10

Click here to load reader

Kepemimpinan transformasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

1

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL SEBAGAI KATALISATOR DALAM KELEMBAGAAN

https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/

PENDAHULUAN Sebelum kita bicarakan lebih jauh tentang kepemimpinan, sebaiknya kita bicarakan terlebih dahulu tentang pengertian kepemimpinan. Kepemimpinan ( leadership ) merupakan sebuah kata yang menjadi buah bibir orang banyak. Kebutuhan akan kepemimpinan tidak pernah sebesar sekarang. Krisis kepemimpinan dalam pemerintahan yaitu ketidakmampuan organisasi mengatasi apa yang diharapkan pendukungnya, sekarang terjadi. Selama bertahun-tahun, pandangan kita mengenai apa kepemimpinan itu dan siapa yang dapat mempraktekkannya selalu berubah –ubah. Kepemimpinan ( Leadership ) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Dalam hal ini dibutuhkan kekuatan seseorang dalam mengerahkan segenap apa yang terjadi potensi diri dalam upaya melibatkan orang lain untuk mencapai tujuan ynag diinginkan. Tapi secara umum kepemimpinan yang sering kita istilahkan “ Leadership “ adalah keseluruhan tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi serta membawa orang-orang ( bawahannya ) agar mereka suka dan mau bekerja atau dengan kata lain, agar bawahannya memiliki kesemangatan dan kegairahan kerja demi tercapainya tujuan. Dengan demikian, kita tahu dan mengerti bahwa kepemimpinan amat penting( untuk dimiliki seorang pemimpin ). Dalam menggerakkan roda organisasi sebab bagaimanapun sistematisnya perencanaan, tertibnya pengorganisasian, tepatnya memilih petugas, dan

Page 2: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

2

sebagainya, Kalau si Pemimpin tidak mampu mengadakan hubungan secara harmonis dengan bawahannya tuuuan yang telah ditetapkan akan tinggal tujuannya saja. Benrngiang-ngiang tanpa suatu kenyataan dan keberhasilan. Dalam hubungannya dengan misi penyelenggaraan suatu lembaga, kepemimpinan sangat penting karena merupakan motor penggerak bagi segenap sumber daya manusia yang da di bawahnya. Begitu besar peranan kepemimpinan, maka dapat dikatakan bahwa sukse tidaknya program suatu lembaga sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan itu sendiri. Di samping itu, keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya , tidak ditentukan oleh tingkat keahliannya di bidang konsep dan teknik kepemimpinan semata, melainkan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan dalam memilih dan menggunakan teknik atau gaya kepemimpinan sesuai situasi dan kondisi orang yang dipimpinnya. Pembicaraan mengenai organisasi tidak akan terlepas dari konsepsi kepemimpinan. Berdasarkan beberapa literatur dapat dikatakan bahwa esensi kepemimpinan adalah upaya seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar berperilaku sesuai dengan yang diinginkan olehnya. Dalam rangka mempengaruhi orang lain, seorang pemimpin mempunyai banyak pilihan gaya kepemimpinan yang akan digunakannya. Salah satu gaya kepemimpinan yang relatif populer adalah kepemimpinan transformasional. KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Konsepsi kepemimpinan transformasional pertama kali dikemukakan oleh James McGregor Burns. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan transformasional, Bernard Bass (Stone et al, 2004) mengatakan sebagai berikut: “Transformational leaders transform the personal values of followers to support the vision and goals of the organization by fostering an environment where relationships can be formed and by establishing a climate of trust in which visions can be shared”. Selanjutnya, secara operasional Bernard Bass (Gill et al, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut: “Leadership and performance beyond expectations”. Sedangkan Tracy and Hinkin (Gill dkk, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut: “The process of influencing major changes in the attitudes and assumptions of organization members and building commitment for the organization’s mission or objectives”. Pengertian Kepemimpinan Transformasional - Definisi kepemimpinan, menurut Terry (Kartono 1998 : 38) Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Menurut Ordway Teod dalam bukunya ”The Art Of Leadership” (Kartono 1998 : 38). Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu. Young dalam Kartono (1998) mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau kelompok untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Page 3: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

