GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM (ONRECHTMATIGE DAAD) DAN GANTI KERUGIAN (SCHADEVERGOEDING)

Embed Size (px)

Citation preview

1

H a l:GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM (ONRECHTMATIGE DAAD) DAN GANTI KERUGIAN (SCHADEVERGOEDING)Lamp: 1 (Satu) lembar Surat Kuasa Bermeterai Cukup

Jakarta, 16 Februari 2016

KepadaYth. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatandi - J A K A R T A

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami :

FIDELIS ANGWARMASSE, SH.Advokat / Pengacara Konsultan HukumPada Law Office FIDEL ANGWARMASSE & PARTNERS,Beralamat di Perumahan Mampang Asri, Jl. Mampang Prapatan XVI No. 25 A, RT. 02, RW. 03, Tegal Parang, Jakarta Selatan 12790.Telp. 021 933 89928., Hp. 082199744546 // 081213684821

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bermeterai cukup tertanggal 26 Januari 2016, sehingga oleh karenanya sah menurut hukum, bertindak untuk dan atas nama serta untuk kepentingan hukum klient kami :

Nama: SUMARDIUmur: 36 Tahun (Jambi, 09 Februari 1979)Jenis Kelamin : Laki - LakiAgama: IslamAlamat : Parit Culum I, Rt. 004, Rw. 001, Kel. Parit Culum I, Kec. Muara Sabak Barat, Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT

Dengan ini mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatige daad) dan Ganti Rugi (Schadevergoeding) terhadap :

PT. PREMIER EQUITY FUTURES,Beralamat di Sudirman Plaza Indofood Tower Lt. 9, Suite 901, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76 78, Jakarta.

Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT I

JONATHAN SIMEONVice President PT. Premier Equity Futures, Beralamat di Sudirman Plaza Indofood Tower Lt. 9, Suite 901, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76 78, Jakarta.Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II

MEGA WARNASARIMarketing PT. Premier Equity Futures, Beralamat di Sudirman Plaza Indofood Tower Lt. 9, Suite 901, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76 78, Jakarta.

Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT III

RAYMOND ANDREASAnalis / Trader PT. Premier Equity Futures, Beralamat di Sudirman Plaza Indofood Tower Lt. 9, Suite 901, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76 78, Jakarta.

Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT IV

Selanjutnya disebut sebagai PARA TERGUGAT

Adapun Gugatan ini kami ajukan dengan dasar alasan hal hal sebagai berikut :

Bahwa pada bulan September 2014, Penggugat menghubungi Tergugat I melalui No. Telepon (021) 57954888, untuk memastikan serta menanyakan apakah benar yang Penggugat hubungi adalah Kantor Tergugat I dan memang benar yang Penggugat hubungi adalah Kantor Tergugat I;

Bahwa setelah Penggugat menelpon Kantor Tergugat I, selanjutnya beberapa kali Tergugat III menelepon Penggugat dan meminta Penggugat untuk joint dengan Tergugat I bahkan Tergugat III menjanjikan akan memberikan pelayanan terbaik dan membantu recovery / pemulihan dan Tergugat III meminta untuk bertemu dengan Penggugat jika Penggugat memiliki tugas dinas ke Jakarta;

Bahwa pada bulan Oktober 2014, saat Penggugat tugas dinas ke Jakarta, Tergugat II dan Tergugat III menemui Penggugat di Hotel Grand Alia Cikini (Hotel Tempat Penggugat Menginap). Tergugat II dan Tergugat III kemudian melakukan prospek bahkan berjanji akan memberikan keuntungan secara konsisten kepada Penggugat sebesar Rp. 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) per minggu bahkan untuk menjamin janji tersebut, trading akan langsung dilakukan oleh Tergugat II dan Timnya;

