

karunia dan pertolongan-Nya proses penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat

terselesaikan dengan baik. Ya Allah, limpahkanlah sholawat, salam, dan

keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi

Wassalam, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang

lurus. Semoga Allah SWT limpahkan shalawat kepadanya, keluarga dan para

sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung.

Terima kasih sebanyak-banyaknya saya ucapkan dan saya persembahkan skripsi ini

kepada orangtua saya yang senantiasa mendoakan, menyayangi, mencintai dan

mendukung saya tiada henti, yaitu:

Bapak Jumadi dan Ibu Sartini

Terima kasih kepada bapak yang telah mengajarkan arti keikhlasan, kerjakeras, dan

tanggungjawab. Bapak yang selalu berusaha untuk meninggikan derajat keluarga.

Bapak yang seringkali mengingatkan bahwa hidup ini tujuannya untuk beribadah

kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu, ketika mengerjakan suatu

tugas harus diniatkan Lillahi Ta’ala serta ikhlas dalam menjalaninya.

Terima kasih kepada mamah yang selalu mengajarkan saya mengenai betapa

pentingnya kasih seorang Ibu dalam keluarga. Mamah yang jarang menunjukkan

rasa lelah, meski telah mengurusi pekerjaan rumah tangga. Mamah yang sering

memberikan contoh untuk selalu berbagi kebaikan kepada orang lain.

Kata persembahan ini mungkin tiada seberapa jika dibandingkan dengan kebaikan

yang telah Bapak dan Mamah saya berikan. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala

memberikan kebaikan yang melimpah dan menyayangi kedua orang tua saya,

melebihi kasih sayang mereka kepada saya, aamiin.

v

HALAMAN MOTTO

" ..... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh

jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah

mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah:216)

***

“Allah Subhanahu Wa Ta’ala merencanakan masa datang dan hari esok.

Berprasangka yang baik. Berikhtiar yang baik. Berencana yang baik. Bersyukur dan

bersabar setiap waktu.” Abu Bassam Oemar Mita

***

vi

PRAKATA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, alhamdulillah ‘ala kulli haal. Setiap puji dan syukur

saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Sang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang yang telah memberikan saya kesempatan untuk dapat hidup di muka

bumi dengan kenikmatan yang melimpah seperti nikmat fisik dan jiwa yang sehat,

dan yang terpenting ialah nikmat iman dan islam. Tidak lupa pula, sholawat kepada

Rasululullah Shallalahu ‘Alaihi Wassalam, allahumma sholli ‘ala sayyidina

Muhammad. Penulisan skripsi ini tidak dapat terselaikan tanpa adanya bantuan,

dukungan dan doa dari siapa saja yang mengenal dan menyayangi saya. Oleh karena

itu, saya ingin menuliskan dan menyampaikan bentuk terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog selaku Dekan

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia.

2. Ibu Resnia Novitasari., S.Psi., M.A., selaku Ketua Prodi Psikologi, Fakultas

Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia.

3. Ibu Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya dengan tulus,

sabar dan berbagi pengetahuan untuk membimbing dan memberikan saran

kepada saya saat melakukan penyusunan skripsi. Semoga Allah Subhanahu Wa

Ta’ala membalas kebaikan-kebaikan Ibu Uyun dengan kebaikan lainnya yang

melimpah, dan memberikan keberkahan di setiap situasi.

4. Ibu Dr. Hepi Wahyuningsih, S.Psi., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah mendampingi dan memberikan saya banyak masukan serta saran

dari awal sampai dengan akhir perkuliahan.

5. Bapak Dr. Ahmad Rusdi, S.Psi., S.Sos.I., MA. Si. dan Bapak Ali Mahmud

Ashshiddiqi, S.Pdi., M.A, selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah

meluangkan waktu untuk menguji dan memberi saran serta tanggapan kepada

saya.

vii

6. Seluruh Dosen Program Studi Psikologi yang telah berbagi ilmu dan

membimbing saya selama menjalani proses perkuliahan.

7. Seluruh staf dan karyawan Program Studi Psikologi yang telah membantu saya

dalam proses administrasi akademik dan mengelola teknis perkuliahan supaya

dapat berjalan dengan baik.

8. Seluruh responden yang telah berkenan dan membantu saya untuk mengisi

kuesioner penelitian. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala mempermudah

urusan dan menguatkan dalam setiap kondisinya.

9. Bapak Jumadi dan Mamah Sartini sebagai orangtua saya yang menjadi salah

satu motivasi terbesar saya dalam menjalani kehidupan sebagai seorang anak

dan juga sebagai seorang manusia.

10. Mba Inna Rafika Nuraini seorang kakak yang tidak lelah untuk memberikan

arahan kepada saya supaya menjadi pribadi yang lebih baik di setiap waktunya,

dan Fathya Maulana Aziz seorang adik yang penuh perhatian dan juga kasih

sayang.

11. Fadhilah, Fitria, Fida, Asyfia, Dylia, Lesi, Khalisah, Nada sebagai teman

terdekat saya selama proses kuliah di Universitas Islam Indonesia. Terima

kasih untuk segala dukungan, bantuan, dan doa yang telah kalian berikan.

12. Rostika Hardianti dan Lisda Mukaromah sebagai kakak mentor yang banyak

memberikan nasihat dan saran baik dalam hal akademik maupun organisasi.

13. Seluruh teman-teman di organisasi HAWASI dan Jafana yang memberikan

dukungan dan doa-doa dalam lantunan kebaikan.

14. Semua pihak yang telah membantu saya selama kuliah dan tidak dapat saya

tuliskan satu persatu. Saya ucapkan terima kasih dan semoga Allah Subhanahu

Wa Ta’ala memberkahi kalian.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7

C. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7

D. Keaslian Penelitian ......................................................................................... 7

E. Keaslian Topik ................................................................................................ 9

F. Keaslian Teori ................................................................................................. 9

G. Keaslian Alat Ukur ....................................................................................... 10

H. Keaslian Responden Penelitian .................................................................... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 11

A. Kecemasan ................................................................................................. 11

1. Definisi Kecemasan ................................................................................ 11

2. Generalized Anxiety Disorder ................................................................ 12

3. Aspek-aspek kecemasan ......................................................................... 14

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ...................................... 15

B. Husnudzon .................................................................................................. 17

1. Definisi Husnudzon ................................................................................ 17

3. Aspek-aspek Husnudzon ........................................................................ 18

ix

C. Hubungan antara Husnudzon dan Kecemasan pada Mahasiswa di Masa

Pandemi COVID-19 .......................................................................................... 22

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 27

A. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................. 27

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 27

C. Responden Penelitian ................................................................................. 28

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 29

E. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 33

F. Metode Analisis Data ................................................................................. 34

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ................................... 36

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian................................................ 36

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 40

C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 40

D. Pembahasan ................................................................................................ 51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 58

A. Kesimpulan ................................................................................................ 58

B. Saran ........................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60

LAMPIRAN .......................................................................................................... 64

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blueprint instrumen husnudzon 26

Tabel 2. Blueprint instumen kecemasan 30

Tabel 3. Rencana analisis data dan taraf signifikansi 30

Tabel 4. Distribusi aitem skala kecemasan 33

Tabel 5. Distribusi aitem skala husnudzon 34

Tabel 6. Deskripsi data responden berdasarkan usia 36

Tabel 7. Deskripsi data responden berdasarkan jenis kelamin 37

Tabel 8. Data deskripsi penelitian variabel kecemasan 37

Tabel 9. Data deskripsi penelitian variabel husnudzon 38

Tabel 10. Rumus kategorisasi variabel kecemasan 39

Tabel 11. Rumus ategorisasi variabel husnudzon 39

Tabel 12. Kategorisasi skala kecemasan 40

Tabel 13. Kategorisasi skala husnudzon 41

Tabel 14. Hasil uji normalitas kecemasan dan husnudzon 42

Tabel 15. Hasil uji linearitas kecemasan dan husnudzon 43

Tabel 16. Hasil uji hipotesis 44

Tabel 17. Hasil uji korelasi berdasarkan aspen husnudzon terhadap 45

kecemasan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala penelitian 60

Lampiran 2. Tabulasi data alat ukur husnudzon dan kecemasan 70

Lampiran 3. Hasil uji validitas dan reliabilitas skala husnudzon 81

Kecemasan

Lampiran 4. Tabel deskripsi data penelitian 87

Lampiran 5. Tabel uji asumsi: hasil uji normalitas dan uji lineritas 90

Lampiran 6. Tabel uji hipotesis 92

Lampiran 7. Analisis tambahan uji korelasi antara aspek-aspek 94

Husnudzon terhadap kecemasan

xii

HUBUNGAN ANTARA HUSNUDZON DAN KECEMASAN PADA

MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID-19

Fauziah Uswatun Hasanah

Qurotul Uyun

INTISARI

Selama masa pandemi COVID-19, mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran

secara jarak jauh untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona.

Pembelajaran secara jarak jauh yang dilakukan dapat menjadi penyebab muncul

kecemasan pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah

hubungan antara husnudzon dan kecemasan pada mahasiswa di masa pandemi

COVID-19. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan

negatif antara husnudzon dan kecemasan pada mahasiswa di masa pandemi

COVID-19. Peneliti menggunakan metode deskripsi kuantitatif. Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Indonesia dengan jumlah sebanyak 206

mahasiswa. Instrumen penelitian ini menggunakan skala Husn Al-Zhann Scale versi

short aitem dari Rusydi (2018) untuk mengukur husnudzon. Adapun untuk

mengukur kecemasan menggunakan skala GAD-7 (2006) dari Robert. L. Spitzer.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman rho’.

Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar r=-0.232 dan nilai p=0.001

(p<0.01). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang

signifikan antara husnudzon dan kecemasan pada mahasiswa di masa pandemi

COVID-19. Berdasarkan analisis tersebut maka hipotesis dapat diterima.

xiii

Kata Kunci: Husnudzon, Kecemasan, Mahasiswa, pandemi COVID-19,

Pembelajaran jarak jauh

RELATIONSHIP BETWEEN HUSNUDZON AND ANXIETY IN

COLLEGE STUDENTS DURING PANDEMIC COVID-19

Fauziah Uswatun Hasanah

Qurotul Uyun

INTISARI

During the COVID-19 pandemic, students carried out a distance learning process

to prevent the spread and transmission of the coronavirus. Distance learning that is

carried out can be a cause of anxiety in students. This study aims to determine

whether there is a relationship between husnudzon and student anxiety during the

COVID-19 pandemic. The hypothesis proposed in this study is that there is a

negative relationship between husnudzon and anxiety in students during the

COVID-19 pandemic. Researchers use quantitative description methods. The

population in this study was Indonesian students, with a total of 206 students. This

research instrument uses the Husn Al-Zhann Scale short version of Rusydi's (2018)

item to measure husnudzon. As for measuring anxiety using the GAD-7 scale

(2006) from Robert. L. Spitzer. Data analysis in this study using the Spearman rho'

correlation technique. The results showed a correlation value of r=-0.232 and a

value of p=0.001 (p <0.01). This study concludes that there is a significant negative

relationship between Husnudzon and student anxiety during the COVID-19

pandemic. Based on this analysis, the hypothesis can be accepted.

Keywords: Husnudzon, Anxiety, Students, COVID-19 pandemic, Distance learning

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) yang melanda dunia

tercatat muncul pertama kali pada akhir tahun 2019 di daerah Wuhan, Tiongkok.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) menjelaskan

bahwa COVID-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona

yang diberi nama SARS-CoV-2, virus ini menyerang bagian pernapasan pada

manusia (WHO, 2020). Virus corona dapat bertransmitrasi sangat cepat dan

dengan mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia

(Gavgani, 2020). Pekan terakhir di bulan November tahun 2020, Kementrian

Kesehatan melaporkan angka kasus penderita COVID-19 di Indonesia mencapai

lebih dari 500 ribu pasien (Kemenkes, 2020). Kondisi pandemi ini telah banyak

berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di seluruh dunia (Barna, Raihan,

Hossain, Islam, & Khan, 2020).

Pemerintah Indonesia melakukan berbagai macam strategi untuk

mengurangi penyebaran dan peningkatan angka kasus COVID-19, salah satu

strategi yang dilakukan adalah menerapkan pembatasan fisik (physical

distancing) hingga melakukan karantina wilayah daerah. Pemberlakuan instruksi

karantina wilayah ini berdampak pada proses belajar dan mengajar.

Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) melalui Surat Edaran

Nomor 15 tahun 2020 menjelaskan pedoman proses pembelajaran yang

2

dilakukan dari rumah, hal ini bertujuan untuk mencegah penularan dan

penyebaran COVID-19 yang semakin meluas. Staf ahli menteri pendidikan dan

kebudayaan bidang regulasi, Chatarina Muliana Ginrsang mengatakan,

“Pilihannya saat ini yang utama adalah memutus mata rantai COVID-19 dengan

kondisi yang ada semaksimal mungkin, dengan tetap berupaya memenuhi

layanan pendidikan. Prinsipnya keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta

didik, pendidik, kepala sekolah, dan seluruh warga satuan pendidikan adalah

menjadi pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah,”

(Kemdikbud, 2020).

Pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh jika dilakukan

secara berkelanjutan tanpa adanya perubahan konsep, maka dapat

mempengaruhi kondisi psikologis pada mahasiswa. Menurut Nurcita dan

Susantiningsih (2020) pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh

berdampak pada tingkat kecemasan yang dialami oleh mahasiswa. Penelitian

yang dilakukan oleh Livana, dkk (2020) menjelaskan bahwa masalah psikologis

yang lebih banyak dialami mahasiswa saat pembelajaran jarak jauh di masa

pandemi adalah kecemasan. Kecemasan yang dialami siswa ketika mengikuti

pembelajaran jarak jauh dipicu oleh rasa kesulitan dalam memahami materi dan

mengerjakan tugas, kondisi dan ketersediaan jaringan internet, kekhawatiran

tugas berikutnya, dan kendala teknis lainnya (Oktawirawan, 2020).

Kesehatan mental kelompok mahasiswa merupakan suatu hal yang penting

untuk diperhatikan karena gangguan yang terjadi selama masa studi kuliah

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan mahasiswa tersebut (Patsali, et al.,

3

2020). Seperti halnya kecemasan yang dialami mahasiswa selama pembelajaran

daring di masa pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi tingkat prestasi

akademik (Dewi, 2020). Hasil penelitian Son, C., Hedge, S., Smith, A., Wang,

X., & Sasangohar, F (2020) yang melibatkan 195 mahasiswa di beberapa

Universitas yang berada di Amerika Serikat menunjukan bahwa pandemi

COVID-19 memberi dampak negatif pada mahasiswa, seperti halnya 71%

(138/195) mengalami peningkatan kecemasan, 91% (177/195) takut dan

khawatir mengenai kesehatan diri sendiri dan orang lain disekitarnya, sulit

konsentrasi 89% (173/195), gangguan pola tidur 86% (167/195), penurunan

interaksi sosial 86% (167/195), dan peningkatan rasa khawatir terhadap prestasi

akademik 82% (159/195). Penelitian yang dilakukan oleh Wang, et. Al (2020)

memperlihatkan angka prevalensi kecemasan pada mahasiswa sebesar 7.7% dari

total jumlah sampel sebanyak 44.447. Sebanyak 11.2% mahasiswa

membutuhkan intervensi psikologis dan 42% mahasiswa dilaporkan

memerlukan pengetahuan psikologis mengenai kesehatan mental.

Menurut Stuart (2006) kecemasan merupakan perasaan khawatir yang

tidak pasti dan memiliki hubungan dengan ketidakberdayaan yang tidak jelas.

Kecemasan merupakan kondisi yang terjadi karena ada perasaan takut atau

merasakan situasi yang tidak nyaman (Nevid, Rathus, & Greene, 2018). Menurut

Amaliyah dan Palila (2015) kecemasan pada individu disebabkan oleh

keyakinan dan pikiran-pikiran irasional. Kecemasan dipengaruhi oleh empat

faktor utama, yaitu lingkungan yang mempengaruhi cara berpikir tentang diri

sendiri dan orang lain, emosi yang ditekan, sebab-sebab fisik adanya interaksi

4

pikiran dengan tubuh, serta keturunan keluarga (Ramaiah, 2003). Menurut Zaini

(2015) kecemasan dapat terjadi disebabkan oleh individu yang tidak mampu

melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar, hasil dari berbagai

proses emosi seperti konflik dan frustrasi yang saling berpadu, dan suatu

perasaan yang dapat disadari maupun tidak disadari karena tidak dapat diketahui

asal sumbernya.

