Download docx - Tugas hukum pidana

Transcript

A. UNDANG-UNDANG N0 18 TAHUN 2003

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi

jasa hukum, baik di dalam maupun di luar

pengadilan yang memenuhi persyaratan

berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.

2. Jasa Hukum adalah jasa yang diberikan Advokat

berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan

hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi,

membela, dan melakukan tindakan hukum lain

untuk kepentingan hukum klien.

3. Klien adalah orang, badan hukum, atau lembaga

lain yang menerima jasa hukum dari Advokat.

4. Organisasi Advokat adalah organisasi profesi

yang didirikan berdasarkan Undang-Undang ini.

5. Pengawasan adalah tindakan teknis dan

administratif terhadap Advokat untuk menjaga agar

dalam menjalankan profesinya sesuai dengan kode

etik profesi dan peraturan perundang-undangan

yang mengatur profesi Advokat.

6. Pembelaan diri adalah hak dan kesempatan yang

diberikan kepada Advokat untuk mengemukakan

alasan serta sanggahan terhadap hal-hal yang

merugikan dirinya di dalam menjalankan profesinya

ataupun kaitannya dengan organisasi profesi.

7. Honorarium adalah imbalan atas jasa hukum

yang diterima oleh Advokat berdasarkan

kesepakatan dengan Klien.

8. Advokat Asing adalah advokat

berkewarganegaraan asing yang menjalankan

profesinya di wilayah negara Republik Indonesia

berdasarkan persyaratan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

9. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang

diberikan oleh

Advokat secara cuma-cuma kepada Klien yang tidak

mampu.

10.Menteri adalah menteri yang tugas dan

tanggung jawabnya meliputi bidang hukum dan

perundang-undangan.

B. UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang

berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu

sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang

dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk masyarakat.

3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam

bentuk lain.

4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan,

pengusaha, badan hukum, atau

5. badan-badan lainnya yang mempekerjakan

tenaga kerja dengan membayar upah atau

imbalan dalam bentuk lain.

Pengusaha adalah :

a. orang perseorangan, persekutuan, atau

badan hukum yang menjalankan suatu

perusahaan milik sendiri;

b. orang perseorangan, persekutuan, atau

badan hukum yang secara berdiri sendiri

menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. orang perseorangan, persekutuan, atau

badan hukum yang berada di Indonesia

mewakili perusahaan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan b yang

berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

6. Perusahaan adalah :

a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum

atau tidak, milik orang perseorangan, milik

persekutuan, atau milik badan hukum, baik

milik swasta maupun milik negara yang

mempekerjakan pekerja/buruh dengan

membayar upah atau imbalan dalam bentuk

lain;

b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain

yang mempunyai pengurus dan

mempekerjakan orang lain dengan

membayar upah atau imbalan dalam

bentuk lain.

7. Perencanaan tenaga kerja adalah

proses penyusunan rencana

ketenagakerjaan secara sistematis yang

dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan

kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program

pembangunan ketenagakerjaan yang

berkesinambungan.

8. Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan,

rangkaian, dan analisis data yang berbentuk

angka yang telah diolah, naskah dan dokumen

yang mempunyai arti, nilai dan makna tertentu

mengenai ketenagakerjaan.

9. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan

untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,

serta mengembangkan kompetensi kerja,

produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja

pada tingkat keterampilan dan keahlian

tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi

jabatan atau pekerjaan.

10. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja

setiap individu yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja

yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

11. Pemagangan adalah bagian dari sistem

pelatihan

kerja yang

diselenggarakan secara terpadu antara

pelatihan di lembaga pelatihan dengan

bekerja secara langsung di bawah bimbingan

dan pengawasan instruktur atau

pekerja/buruh yang lebih berpengalaman,

dalam proses produksi barang dan/atau jasa

di perusahaan, dalam rangka menguasai

keterampilan atau keahlian tertentu.

12. Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah

kegiatan untuk mempertemukan tenaga kerja

dengan pemberi kerja, sehingga tenaga kerja

dapat mem- peroleh pekerjaan yang sesuai

dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan

pemberi kerja dapat memperoleh tenaga kerja

yang sesuai dengan kebutuhannya.

13. Tenaga kerja asing adalah warga negara

asing pemegang visa dengan maksud bekerja

di wilayah Indonesia.