3

Menurut Bass (1998) dalam Swandari (2003) mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan penerapan kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan. Menurut O’Leary (2001) kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seseorang manajer bila ia ingin suatu kelompok melebarkan batas dan memiliki kinerja melampaui status quo atau mencapai serangkaian sasaran organisasi yang sepenuhnya baru. Kepemimpinan transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Dari beberapa pengertian tersebut kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional mencakup upaya perubahan terhadap bawahan untuk berbuat lebih positif atau lebih baik dari apa yang biasa dikerjakan yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. KEPEMIMPINAN EFEKTIF Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menggugah yang dipimpin ( followers) untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kepemimpinan efektif harus memiliki :

- kejujuran terhadap diri diri sendiri ( Integrity ) - Sikap pertanggungjawaban yang tulus ( Compassion ) - Keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan ( commitment ) - Kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain ( confidence ), & - Kemampuan untuk meyakinkan orang lain dalam membangun organisasi (

communication ) Dari berbagai tinjauan tentang konsep kepemimpinan, maka yang dianggap paling ideal dan efektif adalah kepemimpinan Transformasinal, yakni model kepemimpinan yang dinilai tepat dan mampu untuk terus menerus meningkatkan efisiensi, produktivitas & inovasi guna meningkatkan daya saing organisasi dalam dalam dunia yang makin kompetitif . Dengan kepemimpinan transformasional diharapkan pemimpin mampu membawa perubahan yang mendasar dan besar dalam kehidupan pengikut karena memiliki pemikiran metanoiac ( meta=perubahan, nous/noos =pikiran ; Yunani ).

Page 4: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

4

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Adapun, karakteristik kepemimpinan transformasional menurut Avolio dkk (Stone et al, 2004) adalah sebagai berikut:

1. Idealized Influence (or charismatic influence)

Perilaku pemimpin yang membuat penguikutnya kagum, hormat, dan percaya.

Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin transformasional harus kharisma yang mampu “menyihir” bawahan untuk bereaksi mengikuti pimppinan. Dalam bentuk konkrit, kharisma ini ditunjukan melalui perilaku pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, mempunyai pendirian yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan yang telah diambil, dan menghargai bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional menjadi role model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh bawahannya.

2. Inspirational Motivation

Pemimpin mampu mengartikulasi harapan pengikutnya, komit terhadapo tujuan dan mampu menggugah spirit tim melalui penumbuhan antusiasme dan optimisme

Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinggi dari pawa bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional senantiasa memberikan inspirasi dan memotivasi bawahannya.

3. Intelectual Stimulation

Pemimpin mampu menumbuhkan ide baru, memberi solusi kreatif dan motivasi pada pengikut untuk mencari pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas

Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk menemukan cara baru yang lbih efektif dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu mendorong (menstimulasi) bawahan untuk selalu kreatif dan inovatif.

4. Individualized Consideration

Pemimpin yang mau mendengar masukan pengikut dan memperhatikan kebutuhan pengikut akan pengembangan suatu organisasi dan kelembagaan.

Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin transformasional mau dan mampu untuk mendengar aspirasi, mendidik, dan melatih bawahan. Selain itu, seorang pemimpin transformasional mampu melihat potensi prestasi dan kebutuhan berkembang para bawahan serta memfasilitasinya. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu memahami dan menghargai bawahan berdasarkan kebutuhan bawahan dan memperhatikan keinginan berprestas dan berkembang para bawahan.

Page 5: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

5

POLA DAN PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Page 6: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