Salah satu jenis gangguan kecemasan adalah GAD (Generalized Anxiety

Disorder) atau Gangguan Cemas Menyeluruh. Menurut DSM-V (2013) GAD

merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang dirasakan hampir setiap hari, dan

pikiran-pikiran cemas yang sulit untuk dikendalikan. GAD diperkirakan

memiliki prevalensi sekitar 3-8% dalam kurun waktu satu tahun (Diferiansyah,

Septa, & Lisiswanti, 2016). Penelitian Xiao, dkk (2020) menunjukkan bahwa

mahasiswa kedokteran di negara Cina mempunyai prevalensi gejala gangguan

kecemasan pada kategori ringan sebesar 17.1% dari 933 responden, saat

menjalani pembatasan sosial di masa pandemi COVID-19.

Meski demikian tidak semua mahasiswa mengembangkan pemikiran

irasional dan kecemasan yang dialami secara berlebihan di masa pandemi

COVID-19, tentunya terdapat mahasiswa yang berusaha untuk memiliki

pemikiran positif atau prasangka yang baik terhadap peristiwa yang dihadapinya.

Prasangka baik dalam Islam dikenal dengan istilah husnudzon. Menurut Rusydi

(2012) individu yang mampu membentuk pemikiran optimis dan positif akan

meningkatkan rasa percaya diri, termotivasi dalam beraktivitas sehari-hari, serta

sikap yang tidak mudah menyerah ketika menghadapi suatu persoalan hidup.

5

Menurut Nashori dan Mucharam (Siddik & Uyun, 2017) husnudzon atau

prasangka baik termasuk salah satu bagian dari dimensi ibadah. Penelitian

Fairuzzahra, Aryandari, dan Purwadi (2018) menunjukkan bahwa jika semakin

tinggi husnudzon, maka semakin rendah tingkat kecemasan pada mahasiswa

ketika kondisi pembelajaran luring sebelum adanya pandemi COVID-19.

Konsep berprasangka baik kepada Allah SWT, orang lain atau situasi pada

mahasiswa akan membentuk persepsi positif terhadap sesuatu yang tidak sesuai

dengan harapan, sehingga akan lebih tenang dan tidak mengalami kecemasan.

Prasangka manusia mempunyai peranan terhadap keberlangsungan hidup

manusia itu sendiri, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari

dan Muslim yang artinya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berkata: Aku mengikuti

prasangka hamba-Ku, apabila prasangkanya baik, maka kondisinya akan baik.

Apabila prasangkanya buruk, maka kondisinya akan buruk.”.

Manusia dilarang untuk memiliki prasangka yang buruk, sebagaimana

firman-Nya yang disebutkan dalam alquran: “Wahai orang-orang yang

beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka

itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah

sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Adakah seorang diantara

kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah

kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya

Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Hujurat

[49]:12).

6

Manusia memiliki kecenderungan untuk melakukan pendekatan kepada

Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT). Ketika manusia mulai lalai dan melupakan

Allah SWT, maka saat itu manusia tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan

tidak menggunakan akalnya secara efektif, sehingga akal dikuasai oleh syahwat.

Hal tersebut dapat menjadi penyebab munculnya gangguan psikis pada manusia,

salah satunya adalah kecemasan (Zaini, 2015). Menurut Daradjat (dalam Zaini,

2015) faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya kecemasan yaitu: cemas

karena ada bahaya yang mengancam, cemas karena merasa melakukan hal yang

tidak sesuai dengan hati nurani sehingga merasa berdosa, dan cemas yang tidak

jelas sumbernya dan muncul sebagai penyakit. Kecemasan dalam pandangan

Islam juga dikatakan sebagai ujian bagi manusia yang diberikan oleh Allah

Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya: “Dan sungguh akan Kami

berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan

harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang

yang sabar.” (QS. al-Baqarah [2]:155).

Berdasarkan pemaparan yang sudah dituliskan di atas dan menilik dari

beberapa penelitian yang telah dilakukan. Topik kecemasan mahasiswa dan

langkah apa yang dapat dilakukan guna mengelola tingkat kecemasan menjadi

penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian guna mengetahui hubungan antara husnudzon dengan kecemasan pada

mahasiswa yang beragama islam di masa pandemi COVID-19.

7

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empirik

mengenai hubungan husnudzon dengan kecemasan pada mahasiswa di masa

pandemi COVID-19.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada

perkembangan ilmu psikologi, terutama pada psikologi Islam dan psikologi

klinis mengenai hubungan husnudzon dengan kecemasan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini ditujukan besar harapannya untuk memberi informasi

pada masyarakat luas terutama mahasiswa mengenai adanya hubungan

husnudzon dengan kecemasan pada mahasiswa di masa pandemi COVID-

19. Dengan demikian, mahasiswa dan masyarakat dapat menyelesaikan dan

menanggapi permasalahan ini dengan semestinya.

D. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian didasarkan pada penelitan-penelitian terdahulu yang

relatif memiliki kesamaan tema dan karakteristik, tetapi terdapat perbedaan pada

variabel, kriteria dan jumlah responden yang digunakan. Penelitian yang

dilakukan ini mengenai hubungan husnudzon dan kecemasan pada mahasiswa di

8

masa pandemi COVID-19. Penelitian yang telah dilakukan dan memiliki

kesamaan antara lain, penelitian yang berjudul “hubungan antara husnudzon dan

kecemasan pada mahasiswa” yang dilakukan oleh Fairuzzahra, Aryandari, dan

Purwadi (2018) yang membuktikan jika semakin tinggi husnudzon maka

semakin rendah tingkat kecemasan dengan nilai r=-0,334 dan signifikansi

(p<0,01). Perbedaan dengan penelitian tersebut terdapat pada cakupan

responden mahasiswa, dan kondisi serta situasi saat pengambilan data yang

dilakukan sebelum terjadinya pandemi COVID-19.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Siddik & Uyun (2017) membahas

tentang husnudzon dan psychological well being pada orang dengan HIV/AIDS.

Responden yang diteliti sejumlah 55 orang yang merupakan anggota Yayasan

VP. Penelitian ini menunjukan ada hubungan positif antara kesejahteraan

psikologis husnudzon pada orang yang hidup dengan HIV/AIDS dengan nilai

r=0,543 dan signifikansi (p<0,01). Persamaan dengan penelitian ini ada pada

variabel bebas berupa husnudzon. Perbedaan yang terdapat pada penelitian

tersebut adalah variabel tergantung yang berupa psychological well being serta

responden yang diteliti.

Adapun penelitian lain yang memiliki kesamaan adalah penelitian milik

Rusydi (2018) yang membahas tentang “husn al-zhann: konsep berpikir positif

dalam perspektif psikologi Islam dan manfaatnya bagi kesehatan mental”

menunjukkan hasil analisis korelasi r=0,364 dan signifikansi=0,001 yang dapat

diartikan bahwa husnudzon memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kesehatan mental. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel

9

husnudzon, sedangkan perbedaannya terdapat pada variabel tergantung yang

berupa kesehatan mental.

E. Keaslian Topik

Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah husnudzon dan

kecemasan sebagai variabel tergantung. Kedua variabel tersebut pernah

digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh Firuzzahra, Ayandari &

Purwadi (2018) dengan topik hubungan antara husnudzon dan kecemasan pada

mahasiswa, meski demikian terdapat perbedaan dari cakupan dan kondisi

responden penelitian. Penelitian Siddik dan Uyun (2017) yang membahas

tentang husnudzon dan psychological well being pada orang dengan HIV/AIDS

menunjukan ada hubungan positif antara kesejahteraan psikologis husnudzon

pada orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Persamaan dengan penelitian ini ada

pada variabel bebas berupa husnudzon. Selanjutnya, penelitian Ruysdi (2012)

mengenai manfaat berpikir positif terhadap kesehatan mental dalam pandangan

Islam. Kesamaan variabel pada penelitian tersebut dengan peneliti yakni

variabel husnudzon.

F. Keaslian Teori

Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian husnudzon

Rusydi (2012) karena memakai teori tentang husnudzon berlandaskan pada

pedoman umat Islam yaitu, Al-Quran dan Hadits. Persamaan lain ditemukan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Siddik dan Uyun (2017) yang

menggunakan teori husnudzon pada penelitian Rusydi (2012). Adapun teori

10

yang digunakan untuk menjelaskan kecemasan berdasar pada teori yang

dikemukakan oleh Stuart G. W, dkk (2006) yang membagi kecemasan ke

dalam 4 tingkatan, yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan

berat, dan panik. Oleh karena itu, penelitin ini memiliki perbedaan dengan

penelitian Fairuzzahra, Aryandari dan Purwadi (2018).

G. Keaslian Alat Ukur

Penelitian ini menggunakan alat ukur kecemasan GAD-7 (Generalized

Anxiety Disorder) milik Robert L. Spitzer (2006) yang kemudian dimodifikasi

ke dalam bahasa Indonesia oleh peneliti. Selanjutnya, alat ukur husnudzon

menggunakan alat ukur skala husn al-zhann versi short item yang disusun oleh

Rusydi (2018).

H. Keaslian Responden Penelitian

Penelitian ini menggunakan responden mahasiswa Strata-1 pada

Perguruan Tinggi di Indonesia yang beragama Islam, dan mengikuti proses

pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19.

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Definisi Kecemasan

Kecemasan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berasal

dari kata cemas yang berarti gelisah, hati tidak tenteram karena khawatir dan

takut. Kecemasan merupakan kondisi jiwa yang dipenuhi oleh ketakutan dan

kekhawatiran atas apa yang akan terjadi di masa depan atau sesuatu terj adi tidak

sesuai dengan yang diharapkan (Musfir, 2005). Kemudian Stanley (2004)

menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu antisipasi diri terhadap situasi yang

dianggap mengancam dan meresahkan namun tidak jelas, seperti ketegangan

yang membuat diri tidak nyaman. Sejalan dengan Savitri (2003) yang

menjelaskan kecemasan merupakan respon saat individu menghadapi situasi

yang sangat menekan. Kecemasan menjadi tanda dan sinyal dari dalam diri

individu bahwa individu sedang menghadapi bahaya atau ancaman.

Psikodinamika menggambarkan kecemasan sebagai suatu peringatan

tanda bahaya jika ego tidak dapat melakukan tindakan yang tepat, maka tanda

bahaya akan terus bertambah hingga dapat mengalahkan ego (Hall, Lindzey,

Wiley, & Wiley, 1993). Kemudian Taufiq (2006) mengemukakan kecemasan

adalah suatu kondisi neurotik yang diikuti dengan perubahan dalam fisiologis

yang kemudian berpengaruh terhadap gerakan tubuh. Menurut Stuart (2006),

kecemasan berawal dari kekhawatiran yang tidak pasti dan memiliki hubungan

12

dengan ketidakberdayaan yang tidak jelas. Kemudian menurut Nevid, Rathus

dan Greene (2018) kecemasan merupakan keadaan yang umum terjadi ketika

merasa takut atau tidak nyaman. Kecemasan dapat muncul saat manusia

menemui hal-hal yang dianggap mengancam. Meski demikian, apabila

kecemasan yang dirasakan berlebihan dan muncul tanpa adanya penyebab maka

itu dapat dikatakan sebagai kecemasan yang abnormal. Bentuk kecemasan yang

mengganggu keberlangsungan hidup manusia disebut dengan gangguan

kecemasan. Sejalan dengan Savitri (2003) yang menjelaskan bahwa kecemasan

dapat dikatakan sebagai gangguan jika intensitas dan konsistensinya dapat

mengganggu hidup seseorang. Menurut Amaliyah dan Palila (2015) kecemasan

pada individu disebabkan oleh keyakinan dan pikiran-pikiran irasional.

Berdasarkan definisi kecemasan yang telah dijelaskan oleh para ahli dan

peneliti di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan suatu

kondisi yang berawal dari pikiran irasional, kekhawatiran terhadap suatu hal

yang tidak pasti dan diikuti dengan perubahan dalam fisiologis yang kemudian

berpengaruh terhadap gerakan tubuh.

2. Generalized Anxiety Disorder

Salah satu jenis gangguan kecemasan adalah gangguan cemas

menyeluruh atau disebut dengan Generalized Anxiety Disorder (GAD).

Khawatir yang berlebihan pada banyak hal dirasakan selama menjalani aktivitas

sehari-hari seperti khawatir mengenai studi perkuliahan, pekerjaan, keamanan,

dan lainnya (Alfian & Nurafriansyah, 2020). Individu dengan GAD mengalami

13

kecemasan kronis yang terjadi berulang-ulang (Putra & Septa, 2018). Menurut

DSM-5 (2013) individu dengan GAD sulit untuk mengendalikan rasa khawatir

dan menahan pikiran-pikiran yang dikhawatirkan, sehingga dapat mengganggu

konsentrasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Robert L. Spitzer, Kroenke, Williams, & Lowe (2006) mengembangkan

alat ukur untuk mengukur GAD berdasar pada kriteria diagnosis dalam DSM-

IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition).

Kriteria diagnosis individu dengan GAD berdasarkan DSM-5 (2013) sebagai

berikut: 1) Mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan mengenai

beberapa kegiatan yang diikuti dalam kurun waktu minimal selama 6 bulan, 2)

Sulit untuk mengendalikan kekhawatiran, 3) Mengalami minimum tiga gejala

fisik, seperti gelisah atau merasa tertekan, merasa mudah lelah, sulit

berkonsentrasi, mudah tersinggung, otot tegang, dan gangguan tidur, 4) rasa

cemas, khawatir, atau gejala fisik yang menyebabkan gangguan klinis secara

signifikan dalam hal sosial, pekerjaan, atau keberfungsian penting lainnya, 5)

Bukan disebabkan oleh kondisi medis (hipertiroid) atau efek penggunaan obat

tertentu, 6) Berbeda dengan gangguan kecemasan lainnya.

Berikut gejala-gejala GAD atau gangguan cemas menyeluruh berdasar

pada PPDGJ-III (2013) yang berlangsung hampir setiap hari selama beberapa

minggu sampai beberapa bulan, tidak terbatas atau hanya muncul pada keadaan

situasi tertentu.:

14

1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,

sulit berkonsentrasi, dsb).

2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai.

3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung

berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,

dsb).

3. Aspek-aspek kecemasan

Aspek-aspek kecemasan menurut Stuart (2006) terdiri dari respon

kognitif, afektif, dan perilaku yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Respon kognitif terdiri dari konsentrasi buruk, pelupa, perhatian terganggu,

preokupasi, keliru dalam membuat penilaian, produktivitas menurun,

kesulitan berpikir, kemampuan persepsi menurun, bingung, kreativitas

menurun, terlalu waspada, kehilangan objektivitas, kesadaran diri, takut

pada gambaran visual, takut kehilangan kendali, kilas balik, mimpi buruk,

dan takut kematian atau sakit.

2) Respon perilaku dapat terlihat seperti ketegangan fisik, gelisah, reaksi

terkejut, tremor, bicara cepat, cenderung mengalami cedera, kurang

koordinasi, menghindar, terlalu waspada, inhibisi, menarik diri dari

hubungan interpersonal, melarikan diri dari masalah.

15

3) Respon afektif seperti mudah terganggu, gelisah, tegang, gugup, kengerian,

waspada, kekhawatiran, mati rasa, malu, kecemasan, tidak sabar, rasa

bersalah.

Berdasarkan Stuart (2006) kecemasan terdiri dari tiga aspek respon.

