Upload
daldukpapua
View
975
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 II
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................... i i
DAFTAR TABEL ...................................................................... i i i
DAFTAR GAMBAR .................................................................. i i i
DAFTAR DIAGRAM ................................................................ v
DAFTAR GRAFIK.................................................................... v i
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................... 3
1.3. Kerangka Pikir ........................................................ 3
1.4. Sumber Data .......................................................... 4
1.5. Landasan Hukum .................................................... 4
1.6. Konsep dan Definisi ................................................ 4
BAB II DINAMIKA PENDUDUK ..……………………………………… 9
2.1. Kuantitas Penduduk ................................................ 9
2.1.1. Jumlah & Laju Pertumbuhan Penduduk ............. 9
2.1.2. Perubahan Struktur Umur & Jenis Kelamin ......... 10
2.1.3. Persebaran Penduduk ....................................... 13
2.2. Fertilitas & Faktor yang Mempengaruhinya ............... 15
2.2.1. Kecenderungan dan Pola Fertilitas ..................... 15
2.2.2. Pola Perkawinan ............................................... 16
2.2.3. Kesertaan ber-KB ............................................. 18
2.2.3.1. Pasangan Usia Subur ................................... 18
2.2.3.2. CPR & Mix Kontrasepsi ................................ 18
2.2.3.3. Kebutuhan Pelayanan Kontrasepsi ................ 21
2.3. Mortalitas & Faktor Yang Mempengaruhi .................. 22
2.3.1. Kecenderungan dan Pola Mortalitas .................... 22
2.3.2. Penyebab Kematian ........................................... 23
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 III
2.4. Migrasi .................................................................. 24
2.4.1. Migrasi Risen .................................................... 24
2.4.2. Migrasi Seumur Hidup ....................................... 25
BAB III PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN 26
3.1. Pencapaian Pembangunan Manusia ........................ 26
3.2. Pembangunan Gender............................................. 26
3.3. Penduduk Rentan ............................................... 27
3.4. Ketersediaan Pelayanan .......................................... 28
3.4.1. Kesehatan ..................................................... 28
3.4.2. Pelayanan Pendidikan ..................................... 30
3.5. Pendidikan ............................................................ 32
3.5.1. Angka Melek Huruf ........................................... 32
3.5.2. Penduduk Menurut Ijazah yang dimiliki .............. 33
3.5.3. Angka Partisipasi Sekolah ................................... 34
3.5.4. Angka Partisipasi Murni ...................................... 34
3.6. Ketenagakerjaan..................................................... 35
3.7. Pertanian Pangan ................................................... 37
3.7.1. Produktivitas Pertanian ..................................... 37
3.7.2. Produktivitas Perikanan ..................................... 38
3.7.3. Produktivitas Perkebunan .................................. 39
3.7.4. Produktivitas Peternakan................................... 40
BAB IV PENUTUP .................................................................. 41
BAHAN PUSTAKA .................................................................. 42
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 IV
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Proyeksi Jumlah Kelompok Umur ......................... 11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Penduduk & Tren LPP Papua 2010 ................... 10
Gambar 2. Persebaran Penduduk Papua 2010 .................... 13
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 1. Rasio Ketergantungan Papua 2010 .................. 11
Diagram 2. Rasio Jenis Kelamin Papua 2010 ...................... 12
Diagram 3. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan ..... 14
Diagram 4. Kepadatan Penduduk Papua 2010 .................... 14
Diagram 5. Estimasi Angka Kelahiran Kasar ........................ 15
Diagram 6. Total Fertilitas Papua 2007 – 2012 ................... 16
Diagram 7. Umur Kawin Pertama Perempuan 2013 ............. 16
Diagram 8. Median Usia Kawin Pertama 2013 ..................... 17
Diagram 9. Jumlah PUS Papua 2010 – 2013 ....................... 18
Diagram 10. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut alat KB
......................................................... 18
Diagram 11. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur menurut
metode kontrasepsi 2013 ............................... 19
Diagram 12. Distribusi Persentase Peserta KB menurut tempat
& cara memperoleh pelayanan KB 2013. ......... 20
Diagram 13. Distribusi Persentase Wanita PUS menurut unmeet
need papua 2013 ........................................... 21
Diagram 14. Angka Kematian Anak per 1000 kelahiran hidup 22
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 V
Diagram 15. Jenis Penyakit dan Penyebab Kematian Papua
tahun 2012 ................................................... 23
Diagram 16. Migrasi Risen Papua 2010 .............................. 24
Diagram 17. Migrasi Seumur Hidup Papua 2010 ................. 25
Diagram 18. Penduduk Rentan Karena Kesulitan Fungsional 27
Diagram 19. Rasio SDM Kesehatan per 100.000 penduduk 2011 28
Diagram 20. Jumlah Sarana Layanan Kesehatan Papua 2011 29
Diagram 21. Jumlah Klinik Pelayanan KB Papua 2013 ......... 29
Diagram 22. Jumlah Sarana Pendidkan Papua 2011 & 2012 30
Diagram 23. Jumlah Tenaga Guru Papua 2011 & 2012 ....... 31
Diagram 24. Angka Melek Huruf Papua 2010 – 2012 .......... 32
Diagram 25. Penduduk Menurut Ijazah yang dimiliki ........... 33
Diagram 26. Angka Partisipasi Sekolah Papua 2012 ............ 34
Diagram 27. Angka Partisipasi Murni Papua 2012 ............... 34
Diagram 28. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 2012 ......... 35
Diagram 29. Tingkat Pengangguran Terbuka 2012 ............. 36
Diagram 30. Produktivitas & Produksi Padi Papua 2012 ....... 37
Diagram 31. Produktivitas & Produksi Jagung Papua 2012 .. 37
Diagram 32. Produktivitas & Produksi Kedelai Papua 2012 .. 38
Diagram 33. Produktivitas Perikanan Papua 2012 .............. 38
Diagram 34. Produktivitas Perkebunan Papua 2012 ........... 39
Diagram 35. Produktivitas Peternakan Papua 2012 ............. 40
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Penduduk dan tren LPP 2010 ............................. 9
Grafik 2. Angka Kematian bayi per 1000 kelahiran Hidup ... 22
Grafik 3. Angka harapan Hidup Papua ............................... 23
Grafik 4. IPM Papua 2005 – 2012 .................................... 26
Grafik 5. IPG Papua 2005 – 2011 .................................... 26
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 1
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Adanya UU No. 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan telah memperkokoh upaya pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana dalam mendukung pembangunan
nasional jangka panjang menuju penduduk tumbuh seimbang 2015 dan
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Undang-undang No. 52
Tahun 2009 juga memberikan gambaran bahwa aspek-aspek kependudukan
secara fungsional membentuk satu kesatuan ekosistem. Dengan demikian
arah kebijakan pemerintah dalam menyelenggarakan pembangunan
senantiasa memperhatikan aspek kependudukan atau sering dikenal dengan
sebutan ”pembangunan berwawasan kependudukan dan berkelanjutan”, yang
mana kebijakan ini perlu didukung dengan kebijakan yang menyangkut
pengendalian penduduk.
Pada saat ini diharapkan terjadi pergeseran paradigma yang
mengedepankan pola pembangunan yang berwawasan kependudukan.
Pembangunan yang demikian mengandung dua makna, pertama:
pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang
ada; kedua: pembangunan sumber daya manusia, yaitu pembangunan
yang lebih menekankan kualitas sumber daya manusia dibandingkan
peningkatan infrastruktur semata. Kedepan perencanaan pembangunan
maupun implementasinya tidak dapat lagi mengabaikan peran penduduk
sebagai objek maupun subjek atau agen pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala
bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan
kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan
dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa.
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 2
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Undang-undang no. 52 tahun 2009 memberi tanggungjawab
pengendalian penduduk kepada BKKBN, dengan menetapkan visi “Penduduk
Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Visi tersebut mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Kondisi
penduduk tumbuh seimbang ditandai dengan angka fertilitas total (TFR)
sebesar 2,1 anak per wanita atau angka reproduksi neto (NRR) sebesar 1. Misi
dari BKKBN adalah mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan
dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Visi dan misi tersebut akan
diwujudkan melalui pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka
kematian, pengarahan mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas
penduduk pada seluruh dimensinya. Upaya ini merupakan bagian dari upaya
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam UU No. 52 Tahun 2009
diatur pula kewenangan dan tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota untuk
mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas.
Sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan, perencanaan
pembangunan harus disusun berdasarkan data dan informasi kependudukan.
Perencanaan pembangunan berbasis data kependudukan merupakan strategi
yang penting dalam rangka meningkatkan relevansi, efektivitas serta efisiensi
kebijakan dan program pembangunan di Indonesia.
Penggunaan data yang akurat dalam proses perencanaan telah diatur
dalam peraturan perundangan. Pada Pasal 31 UU No. 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional diatur bahwa “Perencanaan
pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan”. Ketentuan tersebut ditekankan kembali pada Pasal
152 UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyebutkan
“Perencanaan pembangunanan daerah didasarkan pada data dan informasi
yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci, pada Pasal 49 UU
No. 52/2009 diatur bahwa: 1) “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai
kependudukan dan keluarga”; 2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui sensus, survei, dan pendataan keluarga; dan 3) Data dan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 3
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
informasi kependudukan dan keluarga wajib digunakan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan, dan
pembangunan.
1.2. TUJUAN
Publikasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi
tentang kondisi kependudukan di Provinsi Papua yang diamati dari berbagai
aspek, diantaranya: kesehatan, pendidikan, pertanian, ketenagakerjaan dan
Keluarga Berencana.
1.3. KERANGKA PIKIR
Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan
yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia
secara berkelanjutan, dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai
dengan kemampuan sumber alam yang menopangnya dalam suatu ruang
wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai satu kesatuan. Dengan demikian,
pembangunan berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dengan pemanfaatan ruang
wilayah beserta potensi sumber daya yang ada bagi tujuan pembangunan
manusia atau masyarakatnya itu sendiri. Agenda utama pembangunan
berkelanjutan adalah upaya untuk memadukan, mengintegrasikan, dan
memberi bobot yang sama bagi tiga pilar utama pembangunan, yaitu ekonomi,
sosial-budaya, dan lingkungan hidup. Penduduk merupakan titik sentral dalam
proses pembangunan berkelanjutan karena penduduk merupakan pelaku
sekaligus penerima manfaat pembangunan. Konsep ini diterjemahkan lebih
lanjut dalam konsep “pembangunan berwawasan kependudukan”.
Pembangunan berwawasan kependudukan, yaitu pembangunan yang
berpusat pada penduduk (people-centered development), adalah
pembangunan yang direncanakan dengan memperhatikan kondisi dan
dinamika penduduk. Semua perencanaan pembangunan harus ‘population
responsive’, yaitu memperhatikan dan mempertimbangkan data dan informasi
kependudukan secara lengkap, mulai dari jumlah, pertumbuhan, struktur umur,
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 4
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
persebaran, maupun kualitas penduduk. Di sisi lain, pemerintah juga harus
mampu merumuskan kebijakan pengelolaan kependudukan agar tercapai
kondisi kependudukan yang kita harapkan (population-influencing policies).
1.4. SUMBER DATA
Data yang digunakan untuk menyusun Profil Kependudukan di Papua
dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah dipublikasikan, seperti: Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia, Sensus Penduduk, Profil Kesehatan
Indonesia, Profil Anak Indonesia, Statistik Kesejahteraan Rakyat, Susenas, Mini
Survey, Provinsi Dalam Angka, Kabupaten Dalam Angka, Hasil Pendataan
Keluarga Sejahtera, Laporan Pelayanan Kontrasepsi. Disamping itu beberapa
data yang disajikan juga merupakan data yang diperoleh dari SKPD Mitra Kerja
baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota Terkait.
1.5. LANDASAN HUKUM
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
K ependudukan dan Pembangunan Keluarga;
Perpres No. 62 tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional;
Perka BKKBN No. 72 tahun 2011 tentang Struktur Kelembagaan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;
Perka BKKBN No. 82 tahun 2011 tentang Struktur Kelembagaan
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi.
Panduan Profil Kependudukan dan Pembangunan pada Tingkat Provinsi,
dari BKKBN.
1.6. KONSEP DAN DEFINISI 1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang Asing yang bertempat
tinggal di Indonesia (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 5
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama
serta lingkungan penduduk setempat. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun
2009);
3. Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah
upaya terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.
(Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
4. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan
dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan
dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan. (Undang-
Undang RI No. 52 Tahun 2009);
5. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan
nonfisik yang eliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
produktivitas,tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan,sebagai
ukuran dasar untuk mengembangkankemampuan dan menikmati
kehidupan sebagaimanusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian,
berkebangsaan dan hidup layak. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
6. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
7. Pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
yang hidup dalam lingkungan yang sehat. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun
2009);
8. Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan sesuai dengan hakreproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas. (Undang-Undang RI No. 52 Tahun 2009);
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 6
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
9. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung
jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (Undang-
Undang RI No. 52 Tahun 2009);
10. Kematian atau mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bias
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Biro Pusat statistic);
11. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukan
perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan disuatu daerah pada waktu tertentu;
12. Mobilitas penduduk permanen (migrasi) adalah perpindahan
penduduk dengan tujuan untuk nenetap dari suatu tempat ke tempat lain
melewati batas administrative (migrasi in-ternal) atau batas politik/negara
(migrasi internasional);
13. Mobilitas penduduk non permanen (circucaltion/sirkuler)
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif . Mobilitas
penduduk non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang alik nglaju
(commuting) dan menginap/mondok.
14. Penduduk musiman merupakan salah satu jenis obilitas penduduk
non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan menetap
dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun dan
dilakukan secara berulang;
15. Mobilitas penduduk ulang-alik atau nglaju (commuting) adalah
gerak penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan dalam batas waktu
tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari yang sama;
16. Migrasi kembali (return migration) adalah banyaknya penduduk
yang pada waktu diada-kan pendataan bertempat tinggal di daerah yang
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 7
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
sama dengan tempat lahir dan pernah ber-tempat tinggal di daerah yang
berbeda;
17. Migrasi semasa hidup (life time migration) adalah bentuk migrasi
dimana pada waktu diadakan pendataan tempat tinggal sekarang berbeda
dengan tempat kelahirannya;
18. Migrasi risen (rencent migration) adalah bentuk migrasi melewati
batas wilayah administratsi (desa/kec/kab/provinsi) dimana pada waktu
diadakan pendataan bertempat tinggal d idaerah yang berbeda dengan
tempat tinggal lima tahun yang lalu.
19. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk
di perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan menjadi
perkiraan, balk secara fisik maupun ukuran-ukuran spasial dan/atau
bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial, maupun
perilaku masyarakatnya.
20. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai
dengan 64 tahun.
21. Angka Partisipasi Angkatan Kerja adalah proporsi angkatan kerja
terhadap penduduk usia kerja.
22. Pengangguran adalah Orang yang termasuk angkatan kerja, namun
pada saat pendataan/ survey atau sensus tidak berkerja dan sedang
mei;cari kerja.
23. Angka Pengangguran adalah proporsi jumlah pengangguran
terhadap angkatan kerja.
24. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun kebawah dan
penduduk berusia 64 tahun keatas.
25. Lahir hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan
lamanya didalam kan-dungan, dimana si bayi menunjukan tanda-tanda
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 8
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
kehidupan pada saat dilahirkan, misatnya ada nafas, ada denyut jantung
atau denyut tali pusar atau gerakan otot .
26. Lahir mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur
paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan pada
saat ditahirkan.
27. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata
banyaknya anak yang akan dimiliki oleh seorang vvanita pada masa
reproduksinya jika is mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung,
28. Angka Kematian Bayi Baru Lahir adalah banyaknya kematian baru
lahir, usia ku-rang dari satu bulan (0-28) hari pada suatu periode per 1.000
kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
29. Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah Banyaknya kematian
bayi lepas baru lahir (usia 1- 11 bulan) pada suatu periode per 1.000
kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
30. Angka Kematian Bayi/IMR adalah banyaknya kematian bayi usia
kurang dari satu tahun (9-11 butan) pada suatu periode per 1.000 kelahiran
hidup pada pertengahan perode yang sama.
31. Angka Kematian , Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada
waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000
kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya.
32. Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi pada
suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 9
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAB 2 DINAMIKA PENDUDUK
2.1 Kuantitas Penduduk
2.1.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh tiga komponen demografi yaitu
fertilitas, mortalitas dan migrasi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Provinsi Papua
pada tahun 1971, 1980, 1990, 2000 dan tahun 2010 jumlah penduduk berturut-
turut sebagai berikut: 923.400 jiwa, 1.173.875 jiwa, 1.648.708 jiwa, 2.233.530 jiwa
dan 2.833.381 jiwa.