6

ASPEK-ASPEK KEMAMPUAN DALAM KEPEMIMPINAN Terdapat 4 aspek dasar kemampuan kepemimpinan yang perlu mendapatkan perhatian di dalam pengembangan kemampuan kepemimpinan, yakni kepribadian , tujuan organisasi, pengetahuan yang dimiliki pemimpin, dan keterampilan profesional. Kemampuan dalam aspek personality Istilah kepribadian ( Personality ) di sisi diartikan sebagai “ Totalitas karakteristik Individual “ melalui sifat-sifat kepribadian tersebut seorang pemimpin diharapkan dapat memperoleh pengakuan dari orang lain dan sekaligus sebagai penentu keberhasilan. Kemampuanya dapat diyakini , kepemimpinan yang efektif dalam memelihara hubungan baik dalam organisasi pada umumnya adalah mereka yang memiliki sifat-sifat kepribadian yang demikian. Aspek tujuan organisasi Pemimpin diharapkan mampu memahami, memikirkan, merumuskan, dan menginformasikan segala bentuk tujuan kepada para bawahan agar mereka bekerja secara terarah dan berhasil secara baik. Aspek penguasaan Pengetahuan Penguasaan pemimpin akan pengetahuan secara lebih luas di bidangnya sangat besar pengaruhnya terhadap efektivitas di dalam kepemimpinannya. Aspek Penguasaan Keterampilan-keterampilan Profesional Pemimpin harus memiliki keterampilan-keterampilan profesional, meliputi Conceptual skills yakni kemampuan kerja mentak atau berhubungan dengan konsep-konsep dan ide-ide yang muncul. Human Relation skills yakni kemampuan berhubungan dengan orang lain. Technical skills yakni kemampuan teknis dalam menangani urusan organisasi. TIPE- DALAM KEPEMIMPINAN Dilihat dari cara pemimpin menggunakan kekuasaannya secara teoritis tipe-tipe kepemimpinan dapat dibagi menjadi 4, yakni 1. Kepemimpinan Otoriter

Semuanya serba bergantung pada pemimpin apapun kebijakan pemimpin adalah menjadi tanggung jawab seluruh bawahanya

2. Kepemimpinan Laizzes-Faire Semuanya bergantung bawahan atau masa bodoh dengan apa yang terjadi

3. Kepemimpinan Demokratis Kerja sama pemimpin dan bawahan

4. Kepemimpinan Pseudodemocratic Demokrasi semu atau manipulatif ( demi kepentingan kelompok kecil )

Page 7: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

7

ORIENTASI KEPEMIMPINAN Meskipun para ahli berbeda dalam penyebutan “ orientasi kepemimpinan “ pada dasarnya ada 2 orientasi kepemimpinan yaitu, orientasi pada tugas ( yang penting tugas selesai tanpa memperhatikan aspek manusia ) . dan orientasi pada manusia ( yang penting orangnya sejahtera, tugas selesai lambat tidak apa-apa ) . Para ahli memberikan istilah yang berbeda tetapi pada intinya bermakna sama . SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN Menurut Roeslan Abdul Gani, kepemimpinan pada dasarnya memerlukan sifat-sifat kelebihan, yaitu kelebihan si pemimpin terhadap yang dipimpin. Kelebihan itu meliputi 3 hal :

1. Kelebihan dalam penggunaan rasio ( pikiran ) 2. Kelebihan dalam rohaniah 3. Kelebihan dalam badaniah ( fisik )

Disamping sifat sifat kepemimpinan yang diutarakan oleh Roeslan Abdul Ghani di atas, kita pun mengenal sifat-sifat kepemimpinan yang lain seperti yang dikemukakan oleh Ordway taead dan Chester Bernard, yaitu : jasmani yang kauat, semangat dan niat yang tinggi, ramah tamah, jujur, cakap, tegas, cerdas, terampil, berkeyakinan kuat. Juga menurut le Bon dalam bukunya “ Moehammad “ yaitu : berbudi nurani baik, berani konsekuen, ramah tamah, tidak mudah minder, lancar berbicara, jasmani kuat, mampu menjalankan kepemimpinan, dapat dipercaya , cakap menggunakan sarana organisasi ETOS DALAM KEPEMIMPINAN Seorang pemimpin pasti punya kelebihan daripada orang yang dipimpinnya, meskipun tidak semua prediksi ini benar, dalam hal ini pemimpin mempunyai peran yang sangat strategis dalam menghadapi setiap permasalahan yang muncul dalam berbagai bidang. Seorang pemimpin diharapkan mempunyai etos kerja atau semangat kerja yang tinggi. Diantara pembina etos dalam kepemimpinan antara lain :