Respon kognitif yang berkaitan dengan proses berpikir. Respon perilaku dengan

hal-hal yang dapat terlihat dan respon afektif yang berhubungan dengan

perasaan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

Menurut Stuart (2006) kecemasan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor

sebagai berikut:

1) Faktor Predisposisi.

a) Psikoanalisa memandang kecemasan terjadi akibat adanya ketidak

seimbangan antara id dan super ego pada elemen kepribadian.

b) Behaviorisme memandang kecemasan adalah hasil ketidakpuasan dari

segala hal yang membuat individu kesulitan untuk menggapai suatu

harapan yang sudah ditargetkan. Kecemasan dianggap sebagai cara

untuk menghidari kesedihan melalui dorongan yang telah dipelajari.

c) Pandangan interpersonal melihat kecemasan muncul karena adanya

ketakutan untuk menolak dan tidak setuju terhadap sesuatu, serta

berkaitan dengan pengalaman trauma.

16

d) Menurut pandangan biologis, otak manusia memiliki reseptor khusus

yang berhubungan dengan kecemasan dan mekanisme biologis.

e) Menurut kajian keluarga, gangguan kecemasan biasa terjadi di dalam

lingkungan keluarga.

2) Faktor presipitasi.

Kecemasan dapat berasal dari sumber eksternal maupun internal.

Menurut Stuart (2006) faktor presipitasi dapat dibagi ke dalam dua

kelompok yakni:

a) Bahaya yang muncul dari kondisi diluar fisik seseorang akan

mempengaruhi kemampuan adaptif di kehidupan sehari-hari mengalami

penurunan.

b) Bahaya pada cara berpikir mengenai konsep diri yang dapat

mengganggu harga diri, identitas, dan keberfungsian sosial yang saling

berkaitan.

Berdasarkan penjelasan di atas. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi kecemasan ada dua yaitu faktor predisposisi dan faktor

presipitasi. Cara berpikir yang irasional mengenai konsep diri sendiri inilah yang

menjadi salah satu faktor munculnya kecemasan pada mahasiswa.

17

B. Husnudzon

1. Definisi Husnudzon

Kata husnudzon terdiri dari dua suku kata, yakni ‘husn’ yang memiliki

arti baik (secara positif) dan ‘dzan yang bermakna perkiraan, cara berpikir, atau

persangkaan (Gusniarti, Wibisono, & Nurtjahjo, 2017). Menurut Rusydi (2012)

husnudzon merupakan perilaku hati dan kebaikan akhlak yang selalu

mendorong manusia untuk berprasangka baik kepada Allah SWT serta kepada

orang lain. Cara berpikir positif dalam Islam dikenal dengan istilah husnudzon

yaitu model berpikir yang berusaha terhindar dari segala sesuatu emosi yang

termasuk negatif. Hal tersebut menjadi poin penting, sebab menurut Khan

(2011) ayat pertama yang terdapat pada Al-Quran menegaskan pola dasar

berperilaku adalah karena Allah dan memuji keagungan Allah

(Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin).

Husnudzon merupakan pola berpikir positif yang berpengaruh terhadap

perilaku positif. Untuk lebih memahami istilah husnudzon, penting untuk

memahami tafsir secara khusus dari Al-Quran dan Hadits. Al-Syafi’i dalam

(Rusydi, 2012) menjelaskan bahwa secara bahasa al-zhann berarti

menampilkan kecenderungan pada satu diantara hal lain, dan melebihi suatu hal

dibandingkan yang lain. Pola berpikir husnudzon ini merupakan bentuk berpikir

positif yang didasari pada nilai-nilai Islam yang tidak hanya menekankan pada

hubungan intrapersonal dan interpersonal, melainkan ada hal lain yaitu

18

hubungan transcendental dengan Allah (Gusniarti, Wibisono, & Nurtjahjo,

2017).

3. Aspek-aspek Husnudzon

Menurut Rusydi (2012) aspek-aspek husnudzon dalam Islam terdiri dari

dua aspek yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Husn al-zhann bi Allah atau berprasangka baik kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’ala menjadi satu bentuk aktualisasi ibadah. Islam

memaknai husnudzon bukan hanya sekedar fenomena kognitif yang

sederhana. Memiliki prasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

menunjukkan bahwa Islam menganggap perilaku yang berada dalam hari

manusia juga memiliki konsekusi dan harus dipertanggungjawabkan.

Berprasangka baik kepada Allah dijelaskan pada Hadits riwayat

Tirmidzy dalam seperti berikut ini: “Aku bersama prasangka hambaku dan

Aku akan selalu bersamanya. Selama dia mengingat-Ku maka Aku akan

mengingatnya di dalam diri-Ku. Dan apabila dia mengingat-Ku dengan

begitu banyaknya, maka Aku akan mengingatnya lebih banyak darinya. Dan

apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta.

Dan apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya

sedepa. Dan apabila dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan

mendekatinya dengan berlari”

19

Hadits tersebut dapat dimaknai bahwa Islam benar-benar

mendorong manusia untuk berperilaku optimis dan berupaya menjauhi

prasangka negatif kepada Allah. Perilaku optimis kepada Allah dapat

memunculkan semangat agar manusia menunjukan sikap yang lebih baik

dari sebelumnya.

Bentuk indikator dalam berprasangka baik kepada Allah, salah

satunya ditunjukan dengan perilaku tawakkal (menyerahkan diri kepada

Allah) serta menerima setiap kondisi yang terjadi. Konsep tawakkal

merupakan pasrah kepada Allah yang diimbangi dengan upaya maksimal.,

tidak sebatas pada kepasrahan saja. Seseorang yang menerapkan sikap

tawakkal akan optimis terhadap masa depan maupun kejadian-kejadian

buruk yang belum tentu terjadi di kemudian hari.

Berprasangka kepada Allah juga ditandai dengan sikap menerima

dan merasakan rahmat yang datang dari Allah. Selain itu, mampu merasa

bahwa Allah Maha Pengampun dan menerima taubat manusia.

2) Berprasangka baik kepada sesama manusia.

Pada Quran surat al-Hujurat ayat 12, aspek prasangka terhadap

manusia (husn al-zhann bi al mu’minin) dituliskan sebagai berikut yang

artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka

(kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah

mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.

Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang

sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah

20

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha

Penyayang.”

Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa Islam memerintahkan

manusia untuk menghindari seluruh prasangka dalam bentuk apa saja yang

bersifat merusak dan membawa dosa. Indikator perilkaku prasangka negatif

kepada sesama manusia, salah satunya adalah tajassus. Menurut Utsaimin

(Rusydi, 2012), tajassus merupakan usaha mencari-cari keburukan pada

oranglain, meskipun keburukan yang dicari sudah diketahui. Menurut

Marwazy (Rusydi, 2012) adapun perilaku mencari keburukan orang lain

untuk kepentingan pribadi atau yang disebut dengan tahassus, juga menjadi

salah satu indikator prasangka kepada manusia lain. Berprasangka baik

kepada sesama manusia juga ditunjukan dengan tidak adanya perilaku benci,

dan hasad.

Komponen aspek-aspek husnudzon menurut Gusniarti, Wibison dan

Nurtjahjo (2017) terdiri dari tiga aspek sebagai berikut:

1. Husnudzon kepada Allah

Manusia yang melakukan pemaknaan di setiap proses penciptaan

yang telah terjadi dapat meningkatkan rasa cinta dan memunculkan

husnudzon (prasangka positif) kepada Allah. Husnudzon kepada Allah

ditunjukkan dengan melakukan dzikrullah, dan mengingat bahwasannya

Allah tidak menciptakan sesuatu hal yang sia-sia. Firman Allah dalam

quran surah Ali Imron ayat 190-191 yang artinya: “Sesungguhnya dalam

21

penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang

terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang

yang mengingat Allah sambal berdiri atau duduk atau dalam keadaan

berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini

dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa

neraka”. Dengan berprasangka baik kepada Allah, maka manusia dapat

mengendalikan diri dan menjauhi perbuatan yang tidak baik secara

moral.

2. Husnudzon kepada berbagai peristiwa

Setiap peristiwa yang telah Allah gariskan untuk manusia

mempunyai sisi hikmah yang mendatangkan manfaat bagi manusia itu

sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam quran surah al-Baqarah ayat

216 yang artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak

menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi

sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu,

padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak

mengetahui”. Oleh karena itu, manusia diarahkan untuk membentuk

perilaku dan sikap husnudzon terhadap berbagai macam peristiwa yang

telah terjadi.

22

3. Husnudzon kepada sesama manusia

Perintah untuk menjauhi prasangka buruk kepada sesama

manusia sebagaimana dalam quran surah al-Hujurat ayat 12 yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,

sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-

cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang

menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka

memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.

Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima

tobat, Maha Penyayang”. Prasangka negative terhadap manusia lain

dikatakan sebagai bentuk bipolar dari dimensi husnudzon.

Berdasarkan penjelasan di atas. Dapat disimpulkan bahwa husnudzon

terdiri dari dua aspek, yaitu aspek berprasangka baik kepada Allah (huns al-

zhann bi Allah) dan aspek berprasangka baik kepada sesama manusia (husn

al-zhann bi al mu’miniin).

C. Hubungan antara Husnudzon dan Kecemasan pada Mahasiswa di Masa

Pandemi COVID-19

Selama pandemi COVID-19 mahasiswa dianjurkan untuk melaksanakan

pembelajaran secara jarak jauh. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dan

mencegah peningkatan angka kasus COVID-19. Pembelajaran secara daring

atau pembelajaran jarak jauh jika dilakukan secara berkelanjutan tanpa adanya

perubahan konsep, maka dapat mempengaruhi kondisi psikologis pada

23

mahasiswa. Menurut Nurcita dan Susantiningsih (2020) pembelajaran yang

dilakukan secara jarak jauh berdampak pada tingkat kecemasan yang dialami

oleh mahasiswa.

Menurut Livana, dkk (2020) masalah psikologis yang lebih banyak

dialami mahasiswa saat pembelajaran jarak jauh di masa pandemi adalah

kecemasan. Kecemasan yang dialami siswa ketika mengikuti pembelajaran

jarak jauh dipicu oleh rasa kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan

tugas, kondisi dan ketersediaan jaringan internet, kekhawatiran tugas

berikutnya, dan kendala teknis lainnya (Oktawirawan,2020). Penelitian yang

dilakukan oleh Wang, et. Al (2020) memperlihatkan angka prevalensi

kecemasan pada mahasiswa sebesar 7.7% dari total jumlah sampel sebanyak

44.447. Sebanyak 11.2% mahasiswa membutuhkan intervensi psikologis dan

42% mahasiswa dilaporkan memerlukan pengetahuan psikologis mengenai

kesehatan mental.

Menurut Stuart (2006), kecemasan berawal dari perasaan khawatir yang

tidak pasti dan memiliki hubungan dengan ketidakberdayaan yang tidak jelas.

Kecemasan dapat dinyatakan sebagai gangguan jika intensitas dan

konsistensinya dapat mengganggu hidup seseorang (Thomas, 2004).

Berdasarkan Stuart (2006) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan

ada dua yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor presipitasi dari

internal seperti bahaya pada cara berpikir terhadap diri sendiri yang dapat

mengganggu harga diri, identitas, dan keberfungsian sosial yang saling

berkaitan dan faktor presipitasi yang bersumber dari eksternal seperti Bahaya

24

yang muncul dari kondisi diluar fisik seseorang akan mempengaruhi

kemampuan adaptif di kehidupan sehari-hari mengalami penurunan. Adapun

faktor predisposisi kecemasan dalam pandangan behaviorisme, kecemasan

adalah hasil ketidakpuasan dari segala hal yang membuat individu kesulitan

untuk menggapai suatu harapan yang sudah ditargetkan. Kecemasan dianggap

sebagai cara untuk menghidari kesedihan melalui dorongan yang telah

dipelajari.

Kecemasan mempunyai ciri kognitif seperti kekhawatiran, merasa takut

atau cemas akan masa depan, terlalu memikirkan atau sangat waspada dengan

sensasi yang muncul di tubuh, takut kehilangan kendali, memikirkan pikiran

yang mengganggu secara terus-menerus, memiliki pemikiran yang

membingungkan, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pemikirannya, dan

berpikir bahwa segala sesuatunya menjadi tidak terkendali (Nevid, Rathus, &

Greene, 2018). Sebagaimana menurut Stuart (2006) faktor prespitasi internal

yang menjelaskan bahwa kecemasan dipengaruhi oleh cara berpikir terhadap

diri sendiri, dan faktor presipitasi eksternal yang berasal dari luar individu.

Pada ajaran agama Islam, manusia telah diberikan suatu pedoman untuk

mengurangi rasa kecemasan yang dialami. Salah satu hal yang dianjurkan untuk

mengatasi kecemasan adalah dengan berpikir positif yang dikenal dengan istilah

husnudzon ialah model berpikir yang berusaha terhindar dari segala sesuatu

emosi yang termasuk negatif (Khan, 2011). Husnudzon merupakan pola

berpikir positif yang berpengaruh terhadap perilaku positif. Penelitian

Fairuzzahra, Aryandari, & Purwadi (2018) yang meneliti hubungan antara

25

husnudzon dan kecemasan memperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan

negatif yang diartikan semakin tinggi husnudzon yang dimiliki maka semakin

rendah tingkat kecemasan. Hal itu didukung dengan penelitian Machmudati dan

Diana (2017) yang dilakukan pada mahasiswa dan menunjukan bahwa pelatihan

berfikir positif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kecemasan.

Islam benar-benar mendorong manusia untuk berperilaku optimis dan

berupaya untuk menjauhi prasangka negatif kepada Allah Subhanahu Wa

Ta’ala serta prasangka negatif kepada sesama manusia. Perilaku optimis kepada

Allah Subhanahu Wa Ta’ala dapat memunculkan semangat agar manusia

menunjukkan sikap yang lebih baik dari sebelumnya. Bentuk indikator dalam

berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, salah satunya

ditunjukan dengan perilaku tawakkal (menyerahkan diri kepada Allah) serta

menerima setiap kondisi yang terjadi. Hal tersebut sejalan dengan hasil

penelitian Mulyana (2015) mengenai tawakal dan kecemasan mahasiswa pada

mata kuliah praktikum. Penelitian tersebut terdiri dari 32 subjek dan

kesimpulannya adalah 6 subjek dengan tawakal tinggi mengalami kecemasan

rendah dan 18 subjek dengan tawakal tinggi memiliki kecemasan sedang. Oleh

karena itu, mahasiswa diharapkan dapat meyakini bahwa kondisi pandemi yang

terjadi saat ini merupakan bentuk anugerah-Nya dan berpikir bahwa terdapat

hikmah kebaikan dari setiap peristiwa yang terjadi.

Islam memerintahkan manusia untuk menghindari seluruh prasangka

dalam bentuk apa saja yang bersifat merusak dan membawa kepada hal yang

26

buruk. Selain berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, manusia

juga diperintahkan untuk berprasangka baik kepada orang lain. Mahasiswa

dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh penting untuk

menanamkan pemikiran positif kepada sesama manusia lainnya. Berpikir

bahwa setiap manusia juga memiliki sisi kebaikan dan tidak perlu mencari-cari

serta membicarakan keburukan orang lain. Mahasiswa perlu meminimalisir rasa

curiga pada hal yang tidak semestinya untuk dicurigai. Dengan demikian,

mahasiswa mendapatkan ketenangan, menjalin hubungan baik dengan orang

lain dan mengurangi rasa cemas yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Berpikir positif merupakan setengah penyelesaian manusia dalam menghadapi

permasalahan yang dihadapi, dengan berpikir positif manusia dapat melihat

masalah secara transparan sehingga mampu menyeleseaikan permasalahan

tersebut (Istati & Hafidzi, 2020). Sebagaimana hasil penelitian Ghadampor,

Ghodarzi, Darakhshan, & Padervand (2021) yang menyatakan bahwa berpikir

positif efektif dapat meningkatkan empati dan mengurangi kecemasan.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat korelasi negatif antara

husnudzon dan kecemasan pada mahasiswa di masa pandemi COVID-19.

Apabila mahasiswa memiliki tingkat husnudzon yang tinggi, maka tingkat

kecemasan yang dialami juga akan semakin rendah, begitu pun sebaliknya.

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Husnudzon

2. Variabel Tergantung : Kecemasan

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Husnudzon

Husnudzon merupakan suatu perilaku yang menggerakan manusia

untuk berprasangka baik kepada Allah yang ditandai dengan sikap tawakkal

(merasakan kemaafan dan kasih sayang Tuhan), dan kepada manusia yang

ditandai dengan menjauhi perilaku benci, hasad, tajassus, dan tahassus.