Grafik 1. Penduduk dan tren laju pertumbuhan penduduk 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Grafik 1 menunjukan distribusi penduduk di provinsi Papua berdasarkan
kab/kota. Dari grafik di atas terlihat Kota Jayapura adalah kota dengan jumlah
penduduk terbanyak, yaitu 256.705 jiwa, sedangkan kab/kota yang mempunyai
jumlah penduduk paling sedikit adalah Kabupaten Supiori dengan jumlah penduduk
15.874 jiwa.
Jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduk (LPP), 3 kab/kota yang memiliki
LPP paling besar adalah Tolikara (12,59), Intan Jaya (10,19), dan Paniai (10,05).
195.716
196.085
111.943
129.893
82.951
126.798
153.432
101.148
182.001
55.784
81.65876.577
164.512
65.434
114.427
32.97148.536
24.63915.87418.365
79.053
148.522
39.53750.763
93.21884.230
40.490
62.119
256.705
3,80
8,97
2,693,313,52
2,68
10,05
7,006,11
6,97
3,343,243,472,48
12,59
3,873,393,81
2,72
3,92
9,479,038,168,57
7,06
3,46
10,199,57
3,29
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
Jumlah Penduduk LPP
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 10
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Sedangkan kabupaten/kota lainnya angka pertumbuhan penduudk kurang dari 10
persen dan sedangkan Pegunungan Bintang adalah kab/kota dengan LPP terendah
yaitu 2,48.
2.1.2 Perubahan struktur umur dan jenis kelamin penduduk
Piramida Penduduk
Gambar 1 menggambarkan komposisi penduduk menurut kelompok
umur di Provinsi Papua. Terlihat jumlah penduduk di kelompok umur produktif
mendominasi, namun penduduk di bawah 14 tahun memiliki jumlah yang tidak
kalah banyaknya.
Gambar 1. Penduduk dan tren laju pertumbuhan penduduk 29 Kab/Kota di Prov Papua
tahun 2010
Sumber data : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010- 2035
Terlihat jumlah penduduk di kelompok umur 0-4 tahun (11,06 persen)
lebih rendah dibanding kelompok umur 5 – 9 tahun (12,6 persen) ini
memberikan gambaran adanya penurunan jumlah kelahiran atau pertambahan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 11
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
alami. Jumlah penduduk sebagian besar usia produktif (63,95 persen) dan
sebagian besar pada umur 25 – 29 tahun yang memberikan gambaran adanya
pengaruh migrasi masuk, dan usia reproduktif 15 – 49 tahun (59,64 persen).
Karena sebagian besar penduduk Provinsi Papua sebagian besar pada
kelompok umur muda maka piramida penduduk termasuk kategori expansive.
Kelompok Umur
Salah satu sumber data kependudukan yang paling lengkap adalah dari
sensus penduudk. Tetapi masalahnya sensus penduduk di Indonesia hanya
dilaksanakan setiap 10 tahun sekali, sehingga tidak dapat memenuhi data
mendesak untuk keperluan perencanaan pembangunan. Untuk perencanaan
pembangunan diperlukan data jumlah penduduk, jumlah penduduk menurut
komposisi umur dan jenis kelamin, maupun karakteristik sosial ekonomi lainnya
pada saat sekarang maupun yang akan datang.
Tabel 1. Proyeksi Jumlah kelompok umur produktif, kelompok umur lansia, dan kelompok umur anak Prov. Papua tahun 2010, 2015, 2020, 2025,2030
Tahun Jumlah kelompok
umur produktif (15-64)
Jumlah
kelompok umur lansia
(65+)
Jumlah kelompok
umur anak (0-14)
2010 1.812.372 27.190 993.819
2015 2.134.900 47.200 967.300
2020 2.389.800 65.000 980.600
2025 2.608.300 102.400 991.000
2030 2.781.300 164.000 994.100
Sumber data : SP 2010 dan Proyeksi Bappenas 2010-2035
Tabel 1 menunjukkan proyeksi jumlah penduduk di Provinsi Papua yang
disusun mulai tahun 2010 yang merupakan hasil Sensus Penduduk 2010.
Sampai tahun 2030 nanti, Provinsi Papua diproyeksikan akan memiliki jumlah
penduduk 3.939.400 jiwa, yang terdiri dari umur 0 – 14 tahun tidak produktif
muda 994.100 jiwa ( 25,24 persen ), umur 15 – 64 tahun sebagai usia
produktif 2.781.300 jiwa (70,60 persen), umur 65 tahun ke atas sebagai usia
tidak produktif tua 164.000 jiwa (4,16 persen).
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 12
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan merupakan angka yang menyatakan perbandingan
antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65
tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15-64
tahun).
P0-14 + 65+
Rumus: x k
P15-64
Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu
negara atau suatu daerah apakah sudah tergolong maju atau bukan.
Diagram 1. Rasio Ketergantungan 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Diagram 1 menunjukkan bahwa rasio ketergantungan Provinsi Papua
tahun 2010 sebesar 59,97. Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif
harus menanggung 59,97 orang yang tidak produktif. Rasio ketergantungan
Membramo Raya adalah yang tertinggi di Provinsi Papua, yaitu 80,12.
Sedangkan Puncak Jaya merupakan kabupaten yang memiliki rasio
ketergantungan terkecil (44,49), disusul Kota Jayapura dengan rasio
ketergantungan 44,89. Semakin rendah angka ketergantungan semakin baik
karena penduduk yang menjadi beban tanggungan kecil (lihat diagram1).
56,87
45,73
55,66
51,92
67,0664,01
55,94
44,4949,67
59,73
75,1075,66
59,2660,51
56,81
57,00
54,59
65,06
80,32
80,12
70,12
58,70
58,73
51,26
58,16
65,34
55,4861,17
44,89
59,97
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
PA
PU
A
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 13
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-
laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu negara atau daerah
dalam waktu tertentu. Dalam perhitungan rasio jenis kelamin dinyatakan
banyaknya penduduk laki-laki per 100 jumlah penduduk perempuan. Besar
kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi oleh rasio jenis kelamin waktu lahir
(sex ratio at birth), pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan,
dan pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.
Diagram 2. Rasio jenis kelamin (sex ratio) 29 Kab/Kota di Prov Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Diagram 2 menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki di semua
kab/kota di Provinsi Papua lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan, hal
ini dibuktikan dengan setiap kab/kota memiliki rasio seks di atas 100.
Dari 29 kabupaten/kota, Kabupaten Mimika merupakan kabupaten
dengan rasio seks terbesar, yaitu 130. Sedangkan Kabupaten Dogiyai adalah
kabupaten dengan rasio seks terkecil, yaitu 102.
111
107114
115
107
107110
118130
120110
111112
117117
124121
114
111113
120
116117
113112
102105
109114
113
0
20
40
60
80
100
120
140
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
PA
PU
A
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 14
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.1.3 Persebaran Penduduk
Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk adalah suatu kondisi sebaran penduduk secara
keruangan. Jumlah penduduk Provinsi Papua 2.833.381 jiwa pada tahun 2010,
tersebar di 29 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut sebagian besar bertempat
tinggal di Kota Jayapura 256.705 jiwa (9,06 persen), kemudian disusul
Kabupaten Jayawijaya 196.085 jiwa (6,92 persen), Kabupaten Merauke
195.716 jiwa (6,91 persen), dan kabupaten lainnya jumlahnya lebih sedikit.
Kabupaten yang jumlah penduduknya paling sedikit kabupaten Supiori yaitu
15.874 jiwa (0,56 persen) dari jumlah penduduk Provinsi Papua, untuk leboih
jelasnya persebaran penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Papua.
Gambar 2. Persebaran Penduduk di Prov. Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Dari diagram pie di atas dapat dilihat persentase persebaran penduduk
di Provinsi Papua. 7% penduduk Provinsi Papua bertempat tinggal di Kota
Jayapura yang merupakan persentase terbesar persebaran penduduk di
Provinsi Papua, sedangkan Intan Jaya, Membramo Tengah, Membramo Raya,
Supiori, Waropen, dan Sarmi adalah kabupaten dengan persentase persebaran
penduduk terkecil di Provinsi Papua, yaitu 1%.