1. Persiapan / Preparation 2. Kesungguhan / Seriousness 3. Ketulusan / Sincerity 4. Kepercayaan / confidence 5. Ketenangan / poise 6. Keramahan / friendship 7. kesederhanaan / Moderation

TEKNIK DALAM KEPEMIMPINAN Sebagaimana yang telah disinggung di atas bahwa keberhasilan seorang pemimpin adalah bagaimana memilih dan menggunakan teknik atau gaya kepemimpinan sesuai situasi dan kondidi orang yang dipimpinnya. Diantara teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam kepemimpinan antara lain :

1. partisipasi ( mengikutsertakan ) 2. Asosiasi ( melihat contoh ) 3. icing Device (menggugah perasaan ) 4. Pay of idea ( sugesti )

Page 8: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

8

5. Empathy ( sesuai dengan keadaan komunikasi ) 6. fear Arrousing (kengerian, kekhawatiran ) 7. Red Herring ( Mengalihkan perhatian ) 8. Acceptance Device ( penerimaan baik) 9. Rejectio Device (pendapat tokoh terkenal ) 10. Bandwagon Device ( Supporter )

GAYA –GAYA KEPEMIMPINAN Keberhasilan dalam kepemimpinan sebenarnya akan lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor situasional, seperti karakteristik individu yang dipimpin, pekerjaan, lingkungan, kebudayaan setempat, kepribadian kelompok, dan waktu yang dimiliknya. Dilihat dari tingkah lakunya dalam memimpin, setiap pemimpin mempunyai gaya-gaya tertentu dalam memimpin bawahannya. Karena berhadapan dengan faktor manusia sebagai unsur penting bagi kelangsungan suatu organisasi atau kelembagaan , maka semestinya ia berusaha memahami kelompok ini sebagai kelompok individu yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Untuk kepentingan penerapan terhadap bawahannya, maka pemahaman terhadap tingkat-tingkat perkembnagn mereka akan menentukan kadar perilaku kepemimpinan efektif. Dalam hal ini dibutuhkan beberapa gaya dalam kepemimpinan yakni sebagai berikut :

1. Directing ( Intruksi ) S1 Seorang pemimpin memberikan arahan-arahan dan mengawasi penyelesaian seluruh aktivitas secara dekat

2. Coaching ( Konsultasi ) S2 Dala hal ini seorang pemimpin mengawasi penyelesaian aktivitas di samping itu pemimpin juga memberikan penjelasan cara pengambilan sikap , memberikan usulan yang tepat dan mensupport setiap progres

3. Supporting ( partisipasi ) S3 Seorang pemipmin hendaknya dapat menfasilitasi dan memberikan support atrau dukungan penuh upaya anggotanya dalam menyelesaikan tugas serta melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan.

4. Delegating ( Delegasi ) S4 Seorang pemimpin bisa melakukan rotasi atau pendelegasian tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.

Tingkat-tingkat perkembangan seorang leader dapat dilukiskan sebagai berikut :

S2 : tingkat perkembangannya tinggi, dalam arti disamping mempunyai kemampuan kerja , juga mampu melakukannya.

S3 : tingkat perkembangan dalam taraf sedang ke tinggi, ditandai dengan adanya kemampuan tetapi tidak mau atau kurang merasa yakin akan apa yang dilakukannya

S1 : Tingkat perkembangan dalam taraf rendah ke sedang, dalam arti tidak memiliki kemampuan tetapi memiliki kemauan untuk bekerja.

S4 : Tingkat perkembanmgan rendah, apabila seorang pemimpin tidak memiliki kemauan dan kemampuan untuk bekerja, merasa kurang terhadap apa yang akan dikerjakan .

Gaya kepemimpinan transformasional diyakini oleh banyak pihak sebagai gaya kepemimpinan yang efektif dalam memotivasi para bawahan untuk berperilaku seperti yang diinginkan. Menurut Bernard Bass (NN, 2009), dalam rangka memotivasi pegawai, bagi

Page 9: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

9

pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, terdapat tiga cara sebagai berikut:

a. Mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha. b. Mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok. c. Meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi

diri.

