Upload
dauliyasyafitri
View
582
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
komplikasi
Citation preview
Komplikasi dalam Kehamilan
Komplikasi Kehamilan Trimester I dan II
1. Hiperemesis Gravidarum
mual muntah yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.
Penyebab1. Faktor predisposisi• Primigravida• Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda,
estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa.2. Faktor organik• Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal• Perubahan metabolik akibat hamil• Resistensi yang menurun dari pihak ibu• Alergi3. Faktor psikologis• Rumah tangga yang retak• Hamil yang tidak diinginkan• Takut terhadap kehamilan dan persalinan• Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu• Kehilangan pekerjaan
Dampak terhadap Kehamilan
gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya. Oleh karena itu, hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat.
Tanda dan Gejala
Batas jelas antara mual yang masih fisiologis dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Pelaksanaan• Rawat inap• Stop makan dan minum dalam 24 jam pertama• Obat-obatan diberikan secara parenteral• Infus D10% (2000 ml) dan RL 5%(2000 ml) per hari.• Diazepam 10 mg IM (jika perlu)• Lakukan evaluasi dalam 24 jam pertama• Bila keadaan membaik, boleh diberikan makan dan minum
secara bertahap• Bila keadaan tidak berubah: stop makan/ minum, ulangi
penatalaksanaan seperti sebelumnya untuk 24 jam kedua.• Bila dalam 24 jam tidak membaik pertimbangankan untuk
rujukan• Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan muntah• Jika dehidrasi diatasi, anjurkan makan makanan lunak porsi kecil
tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berlemak, kurangi karbohidrat, banyak makan makanan yang mengandung gula.
2. Anemia Kehamilankeadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Tingkatan anemia:• Kadar Hb 10,00 gr% - 13,00 gr% disebut
anemia ringan sekali.• Kadar Hb 8,00 gr% - 9,90 gr% disebut
anemia ringan.• Kadar Hb 6,00 gr% - 7,90 gr% disebut
anemia sedang.• Kadar Hb <6,00 gr% disebut anemia berat.
Penyebab
• Perdarahan hebat• Berkurangnya pembentukan sel
darah merah• Meningkatnya penghancuran sel
darah merah
Klasifikasi Anemia
a. Anemia defisiensi besi : penurunan jumlah sel darah merah akibat dari kekurangan zat besi. Penatalaksanaan• Oral: pemberian fero sulfat/ fero
gluconat/ Na-fero bisitrat 60 mg/ hari, 800 mg selama kehamilan, 150 – 100 mg/hari.
• Parenteral: pemberian ferum dextran 1000 mg (20ml) IV atau 2x10 ml/IM
b. Anemia megaloblastik : anemia yang terjadi karena kekurangan asam folatPenatalaksanaan• Asam folat 15-30 mg/ hari• Vitamin B12 3x1 tablet per hari• Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari• Pada kasus berat dan pengobatan
oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi diberikan transfusi darah.
c. Anemia hipoplastik : anemia yang terjadi akibat sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Bisa juga terjadi akibat transplantasi sumsum tulang atau transfusi darah berulang kali.Penatalaksanaan : Karena obat-obatan penambah darah tidak memberi hasil, maka satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah transfusi darah yang sering dan perlu diulang beberapa kali.
d. Anemia hemolitik : anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih cepat hancur dari pembentukannya.Penatalaksanaan : Transfusi darah untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi bahaya hipoksia pada janin.
3. Abortusancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Macam-Macam Abortusa. Abortus imminens : perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat. Penanganan : • Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah
dan rangsang mekanik berkurang.• Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila
pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas.
• Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg. Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-1000 mg.
• Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.• Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan
antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
b. Abortus insipiens : peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus.
Penanganan : • Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus
spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan berikan morfin
• Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, diusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikan ergometrin 0,5 mg IM.
• Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam D5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
• Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
c. Abortus inkompletus : peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.Penanganan :• Bila disertai shock karena perdarahan, berikan infus
cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah.
• Setelah shock diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskular.
• Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
• Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
d. Abortus kompletus : terjadinya pengeluaran lengkap seluruh jaringan konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu.Penanganan :• Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin
3x1 tablet selama 3-5 hari.• Bila pasien anemia, berikan hematinik
seperti sulfas ferosus atau transfusi darah• Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.• Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin,
dan mineral.
e. Missed abortion : kematian janin sebelum 20 minggu, tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih, karena ada sebab-sebab tertentu. Penanganan :• Bila kadar fibrinogen normal, segera lakukan pengeluaran
jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
• Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
• Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
• Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam D5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
3. Kehamilan Ektopik Terganggu kehamilan dengan implantasi
terjadi di luar rongga uterus. Tuba falopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan
ektopik. Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba, jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, dan kanalis servikalis,
Penanganan :
Apabila keadaan penderita buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
4. Mola Hidatidosa
kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili khorialis mengalami perubahan berupa degenerasi hodropik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1 atau 2 cm.