14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara

pekerja/buruh dengan pengusaha atau

pemberi kerja yang memuat syarat-syarat

kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

15. Hubungan kerja adalah hubungan antara

pengusaha dengan pekerja/buruh

berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai

unsur pekerjaan, upah, dan perintah

16. Hubungan industrial adalah suatu sistem

hubungan yang terbentuk antara para pelaku

dalam proses produksi barang dan/atau jasa

yang terdiri dari unsur pengusaha,

pekerja/buruh, dan pemerintah yang

didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

17. Serikat pekerja/serikat buruh adalah

organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk

pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di

luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka,

mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab

guna memperjuangkan, membela serta

melindungi hak dan kepentingan

pekerja/buruh serta meningkatkan

kesejahteraan pekerja/buruh dan

keluarganya.

18. Lembaga kerja sama bipartit adalah forum

komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan hubungan industrial di

satu perusahaan yang anggotanya

terdiri dari pengusaha dan serikat

pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat

instansi yang bertanggung jawab di bidang

ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh.

19. Lembaga kerja sama tripartit adalah forum

komunikasi, konsultasi dan musyawarah

tentang masalah ketenagakerjaan yang

anggotanya terdiri dari

unsur organisasi pengusaha, serikat

pekerja/serikat buruh, dan pemerintah.

20. Peraturan perusahaan adalah peraturan yang

dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang

memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib

perusahaan.

21. Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian

yang merupakan hasil perundingan antara

serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa

serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat

pada instansi yang bertanggung jawab di

bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha,

atau beberapa pengusaha atau

perkumpulan pengusaha yang memuat

syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua

belah pihak.

22. Perselisihan hubungan industrial adalah

perbedaan pendapat yang mengakibatkan

pertentangan antara pengusaha atau gabungan

pengusaha dengan pekerja/buruh atau

serikat pekerja/serikat buruh karena adanya

perselisihan mengenai hak, perselisihan

kepentingan, dan perselisihan pemutusan

hubungan kerja serta perselisihan antar serikat

pekerja/serikat buruh hanya dalam satu

perusahaan.

23. Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh

yang direncanakan dan dilaksanakan secara

bersama-sama dan/atau oleh serikat

pekerja/serikat buruh untuk menghentikan

atau memperlambat pekerjaan.

24. Penutupan perusahaan (lock out) adalah

tindakan pengusaha untuk menolak

pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk

menjalankan pekerjaan.

25. Pemutusan hubungan kerja adalah

pengakhiran hubungan kerja karena suatu

hal tertentu yang mengakibatkan

berakhirnya hak dan kewajiban antara

pekerja/buruh dan pengusaha.

26. Anak adalah setiap orang yang berumur

dibawah 18 (delapan belas) tahun.

27. Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00

sampai dengan pukul 18.00.

28. 1 (satu) hari adalah waktu selama 24 (dua puluh

empat) jam.

29. Seminggu adalah waktu selama 7 (tujuh) hari.

30. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima

dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

imbalan dari pengusaha atau pemberi

kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan

dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,

kesepakatan, atau peraturan perundang-

undangan, termasuk tunjangan bagi

pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu

pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan

dilakukan.

31. Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu

pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan

yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di

dalam maupun di luar hubungan kerja, yang

secara langsung atau tidak langsung dapat

mempertinggi produktivitas kerja dalam

lingkungan kerja yang aman dan sehat.

32. Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan

mengawasi dan menegakkan pelaksanaan

peraturan perundang-undangan di bidang

ketenagakerjaan.

33. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab

di bidang ketenagakerjaan.

C. Undang-Undang No 14 Tahun 2001

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh

Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di

bidang teknologi, yang untuk selama waktu

tertentu melaksanakan sendiri Invensinya

tersebut atau memberikan persetujuannya kepada

pihak lain untuk melaksanakannya.

2. Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke

dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang

spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk

atau proses, atau penyempurnaan dan

pengembangan produk atau proses.

3. Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau

beberapa orang yang secara bersama-sama

melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam

kegiatan yang menghasilkan Invensi.

4. Pemohon adalah pihak yang mengajukan

Permohonan Paten.

5. Permohonan adalah permohonan Paten yang

diajukan kepada Direktorat Jenderal.

6. Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik

Paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari

pemilik Paten atau pihak lain yang menerima lebih

lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar

Umum Paten.

7. Kuasa adalah Konsultan Hak Kekayaan Intelektual

8. Pemeriksa adalah seseorang yang karena

keahliannya diangkat dengan Keputusan Menteri

sebagai pejabat fungsional Pemeriksa Paten dan

ditugasi untuk melakukan pemeriksaan substantif

terhadap Permohonan.

9. Menteri adalah menteri yang membawahkan

departemen yang salah satu tugas dan tanggung

jawabnya meliputi pembinaan di bidang Hak

Kekayaan Intelektual, termasuk Paten.

10. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal

Hak Kekayaan Intelektual yang berada di bawah

departemen yang dipimpin oleh Menteri.

11. Tanggal Penerimaan adalah tanggal penerimaan

Permohonan yang telah memenuhi persyaratan

administratif.

12. Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk

mengajukan Permohonan yang berasal dari

negara yang tergabung dalam Paris Convention

for the protection of Industrial Property atau

Agreement Establishing the World Trade

Organization untuk memperoleh pengakuan

bahwa tanggal penerimaan di negara asal

merupakan tanggal prioritas di negara tujuan

yang juga anggota salah satu dari kedua

perjanjian itu selama pengajuan tersebut

dilakukan dalam kurun waktu yang telah

ditentukan berdasarkan Paris Convention

tersebut

13. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang

Paten kepada pihak lain berdasarkan perjanjian

pemberian hak untuk menikmati manfaat

ekonomi dari suatu Paten yang diberi

perlindungan dalam jangka waktu dan syarat

tertentu.

14. Hari adalah hari kerja.

D. Undang-Undang No 28 Tahun 2014

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang

timbul secara otomatis berdasarkan prinsip

deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan

dalam bentuk nyata tanpa mengurangi

pembatasan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

2. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang

yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama

menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas

dan pribadi.

3. Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di

bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang

dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran,

imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau

keahlian yang diekspresikan dalam bentuk

nyata.

4. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai

pemilik Hak Cipta, pihak yang menerima hak

tersebut secara sah dari Pencipta, atau pihak

lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak

yang menerima hak tersebut secara sah.

5. Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan

Hak Cipta yang merupakan hak eksklusif bagi

pelaku pertunjukan, producer fonogram, atau

lembaga Penyiaran.

6. Pelaku Pertunjukan adalah seorang atau

beberapa orang yang secara sendiri-sendiri

atau bersama-sama menampi]kan dan

mempertunjukkan suatu Ciptaan.

7. Produser Fonogram adalah orang atau badan

hukum yang pertama kali merekam dan

memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan

perekaman suara atau perekaman bunyi, baik

perekaman pertunjukan maupun perekaman

suara atau bunyi lain.

8. Lembaga Penyiaran adalah penyelenggara

Penyiaran, baik lembaga Penyiaran publik,

lembaga Penyiaran swasta, lembaga Penyiaran

komunitas maupun lembaga Penyiaran

berlangganan yang dalam melaksanakan tugas,

fungsi, dan tanggung jawabnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan.

9. Program Komputer adalah seperangkat

instruksi yang diekspresikan dalam bentuk

bahasa, kode, skema, atau dalam bentuk

apapun yang ditujukan agar komputer bekerja

melakukan fungsi tertentu atau untuk

mencapai hasil tertentu.

10. Potret adalah karya fotografi dengan objek

manusia.

11. Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran,

pameran, suatu ciptaan dengan menggunakan

alat apapun baik elektronik atau non elektronik

atau melakukan dengan cara apapun sehingga

suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau

dilihat orang lain.

12. Penggandaan adalah proses, perbuatan, atau

cara menggandakan satu salinan Ciptaan

dan/atau fonogram atau lebih dengan cara dan

dalam bentuk apapun, secara permanen atau

sementara.

13. Fiksasi adalah perekaman suara yang dapat

didengar, perekaman gambar atau keduanya,

yang dapat dilihat, didengar, digandakan, atau

dikomunikasikan melalui perangkat apapun.

14. Fonogram adalah Fiksasi suara pertunjukan

atau suara lainnya, atau representasi suara,

yang tidak termasuk bentuk Fiksasi yang

tergabung dalam sinematografi atau Ciptaan

audiovisual lainnya.

