16
1 “KEDUDUKAN HUKUM DAN PERAN JABATAN PPPK MENURUT UU NO 5 TAHUN 2014” Oleh : Lanka Asmar, S.HI, M.H (telah dimuat di website www.badilag.net pada tanggal 24 Maret 2014) A. PENDAHULUAN Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber dari segala sumber hukum. Di dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat 37 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 aturan tambahan. Sidang DPR bersama pemerintah untuk membentuk Undang-undang sebagai produk hukum, pada hakikatnya merupakan adegan kontestasi agar kepentingan dan aspirasi semua kekuatan politik dapat terakomodasi di dalam keputusan politik menjadi Undang-undang. 1 Kemudian untuk mencapai tujuan nasional yang mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, bermoral tinggi dan berperadapan modern yang setia pada Undang-undang Dasar 1945 diperlukan sosok pegawai negeri. Aturan hukum mengenai pegawai negeri diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 1 Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. : 10

Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

1

“KEDUDUKAN HUKUM DAN PERAN JABATAN PPPK

MENURUT UU NO 5 TAHUN 2014”

Oleh :

Lanka Asmar, S.HI, M.H

(telah dimuat di website www.badilag.net pada tanggal 24 Maret 2014)

A. PENDAHULUAN

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

merupakan sumber dari segala sumber hukum. Di dalam Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat 37 pasal, 3 pasal aturan

peralihan, 2 aturan tambahan. Sidang DPR bersama pemerintah untuk

membentuk Undang-undang sebagai produk hukum, pada hakikatnya

merupakan adegan kontestasi agar kepentingan dan aspirasi semua kekuatan

politik dapat terakomodasi di dalam keputusan politik menjadi Undang-undang.1

Kemudian untuk mencapai tujuan nasional yang mewujudkan masyarakat

madani yang taat hukum, bermoral tinggi dan berperadapan modern yang setia

pada Undang-undang Dasar 1945 diperlukan sosok pegawai negeri. Aturan

hukum mengenai pegawai negeri diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun

1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dan Undang-undang Nomor 43 Tahun

1999.

Di dalam pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999

dijelaskan bahwa pegawai negeri terdiri dari pegawai negeri sipil, anggota TNI,

anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Istilah Pegawai Honor atau

pegawai tidak tetap diatur pada pasal 2 ayat 3 Undang-undang Nomor 43 Tahun

1999 tentang pokok-pokok kepegawaian yang berbunyi “Disamping pegawai

1 Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. : 10

Page 2: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

2

negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pejabat yang berwenang dapat

mengangkat pegawai tidak tetap”.

Mengenai pengangkatan pegawai honor atau pegawai tidak tetap menjadi

PNS pada zaman pemerintahan Presiden SBY, telah dikeluarkan 2 Peraturan

Pemerintah (PP) yaitu : PP Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan

Tenaga Honor Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dan PP Nomor 56 Tahun

2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun

2005 tentang pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil.2 Namun sampai akhir

jabatan Presiden SBY permasalahan pengangkatan honor Kategori 1 dan

Kategori 2 belum ada kejelasan, sehingga Forum Honorer Indonesia (FHI)

mendesak agar kejelasan nasib tenaga honor.3 Sehingga ada dugaan dari ICW

tentang pungutan untuk lolos menjadi CPNS dari kalangan honor kategori 2 dan

adanya honor kategori siluman sebanyak 1282, kemudian ICW menyerahkan

data honor K2 tersebut kepada Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri.4

Pada tanggal 1 September 2011 pernah dikeluarkan kebijakan moratorium

Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama 16 bulan. Kebijakan yang berlaku hingga 31

Desember 2012 ini ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Menteri

Keuangan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

serta Menteri Dalam Negeri. Hal ini dilakukan karena semakin tingginya beban

belanja pegawai pada APBN, pada RAPBN 2012, belanja pegawai menjadi

alokasi belanja tertinggi yaitu Rp. 215,7 triliun, mengalahkan belanja subsidi yang

selama ini mendominasi.5

Pada tahun 2014, Pemerintah dan DPR kemudian melakukan perubahan

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 dan Undang-undang Nomor 43 Tahun