Bahwa saat pertemuan tersebut, Penggugat meminta kepada Tergugat II dan Tergugat III agar trading dilaksanakan dengan pola yang paling aman dan konsisten sehingga walau keuntungan hanya sebesar Rp. 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) per minggu tetapi konsisten dan modal Penggugat tetap aman. Penggugat hanya menginginkan resiko sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah), sehingga apabila dalam trading terjadi kesalahan dan mengalami kerugian Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah), maka trading dihentikan dan sisa modal, dikembalikan kepada Penggugat;

Bahwa pada saat pertemuan tersebut, setelah melakukan prospek, Tergugat II meminta Penggugat untuk menandatangani Blanko, Form, dokumen yang belum diisi (kosong), tanpa memberikan kesempatan kepada Penggugatn untuk membacanya serta tanpa ada penjelasan terlebih dahulu baik dari Tergugat II maupun Tergugat III. Setelah seluruh Blanko, Form, dokumen yang belum diisi (kosong) tersebut ditandatangani oleh Penggugat, Blanko, Form, dokumen yang belum diisi (kosong) tersebut dibawa lagi oleh Tergugat II maupun Tergugat III;

Bahwa keesokan harinya setelah pertemuan sebagaimana tersebut pada angka (3), angka (4) dan angka (5) di atas, Penggugat diminta untuk mentransfer dana / modal (Top Up Account) kepada Tergugat I dengan cara Penggugat dijemput di Hotel Grand Alia Cikini oleh Tergugat II maupun Tergugat III dan diantar ke Bank BCA Sudirman kemudian Penggugat melakukan transfer sebesar Rp 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) ke Rekening BCA Sudirman dengan Nomor Rekening 035 311 7863 atas nama PT. Premier Equity Futures (Tergugat I);

Bahwa tindakan sebagaimana tersebut pada angka (5) dan angka (6) tersebut di atas, jelas-jelas telah melanggar ketentuan :

Pasal 50 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi :

Pialang Berjangka wajib menyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaan dan Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko serta membuat perjanjian dengan Nasabah sebelum Pialang Berjangka yang bersangkutan dapat menerima dana milik Nasabah untuk perdagangan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,

Pasal Demi Pasal

Pasal 50 Ayat (2) :

Dalam rangka pelindungan Nasabah, Pialang Berjangka wajib terlebih dahulu menyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaan kepada Nasabahnya, yang antara lain memuat keterangan mengenai organisasi dan kepengurusan perusahaan tersebut. Pialang Berjangka juga wajib menjelaskan segala risiko yang mungkin dihadapi Nasabahnya, sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko. Apabila Nasabahnya memahami dan dapat menerima risiko tersebut, Nasabah tersebut harus menandatangani dan memberi tanggal pada dokumen tersebut, yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memahami risiko yang akan dihadapi dan menyetujuinya.

Bahwa setelah melakukan transfer, Penggugat mendapatkan konfirmasi melalui pesan singkat (SMS) dari Tergugat I, yang berisi No. Account, Login, Master, Investor dan Server. Sesuai janji dan permintaan Tergugat II maupun Tergugat III sebagaimana tersebut pada angka (3) bahwa trading akan langsung dilakukan oleh Tergugat II dan Timnya maka Penggugat kemudian mengirimkan SMS konfirmasi tersebut kepada Tergugat II;

Bahwa pada bulan November 2014, tepatnya 1 (satu) minggu setelah dana ditransfer oleh Penggugat, Tergugat II menyampaikan kepada Penggugat bahwa Timnya sulit untuk trading jika resiko Penggugat hanya sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah), sehingga Tergugat II meminta kepada Penggugat agar resiko dinaikkan menjadi Rp. 30.000.000,- (Tiga Juta Rupiah). Permintaan Tergugat II tersebut kemudian disepakati oleh Penggugat;

Bahwa beberapa kali Tergugat II dan Timnya melakukan transaksi, Tergugat II dan Timnya terlebih dahulu memberikan konfirmasi kepada Penggugat, sebelum melakukan transaksi;