Penanganan :• Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi
vital (depresi nafas, hipertiroid/ tirotoksikosis, dan sebagainya). Resusitasi bila KU buruk.
• Evakuasi jaringan mola: dengan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan induksi, pada waktu evakuasi berikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan mencegah refluks cairan mola ke arah tuba.
• Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi dapat dianjurkan histerektomi
Komplikasi Kehamilan Trimester III
1. Kehamilan Dengan Hipertensi Esensialkondisi permanen meningkatnya
tekanan darah dimana biasanya tidak ada penyebab yang nyata. Kadang- kadang keadaan ini dihubungkan dengan penyakit ginjal, phaeochromocytoma atau penyempitan aorta, dan keadaan ini lebih sering muncul pada saat kehamilan.
Penanganan
Wanita dengan hipertensi esensial harus mendapat pengawasan yang ketat dan harus dikonsultasikan pada dokter untuk proses persalinannya. Selama tekanan darah ibu tidak meningkat sampai 150/90 mmHg berarti pertanda baik. Dia dapat hamil dan bersalin normal tetapi saat hamil dianjurkan untuk lebih banyak istirahat dan menghindari peningkatan berat badan terlalu banyak. Kehamilan tidak dibolehkan melewati aterm karena kehamilan postterm meningkatkan risiko terjadinya insufisiensi plasenta janin.
2. Pre Eklamsia suatu keadaan dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini biasanya timbul pada triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada mola hidatosa.
Klasifikasi Pre Eklamsia
a. Preeklamsia ringan, ciri-cirinya : • Tekanan darah 140/90 mmHg atau
kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih (diukur pada posisi berbaring terlentang) atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
• Proteinuria 0,3 gr/lt atau 1+ sampai 2+
• Edema pada kaki, jari, muka dan berat badan naik >1 kg/mg
Penanganan : • Rawat jalan• Banyak istirahat ( berbaring tidur
miring)• Diet: cukup protein, rendah
kaebohidrat, lemak, dan garam• Sedative ringan (jika tidak bisa
istirahat ) tablet Febobarbital 3x30 mg peroral selama 2 hari
• Kunjungan ulang tiap 1 mg
b. Preeklamsia berat, ciri-cirinya : • Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih• Proteinuria, 5 gr/lt atau lebih• Oliguria (jumlah urine < 500 cc per 2 jam• Terdapat edema paru dan sianosis• Adanya gangguan serebral, gangguan
visus, dan rasa nyeri di epigastriumPenanganan : penanganan aktif di rumah sakit
3. Solusio Plasentaterlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada corpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester III, walaupun
dapat pula terjadi pada setiap saat dalam kehamilan.
Etiologi.• Trauma• Tali pusat yang pendek• Dekompresi yang uterus mendadak• Anomaly uterus atau tumor uterus• Hipertensi kronis atau hipeertensi yang
ditimbulkan karena kehamilan• Tekanan pada vena cava inferior akibat uterus
yang membesar dan defisiensi gizi.
Penanganan : • Pada ibu tergantung dari luasnya plasenta yang
lepas dari dinding uterus, banyaknya perdarahan, derajat kelainan pembekuan darah, ada tidaknya hipertensi menahun atau preeklamsia, tersembunyi tidaknya perdarahannya, dan jarak waktu antara terjadinya solusio plasenta sampai pengosongan uterus.
• Pada janin pada solusio berat hampir 100 % mengalami kematian. Pada solusio plasenta ringan dan sedang kematian janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus dan tuanya kehamilan. Pada kasus solusio plasenta tertentu, SC dapat mengurangi angka kematian janin. Sebagaimana pada setiap kasus perdarahan, persediaan darah secukupnya akan sangat membantu memperbaiki prognosis ibu dan janinnya.
4. Plasenta Previaplasenta yang letaknya
abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
Klasifikasi• Plasenta previa totalis, apabila seluruh
pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta• Plasenta previa parsialis apabila sebagian
pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta• Plasenta previa marginalis, apabila pinggir
plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan• Plasenta letak rendah, plasenta yang letaknya
abnormal pada segmen bawah uterus akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm di atas pinggir pembukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir
Penanganan :• Penatalaksanaan di rumah : Pasien dianjurkan
harus istirahat ditempat tidur. Jika perdarahan banyak pasien dianjurkan untuk tidur miring atau menggunakan bantal dibawah pinggul kanannya untuk mencapai agar panggul miring dan menghindari supine hypotensive syndrome.
• Penatalaksanaan di RS : di RS, ibu harus berbaring. Pada pemeriksaan abdomen akan taraba lunak, dengan ukuran sesuai umur kehamilan. Mungkin dibutuhkan pengkateteran. Darah diperika kadar haemoglobinnya
Terima Kasih