1999 melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara. Menurut Azwar Abu Bakar, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi, dengan adanya Undang-undang ASN tidak ada lagi

pegawai honor/pegawai tidak tetap, yang dikenal dalam UU Nomor 5 Tahun 2014

2 Lihat http://www.mediakerincinews.com/2013/07/latest-update-10-jul-2013-kerinci-dan.html 3 Lihat http://www.jpnn.com/read/2014/02/03/214584/Desak-Pengangkatan-Honorer-K1-K2-Segera-

Dituntaskan- 4 Lihat http://news.okezone.com/read/2014/03/18/339/956983/icw-laporkan-1-282-cpns-siluman-ke-

mabes-polri 5 Lihat http://birokrasi.kompasiana.com/2012/09/17/sumber-sumber-hukum-kepegawaian-dan-

peranan-pegawai-negeri-sipil-dalam-kehidupan-bernegara-487500.html

Page 3: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

3

tentang ASN adalah PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) (lihat pasal 6 UU ASN).6

Namun dalam tulisan ini akan dibahas mengenai kedudukan hukum dan

peran jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kemudian

penulis akan mengangkat 3 permasalahan yaitu :

1. Bagaimana kedudukan hukum PPPK menurut Undang-undang Nomor

5 Tahun 2014?

2. Bagaimana peran jabatan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5

Tahun 2014?

3. Bagaimana proses pengadaan PPPK menurut Undang-undang Nomor

5 Tahun 2014?

B. PEMBAHASAN

1. Kedudukan hukum PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014

Istilah pegawai yang disebut “human resources” adalah manusia dalam

usia kerja (working ages) yang mampu menyelenggarakan pekerjaan fisik

ataupun mental. Pegawai negeri maupun tenaga honor harus berasal dari SDM

yang baik guna mewujudkan negara maju dan pemerintahan yang baik.7

Hukum kepegawaian adalah hukum yang berlaku bagi pegawai yang

bekerja pada administrasi negara sebagai pegawai negeri. Dalam administrasi

kepegawaian negara ada 3 pendekatan8 yaitu :

1. The fight the spoilsman approach yaitu suatu pendekatan yang

didasarkan pada perjuangan kaum politikus, sehingga pengangkatan

seseorang untuk memangku jabatan atau sebagai pegawai negeri

didasarkan atas perjuangan partai. Sebagai contoh adalah untuk dapat

dicalonkan sebagai Calon Gubernur/Wakil Gubernur dalam Pilkada,

maka seseorang harus dicalonkan oleh partai politik

6 Lihat http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/14/kini-kecil-peluang-pegawai-honorer-manjadi-pns

7 LIhat http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-868-1769482947-ayu%20prilia%20diantari_tesis.pdf

8 Lihat file.upi.edu/.../HUKUM.../HUKUM_KEPEGAWAIAN.ppt

Page 4: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

4

2. The efficiency approach yaitu suatu pendekatan yang didasarkan

terutama atas efisiensi atau daya guna. Pengangkatan seseorang

untuk memangku jabatan atau sebagai pegawai negeri didasarkan atas

kecakapan atau keahlian yang dimilikinya. Pendekatan ini dianggap

lebih mementingkan efisiensi, sehingga seringkali prosedural dan

mengabaikan sisi kemanusiannya. Contoh penerapan pendekatan

efficiency yaitu untuk dapat dicalonkan sebagai guru, maka seseorang

harus memiliki latar belakang ijazah Strata 1 (S.1) kependidikan sesuai

dengan bidang study yang akan diajarkannya.