Pemahaman akan pentingnya hasil usaha harus diterapkan kepada para pegawai. Dengan kata lain, orientasi proses mendapat prioritas dibandingkan dengan sekedar hasil. Kemudian, penekanan untuk mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan pribadi menjadi krusial mengingat hubungan yang baik dan iklim kerja yang kondsif menjadi perhatian utama dalam penerapan gaya kepemimpinan ini. Selanjutnya, mengingat kebutuhan bawahan bukan hanya materi, maka seorang pimpinan harus mampu mendorong pegawai untuk mempunyai kebutuhan yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas mereka.

Seorang pemimpin yang ingin secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, harus mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut: memahami visi dan misi organisasi; memahami lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan strategis (SWOT); merumuskan rencana strategis organisasi; menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis

pada seluruh anggota organisasi; mengendalikan rencana strategis melalui manajemen pengawasan yang tepat; memahami kebutuhan para pegawai; memahami kapasitas para pegawai; mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan kapasitas pegawai; dan mengapresiasi hasil pekerjaan pegawai.

ELEMEN –ELEMEN KEPEMIMPINAN YANG BAIK Untuk mencapai keberhasilan dalam memimpin sebuah organisasi atau kelembagaan apapun harus ada elemen-elemen yang mendukung dan melekat pada diri seorang pemimpin antara lain : 1. keterbukaan

yakni seorang pemimpin harus terus terang dan apa adanya. Seorang pemimpin menyembunyikan masalah yang berhubungan dengan kepentingan organisasi, pemimpin juga harus terbuka dalam hal keuangan, administrasi, atau birokrasi sehingga tidak menimbulkan polemik yang negatif.

2. Empati Yakni seorang pemimpin bisa menempatkan diri seolah berada dalam lawan bicara, pemimpin harus mempu menjaga keseimbangan antara seorang atasan dan bawahan

3. Tegas Yakni seorang pemimpin harus selalu berdiri di atas kebenaran dan tidak memihak, pemimpin membuat suatu keputusan dan kebijakan yang konsisten tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pribadi maupun golongan. Pemimpin juga harus bisa mengambil tindakan yang tegas dalam perumusan atau penyelesaian masalah.

4. Pengambil keputusan

Page 10: Kepemimpinan transformasional

BAHRUR ROSYIDI | KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

10

Yakni seorang pemimpin harus dapat mengambil sikap posisi kepemimpjnan dalam situasi yang menentukan. Dalam hal ini pemimpin adalah orang yang dapat mengambil keputusan dengan bijaksana berdasarkan aspirasi anggotanya.

DAFTAR PUSTAKA Bass dalam Hartanto, F. M., “Peran Kepemimpinan Transformasional dalam Upaya

Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Indonesia, Makalah Seminar Departemen Tenaga Kerja, Jakarta, 1991.

Difference in Leader Focus. The Leadership & Organization Development Journal, Vol. 25 No. 4, 2004, pp. 349-361.

Eisenbach, et.al., dalam Tjiptono, Fandy, dan Akhmad Syakhroza, "Kepemimpinan Transformasional", Manajemen dan Usahawan Indonesia, No. 9, Thn. XXVIII September 1999, hal. 5-13.

Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi (Leadership in Organization), Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Universitas Katolik Indonesia, 1994, hal. 29

Gill, A., Fitzgerald, S., Bhutani, S., Mand, H., and Sharma, S. The Relationship Between Transformational Leadership and Employee Desire for Empowerment. International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 22 No. 2, 2010, pp. 263-273.

Kartono, Kartini. 1983. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : Rajawali NN. tersedia di: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/kepemimpinan-transformasional-

dan.html. diunduh pada tanggal 19 Maret 2014. O’Leary, Elizabeth. 2001. Kepemimpinan. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi Soehardjono. 1981. Kepemimpinan. Malang: …. Stone, G.A., Russel, R.F., and Patterson, K. Transformational Versus Servant Leadership: A

Swandari, Fifi 2003. “Menjadi Perusahaan yang Survive Denga Sunindhia, Ninik Widiyanti. 1988. Kepemimpinan dalam Masyarakat Modern. Jakarta: Bina

Aksara. Transformasional Leadership” Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi vol.1 No.2 Mei

2003 :93-102