Bahwa pada tanggal 15 hingga tanggal 16 Desember 2014, Tergugat II dan Timnya tidak lagi memberikan konfirmasi kepada Penggugat, sehingga Penggugat tidak mengetahui apakah transaksi tetap dilakukan atau dihentikan, apakah transaksi mengalami keuntungan atau kerugian. Dikarenakan tidak ada konfirmasi dari Tergugat II dan Timnya, Penggugat berinisiatif untuk menghubungi Tergugat IV, salah seorang Tim Tergugat II yang melakukan transaksi, namun Tergugat IV sulit bahkan tidak dapat dihubungi;Bahwa pada tanggal 17 Desember 2014, saat Penggugat melaksanakan dinas luar ke Jakarta, Penggugat berniat mendatangi Kantor Para Tergugat untuk menanyakan perkembangan account Penggugat. Mengetahui Penggugat berada di Jakarta, Tergugat II mengajak Penggugat ke Kantor Para Tergugat di Sudirman Plaza Indofood Tower Lt. 9, Suite 901, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76 78, Jakarta. Setibanya di Kantor, Penggugat bertemu dengan Tergugat IV. Penggugat sangat terkejut, saat Tergugat II menjelaskan bahwa account Penggugat mengalami kerugian kurang lebih Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) dan hanya tersisa Rp. 4.587.900,- (Empat Juta Lima Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Sembilan Ratus Rupiah);

Bahwa tindakan sebagaimana tersebut pada angka (11) yang mengakibatkan account Penggugat mengalami kerugian sebagaimana tersebut pada angka (12) di atas, jelas-jelas telah melanggar ketentuan :

Pasal 52 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi :

Pialang Berjangka dilarang melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya untuk rekening Nasabah, kecuali telah menerima perintah untuk setiap kali transaksi dari Nasabah atau kuasanya yang ditunjuk secara tertulis untuk mewakili kepentingan Nasabah yang bersangkutan.

Pasal 146 Huruf k Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi :

Dalam pelaksanaan transaksi Nasabah, Pialang Berjangka dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut : Melaksanakan transaksi untuk Nasabahnya tanpa perintah Nasabah yang bersangkutan.

Bahwa atas kerugian sebagaimana tersebut pada angka (12), Tergugat II menyalahkan Tergugat IV karena terlalu sibuk mengurusi permasalahan pribadi Tergugat IV. Sebaliknya Tergugat IV menyalahkan Tergugat II karena Tergugat II memaksa Tergugat IV untuk mengikuti pola trading big player. Terjadilah perdebatan antara Tergugat II dengan Tergugat IV tentang siapa yang bertanggungjawab atas kerugian yang dialami account Penggugat;

Bahwa mendengar perdebatan antara Tergugat II dengan Tergugat IV, Penggugat merasa tidak ada solusi ataupun jawaban yang memuaskan yang akan Penggugat dapatkan dari Tergugat II dan Tergugat IV. Dan berhubung jadwal penerbangan pesawat kembali ke Jambi, akhirnya Penggugat mohon diri dan berangkat pulang ke Jambi;

Bahwa setelah Penggugat pulang ke Jambi, Penggugat berulang kali berkomunikasi meminta pertanggungjawaban Tergugat II dan Timnya. Tergugat II meminta Penggugat untuk menambah modal Rp. 35.000.000,- (Tiga Puluh Lima Juta Rupiah), tetapi Penggugat sampaikan ke Tergugat II dan Tergugat IV bahwa Penggugat sudah tidak memiliki apa-apa lagi, yang tersisa hanya mobil. Mendengar penyataan Penggugat tersebut, Tergugat II berjanji dengan menyampaikan kepada Penggugat bahwa dengan menambah modal, maka modal awal dapat segera kembali dan recovery. Sedangkan Tergugat IV berjanji dengan menyampaikan kepada Penggugat bahwa apabila Penggugat menjual mobilnya untuk tambahan modal / top up maka dipastikan Penggugat dapat membeli mobil kembali. Terpengaruh oleh janji serta bujuk rayu Tergugat II dan Tergugat IV maka pada bulan Januari 2015, Penggugat melakukan tambahan modal / top up senilai Rp. 70.000.000,- (Tujuh Puluh Juta Rupiah), yang dilakukan dengan cara Penggugat melakukan transfer ke Rekening dengan Nomor Rekening 035 311 7863 atas nama PT. Premier Equity Futures (Tergugat I);