3. The human relation approach yaitu suatu pendekatan yang didasarkan

terutama atas adanya hubungan antar manusia. Pendekatan ini

muncul sebagai akibat tidak memuaskannya penerapan model the

efficiency approach yang kurang memperhatikan hubungan antar

manusia dalam sebuah organisasi. Namun tetap memperhatikan

profesionalisme atau kecakapan dengan titik berat pada faktor

hubungan antar manusia. Contoh : dalam praktek kehidupan unsur

yang harus dipenuhi agar seseorang dapat disebut seorang pegawai

negeri yaitu seorang tersebut memenuhi syarat-syarat sebagaimana

diatur dalam perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat

yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas

negara lainnya, digaji menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Sebagaimana dijelaskan dalam pendahuluan bahwa Pemerintah dan Depan

Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara dan sebagai peraturan pelaksana pemerintah juga tengah

menyusun 19 Rancangan Peraturan Pemerintah (PP) dan 4 Rancangan Perpres.9

Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai Negeri Sipil (PNS) diangkat sebagai

pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki Nomor Induk

Pegawai (NIP) (pasal 7 ayat 1 UU ASN), sedangkan Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK) diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh

Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuha instansi pemerintah dan 9 Lihat http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2148-pemerintah-tancap-gas-susun-pp-dan-perpres-

pelaksana-uu-asn

Page 5: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

5

ketentuan Undang-undang (pasal 7 ayat 2 UU ASN). Bagaimana dengan anggota

TNI dan Polri? Sesuai dengan pasal 20 ayat (2) UU Aparatur Sipil Negara dijelaskan

bahwa anggota TNI dan Polri merupakan jabatan ASN tertentu.

Pegawai ASN diharapkan mampu mengabdi kepada bangsa dan rakyat

Indonesia dan menjalankan tugas secara professional serta mampu memberikan

layanan kepada publik secara jujur, tanggap cepat berhasil guna dan santun.

Karena birokrasi yang profesional memang masih menjadi isu aktual dan kerap kali

menjadi diskursus yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Hal ini dilakukan agar

birokrasi bisa menampilkan performance kerja yang baik dan mau menunjukkan

sikap profesional.10 Di dalam birokrasi ada pimpinan dan ada yang memimpin.

Menurut Max Weber birokrasi itu paling sedikut mengandung 5 unsur yaitu :11

1. Organisasi

2. Pengerahan tenaga

3. Sifat yang teratur

4. Bersifat terus menerus

5. Mempunyai tujuan

Pemerintahan SBY harus menyelesaikan permasalahan birokrasi sebelum

habis masa jabatannya. Adapun permasalahan yang krusial adalah pengangkatan

tenaga honor yang masuk kategori 1 dan kategori 2 menjadi CPNS. Karena jika

tidak segera diselesaikan akan membuat tenaga honor yang masuk database tidak

jelas nasibnya, padahal Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2005 tentang

pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS dan Peraturan Kepala BKN Nomor 21

Tahun 2005 telah mengaturnya. Jika pemerintah tidak segera menyelesaikan

permasalahan tenaga honor, pemerintah dapat digugat karena telah menimbulkan

kerugian bagi tenaga honor dan berdasarkan pasal 53 ayat 2 Undang-undang

Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dijelaskan

bahwa orang atau badan hukum perdata yang merasa dirugikan oleh suatu

Keputusan Tata Usaha Negara dapat menuntut ganti rugi, karena keputusan

pemerintah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10 Edi Siswadi, Birokrasi Masa Depan Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif Dan Prima, Mutiara Press, Bandung, 2012, hal. 156

11 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1982 Hal. 344

Page 6: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

6

Pasca lahirnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN tidak

dikenal lagi istilah tenaga honor, namun diganti dengan Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK). Seandainya tenaga honor tersebut diangkat menjadi

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tentunya jika ingin menjadi

CPNS, mesti melalui proses seleksi (pasal 99 ayat 1 dan 2 UU ASN).

Kedudukan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah

sebagai unsur aparatur negara (pasal 8 UU ASN). Sebagai unsur aparatur negara

maka Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mesti melaksanakan

kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan harus bebas dari

pengaruh intervensi dari semua golongan dan partai politik. Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga mempunyai hak-hak sebagai berikut (pasal

22):

a. Gaji dan tunjangan

Dalam memberikan penggajian dan tunjangan dijelaskan bahwa

pemerintah wajib memberikan gaji yang adil dan layak (pasal 101 ayat 1).