Tingkat husnudzon pada mahasiswa angka diukur menggunakan skala

husnudzon dari Rusydi (2018). Semakin tinggi skor husnudzon yang

diperoleh responden, maka semakin tinggi pula husnudzon yang dirasakan

responden. Begitupun sebaliknya, jika semakin rendah skor husnudzon yang

diperoleh responden, maka semakin rendah juga husnudzon yang dirasakan

responden.

2. Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang berawal dari

kekhawatiran terhadap suatu hal yang tidak pasti, dan diikuti dengan

perubahan dalam fisiologis yang kemudian berpengaruh terhadap gerakan

28

tubuh. Kecemasan pada mahasiswa akan diukur menggunakan skala

General Anxiety Disorder (GAD 7) yang disusun oleh Robert L. Spitzer

tahun 2006. Alat ukur GAD berawal dari 13 aitem yang disusun berdasarkan

pada kriteria GAD dalam Diagnostic and Statistical Manual for Mental

Disorders (DSM-IV), kemudian dipilih 7 aitem yang memiliki nilai korelasi

tertinggi. Semakin tinggi skor kecemasan yang diperoleh responden, maka

dapat diartikan dengan semakin tinggi juga tingkat kecemasan pada

mahasiswa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor kecemasan, maka

dapat dinilai bahwa semakin rendah pula tingkat kecemasan yang dirasakan

responden. Alat ukur GAD-7 yang digunakan pada penelitian ini telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh peneliti.

C. Responden Penelitian

Penelitian ini menggunakan responden laki-laki dan perempuan yang

berstatus agama islam, rentang usia antara 18-25 tahun dan sedang menempuh

pendidikan Strata-1 di Indonesia. Menurut Hulukati dan Djibran (2018)

seorang peserta didik dengan rentang usia 18 sampai dengan 25 tahun yang

terdaftar dan mengikuti pendidikan di perguruan tinggi didefinisikan sebagai

mahasiswa.

29

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah menggunakan metode kuantitatif dengan teknik simple random

sampling. Teknik simple random sampling menjadi prosedur pengambilan data

yang sederhana dan setiap sampel memiliki kesempatan yang sama. Hal itu

dilakukan karena keterbatasan informasi mengenai derajat keragaman populasi

(Sumargo, 2020). Penelitian ini menggunakan skala husnudzon dan skala

kecemasan.

1. Skala husnudzon

Skala husnudzon yang digunakan oleh peneliti berdasarkan pada

aspek-aspek husnudzon milik Rusydi (2018) yaitu berprasangka baik

kepada Allah dan berprasangka baik kepada sesama manusia.

Tabel 1.

Blueprint instrumen husnudzon

No. Pernyataan Aspek

1. Orang di sekitar saya adalah orang baik 2

2. Siapapun mereka, saya lebih melihat sisi baik daripada

mencurigainya 2

3. Ketika terdengar berita keburukan tentang orang lain,

saya tidak mudah mempercayainya 2

4. Ternyata orang yang telah menyakiti saya memiliki

banyak kebaikan 2

5. Sekalipun dosa-dosa saya begitu banyak, saya memiliki

keyakinan Allah akan mengampuni saya 1

30

6. Setiap kesulitan hidup saya, saya yakin Allah

memberikan saya yang terbaik 1

7. Apapun yang terjadi di dalam hidup saya, saya yakin

Allah memberikan saya yang terbaik 1

8. Saya memiliki keyakinan bahwa Allah akan

mentakdirkan saya menjadi orang yang baik 1

Pada skala husnudzon yang terdiri dari 8 aitem favorable, yang mana

dari 4 aitem (5, 6, 7, 8) merujuk pada aspek berprasangka baik kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’ala, dan 4 aitem (1, 2, 3, 4) yang termasuk pada aspek

berprasangka baik kepada sesama manusia. Setiap aitem skala husnudzon

terdapat lima alternatif jawaban aitem bergerak, yaitu 1=sangat tidak yakin,

2=tidak yakin, 3=kadang-kadang, 4=yakin, 5=sangat yakin. Responden

diminta untuk memilih satu jawaban dari lima alternatif tersebut yang

menggambarkan kondisi diri responden pada saat itu.

2. Skala Kecemasan

Tingkat kecemasan responden diukur menggunakan skala General

Anxiety Disorders (GAD 7) dari Spitzer (2006). Skala GAD 7 merupakan

kuesioner dengan 7 pernyataan yang berupa self-report untuk mengukur

tingkat GAD selama 2 minggu terakhir. Terdapat empat tingkatan

kecemasan yakni minimal, rendah, sedang, dan berat. Gejala kecemasan

yang dirasakan diukur berdasar kategori respon angka 0 (tidak sama sekali),

1 (beberapa hari), 2 (satu minggu), dan 3 (hampir setiap hari). Tujuh

pernyataan yang dinilai sebagai gejala kecemasan yakni merasa tidak

tenang, tidak dapat mengendalikan rasa khawatir, khwatir terhadap banyak

31

hal, kesulitan untuk santai, terlalu gelisah hingga sulit untuk duduk tenang,

menjadi mudah marah atau jengkel, merasa ketakutan seolah-olah sesuatu

yang buruk akan terjadi.

Tabel 2.

Blueprint instrumen kecemasan

Dalam 2 minggu terakhir, seberapa

sering Anda mengalami hal-hal

Tidak

Sama

Sekali

Beberapa

Hari

Satu

Minggu

Hampir

Setiap

Hari

1. Merasa tidak tenang, gugup,

atau gelisah

0 1 2 3

2. Kesulitan mengendalikan, dan

menghentikan rasa khawatir

0 1 2 3

3. Terlalu khawatir pada banyak

hal

0 1 2 3

4. Kesulitan untuk beristirahat,

bersantai, dan melakukan sesuatu

yang menyenangkan setelah

seharian mengerjakan tugas

0 1 2 3

5. Gelisah hingga sulit untuk tetap

duduk tenang

0 1 2 3

6. Mudah merasa marah atau

jengkel

0 1 2 3

7. Takut jika sesuatu hal buruk

akan terjadi

0 1 2 3

Tambahkan angka di setiap kolom + + + +

Total Nilai keseluruhan:

Budikayanti et al (2019) melakukan penelitian untuk mengadaptasi

alat ukur GAD-7 ke dalam versi Indonesia. Penelitian tersebut

menggunakan metode studi cross-sectional yang dilakukan di Rumah Sakit

Umum Cipto Manngunkusumo yang berada di Jakarta. GAD-7 telah

diterjemahkan dan diadaptasi berdasar pada tahapan-tahapan dari

32

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Pengukuran GAD-7 dilakukan pada 146 pasien rawat jalan yang

terdiagnosis memiliki penyakit epilepsi, dan 49% terdiagnosis memiliki

GAD. Hasil adaptasi pengukuran GAD-7 menunjukan angka koefesien

validitas sebesar 0,648 hingga 0,800 (p<0,01) dan nilai alpha Cronbach

0,867. Sosiodemografis dan karakteristik klinis secara statistika tidak

memiliki hubungan signifikan dengan munculnya GAD. GAD-7 versi

Indonesia dapat digunakan sebagai alat skrining untuk mendeteksi GAD

pada pasien dengan epilepsi.

Bischoff, Anderson, Heafner & Tambling (2020) melakukan

penelitian yang bertujuan untuk membahas pentingnya bagi penyedia

layanan kesehatan mental dan peneliti untuk menilai perubahan reliablitias

pada klien, khususnya pada permasalahan seperti kecemasan. Sebanyak 116

partisipan yang tergabung secara daring menggunakan Amazon’s

Mechanical Turk (MTurk) telah mengisi kuesioner GAD-7. Indeks

perubahan reliabilitas pada dua kali pengukuran menggunakan GAD-7

menunjukan klien telah mengalami perubahan yang berarti. Setelah

melakukan test dan retest selama 14-28 hari, reliabilitas GAD-7

menunjukan r(110)= .87 yang mengindikasikan bahwa relibilitas GAD-7

baik.

Adjorlolo (2019) melakukan penelitian terkait adaptasi GAD-7 pada

remaja di negara bagian yang berpenghasilan tingkat sedang hingga rendah.

33

Data yang telah terkumpul sebanyak 553 remaja yang terdiri dari 231 laki-

laki dan 332 perempuan, serta rata-rata berusia 16 tahun. Sampel merupakan

siswa Sekolah Menengah Atas yang berasal dari Ghana dan sub-sahara

negara bagian di Afrika. Metode yang digunakan adalah cross-sectional

yang dinilai sendiri secara langsung oleh sampel. Hasil penelitian

menunjukan GAD-7 memiliki korelasi yang signifikan terhadap kecemasan,

kecenderungan bunuh diri dan kesejahteraan mental. Nilai korelasi

berdasarkan rerata inter-aitem sebesar 0,24 dan Cronbach’s alpha sebesar

0,69. Alat ukur yang reliabel dan valid untuk mengukur gangguan

kecemasan sosial pada remaja di negara Ghana.

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Menurut Arikunto (dalamYusup, 2018) data penelitian yang didapat

harus sesuai dengan kondisi yang terjadi tanpa dimanipulasi, sehingga perlu

ada instrumen pengukuran yang konsisten dan valid. Seberapa jauh alat ukur

dapat mengukur variabel yang sedang diukur dikatakan sebagai validitas

(Ihsan, 2015). Validitas alat ukur terdiri dari validitas konten, validitias

kriteria, dan validitas konstruk. Suatu alat ukur dikatakan valid secara

konstruk dan konten jika para ahli telah menyetujui isi, format, dan struktur

pada alat ukur tersebut, sampai tidak ada masukan atau saran (Yusup, 2018).

Menurut Pallant dalam (Budiastuti & Bandur, 2018) suatu alat ukur

dikatakan memiliki validitas yang baik, jika menunjukkan nilai koefisien

korelasi lebih besar dari 0,3 (r=.3 atau lebih).

34

2. Reliabilitas

Reliabilitas pada alat ukur mengacu pada keajegan suatu pengukuran.

Alat ukur dinilai reliabel jika hasil pengukuran yang diperoleh hampir sama

setelah beberapa kali dilakukan pegukuran terhadap sampel yang sama. Alat

ukur yang memiliki pilihan jawaban hanya dua, dapat dikatakan reliabel jika

memiliki nilai ri > rt (Yusup, 2018). Untuk alat ukur yang terdiri dari

beberapa pilihan jawaban lebih dari dua, dikatakan reliabel jika koefesien

reliabilitas Cronbach’s alpha bergerak dari angka 0 sampai dengan angka

1. Nilai koefisien yang mendekati angka 1, maka alat ukur tersebut semakin

reliabel dan standar minimal koefisien Cronbach’s alpha sama atau lebih

besar dari 0.6 (Endra, 2017).

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis statistik korelasi Spearman’s rho untuk melakukan uji hipotesis.

Program SPSS (Statistic Program for Social Science) versi 26 for windows

digunakan sebagai alat perhitungan analasis secara statistik. Beberapa uji yang

akan dilakukan oleh peneliti, yaitu uji normalitas, uji linearitas, dan uji

hipotesis.

Tabel. 3

Rencana Analisis Data dan Taraf Signifikansi

Analisis Jenis Data Statistik Taraf

Signifikansi

Uji Reliabilitas Interval Cronbach’s Alpha α ≥ 0.6

35

Uji Normalitas Interval Kolmogorov-

Smirnov

p > 0.05

Uji Linearitas Interval Analisis Varians p > 0.05

Uji Hipotesis Interval Spearman’s rho p < 0.05

36

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah

Orientasi kancah dilakukan terlebih dahulu sebelum melaksanakan

proses pengambilan data, supaya mengetahui kemungkinan yang akan

terjadi dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian ini membahas tentang

hubungan antara husnudzon dan kecemasan pada mahasiswa yang

mengikuti pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19.

Responden pada penelitian ini melibatkan 206 orang mahasiswa. Proses

pengambilan data dilaksanakan secara daring menggunakan media google

form terhitung sejak tanggal 26 Januari 2021 sampai dengan tanggal 10

Maret 2021.

2. Persiapan Penelitian

Peneliti melakukan beberapa hal persiapan, sebelum melakukan

penelitian guna memperoleh data penelitian yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Berikut penjelasan dari persiapan yang dilakukan oleh peneliti:

a) Persiapan Administrasi

Peneliti melakukan persiapan administrasi mengenai tata

pelaksanaan pengambilan data yang ingin digunakan bersama dengan

dosen pembimbing skripsi. Peneliti mempersiapkan kuesioner

penelitian menggunakan google form yang terhubung dengan email

37

dosen pembimbing skripsi sebagai kolaborator. Menurut Arikunto

dalam (Nugroho, 2018) kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan

yang dapat memberi informasi dari responden sesuai dengan variabel

yang ada dalam penelitian

b) Persiapan Alat Ukur

Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan alat ukur Husn al Zhan Scale (HZS) versi short item

milik Rusydi (2018) terdiri dari 8 aitem yang bersifat favourable.

Skala husnudzon mengacu pada aspek berprasangka baik kepada

Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan aspek berprasangka baik kepada

sesama manusia. Kecemasan diukur menggunakan skala Generalized

Anxiety Disorder (GAD-7) yang disusun oleh Robert L. Spitzer, dkk

(2006). Terdiri dari 7 aitem pernyataan sesuai dengan gejala GAD

yang dirasakan dalam rentang waktu 2 minggu terakhir.

c) Uji Alat Ukur dan Pengambilan data

Guna mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas skala

variabel kecemasan dan husnudzon pada penelitian ini, maka peneliti

melakukan uji coba alat ukur. Peneliti menggunakan aplikasi IBM

SPSS Statistics 26 for Windows. Menurut Pallant dalam (Budiastuti &

Bandur, 2018) suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas yang baik,

jika menunjukkan nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0.3 (r=.3

atau lebih).

38

Berikut penjelasan uji alat ukur yang dilakukan:

1) Skala Kecemasan

Tingkat kecemasan pada responden mahasiswa diukur

menggunakan skala GAD-7 yang disusun oleh Robert L. Spitzer, dkk

(2006) yang mengacu pada gejala pasien GAD. Skala GAD-7 yang

memiliki 7 aitem ini, kemudian diuji coba untuk mengetahui nilai

validitas dan reliabilitas skala tersebut. Hasil uji coba analisis validitas

yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi

skala GAD-7 bergerak antara rentang 0.538 sampai dengan 0.837.

Setelah melakukan uji analisis validitas, peneliti melakukan uji

reliabilitas pada skala GAD-7. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai

Cronbach’s alpha sebesar 0,864. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

bahwa skala GAD-7 yang terdiri dari 7 aitem pernyataan untuk

mengukur variabel kecemasan adalah valid dan reliabel. Berikut data

distribusi skala kecemasan setelah dilakukan uji coba:

Tabel. 4 Distribusi aitem skala kecemasan

No Pernyataan Koefisien

Korelasi

1 Merasa tidak tenang, gugup atau gelisah 0.835

2 Kesulitan mengendalikan dan menghentikan

rasa khawatir 0.805

3 Terlalu khawatir pada banyak hal 0.837

4

Sulit untuk beristirahat, bersantai, dan

melakukan aktivitas yang menyenangkan

setelah seharian mengerjakan tugas

0.630

5 Gelisah hingga sulit untuk tetap duduk dengan

tenang 0.768

6 Mudah marah atau jengkel 0.568

39

7 Takut jika sesuatu hal yang buruk akan terjadi 0.764

2) Skala Husnudzon

Peneliti menggunakan skala husnudzon untuk mengukur

tingkat husnudzon pada responden penelitian. Skala husnudzon terdiri

dari 8 aitem yang merupakan aitem favorable. Setelah melakukan uji

analisis validitas, skala husnudzon menunjukkan angka koefisien

korelasi yang bergerak antara rentang 0,398 sampai dengan 0.658. Hal

berikutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan uji

reliabilitas. Skala husnudzon menunjukkan nilai Cronbach’s alpha

sebesar 0,665. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa skala

husnudzon yang terdiri dari 8 aitem favorable untuk mengukur

variabel husnudzon adalah valid dan reliabel. Berikut data distribusi

skala husnudzon setelah dilakukan uji coba:

Tabel. 5

Distribusi aitem skala husnudzon

No Pernyataan Koefisien

korelasi

1 Orang disekitar saya adalah orang yang baik 0.553

2 Siapapun mereka, saya lebih melihat sisi baik

daripada mencurigainya. 0.596

3 Ketika terdengar berita keburukan tentang orang

lain, saya tidak muda mempercayainya. 0.398

4 Ternyata orang yang telah menyakiti saya

memiliki banyak kebaikan. 0.645

5 Sekalipun dosa saya begitu banyak, saya

memiliki keyakinan Allah akan mengampuninya 0.539

40

6 Setiap kesulitan hidup saya, saya yakin Allah

memberikan saya yang terbaik. 0.542

7 Apapun yang terjadi dalam hidup saya, Allah

akan memberikan yang terbaik. 0.604

8 Saya memiliki keyakinan bahwa Allah akan

mentakdirkan saya menjadi orang yang baik. 0.658

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melaksanakan proses pengambilan data berlangsung sejak

tanggal 26 Januari 2021 sampai dengan tanggal 10 Maret 2021, setelah

melakukan prosedur persiapan penelitian. Penelitian ini menggunakan skala try

out terpakai yang menandakan hanya menyebarkan skala sebanyak satu kali.