Merauke7% Jayawijaya
7%
Jayapura4%
Nabire5%
Kep. Yapen Waropen3%
Biak Numfor4%
Paniai5%
Puncak Jaya4%
Mimika6%Boven Digoel
2%Mappi
3%
Asmat3%
Yahukimo6%
Pegunungan Bintang
2%
Tolikara4%
Sarmi1%
Keerom2%
Waropen1%
Supriori1%
Memberamo Raya1%
Nduga3%
Lanny Jaya5%
Memberamo Tengah1%
Yalimo2%
Puncak3%
Dogiyai3%
Intan Jaya1%
Deiyai2%
Kota Jayapura9%
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 15
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan
Diagram 3. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan 29 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Kota Jayapura memiliki penduduk perkotaan terbesar di Provinsi Papua,
yaitu 233.859 jiwa, sedangkan penduduk perdesaannya hanya 22.846 jiwa. Hal
ini berbanding terbalik dengan Kabupaten Yahukimo yang memiliki penduduk
perdesaan terbanyak, yaitu 160.829 jiwa, sedangkan penduduk perkotaannya
hanya 3.688 jiwa.
Kepadatan Penduduk
Diagram 4. Kepadatan Penduduk di Prov. Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
86.782
39.44648.887
61.696
37.512
58.700
0 0
123.425
12.5929.136
12.095
3.683 0 0 6.354 0 1.048414 0 0 0 0 0 0 0 0 0
233.859
108.934
156.639
63.05668.197
45.439
68.098
153.432
101.148
58.57643.192
72.522
64.482
160.829
65.434
114.427
26.617
48.53623.591
15.460
18.365
79.053
148.522
39.53750.763
93.21884.230
40.490
62.119
22.846
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000M
era
uke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
pu
lau
an Y
ape
n
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
iori
Mam
ber
amo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Mam
ber
amo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
Perkotaan Perdesaan
428
10 12
40 4924 20
8 2 3 2 10 420
2 6 223
1
36
66
31 41
12 20 10
116
274
0
50
100
150
200
250
300
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 16
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per satuan luas wilayah.
Banyaknya jumlah penduduk yang dibagi luas wilayah diperoleh angka
kepadatan penduduk kasar. Tabel 6 menunjukkan Kota Jayapura merupakan
jumlah penduduk terbanyak di antara 29 kabupaten/kota, Kota Jayapura juga
merupakan kota terpadat di Provinsi Papua, yaitu 274 jiwa /km2, kemudian
Kabupaten Deiyai 116 jiwa/Km2, Kabuapten Lany Jaya 66 jiwa per Km2,
sedangkan kabupaten yany lainnya kepadatan penduduknya lebih kecil. Dari
29 kabupaten/kota yang kepadatan penduduknya paling jarang adalah
Kabupaten Membramo Raya l yaitu 1 jiwa /km2 (lebih jelas lihat diagram 4).
2.2 Fertilitas dan Faktor yang Mempengaruhi
2.2.1 Kecenderungan dan Pola Fertilitas
Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada suatu
tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Lahir hidup
menurut UN dan WHO , adalah suatu kelahiran seorang bayi tampa
memperhitungkan lamanya dalam kandungan, dimana sibayi menunjukkan
tanda-tanda kehidupan , misal: bernafas, ada denyut jantung, denyut tali pusat
atau gerakan-gerakan otot.
Diagram 5. Estimasi Angka Kelahiran Kasar (CBR) 29 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
22,33
12,43
22,72
18,8921,36
22,60
9,828,00
23,94
29,2626,37
32,47
9,00
13,1811,40
24,2122,47
20,57
28,2826,97
21,47
11,42
11,63
10,42
15,13
23,23
12,99
16,14
20,94
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 17
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Diagram 5 menunjukkan estimasi Angka Kelahiran Kasar (CBR),
Kabupaten Asmat adalah kabupaten dengan CBR terbesar yaitu 32,47
kemudian Kabupaten Boven Digoel angak CBR 29,6, Kabupaten Supiori CBR
28,8, sedangkan kabupaten/kota lainnya lebih kecil. Kabupaten Puncak Jaya
adalah kabupaten dengan CBR terkecil (8,00). Angka kelahiran kasar (CBR)
Papua sebesar 18,06.
Total Fertilitas
Tingkat Fertilitas Total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-
laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa
reproduksinya dengan catatan: 1) tidak ada seorang perempuan yang
meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya; 2) tingkat fertilitas
menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu (Ida Bagoes Mantra,
2003).
Diagram 6. Total Fertilitas Prov. Papua tahun 2007 & 2012
Sumber data : SDKI 2007 dan 2012
Seperti kita ketahui, fertilitas merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah. Berdasarkan data
SDKI tahun 2007 dan 2012, angka total fertility rate (TFR) di Provinsi Papua
naik 0,1 dari 3,4 menjadi 3,5. Ini artinya pada tahun 2007 setiap wanita di
Papua rata-rata akan mempunyai anak sebanyak 2,9 orang diakhir masa
2,9
3,5
2
2,2
2,4
2,6
2,8
3
3,2
3,4
3,6
2007 2012
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 18
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
reproduksinya, dan pada tahun 2012 setiap wanita di Papua rata-rata akan
mempunyai anak 3,5 orang diakhir masa reproduksinya.
2.2.2 Pola Perkawinan
Umur Kawin Pertama Perempuan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah
satu indikator sosial demografi yang penting adalah umur kawin pertama,
karena umur kawin pertama berkaitan dengan permulaan wanita “kumpul”
pertama yang memungkinkan wanita berisiko untuk menjadi hamil. Umumnya
wanita yang menikah pada usia muda mempunyai waktu yang lebih panjang
berisiko untuk hamil. Oleh karena itu pada masyarakat yang kebanyakan
wanitanya melakukan perkawinan pertama pada umur muda, angka
kelahirannya juga lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang
wanitanya melakukan perkawinan pertama kali pada usia lebih tua.
Diagram 7. Umur Kawin Pertama Perempuan tahun 2013
Sumber data : Mini survey 2013
Diagram di atas menunjukan rata-rata umur kawin pertama perempuan
29 kab/kota di Provinsi Papua tahun 2013 berdasarkan Mini Survey yang
dilakukan BKKBN tahun 2013. Kabupaten Pegunungan Bintang adalah
kabupaten dengan usia kawin pertama perempuan terendah yaitu 16,5 tahun.
19,50
22,70
20,30 19,8020,80 20,70 21,30
20,20
16,50
20,7019,70
21,10 21,60 21,10
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 19
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Sedangkan kab/kota yang memiliki rata-rata umur kawin pertama perempuan
sesuai anjuran BKKBN yaitu diatas 21 tahun untuk perempuan adalah Kab.
Jayapura (22,70 thn), Kab. Mimika (21,30 thn), Kab. Waropen (21,10 thn), Kab.
Supiori (21,60 thn), dan Kota Jayapura (21,10 thn).
Median Usia Kawin Pertama
Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua
bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian
yang kedua lebih tua daripada median age. Guna umur median untuk
mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok umur tertentu.
Diagram 8. Median Usia Kawin Pertama 14 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2013
Sumber data : Mini survey 2013
Sama seperti di diagram sebelumnya, Kabupaten Pegunungan Bintang
adalah kebupaten dengan median usia kawin pertama terendah yaitu 16 thn.
Sedangkan Kabupaten Jayawijaya adalah kabupaten dengan median usia kawin
pertama tertinggi di Provinsi Papua, yaitu 22 tahun.
19
22
2019
20 20 2019
16
20 20 2021 21
0
5
10
15
20
25
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 20
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.2.3 Kesertaan ber-KB
2.2.3.1 Pasangan usia subur
Jumlah Pasangan Usia Subur
Diagram 9. Jumlah Pasangan Usia Subur 29 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2010, 2011, 2012, 2013
Sumber data : Profil Hasil Pendataan Keluarga 2010, 2011, 2012, 2013
Diagram 9 adalah perkembangan jumlah pasangan usia subur (PUS) di
29 kab/kota yang ada di Provinsi Papua.