Gaji yang diberikan pemerintah diberikan berdasarkan beban kerja,

tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan. Di dalam UU ASN ini tidak

dijelaskan secara rinci mengenai tunjangan PPPK, namun pada pasal 101

ayat 4 dijelaskan bahwa Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) menerima tunjangan sesuai peraturan perundang-undangan.

b. Cuti

c. Perlindungan.

Perlindungan yang diberikan pemerintah terhadap Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah (pasal 92 ayat 1) :

1. Jaminan kesehatan

2. Jaminan kecelakaan kerja

3. Jaminan kematian

4. Bantuan hukum

d. Pengembangan kompetensi

Pengembangan kompetensi terhadap Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK) diadakan setiap tahun oleh instansi pemerintah.

Pengembangan kompetensi merupakan salah satu dasar untuk perjanjian

kerja selanjutnya (pasal 102 ayat 1, 2 dan 3 UU ASN)

Page 7: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

7

Adapun perbedaan hak-hak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK) tidak mendapatkan fasilitas, sedangkan PNS diberikan

fasilitas (pasal 21 huruf a UU ASN), kemudian PNS diberikan jaminan pensiun dan

jaminan hari tua (pasal 21 huruf c UU ASN), sedangkan Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tidak diberikan,

Dalam memberikan penggajian dan tunjangan dijelaskan bahwa pemerintah

wajib memberikan gaji yang adil dan layak (pasal 101 ayat 1). Gaji yang diberikan

pemerintah diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan, dan resiko

pekerjaan. Di dalam Undang-undang ASN ini tidak dijelaskan secara rinci mengenai

tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), namun pada pasal

101 ayat 4 UU ASN dijelaskan bahwa Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) menerima tunjangan sesuai peraturan perundang-undangan.

2. Peran jabatan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014

Adapun peran jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

adalah sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaran tugas umum

pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan

pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari

praktek korupsi kolusi dan nepotisme (pasal 12 UU ASN)

Keberadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan PNS

juga berada dalam satu naungan yaitu Korps Profesi Pegawai ASN Republik

Indonesia (pasal 126 ayat 2 UU ASN) Korp Pegawai ASN memiliki tujuan menjaga

kode etik profesi dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

Untuk sebagai peraturan pelaksna tentang kors ASN pemerintah telah membahas

Rancangan Peratura Pemerintah tentang Korps Pegawai ASN12

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga berpeluang untuk

menjadi anggota KASN (pasal 38 ayat 4 UU ASN). Adapun syarat untuk menjadi

anggota KASN adalah memiliki ijazah paling rendah Strata 2 (S2), dibidang

administrasi negara, manajemen publik, manajemen sumber daya manusia,

12 Lihat http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2148-pemerintah-tancap-gas-susun-pp-dan-perpres-pelaksana-uu-asn

Page 8: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

8

psikologi, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan dan bidang lain yang

berkaitan dengan sumber daya manusia. (pasal 36 ayat 3 UU ASN). Adapun tugas

KASN adalah menjaga netralitas pegawai Aparatur Sipil Negara, melakukan

pengawasan atas pembinaan profesi ASN, dan melaporkan pengawasan dan

evaluasi pelaksanaan kebijakan manajemen ASN kepada Presiden.

Pemerintah juga memberikan penghargaan kepada Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,

kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan

tugasnya berupa (pasal 103 ayat 1 dan 2 UU ASN) :

a. Tanda kehormatan

b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi

c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau acara kenegaraan

Untuk terjaminnya pelaksanaan disiplin terhadap Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK), maka PPPK juga dapat dikenai hukuman disiplin.

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bisa diberi sanksi pemutusan

hubungan kerja tidak atas permintaan sendiri, pemutusan kerja PPPK dengan tidak

hormat.

3. Proses pengadaan PPPK menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014

Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk

menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pengadaan Pegawai

Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan kegiatan untuk memenuhi

kebutuhan pada instansi pemerintah.