Peneliti menggunakan metode tersebut, karena keterbatasan menjangkau

responden penelitian di kondisi pandemi COVID-19. Oleh karena itu, peneliti

melakukan pengambilan data dengan mengirimkan link kuesioner dalam

bentuk google form kepada mahasiswa yang memenuhi kriteria responden

penelitian. Penyebaran link kuesioner dilakukan melalui aplikasi whatsapp,

dan media sosial seperti Instagram serta Twitter.

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa jenjang

Strata-1 dengan karakteristik usia 18-25 tahun, beragama Islam dan

domisili di Indonesia. Responden yang mengisi kuesioner pada penelitian

ini berjumlah 206 mahasiswa. Responden penelitian dipilih menggunakan

41

teknik simple random sampling dengan begitu setiap responden memiliki

kesempatan yang sama (Sumargo, Teknik sampling, 2020).

Berikut sebaran data yang diperoleh dari penelitian ini:

Tabel 6

Deskripsi data responden berdasarkan usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

18 7 3,4%

19 25 12.1%

20 54 26,2%

21 66 32%

22 37 18%

23 11 5,3%

24 5 2,4%

25 1 0,5%

Total 206 100%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden penelitian

yang berusia 18 tahun sebanyak 7 orang dengan presentase sebesar 3,4%,

usia 19 tahun sebanyak 25 orang dengan persentase sebesar 12,1%, usia

20 tahun sebanyak 54 orang dengan persentase 26,2%, usia 21 tahun

sebanyak 66 orang dengan persentase 32%, usia 22 tahun sebanyak 37

orang dengan persentase 18%, usia 23 tahun sebanyak 11 orang dengan

persentase 5,3%, usia 24 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase 2,4%

dan usia 25 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase 0,5%. Dari data

42

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa responden penelitian ini lebih

banyak yang berusia 21 tahun dengan angka persentase sebesar 32%.

Tabel 7

Deskripsi data responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 66 32%

Perempuan 140 68%

Total 206 100%

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden

penelitian ini terdiri dari laki-laki sebanyak 66 orang dengan persentase

32% dan perempuan sebanyak 140 orang dengan persentase 68%.

2. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian yang telah diperoleh, kemudian dilakukan

penyusunan deskripsi data dari variabel kecemasan dan husnudzon.

Deskripsi data dilakukan untuk mengetahui kategorisasi skor responden

dalam penelitian ini. Berikut ini deskripsi data penelitian:

Tabel. 8

Data deskripsi penelitian variabel kecemasan

Deskripsi Statistik Kecemasan

N Range Min Max Sum Mean SD Var.

Stat Stat Stat Stat Stat Stat SE Stat Stat

206 21 0 21 1712 8.31 0.343 4.922 24.255

43

Berdasarkan tabel data deskripsi penelitian variabel kecemasan,

dapat disimpulkan bahwa data variabel kecemasan memiliki nilai mean

(rata-rata skor) 8.31, standar deviasi (simpangan baku) 4.922, dengan

angka minimum 0 dan angka maksimum 21.

Tabel. 9

Data deskripsi penelitian variabel husnudzon

Deskripsi Statistik Husnudzon

N Range Min Max Sum Mean SD Var.

Stat Stat Stat Stat Stat Stat SE Stat Stat

206 18 22 40 7134 34.64 0.223 3.207 10.283

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data variabel

husnudzon memiliki nilai mean 34.64, standar deviasi 3.207, dengan angka

minimum 22 dan angka maksimum 40.

Data deskripsi penelitian yang telah didapatkan, kemudian

dilakukan kategorisasi. Skala kecemasan yang menggunakan alat ukur

GAD-7 dikategorisasikan menggunakan kategori yang sudah ada dalam

alat ukur tersebut, dari kecemasan tingkat minimal, ringan, sedang, dan

berat. Skala berikutnya, yaitu skala husnudzon yang dikategorisasikan ke

dalam lima bentuk, di mulai dari kategori sangat rendah, rendah, sedang,

tinggi, dan sangat tinggi. Kategorisasi dilakukan guna mengelompokkan

responden secara kontinum dan berjenjang didasarkan pada aspek-aspek

yang diukur (Indria, Siregar, & Herawaty, 2019). Penelitian ini

44

menggunakan rumus kategorisasi seperti yang terlihat pada tabel 10 dan

11.

Kategorisasi responden pada variabel kecemasan sebagai berikut:

Tabel. 10

Rumus kategorisasi variabel Kecemasan

Rumus Kategori

0 < X ≤ 4 Minimal

4 < X ≤ 9 Ringan

9 < X ≤ 14 Sedang

X ≥ 14 Berat

Berikut rumus kategorisasi lima bentuk pada variabel husnudzon

menurut Yuliawati, Christy, Layliya, Thenarianto, & Salim (2019):

Tabel. 11

Rumus kategorisasi variabel Husnudzon

Rumus Kategori

X < M – (1,8 SD) Sangat Rendah

M – (1,8 SD) ≤ X < M – (0,6 SD) Rendah

M – (0,6 SD) ≤ X < M + (0,6 SD) Sedang

M+ (0,6 SD) ≤ X < M + (1,8 SD) Tinggi

X > M + (1,8 SD) Sangat Tinggi

Ket: M = Mean. SD = Standar Deviasi. X = Skor total.

45

a. Kecemasan

Skala yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah skala

GAD-7 yang terdiri dari 7 aitem dengan rentang skor dari 0 hingga 3,

dan jarak sebaran minimum 0 dan maksimum 21. Berikut data

kategorisasi dari skala kecemasan:

Tabel. 12

Kategorisasi skala kecemasan

Kategorisasi Rentang skor Frekuensi Persentase

%

Minimal 0-4 35 16.9%

Ringan 5-9 100 48.6%

Sedang 10-14 43 20.9%

Berat ≥ 14 28 13.6%

Total 206 100%

Berdasarkan tabel kategorisasi skala kecemasan yang diisi oleh

206 responden, maka dapat diketahui bahwa terdapat 35 responden

yang mengalami kecemasan tingkat minimal dengan persentase sebesar

16.9%, 100 responden yang mengalami kecemasan tingkat ringan

dengan persentase sebesar 48.6%, 43 responden yang mengalami

kecemasan tingkat sedang dengan persentase sebesar 20,9%, dan 28

responden yang mengalami kecemasan tingkat berat dengan persentase

sebesar 13.6%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden

penelitian ini mempunyai jumlah tertinggi pada kategori kecemasan

tingkat ringan dengan persentase 48.6%.

46

b. Husnudzon

Skala husnudzon terdiri dari 8 aitem dengan rentang skor dari 1

sampai dengan 5, serta jarak sebaran minimum 22 dan maksimum 40.

Berikut kategorisasi data dari skala husnudzon:

Tabel. 13

Kategorisasi skala husnudzon

Kategorisasi Rentang skor Frekuensi Persentase %

Sangat rendah X < 28.8 12 5.3%

Rendah 28.8 ≤ X < 32.7 27 13.1%

Sedang 32.7 ≤ X < 36.5 108 52.5%

Tinggi 36.5 ≤ X < 40.4 60 29.1%

Sangat tinggi X > 40.4 0 0%

Total 206 100%

Berdasarkan tabel kategorisasi skala husnudzon di atas.

Responden yang termasuk ke dalam kategori husnudzon tingkat sangat

rendah sebanyak 12 orang dengan persentase 5,3%, tingkat rendah

sebanyak 27 orang dengan persentase 13,1%, tingkat sedang sebanyak

108 orang dengan persentase 52,5%, tingkat tinggi sebanyak 60 orang

dengan persentase 29,1%, dan tidak ada responden yang termasuk

dalam kategori husnudzon tingkat sangat tinggi. Dari data tersebut,

maka disimpulkan bahwa responden penelitian ini mempunyai jumlah

tertinggi pada kategori husnudzon tingkat sedang dengan angka

persentase 52,5%.

47

3. Uji Asumsi

Peneliti melakukan uji asumsi sebelum menguji hipotesis, hal itu

dilakukan untuk menentukan jenis uji hipotesis yang akan digunakan non

parametrik atau parametrik. Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji

normalitas dan uji linearitas. Peneliti menggunakan aplikasi IBM SPSS

Statisrics 26 untuk melakukan uji asumsi.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data pada

penelitian terdistribusi normal atau tidak normal. Peneliti melakukan

uji normalitas supaya dapat menentukan jenis metode analisis statistik

yang digunakan nantinya. Data terdistribusi normal, apabila nilai p

lebih dari 0.05 (p>0.05) dan metode yang digunakan untuk

menganalisis data berupa parametrik. Jika nilai p tidak lebih dari 0.05,

maka data penelitian dinyatakan tidak terdistribusi secara normal dan

metode analisis yang digunakan berupa non-parametrik. Uji

normalitas dapat dilihat dari hasil test of normality Kolmogoro-

Smirnov. Berikut hasil dari uji normalitas skala kecemasan dan

husnudzon:

Tabel. 14

Hasil Uji Normalitas kecemasan dan husnudzon

Variabel Koefisien

Signifikansi (p)

Keterangan

Kecemasan

Husnudzon

0.000

0.000

Tidak Normal

Tidak Normal

48

Berdasarkan hasil uji normalitas yang tertera pada tabel di

atas, maka dapat diketahui bahwa skala variabel kecemasan memiliki

nilai koefisien signifikansi 0.000 (p<0.05), dan skala husnudzon

memiliki nilai koefisien signifikansi sebesar 0.000 (p<0.05), yang

berarti nilai p kurang dari 0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

bahwa skala kecemasan dan skala husnudzon dalam penelitian ini

tidak berdistribusi secara normal.

b) Uji Linearitas

Setelah melakukan uji normalitas, penelitian dilanjutkan

dengan uji linearitas yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

linear antara variabel kecemasan dan variabel husnudzon. Dua

variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan mempunyai hubungan

yang linear, jika hasil uji linear menggunakan test of linearity

memiliki nilai signifikansi deviation from linearity lebih besar dari

0.05 (p>0.05). Berikut ini data hasil uji linearitas:

Tabel. 15

Hasil uji linearitas kecemasan dan husnudzon

Variabel Koefisien

Linearitas

(F)

Koefisien

Signifikansi

(P)

Ket.

Kecemasan*

Husnudzon

Linearity 7.514 0.007 Linear

Deviation from

linearity

0.847 0.631

Berdasarkan hasil uji linearitas yang tertera pada tabel di atas,

dapat diketahui bahwa hasil uji linearitas antara husnudzon dan

kecemasan menampilkan hasil linearity F sebesar 7.514 dengan nilai

49

p=0.007 (p<0.05) yang diartikan sebagai nilai p lebih kecil dari 0.05.

Adapun deviation from linearity antara kecemasan dan husnudzon

menunjukkan nilai F signifikansi sebesar 0.847 dengan nilai koefisien

signifikansi sebesar 0.631 (p>0.05) yang memiliki arti nilai p lebih

besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kecemasan

dan husnudzon memiliki hubungan yang linear.

4. Uji Hipotesis

Peneliti melakukan uji hipotesis, setelah uji normalitas dan uji

linearitas dilakukan dan diketahui hasilnya. Berdasarkan hasil uji asumsi

yang sebelumnya sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa skala

kecemasan dan skala husnudzon tidak terdisribusi secara normal.

Selanjutnya untuk hasil uji linearitas diperoleh bahwa variabel kecemasan

dan variabel husnudzon saling berlinear. Dari hasil uji asumsi tersebut,

maka uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan metode analisis non

parametrik. Peneliti menggunakan metode analisis statistik Spearman’s

rho untuk mengetahui hubungan antara variabel kecemasan dan variabel

husnudzon. Berikut hasil uji hipotesis pada penelitian ini:

Tabel. 16

Hasil Uji Hipotesis

Variabel Spearman’s Rho Keterangan

Kecemasan dan

Husnudzon

Koefisien

Korelasi (r)

Koefisien

Signifikansi

(p)

Berkorelasi

Negatif

-0.232 0.001

50

Berdasarkan pada hasil uji hipotesis yang tertera pada tabel di atas,

maka dapat diketahui bahwa korelasi antara husnudzon dan kecemasan

memiliki nilai koefisien korelasi sebesar -0.232 dengan koefisien

signifikansi 0.001 (p<0.01). Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan negatif yang sangat signifikan antara husnudzon dan kecemasan

pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan jarak jauh saat pandemi

COVID-19. Semakin tinggi husnudzon, maka semakin rendah kecemasan

yang dialami mahasiswa, dan semakin rendah husnudzon yang dimiliki

maka semakin tinggi kecemasan yang dialami. Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa uji hipotesis penelitian ini

dapat diterima.

5. Analisis Tambahan

Uji Korelasi antar aspek husnudzon dan kecemasan

Tabel. 17

Hasil uji korelasi berdasarkan aspek husnudzon terhadap kecemasan

Variabel

Spearman’s Rho

Keterangan Koefisien

Korelasi (r)

Koefisien

Signifikansi

(p)

Berprasangka baik kepada

Allah SWT.

-0.231 0.001 Ada

korelasi

Berprasangka baik kepada

sesama manusia

-0.180 0.010 Ada

korelasi

Berdasarkan tabel hasil uji korelasi berdasarkan aspek husnudzon

terhadap kecemasan, dapat diketahui bahwa aspek berprasangka baik

51

kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala memiliki hubungan terhadap tingkat

kecemasan dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0.231 dan

nilai koefisien signifikasi sebesar 0.001 (p<0.05). Aspek yang kedua

adalah berprasangka baik kepada sesama manusia yang menunjukkan

adanya korelasi terhadap tingkat kecemasan dengan nilai koefisien

korelasi sebesar -0.180 dan nilai koefisien signifikansi sebesar 0.010

(p<0.05).

D. Pembahasan

Kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019

membuat sebagian besar masyarakat dihadapkan dengan kesulitan terhadap

hal-hal seperti kesehatan, keluarga, studi, ekonomi, sosial, dan hal lainnya. Hal

tersebut dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada individu. Sejalan dengan

penelitian Anindyajati (2021) yang mengiformasikan bahwa 1 dari 5 orang di

Indonesia menderita kecemasan selama pandemi COVID-19. Adapun sebagian

mahasiswa yang juga tidak lepas dari kecemasan, karena perlu waktu untuk

dapat beradaptasi ketika melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh.

Kecemasan yang dialami mahasiswa selama pembelajaran daring di masa

pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi tingkat prestasi akademik (Dewi,

2020).

Tingkat kecemasan dan depresi pada mahasiswa di Cina meningkat

secara signifikan selama pandemi COVID-19 (Cao, dkk, 2020). Berdasarkan

wawancara yang telah dilakukan, salah satu responden mengatakan bahwa saat

52

melaksanakan perkuliahan di masa pandemi COVID-19 responden merasa

kaget, cemas dan takut. Kecemasannya muncul setelah melihat informasi

tentang COVID-19 yang beredar di media. Selain itu, responden merasa

kesulitan menjalani pembelajaran jarak jauh karena ada beberapa tugas kuliah

yang berbentuk praktek, dan responden merasa khawatir jika harus keluar

rumah karena berpikir hal itu dapat membahayakan kesehatan dirinya.

