16
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CORPUS ALIENUM

Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)

Embed Size (px)

Citation preview

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CORPUS ALIENUM

PENGERTIAN

Benda asing merupakan adanya benda didalam tubuh yang keberadaanya tidak diinginkan yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi organ atau menimbulkan rasa sakit pada bagian tubuh tempat adanya benda asing tersebut.Benda asing yang masuk kedalam tubuh dibedakan menjadi dua yaitu logam dan non logam. Logam akan tampak radiopag sedangkan jenis non logam memberikan gambaran yang radiolusen pada hasil radiografnya.

ANATOMI DARI OESOPHAGUS

• Oesophagus terletak dibelakang trakea, terbentang dari laringopharynx s/d lambung. Panjangnya sekitar 24 cm, diameter ¾ inchi (sekitar 2 cm)• suatu organ silindris berongga dengan panjang pada

orang dewasa sekitar 25 cm dan diameter sekitar 2 cm saat kosong dan 3 cm saat berisi makanan. • Panjang pada bayi 8-10 cm dengan diameter 0,5 cm.• Ujung bagian atas pada tulang rawan krikoid (vertebra

servikal 6) dan bagian bawah pada orifisium kardia (vertebra torakal 10). • Terdapat 2 sfingter :sfingter esofagus bagian atas (m.

krikofaringeus) dan sfingter esofagus bagian bawah

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

• Pesawat sinar x• Marker• Kaset dan film• Meteran

Metode Pemeriksaan Benda Asing (Corpus Alieum)

Metode MarkerPada daerah tempat (luka) masuknya benda asing diberi marker yang kemudian di plester.Dengan metode ini, dapat digunakan sebagai petunjuk dari letak atau posisi benda asing tersebut di dalam tubuh dan juga menentukan kedalaman benda asing dengan menggunakan proyeksi AP dan lateral.Setiap proyeksi yang dibuat, arah sinarnya harus tepat diarahkan pada marker. Metode ini dilakukan dengan harapan agar dapat menentukan lokasi yang tepat untuk mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh selama proses pembedahan.

Metode TriangulasiMetode triangulasi dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman benda asing dengan akurat.Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan mengatur tubuh pasien true AP (Antero Posterior) karena bisa mengakibatkan distorsi pada hasil radiograf, dan lubang tempat masuknya benda asing telah ditandai diatas permukaan kulit misalnya dengan tinta penanda (skin marking).Metode triangulasi hanya menggunakan satu film, penderita dan film tetap diam. Dilakukan dua kali eksposi pada satu film, serta ISD dan TSD dicatat dan diukur dengan teliti.

METODE PARALAKS• Pasien di posisikan senyaman mungin dan harus sama dengan posis

pembedahan dan di upayakan dekat dengan lokasi benda asing• Daerah masuknya benda asing di fluoroskopi • Terawang benda asing hingga jelas dan letakkan ring superposisi

dengan benda asing• Lokasir di letakkan sejajar dengan MSS• Atur TSD (Tube Shift Distance) sejauh 1/10 FFD• Pergrakkan tabung di atur tegak lurus dengan lokalisir• Pemotretan di lakukan dua kali eksposi dalam satu film• Arah tabung pada pemotretan 1 dan 2 vertikal tegak lurus • Luas lapangan di atur sehingga obyek dan lokalisir masuk dalam film• Pengaturan eksposi :

a. kV eksposi 1 dan 2 samab. mAs eksposi 1 dan 2 adalah ½ mAs total yang di perlukan

Metode Pemeriksaan Corpus Alienum Pada Oesophagus

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN

1)      PUKULAN DAN HENTAKAN UNTUK SUMBATAN BENDA ASINGLangkah-langkah untuk pukulan dan hentakan yang dianjurkan:Pada penderita sadar:• Penderita disuruh membatukkan keluar benda asing tersebut. Bila dalam beberapa detik

tindakan tersebut gagal, suruh penderita membuka mulut, dan bila penderita tidak sadar, buka mulutnya secara paksa, dan segera bersihkan mulut dan faringnya dengan jari. Kalau keadaan memungkinkan kita menggunakan laringoskop dan forsep Magill untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

• Bila cara no.1 gagal, maka pada penderita sadar: Lakukan tiga sampai empat kali pukulan punggung diikuti tiga sampai lima kali hentakan abdomen atau dada dan ulangi usaha-usaha pembersihan.

Pada penderita tidak sadar:• Penderita diletakkan pada posisi horizontal dan usahakan ventilasi paru. Jika tindakan ini

gagal, maka lakukan pukulan punggung sebanyak 3-5 kali, diikuti 3-5 kali hentakan abdomen atau hentakan dada. Ulangi usaha pembersihan dan ventilasi. Jika tindakan tersebut juga mengalami kegagalan, maka ulangi urutan ventilasi, pukulan punggung, hentakan dada, penyapuan dengan jari sampai penolong berhasil memberi ventilasi atau sampai perlengkapan untuk mengeluarkan benda asing dari jalan nafas secara langsung tiba. Selama melakukan tindakan-tindakan tersebut diatas periksa denyut nadi pembuluh darah besar, bila tidak teraba, segera lakukan Resusitasi Jantung Paru.