Adapun proses pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) adalah melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran,

seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi Pegawai Pemerintah

dengan Perjanjian Kerja (PPPK). (pasal 96 ayat 2). Apabila PPPK telah lulus seleksi,

maka pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina

Kepegawaian. Masa perjanjian kerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) adalah paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai

Page 9: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

9

kebutuhan dan berdasarkan penilaian kerja. Penilaian kerja dilakukan berdasarkan

perjanjian kerja dan dilakukan secara obyektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan

transparan. Penilaian kerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK dan dapat

mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya. Hasil

penilaian kerja disampaikan kepada tim penilai kerja Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK).

Pejabat Pembina kepegawaian pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan

Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan

Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga

Tertinggi/Tinggi Negara, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional serta

pimpinan kesekretariatan lembaga lain yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon I

dan bukan merupakan bagian dari Departemen /Lembaga Pemerintah Non

Departemen. (pasal 1 angka 3 PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang wewenang

pengangkatan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

Sedangkan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi adalah Gubernur

(pasal 1 angka 4 PP Nomor 9 Tahun 2003) dan Pejabat Pembina Kepegawaian

Daerah Kabupaten / Kotamadya adalah Bupati /Walikota.

Apabila Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) ingin menjadi

calon PNS, maka mesti melalui proses seleksi yang dilaksanakan sesuai peraturan

perundang-undangan. (pasal 99 ayat 2). Berbeda dengan Undang-undang Nomor

43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang mengatur tentang

pengangkatan pegawai tidak tetap dapat menjadi PNS, sedangkan dalam UU ASN,

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tidak dapat diangkat secara

otomatis menjadi PNS (pasal 99 ayat 1 UU ASN).

C. KESIMPULAN

1. Kedudukan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah

sebagai unsur aparatur negara (pasal 8 UU ASN). Sebagai unsur aparatur

negara maka Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mesti

melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan

Page 10: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

10

harus bebas dari pengaruh intervensi dari semua golongan dan partai politik.

PPPK juga mempunyai hak-hak sebagai berikut yaitu : gaji dan tunjangan, cuti,

perlindungan, dan pengembangan kompetensi

2. Adapun peran jabatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

adalah sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaran tugas

umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan

dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta

bersih dari praktek korupsi kolusi dan nepotisme

3. Adapun proses pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK) adalah melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan,

pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi

PPPK. (pasal 96 ayat 2). Apabila PPPK telah lulus seleksi, maka pengangkatan

calon PPPK ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.

Masa perjanjian kerja PPPK adalah paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat

diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kerja

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Mahfud MD, Moh. Politik Hukum di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2011

Siswadi, Edi “Birokrasi Masa Depan Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif

Dan Prima”, Mutiara Press, Bandung, 2012

Page 11: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

11

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 1982

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokk kepegawaian.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN)

PP Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honor Menjadi Calon

Pegawai Negeri Sipil

PP Nomor 56 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah

Nomor 48 Tahun 2005 tentang pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2005

C. INTERNET

http://www.mediakerincinews.com/2013/07/latest-update-10-jul-2013-kerinci-

dan.html

http://www.jpnn.com/read/2014/02/03/214584/Desak-Pengangkatan-Honorer-K1-K2-Segera-Dituntaskan-

http://news.okezone.com/read/2014/03/18/339/956983/icw-laporkan-1-282-cpns-

siluman-ke-mabes-polri

http://birokrasi.kompasiana.com/2012/09/17/sumber-sumber-hukum-kepegawaian-

dan-peranan-pegawai-negeri-sipil-dalam-kehidupan-bernegara-487500.html

http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/14/kini-kecil-peluang-pegawai-honorer-manjadi-pns

Page 12: Kedudukan hukum dan peran jabatan pppk dalam uu no 5 tahun 2014

12

http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-868-1769482947-ayu%20prilia%20diantari_tesis.pdf

Lihat file.upi.edu/.../HUKUM.../HUKUM_KEPEGAWAIAN.ppt

http://www.menpan.go.id/berita-terkini/2148-pemerintah-tancap-gas-susun-pp-dan-perpres-pelaksana-uu-asn