2.2.3.2 Contraceptive Prevalence Rate dan mix kontrasepsi
Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut Alat/Cara KB
Prevalensi kontrasepsi di definisikan proporsi wanita kawin umur 15 -
49 tahun yang memakai salah satu alat/cara KB. SDKI 2007 sebanyak 38
Persen wanita berstatus kawin
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
Jumlah PUS 2010 Jumlah PUS 2011 Jumlah PUS 2012 Jumlah PUS 2013
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 21
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Diagram 10. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut Alat/Cara KB
Sumber data : Mini Survey 2013
Diagram 10 adalah distribusi persentase wanita usia subur menurut
alat/cara ber-KB. Jika dilihat dari diagram di atas perbedaan antara persentase
wanita PUS yang menggunakan cara modern maupun dengan semua cara
(termasuk tradisional) tidak memiliki perbedaan yang besar, bahkan di
beberapa kab/kota seperti Jayawijaya, Kab. Jayapura, Biak Numfor, Mimika,
Yahukimo, Peg. Bintang, Keerom, dan Waropen jumlah perbandingan yang
menggunakan cara modern dan semua cara adalah sama. Artinya adalah di
beberapa kab/kota tadi telah menggunakan cara modern sebagai metode
kontrasepsinya.
66,1
3,0
33,6
51,646,1 46,1
34,3 33,326,5
58,7
44,4
60,0
22,0
56,0
65,6
3,0
33,6
51,045,0 46,1
34,3 33,326,5
50,9 44,4
60,0
21,3
55,1
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
Semua Cara Semua Cara Modern
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 22
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Distribusi Persentase Wanita Usia Subur Menurut Metode
Kontrasepsi
Diagram 11. Distribusi Persentase Wanita Usia Subur menurut metode kontrasepsi 14 Kab/Kota di
Prov. Papua 2013
Sumber data : Mini Survey 2013
Dilihat dari diagram 11, penggunaan MKJP tertinggi ada di Kabupaten
Biak Numfor. Jika dilihat di lampiran tabel, maka penggunaan MKJP adalah
23,5% yang terdiri dari 0,3% IUD, 4,3% MOW, 2,8% MOP, 16,1% Implant.
Sedangkan Kabupaten Merauke adalah kabupaten dengan penggunaan non
MKJP terbesar yaitu 21,9%, yang terdiri dari 19,6 % PIL, 1,7% Kondom, 0,3%
Pantang Berkala, 0,3% Jamu. Penggunaan MKJP dapat menurunkan angka DO
peserta KB dan sebaliknya penggunaan non MJPK dapat meningkatkan risiko
DO peserta KB.
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
MKJP IUD/ Spiral MOW MOP
Implat/ Susuk PIL Kondom MAL
Pantang Berkala Sanggama Terputus Jamu/ Pijat Lainnya
Tidak Pakai
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 23
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Distribusi Persentase Peserta KB Menurut Tempat dan Cara
Memperoleh Pelayanan KB
Diagram 12. Distribusi Persentase Peserta KB Menurut Tempat dan Cara Memperoleh Pelayanan KB
14 Kab/Kota di Prov. Papua tahun 2013
Sumber data : Mini Survey 2013
Diagram 12 menunjukan distribusi persentase peserta KB menurut
tempat dan cara memperoleh pelayanan KB di Provinsi Papua menurut Mini
Survey 2013. Kab. Jayawijaya dan Kab. Pegunungan Bintang memiliki
persentase 100% untuk pelayanan KB melalui jalur pemerintah dan gratis,
artinya semua pelayanan KB di kedua kabupaten tersebut dilayani oleh
pemerintah dan gratis. Sedangkan Kabupaten Yahukimo merupakan kabupaten
dengan pelayanan KB jalur swasta terbesar yaitu 46,2%.
0
20
40
60
80
100
120
Pemerintah Gratis Pemerintah Bayar Swasta Gratis Swasta Bayar Lainnya Gratis Lainnya Bayar
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 24
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.2.3.3 Kebutuhan Pelayanan Kontrasepsi Yang Tidak Terpenuhi
Kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
didefinisikan sebagai persentase wanita kawin yang tidak ingin punya anak lagi
atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi. Wanita yang memerlukan KB dengan tujuan untuk “menjarangkan”
kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan waktu itu,
wanita yang belum haid setelah melahirkan anak yang tidak diinginkan waktu
itu, dan wanita lain yang tidak sedang hamil atau belum haid setelah melahirkan
dan tidak memakai kontrasepsi tetapi ingin menunggu dua tahun atau lebih
sebelum kelahiran berikutnya. . Wanita yang memerlukan KB untuk “membatasi“
kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan, wanita
yang belum haid dan yang sudah haid setelah melahirkan anak yang tidak
diinginkan, yang tidak memakai kontrasepsi lagi. Ukuran pelayanan KB yang
tidak terpenuhi, digunakan untuk menilai sejauh mana program KB telah dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan. Wanita yang telah disterilisasi termasuk
kategori tidak ingin tambah anak lagi.
Diagram 13. Distribusi Persentase Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) Menurut Unmeet Need 14
Kab/Kota di Prov. Papua 2013
Sumber data : Mini Survey 2013
Diagram 13 menunjukan keinginan ber-KB tapi tidak mendapat
pelayanan (Unmeet Need) di 14 kabupaten/kota berdasarkan Mini Survey 2013.
Kabupaten Yahukimo merupakan kabupaten dengan persentase Unmeet Need
5,2
11 10,4
6,6
2,14 5,2
20,518,4
7,84,2 4
18
6,46,9
23,8
9,312,3
15,2
5,3
10,9
2,6
8,26,7
9,78
16
9,612,1
34,8
19,8 18,917,3
9,3
16,1
23,126,5
14,5 13,912
34
16
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Unmet Need Penjarangaan Unmet Need Pembatasan Unmet Need Total
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 25
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Penjarangan tertinggi, yaitu 20,5 %, Kabupaten Jayawijaya merupakan
kabupaten dengan persentase Unmeet Need Pembatasan tertinggi, yaitu 23,8
% dan juga merupakan kabupaten dengan Unmeet Need Total tertinggi, yaitu
34,8 %.
2.3 Mortalitas dan Faktor Yang Mempengaruhi
2.3.1 Kecenderungan dan Pola Mortalitas
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR)
Sejak lama, salah satu program kesehatan Indonesia difokuskan pada
penurunan angka kematian bayi dan anak yang masih tinggi. Angka kematian
bayi dan anak tidak hanya penting untuk mengevaluasi kemajuan program
kesehatan, tapi juga untuk memonitor situasi kependudukan terkini, dan juga
sebagai input dalam pembuatan proyeksi penduduk. Selain itu, angka kematian
bayi dan anak dapat juga dipakai untuk mengidentifikasi kelompok penduduk
yang mempunyai risiko kematian tinggi.
Grafik 2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Prov. Papua tahun 2002 & 2007
Sumber data : Profil Kesehatan Papua 2011
Grafik 2 menunjukan angka kematian bayi dari hasil SDKI tahun 2002
dan tahun 2007. Terlihat ada penurunan sebesar 15 dari tahun 2002 ke tahun
2007, yang semula 56 kematian / 1000 kelahiran, turun menjadi 41 kematian
/ 1000 kelahiran.
56
41
0
10
20
30
40
50
60
Tahun 2002 Tahun 2007
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 26
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Angka Kematian Anak
Diagram 14. Angka Kematian Anak per 1000 Kelahiran Hidup Prov. Papua Tahun 2012
Sumber data : SDKI 2012
Diagram 14 menunjukan jumlah kematian anak / 1000 kelahiran hidup.
Jika dilihat dari SDKI 2012 Provinsi Papua memiliki angka kematian anak
sebesar 64 kematian / 1000 kelahiran hidup.
Angka Harapan Hidup
Grafik 3. Angka Harapan Hidup Prov. Papua tahun 2002, 2007, 2008,2009
Sumber data : Data BPS tahun 2010
Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi Papua terus mengalami
kenaikan dari tahun 2002, tahun 2007, tahun 2009 dan SP tahun 2010. AHH
di tahun 2002 adalah 65,2 tahun, kemudian tahun 2007 adalah 67,9 tahun,
64
0
10
20
30
40
50
60
70
65,2
67,9 68,1 68,2
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
Tahun 2002 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 27
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
tahun 2008 naik menjadi 68,1 tahun dan pada tahun 2010 naik lagi menjadi
68,2 tahun.
2.3.2 Penyebab Kematian
Diagram 15. Jenis Penyakit dan Penyebab Kematian Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Papua 2012
Menurut data dari Profil Kesehatan Provinsi Papua tahun 2012, terdapat
63.956 penderita Diare, 291 penderita Campak, 1174 penderita DBD sepanjang
tahun 2012. Sedangkan 9 orang meninggal karena Campak dan 8 orang
meninggal karena DBD.