15. Penyiaran adalah pentransmisian suatu

Ciptaan atau produk Hak Terkait tanpa kabel

sehingga dapat

diterima oleh semua orang di lokasi yang jauh

dari tempat transmisi berasal.

16. Komunikasi kepada publik yang selanjutnya

disebut Komunikasi adalah pentransmisian

suatu Ciptaan, pertunjukan, atau Fonogram

melalui kabel atau media lainnya selain

Penyiaran sehingga dapat diterima oleh publik,

termasuk penyediaan suatu Ciptaan,

pertunjukan, atau Fonogram agar dapat diakses

publik dari tempat dan waktu yang dipilihnya.

17. Pendistribusian adalah penjualan, pengedaran,

dan/atau penyebaran Ciptaan dan/atau

produk Hak

Terkait.

18. Kuasa adalah konsultan kekayaan intelektual,

atau orang yang mendapat kuasa dari Pencipta,

Pemegang

Hak Cipta, atau pemilik Hak Terkait.

19. Permohonan adalah permohonan pencatatan

Ciptaan oleh pemohon kepada Menteri.

20. Lisensi adalah izin tertulis yang diberikan oleh

Pemegang Hak Cipta atau Pemilik Hak Terkait

kepada pihak lain untuk melaksanakan hak

ekonomi atas Ciptaannya atau produk Hak

Terkait dengan syarat tertentu.

21. Royalti adalah imbalan atas pemanfaatan Hak

Ekonomi suatu Ciptaan atau Produk Hak

Terkait yang diterima oleh pencipta atau

pemilik hak terkait.

22. Lembaga Manajemen Kolektif adalah institusi

yang berbentuk badan hukum nirlaba yang

diberi kuasa oleh Pencipta, Pemegang Hak

Cipta, dan/atau pemilik Hak Terkait guna

mengelola hak ekonominya dalam bentuk

menghimpun dan mendistribusikan royalti.

23. Pembajakan adalah Penggandaan Ciptaan

dan/atau produk Hak Terkait secara tidak sah

dan pendistribusian barang hasil penggandaan

dimaksud secara luas untuk memperoleh

keuntungan ekonomi.

24. Penggunaan Secara Komersial adalah

pemanfaatan Ciptaan dan/atau produk Hak

Terkait dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan ekonomi dari berbagai sumber

atau berbayar.

25. Ganti rugi adalah pembayaran sejumlah uang

yang dibebankan kepada pelaku pelanggaran

hak ekonomi Pencipta, Pemegang Hak Cipta

dan/atau pemilik Hak Terkait berdasarkan

putusan pengadilan perkara perdata atau

pidana yang berkekuatan hukum tetap atas

kerugian yang diderita Pencipta, Pemegang Hak

Cipta dan/atau pemilik Hak Terkait.

26. Menteri adalah menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang hukum.

27. Orang adalah orang perseorangan atau badan

hukum.

28. Hari adalah Hari kerja.

E. Undang-Undang No 39 Tahun 1999

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang

melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,

Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan

serta perlindungan harkat dan martabat manusia;

2. Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat

kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak

memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi

manusia.

3. Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan,

atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung

didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar

agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status

sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa,

keyakinan politik, yang berakibat pengurangan,

penyimpangan atau penghapusan pengakuan,

pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan

kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual

maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi,

hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

4. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan

dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit

atau penderitaan yang hebat, baik jasmasi maupun

rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan

atau keterangan dari seseorang atau dari orang ketiga,

dengan menghukumnya atas suatu perbuatan yang

telah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh

seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan

yang didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi,

apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut

ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan

persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan atau

pejabat publik.

5. Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah

18 (delapan belas) tahun dan belum menikah,

termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila

hal tersebut adalah demi kepentingannya.

6. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap

perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk

aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja

atau kelalaian, membatasi, dan atau mencabut hak

asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang

dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak

mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan

memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan

benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

7. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya

disebut Komnas HAM adalah lembaga mandiri

yang kedudukannya setingkatdengan lembaga

negara lainnya yang berfungsi melaksanakan

pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan

mediasi hak asasi manusia.