Bahwa pada tanggal 4 Februari 2015, Penggugat mengingatkan Tergugat II untuk melakukan pengawasan transaksi seaman mungkin agar sesuai dengan janji Tergugat II dan Tergugat IV sebagaimana tersebut pada angka (16) di atas. Atas peringatan Penggugat tersebut, Tergugat II berjanji "pasti" akan melakukan pengawasan transaksi seaman mungkin;

Bahwa pada tanggal 6 Februari 2015, hal yang sama terulang kembali yaitu Tergugat IV melakukan transaksi tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada Penggugat baik sebelum maupun pada saat melakukan transaksi. Alhasil, transaksi yang dilakukan oleh Tergugat IV tersebut mengalami kerugian sehingga untuk kedua kalinya modal yang diserahkan Penggugat habis kembali. Setelah melakukan transaksi yang mengakibatkan kerugian terhadap modal Penggugat, barulah Tergugat IV mengirim pesan melalui media sosial WhatApp, meminta "maaf" dan berjanji "mau injek". Hal tersebut jelas-jelas telah melanggar ketentuan :

Pasal 52 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi :

Pialang Berjangka dilarang melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya untuk rekening Nasabah, kecuali telah menerima perintah untuk setiap kali transaksi dari Nasabah atau kuasanya yang ditunjuk secara tertulis untuk mewakili kepentingan Nasabah yang bersangkutan.

Pasal 146 Huruf k Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi :

Dalam pelaksanaan transaksi Nasabah, Pialang Berjangka dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut : Melaksanakan transaksi untuk Nasabahnya tanpa perintah Nasabah yang bersangkutan.

Bahwa pada tanggal 13 Februari 2015, Penggugat mengirimkan Surat Permohonan kepada Tergugat I, perihal : Mohon Tindak Lanjut Kelalaian Wakil Pialang Berjangka Senior (Bapak Joe Simon/081806360034/081219748585), dalam pengelolaan account Name : PEFJ9279, tertanggal 13 Februari 2015 melalui email Penggugat [email protected] kepada Tergugat I melalui email [email protected]. Permohonan Penggugat tersebut ditanggapi oleh Tergugat I melalui email pada tanggal 16 Februari 2015, yang isinya Selamat Pagi Bapak Sumardi Ahmad, kami sudah terima surat dari bapak dan sudah kami beritahu kepada pihak management. Kami mohon kesabaran bapak karena sekarang sedang kami tindaklanjuti;

Bahwa pada tanggal 16 dan 17 Februari 2015, Penggugat kembali lagi mengirimkan Surat Permohonan kepada Tergugat I, perihal : Mohon Tindak Lanjut Kelalaian Wakil Pialang Berjangka Senior (Bapak Jonathan Simeon/081806360034/081219748585), dalam pengelolaan account Name : PEFJ9279, tertanggal 16 dan 17 Februari 2015 melalui email Penggugat [email protected] kepada Tergugat I melalui email [email protected];