• Tindakan terakhir yang masih dapat kita lakukan adalah, krikotirotomi, dan ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih.

2)      CARA-CARA MELAKUKAN PEMUKULAN PUNGGUNG DAN HENTAKAN ABDOMEN

• Untuk pukulan punggung (A) lakukan 3 sampai 5 kali pukulan dengan pangkal telapak tangan diatas tulang belakang korban diantara kedua tulang belikatnya. Jika mungkin rendahkan kepala dibawah dadanya untuk memanfaatkan gravitasi.• Untuk hentakan abdomen (B) berdirilah di belakang

penderita, lingkarkan kedua lengan penolong mengitari pinggang penderita, pergelangan atau kepalan tangan penolong berpegangan satu sama lain, letakkan kedua tangan penolong pada abdomen antara pusat dan prosesus sifoideus penderita dan kepalan tangan penolong menekan ke arah abdomen dengan hentakan cepat. Ulangi 3 sampai 5 kali. Hindari prosesus sofoideus. Hentakan dada diatas sternum bawah kurang menimbulkan bahaya, lebih-lebih pada wanita hamil atau gemuk.

3)      CARA-CARA PUKULAN PUNGGUNG (A) DAN HENTAKAN ABDOMEN (B) UNTUK SUMBATAN BENDA ASING PADA KORBAN BERBARING YANG TIDAK SADAR

• Untuk pukulan punggung (A) gulirkan penderita pada sisinya sehingga menghadap penolong, dengan dadanya bertumpu pada lutut penolong, berikan 3 sampai 5 kali pukulan tajam dengan pangkal telapak tangan penolong diatas tulang belakang penderita, diantara kedua tulang belikat.• Untuk hentakan abdomen (B) letakkan penderita telentang

(muka menghadap ke atas), penolong berlutut disamping abdomen penderita atau mengangkanginya. Penolong meletakkan tangan diatas tangan lainnya, dengan pangkal telapak tangan sebelah bawah digaris tengah antara pusat dan prosesus sifoideus penderita. Miringkan sehingga bahu penolong berada diatas abdomen penderita dan tekan ke arah diafragma dengan hentakan cepat ke dalam dan keatas. Jangan menekan ke arah kiri atau kanan garis tengah. Jika perlu ulangi 3 sampai 5 kali.

4)      PUKULAN PUNGGUNG PADA BAYI DAN ANAK KECIL• Peganglah anak dengan muka kebawah, topanglah dagu dan

leher dengan lutut dan satu tangan penolong kemudian lakukan pemukulan pada punggung secara lembut antara kedua tulang belikat bayi. Pada tindakan hentakan dada, letakkan bayi dengan muka menghadap keatas pada lengan bawah penolong, rendahkan kepala dan berikan hentakan dada secara lambat dengan dua atau tiga jari seperti kalau kita melakukan kompresi jantung luar. Jika jalan nafas anak hanya tersumbat partial, anak masih sadar serta dapat bernafas dalam posisi tegak, maka sebaiknya tindakan dikerjakan dengan peralatan yang lebih lengkap, bahkan mungkin menggunakan tindakan anestesi. Tindakan hentakan abdomen jangan dilakukan pada bayi dan anak kecil.

5)      MEMBERSIHKAN JALAN NAFAS• Membersihkan jalan nafas ada dua cara :

a. Dengan manualb. Dengan penghisapan

• Penghisapan benda asing dari jalan anfas ada dua cara:1. Penghisapan benda asing dari daerah faring, hendaknya menggunakan

penghisapan dengan tekanan negatif yang besar.2. Penghisapan benda asing dari daerah trakheobronkus, hendaknya

menggunakan penghisap dengan tekanan negatif yang lebih kecil, karena kalau terlalu besar dapat menyebabkan paru kolaps, sehingga paru dapat cedera dan penderita dapat mengalami asfiksi.• Untuk penghisapan di daerah trakheobronkus dan nasofaring sebaiknya

menggunakan kateter dengan ujung lengkung dan lunak yang diberi jelly mulai dari ujung kateter sampai hampir seluruh kateter. Ujung yang lengkung tersebut memungkinkan kateter dapat dimasukkan ke dalam salah satu bronkus utama, sedangkan kalau kita menggunakan kateter yang lurus biasanya masuk ke bronkus kanan. Kalau kita ingin memasukkan kateter kedalam bronkus utama kiri sebaiknya kepala penderita dimiringkan ke kanan. Diameter kateter seharusnya kurang dari setengah diameter pipa trakea.

TERIMA KASIH