Meski demikian, tidak semua mahasiswa mengembangkan pemikiran

cemas yang dialami secara berlebihan di masa pandemi COVID-19, tentunya

terdapat mahasiswa yang berusaha untuk memiliki prasangka yang baik atau

pemikiran positif terhadap peristiwa yang sedang dihadapi. Menurut Rusydi

(2012) individu yang mampu membentuk pemikiran optimis dan positif akan

meningkatkan rasa percaya diri, termotivasi dalam beraktivitas sehari-hari,

serta sikap yang tidak mudah menyerah ketika menghadapi suatu persoalan

hidup. Setiap hal yang terjadi termasuk pandemi saat ini, pasti memiliki tujuan

yang dimana manusia diharapkan dapat memahami makna dari kejadian

tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang mahasiswa muslim sudah sepatutnya

mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kesulitan bersama

dengan kemudahan. Sebagaimana firman Allah dalam Quran Surah Al-

Insyirah ayat 5-6 yang artinya: “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada

kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” Translasi dari

surah Al-Insyirah ayat 5-6 menjelaskan bahwa Allah SWT mendatangkan

kesulitan bersama dengan kemudahan. Kalimat tersebut diulang sebanyak dua

kali yang berarti menegaskan bahwa manusia tidak diberi kesulitan tanpa diberi

53

kemudahan secara bersamaan. Hal itu sejalan dengan penelitian Rusydi (2012)

yang menjelaskan bahwa konsep berprasangka baik kepada Allah dapat

memberikan pengaruh terhadap kesehatan mental. Menurut Amelia, Rahmah,

dan Harahap (2021) agama mempunyai peranan penting dan menjadi salah satu

upaya untuk mengatasi rasa cemas masyarakat mengenai pandemi COVID-19.

Salah satu upayanya adalah dengan husnudzon dan berfikir positif bahwa

segala sesuatu merupakan ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendukung penelitian-

penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa husnudzon berhubungan

terhadap tingkat kecemasan terutama pada kelompok mahasiswa di masa

pandemi COVID-19. Sebanyak 206 mahasiswa yang terlibat menjadi

responden dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan aplikasi IBM SPSS

Statistics 26 for Windows untuk melakukan uji korelasi non parametrik

Spearman’s rho. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi r

sebesar -0.232 dan koefisien signifikansi p sebesar 0.001 (p<0.01).

Berdasarkan hasil uji korelasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan negatif antara husnudzon dan kecemasan pada mahasiswa

di masa pandemi COVID-19. Hubungan negatif dapat diartikan bahwa

semakin tinggi tingkat husnudzon maka semakin rendah tingkat kecemasan,

dan sebaliknya semakin rendah tingkat husnudzon maka semakin tinggi tingkat

kecemasan yang dialami. Berprasangka baik kepada Allah SWT. dapat

memberikan dampak positif dalam kehidupan manusia, sebagaimana firman

54

Allah SWT. dalam Quran Surah Ad-Duha ayat 3 yang artinya: “Tuhanmu tidak

meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.”

Adanya hubungan antara husnudzon dan tingkat kecemasan sesuai

dengan penelitian Fairuzzahra, Aryandari, & Purwadi (2018) yang

menjelaskan bahwa manusia yang menerapkan husnudzon atau cara berpikir

positif tidak mengalami kecemasan tingkat tinggi karena melihat berbagai hal

dari sudut pandang yang positif. Menurut Elfiky (2009) berpikir positif

merupakan sumber kekuatan karena dapat membantu manusia saat mencari

solusi di setiap permasalahan, dan sebagai sumber kebebasan karena

membebaskan manusia dari pikiran negatif yang dapat berpengaruh terhadap

kondisi fisik. Senada dengan penelitian berbasis studi literatur yang dilakukan

oleh Sumarni (2020) mengenai proses penyembuhan gejala kejiwaan berbasis

intervensi psikologi Islam. Penelitian tersebut membahas bahwa salah satu

terapi yang berbasis akhlak yakni husnudzon mampu menurunkan tingkat

kecemasan yang tinggi dan mencapai tujuan dari psikoterapi itu sendiri yaitu

meningkatkan kualitas hidup manusia dengan menghadirkan Allah Subhanahu

Wa Ta’ala sebagai sang Maha Penyembuh.

Analisis aspek yang pertama adalah berprasangka baik kepada Allah

SWT. Husnudzon bi Allah mengarahkan mahasiswa untuk tetap fokus pada

usaha penyelesaian masalah yang sedang dihadapi di masa pandemi COVID-

19. Adapun setelah melakukan usaha yang maksimal, mahasiswa perlu untuk

yakin dan berserah diri kepada Allah SWT atau yang dikenal dengan tawakal.

Dengan berusaha menerapkan sikap tawakal, maka mahasiswa dapat

55

mengurangi rasa cemas yang dialami. Sebagaimana penelitian Mulyana (2015)

memberikan gambaran bahwa 56% responden dengan tawakal yang tinggi

mengalami kecemasan yang sedang, pada mahasiswa yang mengikuti mata

kuliah praktikum. Sejalan dengan penelitian Iskandar, Noupal, dan Setiawan

(2018) yang menjelaskan bahwa dengan menerapkan sikap tawakal, maka

tingkat kecemasan akan menurun pada siswa kelas XII yang tengah

menghadapi Ujian Nasional.

Hasil analisis korelasi aspek husnudzon bi Allah terhadap kecemasan

menunjukan nilai r sebesar -0.231 dan nilai p=0.001 (p<0.05), artinya aspek

berprasangka baik kepada Allah SWT mempunyai hubungan negatif yang

signifikan terhadap kecemasan mahasiswa di masa pandemi COVID-19.

Mahasiswa yang berprasangka baik kepada Allah SWT, maka tingkat

kecemasan yang dialami mahasiswa semakin rendah. Berprasangka baik

kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadi salah satu aspek penting yang

perlu ditanamkan dalam pikiran mahasiswa. Meyakini bahwa pandemi

COVID-19 yang terjadi saat ini merupakan suatu ujian yang dimana manusia

dapat menghadapi persoalan pandemi ini, sebagaimana firman Allah dalam

Quran Surah Al-Baqarah ayat 286 yang artinya: “Allah tidak membebani

seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”.

Adapun penelitian lain mengenai konsep pelatihan berpikir positif

dalam menurunkan kecemasan yang dilakukan oleh Machmudati & Diana

(2017). Subjek penelitian tersebut ialah 24 mahasiswa yang sedang

mengerjakan skripsi. Penelitian tersebut menggunakan metode eksperimen

56

dengan menggunakan dua kelompok berbeda yakni 12 subjek termasuk dalam

kelompok kontrol dan 12 subjek lainnya masuk ke dalam kelompok

eksperimen. Hasil uji analisis Wilcoxon Signed Rank pada penelitian tersebut

menunjukkan nilai p = 0.002 (P<0.05) pada kelompok eksperimen, sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skor kecemasan sebelum dan

setelah diberikan pelatihan berpikir positif.

Analisis aspek husnudzon yang berikutnya adalah aspek berprasangka

baik kepada sesama manusia terhadap kecemasan mahasiswa, hasil analisis

korelasi menunjukan nilai r sebesar -0.180 dan nilai p sebesar 0.010 (p<0.05).

Aspek berprasangka baik kepada sesama manusia mempunyai hubungan

negatif yang signifikan dengan kecemasan. Semakin tinggi prasangka baik

kepada sesama manusia yang ditanamkan oleh mahasiswa, maka semakin

rendah tingkat kecemasan yang dialami. Prasangka baik kepada sesama

manusia dilakukan dengan tidak mencari-cari keburukan orang lain.

Mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh penting untuk

berprasangka baik kepada sesama manusia. Mempercayai bahwa setiap

manusia memiliki sisi baik dalam diri mereka masing-masing, sehingga tidak

mengkhawatirkan hal-hal yang berada diluar koridor kendalinya.

Mahasiswa diharapkan dapat mengurangi bahkan meninggalkan

prasangka atau pikiran negatif karena pikiran negatif dapat mempengaruhi

munculnya kecemasan (Machmudati & Diana, 2017). Hal itu juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Ross, Hasanah, dan Kusumaningrum

(2020) yang menjelaskan bahwa penerapan husnudzon dapat menjadi salah

57

satu usaha yang dilakukan untuk menjaga kestabilan kesehatan mental di masa

pandemi COVID-19.

Berdasarkan hal-hal yang telah dituliskan di atas, masih ditemukan

banyak kekurangan dalam peneliti ini, diantaranya adalah peneliti tidak

memperhatikan perbandingan jumlah responden antara yang berjenis kelamin

perempuan dengan yang laki-laki, perbandingan semester yang sedang diampu

dan perbandingan asal daerah responden penelitian. Selain itu, peneliti juga

tidak melakukan penelurusan lebih jauh mengenai responden yang telah

terdiagnosa COVID-19 dengan yang tidak terdiagnosa.

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara husnudzon dengan

kecemasan pada mahasiswa yang mengikuti pembelajaran jarak jauh di masa

pandemi COVID-19. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi

husnudzon maka semakin rendah kecemasan yang dialami, dan semakin rendah

husnudzon maka semakin tinggi kecemasan. Hal tersebut dibuktikan dari hasil

uji hipotesis yang menjukan nilai korelasi sebesar r=-0.232 dan nilai p=0.001

(p<0.01). Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini dapat diterima.

B. SARAN

Peneliti mempunyai beberapa saran untuk responden penelitian dan

peneliti selanjutnya berdasar pada hasil penelitian ini, berikut saran yang

diberikan:

1. Responden penelitian

Bagi responden penelitian diharapkan untuk berusaha

mempelajari, memaknai dan mempraktekan husnudzon dalam melakukan

aktivitas sehari-hari karena dapat menurunkan tingkat kecemasan. Adapun

responden yang merupakan mahasiswa muslim sudah sewajarnya untuk

berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala hal

yang terjadi. Responden juga perlu berusaha untuk memandang orang lain

59

dengan husnudzon dan tidak ingin mengetahui keburukan orang lain

sehingga hanya fokus untuk melakukan intropeksi diri menjadi pribadi

yang lebih baik di setiap waktunya dan percaya bahwa setiap manusia pasti

memiliki sisi baik.

2. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan topik yang sama

dengan penelitian ini disarankan untuk memperhatikan jumlah responden,

dan perbandingan yang seimbang dari segi jenis kelamin, usia, dan

wilayah. Peneliti juga perlu mempertimbangkan perbandingan kondisi

responden yang mengalami COVID-19 dengan yang tidak mengalami

kondisi tersebut. Dengan demikian, hasil penelitian dapat memperoleh

lebih banyak informasi yang dapat dibahas lebih lanjut.

60

DAFTAR PUSTAKA

Adjorlolo, S. (2019). Generalized Anxiety Disorder in adolescents in Ghana: Examination

of the psychometric properties of Generalized Anxiety Disorder-7 scale. African

Journal of Psychological Assessment, 1(1).

Al-Atsary, A. S. (2017). The amazing husnudzon. Yogyakarta: Qudsi Media.

Alfian, & Nurafriansyah, A. A. (2020). Perancangan infografis statis tentang generalizec

anxiety disorder (GAD). Visual Heritage: Jurnal kreasi seni dan budaya, 2(3),

159-165.

Amelia, N., Rahmah, S., & Harahap, S. N. (2021). Peran agama dalam mengatasi

kecemasan masyarakat terkait pandemi COVID-19. Jurnal Abdi Mas Adzkia,

1(2), 90-107.

Anindyajati, G., Wiguna, T., Murtani, B. J., Christian, H., Wigantara , N. A., Putra, A. A.,

. . . Diatri, H. (2021). Anxiety and its associated factors during the initial phase of

the COVID-19 pandemic in Indonesia. Frontiers in psychiatry, 12, 1-10.

Association, A. P. (2013). DSM-5 (Diagnostic and statistical manual of mental

disorders). Washington, DC: American Psychiatric Association.

Barna, S. D., Raihan, H., Hossain, M. T., Islam, M. A., & Khan, M. A. (2020).

Depression and anxiety among university students during the COVID-19

pandemic in Bangladesh: A web-based cross-sectional survey. Plos ONE, 1-12.

Bischoff, T., Anderson , S. R., Heafiner, J., & Tambling, R. (2020). Establishment of

reliable change index for the GAD-7. Psychology, Community & Health, 8(1),

176-187.

Budiastuti, D., & Bandur, A. (2018). Validitas dan reliabilitas penelitian dengan analisis

dengan NVIVO, SPSS dan AMOS. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Budikayanti, A., Larasati, A., Malik, K., Syeban, Z., Indrawati, L. A., & Octaviana, F.

(2019). Screening of Generalized Anxiety Disorder in patients with epilepsy:

using a valid and reliable Indonesian version of Generalized Anxiety Disorder-7

(GAD-7). Neurology research International.

Cao, W., Fang, Z., Hou, G., Han, M., Xu, X., Dong, J., & Zheng , J. (2020). The

psychological impact of the COVID-19 epidomic on college students in China.

Psychiatry research, 1-5.

Dewi, E. U. (2020). Pengaruh kecemasan saat pembelajaran daring masa pandemi

COVID-19 terhadap prestasi belajar mahasiswa STIKES William Surabaya.

Keperawatan, 9(1), 18-23.

Diferiansyah, O., Septa, T., & Lisiswanti, R. (2016). Gangguan cemas menyeluruh.

Medula Unila, 5(2), 63-68.

61

Elfiky, I. (2009). Terapi berpikir positif (Cetakan 2020). (N. Rahman, Ed., K. Fath, & M.

T. Damas, Trans.) Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Endra, F. (2017). Pedoman metodologi penelitian (statistika praktis). Sidoarjo: Zifatama

Jawara.

Fairuzzahra, D. A., Aryandari, D., & Purwadi, M. (2018). Hubungan antara husnudzon

dan kecemasan pada mahasiswa. Jurnal psikologi islam, 5(2), 69-74.

Gavgani, V. Z. (2020). Infodemic in the global coronavirus crisis. Depiction of Health,

11(1), 1-5.

Ghadampour, E., Ghodarzi, S. G., Darakhshan, R. f., & Padervand, H. (2021). The

effectiveness of positive thinking training in a group method on improving

empathy and reducing social anxiety in male students with learning disabilities.

Journal of Learning Disabilities, 10(3).

Gusniarti, U., Wibisono, S., & Nurtjahjo, F. E. (2017). Validasi Islamic Positive Thinking

Scale (IPTS) berbasis kriteria eksternal. Psikologi Islam, 4(1), 53-69.

Hall, C. S., Lindzey, Wiley, J., & Wiley, S. (1993). Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori

Psikodimanik (klinis). (Supratiknya, Ed., & Yustinus, Trans.) Yogyakarta:

Kanisius.

Hulukati, W., & Djibran, M. R. (2018). Analisis tugas perkembangan mahasiswa Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Bikotetik, 2(1), 73-114.

Ihsan, H. (2015). Validitas isi alat ukur penelitian: Konsep dan panduan penilaiannya.

Pedagogia, 13(3), 173-179.

Indria, I., Siregar, J., & Herawaty, Y. (2019). Hubungan antara kesabaran dan stres

akademik pada mahasiswa di pekanbaru. An-Nafs: Jurnal Fakultas Psikologi,

13(1), 21-34.

Iskandar, B. J., Noupal, M., & Setiawan, K. C. (2018). Sikap tawakal dengan kecemasan

menghadapi ujian nasional pada siswa kelas XII Madrasah Aliyah di Kota

Palembang. Psikis: Jurnal psikologi islami, 4(1), 17-26.

Istati, M., & Hafidzi, A. (2020). Konseling teman sebaya berbasis islam dalam

mengurangi kecemasan mahasiswa menghadapi tantangan masyarakat modern.

Al-Ittizaan: Jurnal bimbingan konseling Islam, 3(1), 13-26.