2.4 Migrasi
Menurut Everett S. Lee (1976) proses migrasi dipengaruhi oleh 4 faktor untuk
mengambil keputusan melakukan migrasi:
1. Faktor yang terdapat di daerah asal.
2. Faktor yang terdapat di daerah tujuan
3. Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
4. Faktor-faktor pribadi.
Migrasi yang dibahas pada profil ini hanya mengrasi risen dan migrasi semasa
hidup.
0 0
63956
0 0 0 291 9 0 0 0 0 1174 8 0 00
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Pneumonia DiareTetanus NeonatorumCampak Difteri Flu Burung DBD Leptospirosis
PAPUA
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 28
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.4.1 Migrasi Risen
Diagram 16. Migrasi Risen 29 Kab/Kota di Provinsi Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Seseorang dimana provinsi tempat tinggal sekarang berbeda dengan
provinsi tempat tinggal 5 tahun yang lalu disebut migran risen (recent
migrant). Diagram 16 di atas menunjukan migran risen di Provinsi Papua
menurut Sensus Penduduk 2010. Migrasi risen terbanyak adalah Kota
Jayapura, yaitu 29.515 jiwa. Sedangkan migrasi risen paling sedikit ada di
Kabupaten Membramo Tengah, yaitu 249 jiwa.
162674175119
89691104680
68369
106018
124368
86656
131751
40930
6706061259
147803
55559
104056
2407438693
163821268214298
71171
136614
3598646171
7809969910
3521843092
198809
8602 4597 7875 9554 2891 45272081 5467
141755762 1912 2353
2208852 858
4146 2988 1593 7261204 596 324 249 840
4634 2882338
1464
29515
850 411 934 736 931 32212333
0
13143
919 225 1771508
0 96 3711046 3362 19
0 0 0 0 0 0 0 09128
1070
0
50000
100000
150000
200000
250000M
era
uke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
Total Non Migran Total Migran Total Tidak Dinyatakan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 29
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
2.4.2 Migrasi Seumur Hidup
Seseorang yang dicacah di suatu provinsi yang bukan provinsi tempat
kelahiran disebut migran semasa hidup (lifetime migrant).
Diagram 17. Migrasi Seumur Hidup 29 Kab/Kota di Provinsi Papua tahun 2010
Sumber data : SP 2010
Migran semasa hidup hasil SP tahun 2010 di Papua sebanyak 21,2
persen dari jumlah penduduk Papua. Dari jumlah tersebut tersebar di 29
kabupaten/kota. Diagram 17 terlihat bahwa migrasi seumur hidup terbesar
ada di Kota Jayapura, yaitu 140.705 jiwa, Kabupaten Mimika adalah
kabupaten/kota kedua terbesar, yaitu 108.973 dan Kabupaten Merauke adalah
kabupaten/kota ketiga terbesar, yaitu 76.943. Sedangkan migrasi seumur
hidup terkecil ada pada Kabupaten Membramo Tengah.
118773
175804
76078
63450 66619
100699
147851
93763
73028
37727
7496269722
161016
63097
113034
22487 22411 1895813506 16892
78293
147898
3927049866
87676 83512
40152
60128
116000
76943
20281
35865
66443
1633226099
5581 7385
108973
180576696 6855 3496 2337 1393
10484
26125
5681 2368 1473 760 624 267 897 5542718 338 1991
140705
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
020000400006000080000
100000120000140000160000180000200000
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
Total Non Migran Total Migran Total Tidak Dinyatakan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 30
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAB 3
PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN
Dalam pembangunan berwawasan kependudukan, penduduk memiliki
peran ganda yaitu pada satu sisi sebagai subyek atau pelaksana pembangunan dan
pada sisi lain penduduk sebagai obyek atau sasaran tujuan pembangunan itu
sendiri. Jadi jumlah penduduk yang besar sebenarnya merupakan potensi
pembangunan yang besar pula, namun tidak hanya jumlah penduduk yang besar
saja yang menentukan keberhasilan pembangunan itu, tetapi kualitas penduduk itu
sendiri. Pada bab ini akan dibahas tentang pencapaian pembangunan manusia,
pembangunan gender, penduduk rentan, ketersediaan pelayanan kesehatan dan
pelayanan pendidikan, pendidikan, ketenagakerjaan dan pertanian pangan.
3.1 Pencapaian Pembangunan Manusia
Grafik 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prov. Papua tahun 2005 - 2012
Sumber data : Data BPS 2012
Tabel 8 menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Provinsi Papua terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, walaupun
demikian jika dibandingkan tingkat nasional, Provinsi Papua IPM tergolong
masih rendah dibandingkan provinsi-provinsi lain di Indonesia, hal ini karena
Papua menduduki nomor urutan 33. Pada tahun 2005 IPM Provinsi Papua ada
di angka 62,1, tujuh tahun kemudian mengalami kenaikan 3,76 menjadi 65,86.
62,1
62,75
63,41
64,00
64,5364,94
65,36
65,86
60
61
62
63
64
65
66
67
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 31
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Dari 29 kabupaten/kota IPM tertinggi pada tahun 2012 adalah Kota Jayapura
yang telah mencapai 76,64, sedangkan IPM terendah Kabupaten Nduga 48,8
(lihat tabel 8 dan grafik 5).
3.2 Pembangunan Gender
Grafik 5. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Prov. Papua tahun 2005 – 2011
Sumber data : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Prov. Papua
Menurut data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Provinsi Papua, IPG di Provinsi Papua dari tahun 2005 terus mengalami
kenaikan hingga tahun 2011. Tahun 2005 IPG Provinsi Papua tercatat 58,6,
sedangkan pada tahun 2011 IPG Provinsi Papua naik hingga berada di angka
62,69.
3.3 Penduduk Rentan
Penduduk rentan adalah penduduk yang dalam berbagai matranya
tidak atau kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya
sebagai akibat dari keadaan fisik dan atau non fisiknya (Undangg-Undang ,
No 52 Tahun 2009). Penduduk rentan berdasarkan laporan BPS Provinsi Papua
tahun 2010 meliputi kesulitan melihat, kesulitan mendengar, kesulitan
berjalan/naik tangga, kesulitan mengingat/berkonsentrasi/berkomunikasi dan
kesulitan mengurus diri sendiri.
58,6
59,3
61,161,4
61,89 61,98
62,69
56
57
58
59
60
61
62
63
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 32
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Diagram 18. Penduduk Rentan Karena Kesulitan Fungsional di Provinsi Papua Tahun 2010
Sumber data : Data Pusat Statistik tahun 2012
Diagram 18 menunjukan data tentang penduduk rentan karena kesulitan
fungsional di Provinsi Papua. BPS Papua tahun 2012 mencatat 23.442
penduduk Provinsi Papua memiliki kesulitan fungsional melihat. Angka itu
adalah angka terbesar jika dibandingkan dengan jumlah penderita kesulitan
fungsional lainnya di Provinsi Papua.
3.4 Ketersediaan Pelayanan
3.4.1 Kesehatan
Rasio SDM Kesehatan per 100.000 penduduk
Kesehatan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup
layak, produktif, serta mampu bersaing untuk meningkatkan taraf hidupnya.
21496
1946
6588
1278
6591
1690
7009
1751
6888
1809
0
5000
10000
15000
20000
25000
Sedikit Parah Sedikit Parah Sedikit Parah Sedikit Parah Sedikit Parah
Berkomunikasi
Naik Tangga Berkosentrasi/ Diri Sendiri
Kesulitan Melihat Kesulitan Mendengar Kesulitan Berjalanatau
Kesulitan Mengingat/ Kesulitan Mengurus
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 33
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Diagram 19. Rasio SDM Kesehatan per 100.000 penduduk di 29 Kab/Kota Prov Papua tahun 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Papua tahun 2011
Sehubungan tersebut sumberdaya manusia yang menagani kesehatan
sangat penting. Diagram 19 memberikan gambaran tentang rasio dokter
dengan penduduk dan rasio bidan dengan penduduk.Data di atas menunjukan
rasio SDM kesehatan per 100.000 penduduk di 29 kab/kota di Provinsi Papua.
Rasio dokter terbanyak ada di Kota Jayapura, rasio jumlah bidan terbanyak ada
di Kabupaten Merauke, sedangkan rasio bidan terbanyak ada di Kabupaten
Supiori. Jika dilihat dari jumlah total dokter, maka Kota Jayapura adalah kota
dengan jumlah dokter terbanyak jika dibandingkan dengan 29 kab/kota di
Provinsi Papua.