Bahwa dikarenakan lambatnya tanggapan dari Tergugat I terhadap permohonan Penggugat maka Penggugat ke Jakarta dan langsung mendatangi Kantor Tergugat I dengan tujuan ingin menemui bagian managemen serta Tergugat II dan Timnya. Akan tetapi Penggugat sangat kecewa karena tidak bisa menemui Bagian Manajemen yang dapat mengambil keputusan maupun Tergugat II dan Timnya, Penggugat hanya bisa menemui Bagian Complaint yaitu Ogie dan Fanny. Melalui Ogie dan Fanny akhirnya Penggugat hanya dapat menemui Tergugat III. Dihadapan Ogie dan Fanny, Tergugat III mengakui kesalahannya dan mengakui kesepakatan bahwa pada saat joint dengan Tergugat I, Penggugat hanya mau resiko Rp. 30.000.000,- (Tiga Juta Rupiah). Dan pada saat itulah, Perjanjian Perdagangan Kontrak Berjangka dan Dokumen Pemberitahuan Adanya Resiko Yang Harus Disampaikan Oleh Pialang Bejangka Untuk Transaksi Kontrak Derivatif Dalam Sistem Perdagangan Alternatif serta dokumen-dokumen lainnya, baru diserahkan oleh Fanny kepada Penggugat;

Bahwa penyerahan Perjanjian Perdagangan Kontrak Berjangka dan Dokumen Pemberitahuan Adanya Resiko Yang Harus Disampaikan Oleh Pialang Bejangka Untuk Transaksi Kontrak Derivatif Dalam Sistem Perdagangan Alternatif serta dokumen-dokumen lainnya yang dilakukan setelah 2 (dua) kali Tergugat I menerima dana dari Penggugat serta 2 (dua) kali account Penggugat mengalami kerugian, merupakan tindakan yang jelas-jelas telah melanggar ketentuan : Pasal 50 Ayat (2);

Pasal 50 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi :

Pialang Berjangka wajib menyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaan dan Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko serta membuat perjanjian dengan Nasabah sebelum Pialang Berjangka yang bersangkutan dapat menerima dana milik Nasabah untuk perdagangan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,

Pasal Demi Pasal

Pasal 50 Ayat (2) :

Dalam rangka pelindungan Nasabah, Pialang Berjangka wajib terlebih dahulu menyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaan kepada Nasabahnya, yang antara lain memuat keterangan mengenai organisasi dan kepengurusan perusahaan tersebut. Pialang Berjangka juga wajib menjelaskan segala risiko yang mungkin dihadapi Nasabahnya, sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko. Apabila Nasabahnya memahami dan dapat menerima risiko tersebut, Nasabah tersebut harus menandatangani dan memberi tanggal pada dokumen tersebut, yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memahami risiko yang akan dihadapi dan menyetujuinya.

Bahwa setelah beberapa kali Penggugat mengajukan Surat Permohonan kepada Tergugat I namun tidak ditanggapi sehingga mendorong Penggugat untuk langsung mendatangi Kantor Tergugat I dan akhirnya pada tanggal 18 Maret 2015, Tergugat I mengirimkan surat kepada Penggugat, perihal : Tanggapan atas pengaduan nasabah PEFJ9279, tertanggal 18 Maret 2015;

Bahwa menanggapi surat tanggapan dari Tergugat I sebagaimana tersebut pada angka (23) di atas, maka pada tanggal 20 Maret 2015, Penggugat mengirim surat permohonan kepada Tergugat I agar dilakukam mediasi;Bahwa karena lambatnya tanggapan dari Tergugat I atas surat permohonan Penggugat sebagaimana tersebut pada angka (24) di atas, maka pada tanggal 13 April 2015, Penggugat mengajukan surat pengaduan Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka dan Komoditi (BAPPEBTI);

Bahwa atas dasar alasan tersebut di atas, telah jelas nyata Tergugat Para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad), sehingga Penggugat merasa dirugikan baik secara Materiil maupun Immateriil, yang apabila diperhitungkan adalah sebesar:Kerugian Materiil (Materiele schade)Yaitu Kerugian atas transaksi yang Tergugat lakukan tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada Penggugat, yang apabila diperhitungkan sebesar : -----------------------------------------------