Kemdikbud. (2020). Kemendikbud Terbitkan Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari

Rumah. Retrieved from Kemdikbud.go.id:

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/kemendikbud-terbitkan-

pedoman-penyelenggaraan-belajar-dari-rumah

Kemenkes. (2020, November 29). Kasus positif COVID-19 di Indonesia tambah 6.276

orang, upaya 3T dan 3M terus digencarkan. Retrieved from kemkes.go.id:

https://www.kemkes.go.id/article/view/20113000001/kasus-positif-covid-19-di-

indonesia-tambah-6-267-orang-upaya-3t-dan-3m-terus-digencarkan.html

62

Machmudati, A., & Diana, R. R. (2017). Efektivitas pelatihan berpikir positif untuk

menurunkan kecemasan mengerjakan skripsi pada mahasiswa. Intervensi

Psikologi, 9(1), 107-127.

Machmudati, A., & Diana, R. R. (2017). Efektivitas pelatihan berpikir positif untuk

menurunkan kecemasan mengerjakan skripsi pada mahasiswa. Jurnal Intervensi

Psikologi, 9(1), 107-127.

Mulyana, A. (2015). Tawakal dan kecemasan mahasiswa pada mata kuliah praktikum.

Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(1), 17-24.

Mulyana, A. (2015). Tawakal dan kecemasan mahasiswa pada mata kuliah praktikum.

Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 17-24.

Musfir. (2005). Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani.

Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2018). Psikologi abnormal di dunia yang terus

berubah (Vol. 9). (O. M. Dwiasri, A. Maulana, Eds., & K. Yuniarti, Trans.)

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nugroho, E. (2018). Prinsip-prinsip menyusun kuesioner. Malang: UB Press.

Nurcita, B., & Susantiningsih, T. (2020). Dampk pembelajaran jarak jauh dan physical

distancing pada tingkat kecemasan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta. Journal of Borneo Holistic Health,

3(1), 58-68.

Oktawirawan, D. H. (2020). Faktor pemicu kecemasan siswa dalam melakukan

pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19. JIUBJ, 20(2), 541-544.

Patsali, M. E., Mousa, D.-P. V., Papadopoulou, E. V., Papadopoulou, K. K.,

Kaparounaki, C. K., Diakogiannis, I., & Fountoulakis, K. N. (2020). University

students changes in mental health status and determinants of behavior during the

COVID-19 lockdown in Greece. Psyciatry research, 292.

Putra, I. L., & Septa, T. (2018). Efek pemberian teh chamomile (matricaria recutita)

terhadap pasien GAD (Generalized Anxiety Disorder). Majority, 7(3), 296-300.

Ramaiah, S. (2003). Kecemasan: Bagaimana mengatasi penyebabnya. Jakarta: Pustaka

Populer Obor.

Ross, H. O., Hasanah, M., & Kusumaningrum, F. A. (2020). Implementasi konsep

sahdzan (sabar dan husnudzan) sebagai upaya perawataan kesehatan mental di

masa pandemi COVID-19. Khazanah: Jurnal Mahasiswa, 12(1), 73-82.

Siddik, I. N., & Uyun, Q. (2017). Khusnudzon dan psychological well being pada orang

dengan hiv/aids. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 3(2), 85-93.

Son, C., Hegde, S., Smith, A., Wang, X., & Sasangohar, F. (2020). Effects of COVID-19

on college students mental health in the United States interview survey studi.

Journal of medical internet research, 22(9).

63

Stuart, G. w. (2006). Buku saku: keperawatan jiwa (5 ed.). (P. E. Karyuni, Ed., R. P.

Kapoh, & E. K. Yudha, Trans.) Jakarta: EGC.

Sumargo, B. (2020). Teknik sampling. Jakarta: UNJ Press.

Sumarni. (2020). Proses penyembuhan gejala kejiwaan berbasis Islamic intervention of

psychology. al-Tazkiah, 9(1), 1-18.

Wang, Z. H., Yang, H. L., Yang , Y. Q., Liu , D., Liu, D., Li, Z. H., . . . Mao, C. (2020).

Prevalence of anxiety and depression symptom, and the demands for pschological

knowledhe and interventions in college student during COVID-19 epidemic: A

large cross-sectional study. Journal of affective disorders, 275, 188-193.

WHO. (2020, Oktober 12). Coronavirus disease (COVID-19). Retrieved from who.int:

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-and-

answers-hub/q-a-detail/coronavirus-disease-covid-19

Xiao, H., Shu, W., Li, M., Li, Z., Tao, F., Qu, X., . . . Hu, Y. (2020). Social distancing

among medical students during the 2019 Coronavirus Disease pandemic in

China: Disease awareness, anxiety disorder, depression, and behavioral activities.

Environmental research and public health, 17, 1-13.

Yucel, S. (2014). The notion of "husnu' zann" or positive thinking in Islam: medieval

perspective. International Journal of Humanities and Social Science, 4(6), 101-

112.

Yuliawati, L., Christy, M. L., Layliya, N., Thenarianto, J. J., & Salim, I. R. (2019).

Pertolongan pertama pada waktu kuantitatif (P3K). Panduan praktis

menggunakan software JASP. Surabaya: Universitas Ciputra.

Yusup, F. (2018). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif. Tarbiyah:

Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17-23.

Zaini, A. (2015). Shalat sebagai terapi bagi pengidap gangguan kecemasan dalam

perspektif psikoterapi islam. Konseling religi: Jurnal Bimbingan Konseling

Islam, 6(2), 319-334.