0
50
100
150
200
250
300M
era
uke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
Jumlah Dokter Jumlah Bidan Rasio Dokter Rasio Bidan
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 34
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Jumlah Sarana Layanan Kesehatan
Diagram 20. Jumlah Sarana Layanan Kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit) di 29 Kab/Kota Prov.
Papua tahun 2011
Sumber data : Profil Kesehatan Provinsi Papua tahun 2011
Kabupaten Tolikara memiliki 27 puskesmas (8,08 persen) merupakan
kabupaten dengan jumlah puskesmas terbanyak , sedangkan Kota Jayapura
memiliki 7 rumah sakit (21,21 persen) merupakan kota dengan jumlah rumah
sakit terbanyak. Jika kita perhatikan tabel dan diagram batang tersebut,
terlihat masih banyak kab/kota di Provinsi Papua yang belum memiliki sarana
kesehatan rumah sakit.
Jumlah Klinik Pelayanan KB
Diagram 21. Jumlah Klinik Pelayanan KB di 29 Kab/Kota Provinsi Papua Tahun 2013
17
12
1720
10
1714
8
13
17
11 11
1815
27
68
10
58 8
10
4 58 8
69
12
42 1 1 1
31 2
41 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
0
5
10
15
20
25
30
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
Puskesmas Rumah Sakit
0
5
10
15
20
25
30
35
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
Klinik KB Pemerintah Klinik KB Swasta
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 35
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Sumber data : Laporan Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN
Terlihat di diagram batang di atas bahwa klinik KB di Provinsi Papua
didominasi oleh klinik KB pemerintah. Kabupaten Biak Numfor adalah
kabupaten dengan klinik KB pemerintah terbanyak, sedangkan Kabupaten Biak
Numfor dan Kabupaten Mimika adalah dua kabupaten dengan jumlah klinik KB
swasta terbanyak.
3.4.2 Pelayanan Pendidikan
Sarana Pendidikan
Diagram 22. Jumlah Sarana Pendidikan (Sekolah) di Provinsi Papua tahun 2011 & 2012
Sumber data : Data BPS, 2012
Diagram 22 menunjukan jumlah sarana pendidikan (sekolah) menurut
BPS tahun 2011 dan 2012. Jumlah TK di tahun 2012 mengalami penambahan
31 TK dari tahun sebelumnya, yaitu dengan jumlah 442, jumlah SD di tahun
2012 mengalami penambahan 45 SD dari tahun sebelumnya, yaitu 2179,
jumlah SMP di tahun 2012 mengalami penambahan16 SMP dari tahun
sebelumnya, yaitu 495. Berbeda dengan sarana pendidikan yang lain, Sekolah
Menengah Atas di Provinsi Papua mengalami penurunan jumlah dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2011 jumlah SMA sebanyak 170
sekolah,sedangkan di tahun 2012 jumlah SMA sebanyak 162.
411
2134
479
170
442
2179
495
162
0
500
1000
1500
2000
2500
Pertama Atas Pertama Atas
Dasar Menengah Menengah Dasar Menengah Menengah
TK Sekolah Sekolah Sekolah TK Sekolah Sekolah Sekolah
Jenis Sekolah 2010/2011 Jenis Sekolah 2012/2013
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 36
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Tenaga Pengajar
Diagram 23. Jumlah Tanaga Guru di Provinsi Papua Tahun 2011 & 2012
Sumber data : Data BPS 2012
Diagram 23 menunjukan jumlah tanaga pendidikan (guru) menurut BPS
tahun 2011 dan 2012. Jumlah guru TK di tahun 2012 mengalami penurunan
181 guru TK dari tahun sebelumnya, yaitu dengan jumlah 1221, jumlah guru
SD di tahun 2012 mengalami penurunan 241 guru SD dari tahun sebelumnya,
yaitu 12.665, jumlah guru SMP di tahun 2012 mengalami penambahan 88 guru
SMP dari tahun sebelumnya, yaitu 4429, dan guru Sekolah Menengah Atas di
Provinsi Papua mengalami penambahan jumlah dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Di tahun 2011 jumlah guru SMA sebanyak 2.387
sekolah,sedangkan di tahun 2012 jumlah SMA sebanyak 2651.
1221
12665
4429
2387
1040
12424
4517
2651
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Pertama Atas Pertama Atas
Dasar Menengah Menengah Dasar Menengah Menengah
TK Sekolah Sekolah Sekolah TK Sekolah Sekolah Sekolah
Jenis Sekolah 2010/2011 Jenis Sekolah 2012/2013
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 37
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.5 Pendidikan
3.5.1 Angka Melek Huruf
Diagram 24. Angka Melek Huruf di 29 Kab/Kota Provinsi Papua tahun 2010-2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua tahun 2010, 2011 & 2012
Dilihat dari diagram batang 24 yang bersumber dari Buku Publikasi Dinas
Pendidikan secara keseluruhan angka melek huruf di 29 kab/kota di Provinsi
Papua mengalami kenaikan, namun ada beberapa kab/kota yang mengalami
penurunan angka melek huruf seperti Kabupaten Asmat, Kabupaten Peg.
Bintang, Kabupaten Nduga, Kabupaten Lanny Jaya, Membramo Tengah dan
Kabupaten Yalimo.
020.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000180.000200.000
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 38
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.5.2 Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi
Yang Dimiliki
Diagram 25. Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi Yang Dimiliki di 29
Kab/Kota Prov. Papua Tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua 2012
Data Dinas Pendidikan Provinsi Papua tahun 2012 di atas menunjukan
masih banyak penduduk di Provinsi Papua yang tidak memiliki ijazah.
Kabupaten Nduga adalah kabupaten dengan persentase terbanyak penduduk
yang tidak memiliki ijazah, yaitu 94,78 %. Sedangkan Kota Jayapura
merupakan kota dengan persentase penduduk dengan ijazah S1/S2/S3
terbanyak, yaitu 9,84 %.
0102030405060708090
100M
era
uke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
kota
Jay
apu
ra
Tidak Mempunyai Ijazah SD/MI SLTP/MTs SMU/MA Diploma I-III Universitas/ S1-S3
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 39
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.5.3 Angka Partisipasi Sekolah
Diagram 26. Angka Partisipas Sekolah (APS) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua tahun 2012
Data di atas menunjukan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di 29
kabupaten/kota di Provinsin Papua tahun 2012. Terlihat secara keseluruhan
angka partisipasi sekolah usia 7-12 dan usia 19-24 tinggi, sedangkan pada usia
13-15 dan 16-18 APS-nya relatif rendah.
3.5.4 Angka Partisipasi Murni
Diagram 27. Angka Partisipas Murni (APM) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pendidikan Prov. Papua tahun 2012
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
7 - 12 13-15 16-18 19-24
32.689
21.04219.256
21.850
16.038
22.640
12.272
4.629
32.663
10.888
19.225
15.814
22.772
8.951
16.057
6.770
9.390
4.5843.666
6.448
3.286
14.169
5.119
9.566
4.058
13.949
4.880
9.764
33.710
10.183
6.4817.774
6.8505.509
8.095
2.9111.059
8.353
2.2073.645
1.5183.233
1.4652.523 1.885 2.564
1.378 1.219 1.466361
6.309
7802.155
3881.812
6722.124
13.959
8.1696.494 6.049
7.558
4.4346.399
1.388 828
5.838
1.356 1.501370 934 718 898 988 1.733
741 809 382 451.531
201 467 340 193 63 858
13.861
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
SD SMP SMU
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 40
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Data di atas adalah Angka Partisipasi Murni menurut Dinas Pendidikan
Provinsi Papua tahun 2012. Secara keseluruhan terlihat bahwa APM tertinggi
ada di jenjang Sekolah Dasar, sedangkan di jenjang SMP dan SMU mengalami
penurunan. Angka ini terkait dengan rata-rata lama sekolah di Provinsi Papua,
yaitu 6,69 tahun, artinya banyak anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan
setelah lulus dari Sekolah Dasar. Dengan demikian wajib belajar Sembilan
tahun di Papua masih belum bisa tercapai.
3.6 Ketenagakerjaan
Dalam istilah ketenagakerjaan penduduk dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu penduduk Usia Kerja dan Bukan Usia Kerja. Batasan penduduk usia kerja
berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain, ada yang menggunakan
10 tahun keatas, 15 tahun ke atas, atau penduduk usia 15-64 tahun.