F. Undang-Undang No 23 Tahun 2004

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan

1. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap

perbuatan terhadap seseorang terutama

perempuan, yang berakibat timbulnya

kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah

tangga termasuk ancaman untuk melakukan

perbuatan, pemaksaan, atau perampasan

kemerdekaan secara melawan hukum dalam

lingkup rumah tangga.

2. Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga

adalah jaminan yang diberikan oleh negara untuk

mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah

tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah

tangga, dan melindungi korban kekerasan dalam

rumah tangga.

3. Korban adalah orang yang mengalami kekerasan

dan/atau ancaman kekerasan dalam lingkup

rumah tangga.

4. Perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan

untuk memberikan rasa aman kepada korban

yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat,

lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan,

atau pihak lainnya baik sementara maupun

berdasarkan penetapan pengadilan.

5. Perlindungan Sementara adalah perlindungan

yang langsung diberikan oleh kepolisian

dan/atau lembaga sosial atau pihak lain, sebelum

dikeluarkannya penetapan perintah

perlindungan dari pengadilan.

6. Perintah Perlindungan adalah penetapan yang

dikeluarkan oleh Pengadilan untuk memberikan

perlindungan kepada korban.

7. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan

tanggung jawabnya di bidang pemberdayaan

perempuan

G. Undang-Undang No 23 Tahun 2002

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Anak adalah seseorang yang belum berusia

18 (delapan belas)

tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk

menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya

agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat

dan martabat kemanusiaan, serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

3. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang

terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya,

atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau

keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke

bawah sampai dengan derajat ketiga.

4. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau

ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu

angkat.

5. Wali adalah orang atau badan yang dalam

kenyataannya menjalankan kekuasaan asuh sebagai

orang tua terhadap anak.

6. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi

kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental,

spiritual, maupun sosial.

7. Anak yang menyandang cacat adalah anak yang

mengalami hambatan fisik dan/atau mental

sehingga mengganggu pertumbuhan dan

perkembangannya secara wajar.

8. Anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang

mempunyai kecerdasan luar biasa, atau memiliki

potensi dan/atau bakat istimewa.

9. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari

lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang

sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas

perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak

tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua

angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan

pengadilan.

10. Anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang

atau lembaga, untuk diberikan bimbingan,

pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan

kesehatan, karena orang tuanya atau salah satu

orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh

kembang anak secara wajar.

11. Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk

mengasuh, mendidik, memelihara, membina,

melindungi, dan menumbuhkembangkan anak

sesuai dengan agama yang dianutnya dan

kemampuan, bakat, serta minatnya.

12. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang

wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang

tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.

13 Masyarakat adalah perseorangan, keluarga,

kelompok, dan organisasi sosial dan/atau organisasi

kemasyarakatan.

14. Pendamping adalah pekerja sosial yang mempunyai

kompetensi profesional dalam bidangnya.

15. Perlindungan khusus adalah perlindungan yang

diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak

yang berhadapan dengan hukum, anak dari

kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang

dieksploitasi secara ekonom i dan/atau seksual, anak

yang diperdagangkan,

anak yang menjadi korban penyalahgunaan

narkotika, alkohol,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak

korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak

korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak

yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan

salah dan penelantaran.

16. Setiap orang adalah orang perseorangan atau

korporasi.

17. Pemerintah adalah Pemerintah yang meliputi

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

H. Undang-Undang No 9 Tahun 2013

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1.Pendanaan Terorisme adalah segala perbuatan

dalam rangkamenyediakan, mengumpulkan,

memberikan, ataumeminjamkan Dana, baik

langsung maupun tidak langsung, dengan

maksud untuk digunakan dan/atauyang diketahui

akan digunakan untuk melakukan kegiatan

terorisme, organisasi teroris, atau teroris.

2. Tindak Pidana Terorisme adalah segala

perbuatan yang

memenuhi unsur tindak pidana sesuai dengan

ketentuan dalam Undang-Undang yang mengatur

pemberantasan tindak pidana terorisme.

3.Setiap Orang adalah orang perseorangan

atau korporasi.

4.Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau

kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan

hukum maupun bukan badan hukum.

5.Transaksi adalah seluruh kegiatan yang

menimbulkan hak dan/atau kewajiban atau

menyebabkan timbulnya hubungan hukum antara dua

pihak atau lebih.