64

LAMPIRAN

65

LAMPIRAN 1

SKALA PENELITIAN

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

LAMPIRAN 2

Tabulasi Data Alat Ukur Husnudzon dan Kecemasan

77

A. Tabulasi data Husnudzon

Subjek Aitem

1 2 3 4 5 6 7 8

1 5 4 4 5 5 5 5 5

2 3 4 5 4 5 5 5 5

3 4 3 3 4 5 4 5 3

4 5 4 3 5 5 5 5 5

5 4 4 5 2 5 5 5 5

6 3 3 4 4 5 5 5 4

7 5 4 4 3 5 5 5 5

8 5 4 5 4 5 5 5 5

9 4 4 3 4 5 5 5 4

10 5 4 3 4 4 5 5 5

11 4 4 4 3 5 4 5 4

12 5 5 5 3 5 5 5 5

13 5 5 4 4 5 5 5 5

14 3 3 3 4 3 5 4 2

15 4 5 1 3 5 5 5 5

16 4 4 4 3 5 5 5 5

17 4 4 5 3 5 5 5 5

18 5 2 4 5 5 5 5 5

19 5 4 3 3 5 5 5 5

20 5 5 5 4 5 5 5 5

21 4 4 5 5 5 5 5 5

22 4 5 3 3 5 5 5 5

23 4 4 3 5 5 5 5 5

24 4 5 4 3 5 5 5 5

25 3 2 3 2 3 3 3 3

26 4 3 4 1 5 3 3 3

27 4 5 4 2 5 5 5 4

28 3 4 4 5 5 5 5 5

29 5 5 4 4 5 5 5 5

30 5 4 2 4 5 5 4 4

31 5 5 3 4 5 5 5 5

32 5 5 4 5 5 5 5 5

33 4 4 4 4 4 5 5 4

34 4 4 3 1 5 5 5 5

35 3 3 4 3 5 5 4 5

36 5 5 2 3 5 5 5 5

37 4 3 4 3 5 5 5 5

38 5 4 4 3 5 5 5 5

39 4 2 4 3 5 5 5 5

40 4 5 5 3 5 5 5 5

78

41 3 4 3 3 5 5 5 5

42 5 5 5 4 3 5 5 5

43 5 5 3 5 5 5 5 5

44 5 3 5 1 5 5 5 5

45 4 2 4 4 5 5 5 5

46 4 4 4 3 5 5 4 5

47 5 5 3 2 5 5 5 5

48 3 3 4 4 5 5 5 5

49 3 5 5 5 5 5 5 5

50 4 4 4 4 5 5 5 5

51 4 4 4 3 5 5 5 5

52 5 3 5 5 5 5 5 5

53 5 5 4 5 5 5 5 5

54 4 4 3 2 5 5 5 5

55 5 5 5 3 5 5 5 5

56 3 4 5 5 5 5 5 4

57 4 4 4 3 5 5 5 5

58 4 4 3 3 4 5 5 4

59 5 4 3 4 5 5 5 5

60 5 4 4 4 5 5 5 5

61 5 5 3 5 5 5 5 5

62 4 4 4 5 5 5 5 5

63 4 2 4 3 4 5 5 3

64 4 4 3 4 5 5 4 5

65 4 4 4 4 5 5 5 5

66 5 5 2 4 4 5 5 5

67 5 4 4 3 5 5 5 5

68 4 4 5 4 5 5 5 5

69 4 4 4 4 5 5 5 5

70 4 4 3 3 5 5 5 5

71 5 5 5 3 4 5 4 4

72 4 2 3 2 5 5 5 5

73 3 4 4 3 4 4 4 4

74 5 3 3 5 5 5 5 5

75 3 3 4 4 5 5 5 5

76 4 5 4 4 5 5 5 5

77 5 5 5 5 5 5 5 5

78 4 4 4 3 5 5 5 5

79 3 4 3 2 5 5 5 5

80 4 4 3 3 5 5 5 5

81 4 4 3 3 5 5 5 5

82 4 3 3 3 5 5 5 4

83 3 4 3 5 5 5 5 5

84 4 4 4 5 5 5 5 5

79

85 4 4 3 5 5 5 5 5

86 5 4 3 2 5 5 5 5

87 3 4 3 2 5 5 5 5

88 4 4 4 3 5 5 5 5

89 3 4 5 3 4 5 5 5

90 4 3 3 2 5 4 5 4

91 5 4 4 3 5 5 5 5

92 4 3 3 4 5 5 5 5

93 4 5 3 2 5 5 5 5

94 5 5 5 5 5 5 5 5

95 4 4 3 3 5 5 5 5

96 5 4 3 3 5 5 5 5

97 2 1 3 1 4 4 4 4

98 4 5 5 4 5 3 5 5

99 4 5 4 2 5 5 5 5

100 2 4 3 2 5 5 5 4

101 4 5 5 3 5 5 5 5

102 4 2 3 1 5 5 4 4

103 5 5 5 5 5 5 5 5

104 4 4 4 2 4 5 5 3

105 3 4 3 2 2 4 4 3

106 4 4 5 5 4 5 5 5

107 4 4 4 3 5 5 5 5

108 5 5 5 3 5 5 5 5

109 5 4 4 3 5 5 5 5

110 4 3 3 3 5 5 5 5

111 3 4 4 3 5 5 5 5

112 3 4 4 3 5 5 5 5

113 5 5 4 5 5 5 5 5

114 4 4 4 4 5 5 5 5

115 4 5 3 4 5 5 5 5

116 4 4 4 2 5 5 5 4

117 4 3 3 3 5 5 5 5

118 5 5 5 5 5 3 3 3

119 5 3 3 4 5 5 5 5

120 5 4 5 4 5 5 5 5

121 5 5 5 5 5 3 3 3

122 5 3 3 4 5 5 5 5

123 4 3 2 3 5 5 5 5

124 4 2 5 2 5 5 5 5

125 3 2 2 3 5 5 4 5

126 4 3 3 4 5 5 5 5

127 4 4 3 3 3 4 4 4

128 4 5 4 4 5 5 5 5

80

129 3 4 4 3 4 4 4 3

130 5 5 4 5 5 5 5 5

131 3 3 4 2 5 5 5 5

132 5 5 4 3 5 5 5 5

133 4 4 3 4 5 5 5 5

134 5 4 5 1 4 4 4 4

135 3 3 5 2 4 5 5 5

136 5 5 5 5 5 5 5 5

137 5 4 3 2 5 5 5 4

138 4 5 5 4 5 5 5 5

139 5 5 3 4 5 5 5 4

140 3 4 4 2 5 5 5 5

141 5 4 4 4 5 5 5 5

142 5 5 4 5 5 5 5 5

143 4 4 4 5 5 5 5 5

144 3 3 5 5 4 5 5 5

145 4 4 5 5 5 5 5 5

146 5 5 5 3 4 5 5 5

147 4 5 3 3 5 5 5 5

148 4 5 5 3 5 5 5 5

149 3 4 4 2 5 5 5 5

150 5 5 4 5 5 5 5 4

151 5 5 4 3 5 5 5 5

152 4 5 4 4 5 5 5 5

153 3 2 5 3 5 5 5 3

154 4 5 3 5 5 5 5 5

155 4 4 4 3 4 5 5 4

156 5 5 4 4 5 5 5 5

157 5 5 4 5 5 5 5 4

158 5 4 3 3 5 5 5 5

159 3 4 4 2 5 5 5 5

160 4 5 4 4 5 5 5 5

161 5 4 3 5 5 5 5 5

162 4 3 4 3 4 3 4 3

163 4 3 4 5 5 5 5 5

164 4 5 4 5 5 5 5 5

165 4 3 2 2 5 5 5 4

166 4 5 4 5 5 5 5 5

167 5 3 4 3 3 4 4 5

168 3 4 5 3 5 5 5 5

169 5 4 3 3 4 5 5 5

170 4 4 4 4 5 5 5 5

171 4 3 4 3 4 4 4 4

172 4 4 4 3 5 5 5 5

81

173 5 5 5 5 5 5 5 5

174 5 4 3 4 4 5 5 4

175 5 4 4 4 5 5 5 4

176 5 4 4 5 5 5 5 5

177 5 4 3 4 4 5 5 4

178 4 4 4 4 4 5 5 4

179 5 4 3 4 5 5 5 5

180 4 4 3 3 1 4 3 3

181 4 4 4 4 5 5 5 5

182 5 4 4 4 5 5 4 5

183 3 3 5 4 5 5 5 5

184 3 4 4 3 4 3 3 3

185 5 5 3 5 3 5 5 2

186 5 4 4 5 5 5 5 5

187 4 3 4 4 4 4 4 4

188 5 4 3 5 5 5 5 5

189 4 4 4 2 2 4 4 3

190 4 4 4 4 5 5 5 5

191 3 4 2 4 5 4 4 4

192 4 4 4 3 5 5 5 5

193 5 5 5 5 5 5 5 5

194 5 4 4 5 5 5 5 5

195 5 4 4 5 5 5 5 5

196 5 4 4 3 5 5 5 5

197 3 3 5 2 5 5 5 5

198 4 2 3 5 5 5 5 5

199 4 3 4 4 4 5 5 4

200 4 4 3 4 5 5 5 5

201 4 4 5 4 5 5 5 5

202 4 3 3 3 3 5 5 5

203 4 5 3 4 3 5 5 4

204 4 4 4 3 5 5 5 5

205 3 3 3 1 5 5 5 2

206 4 4 4 4 4 5 5 5

82

B. Tabulasi Data Kecemasan

Subjek Aitem

1 2 3 4 5 6 7

1 1 1 1 1 1 0 1

2 1 1 3 3 3 1 2

3 1 1 1 1 1 0 2

4 1 1 1 3 1 2 0

5 1 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 0 3 3

7 1 1 1 1 1 1 1

8 3 3 3 1 2 2 3

9 1 1 3 1 3 1 3

10 3 3 3 3 2 1 3

11 2 2 2 1 1 1 1

12 3 3 3 3 3 3 3

13 1 1 1 3 1 1 2

14 1 1 1 0 0 1 1

15 1 1 0 1 0 0 0

16 3 3 3 3 3 2 3

17 1 1 1 1 1 1 1

18 1 1 1 0 0 1 1

19 1 1 1 3 0 1 1

20 1 1 1 2 0 1 1

21 1 1 1 1 1 0 1

22 1 1 3 1 1 1 3

23 1 1 2 1 0 0 1

24 1 1 1 3 0 0 1

25 3 3 3 2 2 1 3

26 3 0 3 1 0 1 1

27 1 1 3 1 1 3 0

28 1 0 1 1 1 0 1

29 1 1 1 0 0 1 1

30 2 2 2 1 2 1 2

31 1 1 1 1 1 1 1

32 3 3 3 3 3 1 1

33 1 0 0 0 1 1 1

34 2 1 2 2 2 2 2

35 1 1 1 1 0 2 1

36 1 0 3 3 1 0 1

37 1 1 1 1 1 1 1

38 1 1 1 0 0 1 1

39 3 3 3 1 2 3 3

40 1 1 1 2 1 1 3

83

41 1 1 1 1 1 2 3

42 1 1 1 1 1 0 0

43 1 1 1 0 0 1 1

44 0 1 0 0 0 0 1

45 2 1 3 1 1 1 3

46 1 1 1 1 1 1 1

47 1 1 1 1 1 1 1

48 1 1 1 1 1 1 1

49 0 0 0 0 0 1 1

50 0 1 1 1 1 0 1

51 0 0 0 1 0 1 1

52 1 1 1 0 1 1 1

53 1 1 1 0 0 1 1

54 1 1 1 0 0 1 1

55 3 3 3 2 2 3 3

56 1 1 1 2 1 1 1

57 1 1 3 1 1 3 1

58 1 1 2 3 1 2 1

59 1 1 2 0 0 1 1

60 1 1 1 1 0 2 2

61 1 1 0 0 0 1 0

62 2 2 3 2 3 0 3

63 3 1 3 1 1 2 3

64 1 1 1 0 1 2 1

65 0 0 0 0 0 0 0

66 3 3 3 3 3 3 3

67 1 0 0 1 0 1 1

68 1 1 1 0 1 1 1

69 1 2 2 1 1 0 1

70 1 1 1 1 1 1 1

71 1 0 1 1 0 0 0

72 3 3 3 1 1 1 3

73 0 1 0 0 1 0 1

74 3 3 3 0 0 0 3

75 1 1 1 0 1 1 1

76 0 1 3 1 1 1 1

77 1 1 1 1 1 1 1

78 2 1 1 2 1 1 0

79 1 0 0 3 0 1 0

80 1 1 3 1 1 1 1

81 1 1 1 2 1 2 3

82 1 3 3 1 0 3 3

83 0 0 3 3 0 1 3

84 3 3 3 2 2 2 3

84

85 1 1 1 1 0 1 1

86 1 1 1 3 1 1 3

87 1 1 2 0 1 3 1

88 1 1 1 0 0 1 1

89 3 1 3 3 3 1 3

90 2 1 1 0 0 3 3

91 1 3 1 0 1 1 3

92 0 0 0 0 0 0 0

93 1 1 3 0 0 1 3

94 1 1 1 0 0 1 1

95 1 1 1 1 1 1 1

96 2 1 1 1 1 0 3

97 1 1 1 0 1 2 1

98 3 3 3 3 3 1 3

99 1 1 2 0 0 3 3

100 3 3 3 1 2 1 3

101 1 1 1 0 0 1 3

102 1 1 1 0 0 1 1

103 0 0 0 3 0 0 0

104 3 2 1 1 1 1 1

105 1 1 2 3 1 0 2

106 3 3 3 1 1 1 3

107 1 1 1 1 1 1 1

108 1 1 0 1 1 1 0

109 2 1 3 2 1 2 3

110 1 0 1 0 0 1 1

111 1 1 1 1 0 1 1

112 1 1 1 1 0 1 1

113 1 1 2 0 0 1 1

114 1 1 1 1 1 1 1

115 1 1 1 0 0 3 1

116 3 3 3 2 2 1 3

117 1 1 1 0 0 0 0

118 2 1 2 1 1 2 1

119 2 2 1 1 2 1 1

120 0 0 0 0 0 0 0

121 2 1 2 1 1 2 1

122 1 1 1 0 0 1 1

123 2 2 2 1 1 1 3

124 1 0 1 3 0 1 1

125 3 3 3 3 1 3 3

126 1 1 1 1 1 2 2

127 1 1 1 0 0 2 1

128 1 1 1 1 1 0 0

85

129 1 1 1 0 0 1 1

130 2 2 3 2 1 1 1

131 2 2 3 1 0 2 3

132 1 1 1 1 0 1 0

133 1 0 0 0 0 0 0

134 0 0 0 0 0 0 0

135 1 1 1 1 0 3 1

136 3 3 3 3 3 3 3

137 1 3 1 0 1 3 3

138 0 1 1 0 0 0 1

139 3 3 3 3 3 1 1

140 1 1 2 1 0 1 1

141 1 1 1 1 1 0 1

142 0 0 1 0 0 1 1

143 3 3 3 3 3 3 3

144 3 3 3 1 3 3 3

145 1 1 1 0 0 1 1

146 1 1 1 0 1 1 0

147 1 3 3 2 1 1 3

148 3 0 3 3 1 0 0

149 0 1 1 1 0 1 1

150 1 1 1 0 0 1 1

151 1 1 2 1 1 1 2

152 1 1 1 1 1 1 1

153 1 1 1 1 0 3 3

154 1 1 3 0 0 2 1

155 3 1 3 1 3 1 3

156 1 1 1 1 0 0 1

157 1 1 1 0 0 1 1

158 1 0 1 1 0 1 1

159 1 1 2 1 0 1 1

160 1 1 1 1 0 3 0

161 1 0 0 0 0 1 1

162 1 0 0 0 0 1 0

163 1 2 1 1 1 2 1

164 0 0 3 1 1 1 3

165 0 1 1 2 1 1 1

166 0 1 1 1 0 0 1

167 2 2 1 1 2 2 2

168 0 0 1 1 0 1 1

169 1 1 1 2 0 0 1

170 0 0 0 0 0 1 1

171 2 2 3 2 1 2 3

172 1 0 1 0 0 0 1

86

173 1 1 1 0 0 1 1

174 1 1 1 1 1 0 1

175 1 1 1 0 1 1 2

176 1 1 1 0 1 0 1

177 1 1 1 1 1 0 1

178 1 0 0 0 0 0 1

179 1 1 1 1 0 1 1

180 3 1 3 1 1 3 1

181 1 1 1 0 2 2 0

182 1 1 1 1 1 0 0

183 1 1 3 0 1 3 1

184 3 3 3 1 1 1 3

185 3 2 1 3 0 1 1

186 0 0 0 0 0 1 0

187 1 3 1 1 0 1 3

188 1 1 3 0 0 1 0

189 1 1 1 0 1 1 3

190 0 0 0 0 0 0 0

191 3 3 3 1 0 3 1

192 0 1 1 0 0 1 0

193 0 0 0 0 0 0 0

194 0 0 0 0 0 1 0

195 0 0 0 0 0 1 0

196 1 1 1 0 0 1 1

197 0 0 0 0 0 0 1

198 1 0 0 1 0 0 0

199 1 0 1 0 0 1 0

200 1 1 1 1 1 0 1

201 3 3 3 3 1 1 1

202 1 1 1 1 0 1 1

203 3 1 3 3 3 3 3

204 1 1 1 1 1 1 1

205 3 3 3 2 3 3 3

206 1 1 3 3 1 1 3

87

LAMPIRAN 3

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Husnudzon dan Kecemasan

88

A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Husnudzon

a. Validitas

Correlations

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Total

A1 Pearson

Correla

tion

1 .39

2**

.03

2

.33

1**

.11

2

.14

1*

.15

0*

.19

4** .553**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.64

3

.00

0

.10

8

.04

4

.03

1

.00

5

.000

N 206 206 206 206 206 206 206 206 206

A2 Pearson

Correla

tion

.39

2**

1 .16

8*

.29

2**

.10

7

.13

0

.18

1**

.19

4** .596**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.01

6

.00

0

.12

4

.06

3

.00

9

.00

5

.000

N 206 206 206 206 206 206 206 206 206

A3 Pearson

Correla

tion

.03

2

.16

8*

1 .14

6*

.07

6

-

.03

4

.05

1

.12

2 .398**

Sig. (2-

tailed)

.64

3

.01

6

.03

7

.27

6

.62

7

.46

9

.08

1

.000

N 206 206 206 206 206 206 206 206 206

A4 Pearson

Correla

tion

.33

1**

.29

2**

.14

6*

1 .14

6*

.16

5*

.18

6**

.20

5** .645**

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.03

7

.03

7

.01

8

.00

7

.00

3

.000

N 206 206 206 206 206 206 206 206 206

A5 Pearson

Correla

tion

.11

2

.10

7

.07

6

.14

6*

1 .37

0**

.45

4**

.52

6** .539**

Sig. (2-

tailed)

.10

8

.12

4

.27

6

.03

7

.00

0

.00

0

.00

0

.000

N 206 206 206 206 206 206 206 206 206

A6 Pearson

Correla

tion

.14

1*

.13

0

-

.03

4

.16

5*

.37

0**

1 .77

2**

.55

3** .542**

Sig. (2-

tailed)

.04

4

.06

3

.62

7

.01

8

.00

0

.00

0

.00

0

.000

N 206 206 206 206 206 206 206 206 206

A7 Pearson

Correla

tion

.15

0*

.18

1**

.05

1

.18

6**

.45

4**

.77

2**

1 .55

8** .604**

Sig. (2-

tailed)

.03

1

.00

9

.46

9

.00

7

.00

0

.00

0

.00

0

.000

N 206 206 206 206 206 206 206 206 206

A8 Pearson

Correla

.19

4**

.19

4**

.12

2

.20

5**

.52

6**

.55

3**

.55

8**

1 .658**

89

tion

Sig. (2-

tailed)

.00

5

.00

5

.08

1

.00

3

.00

0

.00

0

.00

0

.000

N 206 206 206 206 206 206 206 206 206

Tot

al

Pearson

Correla

tion

.55

3**

.59

6**

.39

8**

.64

5**

.53

9**

.54

2**

.60

4**

.65

8**

1

Sig. (2-

tailed)

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

.00

0

N 206 206 206 206 206 206 206 206 206

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

b. Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.665 8

Item-Total Statistics

Scale

Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

1. Orang disekitar saya

adalah orang yang baik

30.45 8.220 .362 .633

2. Siapapun mereka, saya

lebih melihat sisi baik

daripada mencurigainya

30.64 7.783 .384 .628

3. Ketika terdengar berita

keburukan tentang orang

lain, saya tidak mudah

mempercayainya

30.82 8.860 .154 .689

4. Ternyata orang yang

telah menyakiti saya

memiliki banyak

kebaikan

31.08 6.983 .374 .643

5. Sekalipun dosa saya

begitu banyak, saya

memiliki keyakinan

Allah akan

29.89 8.519 .379 .631

90

mengampuninya

6. Setiap kesulitan hidup

saya, saya yakin Allah

memberikan saya yang

terbaik

29.77 8.957 .435 .632

7. Apapun yang terjadi

dalam hidup saya, Allah

akan memberikan yang

terbaik

29.79 8.771 .506 .621

8. Saya memiliki

keyakinan bahwa Allah

akan mentakdirkan saya

menjadi orang yang baik

29.97 7.902 .512 .598

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kecemasan

a. Validitas

Correlations

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 Total

A1 Pearson

Correlation

1 .715** .681** .456** .617** .388** .521** .835**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 206 206 206 206 206 206 206 206

A2 Pearson

Correlation

.715** 1 .610** .346** .564** .397** .590** .805**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 206 206 206 206 206 206 206 206

A3 Pearson

Correlation

.681** .610** 1 .457** .568** .406** .605** .837**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 206 206 206 206 206 206 206 206

A4 Pearson

Correlation

.456** .346** .457** 1 .517** .138* .331** .630**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .049 .000 .000

N 206 206 206 206 206 206 206 206

A5 Pearson

Correlation

.617** .564** .568** .517** 1 .275** .487** .768**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 206 206 206 206 206 206 206 206

A6 Pearson .388** .397** .406** .138* .275** 1 .397** .568**

91

Correlation

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .049 .000 .000 .000

N 206 206 206 206 206 206 206 206

A7 Pearson

Correlation

.521** .590** .605** .331** .487** .397** 1 .764**

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 206 206 206 206 206 206 206 206

Total Pearson

Correlation .835** .805** .837** .630** .768** .568** .764** 1

Sig. (2-

tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 206 206 206 206 206 206 206 206

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

b. Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.864 7

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item Deleted

1. Merasa tidak

tenang, gugup

atau gelisah

7.03 17.677 .765 .828

2. Kesulitan

mengendalikan

dan menghenti-

kan rasa khawatir

7.13 17.968 .724 .834

3. Terlalu

khawatir pada

banyak hal

6.83 16.828 .755 .827

4. Sulit untuk

beristirahar,

bersantai, dan

melakukan

7.28 19.050 .482 .867

92

aktivitas yang

menyenangkan

setelah seharian

mengerjakan

tugas

5. Gelisah hingga

sulit untuk tetap

duduk dengan

tenang

7.54 18.357 .677 .840

6. Mudah marah

atau jengkel

7.16 20.038 .426 .872

7. Takut jika

sesuatu hal yang

buruk akan

terjadi

6.90 17.483 .651 .843

93

LAMPIRAN 4

Tabel Deskripsi Data Penelitian

94

A. Deskripsi Statistik Skor Total Husnudzon

Total_Husnudzon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 22 1 .5 .5 .5

23 1 .5 .5 1.0

25 2 1.0 1.0 1.9

26 1 .5 .5 2.4

27 4 1.9 1.9 4.4

28 2 1.0 1.0 5.3

29 3 1.5 1.5 6.8

30 7 3.4 3.4 10.2

31 8 3.9 3.9 14.1

32 9 4.4 4.4 18.4

33 20 9.7 9.7 28.2

34 28 13.6 13.6 41.7

35 30 14.6 14.6 56.3

36 30 14.6 14.6 70.9

37 24 11.7 11.7 82.5

38 24 11.7 11.7 94.2

39 6 2.9 2.9 97.1

40 6 2.9 2.9 100.0

Total 206 100.0 100.0

B. Deskripsi Statistik Skor Total Kecemasan

Total_Kecemasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 0 6 2.9 2.9 2.9

1 5 2.4 2.4 5.3

2 6 2.9 2.9 8.3

3 13 6.3 6.3 14.6

4 5 2.4 2.4 17.0

5 30 14.6 14.6 31.6

6 20 9.7 9.7 41.3

7 30 14.6 14.6 55.8

8 9 4.4 4.4 60.2

95

9 11 5.3 5.3 65.5

10 19 9.2 9.2 74.8

11 6 2.9 2.9 77.7

12 7 3.4 3.4 81.1

13 5 2.4 2.4 83.5

14 6 2.9 2.9 86.4

15 7 3.4 3.4 89.8

16 1 .5 .5 90.3

17 6 2.9 2.9 93.2

18 3 1.5 1.5 94.7

19 5 2.4 2.4 97.1

20 2 1.0 1.0 98.1

21 4 1.9 1.9 100.0

Total 206 100.0 100.0

96

LAMPIRAN 5

Tabel Uji Asumsi:

Hasil Uji Normalitas dan Uji Linearitas

97

Uji Asumsi

A. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Husnudzon .140 206 .000 .925 206 .000

Kecemasan .163 206 .000 .940 206 .000

a. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Kecemasan*

Husnudzon

Between

Groups

(Combined) 500.268 17 29.428 1.239 .238

Linearity 178.488 1 178.488 7.514 .007

Deviation

from

Linearity

321.780 16 20.111 .847 .631

Within Groups 4465.848 188 23.755

Total 4966.117 205

98

LAMPIRAN 6

Tabel Uji Hipotesis

99

Uji Hipotesis

Correlations

Husnudzon Kecemasan

Spearman's

rho

Husnudzon Correlation

Coefficient

1.000 -.232**

Sig. (2-tailed) . .001

N 206 206

Kecemasan Correlation

Coefficient

-.232** 1.000

Sig. (2-tailed) .001 .

N 206 206

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

100

LAMPIRAN 7

Analisis Tambahan Uji Korelasi Antara Aspek-aspek

Husnudzon terhadap Kecemasan

101

Uji Korelasi Spearman’s rho hubungan antara aspek-aspek husnudzon terhadap

kecemasan

Correlations

Kecemasan Aspek

_1

Aspek

_2

Spearman's

rho

Kecemasan Correlation

Coefficient

1.000 -.231** -.180**

Sig. (2-tailed) . .001 .010

N 206 206 206

Aspek 1 Correlation

Coefficient

-.231** 1.000 .267**

Sig. (2-tailed) .001 . .000

N 206 206 206

Aspek 2 Correlation

Coefficient

-.180** .267** 1.000

Sig. (2-tailed) .010 .000 .

N 206 206 206

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).