Konsep dan definisi yang digunakan BPS, maupun International Labor
Organization (ILO) dan sebagian besar negara lainnya, membatasi penduduk
usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk berusia
di bawah 15 tahun digolongkan sebagai penduduk bukan usia kerja.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Diagram 28. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Disnakerduk Prov. Papua 2013
13,08
16,84
6,43
8,41
4,56
7,10
14,20
7,39
10,12
3,36
6,015,43
14,86
0,00
8,99
2,342,95
1,080,791,38
6,84
13,70
3,704,87
6,336,99
2,49
5,58
14,24
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 41
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya
penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. Data di atas
menunjukan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)di 29 kab/kota di Provinsi
Papua. Menurut data Disnakerduk Provinsi Papua tahun 2013, TPAK terbesar
ada di Kabupaten Jayawijaya, disusul Kabupaten Yahukimo (14,86) di urutan
kedua dan Kota Jayapura di urutan ketiga dengan TPAK 14,24.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Penganggur secara konsepsi merupakan bagian dari Angkatan Kerja,
dan Angkatan Kerja adalah bagian dari Penduduk Usia Kerja (15 tahun ke atas),
sehingga penganggur dikonsepsikan sebagai penduduk dengan usia minimal
15 tahun.
Diagram 29. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Disnakerduk Prov. Papua 2013
Berdasarkan data Disnakerduk Provinsi Papua tahun 2013, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Papua terbesar ada di Kota Jayapura,
yaitu 50,77, disusul Kabupaten Biak Numfor (22,16) di posisi kedua, dan
Kabupaten Mimika (20,06) di posisi ketiga.
19,25
8,19
14,6115,00
9,57
22,16
0,003,00
20,06
4,283,091,371,080,000,003,69
0,002,382,96
0,765,566,49
50,77
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 42
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.7 Pertanian Pangan
3.7.1 Produktivitas Pertanian
Produktivitas dan Produksi Padi
Diagram 30. Produktivitas dan Produksi Padi di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012 (Ton/ha)
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012
Dari 29 kab/kota di Provinsi Papua, hanya ada 9 kab/kota yang
memproduksi Padi menurut Dinas Pertanian Provinsi Papua tahun 2012, yaitu,
Merauke, Jayawijaya, Jayapura, Nabire, Mimika, Asmat, Sarmi, Keerom dan
Kota Jayapura.
Produktivitas dan Produksi Jagung
Diagram 31. Produktivitas dan Produksi Jagung di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
(Ton/ha)
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012
37,3136,9937,4037,37
0,000,000,000,00
36,84
0,000,00
36,76
0,000,000,00
37,3437,20
0,000,000,000,000,000,000,000,000,000,000,00
37,54
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
18,2117,6317,5717,8217,7219,07
18,1518,2818,9320,72
17,8316,52
18,0517,97
0
18,4418,0716,61
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17,97
0
5
10
15
20
25
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
kota
Jay
apu
ra
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 43
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Menurut data Dinas Pertanian tahun 2012, Boven Digoel merupakan
penghasil Jagung terbanyak yaitu 20,72 Ton/Ha.
Produktivitas dan Produksi Kedelai
Diagram 32. Produktivitas dan Produksi Kedelai di 29 Kab/Kota Prov. Papua tahun 2012
(Ton/ha)
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012
Produktifitas Kedelai tertinggi di Provinsi Papua manurut data Dinas
Pertanian tahun 2012 ada di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Jayapura,
sebesar 11,36 Ton/Ha.
3.7.2 Produktivitas Perikanan
Diagram 33. Produktivitas Perikanan di 29 Kab/Kota Provinsi Papua Tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Kelautan & Perikanan tahun 2012
11,3611,0411,3610,9411,12
0,00
11,0211,08
0,00 0,00 0,00 0,00
11,1411,1011,1711,0911,0211,04
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
11,14
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
Ko
ta J
ayap
ura
120.685
0
10.9824.128 6.611
40.890
0 0
43.196
0
27.035
6.4090 0 0 710 0
3.9874.678
0 0 0 0 0 0 0 0 0
12.163
2.349 687 1.098 51 0 0198
0 72 58 2.722 95
152
0 0 0 0 236 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 66
263 66 356132
71 22
951
22
56
0 00
0 0 0 0 1612
45 0 0 0 0 0 0 0 0 03.752
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
Me
rau
ke
Jaya
wija
ya
Jaya
pu
ra
Nab
ire
Ke
p. Y
apen
War
op
en
Bia
k N
um
for
Pan
iai
Pu
nca
k Ja
ya
Mim
ika
Bo
ven
Dig
oel
Map
pi
Asm
at
Yah
uki
mo
Pe
gun
un
gan
Bin
tan
g
Tolik
ara
Sarm
i
Ke
ero
m
War
op
en
Sup
rio
ri
Me
mb
era
mo
Ray
a
Nd
uga
Lan
ny
Jaya
Me
mb
era
mo
Ten
gah
Yalim
o
Pu
nca
k
Do
giya
i
Inta
n J
aya
Dei
yai
kota
Jay
apu
ra
Perikanan Laut Perikanan Umum Tambak
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 44
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
Menurut data Dinas Kelautan & Perikanan tahun 2012, Kabupaten
Merauke merupakan kabupaten dengan produktifitas perikanan laut tertinggi
di Provinsi Papua.
3.7.3 Produktivitas Perkebunan
Diagram 34. Produktivitas Perkebunan Provinsi Papua Tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Pertanian tahun 2012
Menurut Dinas Pertanian Provinsi Papua tahun 2012, Kelapa merupakan
komoditi dengan tingkat produktifitas tertinggi di Provinsi Papua, disusul Kakao
di urutan kedua dan Kelapa Sawit di urutan ke tiga.
7.185
16.240
20.947
1.354
17.552
80316 16 0 281 0 0 0 0 0
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
sawit Mete Pagar Sunan
Karet Kelapa Kelapa Kopi Kakao Jambu Lada Cengkeh Teah Jarak Kemiri Tebu KapasTembakauNilam
Tanaman Tahunan Tanaman Semusim
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 45
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
3.7.4 Produktivitas Peternakan
Diagram 35. Produktivitas Peternakan Provinsi Papua Tahun 2012
Sumber data : Buku Publikasi Dinas Peternakan tahun 2012
Menurut data Dinas Peternakan Provinsi Papua tahun 2012, hewan
dengan produktifitas peternakan tertinggi adalah Babi (5.242.335), disusul Sapi
(2.903.329). Ternak Babi di Papua memiliki harga yang tinggi, karena
disamping untuk konsumsi sehari-hari, juga digunakan untuk upacara-upacara
/ pesta adat di Papua.
2.903.329
0 77.856 0 117.571 0
5.242.335
1.258.6911.152.922
0
567.640
0
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
Sapi Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam AyamRas
AyamRas
Itik
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 46
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAB 4 PENUTUP
Profil Kependudukan Provinsi Papua Tahun 2014 ini diharapkan dapat
memberikan gambaran sebagian kecil situasi kependudukan di Papua. Telaah
lebih mendalam dari Profil ini bermanfaat dalam memotret lebih tajam dan detil
situasi kependudukan di Papua.
Tujuan dari penyusunan buku Profil Kependudukan ini, agar dapat memberikan
masukan kepada komponen maupun bidang teknis tentang permasalahan
kependudukan di Papua berdasarkan tren kecenderungan data yang dapat
ditampilkan.
Akhir kata, kritik dan saran membangun terhadap penyusunan buku Profil
Kependudukan Provinsi Papua ini sangat diperlukan, demi menyempurnakan isi
dan relevansi data profil ini terhadap situasi kependudukan di Papua, dalam
upaya mengidentifikasi masalah kependudukan, serta merumuskan alternatif
solusi pemecahannya dimasa yang akan datang.
PROFIL KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA 2014 47
PROFIL KEPENDUDUKAN PAPUA 2014
BAHAN PUSTAKA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2011. Pendidikan Kependudukan. Jakarta : Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan.
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, Papua Dalam Angka 2009,2010,2011,2012, 2013; Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun2010-2013. Jakarta : Direktorat Pelaporan dan Statistik.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana, 2011.Jakarta, Direktorat Tehnologi dan Dokumentasi.
Badan Pusat Statistik, 2010. Sensus Penduduk 2010. diakses melalui
http://sp2010.bps.go.id/
BKKBN Papua, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Provinsi Papua tahun 2012, Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Jayapura, 2014.