Terbilang : Seratus Tujuh Puluh Juta Rupiah

Rp. 170.000.000,-

Kerugian Immateriil (Immteriele schade)Yaitu Kerugian yang diderita Penggugat karena mengurusi permasalahan dengan Tergugat yaitu untuk biaya Transportasi Pulang Pergi (Jakarta - Jambi dan Jambi - Jakarta ) dan Penginapan selama di Jakart, yang apabila diperhitungkan sebesar : -----------------------------------------------

Terbilang : Seratus Juta Rupiah

Rp. 100.000.000,-Sehingga jumlah kerugian yang diderita oleh Penggugat adalah sebesar =Rp. 170.000.000,- + Rp. 100.000.000,- = --------------- Rp. 270.000.000,-

Terbilang : Dua Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah

Bahwa Penggugat terus melakukan komunikasi dengan Ogie agar mengupayakan dilakukannya mediasi antara Penggugat dengan Para Tergugat dan akhirnya Para Tergugat berkenan melakukan mediasi, akan tetapi tidak tercapai kesepakatan antara Penggugat dengan Para Tergugat;

Bahwa dengan tidak adanya titik temu dalam mediasi maka Penggugat mengadukan permasalahan ini kepada PT. Bursa Berjangka Komoditi (Jakarta Futures Exchange) untuk dapat dilakukan mediasi. Namun hingga berakhirnya mediasi, antara Penggugat dengan Para Tergugat tidak tercapai kesepakatan (gagal). Bahwa akibat dalam Mediasi tidak terjadi kesepakatan yang kemudian dikeluarkan Laporan Hasil Penanganan Pengaduan No. : L / JFX / DHK / 09 15 / 038, tertanggal 23 September 2015 dari PT. Bursa Berjangka Komoditi (Jakarta Futures Exchange) dan terhadap opsi penyelesaian pengaduan yang diberikan oleh PT. Bursa Berjangka Komoditi (Jakarta Futures Exchange), Penggugat memilih dan memutuskan untuk mengajukan Gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

Berdasarkan ha-hal tersebut di atas, maka dengan ini Penggugat mohon kepada Yang Terhormat Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk menerima, memeriksa dan selanjutnya menjatuhkan Putusan yang Amarnya sebagai berikut :

P R I M A I R :

Menerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

Menyatakan secara hukum bahwa Para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad) karena tidak menjelaskan terlebih dahulu segala risiko yang mungkin dihadapi Penggugat selaku Nasabahnya, tidak menyerahkan perjanjian perdagangan kontrak berjangka dan dokumen pemberitahuan adanya resiko kepada Penggugat sebelum Para Tergugat dapat menerima dana milik Nasabah dan melakukan transaksi serta telah melakukan transaksi tanpa konfirmasi terlebih dahulu kepada Penggugat baik sebelum maupun pada saat melakukan transaksi;

Menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat sebesar :

Kerugian Materiil (Materiele schade) sebesar : Terbilang : Seratus Tujuh Puluh Juta Rupiah

Rp. 170.000.000,- Kerugian Immateriil (Immteriele schade) sebesar : Terbilang : Seratus Juta Rupiah

Rp. 100.000.000,-Sehingga jumlah kerugian yang diderita oleh Penggugat adalah sebesar =Rp. 170.000.000,- + Rp. 100.000.000,- = --------------- Rp. 270.000.000,-

Terbilang : Dua Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah

Menyatakan dan menetapkan bahwa Putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad), meskipun ada upaya Verzet, Banding maupun Kasasi;

Membebankan seluruh biaya perkara yang timbul sesuai undang-undang yang berlaku.

S U B S I D I A I R

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil adilnya (Ex aequo et bono).

Demikian gugatan ini kami sampaikan, atas perhatian dan terkabulnya diucapkan terima kasih.

Hormat kami,Kuasa Hukum Penggugat

FIDELIS ANGWARMASSE, SH.