6. Transaksi Keuangan Mencurigakan Terkait

Pendanaan

Terorisme adalah:

a.transaksi keuangan dengan maksud

untuk digunakan dan/atau yang

diketahui akan digunakan untuk melakukan

tindak pidana terorisme; atau

b.transaksi yang melibatkan Setiap Orang yang

berdasarkan daftar terduga teroris dan

organisasi teroris.

7.Dana adalah semua aset atau benda bergerak

atau tidak bergerak, baik yang berwujud maupun

yang tidak berwujud, yang diperoleh dengan cara apa

pun dan dalam bentuk apa pun, termasuk dalam

format digital atau elektronik, alat bukti kepemilikan,

atau keterkaitan dengan semua aset atau benda

tersebut,termasuk tetapi tidak terbatas pada kredit

bank, cek perjalanan, cek yang dikeluarkan oleh

bank, perintah pengiriman uang, saham, sekuritas,

obligasi, bank draf, dan surat pengakuan utang.

8.Pemblokiran adalah tindakan mencegah

pentransferan, pengubahan bentuk, penukaran,

penempatan, pembagian, perpindahan, atau

pergerakan Dana untuk jangka waktu tertentu.

9.Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan yang selanjutnya disingkat PPATK adalah

lembaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang tentangPencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang.

10. Penyedia Jasa Keuangan yang selanjutnya

disingkat PJK adalah Setiap Orang yang menyediakan

jasa di bidang keuangan atau jasa lainnya yang terkait

dengan keuangan, baik secara formal maupun

nonformal.

11. Pengguna Jasa Keuangan adalah pihak yang

menggunakan jasa PJK.

12. Lembaga Pengawas dan Pengatur yang

selanjutnya disingkat LPP adalah lembaga yang

memiliki kewenangan pengawasan pengaturan,

dan/atau pengenaan sanksi terhadap PJK.

13. Personel Pengendali Korporasi adalah setiap

orang yangmemiliki kekuasaan atau wewenang

sebagai penentu kebijakan Korporasi atau memiliki

kewenangan untuk melakukan kebijakan Korporasi

tersebut tanpa harus mendapat otorisasi dari

atasannya.

14. Dokumen adalah data, rekaman, atau informasi

yang dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar yang

dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu

sarana, baik yang tertuang di atas kertas atau benda

fisik apa pun selain kertas maupun yang terekam

secara elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas

pada:

a. tulisan, suara, atau gambar;

b. peta, rancangan, foto, atau sejenisnya; dan

c. huruf, tanda, angka, simbol, atau perforasi

yang memiliki makna atau dapat dipahami

oleh orang yang mampu membaca atau

memahaminya.

I. Undang-Undang No 26 Tahun 2007

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,

ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang

didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

tempatmanusia dan makhluk lain hidup,

melakukankegiatan, dan memelihara

kelangsungan hidupnya.

2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola

ruang.

3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat

permukiman dan sistem jaringan prasarana dan

sarana yang berfungsi sebagai pendukung

kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hierarkis memiliki hubungan fungsional.

4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang

dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan

ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang

untuk fungsi budi daya.

5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses

perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan

pengendalian pemanfaatan ruang.

6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan

yang meliputi pengaturan, pembinaan,

pelaksanaan,

dan pengawasan penataan ruang.

7. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut

Pemerintah,adalah Presiden Republik Indonesia

yang memegang kekuasaan pemerintahan negara

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

8. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau

Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

9. Pengaturan penataan ruang adalah upaya

pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah,

pemerintah daerah, dan masyarakat dalam

penataan ruang.

10. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk

meningkatkan kinerja penataan ruang yang

diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah

daerah, dan masyarakat.

11. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya

pencapaian tujuan penataan ruang melalui

pelaksanaan perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang.

12. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar

penyelenggaraan penataan ruang dapat

diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.

13. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk

menentukan struktur ruang dan pola ruang yang

meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata

ruang.

14. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk

mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai

dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan

pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

15. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya

untuk mewujudkan tertib tata ruang.

16. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata

ruang.

17. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan

geografis beserta segenap unsur terkait yang batas

dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administratif dan/atau aspek fungsional.

18. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola

ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada

tingkat wilayah.

19. Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang

dan pola ruang yang mempunyai jangkauan

pelayanan pada tingkat internal perkotaan.

20. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi

utama lindung atau budi daya.

21. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan

dengan fungsi utama melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumber dayaalam

dan sumber daya buatan.

22. Kawasan budi daya adalah wilayah yang

ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan

atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,

sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

23. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang

mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk

pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi.

24. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri

atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah

perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan

pengelolaan sumber daya alam tertentu yang

ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan

hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan

sistem agrobisnis.

25. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang

mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan

susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan

ekonomi.

26. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan

yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang

berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan

kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling

memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan

dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang

terintegrasi dengan jumlah penduduk secara

keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu

juta) jiwa.

27. Kawasan megapolitan adalah kawasan yang

terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan

metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan

membentuk sebuah sistem.

28. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai

pengaruh sangat penting secara nasional terhadap

kedaulatan negara, pertahanandan keamanan negara,

ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan,

termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai

warisan dunia.

29. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai

pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi

terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau

lingkungan.

30. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah

wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan

karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam

lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial,

budaya, dan/atau lingkungan.

31. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur

dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih

bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang

tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja

ditanam.

32. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang

dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.

33. Orang adalah orang perseorangan dan/atau

korporasi.

34. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan dalam bidang penataan ruang.

J. Undang-Undang No 32 Tahun 2014

BAB 1

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :

1. Laut adalah ruang perairan di muka bumi yang

menghubungkan daratan dengan daratan dan

bentuk- bentuk alamiah lainnya, yang merupakan

kesatuan geografis dan ekologis beserta segenap

unsur terkait, dan yang batas dan sistemnya

ditentukan oleh peraturan perundang-undangan

dan hukum internasional.

2. Kelautan adalah hal yang berhubungan dengan Laut

dan/atau kegiatan di wilayah Laut yang meliputi

dasar Laut dan tanah di bawahnya, kolom air dan

permukaan Laut, termasuk wilayah pesisir dan

pulau- pulau kecil.

3. Pulau adalah wilayah daratan yang terbentuk

secara alamiah yang dikelilingi air dan berada di

atas permukaan air pada waktu air pasang.

4. Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk

bagian pulau dan perairan di antara pulau-pulau

tersebut, dan lain-lain wujud alamiah yang

hubungannya satu sama lain demikian erat sehingga

pulau- pulau, perairan, dan wujud alamiah lainnya

itu merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi,

pertahanan, dan keamanan serta politik yang hakiki

atau yang secara historis dianggap sebagai

demikian.

5. Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya

terdiri atas satu atau lebih kepulauan dan dapat

mencakup pulau-pulau lain.

6. Pembangunan Kelautan adalah pembangunan

yang memberi arahan dalam pendayagunaan

sumber daya Kelautan untuk mewujudkan

pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan,

dan keterpeliharaan daya dukung ekosistem pesisir

dan Laut.

7. Sumber Daya Kelautan adalah sumber daya Laut,

baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak

dapat diperbaharui yang memiliki keunggulan

komparatif dan kompetitif serta dapat

dipertahankan dalam jangka panjang.

8. Pengelolaan Kelautan adalah penyelenggaraan

kegiatan, penyediaan,pengusahaan, dan

pemanfaatan Sumber Daya Kelautan serta

konservasi Laut.

9. Pengelolaan Ruang Laut adalah perencanaan,

pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian ruang

Laut.

10. Pelindungan Lingkungan Laut adalah upaya

sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk

melestarikan Sumber Daya Kelautan dan mencegah

terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan di Laut yang meliputi konservasi Laut,

pengendalian pencemaran Laut, penanggulangan

bencana Kelautan, pencegahan dan penanggulangan

pencemaran, serta kerusakan dan bencana.

11. Pencemaran Laut adalah masuk atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,

dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan Laut

oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku

mutu lingkungan Laut yang telah ditetapkan.

12. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut

Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia

yang memegang kekuasaan pemerintahan negara

Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil

Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

13. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang

memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah otonom.

14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang Kelautan.

TUGAS MID HUKUM PIDANA

Disusun oleh :

nama : Muh Takdir S.R

nim : 10400114248

kelas : E (Ilmu Hukum)

FAKULTAS SYARIAH & HUKUM

JURUSAN ILMU HUKUM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2014/2015